Anda di halaman 1dari 105

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.

com

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA GIZI KURANG SETELAH MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2009

Oleh : DUMA RATNA SARI NASUTION 060100077

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA GIZI KURANG SETELAH MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : DUMA RATNA SARI NASUTION NIM : 060100077

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

ii i

ABSTRAK Keadaan gizi kurang pada anak balita akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Pada tahun 2003, diperkirakan 27,5 % balita di Indonesia mengalami gangguan gizi kurang. Hasil Analisis Antropometri Balita pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 menunjukkan prevalensi gizi kurang di Sumatera Utara adalah 18,2 %. Dalam rangka peningkatan status gizi anak balita gizi kurang di Puskesmas Mandala Medan, dilakukan upaya berupa program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) balita gizi kurang selama 90 hari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status gizi balita gizi kurang setelah mendapat PMT. Metode yang digunakan ialah statistik deskriptif berdesign potong melintang, yakni melakukan pengukuran berat dan tinggi badan, penghitungan usia, serta pengamatan tanda klinis terhadap 10 orang sampel. Keseluruhan sampel merupakan anggota populasi, yakni balita gizi kurang yang telah mendapatkan PMT lengkap di Puskesmas Mandala. Status gizi anak balita ditetntukan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang menggunakan baku standar WHO-NCHS yaitu berat badan berdasarkan tinggi badan ditambah tanda klinis. Dilakukan juga wawancara terstruktur dengan ibu balita untuk menanyakan hal-hal yang dapat berkaitan dengan keadaan gizi kurang. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah adanya peningkatan status gizi kurang menjadi gizi baik sebesar 70 %, dan yang tetap gizi kurang sebesar 30 %. Kesimpulan yang dapat diambil adalah didapatkan peningkatan status gizi pada sebagian besar anak-anak balita gizi kurang. Ke depannya diharapkan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan terus dilakukan untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan meraih nilai normal untuk mengejar pertumbuhan dari anak-anak gizi kurang. Kata kunci: gambaran, gizi kurang, pemberian makanan tambahan (PMT), balita

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

ABSTRACT Mild malnutrition in children underfive years old may influence their growth and development. In 2003, estimated 27,5 % of the children underfive in Indonesia undergo mild malnutrition. From the result of the Children-Underfive Antropometrics Analysis in National Survey of Social and Economics in 2005, the prevalence rate of mild malnutriton in Sumatera Utara was 18,2 %. To increase nutritional status of the children underfive years old who undergo mild malnutrition, Puskesmas Mandala Medan did a programme that called supplemental feedings programme (Pemberian Makanan Tambahan = PMT), that was held in 90 days. The aim of this study is to know the nutritional status of those children after they took the supplemental feedings programme. This study used descriptive statistics with cross-sectional design. It was not only measured the weight and height, calculated the age, but also inspected the clinical signs of the child and asking about things that may have relation with malnutrition condition to the mother. There are ten samples in this study. All of the samples are the member of the population, i.e. children underfive who took the supplemental feedings programme fully from the Puskesmas Mandala. As the Healthy Departement of the Republic of Indonesia did, the nutritional status in this study was determined using WHO-NCHS standard for weight and height plus clinical sign. The study found there was an improvement in nutritional status. The amount of children with mild malnutrition that became normal were 70 %, and the remainder still in mild malnutrition. As the resume, generally there was an improvement in nutritional status from most of the children who undergo mild malnutrition in Puskesmas Mandala. The researcher suggests this programme to be done continually to solve the problem of mild malnutrition and to reach the normal rate for catching-up the growth of the children who undergo the mild malnutrition. Keywords: description, mild nutrition, supplemental feedings programme, children underfive years old

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas selesainya Laporan Hasil Penelitian yang berjudul Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009 ini.

Laporan Hasil Penelitian merupakan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran.

Penulis berterima kasih kepada kedua orang tua Drs. H. Indra Murni Nasution dan Ir. Hj. Dinar Lubis, yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan bagi Penulis dalam menyukseskan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Tak Lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan Izin Penelitian bagi Penulis. 3. dr. Alfred C. Satyo, M.Sc., MHPE, Sp.F(K), selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing Penulis dalam penyelesaian laporan hasil penelitian ini. 4. dr. Mega Sari Sitorus, M. Kes, selaku Dosen Penguji, yang telah memberikan arahan dan masukan kepada Penulis. 5. dr. H. Edwin Effendi, M. Sc., selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, yang telah memberikan Izin Penelitian bagi Penulis. 6. Bapak/Ibu Dosen Community Research Program Medical Education Unit FK USU yang senantiasa membantu dalam proses penulisan laporan hasil penelitian ini. 7. dr. H. Erwin Hakim Lubis, selaku Kepala Puskesmas Mandala Medan, yang telah membantu dan mengarahkan Penulis mulai dari survei pendahuluan sampai tahap pengumpulan data penelitian ini
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

8. Ibu Yusnita Dewi Rambe, selaku Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Mandala, yang telah membantu Penulis dalam pengumpulan data penelitian ini. 9. Ibu-ibu Kader Posyandu Kelurahan Bantan Timur dan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung. 10. Saudara, kerabat, dan teman teman Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.

Penulis menyadari bahwa Laporan Hasil Penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan sebagai masukan bagi penulisan selanjutnya. Semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan,

Desember 2009 Penulis

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

vi

DAFTAR ISI Halaman Halaman Persetujuan.....................i Abstrak....................................................................................................................ii Abstrack.................................................................................................................iii Kata Pengantar.....................................................................................................iv Daftar Isi........vi Daftar Tabel.......ix Daftar Gambar......................................................................................................xi Daftar Lampiran..................................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN......1

1.1. Latar Belakang......1 1.2. Rumusan Masalah.....3 1.3. Tujuan Penelitian......4 1.4. Manfaat Penelitian................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................5

2.1. Status Gizi.............................................................................................5 2.1.1 Definisi Status Gizi......................................................................5 2.1.2 Penilaian Status Gizi....................................................................5 2.1.3 Klasifikasi Status Gizi..................................................................6 2.2. Antropometri.........................................................................................8 2.2.1 Definisi Antropometri..................................................................9 2.2.2 Kelebihan dan Keterbatasan Pengukuran Antropometri..............9 2.2.3 Parameter Antropometri.............................................................11 2.2.4 Indeks Antropometri..................................................................11 2.3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita...................................13
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

vii

2.3.1 Tujuan PMT Balita.....................................................................13 2.3.2 Sasaran PMT Balita....................................................................13 2.3.3 Proses PMT Balita......................................................................13 2.4. Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Pada Gizi Kurang..........16 2.4.1 Lama PMT Pemulihan (PMT-P)................................................16 2.4.2 Bentuk Makanan PMT-P............................................................16 2.4.3 Cara Penyelengaraan PMT-P.....................................................16 2.5. Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Gizi Kurang....................17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL................19

3.1. Kerangka Konsep Penelitian...............................................................19 3.2. Definisi Operasional............................................................................19

BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................22

4.1. Rancangan Penelitian..........................................................................22 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................22 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................22 4.4. Metode Pengambilan Data..................................................................23 4.5. Metode Analisis Data..........................................................................25

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN........................................27

5.1. Hasil Penelitian...................................................................................27 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................27 5.1.2. Karakteristik Individu...............................................................28 5.1.3. Status Gizi Balita Menurut Klasifikasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia Setelah Mendapatkan PMT......................31 5.1.4. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB) Setelah Mendapatkan PMT......................................31
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

viii

5.1.5. Status Gizi Balita Berdasarkan Klasifikasi Berat Badan per Umur (BB/U) Setelah Mendapatkan PMT.............................................31 5.1.6. Gambaran Klinis yang Tampak Pada Balita.................................32 5.1.7. Lamanya ASI dan Pemberian ASI Eksklusif................................32 5.1.8. Distribusi Makanan Balita Sehari-Hari.........................................33 5.1.9. Berat Lahir Balita..........................................................................34 5.1.10. Riwayat Imunisasi Dasar.............................................................35 5.1.11. Lamanya Diare yang Biasa Dialami...........................................35 5.1.12.Tabulasi Silang Imunisasi Balita dengan Status Gizi..................35 5.1.13. Tabulasi Silang Bayi Berat Lahir Rendah dengan Status Gizi...36 5.1.14. Tabulasi Silang ASI Eksklusif dengan Status Gizi.....................37 5.1.15. Tabulasi Silang Lamanya Diare dengan Status Gizi..................37 5.2. Pembahasan.............................................................................................38 5.2.1. Umur Balita Yang Terbanyak Menderita Gizi Kurang.................38 5.2.2. Status gizi Balita Setelah Pemberian Makanan Tambahan...........39 5.2.3. Makanan Balita Yang Biasa Dimakan Sehari-hari.......................41 5.2.4. Riwayat ASI Eksklusif.................................................................42 5.2.5. Riwayat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)..................................42 5.2.6. Balita Gizi Kurang dan Riwayat Imunisasi...................................43 5.2.7. Balita Gizi Kurang dan Keadaan Ekonomi...................................43 5.2.8. Balita Gizi Kurang dan Lamanya Diare Yang Biasa Dialami......44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................45 6.1. Kesimpulan........................................................................................45 6.2. Saran...................................................................................................45 6.3. Kesulitan dalam Penelitian.................................................................46

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47 LAMPIRAN

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

ix

DAFTAR TABEL

Nomor 1.1. 1.2.

Judul Status gizi balita se-Indonesia berdasarkan antropometri Perkembangan prevalensi status gizi balita menurut berat badan per umur (BB/U) di Provinsi Sumatera Utara tahun 2000, 2003, dan 2005

Halaman 2 3

2.1. 2.2. 2.3. 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7.

Penentuan status gizi anak Kelebihan dan keterbatasan pengukuran antropometri Parameter Pengukuran Antropometri yang Utama Data kependudukan wilayah kerja Puskesmas Mandala Distribusi sampel berdasarkan kelurahan Karakteristik berdasarkan jenis kelamin Karakteristik berdasarkan umur sampel Karakteristik berdasarkan pekerjaan ayah Karakteristik berdasarkan pekerjaan ibu Distribusi status gizi balita setelah PMT menurut Depkes RI

8 9 10 27 27 29 29 30 30 31

5.8.

Distribusi status gizi balita menurut berat badan per tinggi badan (BB/TB)

31

5.9.

Distribusi status gizi balita menurut berat badan per umur (BB/U)

32

5.10.

Distribusi berdasarkan gambaran klinis yang tampak pada penderita gizi kurang

32

5.11. 5.12. 5.13. 5.14. 5.15. 5.16. 5.17.

Distribusi berdasarkan riwayat lamanya ASI Distribusi berdasarkan riwayat ASI eksklusif Distribusi berdasarkan makanan balita sehari-hari Distribusi berdasarkan berat lahir balita Distribusi berdasarkan riwayat imunisasi dasar Distrinusi berdasarkan lamanya diare yang biasa dialami Tabulasi silang kelengkapan imunisasi dengan status

33 33 34 34 35 35 36

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala Medan tahun 2009 5.18. Tabulasi silang riwayat BBLR dengan status gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala Medan tahun 2009 5.19. Tabulasi silang riwayat ASI eksklusif dengan status gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala Medan tahun 2009 5.20. Tabulasi silang lamanya diare yang biasa dialami dengan status gizi balita gizi kurang setelah 38 37 37

mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala Medan tahun 2009

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul 1 2 3 Mekanisme pengawasan pertumbuhan anak Segitiga epidemiologi Konsep roda dalam hubungannya dengan terjadinya penyakit 4 5 Kerangka konsep penelitian Alur penelitian

Halaman 12 17 18

19 24

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 : Formulir Observasi Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009 Lampiran 3 : Penjelasan Mengenai Penelitian dan Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Lampiran 4: Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Kedokteran USU Lampiran 5: Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan Lampiran 6: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 7: Data Induk Lampiran 8: Output Pengolahan dan Analisa Data Penelitian dengan SPSS versi 13.0 Lampiran 9: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki, Usia 0 - 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U) Lampiran 10: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan, Usia 0 -59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U) Lampiran 11: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-Laki Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB) Lampiran 12: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TBPB) Lampiran 13: Foto kegiatan Pengukuran Antropometri Balita Gizi Kurang, Setelah Mendapatkan PMT Lampiran 14: Pengamatan Lingkungan Sekitar Rumah Subjek Lampiran 15: Izin Survei Pendahuluan Lampiran 16: Lembar Kegiatan Survei Pendahuluan Penelitian

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Tujuan utama Pembangunan Nasional adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan SDM dimulai melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Perhatian utamanya terletak pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda (Depkes RI, 2002 dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008).

Unsur gizi merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan SDM yang berkualitas yaitu manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang pada balita tidak hanya menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan dan produktivitas ketika dewasa. Pertumbuhan dapat terganggu karena tidak tercapainya surplus nitrogen. (Atmojo dan Surjono, 1998 dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008; Barness dan Curran, 2000).

Status gizi merupakan indikator kesehatan yang penting karena anak usia di bawah lima tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi (Suharjo, 2003 dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008). Jika gizi kurang tidak segera ditangani maka dikhawatirkan akan berkembang menjadi gizi buruk.

Seperti yang dikutip dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2006), salah satu upaya pemerintah adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dalam Jaring Pengamanan Sosial-Bagian Kesehatan (JPS-BK). Anggaran kegiatan PMT dalam APBN cukup besar yaitu 60 % (Atmawikarta, 2006).

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Diharapkan dengan ini terjadi peningkatan status gizi balita yang menderita gizi kurang.

Pada tahun 2003, diperkirakan 27,5 % balita di Indonesia mengalami gangguan gizi kurang, dan 8,5 % di antaranya adalah gizi buruk (Depkes RI, 2005). Hasil Analisis Antropometri Balita pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 menunjukkan prevalensi gizi kurang di

Sumatera Utara adalah 18,2 %. Angka ini memang mengalami penurunan sebesar 0,39 % dari tahun 2003. Tetapi, dibanding dengan kebanyakan provinsi lainnya di Indonesia, prevalensi gizi kurang di Sumatera Utara masih lebih tinggi (Atmarita, 2006). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut ini. Tabel 1.1. Status gizi balita se-Indonesia berdasarkan antropometri

Sumber: Atmarita. 2006. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005.


Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Adapun status gizi balita di Sumatera Utara selama tahun 2000, 2003, dan 2005 ditampilkan dalam tabel 1.2. berikut ini: Tabel 1.2. Perkembangan prevalensi status gizi balita menurut berat badan per umur (BB/U) di Provinsi Sumatera Utara tahun 2000, 2003, dan 2005 Status Gizi 2000 (%) 2003 (%) 2005 (%) Gizi Lebih Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk 4,30 69,23 17,32 9,16 2,51 73,02 18,59 12,35 3,60 67,30 18,20 10,50

Sumber: Susenas 2000 & 2003 serta survei FKM & FK USU 2005, dalam Dinkes Sumut, 2006 a. Pedoman Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2006-2010, Dinkes Sumut, Medan, hlm 39. Gizi kurang tidak terjadi tiba-tiba, tetapi diawali dengan kenaikan berat badan balita yang tidak cukup. Perubahan berat badan balita dari waktu ke waktu merupakan petunjuk awal perubahan status gizi balita. Dalam periode 6 bulan, bayi yang berat badannya tidak naik 2 kali berisiko mengalami gizi kurang 12,6 kali dibandingkan balita yang berat badannya naik terus. Bila frekuensi berat badan tidak naik lebih sering, maka risiko akan semakin besar (Depkes RI, 2005).

Kegiatan pemberian makanan tambahan kepada balita berstatus gizi kurang di Kota Medan juga dilakukan. Seperti di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung terdapat kasus gizi kurang pada balita dan kegiatan PMT kepada 10 balita penderitanya.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah status gizi berdasarkan antropometri dan tanda-tanda klinis pada balita gizi kurang setelah dilakukan pemberian makanan tambahan? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Untuk mengetahui status gizi balita penderita gizi kurang diberikan makanan tambahan. 1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

setelah

1. Untuk mengetahui usia yang paling sering mengalami gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Mandala, Kecamatan Medan Tembung. 2. Untuk mengetahui tingkat rata-rata status gizi yang dicapai melalui PMT yang dilakukan oleh Puskesmas Mandala, Kecamatan Medan Tembung.

1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk: 1. Peneliti a. Mengimplementasikan ilmu yang telah didapat ke dalam kehidupan sosial sekaligus dapat mengetahui status gizi subjek secara langsung dari data primer. b. Menambah wawasan peneliti tentang Ilmu Gizi secara khusus dan Ilmu Kedokteran secara umum. 2. Pasien Dengan diketahuinya status gizi balita setelah diberikan makanan tambahan, maka dapat ditentukan tindakan lebih lanjut untuk

meningkatkan/ mempertahankan status gizi menjadi yang lebih baik. 3. Masyarakat Sebagai sumber informasi dan pertimbangan untuk senantiasa berswadaya menyukseskan program PMT. 4. Dinas Kesehatan Kota Medan Data yang disajikan dapat menjadi sumber informasi gambaran keberhasilan program PMT di Kota Medan.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Status Gizi 2.1.1. Definisi Status Gizi Menurut Hammond (2004), status gizi berarti penggolongan suatu hasil pengukuran ke dalam tingkat kebutuhan gizi fisiologis seseorang. Sedangkan pengertian lain menyebutkan, status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari status tubuh yang berhubungan dengan gizi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002). Jadi intinya, terdapat suatu variabel yang diukur (misalnya berat badan dan tinggi badan) yang dapat digolongkan ke dalam kategori gizi tertentu (misalnya baik, kurang, buruk, dan sebagainya).

Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan ukuran tubuh, tetapi lebih dari itu memberikan gambaran tentang keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi (status gizi). Oleh karena itu, pertumbuhan merupakan indikator yang baik dari perkembangan status gizi anak (Depkes RI, 2002 a).

2.1.2. Penilaian Status Gizi 1. Definisi Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi populasi atau individu yang berisiko atau dengan status gizi buruk (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

2. Tujuan Penilaian Status Gizi Tujuan penilaian status gizi menurut Hammond (2004) adalah untuk:
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

a. Mengidentifikasi individu yang membutuhkan dukungan nutrisi yang cukup. b. Mempertahankan status gizi seseorang. c. Mengidentifikasi penatalaksanaan medis yang sesuai. d. Memonitor efektivitas intervensi yang telah dilakukan tersebut. Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, Peneliti akan melakukan penilaian status gizi anak balita gizi kurang yang telah diberi intervensi berupa pemberian makanan tambahan.

3. Metode dalam Penilaian Status Gizi Metode dalam penilaian status gizi dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu secara langsung, tidak langsung, dan dengan melihat variabel ekologi. Penilaian status gizi secara langsung terdiri dari tes laboratorium, pemeriksaan tanda-tanda klinis, pemeriksaaan

biofisika dan pengukuran antropometri. Adapun penilaian status gizi secara tak langsung misalnya dengan menggunakan informasi angka kematian pada umur tertentu, ataupun angka penyebab kesakitan dan kematian. Sedangkan pada penilaian variabel ekologi, dilakukan pengumpulan data lapangan misalnya 24-hour food recall

(Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

Adapun metode yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah dengan pengukuran antropometri dan pemeriksaan tanda-tanda klinis.

2.1.3. Klasifikasi Status Gizi Dalam menentukan status gizi harus ada ukuran baku (reference). Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah Baku World Health Organization-National Centre for Health Stastics (WHO-NCHS). Terakhir, berdasarkan Temu Pakar Gizi di Bogor tanggal 19-21 Januari dan di Semarang tanggal 24-26 Mei 2000,
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

merekomendasikan baku WHO-NCHS untuk digunakan sebagai baku antropometri di Indonesia (Depkes RI, 2000 dalam Arisman, 2004). Menurut WHO, data berat dan tinggi badan yang dikumpulkan oleh United States - National Centre for Health Stastics merupakan pilihan terbaik baku rujukan (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002).

Departemen

Kesehatan

Republik

Indonesia

membuat

rujukan

penilaian status gizi anak balita yang terpisah antara anak laki-laki dan perempuan. Hal ini sesuai dengan yang telah disampaikan di atas. Kriteria jenis kelamin inilah yang membedakan baku WHO-NCHS dengan Baku Harvard yang sebelumnya digunakan. Adapun baku WHO 2005 belum digunakan di Indonesia sebagai rujukan pengganti baku WHO-NCHS (Sudiman, 2006).

Penggolongan status gizi pada tabel indeks berat badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi badan didasarkan kepada deviasi standar (DS). Dari indeks berat badan menurut umur (BB/U), status gizi dapat digolongkan menjadi empat kelas yaitu gizi buruk (BB/U < -3 DS), gizi kurang (- 3 DS <BB/U< -2 DS), gizi baik (-2 DS <BB/U< +2 DS), dan gizi lebih (BB/U > +2 DS).

Status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) juga dibagi menjadi empat kelas, yaitu kurus sekali ( BB/TB < -3 DS), kurus ( - 3 DS <BB/TB< -2 DS), normal (2 DS <BB/TB<+2 DS), dan gemuk ( BB/TB > +2 DS).

Untuk melakukan pengawasan pertumbuhan anak, dapat didahului dengan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita. Bila pada KMS tersebut didapati BB/U < -3 deviasi standar (DS) ataupun < 60 % median NCHS (atau di bawah garis merah), maka ditentukan status gizinya melalui indeks BB/TB. Jika BB/TB < -3 DS (< 70 % median
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

NCHS), ditambah dengan tanda klinis yang sesuai, maka status gizi anak tersebut adalah buruk.

Berikut ini akan disajikan Tabel 2.1. tentang cara penentuan status gizi anak dan Lampiran 8- Lampiran 11 tentang baku rujukan penentuan status gizi anak menurut BB/U dan BB/TB. Tabel 2.1. Penentuan status gizi anak Status Gizi Klinis

Antropometri (BB/TB-PB)

Gizi Buruk

Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.

< -3 DS

Gizi Kurang

Tampak Kurus

-3 DS - <-2 DS

Gizi Baik

Tampak Sehat

-2 DS - + 2 DS

Gizi Lebih

Tampak Gemuk

> +2 DS

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2007. Buku Bagan Tata Laksana Anak Gizi Buruk I, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Hlm.2. BB/TB-PB=Berat badan menurut tinggi (panjang) badan 2.2. Antropometri 2.2.1. Definisi Antropometri Antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi dan komposisi tubuh (Hartriyanti dan Triyanti, 2007). Ada dua hal yang terkandung di dalam antropometri yaitu perolehan pengukuran fisik dan hubungannya dengan standar yang menyatakan tumbuh kembang individu tersebut (Hammond, 2004). Evaluasi adanya gizi lebih ataupun kurang serta untuk memonitor efek dari intervensi gizi dapat dilakukan melalui pengukuran antropometri.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

2.2.2. Kelebihan dan Keterbatasan Pengukuran Antropometri Kelebihan dan keterbatasan pengukuran antropometri dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut ini. Tabel 2.2. Kelebihan dan keterbatasan pengukuran antropometri Kelebihan Keterbatasan Relatif murah. Membutuhkan data referensi yang relevan Cepat, sehingga dapat Kesalahan yang muncul, seperti

dilakukan pada populasi yang besar

kesalahan pada peralatan (belum dikalibrasi) dan kesalahan pada observer (kesalahan pengukuran dan pencatatan)

Objektif

Hanya

mendapatkan

data

pertumbuhan, obesitas, malnutrisi karena kurang energi dan protein. Gradabel, dirangking artinya dapat Tidak mendapatkan informasi

mengenai defisiensi zat gizi mikro

Tidak menimbulkan rasa sakit pada responden Sumber: Rangkuman Jellife DB & Jellife EFP, 1989. Community Nutritional Assessment. Oxford University Press dalam Syafiq, A et al, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Rajagrafindo, Jakarta. Hlm 265. Berdasarkan kelebihan dan keterbatasan pengukuran antropometri serta adanya faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan, maka Peneliti memakai pengukuran antropometri. Faktor-faktor lain tersebut adalah tujuan pengukuran, yaitu melihat fisik anak balita; unit sampel yang diukur, yaitu kelompok masyarakat rawan gizi; ketersediaan fasilitas peralatan, tenaga, waktu dan dana (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002).

2.2.3. Parameter Antropometri


Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Parameter antropometri merupakan ukuran tunggal dari tubuh manusia (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002). Parameter yang didapat sangat dipengaruhi oleh berat lahir, etnis, faktor keluarga, dan lingkungan. Parameter antropometri terdiri dari tinggi atau panjang badan; berat badan; lingkar kepala; ketebalan kulit, baik pinggang maupun lengan atas; lingkar lengan atas; dan lingkar betis (Hammond, 2004).

Di antara parameter antropometri yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa parameter antropometri yang utama. Pengukuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3. berikut ini. Tabel 2.3. Parameter antropometri yang utama Parameter Komponen Jaringan Utama yang Pengukuran stature/tinggi kepala, os. vertebralis, Tulang badan os. sacralis, ekstremitas bawah berat badan seluruh tubuh seluruh jaringan: Diukur

khususnya lemak, otot, tulang, dan air lingkar lengan lemak bawah kulit lemak (lebih sering

digunakan secara teknik di negara maju) otot, tulang otot (secara teknik lebih sedikit digunakan di

negara maju) lipatan lemak Sumber: Jellife DB & Jellife EFP, 1989. Community Nutritional Assessment. Oxford University Press dalam Syafiq, A et al, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Rajagrafindo, Jakarta. Hlm 265. 2.2.4. Indeks Antropometri
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

lemak bawah kulit, kulit

lemak

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Indeks antropometri merupakan kombinasi dari beberapa parameter. Menurut Khomsan (2008), standar acuan gizi balita adalah berat badan menurut umur (BB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), dan tinggi badan menurut umur (TB/U). Sedangkan menurut Waterlow (1973) dalam Notoatmodjo (2006), pengukuran status gizi pada saat sekarang ini menggunakan ukuran BB/TB. Ukuran TB/U hanya cocok untuk mengukur status gizi pada saat yang lalu. Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa ukuran berat badan per umur kurang mampu membedakan malnutrisi akut dengan kronik (Thowbridge, 1970 dalam Notoatmodjo, 2006).

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2007) menggunakan BB/U sebagai penyaring status gizi buruk dan BB/TB sebagai penentu status gizi anak. Dengan alasan yang hampir sama yaitu perubahan berat badan menunjukkan gangguan pertumbuhan dalam waktu singkat. Ini dapat diakibatkan oleh penurunan nafsu makan, sakit (misalnya diare), ataupun kurang cukupnya makan. Adapun hambatan pertambahan tinggi badan menunjukkan gangguan pertumbuhan dalam waktu yang lama (Depkes RI, 2002 a). Hal ini seperti dituliskan pada Gambar 1 berikut ini. Timbang anak

Isi KMS

Bila BB/U >60% atau >-3 DS <-2 DS

Bila BB/U < 60% atau < -3 DS

ANAK : BB KURANG (kecuali ada edema Gizi Buruk

Tentukan status gizi dengan BB/TB

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Bila BB/TB 70% median NCHS atau -3 DS SKOR Z

Bila BB/TB < 70% median NCHS atau < -3 DS SKOR Z

ANAK : KURUS atau GIZI KURANG

ANAK : GIZI BURUK (sangat kurus)

Gambar 1. Mekanisme pengawasan pertumbuhan anak Sumber : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2007. Buku Bagan Tata Laksana Anak Gizi Buruk I, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Medan. Hlm.18. BB/U= berat badan menurut umur, BB/TB= berat badan menurut tinggi badan, DS= Deviasi Standar, NCHS= National Centre for Health Statistics. Berdasarkan rujukan tersebut, maka acuan yang dipakai pada penelitian ini adalah BB/U dan BB/TB anak balita gizi kurang yang menerima PMT.

2.3.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita 2.3.1. Tujuan PMT Balita Tujuan dari program PMT adalah mempertahankan dan meningkatkan status gizi balita dari keluarga miskin.

2.3.2. Sasaran PMT Balita Menurut Depkes RI (1999) di dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis (2008), sasaran PMT Balita adalah balita berusia 12-59 bulan dengan BB/U di bawah garis merah (BGM) pada KMS dan berasal dari keluarga miskin (GAKIN). BGM pada balita GAKIN tersebut didapatkan dari data sekunder Pemantauan Status Gizi (PSG), laporan bulanan Puskesmas, dan register balita di Posyandu. Untuk PMT berupa makanan pendamping ASI (MPASI) sasarannya adalah bayi dan anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin (Dinkes Sumut, 2006 b).
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Sedangkan yang dimaksud dengan BB/U di bawah garis merah meliputi balita kurang energi dan protein berat (gizi buruk) serta kurang energi dan protein sedang. Keduanya hanya dapat dibedakan melalui penentuan status gizi dengan tabel BB/TB (Dinkes Sumut, 2000; Depkes RI, 2002 a).

2.3.3. Proses PMT Balita Seperti yang dikutip dari Handayani, Mulasari, dan Nurdianis (2008), proses PMT terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, yang harus disesuaikan dengan petunjuk teknis Program Jaring Pengamanan Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) bagi Puskesmas. 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan penentuan balita sasaran PMT dan penentuan jadwal pendistribusian program PMT Balita. 2. Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan meliputi penentuan jenis makanan, pembelian bahan makan dan pemberian paket PMT kepada sasaran. Salah satu bentuk PMT Balita adalah MP-ASI (Depkes RI, 2002 b ). 3. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Pada proses ini dilakukan pencatatan dan pelaporan dengan mengisi register yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Selain itu, seperti yang dikutip dari Petunjuk Teknis MP-ASI Lokal Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2006 b), untuk PMT Balita dalam bentuk MP-ASI terdiri dari Untuk

melaksanakan proses tersebut diperlukan juga unsur lain berupa:


Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

1. Tenaga Tenaga adalah orang yang bertanggung jawab dan

mengkoordinir program PMT Balita sasaran di wilayah kerja Puskesmas. Tenaga berupa Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) di Puskesmas dan bidan di desa, yang bertugas melaksanakan pembinaan teknis di lapangan (Depkes RI, 1999 dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008).

2. Dana Menurut Hasibuan (2003) dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis (2008) besarnya biaya untuk pengadaan paket PMT Balita tergantung dari jumlah sasaran penerima program. Menurut Handayani, Mulasari, dan Nurdianis (2008) sumber dana didapatkan dari Pemerintah Daerah atau dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

3. Sarana Kartu pencatatan dan formulir pelaporan merupakan sarana untuk pemantauan yang sangat penting (Hasibuan, 2003 dalam Handayani, Mulasari, 2008). Selain itu diperlukan juga KMS dan timbangan (Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008).

4. Bahan Bahan paket berisi kacang hijau, biskuit, gula, susu, telur, dan multivitamin. Isi paket harus berkualitas baik. Bahan paket makanan yang bisa dibawa pulang adalah beras, telur, gula, dan kacang-kacangan (Depkes RI, 1999 dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008).

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Selain itu, seperti yang dikutip dari Petunjuk Teknis dua jenis yaitu MP-ASI hasil pengolahan pabrik (MP-ASI pabrikan) dan MP-ASI yang diolah di rumah tangga (MP-ASI dapur ibu).

5. Metode Metode berarti cara penyelengaraan pemberian paket PMT Balita kepada sasaran program (Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008). 2.4. Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) pada Gizi Kurang PMT merupakan bagian penatalaksanaan balita gizi kurang. PMT ini disebut PMT pemulihan (PMT-P). PMT-P dilaksanakan oleh Pusat Pemulihan Gizi (PPG) di Posyandu dan secara terus menerus di rumah tangga. Keseluruhannya berjumlah 90 hari.

2.4.1. Lama PMT-P Pemberian PMT-P diberikan setiap hari kepada anak selama tiga bulan (90 hari)

2.4.2. Bentuk Makanan PMT-P Makanan yang diberikan berupa: 1. Kudapan (makanan kecil), yang dibuat dari bahan makanan setempat (lokal) 2. Bahan makanan mentah berupa tepung beras, tepung susu, gula, minyak, kacang-kacangan, sayur, telur, dan lauk-pauk lainnya. 3. Contoh paket bahan makanan tambahan pemulihan (PMT-P) yang dibawa pulang.

2.4.3. Cara Penyelenggaraan 1. Makanan kudapan diberikan setiap hari di PPG, atau
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

2. Seminggu sekali kader mendemonstrasikan pembuatan MP-ASI makanan anak, dan membagikan makanan tersebut kepada balita gizi kurang, selanjutnya kader membagikan paket bahan makanan mentah untuk kebutuhan enam hari (Dinkes Sumut, 2000).

Bentuk lain dari PMT untuk balita adalah PMT penyuluhan. PMT penyuluhan diberikan bagi balita yang berat badannya tidak naik pada satu kali penimbangan Posyandu (Depkes RI, 2000).

2.5. Faktor-faktor yang Dapat Mempengaruhi Gizi Kurang Menurut Segitiga Epidemiologi, ada hubungan antara penyebab penyakit, host dan lingkungan (Notoatmodjo, 2003). Induk Semang (host)

Penyebab penyakit (agent)

lingkungan (environment)

Gambar 2. Segitiga epidemiologi Sumber: Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Berbeda dengan segitiga epidemiologi, konsep roda tidak begitu menekankan pada agen tetapi lebih kepada hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya. Lingkungan sosial lebih besar pengaruhnya dibanding manusia itu sendiri, sedangkan faktor manusia lebih besar pengaruhnya dibanding inti genetik. (Notoatmodjo, 2003).

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Genetik Host sosial

Lingk. Fisik

Lingk. Biologis

Gambar 3. Konsep roda (lingk.= lingkungan) Sumber: Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita gizi kurang

Status gizi balita setelah PMT

- Riwayat ASI Eksklusif - Bayi Berat Lahir Rendah - Riwayat Imunisasi - Lamanya diare yang biasa dialami - Makanan sehari-hari

Gambar 4. Kerangka konsep penelitian 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Status Gizi Adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam variabel tertentu, atau perwujudan dari status tubuh yang berhubungan dengan gizi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, Bakri, dan Fajar, 2002).

3.2.2. Gizi Kurang Adalah kondisi di mana berat badan menurut tinggi (panjang) badan (BB/TB-PB) -3 DS - < -2 DS dengan tanda klinis tampak kurus (Dinkes Sumut, 2007).
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

3.2.3. Gizi Buruk Adalah kondisi di mana BB/TB-PB < -3 DS dengan tanda klinis sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh (Dinkes Sumut, 2007).

3.2.4. Gizi Baik Adalah kondisi di mana BB/TB-PB -2 DS - +2 DS dengan klinis tampak sehat (Dinkes Sumut, 2007).

3.2.5. Gizi Lebih Adalah kondisi di mana BB/TB-PB > +2 DS dengan klinis tampak gemuk (Dinkes Sumut, 2007).

3.2.6. Anak Balita Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) anak balita adalah anak berusia di bawah 5 tahun (0-59 bulan).

3.2.7. Pemberian Makanan Tambahan Pemberian makanan tambahan yang dimaksud di sini adalah untuk pemulihan Kurang Energi dan Protein (KEP), lamanya 90 hari, dapat dilaksanakan di Pusat Pelayanan Gizi dan atau di rumah tangga, dengan bentuk makanan berupa kudapan; bahan makanan mentah; dan bahan makanan contoh; yang dapat dibawa pulang (Depkes RI, 2000).

3.2.8. Kurang Energi Protein (KEP) / Kurang Kalori Protein (KKP) Adalah bila berat badan balita di bawah normal bila dibandingkan dengan rujukan (WHO -NCHS). KEP dikelompokkan menjadi dua yakni: 1. 2. Gizi kurang yaitu bila BB/U -3 DS - < -2 DS, dan Gizi buruk yaitu bila BB/U < -3 DS (Depkes RI, 2005).

3.2.9. ASI Eksklusif


Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Adalah pemberian air susu ibu saja tanpa disertai bahan makanan lain sampai dengan usia bayi mencapai 6 bulan ( Dinkes Sumut, 2006).

3.2.10. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram dan di atas 1500 gram. (Depkes RI, 2008).

3.2.11. Imunisasi Yang dimaksud imuniasi di sini adalah stimulasi sistem imun untuk membentuk pertahanan secara aktif. Imunisasi yang dinilai pada penelitian ini adalah kelengkapan mendapatkan kelima imunisasi dasar yaitu BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, dan Campak.

3.2.12. Lamanya Diare yang Biasa Dialami Diare adalah frekuensi pengeluaran dan kekentalan feses yang abnormal (Dorland, 2005). Jika diare kurang dari 14 hari, maka disebut sebagai diare akut (jangka pendek), sedangkan jika lamanya diare lebih dari 14 hari, maka disebut diare kronis / persisten (Pickering dan Snyder, 2000).

3.2.13. Makanan yang biasa dimakan Adalah makanan yang selalu dikonsumsi oleh balita sehari-hari.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah potong-melintang (cross-sectional) untuk mengetahui gambaran status gizi balita gizi kurang setelah diberi makanan tambahan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mandala, yakni Kelurahan Bantan Timur dan Kelurahan Bandar Selamat, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan.

Puskesmas ini dipilih karena terdapat kasus gizi kurang dan kegiatan PMT Balita terhadap penderita gizi kurang tersebut.

4.2.1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yakni sejak Mei hingga Juli 2009. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil observasi yang lengkap. Artinya, Peneliti berusaha untuk mengunjungi setiap sampel penelitian sampai didapatkan data hasil yang diinginkan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua balita gizi kurang yang mendapatkan program PMT tiga kali untuk kebutuhan selama 90 hari, yang diberikan oleh Puskesmas Mandala, Kecamatan Medan Tembung, pada tahun 2009. 4.3.2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

1. Kriteria Inklusi a. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian. b. Berusia di bawah lima tahun (0-59 bulan). c. Menderita gizi kurang sebelum PMT dan mendapatkan PMT pemulihan secara lengkap. 2 Kriteria Eksklusi Tidak bersedia mengikuti penelitian (menolak menandatangani Informed Consent).

4.3.3. Sampel Penelitian Dari data Puskesmas Mandala (2008), terdapat 10 orang balita yang menderita gizi kurang dan diberikan PMT. Jadi, populasi balita tersebut sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan rumus perhitungan besar sampel menurut jumlah populasi < 10.000 yang diutarakan oleh Notoatmodjo (2005): n= N 1+N (d2) Dimana n = besar sampel minimum N= populasi d= tingkat kepercayaan, biasanya dipakai 0,05; maka untuk penelitian ini besar sampel minimumnya: n= n= 10 1+ 10 (0,052)

n = 9,75 10 orang balita. Karena anggota sampel adalah seluruh anggota populasi, maka tidak akan dilakukan teknik sampling pada penelitian ini (Budiarto, 2003).

4.4. Metode Pengambilan Data Pengambilan data penelitian diawali dengan survei pendahuluan. Kegiatan selama penelitian dapat dilihat pada gambar 5

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

berikut.

Gambar 5. Alur penelitian

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

4.4.1. Penghitungan Umur Balita Menurut Depkes RI (2005) menghitung umur balita perlu ditentukan tanggal, bulan, dan tahun pada waktu balita ditimbang. Kemudian dikurangi dengan tanggal, bulan, dan tahun balita waktu lahir lalu, didapatkan umur balita dari selisih angka-angka keduanya.

4.4.2. Pengukuran Berat Badan Berat badan bayi diukur dengan baby scale (timbangan bayi), sedangkan untuk balita yang telah dapat berdiri digunakan timbangan injak.

4.4.3. Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran tinggi badan balita yang telah dapat berdiri digunakan microtoise, sedangkan balita yang belum dapat berdiri digunakan papan pengukur (Depkes RI, 2005).

4.4.4. Pemeriksaan Tanda Tanda Klinis Tanda-tanda klinis yang berhubungan dengan status gizi adalah sebagai berikut (Dinkes Sumut, 2007): 1. Gizi buruk : Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005) edema punggung kaki adalah jika punggung kaki ditekan selama beberapa detik, maka timbul cekungan hasil penekanan. 2. Gizi Kurang : Tampak kurus 3. Gizi Baik : Tampak Sehat

4. Gizi Lebih : Tampak Gemuk

4.5. Metode Analisis Data Data penelitian akan dianalisis dengan menggunakan software computer Statistic Package for Social Science (SPSS) versi 13.0. semua pertanyaan
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

yang berhubungan dengan keadaan gizi kurang dikutip dari Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Kurang Kalori dan Protein pada Anak, yang dikeluarkan oleh WHO sebagai pegangan untuk dokter dan tenaga kesehatan senior, sehingga sudah diyakini validitas dan reliabilitasnya (Arisman, 2007). Jenis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan analisis sederhana menggunakan distribusi frekuensi. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui gambaran keberhasilan program PMT di Puskesmas Mandala dari ukuran terpusat (central tendention) status gizi balita yang mengalami peningkatan (Notoatmodjo, 2005).

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mandala yang mencakup dua kelurahan dari empat kelurahan yang dibawahi Puskesmas Mandala dengan data kependudukan sebagai berikut.

Tabel 5.1. Data kependudukan wilayah kerja Puskesmas Mandala Kelurahan Lingkungan Jumlah Kepala Jumlah Keluarga Bandar Selamat Bantan Bantan Timur Tembung 6 2.074 10.192 14 16 6.144 3.296 30.620 16.388 12 3.832 Penduduk 19.195

Sumber: Puskesmas Mandala, Juli 2009 Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan yaitu Bandar Selamat dan Bantan Timur. Kedua kelurahan inilah yang memiliki balita gizi kurang dengan jumlah masing-masing sebagai berikut.

Tabel 5.2. Distribusi sampel berdasarkan kelurahan No. Alamat Kelurahan 1 Jalan Bersama 35 Bandar Selamat 2 Jalan Letda Sujono 106 Bandar Selamat 3 Jalan Letda Sujono Gg Apas Bandar 13 Selamat 4 Jalan Letda Sujono Gg Bandar Lombok Selamat

% 10 10 10 20

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

5 6 7 8

Jalan Pukat I Gg Persaudaraan 2 Jalan Pukat I Gg Sekolah 35 Jalan Pukat I Gg Syukur 8 Jalan Pukat V Gg Nangka 18 C Jumlah

Bantan Timur Bantan Timur Bantan Timur Bantan Timur

10 10 10 20
100

Berdasarkan pengamatan terhadap lingkungan pada wilayah penelitian, tampak jalan menuju rumah sampel berupa gang yang becek dan drainase yang tidak teratur (dapat dilihat lampiran 11). Selain itu, keadaan rumah tidak memenuhi syarat rumah sehat seperti penerangan yang cukup. Dapat ditemui lebih dari satu keluarga yang tinggal dalam satu rumah sewa.

Setiap lingkungan di mana sampel berada memiliki posyandu dengan kader-kadernya.

5.1.2. Karakteristik Individu Beberapa karakteristik yang dapat diamati adalah jenis kelamin, umur, pekerjaan orang tua, alamat, berat badan, tinggi badan, tanda klinis, status gizi berdasarkan berat dan umur, status gizi menurut berat dan tinggi badan, status gizi menurut depkes, riwayat pemberian ASI, riwayat BBLR, riwayat imunisasi, makanan yang biasa dimakan, lamanya diare yang biasa dialami. 1. Jenis kelamin sampel Dari hasil penelitian, didapatkan 7 orang (70 %) sampel penelitian berjenis kelamin perempuan sedangkan 3 orang sisanya (30 %) berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut ini.

Tabel 5.3. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin


Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Jenis Kelamin laki-laki Perempuan Total

n 3 7 10

% 30 70 100

2. Karakteristik berdasarkan umur sampel Pada tabel 5.4. dapat dilihat bahwa umur yang paling sering menderita gizi kurang adalah usia 54 bulan sebanyak 2 orang (20 %). Usia tertua 57 bulan, sedangkan yang termuda 24 bulan. Ratarata usia balita yang menderita gizi kurang adalah 35,2 bulan.

Tabel 5.4. Karakteristik berdasarkan umur balita Umur (bulan) 24 27 30 33 36 43 48 54 57 Total Rata-rata umur balita n 1 1 1 1 1 1 1 2 1 100 % 10 10 10 10 10 10 10 20 10 100 35,2 bulan nxi 24 27 30 33 36 43 48 108 57 352

3. Karakteristik sampel berdasarkan pekerjaan ayah Mayoritas pekerjaan orang tua laki-laki yang didapat pada sampel balita gizi kurang di Puskesmas Mandala adalah penarik beca mesin (30 %). Adapun jenis mata pencarian yang paling sedikit ada beberapa jenis yakni penarik beca dayung, karyawan
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

toko kain, dan montir serta tidak diketahui (masing-masing 10 %). Tabel 5.5. Karakteristik berdasarkan pekerjaan ayah Pekerjaan Ayah penarik beca dayung penarik beca mesin supir truk buruh pasang AC Montir Karyawan toko kain Tidak memberi tahu Total n 1 3 1 2 1 1 1 10 % 10 30 10 20 10 10 10 100

4. Karakteristik sampel berdasarkan pekerjaan ibu Dari hasil penelitian didapatkan 8 orang ibu (80 %) tidak bekerja atau disebut sebagai ibu rumah tangga, sedangkan 2 orang ibu (20 %) bekerja sebagai pembentu rumah tangga. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.6. berikut ini.

Tabel 5.6. Karakteristik berdasarkan pekerjaan ibu Pekerjaan Ibu n Ibu Rumah Tangga Pembantu Rumah Tangga 8 2

% 80 20

5.1.3. Status gizi balita menurut klasifikasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, setelah mendapatkan PMT Berdasarkan klasifikasi Depkes RI untuk status gizi, 7 orang balita (70 %) menjadi berstatus gizi baik, sedangkan sisanya tetap gizi kurang.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Tabel 5.7. Distribusi status gizi balita setelah PMT menurut Depkes RI Status Gizi n % Gizi Baik Gizi Kurang 7 3 70 30

5.1.4. Status gizi balita berdasarkan berat badan per tinggi badan (BB/TB), setelah mendapatkan PMT Berdasarkan klasifikasi status gizi menurut berat badan per tinggi badan, 7 orang balita (70 %) berstatus gizi sehat (normal), sedangkan 3 orang (30 %) berstatus gizi kurus. Hal ini dapat digambarkan pada tabel 5.8. berikut ini.

Tabel 5.8. Distribusi status gizi balita menurut berat badan per tinggi badan (BB/TB) Status Gizi BB/TB n % Sehat (Normal) Kurus 7 3 70 30

5.1.5. Status gizi balita berdasarkan klasifikasi berat badan per umur (BB/U), setelah mendapatkan PMT Jika memakai klasifikasi status gizi balita berdasarkan BB/U, 6 orang balita (60 %) digolongkan sebagai gizi kurang, sedangkan 4 orang balita (40 %) digolongkan gizi buruk. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.9. berikut ini. Tabel 5.9. Status gizi balita setelah PMT menurut berat badan per umur (BB/U) Status Gizi BB/U n % Buruk Kurus 4 6 40 60

5.1.6. Gambaran klinis yang tampak pada balita


Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Dari hasil pengamatan terhadap keadaan klinis yang tampak pada balita gizi kurang, 7 orang dari mereka (70 %) tampak sehat dan proporsional, sedangkan 3 orang (30 %) tampak kurus.

Tabel 5.10. Distribusi berdasarkan gambaran klinis yang tampak pada balita penderita gizi kurang Gambaran klinis n % Sangat kurus dengan edema pada pungung kaki atau seluruh tubuh kurus sehat gemuk 3 7 0 30 70 0 0 0

5.1.7. Distribusi berdasarkan lamanya ASI dan pemberian ASI eksklusif Dari analisis didapatkan durasi ASI yang paling lama adalah 30 bulan, yakni pada 2 orang sampel (20 %), sedangkan yang paling singkat adalah 0 bulan pada 1 orang sampel (10 %). Rata-rata lamanya ASI yang diberikan pada populasi balita gizi kurang adalah 16,4 bulan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.10. berikut ini.

Tabel 5.11. Distribusi berdasarkan riwayat lamanya ASI Lamanya ASI (Bulan) n % 0 1 10 2 9 12 24 30 Rata-rata lamanya ASI 1 2 1 3 2 16,4 bulan 10 20 10 30 20

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Untuk ASI eksklusif sendiri, pernah didapatkan oleh 8 orang sampel (80 %). Hal ini seperti yang terlihat pada tabel 5.12. berikut ini. Tabel 5.12. Distribusi berdasarkan riwayat ASI eksklusif Pemberian ASI eksklusif n % Tidak pernah Pernah Total 2 8 10 20 80 100

5.1.8. Distribusi makanan balita sehari-hari Dari tabel 5.13. di bawah ini tampak bahwa kesepuluh balita memiliki makanan yang beragam. Kombinasi makanan yang paling sering dikonsumsi setiap hari adalah nasi, ikan, telur sebanyak 20 %, kombinasi nasi dan sayur 20 %, dan komninasi nasi, ikan, sayur, dan biskuit sebanyak 20 %. Sedangkan pola makanan yang lain tersebar merata, masing-masing 10 %. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.13. Tabel 5.13. Distribusi makanan balita sehari-hari Makanan Balita Sehari-Hari n nasi, ikan, telur, biskuit nasi, ikan, telur nasi, sayur nasi, ikan, sayur, lontong nasi, sayur, bubur kacang hijau nasi, ikan, sayur, bubur kacang hijau, minyak ikan nasi, ikan, sayur, biskuit Total 2 10 20 100 1 2 2 1 1 1

% 10 20 20 10 10 10

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

5.1.9. Berat lahir balita Dari hasil analisis didapatkan berat lahir tertinggi adalah 3200 gram, berat terendah adalah 1900 gram. Rata-rata berat lahir balita 2690 gram, dan berat lahir yang paling sering adalah 3200 gram dan 3000 gram (masing-masing 20 %). Delapan orang balita (80 %) memiliki berat lahir normal, sedangkan 2 orang balita (20 %) beriwayat bayi berat lahir rendah (BBLR). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.14. berikut ini. Tabel 5.14. Berat lahir balita gizi kurang Nomor Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berat lahir ratarata Berat Lahir (gram) 3000 2600 3200 2000 1900 2800 3200 3000 2500 2700 2690 BBLR Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

5.1.10. Riwayat imunisasi dasar Dari hasil analisis 7 orang balita (70 %) memiliki riwayat imunisasi dasar lengkap, sedangkan 3 orang lainnya (30 %) status imunisasinya tidak lengkap. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut ini.
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Tabel 5.15. Distribusi berdasarkan riwayat imunisasi Riwayat Imunisasi n % Lengkap Tidak Lengkap 7 3 70 30

5.1.11. Lamanya diare yang biasa dialami Semua sampel pada penelitian ini mengalami diare akut yakni diare dengan durasi kurang dari 2 minggu. Tabel 5.16. Distribusi berdasarkan lamanya diare yang biasa dialami Lamanya diare n % < 2 minggu > 2 minggu 10 0 100 0

5.1.12. Tabulasi silang imunisasi balita dengan status gizi Dari hasil analisis, didapatkan sebagian besar (70 %) anak balita yang mendapatkan dengan riwayat imunisasi dasar lengkap memiliki status gizi yang baik. Hal ini ditunjukkan oleh tabel 5.17. berikut ini.

Tabel 5.17. Tabulasi silang kelengkapan imunisasi gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT Mandala Medan tahun 2009 Status Gizi N Imunisasi Lebih Baik Kurang Buruk o. Dasar n % n % n % n % 1 2 Lengkap Tidak Lengkap Total 0 0 0 0 0 0 7 0 7 70 0 70 0 3 3 0 0 0 0 0

dengan status di Puskesmas Jumlah n 7 3 % 70 30

30 0 30 0

10 100

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

5.1.13. Tabulasi silang bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan status gizi Dari hasil analisis didapatkan bahwa proporsi balita gizi baik memiliki riwayat berat lahir normal adalah 50 %. Tidak semua anak dengan gizi kurang setelah PMT memiliki riwayat BBLR. Hal ini ditunjukkan oleh tabel 5.18 berikut ini.

Tabel 5.18. Tabulasi silang riwayat BBLR dengan status gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala Medan tahun 2009 Status Gizi N o. 1 2 BBLR Jumlah Lebih n Ya Tidak Total 0 0 0 % 0 0 0 Baik n 2 5 7 % 20 50 70 Kurang n 0 3 3 % 0 Buruk n 0 % 0 0 0 n 2 3 % 20 30

30 0 30 0

10 100

5.1.14. Tabulasi silang ASI eksklusif dengan status gizi Dari hasil analisis didapatkan 5 dari 10 orang balita (50 %) beriwayat pernah mendapat ASI eksklusif dan memiliki status gizi yang baik, sedangkan 3 balita (30 %) yang minum ASI eksklusif mendrita gizi kurang. Dua orang balita (20 %) beriwayat tidak pernah mendapat ASI eksklusif dan memiliki status gizi baik. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh tabel 5.19.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Tabel 5.19 Tabulasi silang riwayat ASI ekslusif dengan status gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala Medan tahun 2009 Status Gizi Jumlah N ASI Lebih Baik Kurang Buruk o. ekslusif n % n % n % n % n % 1 2 Ya Tidak Total 0 0 0 0 0 0 5 2 7 50 20 70 3 0 3 30 0 00 0 30 0 0 0 0 8 2 80 20

10 100

5.1.15. Tabulasi silang lamanya diare dengan status gizi Dari hasil analisis didapatkan bahwa keseluruhan balita biasa mengalami diare dengan durasi kurang dari 2 minggu. Tidak ada perbedaan lamanya diare yang biasa dialami antara bayi gizi kurang dengan balita gizi baik setelah PMT. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.20. berikut ini. Tabel 5.20. Tabulasi silang lamanya diare yang biasa dialami dengan status gizi balita gizi kurang setelah mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala Medan tahun 2009 Status Gizi Lama Jumlah N diare Lebih Baik Kurang Buruk o. (minggu) n % n % n % n % n % 1 2 <2 >2 Total 0 0 0 0 0 0 7 0 7 70 0 70 3 0 3 30 0 0 0 0 0 0 10 100 0 0

30 0

10 100

5.2. Pembahasan 5.2.1. Umur balita yang terbanyak menderita gizi kurang Dari tabel 5.4. tampak bahwa balita yang paling sering mengalami gizi kurang (sebelum pemberian PMT) adalah balita usia 54 bulan. Namun, hal ini dikarenakan ada faktor lain yang
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

menyebabkan usia 54 bulan menjadi yang paling sering mengalami gizi kurang, yakni kedua anak tersebut saudara kembar.

Sementara itu, 50 % dari sampel adalah balita di bawah 3 tahun. Hal ini berbeda dengan data UNICEF (1999, dalam Asta Qauliyah, 2006) bahwa sepertiga anak yang mengalami kurang gizi berada di bawah usia 3 tahun. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh jumlah sampel yang lebih sedikit dan keberagaman faktor lain yang berhubungan dengan kejadian gizi kurang yang diteliti pada penelitian ini. 5.2.2. Status gizi balita setelah pemberian makanan tambahan Kesepuluh sampel yang diteliti merupakan balita yang menerima dan mengkonsumsi paket PMT secara lengkap. Dari kesepuluh balita, tujuh orang di antaranya (70 %) telah mencapai status gizi yang normal, sedangkan tiga orang lainnya (30 %) masih berstatus gizi kurang.

Dari pengklasifikasian status gizi balita menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, didapatkan hasil yang sama dengan klasifikasi status gizi balita menurut status gizi balita menurut berat badan per tinggi badan (tabel 5.8). Hal ini menunjukkan, klasifikasi ini mempertimbangkan keadaan gizi pada masa lalu. Jadi, pengklasifikasian menurut BB/TB yang disarankan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia sangatlah cocok untuk diterapkan sebagai menentukan status gizi balita. acuan dalam

Klasifikasi status gizi balita menurut berat badan per umur tidak dapat dijadikan sebagai acuan untuk penentuan, karena akan
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

didapati lebih banyak balita dengan gizi kurang bahkan buruk. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Supariasa, Bakri, dan Fajar (2002). Oleh karena itu, sesuai dengan acuan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia, acuan untuk pengukuran status gizi anak balita yang paling baik adalah berat badan menurut tinggi badan ditambah tanda klinis (Depkes RI, 2005). Hal ini dapat dibuktikan dari tabel 5.7, 5.8 dan 5.9.

Secara umum, hasil yang didapatkan setelah PMT pada penelitian ini adalah sejalan dengan penelitian sebelumnya. Sihadi, Sudjasmin, Suhartato, dan Latifah (2000) meneliti anak gizi buruk yang diberi makanan tambahan selama 6 bulan di Klinik Gizi Bogor. Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 33,1 % anak tetap berstatus gizi buruk, 63,9 % berstatus gizi kurang, dan 3 % menjadi gizi baik. Sedangkan Linda (2000) di dalam Sihadi Sudjasmin, Suhartato, dan Latifah (2000), meneliti anak kurang energi protein (KEP) di bawah dua tahun (baduta) yang diberi makanan tambahan melalui kegiatan JPS-BK, selama 90 hari dalam 4 bulan di Puskesmas Samalanga, Aceh Utara. Hasilnya setelah 4 bulan, 41 % anak KEP tadi menjadi gizi baik.

Muljati (2000) di dalam Sihadi, Sudjasmin, Suhartato, dan Latifah (2000), meneliti efek pemberian 20 gram susu skim per hari pada anak gizi kurang selama 3 bulan di Bogor. Hasilnya, pada bulan ketiga dapat menaikkan status gizi kurang menjadi gizi baik sebesar 80,8 %.

Pada penelitian ini, didapatkan peningkatan status gizi setelah 90 hari PMT menjadi normal pada 7 orang balita (70 %). Dibandingkan dengan penelitian Sihadi dkk (2000), dari deskripsi hasil penelitian ini menunjukkan PMT pada anak gizi
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

kurang di Puskesmas Mandala lebih berhasil. Secara spesifik, faktor yang membedakan dua penelitian ini adalah status gizi awal peserta PMT dan lamanya PMT. Penelitian Sihadi dkk diikuti oleh peserta dengan keadaan gizi awal buruk dan lama durasinya ialah 6 bulan. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, PMT untuk anak gizi kurang dilaksanakan selama 90 hari (Dinkes Sumut, 2000). Adapun penelitian Linda (2000) hanya dilakukan pada baduta dan sayangnya tidak disebutkan apa jenis PMTnya. Sedangkan penelitian Muljati (2000) meggunakan susu skim 20 gram per hari selama 3 bulan. Hasil yang diperoleh adalah 80,8 % balita gizi kurang menjadi balita gizi baik. Sementara pada penelitian ini, perubahan yang diperoleh adalah 70 % balita gizi kurang menjadi gizi baik, sedangkan 30 % tetap gizi kurang. Hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Menurut WHO (1999 dalam Arisman 2007), riwayat imunisasi, riwayat bayi berat lahir rendah (BBLR), riwayat ASI ekslusif, dan diet yang lazim dapat mempengaruhi keadaan gizi kurang, seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.

5.2.3. Makanan balita yang biasa dimakan sehari-hari Dari tabel 5.13 tampak bahwa tidak satupun diet sehari-hari yang memenuhi pola empat sehat lima sempurna. Pola makan yang paling lengkap hanya dicapai oleh 40 % sampel. Hal ini dapat dimaklumi, status ekonomi yang kurang memadai dapat mempengaruhi status gizi anak (Sukati, 2000).

Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat kesetimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan mental orang tersebut. Jadi, secara umum keadaan status gizi yang ditunjukkan sesuai
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

dengan pendapat Wiryo (2003) yakni, terdapat kaitan yang erat antara status gizi dengan konsumsi makanan.

5.2.4. Riwayat ASI eksklusif Pemberian ASI ekslusif didapati pada 80 % sampel, sisanya, 10 % tidak diberi ASI sama sekali dan hanya diberi susu kaleng, sedangkan 10 % lagi diberikan ASI hanya sampai usia 2 bulan. Jadi, hal ini tidak sesuai dengan anjuran Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) agar senantiasa memberi ASI ekslusif pada bayi hingga usia 6 bulan. Pada penelitian ini, ibu tidak memberi ASI ekslusif dapat dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang kebaikan ASI eksklusif, namun ibu tersebut malah memberikan susu kaleng dan multivitamin pada anaknya. Penyebab yang lain dapat dikarenakan ibu terlalu sibuk mengurus anak-anak yang lain, dan ibu sedang hamil.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa proporsi status gizi baik tidak secara utama disebabkan oleh riwayat pemberian ASI eksklusif , karena ada balita yang status gizinya baik dengan riwayat ASI ekskusif nihil, dan adapula balita yang status gizinya kurang walaupun diberikan ASI eksklusif (tabel 5.19). Hal ini dapat disebabkan faktor yang lebih dominan menimbulkan gizi kurang pada sampel adalah kelengkapan imunisasi dan

kepandaian ibu dalam mengatur pola makan anaknya. 5.2.5. Riwayat bayi berat lahir rendah (BBLR) Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat kurang dari 2500 gram dan lebih dari 1500 gram (Depkes RI, 2008). Riwayat BBLR ditemui sebanyak 20 %. Keadaan BBLR pada kedua sampel ini memang dapat dimaklumi, karena keduanya lahir kembar dizigotik (Wiknjosastro, 2006). Sedangkan faktor
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

BBLR sebagai penyebab keadaan gizi kurang tidak begitu dominan pada populasi ini, karena 80 % balita gizi kurang ini memiliki berat lahir normal dengan rata-rata dari 10 balita adalah 2690 gram (IK 95, 455,7). Hal ini berbeda dengan teori yang diungkapkan para peneliti sebelumnya, bahwa telah jelas bahwa mereka yang lahir dari status ekonomi rendah biasanya menghasilkan bayi prematur atau bayi BBLR yang mempunyai berat badan 300-400 gram lebih rendah dari bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang cukup ekonominya (Wiryo, 2002). Penyebab ketidaksesuaian ini bisa dikarenakan keadaan gizi kurang muncul karena pola makan yang salah atau anak mengalami sakit sehingga mempengaruhi berat badannya dan seterusnya tidak diberikan nutrisi yang adekuat.

5.2.6. Balita gizi kurang dan riwayat imunisasi Seperti yang dibahas sebelumnya, menurut Notoatmodjo (2003), adanya riwayat imunisasi yang tidak lengkap dan disertai faktorfaktor lingkungan mempermudah terjadinya penyakit infeksi pada anak-anak gizi kurang tersebut. Dari wawancara dengan orang tua, ternyata, anak-anak yang tetap berstatus gizi kurang tersebutlah yang riwayat imunisasinya tidak lengkap dan orang tuanya mengeluhkan bahwa anaknya sering mengalami diare (walaupun durasinya kurang dari 2 minggu) dan pada saat

dilakukan pengukuran tampak seorang sampel sedang menderita varisela.

5.2.7. Balita gizi kurang dan keadaan ekonomi Suatu penyakit timbul akibat beroperasinya berbagai faktor sehingga dikenal dengan penyebab majemuk (multiple causation of disease) (Notoatmodjo, 2003). Dari penelitian ini, menetapnya

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

status gizi kurang pada ketiga anak balita tersebut dapat saja tidak luput dari keadaan sosial mereka yang lebih berat.

5.2.8. Balita gizi kurang dan lamanya diare yang biasa dialami Dari hasil analisis didapatkan bahwa 100 % balita selalu mengalami diare akut (kurang dari 2 minggu). Menurut Pickering and Snyder (2000) jika anak mengalami diare lebih dari 2 minggu (diare persisten), berarti ada infeksi dari bakteri patogen yang serius.

Jika kita amati tabel 5.20, tingkat status gizi tidak dipengaruhi oleh lamanya diare. Hal ini dapat menunjukkan bahwa faktor lamanya diare tidak begitu berperan pada tingkat status gizi. Hampir sama pada pembahasan sebelumnya, faktor imunisasilah yang memiliki pengaruh yang lebih besar pada status gizi balita.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan 6.1.1. Status gizi balita menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia setelah diberikan makanan tambahan selama 90 hari adalah 80 % berstatus gizi baik dan 20 % tetap berstatus gizi kurang.

6.1.2. Usia yang paling sering mengalami gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Mandala, Kecamatan Medan Tembung adalah 54 bulan dengan jenis kelamin tersering adalah perempuan.

6.1.3. Ditemui adanya satunya faktor yang menurut WHO dapat mempengaruhi status gizi kurang yakni riwayat kelengkapan imunisasi dasar.

6.2. Saran 6.2.1. Diharapkan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan terus dilakukan untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan meraih nilai normal untuk mengejar pertumbuhan dari anak-anak gizi kurang.

6.2.2. Sebaiknya dilakukan penyuluhan akan pentingnya pemberian makanan empat sehat lima sempurna, ASI eksklusif, dan imunisasi.

6.2.3. Untuk masa ke depannya, diharapkan dilakukan penelitian yang mengidentifikasi faktor risiko terjadinya gizi kurang pada balita di Kota Medan.

6.2.4. Umur yang khas menderita gizi kurang pada penelitian ini adalah kurang dari 3 tahun (n = 5), maka perhatian utama harus dicurahkan pada golongan umur tersebut untuk mencegah gizi kurang.
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

6.3. Kesulitan dalam Penelitian Dalam setiap penelitian tentu ditemukan kesulitan-kesulitan. Jumlah sampel yang kecil karena hanya 10 orang saja balita yang mengalami gizi kurang dan mendapatkan PMT di Puskesmas Mandala, sebaran yang agak luas karena peneliti harus mendatangi satu-persatu rumah sampel, begitu juga faktor cuaca, sampel tidak ditempat (karena ibu yang pergi bekerja sehingga membawa anaknya dan liburan sekolah dari abang atau kakak sampel sehingga sampel dibawa orang tua pulang kampung) sehingga peneliti harus mendatangi rumah sampel beberapa kali, dan beberapa balita yang kurang kooperatif (rewel) dalam pengukuran. Namun, untungnya, orang tua, kepala lingkungan dan tentu saja pihak Puskesmas dan anggota masyarakat yang juga kader Posyandu senantiasa berpartisipasi dalam penelitian ini.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

DAFTAR PUSTAKA

Atmarita. 2006. Analisis Antropometri Balita, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1989-2005. Available from: http://www.gizi.net/.../all-prov-sus 89-05.pdf. [Accesed 1 February 2009]. Atmawikarta, A., 2006. Defining Priority Nutrition Action For Indonesia : Gap Analysis, Evidence Base, and Recommendation. Expert Discussion. Makassar. Available from: http://www.gizi.net/Resume pdf. [Accesed 3 February 2009]. Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Barness, L.A., and Curran, J.S., 2000. Nutrisi. In: Behrman, Kliegman, and Arvin, eds. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 1, 15th ed. Jakarta: EGC, 212. Budiarto, E., 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran, Sebuah Pengantar, Jakarta: EGC. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002 a. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002 b. Petunjuk Teknis Pengelolaan Makanan pendamping ASI Program JPS-BK. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Proyek Pelayanan Gakin JPS-BK. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan dan Laki-Laki, Usia 0 s.d. 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur. Jakarta: Republik Indonesia. Available from: http://www.busung-lapar.blogspot.com/2006/09/tabel/baku-rujukanpenilaian-status.html. [Accesed 3 March 2009]. Departemen Kesehatan

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2000. Pedoman Tata Laksana Kekurangan Energi Protein Pada Anak di Puskesmas dan di Rumah Tangga. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2006 a. Pedoman Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2006-2010. Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2006 b. Petunjuk Teknis Makanan Pendamping ASI Lokal. Proyek Perbaikan Gizi Masyarakat. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2007. Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Buku I. Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Kliegman, R.M. 1999, Janin dan Bayi neonatus: Pandangan Umum Mortalitas dan Morbiditas. In: Behrman, Kliegman, R.M, and Arvin. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta: EGC, 534. Hammond, K.A., 2004, Dietary and Clinical Assessment. In: Mahan, L.K., and Stump, S.E., Krauses Food, Nutrition, and Dietary Therapy. 11th ed. USA: Saunders, 407-431. Handayani, L., Mulasari, S.A., and Nurdianis, N. 2008. Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 11 (01): 21-26. Available from: http://www.jmpk.online.netfiles03-3.APlinahandayani.pdf. [accesed 4 March 2009]. Hartriyanti, Y., and Triyanti, 2007. Penilaian Status Gizi. In: Syafiq, A., et al, eds. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 261279. Khomsan, A., 2008. Mengetahui Status Gizi Balita Anda, Bogor: Institut Pertanian Bogor. Available from: http://www.medicastore.com/index.php?mod=artikel&id=247. [accesed 3 March 2009].

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S., 2006. Pengukuran Status Gizi Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Available from: http://www.geocities.com/klinikikm/gizi-masyarakat/pengukurangizi.htm. [accesed 3 March 2009]. Pickering and Snyder, 2000. Gastroenteritis. In: Behrman, Kliegman, and Arvin, eds. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 2, 15th ed. Jakarta: EGC, 889. Riyanto, A. 2009. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogjakarta: Nuha Medika. Sihadi, Sudjasmin, Suhartato, and Latifah, T., 2000. Gambaran Perubahan Status Gizi Anak Balita Gizi Buruk Pengunjung Klinik Gizi Bogor. In: Suparmanto, S.A.S., et al, eds. Buletin Penelitian Kesehatan Vol 28 No 1-2000. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: 392-398. Sudiman, H., 2006. Perbandingan Status Gizi Balita dengan Indeks Antropometri berdasar baku rujukan WHO-NCHS dan Baku WHO 2005. In: Soendoro T., et al, eds. Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 34 No. 3-2006. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: 129-136. Sukati. 2000. Nutritional Status Profile of Elementary School Children Receiving School Feeding Program in Less Developed Village Areas. Buletin Penelitian Kesehatan, 28 (1) 2000. Available from: http://www. jkpkbppk-gdl-grey-2000-sukati-1428-pmt-as Supariasa, I.D.N., Bakri, B., and Fajar, I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Tadda, A. Pola Asuh dalam Hubungannya dengan Status Gizi Balita Ditinjau dari Pekerjaan, Pendapatan, dan Pengeluaran Orang Tua di Daerah Sulawesi Selatan. Available from

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

http://astaqauliyah.com/2006/12/20/pola-asuh-dalam-hubungannyadengan-status-gizi-anak-balita-di-tinjau-dari-pekerjaan-pendapatan-danpengeluaran-orang-tua-di-daerah-sulawesi-selatan/ Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan edisi 3. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wiryo, H. 2002. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil, dan Menyusui dengan Bahan Makanan Lokal. Jakarta: Sagung Seto.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Lampiran 1: DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Duma Ratna Sari Nasution

Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 16 Agustus 1988 Agama Alamat : Islam : Kompleks BPTD PTPN II Jalan Kesuma Nomor 8 Sampali, Medan 20371 Riwayat Pendidikan : 1. SD Pertiwi Kota Medan, Tamat Tahun 2000 2. SLTP Pertiwi Kota Medan, Tamat Tahun 2003 3. SMA Negeri 3 Kota Medan, Tamat Tahun 2006 4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (Tahun 2006 sekarang) Riwayat Pelatihan : 1.Simposium Dermatology Update 2008 HUT FK USU ke-56 2. Seminar Pelatihan dan Presentasi Proposal Karya Tulis Ilmiah, SCORE dan PKPMI FK USU 3. Seminar Pekan Ilmiah Mahasiswa SCORE PEMA FK USU 2009 Riwayat Organisasi : Standing Committee on Public Health (SCOPH) FK USU (Sebagai Pengurus tahun 2007-2008, sebagai Anggota 2008-sekarang)

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Lampiran 2: FORMULIR OBSERVASI GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA GIZI KURANG SETELAH MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2009

Nama Balita :............................................... Jenis Kelamin: Laki-laki / Perempuan*)

Tempat Pemeriksaan:....................... Tanggal Pemeriksaan:......................

Tempat,Tanggal Lahir/Umur:................................................../...........bulan.......hari Alamat :...................................................................................................................... Nama Orang Tua : a. Ayah :..................................................................................... b. Ibu :.....................................................................................

Pekerjaan Orang Tua : a. Ayah :............................................................................... b. Ibu Riwayat ASI Eksklusif Riwayat BBLR (<2500 gr) Riwayat Imunisasi :................................................................................ : 0. Tidak : 0. tidak BBLR : 0. Tidak Lengkap 1. Ya 1. BBLR 1. Lengkap 1. >2minggu

Lamanya Diare yang Biasa Dialami : 0. < 2 minggu

Makanan yang biasa dimakan: 1.......................................... 2................................. 3.......................................... 4................................. Hasil Pengukuran Antropometri : Berat Badan :.................. kg Tinggi/Panjang Badan:..........cm Tanda-Tanda Klinis**) : A. Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh. B. Tampak kurus C. Tampak sehat D. Tampak gemuk
*) **)

Status Gizi: a. BB/U: buruk/kurang/baik/lebih*) b.BB/TB-PB: sangat kurus/kurus/normal/gemuk*)

Status gizi menurut Depkes RI (BB/TB-PB + Klinis): BURUK-KURANG-BAIK-LEBIH**)

Dicoret yang tidak perlu.

Dilingkari salah satu.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Lampiran 3: PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN Orang tua / Wali Balita Yth. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul: GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA GIZI KURANG SETELAH MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2009 yang menyangkut masalah tingkat gizi anak balita (usia di bawah 5 tahun) setelah Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Dari data yang ada, tingginya angka gizi kurang di Provinsi Sumatera Utara dan adanya kasus gizi kurang di Kota Medan melatarbelakangi penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atau menilai status gizi anak balita gizi kurang setelah dilakukan PMT oleh Puskesmas. Yang dimaksud dengan gizi kurang adalah bila anak kurus dan memiliki perbandingan berat badan terhadap tinggi (panjang) badan kurang dari nilai standard (-3 DS > - < -2 DS). Gizi lebih adalah bila anak gemuk, dan perbandingan antara berat dan tingginya melebihi normal. Gizi baik adalah bila anak tampak sehat dan perbandingan berat dan tingginya seimbang, sedangkan gizi buruk adalah keadaan yang lebih parah dibandingkan dengan gizi kurang, di mana anak sangat kurus. Orang tua / Wali Balita Yth. Untuk penanggulangan masalah gizi kurang ini agar tidak semakin memburuk, maka Pemerintah melakukan program PMT kepada anak-anak Bapak / Ibu sekalian. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diukur tingkat gizi anak Bapak / Ibu yang dulu pernah mengalami gizi kurang lalu diberikan PMT dari Puskesmas Mandala. Untuk lebih jelasnya, pada anak Bapak / Ibu saat turut serta sebagai subjek penelitian ini secara sukarela, maka akan menjalani prosedur penelitian sebagai berikut: 1. Peneliti mengisi lembar biodata berdasarkan tanya jawab (wawancara) antara Peneliti dengan Orang tua / Wali subjek. 2. Pengukuran berat badan dilakukan dengan timbangan bayi untuk bayi dan timbangan injak untuk balita yang telah bisa berdiri. Pada penimbangan, seluruh pakaian bayi harus dilepaskan, sedangkan balita yang dapat berdiri cukup memakai pakaian yang ringan. Tujuannya agar hasil penimbangan mendekati berat badan sesungguhnya. 3. Pengukuran panjang badan bagi balita yang belum bisa berdiri posisi balita adalah berbaring di papan pengukur panjang. Pengukuran tinggi badan bagi balita yang bisa berdiri maka posisinya adalah berdiri. Pada pengukuran tinggi (panjang) badan semua bentuk tutup kepala dan alas kaki harus dilepas, agar hasil pengukuran tepat.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com Lanjutan Lampiran 3: 4. Pemeriksaan tanda-tanda klinis dilakukan oleh Peneliti dengan mengamati balita dan melakukan penekanan menggunakan jari telunjuk Peneliti pada punggung kaki subjek selama beberapa detik. Umumnya, tidak ada risiko yang berbahaya bagi anak Bapak / Ibu sekalian. Namun, bila terjadi hal-hal yang tidak dapat dinginkan selama penelitian ini berlangsung, yang disebabkan oleh perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini, Bapak / Ibu dapat menghubungi Peneliti : Duma Ratna Sari Nasution (HP 08126314140) untuk mendapat pertolongan. Setiap subjek penelitian ikut serta selama satu kali pengambilan data di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala (Puskesmas / Posyandu / Rumah Subjek). Manfaat penelitian ini bagi balita dan keluarganya adalah diketahuinya status gizi balita setelah PMT, sehingga dapat ditentukan tindakan lebih lanjut untuk meningkatkan / mempertahankan status gizi menjadi yang lebih baik. Data yang didapatkan dari penelitian ini akan dijamin kerahasiannya. Pada akhir penelitian ini, Peneliti akan memberikan souvenir sebagai ucapan terima kasih atas kesediaan sukarelawan menjadi subjek penelitian. Demikianlah penjelasan tertulis yang juga disampaikan secara langsung oleh Peneliti. Atas kesediaan Bapak/Ibu memberikan keizinan bagi balitanya menjadi subjek penelitian ini, saya mohon Bapak/Ibu menandatangani Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan Mengikuti Penelitian (Informed Consent) berikut ini.

Medan, Peneliti,

2009

Duma Ratna Sari Nasution NIM 060100077

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Lanjutan Lampiran 3: Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com Simpo PDF Password

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan*) di bawah ini: Nama Umur : :

Jenis Kelamin: Alamat :

Adalah orang tua / wali dari balita: 1. Nama: 2. Nama: 3. Nama: Umur: Umur: Umur:

Setelah mendapatkan penjelasan dari Peneliti dan memahami dengan penuh kesadaran hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini, maka saya bersedia untuk mengikutsertakan anak saya dalam penelitian ini. Apabila di kemudian hari saya mengundurkan diri, maka kepada saya tidak akan dituntut apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya.

Medan,

2009

(......................................................) *) Bagi yang buta aksara harap membubuhi cap jempol

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Lampiran 4: Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Kedokteran USU

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Lampiran 5: Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Lampiran 6: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

ii

Keterangan:

JK= Jenis Kelamin 1 : Laki-laki Klin= Tanda klinis yang 2 : Perempuan tampak dan dengan Lurah = Kelurahan penekanan punggung 1 : Bantan Timur BBLR= Riwayat bayi berat lahir kaki 2 : Bandar Selamat rendah (BBLR) 1: tampak sangat TglLhr= Tanggal Lahir kurus, dengan atau 0 : tidak 1 : ya TglUkur= Tanggal Pengukuran tanpa edema pada UB= Umur Balita Imun= Riwayat imunisasi punggung kaki atau UI= Umur Ibu 0 : tidak 1 : ya seluruh tubuh KA= Pekerjaan Ayah 2: tampak kurus 1: Penarik Beca Dayung 3: tampak sehat Diare= Lamanya diare yang biasa 2: Penarik Baca Mesin dialami 4: tampak gemuk 3: Supir Truk 0: < 2 minggu 4: Tukang Reparasi AC SG= Status gizi menurut 1: > 2 minggu 5: Montir Depkes RI 6: Karyawan Toko Kain BB= berat badan (kg) 1: gizi buruk 2: gizi KI= Pekerjaan Ibu kurang 1: Ibu Rumah Tangga TB= tinggi badan (cm) 3: gizi baik 4: gizi lebih 2: Pekerja Rumah Tangga Diet= makanan yang biasa dimakan BBU= Status gizi balita berdasarkan bblklpk= berat lahir bayi 1: nasi, ikan, telur, biskuit setelah dikelompokkan berat badan per umur 2: nasi, ikan, telur 1: buruk 1: BBLR (di antara 1500 3:nasi, sayur 2: kurang sampai 2500) 4: nasi, ikan, sayur, lontong 3: baik 2: tidak BBLR (lebih atau 5: nasi, sayur, bubur kacang hijau 4: lebih sama dengan 2500 Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian 6: nasi, ikan, sayur, bubur kacang BBTB= Status gizi balita berdasarkan gram) Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010. hijau berat badan per tinggi badan 7: nasi, ikan, sayur, biskuit 1: sangat kurus 2: kurus

ASI = lamanya pemberian Air Susu Ibu (bulan) ASIE = Riwayat ASI Eksklusif 0 : tidak 1 : ya BL = Berat lahir (gram)

3: normal 4: gemuk

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

iii

Lampiran 8. Output Pengolahan dan Analisa Data Penelitian dengan SPSS versi 13.0 1.Jenis Kelamin Balita
Frequency 3 7 10 Percent 30,0 70,0 100,0 Valid Percent 30,0 70,0 100,0 Cumulative Percent 30,0 100,0

Valid

laki-laki perempuan Total Statistics

Alamat Balita N Valid Missing

10 0

2.Alamat Balita
Frequency 1 1 1 2 1 1 1 2 10 Statistics N Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Valid Missing 10 0 1,50 1,50 1(a) Percent 10,0 10,0 10,0 20,0 10,0 10,0 10,0 20,0 100,0 Valid Percent 10,0 10,0 10,0 20,0 10,0 10,0 10,0 20,0 100,0 Cumulative Percent 10,0 20,0 30,0 50,0 60,0 70,0 80,0 100,0

Valid

Bersama 35, Bdr Selamat Letda Sujono 106, Bdr Selamat Letda Sujono Gg Apas 13, Bdr.Selamat Letda Sujono Gg Lombok Bdr Selamat Pukat I Gg Persaudaraan 2 Bantan Timur Pukat I Gg Sekolah 35 Bantan Timur Pukat I Gg Syukur 8 Bantan Timur Pukat V Gg Nangka 18 C Bantan Timur Total

,527 1 2 a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

iv

Kelurahan Balita Cumulative Percent 50,0 100,0

Valid

Bantan Timur Bandar Selamat Total

Frequency 5 5 10 Statistics

Percent 50,0 50,0 100,0

Valid Percent 50,0 50,0 100,0

Kelurahan Balita N Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum

10 0 1,50 1,50

1(a) ,527 1 2 a Multiple modes exist. The smallest value is shown Statistics Kelurahan Balita N Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum

10 0 1,50 1,50 1(a) ,527 1

2 a Multiple modes exist. The smallest value is shown Kelurahan Balita Cumulative Percent 50,0 100,0

Valid

Bantan Timur Bandar Selamat Total

Frequency 5 5 10

Percent 50,0 50,0 100,0

Valid Percent 50,0 50,0 100,0

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

3.Umur Ibu (tahun)


N Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Valid Missing 10 0 34,50 35,00 30(a) 6,502 21 43

a Multiple modes exist. The smallest value is shown Umur Ibu (tahun) Cumulative Percent 10,0 30,0 40,0 60,0 80,0 100,0

Valid

21 30 34 35 37 43 Total

Frequency 1 2 1 2 2 2 10 Statistics

Percent 10,0 20,0 10,0 20,0 20,0 20,0 100,0

Valid Percent 10,0 20,0 10,0 20,0 20,0 20,0 100,0

4. Umur Balita (bulan)


N Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Valid Missing 10 0 41,10 40,50 54 11,958 24 57

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

vi

Umur Balita (bulan) Cumulative Percent 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 90,0 100,0

Valid

24 27 30 36 38 43 48 54 57 Total

Frequency 1 1 1 1 1 1 1 2 1 10

Percent 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 20,0 10,0 100,0

Valid Percent 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 20,0 10,0 100,0

Statistics

5. Pekerjaan Ayah
N Mode Valid Missing 9 1 2 Pekerjaan Ayah Cumulative Percent 11,1 44,4 55,6 77,8 88,9 100,0

Valid

penarik beca dayung penarik beca mesin supir truk buruh pasang AC montir pedagang kain Total System

Frequency 1 3 1 2 1 1 9 1 10

Percent 10,0 30,0 10,0 20,0 10,0 10,0 90,0 10,0 100,0

Valid Percent 11,1 33,3 11,1 22,2 11,1 11,1 100,0

Missing Total

Statistics

6. Jenis Kelamin Balita


N Mode Valid Missing 10 0 2

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

vii

Valid

laki-laki perempuan Total

Frequency 3 7 10

Percent 30,0 70,0 100,0

Valid Percent 30,0 70,0 100,0

Cumulative Percent 30,0 100,0

7. Pekerjaan Ibu
N Mode Valid Missing 10 0 1

Pekerjaan Ibu Cumulative Percent 80,0 100,0

Valid

ibu rumah tangga pembantu rumah tangga Total Statistics

Frequency 8 2 10

Percent 80,0 20,0 100,0

Valid Percent 80,0 20,0 100,0

8. Makanan Balita Sehari-hari


N Mode Valid Missing 10

0 2(a) a Multiple modes exist. The smallest value is shown Makanan Balita Sehari-hari Cumulative Percent 10,0 30,0 50,0 60,0 70,0 80,0 100,0

Valid

nasi, ikan, telur, biskuit nasi, ikan, telur nasi, sayur nasi, ikan, sayur, lontong nasi, sayur, bubur kacang hijau nasi, ikan, sayur, bubur kacang hijau, minyak ikan nasi, ikan, sayur, biskuit Total

Frequency 1 2 2 1 1 1 2 10

Percent 10,0 20,0 20,0 10,0 10,0 10,0 20,0 100,0

Valid Percent 10,0 20,0 20,0 10,0 10,0 10,0 20,0 100,0

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

viii

9. Riwayat ASI Eksklusif


N Mode Valid Missing 10 0 1 Riwayat ASI Eksklusif Cumulative Percent 20,0 100,0

Valid

tidak pernah pernah Total

Frequency 2 8 10

Percent 20,0 80,0 100,0

Valid Percent 20,0 80,0 100,0

Statistics

10. Riwayat BBLR


N Mode Valid Missing 10 0 0 Riwayat BBLR Cumulative Percent 80,0 100,0

Valid

Tidak BBLR BBLR Total Statistics

Frequency 8 2 10

Percent 80,0 20,0 100,0

Valid Percent 80,0 20,0 100,0

11.Riwayat Imunisasi
N Mode Valid Missing 10 0 1 Riwayat Imunisasi Cumulative Percent 30,0 100,0

Valid

Tidak Lengkap Lengkap Total Statistics

Frequency 3 7 10

Percent 30,0 70,0 100,0

Valid Percent 30,0 70,0 100,0

12.Lamanya Diare yang Sering Dialami


Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

ix

N Mode

Valid Missing

10 0 0 Lamanya Diare yang Sering Dialami Cumulative Percent 100,0

Valid

< 2 minggu

Frequency 10

Percent 100,0

Valid Percent 100,0

Statistics

13.Berat Badan Balita


N Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Valid Missing 10 0 9,940 9,750 9,5 1,1037 8,4 12,6 Berat Badan Balita Cumulative Percent 10,0 20,0 50,0 70,0 80,0 90,0 100,0

Valid

8,4 9,2 9,5 10,0 10,2 10,5 12,6 Total

Frequency 1 1 3 2 1 1 1 10

Percent 10,0 10,0 30,0 20,0 10,0 10,0 10,0 100,0

Valid Percent 10,0 10,0 30,0 20,0 10,0 10,0 10,0 100,0

Statistics

14.Tinggi Badan Balita


N Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Valid Missing 10 0 85,150 84,500 78,0(a) 6,1466 78,0

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

Maximum

100,0

a Multiple modes exist. The smallest value is shown Tinggi Badan Balita Cumulative Percent 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

Frequency Valid 78,0 80,5 81,0 81,5 83,5 85,5 86,5 87,0 88,0 100,0 Total 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

Percent 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 100,0

Valid Percent 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 100,0

Statistics

15.Status Gizi Balita Menurut Berat dan Umur


10 0 Mode 1(a) a Multiple modes exist. The smallest value is shown Status Gizi Balita Menurut Berat dan Umur Cumulative Percent 50,0 100,0 N Valid Missing

Frequency Valid buruk kurang Total 5 5 10 Statistics

Percent 50,0 50,0 100,0

Valid Percent 50,0 50,0 100,0

16.Status Gizi Balita Menurut Berat dan Tinggi Badan


N Mode Valid Missing 10 0 3

Status Gizi Balita Menurut Berat dan Tinggi Badan Cumulative Percent

Frequency

Percent

Valid Percent

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xi

Valid

kurus normal Total Statistics

3 7 10

30,0 70,0 100,0

30,0 70,0 100,0

30,0 100,0

17.Status Gizi Menurut Depkes RI


N Mode Valid Missing 10 0 3 Status Gizi Menurut Depkes RI Cumulative Percent 30,0 100,0

Valid

Gizi Kurang Gizi Baik Total Statistics

Frequency 3 7 10

Percent 30,0 70,0 100,0

Valid Percent 30,0 70,0 100,0

Status Gizi Menurut Depkes RI N Valid 10 Missing 0 Mode 3

Status Gizi Menurut Depkes RI Cumulative Percent 30,0 100,0

Valid

Gizi Kurang Gizi Baik Total Statistics

Frequency 3 7 10

Percent 30,0 70,0 100,0

Valid Percent 30,0 70,0 100,0

18.Tanda Klinis yang Tampak


N Mode Valid Missing 10 0 3

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xii

Tanda Klinis yang Tampak Cumulative Percent 30,0 100,0

Valid

kurus sehat Total

Frequency 3 7 10

Percent 30,0 70,0 100,0

Valid Percent 30,0 70,0 100,0

19.
Riwayat Imunisasi * Status Gizi Menurut Depkes RI Crosstabulation Status Gizi Menurut Depkes RI Gizi Baik Gizi Kurang 0 3 100.0% 0 .0% 3 30.0% .0% 7 100.0% 7 70.0%

Total 3 100.0% 7 100.0% 10 100.0%

Riwayat Imunisasi

Tidak Lengkap

Lengkap

Total

Count % within Riwayat Imunis asi Count % within Riwayat Imunis asi Count % within Riwayat Imunis asi

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xiii

20
Be rat Lahir (gram ) * S tatus Gizi Menurut De pke s RI Crossta bul ation St atus Giz i Menurut Depkes RI Gizi K urang Gizi B aik 0 1 .0% 0 .0% 1 100.0% 1 100.0% 1 100.0% 0 .0% 0 .0% 0 .0% 3 30.0% 100.0% 1 100.0% 0 .0% 0 .0% 0 .0% 1 100.0% 2 100.0% 2 100.0% 7 70.0%

Total 1 100.0% 1 100.0% 1 100.0% 1 100.0% 1 100.0% 1 100.0% 2 100.0% 2 100.0% 10 100.0%

Berat Lahir (gram)

1900

2000

2500

2600

2700

2800

3000

3200

Total

Count % within B erat Lahir (gram) Count % within B erat Lahir (gram) Count % within B erat Lahir (gram) Count % within B erat Lahir (gram) Count % within B erat Lahir (gram) Count % within B erat Lahir (gram) Count % within B erat Lahir (gram) Count % within B erat Lahir (gram) Count % within B erat Lahir (gram)

ke lom pok berat bada n * Status Gizi Menurut De pke s RI Crossta bul ation St atus Giz i Menurut Depkes RI Gizi K urang Gizi B aik 0 2 .0% 3 37.5% 3 30.0% 100.0% 5 62.5% 7 70.0%

Total 2 100.0% 8 100.0% 10 100.0%

kelompok berat badan

1.00

2.00

Total

Count % within k elompok berat badan Count % within k elompok berat badan Count % within k elompok berat badan

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xiv

21
Lamanya pemberian ASI (bulan) * Status Gizi Menurut Depkes RI Crosstabulation Status Gizi Menurut Depkes RI Gizi Kurang Gizi Baik 0 1 .0% 0 .0% 1 50.0% 1 100.0% 1 33.3% 0 .0% 3 30.0% 100.0% 1 100.0% 1 50.0% 0 .0% 2 66.7% 2 100.0% 7 70.0%

Total 1 100.0% 1 100.0% 2 100.0% 1 100.0% 3 100.0% 2 100.0% 10 100.0%

Lamanya pemberian ASI (bulan)

12

24

30

Total

Count % within Lamanya pemberian ASI (bulan) Count % within Lamanya pemberian ASI (bulan) Count % within Lamanya pemberian ASI (bulan) Count % within Lamanya pemberian ASI (bulan) Count % within Lamanya pemberian ASI (bulan) Count % within Lamanya pemberian ASI (bulan) Count % within Lamanya pemberian ASI (bulan)

Riwayat ASI Eksklusif * Status Gizi Menurut Depkes RI Crosstabulation Status Gizi Menurut Depkes RI Gizi Kurang Gizi Baik 0 2 .0% 3 37.5% 3 30.0% 100.0% 5 62.5% 7 70.0%

Total 2 100.0% 8 100.0% 10 100.0%

Riwayat ASI Eksklusif

tidak pernah

pernah

Total

Count % within Riwayat ASI Eks klus if Count % within Riwayat ASI Eks klus if Count % within Riwayat ASI Eks klus if

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xv

22
La manya Diare ya ng Seri ng Diala mi * Status Giz i Me nurut Depkes RI Crosstabulation St atus Giz i Menurut Depkes RI Gizi Kurang Gizi Baik 3 7 30.0% 3 30.0% 70.0% 7 70.0%

Total 10 100.0% 10 100.0%

Lamanya Diare yang S ering Dialami Total

< 2 minggu

Count % within Lamanya Diare yang S ering Dialami Count % within Lamanya Diare yang S ering Dialami

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xvi

Lampiran 9: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki, Usia 0 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U) Umur 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Gizi Buruk (kg) 1.9 2.1 2.5 3.0 3.6 4.2 4.8 5.3 5.8 6.2 6.5 6.8 7.0 7.2 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8 7.9 8.0 8.2 8.3 8.4 8.9 8.9 Gizi Kurang (kg) 2.0 - 2.3 2.2 - 2.8 2.6 - 3.4 3.1 - 4.0 3.7 - 4.6 4.3 - 5.2 4.9 - 5.8 5.4 - 6.3 5.9 - 6.8 6.3 - 7.1 6.6 - 7.5 6.9 - 7.8 7.1 - 8.0 7.3 - 8.2 7.5 - 8.4 7.6 - 8.6 7.7 - 8.7 7.8 - 8.9 7.9 - 9.0 8.0 - 9.1 8.1 - 9.3 8.3 - 9.4 8.4 - 9.6 8.5 - 9.7 9.0 - 10.0 9.0 - 10.1 Gizi Baik (kg) 2.4 - 4.2 2.9 - 5.5 3.5 - 6.7 4.1 - 7.6 4.7 - 8.4 5.3 - 9.1 5.9 - 9.7 6.4 - 10.2 6.9 - 10.7 7.2 - 11.2 7.6 - 11.6 7.9 - 11.9 8.1 - 12.3 8.3 - 12.6 8.5 - 12.9 8.7 - 13.1 8.8 - 13.4 9.0 - 13.6 9.1 - 13.8 9.2 - 14.0 9.4 - 14.3 9.5 - 14.5 9.7 - 14.7 9.8 - 14.9 10.1 - 15.6 10.2 - 15.8 Gizi Lebih (kg) 4.3 5.6 6.8 7.7 8.5 9.2 9.8 10.3 10.8 11.3 11.7 12.0 12.4 12.7 13.0 13.2 13.5 13.7 13.9 14.1 14.4 14.6 14.8 15.0 15.7 15.9

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xvii

Lampiran 9 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Lakilaki, Usia 0 - 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U) Umur (Bulan) 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Gizi Buruk (kg) 9.0 9.0 9.1 9.2 9.3 9.3 9.4 9.5 9.6 9.6 9.7 9.8 9.9 10.0 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6 10.7 10.8 10.9 11.0 11.1 Gizi Kurang (kg) 9.1 - 10.2 9.1 - 10.3 9.2 - 10.4 9.3 - 10.5 9.4 - 10.6 9.4 - 10.8 9.5 - 10.9 9.6 - 11.0 9.7 - 11.1 9.7 - 11.2 9.8 - 11.3 9.9 - 11.4 10.0 - 11.6 10.1 - 11.7 10.2 - 11.8 10.3 - 11.9 10.4 - 12.0 10.5 - 12.2 10.6 - 12.3 10.7 - 12.4 10.8 - 12.5 10.9 - 12.7 11.0 - 12.8 11.1 - 12.9 11.2 -13.00 Gizi Baik (kg) 10.3 - 16.0 10.4 - 16.2 10.5 - 16.5 10.6 - 16.7 10.7 - 16.9 10.9 - 17.1 11.0 - 17.3 11.1 - 17.5 11.2 - 17.7 11.3 - 17.9 11.4 - 18.2 11.5 - 18.4 11.7 - 18.6 11.8 - 18.8 11.9 - 19.0 12.0 - 19.2 12.1 - 19.4 12.3 - 19.6 12.4 - 19.8 12.5 - 20.0 12.6 - 20.3 12.8 - 20.5 12.9 - 20.7 13.0 - 20.9 13.1 - 21.1 Gizi Lebih (kg) 16.1 16.3 16.6 16.8 17.0 17.2 17.4 17.6 17.8 18.0 18.3 18.5 18.7 18.9 19.1 19.3 19.5 19.7 19.9 20.1 20.4 20.6 20.8 21.0 21.2

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xviii

Lampiran 9 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Lakilaki, Usia 0 - 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U) Umur (Bulan) 51 52 53 54 55 56 57 58 59 Gizi Buruk (kg) 11.2 11.3 11.4 11.5 11.7 11.8 11.9 12.0 12.1 Gizi Kurang (kg) 11.3 - 13.2 11.4 - 13.3 11.5 - 13.4 11.6 - 13.6 11.8 - 13.7 11.9 - 13.8 12.0 - 14.0 12.1 - 14.1 12.2 - 14.2 Gizi Baik (kg) 13.3 - 21.3 13.4 - 21.6 13.5 - 21.8 13.7 - 22.0 13.8 - 22.2 13.9 - 22.5 14.1 - 22.7 14.2 - 22.9 14.3 - 23.2 Gizi Lebih (kg) 21.4 21.7 21.9 22.1 22.3 22.6 22.8 23.0 23.3

Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xix

Lampiran 10: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan, Usia 0 - 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U) Umur (Bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Gizi Buruk (kg) 1.7 2.1 2.6 3.1 3.6 4.0 4.5 4.9 5.3 5.6 5.8 6.1 6.3 6.5 6.6 6.8 6.9 7.1 7.2 7.4 7.5 7.6 7.8 8.0 8.2 8.3 Gizi Kurang (kg) 1.8 - 2.1 2.2 - 2.7 2.7 - 3.2 3.2 - 3.8 3.7 - 4.4 4.1 - 4.9 4.6 - 5.4 5.0 - 5.8 5.4 - 6.2 5.7 - 6.5 5.9 - 6.8 6.2 - 7.1 6.4 - 7.3 6.6 - 7.5 6.7 - 7.7 6.9 - 7.9 7.0 - 8.1 7.2 - 8.2 7.3 - 8.4 7.5 - 8.5 7.6 - 8.7 7.7 - 8.9 7.9 - 9.0 8.1 - 9.2 8.3 - 9.3 8.4 - 9.5 Gizi Baik (kg) 2.2 3.9 2.8 - 5.0 3.3 - 6.0 3.9 - 6.9 4.5 - 7.6 5.0 - 8.3 5.5 - 8.9 5.9 - 9.5 6.3 - 10.0 6.6 - 10.4 6.9 - 10.8 7.2 - 11.2 7.4 - 11.5 7.6 - 11.8 7.8 - 12.1 8.0 - 12.3 8.2 - 12.5 8.3 - 12.8 8.5 - 13.0 8.6 - 13.2 8.8 - 13.4 9.0 - 13.7 9.1 - 13.9 9.3 - 14.1 9.4 - 14.5 9.6 - 14.8 Gizi Lebih (kg) 4.0 5.1 6.1 7.0 7.7 8.4 9.0 9.6 10.1 10.5 10.9 11.3 11.6 11.9 12.2 12.4 12.6 12.9 13.1 13.3 13.5 13.8 14.0 14.2 14.6 14.9

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xx

Lampiran 10 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan, Usia 0-59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U) Umur (Bulan) 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Gizi Buruk (kg) 8.4 8.6 8.7 8.8 8.9 9.0 9.1 9.3 9.4 9.5 9.6 9.7 9.8 9.9 10.0 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6 10.7 10.8 10.8 10.9 Gizi Kurang (kg) 8.5 - 9.7 8.7 - 9.8 8.8 - 10.0 8.9 - 10.1 9.0 - 10.2 9.1 - 10.4 9.2 - 10.5 9.4 - 10.7 9.5 - 10.8 9.6 - 10.9 9.7 - 11.1 9.8 - 11.2 9.9 - 11.3 10.0 - 11.4 10.1 - 11.5 10.2 - 11.7 10.3 - 11.8 10.4 - 11.9 10.5 - 12.0 10.6 - 12.1 10.7 - 12.2 10.8 - 12.4 10.9 - 12.5 10.9 - 12.6 11.0 - 12.7 Gizi Baik (kg) 9.8 - 15.1 9.9 - 15.5 10.1 - 15.8 10.2 - 16.0 10.3 - 16.3 10.5 - 16.6 10.6 - 16.9 10.8 - 17.1 10.9 - 17.4 11.0 - 17.7 11.2 - 17.9 11.3 - 18.2 11.4 - 18.4 11.5 - 18.6 11.6 - 18.9 11.8 - 19.1 11.9 - 19.3 12.0 - 19.5 12.1 - 19.7 12.2 - 20.0 12.3 - 20.2 12.5 - 20.4 12.6 - 20.6 12.7 - 20.8 12.8 - 21.0 Gizi Lebih (kg) 15.2 15.6 15.9 16.1 16.4 16.7 17.0 17.2 17.5 17.8 18.0 18.3 18.5 18.7 19.0 19.2 19.4 19.6 19.8 20.1 20.3 20.5 20.7 20.9 21.1

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xxi

Lampiran 10 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan, Usia 0 - 59 Bulan, Menurut Berat Badan dan Umur (BB/U) Umur (Bulan) 51 52 53 54 55 56 57 58 59 Gizi Buruk (kg) 11.0 11.1 11.2 11.3 11.4 11.4 11.5 11.6 11.7 Gizi Kurang (kg) 11.1 - 12.8 11.2 12.9 11.3 13.0 11.4 13.1 11.5 13.2 11.5 13.3 11.6 13.4 11.7 13.5 11.8 13.6 Gizi Baik (kg) 12.9 - 21.2 13.0 21.4 13.1 21.6 13.2 21.8 13.3 22.1 13.4 22.3 13.5 22.5 13.6 22.7 13.7 22.9 Gizi Lebih (kg) 21.3 21.5 21.7 21.9 22.2 22.4 22.6 22.8 23.0

Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxii

Lampiran 11: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-Laki Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxiii

Lampiran 11 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak LakiLaki Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxiv

Lampiran 11 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak LakiLaki Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xxv

Lampiran 11 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak LakiLaki Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI, 2005. Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hlm 37-40.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxvi

Lampiran 12: Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxvii

Lampiran 12 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxviii

Lampiran 12 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxix

Lampiran 12 (Lanjutan): Tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Perempuan Menurut Berat Badan dan Tinggi Badan/Panjang Badan (BB/TB-PB)

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI, 2005. Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI, Jakarta. Hlm 41-44.

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com

xxx

Lampiran 13. FOTO KEGIATAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI BALITA GIZI KURANG, SETELAH MENDAPATKAN PMT (A). Seorang balita perempuan (54 bulan) sedang diukur berat badannya dengan menggunakan timbangan injak. Setelah mendapatkan PMT status gizinya menjadi normal.

(A)

(B). Seorang balita perempuan (33 bulan) sedang diukur beratnya dengan menggunakan timbangan bayi (baby scale)

(B) Sumber: Foto langsung di lapangan


Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxxi

(C). Seorang balita perempuan (57 bulan) sedang diukur tingginya dengan menggunakan mikrotoise. Setelah mengikuti PMT, ia memiliki status gizi yang normal.

(C)

(D) (E). Seorang balita laki-laki (36 bulan) sedang diatur posisinya untuk pengukuran panjang badan. Ibu diminta membantu fiksasi kepala balita. Status gizinya tetap gizi kurang.

(D). Seorang balita perempuan (43 bulan 11 hari) akan diukur panjangnya dengan menggunakan papan pengukur panjang badan. Kepala difiksasi oleh tangan penolong, kedua kaki rapat menapak papan penggeser. Setelah mengikuti PMT status gizinya menjadi normal.

(E) Sumber: Foto langsung di lapangan


Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxxii

Lampiran 14: PENGAMATAN LINGKUNGAN SEKITAR RUMAH SUBJEK

(A). Gang menuju rumah pasien bercampur dengan parit yang tidak teratur sehingga gang menjadi becek, bau, dan kumuh

(A)

(B) Rumah subjek yang berada di gang dalam gang, merupakan rumah sewa yang berdempetdempet. Halamannya dipenuhi oleh genangan air hujan, sehingga becek dan cukup licin. Tampak ibu salah satu subjek, yang masih berusia 21 tahun, P1G2A0.

(B) Sumber: Foto langsung di lapangan


Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxxiii

(C) Seorang subjek, yang tetap menderita gizi kurang, sedang digendong oleh ibunya. Rumah mereka terbuat dari tepas, lingkungan sekitar kumuh. Balita tampak apatis.

(C) Sumber: Foto langsung di lapangan

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxxiv

Lampiran 15: Surat Izin Survei Pendahuluan

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxxv

Lampiran 16: Lembar Kegiatan Survei Pendahuluan

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Simpo PDF Password Remover Unregistered Version - http://www.simpopdf.com xxxvi

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.

Anda mungkin juga menyukai