Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan di masyarakat dilakukan melalui kegiatan pengawasan, pengendalian,
dan penilaian yang meliputi pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi. Pencatatan dan
pelaporan adalah indicator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa adanya pencatatan dan pelaporan,
kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari
pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuiah data informasi yang berharga serta bernilai bila
menggunakan metode yang tepat dan benar.
Seperti sebuah ungkapan “catat apa yang dikerjakan, dan kerjakan apa yang dicatat”, jadi
kata dan informasi ini adalah sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan
informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.
Kemudian sebagai bidan komunitas kita perlu rasanya mengetahui tentang kohort, baik itu
kohort ibu, bayi maupun balita. Karena dengan kohort tersebut yang dapat mempermudah kita
dalam membuat laporan dalam tiap bulannya dan membantu kita dalam mengetahui apakah
program kita di daerah tersebut mencapai target atau tidak.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang pencatatan pendokumentasian di desa pada pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA)
2. Tujuan Khusus
- Mengetahui tentang kohort ibu hamil
- Mengetahui tentang kohort bayi
- Mengetahui tentang kohort balita
- Mengetahui tentang kohort Ibu nifas
- Mengetahui tentang kohort KB
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pendokumentasian Kebidanan Komunitas

Sesuai dengan Kepmenkes 900 VI tahun 2002 tentang pencatatan dan pelaporan bahwa Dalam
melakukan praktiknya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan
yang diberikan. Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh bidan komunitas, mengacu kepada
system pencatatan dan pelaporan di puskesmas.

Pencatatan dalam pelayanan kebidanan di komunitas, mengacu pada dua pola, yaitu:

a. Pola pendokumentasian pelayanan kebidanan komunitas mengacu pada program


kesehatan ibu dan anak di wilayah kerja, misalnya pencatatan dan pelaporan dalam
bentuk kohort ibu, kohort bayi, kohort balita, PWS-KIA, buku bantu kesehatan ibu dan
anak, balok SKDN posyandu, KMS ibu, buku KIA, KMS Balita, register asuhan ibu,
register asuhan bayi, buku kunjungan kebidanan komunitas, buku imunisasi ibu dan bayi,
dan hasil survey mawas diri a (SMD) kesehatan ibu dan anak di masyarakat.
b. Pola pendokumentasian mengacu pada pendokumentasian asuhan kebidanan pada
individu sebagai sasaran pelayanan kebidanan komunitas, yaitu asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir, bayi, balita, remaja, WUS, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nufas,
klimakterium/menopouse, gangguan sistem reproduksi ringan dan asuhan keluarga
berencana pada konteks keluarga di tingkat komunitas.

Pendokumentasian asuhan kebidanan pada individu seuai sasaran pelayanan kebidanan di


tingkat komunitas secara umum menggunakan pendekatan SOAP (Subjektif, objektif, analisa,
pelaksanaan) terdiri dari empat langkah yang disarikan dari proses pemikiran manajemen
kebidanan yang dipakai untuk mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klies sebagai
catatan kemajuan.

Pendokumentasian asuhan kebidanan sangat penting, karena:

a. Menciptakan catatak permanen tentang asuhan yang diberikan pada pasien.


b. Memungkinkan berbagi informasi diantara pemberi asuhan.
c. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan.
d. Memungkinkan evaluasi dari asuhan yang sudah diberikan.
e. Memberi data untuk catatan nasional, penelitian dll.
f. Meningkatkan asuhan yang aman dan bermutu tinggi kepada klien.
Bentuk-bentuk pendokumentasian

1. Pendokumentasian berdasarkan isi

a. Catatan tradisional yaitu dicatat sesuai apa yang di dengar dan dilakukan oleh si
pencatat, tidak menggunakan format, tidak sistematis dan tidak lengkap contoh :
catatan harian.
b. Catatan sistematik, menggambarkan pola yang menggambarkan keadaan, masalah dan
langkah pemecahan serta tindak lanjut. Mempunyai format tertentu, misalnya format
pengkajian ibu hamil yang mempunyai komponen-komponen seperti identitas pasien,
keluhan utama, riwayat kehamilan sekarang dan yang lalu, riwayat persalinan dll.
2. Pendokumentasian berdasarkan sasaran
a. Catatan individu
Catatan individu menggambarkan keadaan, masalah dan tindakan yang dilakukan
pada individu. Catatan individu biasanya digunakan oleh Puskesmsas, Pustu ataupun
Polindes dalam pelayanan ibu dan anak. Dibedakan menjadi :
- Catatan Ibu
- Catatan Bayi
- Catatan anak balita
b. Catatan Keluarga
Catatan keluarga berisi tentang kesehatan keluarga tertentu. Didalam catatan keluarga
terdapat tentang identitas keluarga, keadaan dan masalah keluarga, langkah
penanganan dan hasil tindakannya yang dilakukan. Catatan ini digunakan dalam
kunjungan rumah.
b. Catatan Masyarakat
Catatan masyarakat dalam kegiatan survey, bagian keadaan masalah komuniti,
rencana dan langkah yang dilakukan serta hasilnya merupakan dalam kebidanan
komuniti, rencanan dan langkah yang dilakukan serta hasilnya merupakan dalam
kebidanan komuniti lebih diarahkan kepada ibu dan anak.
3. Pendokumentasian berdasarkan kegiatan.
a. Catatan pelayanan kesehatan anak
b. Catatan pelayanan kesehatan ibu.
c. Catatan pelayanan kesehatan KB.
d. Catatan imunisasi.
e. Catatan kunjungan rumah.
f. Catatan persalinan.
g. Catatan kelainan
h. Catatan kematian ibu dan bayi
i. Catatan rujukan.
2. Kohort
a. Pengertian
Kohort berasaal dari kata cohort yang berarti suatu proses pengamatan prospektif, survei
prospektif terhadap suatu objek. Sedangkan pada pemantauan pelayanan kebidanan, register
kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan balita.
Kohort mempelajari kolerasi antara suatu objek melalui pendekatan longitudinal ke depan
atau prospektif. Unggul karena dapat menilai komparabilitas antara pre dan post. Continue,
menilai dari waktu ke waktu, tidak terputus. Ada keseragaman observasi dari waktu ke waktu.

b. Tujuan Kohort
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah
tangga yang teridentifikasi dari data bidan.

c. Macam-macam kohort
1) Kohort Ibu
2) Kohort Nifas
3) Kohort KB
4) Kohort Bayi
5) Kohort Balita

1) Kohort Ibu
Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta
keadaan/ resiko yang dipunyai ibu yang diorganisir sedemikian rupa yang
pengkoleksiannya melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana
informasi pada saat ini lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa
adanya duplikasi informasi.
Format Kohort Ibu (1)
Format Kohort Ibu (2)

Keterangan :
Kolom 1 : Diisi dengan nomor urut ibu
Kolom 2 : Diisi dengan nomor indeks dri family folder
Kolom 3 : Diisi dengan nama Ibu hamil
Kolom 4 : Diisi dengan nama suami ibu hamil
Kolom 5 : Diisi dengan alamat ibu hamil
Kolom 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 diisi dengan angka.
Kolom 19, 20 : Diisi dengan tanggal dan skor sesuaikan dengan KSPR, (bila RT diberi
tanda lingkaran merah) pertama dan kunjungan ulang
Kolom 21, 22 : Diisi jarak kehamilan terakhir (dalam bulan/tahun)
Kolom 23 : Diisi dengan status imunisasi pada kunjungan pertama (dalam
bulan/tahun)
Kolom 24 : Diisi sesuai dengan imunisasi TD dan tanggal imunisasi
Kolom 25 : Diisi dengan tanda + bagi ibu yang diberi buku KIA
Kolom 26-49 : Diisi dengan tanggal tempat pelayanan, kode pelayanan,
kasus/komplikasi, tanda pagar
Kolom 50 : Diisi dengan tanggal dan jenis persalinan dan kasus/komplikasi
Kolom 51 : Diisi dengan tanggal
Kolom 52 : Diisi dengan tanggal, tempat dan jenis persalinan dan kasus/komplikasi
Kolom 43-54 : Diisi dengan berat badan dalam gram dan jenis kelamin L/P (Laki-laki
diberi warna biru/hitam ; perempuan pink/merah)
Kolom 55-57 : Diisi dengan tanggal kunjungan, kasus/komplikasi dan kode pelayanan
Kode Pelayanan Kode tempat pelayanan
: K1 murni warna hijau P : Puskesmas
: Partus nakes warna merah Pd : Polindes
: Arsir warna hijau, tanggal dan Py : Posyandu
bulan perkiraan partus KR : Kunjungan Rumah
┼ : Mati BPS : Bidan Praktek Swasta
: K4 RS : Rumah Sakit
: Pemberian kapsul yodium dr : dokter
A : Pemberian Vit A pada bufas kolom 56 UPS : Unit Pelayanan
Fe : Pemberian tablet besi
R : Rujuk
M : VCT
KB : Pemasangan alat kontrasepsi pasca persalinan s/d masa nifas
IUD : IUD
K : Kondom
V : MOP
T : MOW
S : Suntik
Imp : Implant
KM : Penyampaian informasi HIV (Konseling maternal)
Cataatan : Untuk resti atau komplikasi hasil pelayanan ditulis balpoin warna merah

2) Kohort Nifas

Format Kohort Nifas

Keterangan :
Kolom 1-7 : Sudah jelas, diisi oleh petugas kesehatan
Kolom 8 : KF1 : 6 Jam-hari ke-2
KF2 : Hari ke-3 – Hari ke-7
KF 3 : Hari ke-8 – Hari ke-28
KF 4 : Hari ke-29 – Hari ke-42
Kolom 9-10 : Ditulis hasil pemeriksaan oleh petugas kesehatan
Kolom 11-13 : Tulis (√) jika dilakukan atau diberikan, tulis (x) jika tidak dilakukan atau
diberikan.
* : Tulis (√) jika dilakukan, tulis (x) jika tidak dilakukan.
** : Tulis (√) pada salah satu kolom
*** : Tulis nama obat yang diberikan
Obat TB : 1.

3) Kohort KB
Format Kohort KB (1)

Format Kohort KB (2)


Keterangan :
Keterangan pengisian kolom A, B dan C
Kolom A : Diisi dengan tanggal kunjungan
Kolom B : Diisi dengan kode : B = Peserta baru (peserta baru hanya dihitung satu kali)
L = peserta lama (hanya dihitung satu kali, bulan berikutnya tidak dihitung lagi
kecuali ada peserta lama yang baru datang). GC=jika klien ganti cara, G = jika
klien kontrasepsinya gagal, K = jika klien ada komplikasi, ES = efek samping
(untuk kejadian ES, K, DO, G hanya dihitung 1x dalam satu tahun kalender).
Kolom C : Diisi dengan metode kontrasepsi : pil (P), suntik (S), IUD, implan (I), MOP,
MOW

Formula Indikator :
% Peserta KB Baru : (jml peserta KB baru/jml PUS) x 100%
% Peserta KB aktif (CPR) : (jml peserta KB aktif/jml PUS) x 100%
% Kegagalan : (jml kasus kegagalan KB/jml peserta KB aktif) x 100%
% Komplikasi : (jml kasus komplikasi/jml peserta KB aktif) x 100%
% DO : (jml kasus drp out / jml peserta KB aktif) x 100%
% Paska salin : (jml ibu paska bersalin ber-KB/jml sasaran ibu bersalin) x
100%
4) Kohort Bayi
Kohort bayi merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal. Tujuan
kohort bayi untuk mengidentifikasi masalah kesehatan bayi yang terdeteksi di rumah tangga
yang teridentifikasi dari data bidan.

Format Kohort Bayi (1)


Format Kohort Bayi (2)

Keterangan :

Kolom 1 : Diisii dengan nomor urut, sebaiknya disesuaikan dengan nomor urut
pada pada register kohort ibu.

Kolom 2 : Diisi indeks dari family folder.

Kolom 3-7 sudah jelas cara pengisiannya.

Kolom 8 : Diisi dengan tanda checklist jika bayi mempunyai buku KIA

Kolom 9 : Diisi berat badan bayi lahir diisi dalam gram

Kolom 10 : Diisi tanggal pemeriksaan neonatal oleh tenaga kesehatan


Kolom 11-13 : Diisi tanggal pemeriksaan postnatal oleh petugas kesehatan.

Kolom 14-37 : Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu N : Naik, T
: Turun, R : Bawah garis titik (BGT), BGM : Dibawah garis merah.

Kolom 38 : Diisi tanggal pemberian vitamin A

Kolom 39-44 : Diisi tanggal pemberian imunisasi oleh petugas kesehatan

Kolom 45 : Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal dan penyebab kematian bayi
tersebut.

Kolom 46 : Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan.

5) Kohort Balita
Kohort balita merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan sampai
dengan 5 tahun.

Format Kohort Balita

Keterangan :
Kolom 8 : Diisi dengan tanda rumput (√) jika memiliki buku KIA dan tanda (-)
jika tidak memiliki buku KIA.
Kolom 9-68 : Diisi tanggal periksa
Diisi N jika berat badan naik sesuai dengan garis pertumbuhan
Diisi T jika tidak naik berat badannya, tetap atau kenaikan berat
badannya tidak dapat mengikuti garis pertumbuhan
Diisi O jika tidak ditimbang bulan lalu
Diisi B jika baru pertama kali ditimbang
Diisi jika berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) nya dibawah
minus dua standard deviasi (-2SD)
Diisi DS jika dilakukan KPSP dan hasilnya sesuai
Diisi DM jika dilakukan KPSP dan hasilnya meragukan
Diisi DP jika dilakukan KPSP dan hasilnya penyimpangan
Diisi A bila diberi Vit.A pada bulan februari
Diisi A bila diberi Vit A pada bulan Agustus
Diisi M bila balita sakit MTBS
Diisi R bila dirujuk
Kolom 69 : Diisi tanggal dan penyebab kematian (Pneumonia, Diare, DBD,
Tetanus, difteri, dll)
Kolom 70 : Diisi keterangan baru atau pindah domisili.

BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai