Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PENANGANAN KASUS

DISUSUN OLEH

NAMA : MARSELINA FLORENSIA KEWA

NIM : PO5303240210576

KELAS : 1B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

PRODI KEBIDANAN

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmatnyalah saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul TANDA DAN BAHAYA PADA KEHAMILAN DAN
PENANGANAN KASUS Tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Asuhan kebidanan kehamilan di
poltekkes kemenkes kupang. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca. saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Linda
Risyati S. Keb. Bd. M. keb selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni saya. saya menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah .

kupang, 8 April 2022

penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………….………………………………….….........…

BAB I PENDAHULUAN…….………………….………………………………………….

A. Latar belakang………………………………….……………………………...……….…

B. Tujuan Penulisan makalah………………………………………………………..……...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………..………….………….

A. tanda dan bahaya kehamilan trimester 1……………………………………………….

B tanda dan bahaya kehamilan trimester 2……………..…………………….…………..

C. tanda dan bahaya kehamilan trimester 3………………………………………………..

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………

A. Kesimpulan…………………………………………….……………………….…………

B. Saran…………………………………………………………..……………...………...…

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...……………..

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sekitar 20%-40% wanita hamil akan mengalami perdarahan pervaginam pada trimester
pertama. Penyebab utamanya adalah keguguran kehamilan ektopik. Pada kehamilan
ektopik seringkali dan tidak terjadi perdarahan, namun ditemukan nyeri pada perut
bagian bawah Penyakit trofoblastik gestasional juga perlu dipertimbangkan sebagai salah
satu penyebab perdarahan pada kehamilan usia muda, terutama jika ditemukan serum
HCG yang tinggi dan hasil pemeriksaan USG yang mencurigakan. Perdarahan pada usia
kehamilan yang sangat dini berhubungan dengan masalah implantasi pada endometrium
(Breeze, 2016).
dari setengah berakhir dengan kelahiran mati, didahului oleh penurunan gerakan janin.
Namun, dalam populasi berisiko rendah, tingkat deteksi janin yang terhambat
pertumbuhannya sebagai respons terhadap berkurangnya persepsi gerakan janin, tetap
rendah. Meskipun ini mungkin mencerminkan subjektivitas antar pasien dalam
mengukur gerakan, korelasi persepsi dan gerakan selaras dengan hasil yang dideteksi
oleh USG, dengan tingkat kesesuaian hingga 37%, dan positif palsu hingga 30 %. Selain
itu, sesuai dengan data yang diperoleh dari profil biofisik, pengurangan gerakan yang
dirasakan seringkali merupakan tanda akhir adanya gangguan kesejahteraan janin yang
sudah lama berlangsung dan tidak dapat diperbaiki kembali.

B. Tujuan Pembuatan Malakah

 Memenuhi tugas mata kulia asuhan kebidanan kehamilan


 Agar mengetahui tanda dan bahaya kehamilan trimester 1 dan pengananya
 Agar mengetahui tanda dan bahaya kehamilan trimester 2 dan pengananya
 Agar mengetahui tanda dan bahaya kehamilan trimester 3 dan pengananya

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanda dan bahaya kehamilan Trimester 1 Dan penangananya


1. Perdarahan pervaginam
Sekitar 20%-40% wanita hamil akan mengalami perdarahan pervaginam pada
trimester pertama. Penyebab utamanya adalah keguguran kehamilan ektopik.
Pada kehamilan ektopik seringkali dan tidak terjadi perdarahan, namun
ditemukan nyeri pada perut bagian bawah Penyakit trofoblastik gestasional
juga perlu dipertimbangkan sebagai salah satu penyebab perdarahan pada
kehamilan usia muda, terutama jika ditemukan serum HCG yang tinggi dan
hasil pemeriksaan USG yang mencurigakan. Perdarahan pada usia kehamilan
yang sangat dini berhubungan dengan masalah implantasi pada endometrium
(Breeze, 2016).
 Penanganan pada perdarahan pervaginam
Anamnesa dan pemeriksaan usia kehamilan sangat penting. Jika
mengalami perdarahan pada trimester awal kehamilan segera bawa
ibu ke Puskesmas, bidan atau dokter terdekat didampingi suami dan
keluarga Pada kondisi kegawatdaruratan, yaitu pada pasien dengan
kondisi haemodinamik yang tidak stabil, lakukan rujukan agar pasien
mendapatkan penanganan perdarahan sesuai standar (kementerian
kesehatan republic Indonesia, 2015)

2. Mual muntah berlebihan


Pada trimester pertama kehamilan merupakan hal yang normal jika terjadi
mual dan muntah yang disebut dengan morning sickness. Sebagian besar
wanita hamil mengalami hal tersebut. Namun, jika mual dan muntah
intensitasnya melebihi mual dan muntah normal, menyebabkan penderitaan
bagi ibu atau mengakibatkan dehidrasi, penurunan berat badan dan ketonemia,
maka hal ini sudah tergolong hyperemesis gravidarum (Todd, 2013), Berikut
adalah efek serta tanda dan gejala hyperemesis gravidarum:

2
a. Muntah hebat
b. Nafsu makan buruk
c. Asupan makanan buruk
d. Penurunan berat badan
e. Dehidrasi
f. Ketidakseimbangan elektrolit
g. Respon yang berlebihan terhadap masalah psikososial yang mendasar
h. Muntah yang tidak dapat diatasi dengan tindakan untuk menangani
morning sickness
i. Asidosis yang disebabkan kelaparan
j. Alkalosis akibat hilangnya asam hidroklorida yang hilang bersama
dengan muntahan
k. Hypokalemia (Varney et al., 2015),

 Penanganan hypremesis gravidarum


a. Obat-obatan sedative Phenobarbital
Vitamin yang dianjurkan B1 dan B6, Antihistamin seperti
dramin, avion, Antiemetika seperti disklomin hidrokloride /
khlor promazin.
b. Isolasi
Penderita disendirikan di dalam kamar tenang tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik, catat cairan yang keluar dan
masuk, hanya dokter dan
perawat yang boleh masuk ke dalam ruangan, sampai muntah
berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makanan
atau minuman dan selama 24 jam, kadang isolasi gejala-gejala
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
c. Terapi
Perlu di yakinkan kepada penderita bahwa penyakit ini dapat
disembuhkan.
d. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat
dan

3
protein dan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis
sebanyak 2–3 liter bila
perlu ditambah kalium dan vit C dan bila ada kekurangan
protein dapat diberikan
asam amino secara IV (Manuaba, 2008).

B. Tanda dan bahaya kehamilan Trimester 2 dan penanganannya


1. Berkurangnya gerakan janin (minim 3x dalam 1 jam)
Pergerakan janin yang tidak lagi dirasakan setelah usia 22 minggu hingga
selama proses persalinan merupakan tanda yang perlu menjadi kewaspadaan
bagi ibu hamil akan terjadinya kegawatan dalam kehamilan yang bisa
berakibat pada gawat janin atau bahkan kematian janin (World Health
Organozation, 2017).
Perfusi dan transfer oksigen dari ibu ke janin yang adekuat melalui plasenta
merupakan kunci penting untuk memelihara kesehatan janin. Jika terjadi
masalah pada perfusi dan transfer oksigen ke janin, sejumlah perubahan
fisiologis akan terjadi termasuk terjadinya hambatan pertumbuhan janin.
Berbagai teknologi telah dikembangkan diantaranya adalah penggunaan
Ultrasound Doppler untuk mengkaji aliran darah janin dan analisis berbasis
computer dari perubahan denyut jantung janin. Namun demikian pemeriksaan
gerakan janin masih merupakan bagian penting daldam pengambilan
keputusan klinik dalam waktu singkat (Lai et al., 2016).

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa gerakan janin memberikan


gambaran penting mengenai kesehatan janin. Wanita hamil yang mengalami
penurunan gerakan janin, 25% memiliki hasil perinatal yang buruk, dan lebih
dari setengah berakhir dengan kelahiran mati, didahului oleh penurunan
gerakan janin. Namun, dalam populasi berisiko rendah, tingkat deteksi janin
yang terhambat pertumbuhannya sebagai respons terhadap berkurangnya
persepsi gerakan janin, tetap rendah. Meskipun ini mungkin mencerminkan
subjektivitas antar pasien dalam mengukur gerakan, korelasi persepsi dan
gerakan selaras dengan hasil yang dideteksi oleh USG, dengan tingkat
kesesuaian hingga 37%, dan positif palsu hingga 30 %. Selain itu, sesuai
dengan data yang diperoleh dari profil biofisik, pengurangan gerakan yang
4
dirasakan seringkali merupakan tanda akhir adanya gangguan kesejahteraan
janin yang sudah lama berlangsung dan tidak dapat diperbaiki kembali. Saat
ini, satu satunya modalitas praktis untuk mengukur gerakan janin adalah
melalui persepsi ibu. Tidak ada konsensus mengenai batas bawah pergerakan
yang signifikan secara klinis (Lai et al., 2016).

 Penanganan gerakan janin yang berkurang


Pada kondisi gerakan janin tidak dapat dirasakan oleh ibu, maka
petugas kesehatan perlu melakukan pengecekan detak jantung janin
secara seksama:
a. Jika denyut jantung janin terdengar namun lemah dan ibu
hamil mendapatkan obat-obatan sedative, maka tunggu hingga
efek sedative hilang dan lakukan pengecakan denyut jantung
janin kembali
b. Jika denyut jantung janin tidak terdengar, minta petugas lain
untuk ikut mendengarkan atau gunakan stetoskop Doppler
(World Health Organozation, 2017).

2. Selaput kelopak mata pucat, tanda anemia


Tanda dan gejala yang perlu diwaspadai pada seorang wanita hamil yang
dicurigai menderita anemia antara lain:
a. Pucat pada membrane mukosa, baik pada kelopak mata atau pada bibir
b. Kelelahan
c. Letih, pusing dan pingsan
d. Dispnue karena aktivitas fisik
e. Jantung berdebar (palpitasi)
f. Edema
g. Kehilangan nafsu makan, mual muntah
h. Infeksi kronis, seperti pielonefritis dapat menjadi factor predisposisi
terjadinya anemia (Holmes & Baker, 2014).
Tanda dan gejala yang muncul seringkali tidak spesifik. Tanda yang paling
sering muncul adalah kelelahan (Duryea, 2021), Anemia adalah faktor
kontributor morbiditas dan mortalitas ibu terutama di negara berkembang,
WHO mendefinisakan anemia sebagai kondisi dengan konsentrasi oksigen <
5
11 g/dl (Holmes & Baker, 2014). Sementara The Centers for Disease Control
and Prevention (CDC), mendasarkan definisi anemia tidak hanya pada kadar
Hb tapi juga kadar haematokrit. Kadar Hb kurang dari 11 g/dl atau.
Haematokrit kurang dari 33% pada trimester pertama, dam kadar Hb kurang
dari 10,5 g/dl atau kadar haematokrit kurang dari 32% setelah trimester
pertama. Dikatakan anemia berat jika kadar Hb kurang dari 8,5 g/dl (Duryen,
2021).
Penurunan kadar Hb Nampak sebagai sesuatu yang normal terjadi selama
masa kehamilan (dianggap sebagai proses yang fisiologis atau anemia dilusi
pada masa kehamilan), hal ini disebabkan karena pada masa kehamilan
terjadi ekspansi volume plazma yang relative lebih besar (50%)
dibandingkan dengan peningkatan volume sel darah merah (25%) (Chaparro
& Suchdev, 2019).

Anemia kehamilan dapat berupa suatu kondisi yang asimptomatik dan


diagnosa perlu ditegakkan melalaui skrining secara rutin. Anemia adalah
kondisi defisiensi kualitas dan kuantitas sel darah merah, yang
menyebabakan penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen. Anemia
dalam kehamilan seringkali merupakan akibat kekurangan produksi
Haemoglobin diantaranya karena kadar zat besi dan folat sebagai prelusor
esensial rendah (Holmes & Baker, 2014). Zat besi merupakan mineral yang
menunjang pembentukan haemoglobin yang merupakan sumber penting pada
proses transport energy dan oksigen pada seluruh organ dalam tubuh.
(Figueiredo et al., 2018) Selain itu anemia juga dapat terjadi sebagai akibat
terjadinya perdarahan kronis atau hemolysis, namun kondisi ini lebih sering
terjadi (Duryea, 2021).
 Penanganan anemia
a. Rujuk untuk penanganan anemia sesuai standar
b. Konseling gizi, diet makanan kaya zat besi dan protein
(Kementerian Kesehatan RI, 2015).

6
C. Tanda bahaya kehamilan trimester 3 dan penangananya
1. Plasenta previa
Tanda utama plasenta previa adalah perdarahan pervaginam yang terjadi tiba-
tiba dan tanpa disertai rasa nyeri. Hal ini terjadi selama trimester ketiga dan
kemungkinan disertai atau dipicu oleh iritabilitas uterus. Seorang wanita yang
tidak sedang bersalin, tetapi mengalami perdarahan pervaginam tanpa rasa
nyeri pada trimester ketiga, harus dicurigai mengalami plasenta previa.
Kondisi lain yang menandai adanya plasenta previa yaitu malpresentasi
(presentasi bokong, letak lintang, kepala tidak menancap), hal ini
umumditemukan pada kasus plasenta previa karena bagian terbawah janin
terhalang oleh plasenta untuk masuk ke segmen bawah rahim (Varney et al.,
2015).
Secara umum perdarahan yang disebabakan oleh plasenta previa tidak disertai
dengan rasa nyeri, namun seringkali ada hal-hal yang terjadi di luar kondisi
ini. Plasenta previa pada kasus persalinan premature dapat disertai dengan
rasa nyeri sebagai akibat nyeri kontraksi (World Health Organozation, 2017).

Lebih dari 90% kasus plasenta previa terdiagnosis dengan pemeriksaan


ultrasonografi pada kehamilan trimeseter kedua. Hal ini karena perkembangan
dari segmen bawah rahim pada kehamilan lanjut, menyebabkan plasenta
nampak bergerak menuju serviks. Factor risiko utama plasenta previa adalah
Sectio Caesarea da persalinana sebelumnya, penyebab lainnya adalah
tindakan operatif yang merusak lapisan endometrium seperti miomektomi dan
kuretase. Wanita perokok, kondisi multiparitas, kehamilan ganda, usia tua dan
pengguna kokain juga menjadi factor yang berhubungan dengan plasenta
previa. Resiko lebih tinggi untuk mengalami plasenta akreta pada kasus
plasenta previa dengan persalinan Sectio Caesarea sebelumnya. Plasenta
akreta merupakan kondisi plasenta yang melekat secara abnormal hingga
melewati myometrium. Pada plasenta akreta ibu beresiko lebih tinggi untuk
mengalami kondisi perdarahan yang lebih parah (Pluynm & Han, 2021).

7
 Penanganan plasenta previa
Pengobatan plasenta previa bertujuan untuk mencegah perdarahan.
Penanganan yang akan diberikan oleh dokter tergantung pada kondisi
kesehatan ibu dan janin, usia kandungan, posisi plasenta, dan tingkat
keparahan perdarahan. Pada ibu hamil yang tidak mengalami
perdarahan atau hanya mengalami perdarahan ringan, dokter akan
menyarankan perawatan mandiri, berupa:
a. Memperbanyak istirahat dan berbaring
b. Mengurangi aktivitas fisik yang berat
c. Menghindari berhubungan seksual
Meski tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, pasien tetap
harus waspada dan segera mencari pertolongan medis apabila
perdarahan bertambah banyak dan tidak berhenti. Bila ibu hamil
mengalami perdarahan hebat dan berulang, dokter akan menyarankan
agar bayi dilahirkan secepatnya melalui operasi caesar. Namun, jika
usia kandungan kurang dari 36 minggu, ibu hamil akan diberikan
suntikan obat kortikosteroid terlebih dahulu untuk mempercepat
pematangan paru-paru janin. Bila perdarahan sangat parah dan tidak
dapat dihentikan, ibu hamil akan dirujuk untuk perawatan lebih lanjut
di rumah sakit. Dokter juga akan memberikan transfusi darah untuk
mengganti darah yang hilang.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anamnesa dan pemeriksaan usia kehamilan sangat penting. Jika mengalami


perdarahan pada trimester awal kehamilan segera bawa ibu ke Puskesmas, bidan atau
dokter terdekat didampingi suami dan keluarga Pada kondisi kegawatdaruratan, yaitu
pada pasien dengan kondisi haemodinamik yang tidak stabil, lakukan rujukan agar
pasien mendapatkan penanganan perdarahan sesuai standar (kementerian kesehatan
republic Indonesia, 2015)

B. Saran

Sebagai seorang calon bidan, seorang mahasiswa bidan wajib membekali diri dengan
mempelajari teori teori yang akan di lakukan atau di praktikan di lapangan nanti.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bartal, Michal, F., & Sibai, B. M. (2021). Preeclampsia. In J. T. Queenan, C. Y. Spong. &
C. J.Lockwood (Eds.), Protocol For High-Risk Pregnancies An Evidence-Based Approch
(seventh, pp. 517-530). Wiley Blackwell.

Breeze, C. (2016). Early pregnancy bleeding (Vol. 45, Issue

Chaparro, C. M., & Suchdev, P. S. (2019). Anemia epidemiology, pathophysiology, and


etiology in low and middle-income countries. In Annals of the New York Academy of
Sciences (Vol. 1450, Issue 1. pp. 15 31). Blackwell Publishing Inc.

https://doi.org/10.1111/nyas. 14092

Duryea, E. (2021). Maternal Anemia. In John T. Queenan,

Catherine Y. Spong, & Charles J.Lockwood (Eds.), Protocol For High-Risk Pregnancies
(Seventh, pp. 89 96).

10

Anda mungkin juga menyukai