Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL

NY. L USIA 29 TAHUN G3P2AB0AH2 UK 35


MINGGU 5 HARI HAMIL
DENGAN DIABETES MILITUS
DI POLI OBSGYN RSUP DR. SARDJITO

Apriliane Damayanti
P07124215003
DIV Kebidanan Reguler A
Diabetes Melitus

Diabetes adalah penyakit kronik yang terjadi apabila


pancreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau jika
tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Insulin adalah hormon yang meregulasi gula darah.
Hiperglikemi atau peningkatan gula darah adalah efek yang
terjadi dari diabetes yang tidak terkontrol dan menyebabkan
kerusakan serius untuk organ tubuh terutama pembuluh
darah dan saraf (WHO, 2016).
Tipe diabetes

Diabetes tipe 1 (sebelumnya dikenal sebagai ketergantungan


insulin) di mana pankreas gagal menghasilkan insulin yang
penting untuk kelangsungan hidup. Bentuk ini berkembang
paling sering pada anak-anak dan remaja. Gejalanya terjadi
dengan tiba-tiba kadar glukosa darah yang tinggi, dan
memerlukan insulin dalam mengembalikan kadar gula darah.
Diabetes tipe 2
Biasanya terdapat pada orang yang usianya > 40 tahun,
terjadi secara perlahan–lahan, dan kemungkina tidak
ada tanda atau gejala, biasanya terdapat pada orang
obesitas, usia lanjut dan tidak aktif, tidak memerlukan
insulin dalam mengendalikan kadar gula darah.
Diabetes Melitus pada kehamilan

Diabetes Diabetes
Melitus Melitus
Gestasional Pregestasional
Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes Melitus Gestasional adalah intoleransi


glukosa yang dimulai atau baru ditemukan pada
waktu hamil. Setelah ibu melahirkan, keadaan
DMG sering akan kembali ke regulasi glukosa
normal.
Etiologi DMG

Diabetes Melitus Gestasional disebabkan karna


kekurangn insulin. Dalam kehamilan terjadi
perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat
untuk makanan janin dan persiapan untuk
menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap
melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya
dalam darah janin menyerupai kadar darah ibu.
Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula
ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian
kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin. Akan
tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi
insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang
menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.
Faktor Risiko

Faktor resiko diabetes melitus gestasional yaitu


obesitas, riwayat DM gestasional sebelumya,
glukosuria, riwayat keluarga dengan DM, abortus
berulang, riwayat melahirkan dengan cacat bawaan
atau bayi lebih dari 4000 gram, riwayat
preeklampsia.
Tatalaksana
1. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa (95mg/dI dan kadar
glukosa 2 jam sesudah makan <120 mg/dl.
2. Pengaturan diet DM.
3. Pemberian insulin dilakukan di rumah
4. Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan pemeriksaan tinggi
fundus uteri, USG, dan kardiotokografi. Bila usia kehamilan telah
mencapai 38 minggu dan janin tumbuh normal, tawarkan
persalinan elektif dengan induksi maupun seksio sesarea untuk
mencegah distosia bahu.
Diabetes Melitus Pregestasional

Diabetes pregestasional merupakan sebuah kondisi


dimana pasien sudah memiliki penyakit diabetes
baik tipe 1 maupun tipe 2, yang kemudian pasien
tersebut hamil.
Komplikasi

Wanita dengan diabetes pregestasional memiliki risiko


preeklampsia yang lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita non-diabetes (4 kali lipat peningkatan risiko)
dan peningkatan risiko kelahiran sectio caesarea.
Selain itu, komplikasi yang terjadi adalah infeksi
saluran kemih, hydramnion, hipertensi kronik,
preeklamsi, kematian ibu
Komplikasi

1. Pada fetal
Abortus spontan, kelainan kongenital, infusiensi
plasenta, makrosomia, kematian intra uterin.
2. Neonatal
Prematuritas, kematian neonatal, trauma lahir,
hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
hipebilirubinemia
Tatalaksana

1. Pengendalian glukosa dengan diet DM

2. Karena kontrol yang ketat diperlukan untuk hasil


janin yang optimal dan peningkatan insulin
resistensi yang terkait dengan kehamilan, diabetes
tipe 2 biasanya dikelola dengan insulin selama
kehamilan.
3. Beolahraga

Dapat berjalan kaki, bersepeda santai, berenang,


dan olahraga lainnya yang tidak membahayakan
janin

4. Melakukan tes gula darah sendiri

5. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin


Tatalaksana

6. Konseling prakonsepsi

Hiperglikemia ibu selama trimester pertama merupakan faktor


risiko untuk janin abnormal organogenesis, dengan demikian,
wanita diabetes harus didorong untuk memiliki konseling
prakonsepsi. Kunjungan harus mencakup diskusi mengenai
efek janin dan ibu dari diabetes, pentingnya mempertahankan
kontrol euglikemik sebelum kehamilan, pemeriksaan obat, dan
konversi wanita pada agen oral ke insulin sebelum konsepsi.
Pembahasan
 Dalam penanganan kasus ini, saya menggunakan manajemen kebidanan
menurut varney. Dimulai dari pengumpulan data, yakni mencari data dasar
dari riwayat kesehatan terutama riwayat diabetes melitus ibu dan keluarga,
pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan ibu dengan diabetes

 Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Maret 2018, pukul 10.00 WIB


didapatkan hasil bahwa ibu memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2 sejak 5
tahun yang lalu. Di dalam keluarga ibu yaitu ayah kandung ibu ternyata juga
memiliki riwayat penyakit diabetes. Ibu rutin melakukan kontrol mingguan
poli obsgyn sejak minggu kemarin. Saat ini ibu mendapat terapi injeksi
insulin Novorapid 15 IU-15 IU-15 IU.
 Dengan melihat kasus diatas, penyebab ibu menderita diabetes
karena ibu memiliki Indeks masa tubuh yang berlebih atau obesitas
serta memiliki riwayat diabetes pada keluarga yaitu ayah kandung
ibu.
 Pada pengjkajian data subjektif ibu mengeluh sering kencing, bidan
memberikan KIE kepada ibu untuk tidak menahan atau menunda-
nunda untuk BAK, agar tidak terjadi infeksi saluran kencing.
Pemeriksaan pada Ny. L, ibu hamil dengan diabetes pregestasional
dilakukan pemeriksaan asuhan kehamilan normal.
 Setelah selesai dilakukan pemeriksaan, bidan berkolaborasi dengan dokter obsgyn
untuk tatalaksana ibu hamil dengan diabetes melitus. Dokter obsgyn melakukan
pemeriksaan ibu hamil dengan NST dan USG. Dengan hasil NST, HR baseline :
150×/menit, Variabilitas : >5, akselerasi positif dan seselerasi negatif serta gerak
janin yang masih aktif. Menurut dokter hasil dari NST ibu masih normal, gerakan
janin aktif, denyut jantung janin masih dalam batas normal. Sedangkan hasil USG
didapatkan hasil janin tunggal, memanjang, preskep, plasenta di fundus, DJJ positif,
gerak positif, air ketuban cukup. TBJ 2339 gram.
 Setelah dilakukan pemeriksaan leopold oleh bidan
dan USG oleh dokter obsgyn tidak ada indikasi
janin makrosomia, dengan hasil TBJ dalam batas
normal. Selanjunya dokter obsgyn meminta ibu
untuk tertib dalam mengatur pola makanan sesuai
dengan konseling diet DM oleh ahli gizi di
poliklinik gizi dan tertib dalam melakukan terapi
insulin dirumah. Kontrol selanjutnya 1 minggu lagi
atau bila ada keluhan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai