1. Periksa kehamilan secepatnya dan sesering mungkin sesuai dengan anjuran petugas.
Agar ibu, suami dan keluarga dapat mengetahui secepatnya jika ada masalah yang
timbul pada kehamilan.
2. Timbang berat badan setiap kali periksa hamil. Berat badan bertambah sesuai dengan
pertumbuhan bayi dalam kandungan.
3. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari sesudah makan. Ibu hamil mendapat TTD
minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Tablet tambah darah mencegah ibu kurang
darah. Minum tablet tambah darah tidak membahayakan bayi.
4. Minta imunisasi tetanus toksoid kepada petugas kesehatan, imunisasi tetanus untuk
mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
5. Minta nasehat kepada petugas kesehatan tentang makanan bergizi selama hamil. Makan
makanan bergizi yang cukup membuat ibu dan bayi sehat.
6. Sering mengajak bicara bayi sambil mengelus-elus perut setelah kandungan berumur 4
bulan.
d. Pengaturan gizi
Jenis makanan yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil tentunya makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan ketentuan gizi seimbang, sedangkan makanan
yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama hamil antara lain adalah minuman yang
beralkohol, minuman yang mengandung kafein misalnya kopi, makanan yang
mengandung zat tambahan seperti pengawet, makanan yang tercemar (pestisida, logam
berat).
e. Perawatan kehamilan
1. Psikologis
2. Hubungan suami istri atau senggama saat kehamilan
3. Konsumsi obat ibu hamil
f. Tanda-tanda bahaya kehamila
1. Perdarahan
2. Bengkak
3. Demam tinggi
4. Keluar air ketuban
5. Gerakan bayi berkurang
6. Ibu muntah terus dan gak mau makan
7. Trauma atau cedera
A. PERAWATAN BAYI
B. MITOS
Banyak mitos mengenai kehamilan dan kesehatan anak. Namun namanya juga mitos
tentu banyak juga yang perlu diteliti kebenarannya. Beberapa mitos dapat bertahan
karena memberikan nasihat yang sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Namun
banyak mitos terutama sekitar kehamilan dan melahirkan, terbukti salah atau tidak
efektif sesuai dengan kemajuan kedokteran dan teknologi (Depkes RI, 2009).
C. PENYAKIT MENULAR
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang dapat menyebar dari satu orang ke
orang lainnya melalui hubungan seks dan merupakan masalah kesehatan masyarakat
di banyak negara.
Angka kejadian IMS diperkirakan tinggi dan kegagalan dalam mendiagnosa serta
mengobati IMS sedini mungkin dapat menimbulkan komplikasi dan kecacatan
termasuk terjadinay infertilitas, keguguran, kehamilan ektopik, kanker daerah panggul
bahkan infeksi pada bayi baru lahir. Komplikasi yang terjadi akibat IMS dan penyakit
radang panggul (PRP) menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan reproduksi
(Depkes RI, 2009)
D. AKTA KELAHIRAN
Menurut UU No 23/2002: Perlindungan Anak pasal 5 menjelaskan bahwa setiap anak
berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. Pasal 27
juga menyatakan bahwa identitas diri anak harus diberikan sejak kelahirannya dan
dituangkan dalam akta kelahiran yang dibuat berdasarkan pada surat keterangan dari
orang yang menyaksikan dan/atau membantu proses kelahiran (Depkes RI, 2009).