Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Nn. D UMUR 14 TAHUN DENGAN ANEMIA RINGAN


DI DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT

Disusun Oleh :

Maria Novita Dau Asa


161191011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia. Anemia
adalahsuatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah
daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin.
Penyebab anemia pada negara dengan prevalensi anemia di atas 20%adalah
anemia defisiensi Fe atau kombinasi defisiensi Fe. Anemia yang terjadi karena
kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain
dalam tubuh terganggu adalah anemia gizi besi (Rumini, 2010)
Di Indonesia berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2013 disebutkan
bahwa prevalensi anemia sebesar 21,7% dengan prevalensi anemia pada
perempuan 23,9% sedangkan prevalensi anemia pada laki-laki 18,4%.
Prevalensi anemia pada kelompok umur 5 –14 tahun adalah 26,4% dan pada
kelompok umur 15 –24 tahun adalah 18,4%.3Berdasarkan pemaparan
prevalensi tersebut, perempuan di Indonesia termasuk remaja putri memiliki
prevalensi anemia yang lebih tinggi daripada laki-laki.
Anemia pada remaja putri masih menjadi masalah gizi di Jawa Tengah
khususnya kabupaten Semarang. Berdasarkan laporan gizi Dinas Kesehatan
Jawa Tengah tahun 2017 dalam Riski (2017) sebanyak 38%, di Wilayah kerja
Puseksmas Lerep di desa Nyatnyono sebanyak 14 remaja mengalami anemia
ringan.
Umumnya perempuan lebih rentan mengalami anemia daripada laki-
lakisalah satunya,karena setiap bulan perempuan mengalami menstruasi yang
secara otomatis mengeluarkan darah sehingga kebutuhan zat besi pada
perempuan lebih besar daripada laki-laki untuk mengembalikan kondisi
tubuhnya pada keadaan semula. Bagi remaja putri yang mengalami anemia
masalah anemia akan terus berlanjut setelah remaja, karena mengalami
menstruasi dilanjutkan proses kehamilan dan menyusui.
Berdasarkan studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Semarang diketahui bahwa program pencegahan dan penanggulangan anemia
remaja putri di kabupaten semarang adalah KIE (Komunikasi Informasi
Edukasi) dan pemberian tablet tambah darah, tetapi program tersebut belum
dapat berjalan optimal dan menyeluruh, karena baru dimulai pada tahun 2016
serta masih didapatkan remaja putri yang mengalami anemia. Oleh sebab itu
dalam case study dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan anemia
dengan kegiatan KIE berupa Pendidikan gizi melalui penyuluhan gizi tentang
anemia untuk meningkatkan pengetahuan tentang anemia dan mendorong
perilaku pencegahan anemia pada remaja dan pembagian Tablet Tambah Darah
(TTD)
Berdasarkan hasil data yang diperoleh penulis di Puskesmas Lerep
selama 1 Januari 2020 sampai 10 Maret 2020 terdapat 6 remaja yang
mengalami enemia ringan. Penatalaksanaan untuk mencapai target agar semua
remaja tidak mengalami anemia petugas kesehatan dari puskesmas lerep
melakukan kegiatan bulanan dengan pemberian KIE dan setiap 3 bulan
melakukan pembagian tablet Fe atau Zat Besi. Mengingat pentingnya peran
bidan dalam memberikan asuhan pada remaja, maka penulis tertarik untuk
mengambil kasus yang berjudul“Asuhan Kebidanan Pada Nn.D umur 14
tahun dengan Anemia Ringan”

A. Tujuan Asuhan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada Nn.D Umur
14 tahun dengan anemia ringan dengan menggunakan manajemen kebidanan
yang komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian yang meliputi data Subjektif pada Nn.D
Umur 14 tahun dengan anemia ringan menggunakan manajemen
kebidanan yang komprehensif.
b. Mampu melakukan pengkajian yang meliputi data Objektif pada pada
Nn.D Umur 14 tahun dengan anemia ringan menggunakan manajemen
kebidanan yang komprehensif.
c. Mampu menganalisa data untuk mengidentifikasi diagnosa masalah pada
pada Nn.D Umur 14 tahun dengan anemia ringan menggunakan
manajemen kebidanan yang komprehensif.
d. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu
Nn.D Umur 14 tahun dengan anemia ringan menggunakan manajemen
kebidanan yang komprehensif.

B. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman nyata
dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada remaja dengan Anemia Ringan.
2. Bagi Remaja
Memberikan informasi pada remaja putri tentang anemia sehingga
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan tentang anemia dan
termotivasi untuk mencegah terjadinya anemia.
3. Bagi Penyuluh gizi kesehatan
Memberikan gambaran alternative media yang dapat digunakan dalam
Pendidikan gizi meupun penyuluhan gizi di masyarakat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja
2.A.1 Pengertian Remaja
Pengertian remaja menurut WHO adalah kelompok penduduk yang
berusia antara 10-19 tahun yang memiliki ciri-ciri sedang mengalami transisi
biologis (fisik), psikologis (jiwa) maupun sosial ekonomi. Desmita dan Idhami
(2010), menyebutkan bahwa rentang remaja bisa dibagi menjadi empat
kelompok yaitu:
a. Masa pra remaja: usia 10-12 tahun
b. Masa remaja awal: usia 12-15 tahun
c. Masa remaja pertengahan: usia 15-18 tahun
d. Masa remaja akhir: usia 18-21 tahun
Pada remaja putri, puncak pertumbuhan terjadi sekitar 12-18 bulan
sebelum mengalami menstruasi pertama yaitu sekitar usia 10-14 tahun
(Briawan, 2012). Selama masa remaja, kebutuhan zat besi akan meningkat
drastis sebagai hasil dari ekspansi total volume darah, peningkatan massa
lemak tubuh dan terjadinya menstruasi. Pada wanita, kebutuhan akan zatbesi
yang tinggi disebabkan oleh kehilangan darah pada saat menstruasi. Secara
keseluruhan, kebutuhan zat besi meningkat dari kebutuhan sebelum masa
remaja sebesar 0,7 sampai 0,9 mg Fe per hari. Remaja putri memerlukan zat
besi sebesar 2,2 mg per hari dan kebutuhan ini akan meningkat pada saat
menstruasi (Wiseman, 2009).
Siswa SMP dengan batasan usia sekitar 12-15 tahun, termasuk dalam
tahap perkembangan pubertas atau remaja awal sampai remaja pertengahan
dengan proses perkembangan biopsikososial yang perlu mendapat perhatian
dari orang tua (keluarga), guru (sekolah), dan masyarakat. Berdasarkan data
Riskesdas 2010, rata-rata usia menarche(menstruasi pertama kali) di Indonesia
adalah usia 12-15 tahun, namum rata-rata usia menarchepada remaja putri di
Bali adalah usia 13-14 tahun yang mencapai 40,5%. Selain pertumbuhan fisik
yang cepat, pengeluaran darah melalui menstruasi juga meningkatkan
kebutuhan remaja akan zat besi. Idealnya remaja putri sudah diperkenalkan
dengan tablet besi sebelum mereka memasuki tahap menarchesehingga mereka
akan terbiasa secara mandiri untuk mengonsumsi tablet besi.

2.2 Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin(Hb) dalam
darah dibawah normal akibat kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial yang
diperlukan dalam pembentukan serta produksi sel-sel darah merah tersebut.
Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling sering terjadi. Menurut
WHO, ambang batas kadar hemoglobin normal pada wanita usia 11 tahun
keatas adalah 12 gr/dl. WHO mengklasifikasikan anemia berdasarkan kadar
hemoglobin seseorang, yakni :
Tabel 2.1 Klasifikasi Anemia
Klasifikasi Kadar Hemoglobin
Normal 12gr/dl – 14 gr/dl
Ringan 11 gr/dl – 11,9 gr/dl
Sedang 8 gr/dl – 10,9 gr/dl
Berat < 8 gr/dl
Sumber : Yenni, 2015
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendahdalam
darah. (WHO,2015).National Institute of Health (NIH) Amerika 2011
menyatakan bahwa anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel darah
merah yang cukup (Fikawati, Syafiq, & Veretamala, 2017).

2.2.1 Penyebab Anemia


Beberapa jenis anemia dapat diakibatkan oleh defisiensi zatbesi,
infeksiatau ganguan genetik.Yang paling sering terjadi adalah anemia yang
disebabkanoleh kekurangan asupan zat besi.Kehilangan darah yang cukup
banyak, sepertisaat menstruasi, kecelakaan dan donor darah berlebihan
jugadapat menghilangkanzat besi dalam tubuh.Wanita yang mengalami
menstruasi setiap bulan berisikomenderita anemia.Kehilangan darah secara
perlahan-lahan di dalam tubuh, sepertiulserasi polip kolondan kanker kolon
juga dapat menyebabkan anemia.(Briawan,2014).
Anemia terjadi karena berbagai penyebab yang berbeda di setiap
wilayah atau negara. Terdapatenam faktor yang sering menyebabkan kejadian
anemia, pertama adalah rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya, yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi makanan sumber zat besi. Zat gizi lain
yang menyebabkan terjadinya anemia adalah kekurangan vitamin A, vitamin
C, asam folat, riboflavin, dan vitamin B12. Kedua, penyerapan zat besi yang
rendah, disebabkan komponen penghambat di dalam makanan seperti fitat.
Rendahnya zat besi pada bahan makanan nabati menyebabkan zat besi tidak
dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Ketiga, malaria terutama pada anak-
anak dan wanita hamil. Keempat, parasit seperti cacing (hookworm) dan
lainnya (skistosomiasis). Kelima, infeksi akibat penyakit kronis maupun
sistemik (misalnya: HIV/AIDS). Keenam, gangguan genetik seperti
hemoglobinopati dan sickle cell trait.
Adapun faktor –faktor yang mendorong terjadinya anemia gizi pada
usia remaja adalah adanya penyakit infeksi yang kronis, menstruasi yang
berlebihan pada remaja putri, pendarahan yang mendadak seperti kecelakaan,
dan jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk dari zat besi, vitamin
B12, vitamin B6, vitamin C, serta tembaga.
Status gizi pada usia remaja juga dapat menyebabkan kejadian anemia.
Berdasarkan hasil penelitian Wibowo, Notoatmojo, & Rohmani (2013)
dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia.
Remaja putri dalam penelitian tersebut yang memiliki status gizi kurang
seluruhnya mengalami anemia sehingga dapat disimpulkan status gizi kurang
dapat menjadi penyebab anemia pada remaja putri.

2.2.2 Tanda dan Gejala Anemia


Gejala anemia karena defisiensi zat besibergantung pada kecepatan
terjadinya anemia pada diri seseorang. Gejalanya dapat berkaitan dengan
kecepatan penurunan kadar hemoglobin, karena penurunan kadar hemoglobin
memengaruhi kapasitas membawa oksigen, maka setiap aktivitas fisik pada
anemia defisiensi zat besi akan menimbulkan sesak napas.
Awalnya penderita anemia karena defisiensi zat besi akan mengeluhkan
rasa mudah lelah dan mengantuk. Keluhan lainnya adalah sakit kepala, tinitus,
dan gangguan cita rasa. Kadangkala antara kadar hemoglobin dan gejala
anemia terdapat korelasi buruk. Semakin meningkatnya intensitas defisiensi zat
besi, penderita anemia defisiensi zat besi akan memperlihatkan gejala pucat
pada konjungtiva, lidah, dasar kuku, dan palatum mole. Seseorang yang
menderita anemia defisiensi zat besi yang sudah berlangsung lama dapat
muncul gejala dengan ditemukannya atrofi papilaris pada lidah dan bentuk
kukunya dapat berubah menjadi bentuk seperti sendok.
Gejala anemia secara umum menurut University of North Calorina
(2002) dalam Briawan (2014) adalah cepat lelah, pucat (kuku, bibir, gusi, mata,
kulit kuku, dan telapak tangan), jantung berdenyut kencang saat melakukan
aktivitas ringan, napas tersengal atau pendek saat melakukan aktivitas ringan,
nyeri dada, pusing, mata berkunang, cepat marah (mudah rewel pada anak),dan
tangan serta kaki dingin atau mati rasa.

2.3 Anemia Pada Remaja


Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien,
khusunya anemia defisiensi zat besi, danmasalah malnutrisi, baik gizi kurang
serta perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas yang keduanya
seringkali berkaitan dengan perilaku makan. Anemia merupakan suatu keadaan
di mana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal. Kadar
hemoglobin normal pada laki-laki adalah 14 –18 gram % dan eritrosit 4,5 –5,5
juta/mm3 sedangkan pada perempuan hemoglobin normal adalah 12 –16 gram
% dengan eritrosit 3,5 –4,5 juta/mm3.
Remaja putri lebih mudah mengalami anemia disebabkan pertama
umumnya lebih banyak mengonsumsi makanan nabati yang kandungan zat
besinya sedikit dibandingkan dengan makanan hewani sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh. Kedua, remaja putri biasanya ingin
tampil langsing sehingga membatasi asupan makan. Ketiga, setiap hari
manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang dieksresi, khususnya melalui feces.
Keempat, setiap bulan remaja putri mengalami haid, dimana kehilangan zat
besi ± 1,3 mg perhari sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak daripada laki-
laki.
Terdapat tempat upaya untuk mencegah anemia pertama, mengonsumsi
makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan hewani (daging, ikan,
ayam, hati, telur) dan dari bahan nabati (kacang-kacangan, tempe) dan sayuran
berwarna hijau tua. Kedua, banyak mengonsumsi makanan sumber vitamin C
yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi yaitu: jambu, jeruk,
tomat, dan nanas. Ketiga, minum satu tablet penambah darah setiap hari,
khususnya saat sedang haid. Keempat, bila merasakan tanda dan gejala anemia
segera konsultasi ke dokter untuk diberikan pengobatan.

BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Nn.D UMUR 14 TAHUN DENGAN ANEMIA RINGAN
DI MTS DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT

Tanggal pengkajian : 12 – 03 – 2020 Jam 09.00 WIB


Tempat : MTS Nyatnyono
Oleh : Maria Novita Dau Asa

1. Data Subjektif
1.1 Pengkajian
a. Biodata/Identitas Bayi
Nama ibu : Nn.D Namaortu/wal : Tn. P
Umur : 14 Tahun i : 32 Tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Umur : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Suku/bangsa : Islam
Pendidikan : SMP Agama : SMA
Pekerjaan : Pelajar Pendidikan : Swasta
Penghasilan : - Pekerjaan : Rp ± 2.000.000,-/ bln
Alamat : Desa Nyatnyono Penghasilan : Desa Nyatnyono
Alamat

b. Keluhan Utama : Nn.D mengatakan sering pusing dan mudah lelah


c. Riwayat Menstruasi :
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : 30 hari
- Lama : 6 hari
- Banyak : ± 15 cc
- Disminorhea : tidak ada
-
d. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan saat ini tidak sedang menstruasi, dan jika sedang
menstruasi tidak mengalami nyeri pada perut bagian bawah sehingga tidak
menganggu aktifitasnya. Pasian mengatakan belum pernah mendapat
pengobatan apapun dan pasien mengatakan tidak ada alergi obat.
- Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
menular, menurun dan menahun seperti dada berdebar – debar (jantung),
sering makan, minum dan kencing (DM), sesak nafas (asma), tekanan darah
>140/90 mmHg (Hipertensi), sakit kuning (hepatitis), kejang sampai keluar
busa (epilepsy), PMS.
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sedang dan pernah
menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti jantung, asma,
TBC, diabetes, epilepsi, PMS.
e. Riawayat Seksual
Pasien mengatakan belum pernah melakukan hubungan seksual
f. Riwayat Kontrasepsi
Pasien mengatakan belum pernah menggunakan semua jenis alat kontrasepsi
g. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari

Pola fungsional kesehatan Sehari – hari


Pola nutrisi Makan : ±3x sehari,(nasi, sayur, lauk, dan buah-
buahan)
Minum : ± 5x sehari (air putih dan teh)

Pola eliminasi BAK : ± 5x sehari, tidak ada kesulitan


BAB :1x sehari, tidak ada kesulitan
Pola aktivitas Nn.D melakukan kegiatan sehari – hari dirumah
seperti membersihkan rumah da mencuci piring
dan ke sekolah mengikuti kegiatan belajar
Pola istirahat Siang: ± 30 menit sehari
Malam : ± 6-7 jam sehari
Personal Hygiene Mandi dan sikat gigi: 2x sehari
Ganti baju : 1x setiap hari
dan keramas : 1 / 2 hari

h. Riwayat psikososial
Pasien mendapatkan dukungan dari keluarga dan sosialisasi dengan lingkungan
dengan keluarga dan teman.
i. Riwayat penggunaan obat
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat – obatan terlarang dan hanya
mengosumsi obat-obatan bila sakit seperti demam, pilek dan nyeri haid.

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda – tanda vital : RR : 46x/ menit, Suhu : 36,5 oC, Nadi : 139x/menit
LILA : 23 cm
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Bersih, rambut warna hitam, tidak ada benjolan abnormal, bentuk kepala
Mesocephalus
2. Mata
a. Bentuk : Simetris / Normal
b. Kotoran : Tidak ada
c. Strabismus : Tidak ada
d. Sclera : putih keabu-abuan
e. Konjungtiva : nampak pucat
f. Iritasi / merah-merah : Tidak
3. Hidung
a. Bentuk : Simetris / Normal
b. Gerakan cuping hidung : Tidak ada
c. Sekret : Tidak ada
4. Mulut
a. Bentuk : simetris / normal
b. Bersih / Kotor : bersih
c. Labioskisis : Tidak ada
d. Bibir : bersih : lembab
e. Lidah : tifus : tidak ada, bersih
f. Gigi berlubang : Tidak ada
5. Telinga
a. Bentuk : Simetris / Normal
b. Bersih / Kotor : bersih
6. Leher
a. Pembesaran Kelenjar Tiroid : Tidak ada
b. Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
c. Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
7. Dada
a. Bentuk : Simetris / Normal
b. Pernafasan : Normal
c. Payudara : Simetris, tidak ada benjolan.
8. Perut
a. Bising Usus : Tidak ada
b. Kembung : Tidak ada
c. Kelainan : Tidak ada
9. Punggung
a. Spina Bifida : Tidak ada
10. Ekstremitas Atas
a. Bentuk : simetris, kanan dan kiri.
b. Kelainan jari tangan : Normal
Ekstremitas Bawah
c. Bentuk : simetris, kanan dan kiri.
d. Tungkai kaki : Normal
e. Trombobilitis : Tidak ada

11. Genetalia
Tidak terkaji
b. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11 gr/dl

3. Analisa Data
Diagnosa Kebidanan
Nn.D umur 14 tahun dengan Anemia Ringan
Data Dasar
Data Subjektif
- Ibu mengatakan bernama Nn. D
- Ibu mengatakan ingin sering pusing dan ingin periksa HB
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Suhu Tubuh : 36,5o C
Denyut Nadi : 87 x / menit
Pernafasan : 19 x / menit
BB : 48 kg
TB : 148 cm
Daignosa Masalah
Anemia Ringan
Daignosa Potensial
Tidak ada

4. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
Evaluasi : pasien mengerti
2. Menjelaskan pada pasien ap aitu Hemoglobin
Evaluasi : pasien mengerti
3. Menjelaskan pada ibu ap aitu tablet tambah darah
Evaluasi : pasien mengerti
4. Melakukan pemeriksaan hemoglobin
Evaluasi : hasil terlampir 11 gr/dl
5. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien
Evaluasi : pasien mengerti
6. Menjelaskan pada pasien apa itu anemia ringan
Evaluasi : pasien mengerti

BAB 4
PEMBAHASAN
Berdasarkan kasus yang didapat, manjemen asuhan kebidanan pada Nn.D umur
14 tahun dengan anemia ringan dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan
SOAP, adapun pembahasannya yaitu.
a. Data Subjektif
Pengkajian yang dilakukan pada Nn.D umur 14 tahun dengan anemia ringan
merupakan hasil kajian dari anamnesa yang dilakukan pasien mengatakan
HPHT 08 – 02 – 2020 dan setiap kali menstruasi pasien mengalami
disminorhea, sering pusing dan lemas.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin(Hb) dalam
darah dibawah normal akibat kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial yang
diperlukan dalam pembentukan serta produksi sel-sel darah merah tersebut.
Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling sering terjadi. Menurut
WHO, ambang batas kadar hemoglobin normal pada wanita usia 11 tahun
keatas adalah 12 gr/dl.
Berdasarkan data yang di peroleh dalam studi kasus Nn.D dengan
anemia ringan, menunjukan adanya kesamaan dengan penjelasan bahwa
pemberian anemia dapat terjadi pada remaja yang sudah mengalami menstruasi
dikarenakan peluruhan dinding rahim mengeluarkan sel darah merah. Hal ini
berarti antara konsep dasar dan studi kasus tidak tampak ada kesenjangan.
b.Data Objektif
Pada Nn.D telah dilakukan pemeriksaan fisik secara sitematis dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Pemeriksaan awal dilakukan sebelum
dilakukan pemeriksaan Hb. Dan memastikan bahwa pasien tidak sedang
menstruasi, dari hasil pemeriksaan dan pengkajian bahwa pasien menyatakan
jarang makan – makanan yang bergizi dan banyak mengonsumsi makanan
cepat saji.
Menurut Boedihartono 2013 Tanda yang terjadi pada pasien anemia
selama melakukan pengkajian ditemukan data pasien mengatakan nafsu makan
menurun, mual, muntah pasien tampak lemas, pucat, berbaring ditempat tidur,
BB mengalami penurunan 50 kg menjadi 48 kg, minum hanya 3 gelas
belimbing selama sakit. Sedangkan data yang terdapat pada pasien anemia
menurut Boedihartono 2013 adalah penurunan masukan diet, masukan diet
protein hewani rendah/masukan produk sereal tinggi (DB), nyeri mulut atau
lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring), mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia, adanya penurunan berat badan.
Berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam studi kasus Nn.D
dengan anemia ringan. Tidak ada kesenjangan antara teori dan pemeriksaan
untuk menunjang data objektif yang ada.
c. Analisa Data
Diagnosa Kebidanan
Nn.D umur 14 tahun dengan Anemia Ringan
Data Dasar
Data Subjektif
- Ibu mengatakan bernama Nn. D
- Ibu mengatakan ingin periksa HB
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Suhu Tubuh : 36,5o C
Denyut Nadi : 87 x / menit
Pernafasan : 19 x / menit
BB : 48 kg
TB : 148 cm
Daignosa Masalah
Anemia Ringan
Daignosa Potensial
Tidak ada
Menurut Rohmawati, (2010) Remaja putri lebih mudah mengalami anemia
disebabkan pertama umumnya lebih banyak mengonsumsi makanan nabati
yang kandungan zat besinya sedikit dibandingkan dengan makanan hewani
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh. Kedua,
remaja putri biasanya ingin tampil langsing sehingga membatasi asupan
makan. Ketiga, setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang
dieksresi, khususnya melalui feces. Keempat, setiap bulan remaja putri
mengalami haid, dimana kehilangan zat besi ± 1,3 mg perhari sehingga
kebutuhan zat besi lebih banyak daripada laki-laki.
Berdasarkan analisa yang diperoleh dalam studi kasus Nn.D dengan
Anemia Ringan menunjukan tidak ada kesenjangan antara teori dan analisa
yang ada dilahan praktik.
d.Penatalaksaan
Pada remaja putri, puncak pertumbuhan terjadi sekitar 12-18 bulan
sebelum mengalami menstruasi pertama yaitu sekitar usia 10-14 tahun (Briawan,
2012). Selama masa remaja, kebutuhan zat besi akan meningkat drastis sebagai
hasil dari ekspansi total volume darah, peningkatan massa lemak tubuh dan
terjadinya menstruasi. Pada wanita, kebutuhan akan zatbesi yang tinggi
disebabkan oleh kehilangan darah pada saat menstruasi. Secara keseluruhan,
kebutuhan zat besi meningkat dari kebutuhan sebelum masa remaja sebesar 0,7
sampai 0,9 mg Fe per hari. Remaja putri memerlukan zat besi sebesar 2,2 mg per
hari dankebutuhan ini akan meningkat pada saat menstruasi (Wiseman, 2009)
atau faktor pejamu (umur, keadaan gizi dan lain-lain) (Ranuh et.al, 2011).
Menurut Ranuh (2011) penatalaksanaan pada anemia dengan
memberikan tablet Fe dan KIE pada remaja usia subur atau pada masa
pertumbuhan, berdasarkan penatalaksaan yang dilakukan dalam studi kasus
pada Nn.D dengan anemia ringan menunjukan tidak ada kesenjangan antara
teori dan penatalaksaan yang ada dilahan praktik.

BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah penulis dapatkan dalam studi kasus dan
pembahasan pada asuhan kebidanan pada Nn.D dengan anemia ringan dengan
menggunakan manajemen asuhan kebidanan SOAP, Adapun kesimpulannya
yaitu :
1. Data subjektif dilakukan pada Nn.D umur 14 tahun dengan anemia ringan HPHT
08-03-2020. Data objektif keadaan umum baik, respirasi 85x/menit, nadi
87x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu 36,5 oC.
2. Menganalisa data yang sudah dikumpulkan dari Data Subjektif dan Data Objektif,
analisa yang didapatkan pada asuhan yang sudah dilakukan secara komprehensif
yaitu Analisis pada kasus ini yaitu Nn.D umur 14 tahun dengan Anemia Ringan
3. Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Nn.D umur 14 tahun dengan anemia
adalah dengan melakukan langkah awal pemberian tablet tambah darah pada
remaja serta pemeriksaan Hb dengan melakukan pengkajian pemeriksaan awal
sebelum dilakukan tindakan.
A. Saran
1. Bagi penulis dan bidan
Diharapkan bidan dapat lebih meningkatkan wawasan bagi profesi
atau tenaga kesehatan dalam menangani kasus atau melaksanakan
asuhan kebidanan khususnya pada anemia ringan
2. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien
Diharapkasn dapat mengetahui tentang pentingnya tablet tambah darah
dan pemeriksaan HB sehingga dapat segera membawa ketempat pelayanan
kesehatan setempat sehingga dapat membantu memperbaiki kadar hemoglobin
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan
dalam asuhan kebidanan yang harus berpegang pada teori yang ada agar lebih
berkualitas dalam pelayanan kesehatan sehingga akan didapatkan hasil yang
optimal dan dapat membantu upaya pemerintah dalam menurunkan angka
kejadian anemia pada remaja.

DAFTAR PUSTAKA
Boedihartono. (2009). Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta

Depkes, RI. (2010). Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur

(WUS). Direktorat Gizi Masyarakat dan Binkesmas : Jakarta

Masjoer, Arif (2010) Kapitan selekta kedokteran Jilid 1, Jakarta, Media Aesculapius.

FKUI

Price, Sylvia A (2009) Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Jakarta,

ECG

Perry, A.G dan Potter, P.A. (2011) Fundamental of Nursing : Consept, Process, and

Practice

Mansjoer. (2009). Kapita Selekta Kedokteran, edisi III jilid 2. Jakarta : FKUI

Saifuddin. (2013). Ilmu Kebidanan Perkata Edisi Ke-3. Jakarta : EGC

Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama

Supriasa, I Dewa Nyoman, dkk.(2010). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

___________.2017.Profil Kesehatan Kabupaten Semarang. Jawa Tengah

___________.2016.Riset Kesehatan Dasar.Menkes.RI

Anda mungkin juga menyukai