Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah indikator pertama dan utama dalam
menentukan derajat kesehatan anak sebagai cerminan dari status kesehatan
masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO) bayi berat lahir
<2.500 gram 20 kali berisiko mengalami kematian, dibandingkan bayi yang
lahir dengan berat normal ≥2.500 gram. Menunjukkan Angka Kematian Bayi
sebanyak 29 kematian per 1000 kelahiran hidup (WHO,2017)

Kejadian BBLR menurut WHO adalah 15,5% dari 20 juta kelahiran hidup
pertahun, 96,5% berada di negara sedang berkembang dan memberikan
konstribusi 60%-80% dari semua kematian neonatal.(WHO,2017)

Kematian neonatal dini (umur 0-6 hari) di Indonesia tahun 2007 sebanyak
78,5%, penyebab kematian terbanyak adalah BBLR (32,4%). Berdasarkan hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka
Kematian Neonatal (AKN) sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan
data yang dilaporkan kepada Direktorat Kesehatan Keluarga penyebab
kematian neonatal (0-28 hari) di indonesia tahun 2019 dari 20.244 yang
dilaporkan kematian neonatus 35,3 % (7.150) (Kemenkes RI,2019)

Dari 29.322 kematian balita, 69% (20.244 kematian) diantaranya terjadi


pada masa neonatus .Dari seluruh kematian neonatus yang dilaporkan, 80%
(16.156 kematian) terjadi pada periode enam hari pertama kehidupan.
Sementara, 21% (6.151 kematian) terjadi pada usia 29 hari – 11 bulan dan 10%
(2.927 kematian) terjadi pada usia 12 – 59 bulan.(Kemenkes 2019).

Angka yang sama dengan tahun 2007. Perhatian terhadap upaya


penurunan AKN (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal
memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Angka Kematian Bayi
(AKB) tahun 2012 masih cukup tinggi yaitu 32 per 1000 kelahiran hidup, AKB
ini masih jauh dari yang di harapkan untuk mencapai target MDG’s 2015 yaitu
penurunan AKB menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Kejadian BBLR tahun
2013, sebesar 10,2%, angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan angka tahun 2010, yaitu 11,1%.(8,12) .pada tahun 2020 11 dari 100 ibu
yang melahirkan Anak Lahir Hidup (ALH) dalam dua tahun terakhir dilahirkan
dengan berat badan lahir rendah.

Angka Kematian Bayi di Indonesia tahun 2012 diestimasi sebesar 32 per


1.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk Propinsi Sumatera Selatan sebesar 29
per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Untuk Kota Palembang, berdasarkan
laporan program anak, jumlah kematian bayi di tahun 2018 sebanyak 24 kasus
kematian yang terdiri dari 18 bayi neonatus (0 s.d 28 hari) dan 6 bayi (29 s.d 11
bulan) dari 26.837 kelahiran hidup. Penyebab kematian Neonatal antara lain
adalah BBLR, Asfiksia, Kelainan Bawaan dan lain-lain. Penyebab kematian
Post Neonatal adalah diare (3 bayi) dan lain-lain .(Dinkes Palembang 2018).

(Dinkes sumsel)
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas,maka dapat diambil


perumusan masalah yaitu: Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada Neonatus
By.Ny.“A” Usia 22 Hari dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Ruang
Perinatal Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2021?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Faktor Ibu yang berhubungan dengan Kejadian Berat


Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Tahun 2021

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Subjektif Mahasiswa


mampu melakukan pengkajian data Subjektif By.Ny.“A” Usia 22 Hari
dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2021

b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Objektif pada


Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data Subjektif pada
By.Ny.“A” Usia 22 Hari dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di
Ruang Perinatal Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2021

c. Mahasiswa mampu melakukan Analisis pada pada By.Ny.“A” Usia 22


Hari dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Perinatal
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2021

d. MahasiswamampumelakukanPenatalaksanaanpada pada By.Ny.“A”


Usia 22 Hari dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Ruang
Perinatal Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2021

D. Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Bagi pasien maupun masyarakat, makalah ini diharapkan dapat
memberikane dukasi dan menambah wawasan tentang apa itu Berat Bayi
Lahir Rendah (BBLR)

2. Bagi pelayanan tenaga kebidanan,makalah ini diharapkan dapat digunakan


sebagai intervensi dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir.

3. Untuk pendidikan kebidanan,makalah ini diharapkan dapat memberi


informasi mengenai bagaimana penanganan yang tepat untuk mengatasi
Bayi Baru Lahir dengan kasus Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Bagi
pelayanan tenaga kebidanan

E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan kasus ini dilakukan diruang Perinatal Rumah Sakit


Muhammadiyah Palembang.

2. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kasus ini yaitu tangga 01–06 Maret 2021.

F. Tinjauan Lapangan

1. Visi, Misi, Motto dan Tujuan

a. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit yang Professional dalam Pelayanan dan


Berkarakter Islami.

b. Misi

1) Memberikan pelayanan, Pendidikan dan penelitian kesehatan secara


professional, modern dan islam

2) Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien

3) Mewujudkan citra sebagai wahana ibadah dan pengemban dakwah


amarma’rufnahimungkar dalam bidang kesehatan

4) Menjadi pusat persemaian kader Muhammadiyah dalam bidang


pelayanan, Pendidikan dan penelitian kesehatan

2. Tujuan

“Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal melalui pendekatan


preventif (pencegahan), promotive (peningkatan kesehatan), kuratif
(pengobatan), dan rehabilitative (pemulihan) bagi segenap warga
Muhammadiyah dan masyarakat pada umumnya sehingga terwujud
keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah sebagai bagian dari masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya”.

3. Sejarah

Sejaktahun 1965 cita-cita Muhammadiyah yang ingin mendirikan


amal usaha dibidang kesehatan khususnya dalam bentuk rumah sakit yang
komprehensif telah menjadi obsesi tokoh-tokoh Muhammadiyah di
Sumatera Selatan. Wacana pendirian rumah sakit tersebut selanjutnya
diaktualisasikan oleh beberapa tokoh Muhammadiyah diantaranya adalah
H.M. Sidik Adiem, Djamain St.Marajo, KH. Masjhur Azhari, HM. Rasjid
Talib, H. Zamhari Abidin,SH, H. Anang Kirom, HM. Soeripto, A.
Sjarkowi Bakri, HM. Fauzi Shomad dan tokoh-tokoh lainnya yang
mendapat sambutan positif dandukungan penuh dari Bapak H. Abu Jazid
Bustomi dan Bapak HM. Ali Amin, SH selaku Gubernur Kepala Daerah
Provinsi Sumatera Selatanpada saatitu.Akantetapi karena situasi social
politik dan kondisiinternal Muhammadiyah khususnya dalam bidang
finansial, akhirnya RSMP baru dapat diresmikan pendiriannya pada
tanggal 10 Dzulhijjah 1417H/18April 1994 Moleh Gubernur Sumatera
Selatan pada saat itu yakni Bapak H. Ramli Hasan Basri bersama Ketua
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bapak Prof Dr.HM.Amien Rais,MA.
Keberadaan RSMP saat ini telah menunjukkan perkembangan yang cukup
menggembirakan dan dapat mensejajarkan diri dengan rumah.

Anda mungkin juga menyukai