Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL


FISIOLOGIS
TERHADAP BAYI NY. N USIA 2 JAM
DALAM ASUHAN NEONATUS
DIPMB SITI ROMLAH BANYUPUTIH

DISUSUN OLEH:

NURLELA MEINITASARI
P1337424121034

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEBIDANAN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

BIODATA MAHASISWA

NAMA : NURLELA MEINITASARI


NIM : P1337424121034
PRODI : DIPLOMA III KEBIDANAN SEMARANG
JURUSAN : KEBIDANAN
ALAMAT : BANYUSRI RT 04 RW 01 KECAMATAN
WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI JAWA
TENGAH

Jepara, 18 November 2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Ilmiah Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Fisiologis.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan tugas praktik “Praktik Klinik Fisiologis” di Program Studi
Diploma III Kebidanan Semarang, Poltekkes Kemenkes Semarang. Dalam
penulisan Laporan Ilmiah ini, tidak lepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya.
2. Ibu Sri Rahayu, S.Kp.Ns, S.Tr.Keb, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
3. Ibu Umaroh, SKM, S.Tr. Keb. M.Kes selaku Ketua Prodi D3 Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
4. Ibu Yuniarti SST.M.Kes selaku pembimbing institusi pada Praktik Klinik
Kebidanan I
5. Ibu Semiyati, S.S.T selaku bidan pembimbing klinik pada Praktik Klinik
Kebidanan I
6. Rekan-rekan yang selalu mendukung dan membantu penulis.
7. Keluarga yang selalu mendukung penulis.
8. Semua pihak yang ikut membantu penulisan makalah yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu
Dalam penulisan Laporan Ilmiah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan Laporan Ilmiah
ini.

Jepara, 18 November 2022


Penulis

3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II (TINJAUAN TEORI)
A. Pengertian BBL
B. Tanda-tanda Bayi Baru Lahir Normal
BAB III (TINJAUAN KASUS)
BAB IV (PEMBAHASAN)
BAB V (PENUTUP)
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat sebuah negara ditentukan oleh
beberapa indikator. Indikator tersebut diantaranya Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menunjukkan bahwa AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup,
sedangkan AKB sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup (info DATIN,
2018). Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, faktor
penyebab kematian pada bayi terbanyak antara lain berat bayi lahir
rendah, asfiksia, diare, dan pneumonia serta beberapa penyakit infeksi
lainnya yang dapat dicegah dengan imunisasi (Depkes, 2018).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37- 42 mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram
sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonatus)
adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan usia empat minggu
(Wahyuni, 2012).
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterine ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2010).
Kontak langsung antara ibu dan anak setelah persalinan seperti
kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi dapat menimbulkan rasa hangat
sehingga bayi mudah berkeringat dan bayi mulai merasakan haus.
Hormon ADH meningkat dan meregulasi keseimbangan air dalam tubuh
oleh sel-sel osmoreseptor dan baroreseptor, sel baroreseptor memberikan
stimulasi pada hipotalamus sehingga terjadi rangsangan sel tubulus
ginjal untuk reabsorbsi dari hal tersebut mengakibatkan bayi akan
berusaha mencari putting susu dan terjadi isapan bayi sekaligus
meningkatkan produksi ASI (Nurnahalia, 2014).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017, setiap
tahun kematian bayi baru lahir dan neonatal di dunia capai 37% dari
semua kematian pada anak balita. 8000 bayi baru lahir di dunia
meninggal dari penyebab yang tidak dapat dicegah setiap harinya.
Penyebab utama kematian bayi baru lahir di dunia antara lain BBLR
29%, sepsis dan pneumonia 25% dan asfiksia 23%. Penyebab kematian
bayi ke
3 di dunia dalam periode awal kehidupan adalah asfiksia. Menurut data
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan AKB sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Intervensi-
intervensi yang dapat mendukung kelangsungan hidup anak ditujukan
untuk dapat menurunkan AKB menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup di
tahun 2024. Penyebab kematian lainnya di antaranya asfiksia, kelainan
bawaan, sepsis, tetanus neonatorium, dan lainnya. (Profil Kesehatan
Inonesia, 2019).

5
Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi
dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini
terhadap faktor-faktor yang memperlemah kondisi ibu hamil perlu di
prioritaskan, seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak antar
kehamilan, dan buruknya higiene.disamping itu perlu dilakukan
pembinaan kesehatan pranatal yang memadai dan menanggulangi
faktor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal yang meliputi :
1. Perdarahan, 2. Hipertensi, 3. Infeksi, 4. Kehamilan preterm/bayi
berat lahir rendah, 5. Asfiksia, 6. Hiportermia. (sarworno, 2018)
Masa neonatus merupakan massa kritis dari kehidupan bayi, 2/3
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60%
kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan
pemantauan melekat dan asuhan pada bayi masa-masa neonatus dapat
mencegah beberapa kematian ini. (sarwono, 2018)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam laporan ini adalah “Bagaimana cara
melakukan asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. N
Umur 1 jam di Puskesmas Kalinyamatan?

C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir
Pada Bayi Ny. N Umur 1 jam di Puskesmas Kalinyamatan dan
mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan (pengkajian, analisa,
penatalaksanaan dan pendokumentasian SOAP) pada Bayi Ny.
N dan mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.
b. Mampu melakukan asuhan persalinan pada Bayi Ny. N
dan mendokumentasikan dalam bentuk SOAP sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan mendokumentasikan
dalam bentuk SOAP.
D. Manfaat
a. Bagi penulis, dapat memperaktikan teori yang didapat
secara langsung dalam memberikan asuhan kebidanan pada
BBL/Neonatus sehat.
b. Bagi institusi pendidikan, dapat menjadi bahan pembelajaran
dalam perkuliahan.
c. Bagi klien, klien mendapatkan pelayanan sesuai standar
pelayanan kebidanan.

6
7
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian BBL

Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500 – 4000
gram, dengan nilai Apgar> 7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus adalah bayi
yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke Kehidupan ekstrauterin. Tiga faktor yang
mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonates yaitu maturasi,
adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling
dramatik dan cepat berlangsung adalah pada system pernafasan, sirkulasi,
kemampuan menghasilkan glukosa. (Siti Nurhasiyah Jamil,2017).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan lebih dari atau sama dengan 37 minggu dengan berat 2500-4000
gram (Armini, Dkk. 2017).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37- 42 mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru
di lahirkan sampai dengan usia empat minggu (Wahyuni, 2012).
Menurut Amru S, 2015 Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua :
1. Bayi normal memerlukan perawatan biasa;
2. Bayi gawat (high risk baby) memerlukan penanggulangan khusus,
misalnya bayi yang mengalami asfiksia dan perdarahan.
B. Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Saleha (2012), berikut adalah cirri- cirri bayi lahir normal
adalah:
1. Berat badan 2500 -4000 gram.
2. Panjang badan lahir 48-52 cm.
3. Lingkar dada 30-38.
4. Lingkar kepala 33-35.
5. Frekuensi jantung 180 denyut/menit,kemudian menurun sampai
120-140 denyut/menit.
6. Pernafasan pada beberapa menit pertama cepat, kira – kira 80
kali/menit, kemudian menurun setelah tenang kira – kira 40
kali/menit.
7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki).
11. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12. Refleks moro sudah baik, jika terkejut bayi akan memperlihatkan

9
13. Gerakan tangan seperti memeluk.
14. Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama.
C. Penanganan Bayi Baru Lahir
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir :
1. Membersihkan jalan napas.
2. Memotong dan merawat tali pusat.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi.
4. Identifikasi.
5. Pencegahan infeksi.
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata, dan
identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam keadaan
krisis, dan dokter memberi instruksi khusus.
1. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila
bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan
nafas dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang ditempat yang keras dan
hangat.
b. Gulung sepotong kain dibawah bahu sehingga leher bayi lebih
lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus
sedikit tengadah kebelakang.
c. Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus kassa steril.
d. Tepuk kedua telapakkaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering dan kassa. Dengan rangsangan
ini biasanya bayi segera menangis.
1) Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat
menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting
membersihkan jalan nafas, sehingga upaya bayi bernapas
tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya
lendir ke paru-paru).
a) Alat pengisap lendir mulut (Dee Lee) atau
penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen
dengan selangnya harus telah siap ditempat.
b) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan
hidung.
c) Petugas harus memantau dan mencatat usaha
napas yang pertama.
d) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam
hidung atau mulut harus diperhatikan;
2) Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin
diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.
a) Dokter atau tenaga medis lain hendaknya
melakukan pemompaan bila setelah satu menit
bayi tak bernapa
2. Memotong dan merawat tali pusat

9
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali
pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut
bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Apabila
masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali
dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin
10% serta dibalut kassa steril.pembalut diganti setiap hari atau
pembalut sudah kotor.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap
suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur
yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu tubuh harus
dicatat.
4. Memberi vitamin K
Kejadian pendarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5%. Untuk mencegah
perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal cukup bulan
perlu diberi vitamin K per oral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan
bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg
I.M.
5. Memberi obat tetes atau salep mata
Pemberian obat mata eritronisin 0,5% atau tetrasiklin 1%
dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena clamidia
(penyakit menular seksual).
a. Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini
dapat dikerjakan setelah bayi selesai perawatann tali pusat,
dan harus dicatat didalam status termasuk obat apa yang
digunakan.
b. Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau
neasporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera
setelah bayi lahir.
6. Identifikasi Bayi
Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya
mungkin lebih dari satu persalinan. Maka sebuah alat pengenal yang
efektif harus diberikan kepada setiap bayi.
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia
ditempat penerimaan pasien, dikamar bersalin, diruang rawat
bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang
harus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak
mudah lepas.
c. Pada alat / gelang identifikasi harus tercantum :
1) Nama (bayi, Ny).
2) Tanggal lahir.
3) Nomor bayi.
4) Jenis kelamin.

10
5) Unit.
6) Nama lengkap ibu.
d. Setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanda lahir, nomer identifikasi.
Sidik telapak bayi harus dicetak di catatan yang tidak
mudah menghilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat
oleh personil yang berpengalaman menerapkan cara ini, dan
dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik kaki harus
disimpan dalam ruangan bersuhu kamar.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah
kesehatan BBL yang memerlukan perhatian keluarga dan
penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
a. Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam
pertama sesudah lahir meliputi :
1) Kemampuan menghisap kuat atau lemah.
2) Bayi tampakaktif atau lunglai.
3) Bayi kemerahan atau biru.

b. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan


bayinya, penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan
penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang
memerlukan tindak lanjut seperti :
1) Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang
bulan.
2) Hipotermia.
3) Infeksi.
4) Cacat bawaan dan trauma lahir.
D. Penampilan Bayi Baru Lahir
1. Kesadaran dan Reaksi terhadap sekeliling, perlu di kurangi
rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan, rangsangan sakit, atau
suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.
2. Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan yang simetris
pada waktu bangun. adanya temor pada bibir, kaki dan tangan pada
waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu
tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
3. Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang; kepala: apakah
terlihat simetris, benjolan seperti tumor yang lunak dibelakang atas
yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang ini disebabkan akibat
proses kelahiran, benjolan pada kepala tersebut hanya terdapat
dibelahan kiri atau kanan saja, atau di sisi kiri dan kanan tetapi tidak
melampaui garis tengah bujur kepala, pengukuran lingkar kepala
dapat ditunda sampai kondisi benjol (Capput sucsedenaum) dikepala
hilang dan jika terjadi moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali
pada bentuknya semula.

11
4. Muka wajah: bayi tampak ekspresi;mata: perhatikan antara
kesimetrisan antara mata kanan dan mata kiri, perhatikan adanya
tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang akan menghilang
dalam waktu 6 minggu.
5. Mulut: penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu seperti
mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak
terdapat pada bayi normal, bila terdapat secret yang berlebihan,
kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna.
6. Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat persalinan;
perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernapasan bayi, karena bayi
biasanya bayi masih ada pernapasan perut.
7. Punggung: adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan
lekukan yang kurang sempurna; Bahu, tangan, sendi, tungkai: perlu
diperhatikan bentuk, gerakannya, faktur (bila ekstremitas
lunglai/kurang gerak), farices.
8. Kulit dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan,
kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas ringan,
pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinan adanya
kelainan, waspada timbulnya kulit dengan warna yang tak rata (“cuti
Marmorata”) ini dapat disebabkan karena temperature dingin, telapak
tangan, telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat
dan kuning, bercakbercak besar biru yang sering terdapat disekitar
bokong (Mongolian Spot) akan menghilang pada umur 1 (satu) sampai
5 (lima) tahun.
9. Kelancaran menhisap dan pencernaan: harus diperhatikan: tinja dan
kemih: diharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada bila terjadi
perut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluarnya tinja, disertai muntah,
dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap segera konsultasi untuk
pemeriksaan lebih lanjut, untuk kemungkinsn
Hirschprung/Congenital Megacolon.
10. Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan
tanpa disadari pada bayi normal, refleks pada bayi antara lain Tonik
neek refleks , yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila
ditengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepalanya, Rooting
refleks yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka ia
akan membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya ke arah
datangnya jari , Grasping refleks yaitu bila jari kita menyentuh telapak
tangan bayi maka jarijarinya akan langsung menggenggam sangat
kuat, Moro refleks yaitu reflek yang timbul diluar kesadaran bayi
misalnya bila bayi diangkat/direnggut secara kasar dari gendongan
kemudian seolah-olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat
tubuhnya pada orang yang mendekapnya, Stapping refleks yaitu
reflek, kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya
satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolaholah
berjalanSuckling refleks (menghisap) yaitu areola putting susu
tertekan gusi bayi, lidah, dan langis-langit sehingga sinus laktiferus
tertekan dan memancarkan ASI, Swallowing refleks (menelan)
dimana ASI dimulut bayi mendesak otot didaerah mulut dan faring

12
sehingga mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam
lambung.
11. Berat badan: sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan lebih
dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan kekurangan cairan.
E. Penilaian Bayi Baru Lahir
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
yang disiapkan di atas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakkan di
dekat ibu misalnya diantara kedua kaki ibu atau I sebelah ibu) pastikan
area tersebut bersih dan kering, keringkan bayi terutama muka dan
permukaan tubuh dengan kering, hangat dan bersih. Kemudian lakukan
penilaian awal sebagai berikut:
1. apakah menangis kuat dan/atau bernafas
tanpa kesulitan?
2. Apakah bergerak dengan aktif atau lemas?;
jika bayi tidak bernafas atau megap- megap
atau lemah maka segera lakukan resusitasi
bayi baru lahir.

Nilai APGAR
Tan Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
da
Appearance Pucat/ biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
(Warna Kulit) seluruh badan ekstremitas biru kemerahan
Pulse
(DenyutJant Tidak ada < 100 <100
ung)
Grimace Ekstremitas
Tidak ada Gerakan Aktif
(Tonus Otot) sedikit fleksi

Activity Langsung
Tidak ada Sedikit gerak
(Aktifitas) menangis

Respiration Lemah/ tidak


Tidak ada Menangis
(Pernapasan) teratur

F. Penilaian Bayi Untuk Tanda-Tanda Kegawatan


Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda
kegawatan/kelainan yang menujukan suatu penyakit. Bayi baru lahir
dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda antra
lain: Sesak nafas, Frekuensi pernafasan 60 kali/menit, gerak retraksi
didada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif,
berat lahir rendah (500- 2500gram) dengan kesulitan minum. Tanda-tanda
bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu atau lebih tanda seperti: sulit
minum, sianosis setral (lidah biru), perut kembung, priode apneu,
kejang/priode kejang-kejang kecil, merintih, perdarahan, sangat kuning,
berat badan lahir < 1500 gram. Sebelum menangani bayi baru lahir,

13
pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi
seperti berikut:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.
2. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
3. Khusus bola karet penghisap lendir jangan diapakai untuk lebih
dari 1bayi.
4. Handuk, pakaian atau kain yang akan digunakan dalam keadaan
bersih. (demikian juga dengan timbangan, pita pengukur,
thermometer, stetoskok dll).
5. Dekontaminasi dan cuci setelah digunakan (JNPKR, 2007)

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL


TERHADAP BY. NY N USIA 2 JAM
DENGAN KEBUTUHAN ASUHAN NEONATUS
DIPMB SITI ROMLAH BANYUPUTIH

Tanggal : 09 November 2022


Waktu : 07.00WIB
Tempat : PMB Siti Romlah
I. IDENTITAS
a. Identitas bayi
Nama : By. Ny. N
Tanggal/Jam lahir : 09 November 2022 / 04.30
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Identitas orang tua
Nama Ibu : Ny. N Nama suami :Tn. S
Umur : 39 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan :Karyawan Swasta
Alamat : Gemulung Rt 001/ Rw Alamat : Gemulung Rt 001/ Rw 004,
005,Kalinyamatan Kalinyamatan Jepara
Jepara
II. DATA SUBYEKTIF
1. Riwayat kehamilan ibu
a. Umur kehamilan : 39 minggu
b. Riwayat penyakit dalam hamil : tidak ada
c. Kebiasaan selama hamil :
Merokok : -
Konsumsi alcohol: -
Jamu-jamuan, narkoba, maupun obat-obatan bebas:
d. Riwayat Natal :
Tanggal lahir : 09 November 2022
BB : 4200 gram
PB : 50 cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Tunggal/ Gemeli : tunggal
Lama persalinan kala I, kala II : 6 jam dan 45 menit
Komplikasi persalinan: tidak ada
e. Riwayat Perinatal : Penilaian Apgar Score
Appearance Pulse Grimace Activity Respiratory Score
1 Menit 2 2 2 2 1 9
5 Menit
2 2 2 2 1 9
ke-1
5 Menit 2 2 2 2 2 10

15
ke-2
2. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi : Kebutuhan nutrisi sementara dipenuhi dari pemberian
ASI eksklusif oleh ibu karena reflek isap baik
b. Pola eliminasi : Bayi sudah BAK dalam 30 menit pertama
c. Pola Istirahat : Bayi lebih sering tidur dan hanya terbangun saat lapar
d. Pola aktifitas : Aktivitas bayi normal, bergerak aktif
III. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Vital sign : N = 126 X/mnt
RR =42 X/mnt
S =36,50 C
Pengukuran antropometri :
BB : 4200 gr
PB : 50 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar dada : 36 cm
Lingkar lengan : 11 cm
2. Status Present
Kepala :
UUB : Normal
UUK : Normal
Moulage : 0
Bentuk : Normal, bulat
Caput seccudenum : tidak ada
Keadaan : bersih
Mata :
Bentuk : simetris, normal
Pupil : normal
Keadaan : bersih
Srabismus : tidak ada
Sklera : tidak ikterik
Bulu mata : normal
Hidung :
Bentuk : normal
Pernafasan cuping : tidak ada
Lubang hidung : terdapat septum
Keadaan : bersih
Mulut :
Bentuk : normal
Reflek hisap : (+)
Palatum : ada
Bibir : normal
Gusi : normal
Telinga :
Posisi : simetris, sejajar

16
Keadaan : bersih
Leher :
Pembesaran vena : tidak ada
Pergerakan leher : baik
Dada :
Posisi : simetris
Kelenjar mamae : ada, simetris, normal
Pernafasan : normal
Pulmo/jantung :
Posisi : normal
Detak jantung : normal
Abdomen : normal, tidak ada perdarahan tali pusat
Genetalia : normal
Punggung : normal, tidak ada kelainan tulang punggung
Anus : bersih, normal, tidak ada kelainan
Ekstremitas : pergerakan aktif, jumlah jari lengkap, reflek menggenggam
baik, reflek moro baik
Kulit : bersih, berwarna kemerahan, normal, tidak ada kelainan
Reflek :
 Rooting refleks : (+)
 Sucking reflek : (+)
 Grasp reflek : (+)
 Moro reflek : (+)
 Tonic neck reflek : (+)
 Babinski reflek : (+)
IV. ANALISA
By. Ny. N BBL Fisiologis cukup bulan usia kehamilan (aterm), normal, tidak
ada kelainan.
V. PENATALAKSANAAN
1. Memastikan kehangatan bayi agar tidak mengalami hipotermia pada bayi
Hasil: Bayi sudah bersama dengan ibu, dan sudah terjaga kehangatannya.
2. Mengamati pernafasan, warna kulit, dan aktifitas bayi
Hasil: 42x/menit, warna kulit bayi masih berwarna kemerahan, dan
aktifitas bayi sedang menyusu.
3. Melakukan injeksi Vit. K pada bagian otot paha kiri bayi
Hasil: telah dilakukan injeksi Vit. K
4. Melakukan injeksi HB0 1 jam setelah pemberian vit. K pada bagian otot
paha kanan bayi.
Hasil: telah dilakukan injeksi HB0
5. Memberitahukan kepada ibu dalam pemeriksaan bayi sehat dan tidak ada
kelainan.
Hasil : ibu senang mendengar informasi ini.
6. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan,
dan selama 6 bulan tidak dianjurkan untuk memberi makanan atau
minuman apapun selain ASI.
Hasil : ibu mengerti apa yang disampaikan dan bersedia melaksanakan
saran untuk memberi ASI eksklusif selama 6 bulan dan tidak memberi
makanan/ minuman tambahan.

17
7. Mengajarkan ibu mengganti kasa untuk menutup tali pusat bayi dan
dianjurkan untuk tidak memberikan apapun pada tali pusat bayi.
Hasil : ibu telah mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang telah
diberikan.

NO.RM
RB/BPM Nama Pasien: By. Ny. N
Nama Bidan: Nailis Khisnayanti

18
Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN Nama dan
dan Jam (SOAP) Paraf
09 November S = By. Ny. N neonatus tunggal hidup
2022 lahir 2 jam yang lalu
Pukul 07.00 O=
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis

Vital sign : N = 126 X/mnt


RR =42 X/mnt
S =36,50 C
Pengukuran antropometri :
BB : 4200 gr
PB : 50 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar dada : 36 cm
Lingkar lengan : 11 cm
Pemeriksaan Fisik : normal
Rooting refleks : (+)
Sucking reflek : (+)
Grasp reflek : (+)
Moro reflek : (+)
Tonic neck reflek : (+)
Babinski reflek : (+)

A = By. Ny. N BBL Fisiologis cukup


bulan usia kehamilan (aterm), normal,
tidak ada kelainan
P=
1. Memastikan kehangatan bayi agar
tidak mengalami hipotermia pada
bayi
Hasil: Bayi sudah bersama dengan
ibu, dan sudah terjaga
kehangatannya.
2. Mengamati pernafasan, warna
kulit, dan aktifitas bayi
Hasil: 42x/menit, warna kulit bayi
masih berwarna kemerahan, dan
aktifitas bayi sedang menyusu.
3. Melakukan injeksi (suntikan) Vit.
K pada bagian otot paha bayi
Hasil: telah dilakukan injeksi Vit.
K
4. Melakukan injeksi HB0 1 jam
setelah pemberian vit. K pada

19
bagian otot paha kanan bayi.
Hasil: telah dilakukan injeksi HB0
5. Memberitahukan kepada ibu
dalam pemeriksaan bayi sehat dan
tidak ada kelainan
Hasil : ibu senang mendengar
informasi ini
6. Menganjurkan ibu untuk memberi
ASI eksklusif pada bayi selama 6
bulan, dan selama 6 bulan tidak
dianjurkan untuk memberi
makanan atau minuman apapun
selain ASI
Hasil : ibu mengerti apa yang
disampaikan dan bersedia
melaksanakan saran untuk
memberi ASI eksklusif selama 6
bulan dan tidak memberi makanan/
minuman tambahan
7. Mengajarkan ibu mengganti kasa
untuk menutup tali pusat bayi dan
dianjurkan untuk tidak
memberikan apapun pada tali
pusat bayi
Hasil : ibu telah mengerti dan
bersedia melakukan anjuran yang
telah diberikan

20
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny. N Usia 2 Jam berjenis
kelamin Perempuan, penulis tidak menemukan kesenjangan teori dan praktek
yang telah dilakukan asuhan yang diberikan sesuai dengan teori dan berdasarkan
standar.
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang
akurat, relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien yaitu meliputi pengkajian data subjektif dan objektif.
Pada kasus ini pengkajian telah dilakukan sesuai teori. Data subjektif
didapatkan dari anamesa mulai dari identitas bayi, identitas orangtua
sampai dengan pola kebiasaan sehari-hari untuk mengetahui apakah bayi
dalam keadaan sehat dan tidak ada risiko. Data obyektif didapatkan dari
hasil pemeriksaan fisik yang menentukan bayi dalam kondisi sehat atau
tidak.
Pengkajian ini digunakan sebagai data yang mendukung untuk
penegakan diagnosa masalah sesuai dengan teori yang diberikan. Dalam
pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
B. Analisa

Berdasarkan teori langkah ini merupakan pendokumentasian hasil


analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif
mencakup diagnosis, masalah dan kebutuhan.
Pada kasus ini didapatkan diagnose kebidanan yaitu By. Ny. N usia
2 jam jenis kelamin perempuan neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan. Tidak terdapat masalah pada kasus ini, kebutuhan yang
diberikan pada By. Ny. N adalah asuhan pada bayi baru lahir (neonatus)
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak ditemukan kesenjangan
karena asuhan yang diberikan telah sesuai dengan teori.

C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dalam teori asuhan kebidanan dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan klien secara efisien dan aman. Dalam kasus ini
penatalaksanaan yang dilakukan telah sesuai dengan kebutuhan.
Pada asuhan kebidanan pada By. Ny. N diberikan penatalaksanaan
sesuai dengan kebutuhan yaitu: Memastikan kehangatan bayi agar tidak
mengalami hipotermia pada bayi, mengamati pernafasan, warna kulit, dan
aktifitas bayi, melakukan injeksi Vit. K pada bagian otot paha kiri bayi,
melakukan injeksi HB0 1 jam setelah pemberian vit. K pada bagian otot
paha kanan bayi. memberitahu ibu bahwa keadaan bayi sehat,
menganjurkan kepada ibu untuk memberi ASI eksklusif selama 6 bulan,
sebelum 6 bulan tidak dianjurkan untuk memberi makanan atau minuman
apapun, mengajarkan ibu mengganti kasa untuk menutup tali pusat bayi
dan dianjurkan untuk tidak memberikan apapun pada tali pusat bayi.

21
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
pada By. Ny. N dengan kehamilan normal, maka dapat disimpulkan bahwa
By. Ny. N usia 2 jam dalam keadaan normal. Dalam data subyektif
didapatkan data bahwa By. Ny. N lahir pada tanggal 09 November 2022
jam 04.00 WIB jenis kelamin Perempuan dengan umur kehamilan 39
minggu. By. Ny. N sudah mau menyusu, sudah BAB dan BAK dengan
baik. Dalam data obyektif didapatkan data bahwa By. Ny. N dalam
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, suhu 360C, nadi 100x/mnt,
RR 23x/mnt. Dan By. Ny. N telah dilakukan pengukuran antropometri
dengan hasil BB : 4200 gram, PB : 50 cm, LK : 34 cm, LD : 36 cm, LILA
: 11 cm. Data yang didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai dasar
dalam menentukan identifikasi diagnosa atau masalah terhadap keadaan
yang dirasakan oleh bayi.
Penulis menentukan diagnosa yang didapatkan berdasarkan data
dalam pengkajian yaitu By. Ny. N usia 2 jam jenis kelamin Perempuan
dalam keadaan sehat dan baik dan tidak mengalami masalah seperti bayi
dalam keadaan yang gawat darurat seperti sesak nafas, nafas cepat dan
dalam, terdapat nafas cuping hidung, suhu tubuh bayi diatas 38˚c / dibawah
36˚c, gerakan bayi kurang aktif , terdapat gerak retraksi dinding dada, berat
lahir rendah (1500-2500gram), bayi malas minum dan letargis.
Pada penatalaksanaan sesuai kebutuhan yaitu menganjurkan ibu
selalu menghangatkan bayi, selalu menjaga kebersihan tali pusat agar tidak
terkena infeksi, menganjurkan ibu untuk memberi ASI eksklusif selama 6
bulan, sebelum 6 bulan tidak dianjurkan untuk memberi makanan atau
minuman apapun, dan memberikan KIE kepada ibu dan keluarga mengenai
tanda bahaya pada bayi baru lahir.

B. Saran
Setelah melakukan asuhan kehamilan pada Ny. N adapun saran yang
disampaikan oleh penulis yaitu :
1. Bagi Ibu
Diharapkan ibu dapat memahami penkes – penkes yang diberikan dan
melaksanakan apa yang seharusnya dilaksanakan, serta dapat menerima
peran dan fungsi bidan dalam memberikan pelayanannya dan
meningkatkan pengetahuannya tentang seputar asuhan bayi baru lahir
sehingga ibu dapat merawat bayinya dengan baik dan dapat mencukupi
kebutuhan bayinya sehingga bayi sehat. Selain itu ibu juga dapat
mengetahui komplikasi dini dan kemungkinan – kemungkinan yang akan
terjadi sehingga ibu dapat menjaga Kesehatan bayinya.
2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan bidan dapat melihat bahwa manajemen kebidanan mempunyai
pengaruh terhadap ibu maupun petugas kesehatan, maka diharapkan
asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan selama ini tetap dilaksanakan.

22
3. Bagi Institusi Pendidikan
Mengingat pentingnya kemampuan mahasiswa untuk dapat memenuhi
kompetensi knowledge, skill dan attitude dalam memberikan asuhan
kebidanan, maka tugas praktik yang berbentuk laporan ilmiah untuk tetap
dipertahankan bagi mahasiswa selanjutnya.
4. Bagi Penulis
Diharapkan mahasiswa mampu mencari informasi serta mengembangkan
ilmu melalui pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Dengan ilmu
yang didapatkan diharapkan mahasiswa mampu mempraktekkan
pengetahuan dan pengalamannya di masyarakat luas

23
DAFTAR PUSTAKA

Jamil, siti nurhasiyah, Sukma, F., & Hamidah. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. In Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.

Saifuddin A, George A, dkk. (Ed), 2018. BUKU ACUAN NASIONAL PELAYANAN


KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Saleha S, 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita. Makassar : Alauddin
University Press. Wahyuni S, 2012. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: EGC.
Suparmi, Sumiyati dan Vina N, 2018. BUKU SAKU BAYI DAN BALITA SEHAT.
Jakarta Timur : CV.
Trans Info Media
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman pemantauan wilayah setempat kesehatan
ibu dan anak (PWS KIA). Jakarta. Departemen Kesehatan 2010. H. 1)
Lumsden, Hilary. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Yang Baru Lahir. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar. 2012.
Marmi, dkk. Asuhan Neonatus Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 201

24

Anda mungkin juga menyukai