Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS


BAYI NY.K UMUR 6 JAM
DI PUSKESMAS BOJA 1

DISUSUN OLEH:

ASMA’ NURBAITI
P1337424416018
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMESTER VI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Ilmiah ini disusun oleh:

Nama : Asma’ Nurbaiti


NIM : P1337424416018
Kelas : Sarjana Terapan Kebidanan Semester VI

Laporan ilmiah berjudul “LAPORAN ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
FISIOLOGIS NY. K UMUR 6 JAM DI PUSKESMAS BOJA 1”
Dalam Rangka Praktik Kebidanan Klinik Komprehensif yang telah diperiksa dan disetujui
oleh pembimbing klinik dan pembimbing akademik Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan
Kebidanan Semarang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang Tahun 2019.

Kendal, 24 April 2019

Pembimbing Klinik Mahasiswa

Vera Widyasari, S.ST.Keb Asma’ Nurbaiti


NIP. 19790810 200801 2 013 NIM. P1337424416018

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Dr. Runjati, M.Mid


NIP. 19741114 199803 2 001

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi
baru lahir, neonatus, balita, anak prasekolah, dan keluarga berencana fisiologis.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Praktik Kebidanan Klinik Komprehensif di Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Semarang
Poltekkes Kemenkes Semarang. Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari adanya bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Vera Widyasari, S.ST.Keb. selaku bidan pembimbing klinik pada Praktik Kebidanan
Klinik Komprehensif.
2. Ibu Dr. Runjati, M.Mid. selaku dosen pembimbing pada Mata Kuliah Praktik Kebidanan
Klinik Komprehensif.
3. Rekan-rekan yang mengikuti Mata Kuliah Praktik Kebidanan Klinik Komprehensif.
4. Keluarga yang selalu mendukung penulis.
5. Semua pihak yang ikut membantu penulisan makalah yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Kendal, 24 April 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan
masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir
serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).
Asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah adalah
asuhan yang diberikan kepada neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah yang memiliki
kebutuhan atau masalah tentang kesehatannya. Asuhan yang diberikan bertujuan untuk
memantau perkembangan anak serta deteksi dini apabila ada gangguan pertumbuhan
maupun perkembangan, serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Namun pada saat ini, tingginya Angka Kematian Bayi dan Balita di dunia masih
menjadi masalah yang cukup berat. World Health Organization (WHO) Pada tahun 2012
melaporkan bahwa setiap hari lebih dari 7200 bayi lahir mati, sebagian besar diantaranya
98% terjadi di negara negara berpendapatan rendah hingga sedang. Tetapi WHO mencatat
negara kaya tidak luput dari kasus ini, dengan catatan satu bayi mati dari 320 kelahiran.
Data dari WHO mengatakan dua pertiga kasus atau 1,8 juta/tahun bayi lahir mati ditemukan
pada 10 negara, jumlah tertinggi ditemukan dikawasan Sub Sahara afrika dan Asia
Tenggara. Antara 25 % dan 40 % kasus angka lahir mati disebabkan karena kelainan
kongenital, infeksi, malnutrisi, hidrops non imun dan isoimunisasi anti-D.
Berdasarkan data dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012,
menunjukkan angka kematian bayi sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup, dan angka
kematian balita sebesar 40 per 100 kelahiran hidup. Pada tahun 2011 Angka Kematian bayi
(AKB) di Jawa Tengah sebesar 10,34/1000 KH. AKB tahun 2011 mengalami penurunanan
bila dibandingkan tahun sebelumnya, dimana AKB tahun 2010 yaitu 10,62/1000 KH.
Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) ke- 4 yaitu menurunkan
angka kematian anak, tahun 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi
Jawa Tengah tahun 2011 sudah cukup baik karena telah melampaui target. Sedangkan
target AKB yang harus dicapai tahun 2015 di Jawa Tengah sendiri yaitu 8,5/1000 KH.
Pencapaian target di Jawa tengah belum terpenuhi sehingga perlu dilakukan upaya yang
lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya. Upaya yang paling efektif adalah
dengan melakukan usaha pemeliharaan dan pengawasan antenatal sedini mungkin,
persalinan yang aman, serta perawatan yang baik (Dinkes Jateng, 2013).
Faktor yang menyebabkan peningkatan AKB di Kabupaten Semarang yaitu
diantaranya kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal ini
disebabkan kematian bayi sangat dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan, khususnya bayi
baru lahir dengan kelainan kongenital. Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan kelainan
kongenital harus ditangani secara cepat dan tepat dengan pelayanan kesehatan yang baik
dan fasilitas kesehatan yang memadai. Namun, apabila pelayanan kesehatan dan fasilitas
kesehatan kurang merata akan berdampak pada kegagalan dalam penanganan bayi baru
lahir dengan kelainan kongenital yang dapat menyebabkan cacat seumur hidup bahkan
kematian (Dinkes Kabupaten Semarang, 2011).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada By. Ny. K Umur 6 Jam jenis kelamin
Perempuan di PUSKESMAS BOJA 1?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui aplikasi Asuhan Kebidanan Pada By. Ny. K Umur 6 Jam jenis
kelamin Perempuan di PUSKESMAS BOJA 1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian BBL


Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu
jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia
4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara
2500–4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital
(cacat bawaan) yang berat.
Bayi baru lahir dibagi menjadi 2 :
1. Bayi normal/sehat adalah bayi lahir dengan berat badan antara 2500-4000 gram dengan
lama kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu yang memerlukan perawatan biasa.
2. Bayi gawat (high risk baby) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya
asfiksia dan perdarahan
Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir :
1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
a. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu.
b. Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan memastikan
bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
c. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.
1) Bila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksilah bayi.
2) Bila suhu bayi < 36,5oC, segera hangatkan bayi tersebut.
2. Kontak dini dengan bayi
Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
a. Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.
b. Ikatan batin dan pemberian ASI.
Dorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan menunjukkan
refleks rooting) jangan paksa bayi untuk menyusu.
2.2 Perubahan pada BBL
Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran pada bayi baru lahir (Menurut
Stright: 2004) adalah :
1. Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir kadar gula darah tali pusat akan menurun,
energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil
dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120
Mg/100. Bila ada gangguan metabolisme akan lemah. Sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan neonatus maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia.
2. Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu lingkungan yang > rendah dari
suhu di dalam rahim. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar maka akan kehilangan
panas melalui konveksi. Evaporasi sebanyak 200 kal/kg/BB/menit. Sedangkan produksi
yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini menyebabkan penurunan suhu
bayi sebanyak 20C dalam waktu 15 menit. Akibat suhu yang rendah metabolisme
jaringan meningkat dan kebutuhan O2 pun meningkat.
3. Perubahan pernafasan 
Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas mill plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Rangsangan gas melalui paru-
paru untuk gerakan pernafasan pertama.
a. Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir.
b. Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2 merangsang kemoreseptor
karohd.
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang, permukaan gerakan
pinafasa.
d. Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik setelah persalinan.
Dimana tekanan rongga dada bayi pada melalui jalan lahir mengakibatkan cairan
paru-paru kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut. Sehingga cairan yang hilang
tersebut diganti dengan udara. Paru-paru mengembang menyebabkan rongga dada
troboli pada bentuk semula, jumlah cairan paru-paru pada bayi normal 80 – 100 ml.
4. Perubahan struktur
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2 meningkat
tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah
paru-paru sebagian sehingga aliran darah ke pembuluh darah tersebut meningkat. Hal
ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus
arteriosus menutup. Dan menciutnya arteri dan vena umbilikasis kemudian tali pusat
dipotong sehingga aliran darah dari plasenta melalui vena cava inverior dan foramen
oval atrium kiri terhenti sirkulasi darah bayi sekarang berubah menjadi seperti semula.
5. Perubahaan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain mulai berfungsi.

2.3 Tanda-tanda bayi baru lahir normal :


1. Berat badan : 2500 – 4000 gr.
2. Panjang badan : 48 – 52 cm.
3. Lingkar kepala : 33 – 35 cm.
4. Lingkar dada : 30 – 38 cm.
5. Bunyi jantung : 120 – 160 x/menit.
6. Pernafasan dada : 40 – 60x/menit.
7. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan diikuti vernik caseosa.
8. Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna.
9. Kuku telah agak panjang dan lepas.
10. Genetalia jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika laki-laki testis
telah turun.
11. Refleks hisab dan menelan telah terbentuk dengan baik.
12. Refleks moro bila dikagetkan akan kelihatan seperti memeluk.
13. Gerak refleks sudah baik bila tangan diletakkan benda bayi akan menggenggam.
14. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam.

2.4 Penatalaksanaan bayi baru lahir


Penatalaksanaan awal bayi baru lahir (Menurut buku Asuhan persalinan Normal
Revisi 2007) terdiri dari:
1. Pencegahan infeksi 
Tindakan pencegahan infeksi saat melakukan penanganan bayi baru lahir:
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi.
b. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c. Pastikan semua peralatan telah desinfektan tingkat tinggi / steril. Jika
menggunakan bola karena penghisap, pakai yang bersih dan baru.
d. Pastikan bahwa benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih.
2. Penilaian Awal
Keadaan umum bayi baru lahir dinilai pada menit ke-1 dan ke-5 sesudah lahir.
Penilaiannya dengan menggunakan  Apgar score. Bayi baru lahir normal, nilai Apgarnya
antara Apgar score. Bayi baru lahir normal, nilai Apgarnya antara 7-10. Nilai Apgar 4-6
menandakan bayi menderita asfiksia sedang-ringan, sedangkan  nilai Apgar 0-3
menandakan bayi menderita asfiksia berat. Dan bila nilai Apgar dalam 2 menit tidak
mencapai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lanjut.
Yang dinilai 0 1 2 Jumlah

Appearance Biru, pucat Badan merah, Seluruh tubuh


kemerah-merahan
(warna kulit) Ekstremitas biru

Pulse rate Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100

(frekuensi nadi)

Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin


mimik
(reaksi
rangsangan)

Activity Tidak ada Ekstremitas fleksi Gerakan aktif

(tonus otot)

Respiratory Tidak ada Lemah/tidak teratur Baik/menangis

(pernapasan)

Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30).
Nilai kondisi bayi dengan 5 pertanyaan berikut :

a. Apakah air ketuban jernih atau tidak ?


b. Apakah bercampur mekonium ?
c. Apakah bayi bernafas spontan ?
d. Apakah kulit bayi berwarna kemerahan ?
e. Apakan tonus otot bayi cukup ?
f. Apakah ini kehamilan cukup bulan ?
3. Pencegahan Kehilangan Panas 
Bayi baru lahir dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai, dan dapat
dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Mekanisme
kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir:
a. Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi terjadi
karena menguapkan air ketuban yang tidak cepat dikeringkan, atau terjadi setelah
bayi dimandikan.
b. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontrak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin.
c. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapak dengan udara di
sekitar yang lebih dingin.
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda
yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.
Cara mencegah kehilangan panas 

a. Keringkan bayi secara seksama.


b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
c. Tutup bagian kepala bayi.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e. Jangan segera memandikan bayi baru lahir.
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
4. Rangsangan Taktil
Jika bayi baru lahir tidak mulai bernafas secara memadai setelah tubuhnya
dikeringkan dan lendirnya dihisap, maka berikan rangsangan taktil secara singkat.
Rangsangan taktil dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Gosok punggung, tubuh, kaki/tangan bayi dengan lembut sebanyak 1 atau 2 kali.
b. Dengan lenbut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi sebanyak 1 atau 2 kali.
5. Asuhan tali pusat
Dalam melakukan asuhan tali pusat, prinsipnya harus bersih dan kering. Setelah
plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, maka lakukan pengikatan tali pusat
sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang desinfeksi tinggat tinggi atau
klem plastik tali pusat. Lankah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
b. Bilas tangan dengan air matang / desinfeksi tingkat tinggi.
c. Keringkan tangan tersebut dengan handuk / kain bersih dan kering.
d. Ikat puntung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang
diinfeksi tingkat tinggi / klem plastik tali pusat.
e. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang di sekeliling puntung tali
pusat dan lakukan pengikatan ke 2 dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada
hasil yang berlawanan.
f. Lepaskan menjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klorin 0,5%.
g. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering. Pastikan bahwa bagian kepala
bayi tertutup dengan baik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam asuhan tali pusat:

a. Jangan membungkus, mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali


pusat dan nasihati keluarga agar tidak memberikan apapun pada pusat bayi.
b. Pemakaian alkohol ataupun betadin masih diperkenankan sepanjang tidak
menyebabkan tali pusat basah / lembab.
c. Beri nasihat kepada ibu / keluarga sebelum penolong meninggalkan bayi :
1) Lipat popok di bawah putung tali pusat.
2) Jika putung tali pusat kotor, cuci dengan lembut menggunakan air matang, dan
sabun keringkan dengan kain bersih.
3) Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencapai bantuan perawatan jika pusat
menjadi merah atau mengeluarkan nanah / darah dan segera rujuk bayi
kefasilitas yang lebih memadai.
6. Mulai Pemberian ASI
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah bayi
lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan
bayinya segera setlah tali pusat diklem dan dipotong berdukungan dan bantu ibu
untuk menyusukan bayinya.
Keuntungan peberian ASI
a. Merangsang produksi air susu ibu.
b. Memperkuat reflek menghisab bayi.
c. Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya.
d. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum.
e. Merangsang kontraksi uterus.
Posisi untuk menyusui 
a. Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara urus agar muka bayi menghadapi ke
payudara ibu dengan hidung di depan puting susu ibu. Perut bayi menghadap ke
perut ibu dan ibu harus menopang seluruh tubuh bayi tidak hanya leher dan
bahunya.
b. Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap puting susu.
c. Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada puting susu di
payudaranya.
1) Dagu menyentuh payudara ibu.
2) Mulut terbuka lebar.
3) Mulut bayi menutupi sampai ke areola.
4) Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar.
5) Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta kadang-kadang berhenti.
7. Upaya profilaksis terhadap gangguan mata.
Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama
setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika
tidak diberikan dalam 1 jam pertama kehidupannya.
Tehnik pemberian profilaksis mata :
a. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
b. Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda lakukan, yakinkan mereka
bahwa obat tersebut akan sangat menguntungkan bayi.
c. Berikan salep / teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang
paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata.
d. Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau tabung penetes menyentuh mata
bayi.
e. Jangan menghapus salep / tetes mata bayi dan minta agar keluarganya tidak
menghapus

2.5 Perawatan sehari-hari bayi baru lahir


1. Mata
Harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi. Mata dapat dibersihkan
dengan air steril atau aqua destilla.
2. Mulut
Diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi dengan kandida (oral thrush).
3. Kulit
Terutama di lipatan-lipatan (paha, leher, belakang telinga, dan ketiak) harus selalu
bersih dan kering. Bagian-bagian tersebut harus besih dari verniks kaseosa.
4. Tali pusat
Pada umumnya akan puput waktu bayi berumur 6-7 hari. Bila tali pusat belum puput
maka setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan.
5. Kain popok
Harus segera diganti setiap kali basah karena air kencing atau tinja. Bokong bayi
dibersihkan dengan air steril dan kemudian dikeringkan. Bila bokong selalau basah
kemungkinan lecet dan terjadi infeksi besar air pembersih bokong ditambah dengan
zat antiseptic yang dapat membunuh kuman.
6. Minuman bayi
Kebutuan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikan berat badan yang
optimal berbeda-beda. Oleh sebab itu, pemberian cairan kepada bayi yang daya isap
dan menelannya baik hendaknya sesuai kebutuhan yaitu 20-30 cc setiap 3 jam sekali.
Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran mekonium
dan masuknya cairan belum mencukupi

2.6 Refleks pada bayi baru lahir


1. Mata
a. Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau
obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka
menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.
b. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.
c. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata
menutup dengan rapat.
2. Mulut dan tenggorokan
a. Menghisap (sucking)
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon
terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa
rangsangan.
b. Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang
harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap
sepanjang hidup.
c. Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi
membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada
usia kira – kira 3 -4 bulan.
d. Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara
inspirasi, harus menetap sepanjang hidup.
e. Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus
menghilang pada usia 4 bulan.
f. Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada
sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir.
3. Ekstrimitas
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan
fleksi tangan dan jari.
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan
kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi.
4. Masa tubuh
a. Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi
dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan
ibu jari membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi
dengan lemah.

b. Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan
tetap tergenggam.
c. Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan
berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.
d. Neck – righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh
membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.
e. Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul
bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.
3. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir :
a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60x/menit.
b. Kehangatan terlalu panas ( >380C atau terlalu dingin <360C ).
c. Pemberian makanan hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
d. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk dan pernafasan sulit.
e. Tinja/kemih tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender
atau darah pada tinja.
f. Aktivitas menggigil atau tangis tak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus-
menerus.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. K UMUR 6 JAM
DI PUSKESMAS BOJA 1

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 24 April 2019
Waktu : 19.00 WIB
Tempat : PUSKESMAS BOJA 1

II. IDENTITAS
a. Identitas bayi
Nama : By Ny. K
Tanggal/ Jam lahir : 24 April 2019 / 14.50 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Identitas orang tua

1. Nama ibu : Ny. K 1. Nama suami : Tn. D


2. Umur : 30 tahun 2. Umur : 36 tahun
3. Suku bangsa : Jawa 3. Suku bangsa : Jawa
4. Agama : Islam 4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Akademi 5. Pendidikan : Akademi
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Sidawung, RT:03, RW:03 8. Alamat: : Sidawung, RT:03, RW:03
Kaligading, Boja Kaligading, Boja

III. DATA SUBYEKTIF


1. Riwayat kehamilan ibu
a. Umur kehamilan : 40+3 minggu
b. Riwayat penyakit dalam hamil : Tidak ada penyakit selama kehamilan
c. Kebiasaan selama hamil :
Merokok :-
Konsumsi alcohol :-
Jamu-jamuan, narkoba, maupun obat-obatan bebas: -
d. Riwayat Natal :
Tanggal lahir : 24 April 2019 / 14.50 WIB
BB : 2800gr PB : 48 cm LK: 34 cm LD: 33 cm LILA: 10 cm
Jenis Kelamin : Perempuan
Tunggal/ Gemelli : Tunggal
Lama persalinan kala I, kala II : 4 jam 20 menit
Komplikasi persalinan : Tidak ada
e. Riwayat Perinatal : Penilaian Apgar Score
Appearance Pulse Grimace Activity Respiratory Score
1 Menit 2 2 2 1 1 8

5 Menit ke-1 2 2 2 1 2 9
5 Menit ke-2 2 2 2 2 2 10
2. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi : Bayi sudah dilakukan IMD, ASI sudah keluar
b. Pola eliminasi : Bayi belum mengeluarkan mekonium dan BAK
c. Pola Istirahat : Bayi masih aktif bergerak
d. Pola aktifitas :Bayi aktif bergerak

IV. DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : N = 132 X/mnt
RR = 48 X/mnt
S = 36,3 0 C
Pengukuran antropometri :
BB : 2800 gram
PB : 48 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar dada : 33 cm
Lingkar lengan : 10 cm
Status Present
 Kepala :Simetris, tidak terdapat benjolan abnormal, tidak terdapat caput
Succedaneum, cepal hematoma dan masih terdapat verniks dirambut
 Mata :Simetris, skelera putih, kojungtiva merah muda
 Hidung :Simetris, tidak terdapat kotoran, tidak terdapat pernafasan cuping
hidung , lubang hidung dua.
 Mulut :Bibir lembab warna kebiruan, tidak tampak labioskizis, tidak tampak
labiopalatoskizis, lidah bersih
 Telinga :Simetris, tidak terlihat adanya serumen, tidak ada kelainan.
 Leher :Tidak terlihat pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe maupun
pembesaran vena jugularis.
 Dada : simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada whezing atau retraksi dada
 Abdomen :Tidak tampak benjolan abnormal, tali pusat masih basah.
 Punggung :Tidak ada spina bifida, simetris, tidak ada sianosis.
 Genetalia : Labia mayor menutupi labia minor. Terdapat lubang vagina dan uretra
 Anus : Bersih, berlubang, tidak terdapat atresia ani dan rektum
 Ekstermitas Atas :Simetris, tidak terdapat polidaktil maupun sidikatil, warna kemerahan,
pergerakan lemah
Bawah : Simetris, tidak terdapat sindikatil maupun polidaktil,
pergerakan lemah
 Kulit : Tidak ikterik, tidak ada hemangioma, masih terdapat verniks.
 Reflek :

Rooting reflex :Baik, bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh


pipi
Sucking reflek :Baik, bayi akan menghisap ketika puting, jari atau
benda lain diletakkan di mulut bayi
Grasp reflek :Baik, bayi menggenggam erat saat disodorkan bayi
telunjuk ke telapak bayi
Moro reflek :Baik, bayi melengkungkan punggungnya
melemparkan kepala ke belakang dan merentangkan
tangan an kaki saat terkejut
Tonic neck reflek :Baik, ketika kedua tangan bayi diangkat, bayi
berusaha mengangkat kepala
Babinski reflek :Baik, jari-jari kaki bayi mencengkeram ketika bagian
telapak bayi diusap

V. ANALISA
Bayi NY. K Umur 6 Jam, bayi normal, jenis kelamin perempuan.
Masalah :-
Kebutuhan :
1. Perawatan tali pusat
2. Kebutuhan kebersihan bayi/ personal hygiene
3. Kebutuhan akan kehangatan

VI. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pencegahan infeksi dengan mencuci tangan sebelum berinteraksi dengan
bayi.
Hasil : telah melakukan cuci tangan dengan Teknik 6 langkah
2. Memandikan bayi
Hasil : bayi telah dimandikan dan bayi sudah bersih
3. Melakukan perawatan tali pusat dengan mengganti kassa dengan kassa steril dan
menjaga kehangatan bayi
Hasil : kassa pada tali pusat telah diganti, tidak ada perdarahan, bayi dikeringkan dan bayi
dipakaikan baju yang hangat.
4. Membantu menyusukan bayi pada ibunya.
Hasil : bayi sudah dapat menyusu dengan benar dengan mulut bayi sudah mencakup
areola ibu.
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan yang diberikan pada BBL pada bayi Ny. “K” sesuai data yang diperoleh bahwa
bayi lahir dengan normal yaitu dengan BB 2800 gram, PB 48 cm. Bayi lahir merintih lalu langsung
menangis, tidak ada kelainan. Intervensi dari kasus ini yaitu mengeringkan bayi lalu memotong tali
pusat dan segera meletakkan bayi di perut ibu dengan menyelimuti bayi dengan selimut hangat.
Ganti segera pakaian yang basah dengan pakaian yang kering dan bersih. Observasi suhu tubuh
bayi, melakukan pengukuran antropometri. Selanjutnya memakaikan pakaian bayi lengkap dengan
topi. Memberikan salep mata dan vitamin K.
Menurut penulis, perawatan bayi baru lahir sangat diperlukan karena bayi baru lahir
sangat rentan terhadap infeksi dan hipotermi. Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup dihadiri
oleh bidan yang dapat diberi tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada
persalinan normal. Oleh karena kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa saat sesudah
persalinan yang dianggap normal, maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera
timbulnya perubahan-perubahan pada ibu dan bayi dan bila perlu memberikan pertolongan
pertama seperti menghentikan perdarahan, memberikan jalan napas, memberikan oksigen dan
melakukan pernapasan buatan sampai ibu dan bayi tersebut dibawa ke rumah sakit untuk
dilakuakan perawatan yang lebih intesif.
Menurut sarwono 2005, pada waktu lahir bayi sangat aktif. Bunyi jantung dalam menit-
menit pertama kira-kira 180 x /menit yang kemudian turun sampai 10 x /menit – 120 x /menit pada
waktu bayi berumur 30 menit. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80 x /menit).
Disertai dengan pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal serta rintihan
hanya berlangsung 10 – 15 menit. Kelanjutan keaktifan yang berlebihan ialah bayi menjadi tegang
dan relatif tidak memberi reaksi terhadap rangsangan dari dalam dan luar. Dalam keadaan ini bayi
tertidur untuk beberapa menit sampai 4 jam. Pada saat bayi pertama kali bangun dari tidurnya ia
menjadi mudah terangsang, dengan frekwensi jantung meningkat dan dengan perubahan warna
serta kadang – kadang keluar lender dari mulut. Setelah masa ini dilampaui, keadaan bayi mulai
stabil, daya isap serta refleksi telah mulai diatur sehingga bayi dapat bernapas dengan spontan
dan keadaan bayi segera normal kembali.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembuatan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “K” umur
6 Jam yaitu pada tahap pengkajian data yang terdiri atas data subyektif diperoleh data secara
lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menentukan
identifikasi diagnosa atau masalah terhadap keadaan yang dirasakan oleh bayi. Pasien tidak
mengalami keadaan yang gawat darurat, sehingga untuk penulisan identifikasi kebutuhan segera
tidak perlu dalam penulisan asuhan kebidanan.
Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun berdasarkan keadaan yang dialami oleh
bayi dan juga disesuaikan dengan kebutuhan bayi seterlah rencana tindakan telah tersusun
dengan baik maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun
sebelumnya.
Evaluasi yang didapat berdasarkan asuhan kebidanan yang diberikan, bayi mengalami
kemajuan dalam keadaan kesehatannya.

B. Saran
a.   Bagi petugas kesehatan
1. Dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan tetap mempertahankan untuk menjaga
komunikasi dalam upaya menjalin kerjasama antara petugas dengan klien untuk
keberhasilan asuhan yang diberikan. Selain itu dalam melakukan semua tindakan petugas
kesehatan harus benar-benar memperhatikan kebersihan dan kesterilitasan
2. Memberi waktu kepada klien dan keluarga untuk bertanya serta memberikan keterangan
dan informasi yang jelas dan tepat.

b. Bagi masyarakat
1. Keluarga diharapakan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam proses
pelayanan kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan dengan baik
2. Melaksanakan saran dan petunjuk yang diberikan oleh petugas kesehatan
3. Segera datang/ memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika mengalami suatu
kelainan atau mempunyai keluhan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2005. Asuhan Bayi Baru Lahir dan Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia.
Jakarta: JNPK.
Dinkes Kota Semarang. 2012. Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2012. http://www.dinkes-
kotasemarang.go.id. Diakses pada hari senin, 07 Mei 2018.
Dinkes Prov Jateng. 2013. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2012.
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/2013. Diakses pada hari senin, 07 Mei 2018.
Irianti Bayu. 2017. Kebidanan: Teori dan Asuhan volume 2. Jakart: EGC
Kosim, MS. 2007. Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir untuk Bidan. Dinas Kesehatan Propinsi
Sumatera Utara. Medan
Prawirohardjo. Sarwono. 2005. “Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal”. Jakarta : JNPKKR.
POGI.
Saifuddin. 2002. Buku Acuan Nasional Perawatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina
Pustaka.
Stright. R.Barbara. 2004. “Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir”. Jakarta : EGC.
WHO. 2012. Cause-spesifik Mortality and Morbidity: Causes of Deaths Among Children.
http://apps.who.int/gho/data/?theme=main&node=24#. Diakses pada hari senin, 07 Mei
2018.

Anda mungkin juga menyukai