DISUSUN OLEH:
ASMA’ NURBAITI
P1337424416018
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMESTER VI
Laporan ilmiah berjudul “LAPORAN ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
FISIOLOGIS NY. K UMUR 6 JAM DI PUSKESMAS BOJA 1”
Dalam Rangka Praktik Kebidanan Klinik Komprehensif yang telah diperiksa dan disetujui
oleh pembimbing klinik dan pembimbing akademik Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan
Kebidanan Semarang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang Tahun 2019.
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi
baru lahir, neonatus, balita, anak prasekolah, dan keluarga berencana fisiologis.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Praktik Kebidanan Klinik Komprehensif di Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Semarang
Poltekkes Kemenkes Semarang. Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari adanya bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Vera Widyasari, S.ST.Keb. selaku bidan pembimbing klinik pada Praktik Kebidanan
Klinik Komprehensif.
2. Ibu Dr. Runjati, M.Mid. selaku dosen pembimbing pada Mata Kuliah Praktik Kebidanan
Klinik Komprehensif.
3. Rekan-rekan yang mengikuti Mata Kuliah Praktik Kebidanan Klinik Komprehensif.
4. Keluarga yang selalu mendukung penulis.
5. Semua pihak yang ikut membantu penulisan makalah yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan
masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir
serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).
Asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah adalah
asuhan yang diberikan kepada neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah yang memiliki
kebutuhan atau masalah tentang kesehatannya. Asuhan yang diberikan bertujuan untuk
memantau perkembangan anak serta deteksi dini apabila ada gangguan pertumbuhan
maupun perkembangan, serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Namun pada saat ini, tingginya Angka Kematian Bayi dan Balita di dunia masih
menjadi masalah yang cukup berat. World Health Organization (WHO) Pada tahun 2012
melaporkan bahwa setiap hari lebih dari 7200 bayi lahir mati, sebagian besar diantaranya
98% terjadi di negara negara berpendapatan rendah hingga sedang. Tetapi WHO mencatat
negara kaya tidak luput dari kasus ini, dengan catatan satu bayi mati dari 320 kelahiran.
Data dari WHO mengatakan dua pertiga kasus atau 1,8 juta/tahun bayi lahir mati ditemukan
pada 10 negara, jumlah tertinggi ditemukan dikawasan Sub Sahara afrika dan Asia
Tenggara. Antara 25 % dan 40 % kasus angka lahir mati disebabkan karena kelainan
kongenital, infeksi, malnutrisi, hidrops non imun dan isoimunisasi anti-D.
Berdasarkan data dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012,
menunjukkan angka kematian bayi sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup, dan angka
kematian balita sebesar 40 per 100 kelahiran hidup. Pada tahun 2011 Angka Kematian bayi
(AKB) di Jawa Tengah sebesar 10,34/1000 KH. AKB tahun 2011 mengalami penurunanan
bila dibandingkan tahun sebelumnya, dimana AKB tahun 2010 yaitu 10,62/1000 KH.
Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) ke- 4 yaitu menurunkan
angka kematian anak, tahun 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi
Jawa Tengah tahun 2011 sudah cukup baik karena telah melampaui target. Sedangkan
target AKB yang harus dicapai tahun 2015 di Jawa Tengah sendiri yaitu 8,5/1000 KH.
Pencapaian target di Jawa tengah belum terpenuhi sehingga perlu dilakukan upaya yang
lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya. Upaya yang paling efektif adalah
dengan melakukan usaha pemeliharaan dan pengawasan antenatal sedini mungkin,
persalinan yang aman, serta perawatan yang baik (Dinkes Jateng, 2013).
Faktor yang menyebabkan peningkatan AKB di Kabupaten Semarang yaitu
diantaranya kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal ini
disebabkan kematian bayi sangat dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan, khususnya bayi
baru lahir dengan kelainan kongenital. Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan kelainan
kongenital harus ditangani secara cepat dan tepat dengan pelayanan kesehatan yang baik
dan fasilitas kesehatan yang memadai. Namun, apabila pelayanan kesehatan dan fasilitas
kesehatan kurang merata akan berdampak pada kegagalan dalam penanganan bayi baru
lahir dengan kelainan kongenital yang dapat menyebabkan cacat seumur hidup bahkan
kematian (Dinkes Kabupaten Semarang, 2011).
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui aplikasi Asuhan Kebidanan Pada By. Ny. K Umur 6 Jam jenis
kelamin Perempuan di PUSKESMAS BOJA 1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pulse rate Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
(frekuensi nadi)
(tonus otot)
(pernapasan)
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30).
Nilai kondisi bayi dengan 5 pertanyaan berikut :
b. Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan
tetap tergenggam.
c. Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan
berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.
d. Neck – righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh
membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.
e. Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul
bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.
3. Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir :
a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60x/menit.
b. Kehangatan terlalu panas ( >380C atau terlalu dingin <360C ).
c. Pemberian makanan hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
d. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk dan pernafasan sulit.
e. Tinja/kemih tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender
atau darah pada tinja.
f. Aktivitas menggigil atau tangis tak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus-
menerus.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. K UMUR 6 JAM
DI PUSKESMAS BOJA 1
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 24 April 2019
Waktu : 19.00 WIB
Tempat : PUSKESMAS BOJA 1
II. IDENTITAS
a. Identitas bayi
Nama : By Ny. K
Tanggal/ Jam lahir : 24 April 2019 / 14.50 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Identitas orang tua
5 Menit ke-1 2 2 2 1 2 9
5 Menit ke-2 2 2 2 2 2 10
2. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi : Bayi sudah dilakukan IMD, ASI sudah keluar
b. Pola eliminasi : Bayi belum mengeluarkan mekonium dan BAK
c. Pola Istirahat : Bayi masih aktif bergerak
d. Pola aktifitas :Bayi aktif bergerak
V. ANALISA
Bayi NY. K Umur 6 Jam, bayi normal, jenis kelamin perempuan.
Masalah :-
Kebutuhan :
1. Perawatan tali pusat
2. Kebutuhan kebersihan bayi/ personal hygiene
3. Kebutuhan akan kehangatan
VI. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pencegahan infeksi dengan mencuci tangan sebelum berinteraksi dengan
bayi.
Hasil : telah melakukan cuci tangan dengan Teknik 6 langkah
2. Memandikan bayi
Hasil : bayi telah dimandikan dan bayi sudah bersih
3. Melakukan perawatan tali pusat dengan mengganti kassa dengan kassa steril dan
menjaga kehangatan bayi
Hasil : kassa pada tali pusat telah diganti, tidak ada perdarahan, bayi dikeringkan dan bayi
dipakaikan baju yang hangat.
4. Membantu menyusukan bayi pada ibunya.
Hasil : bayi sudah dapat menyusu dengan benar dengan mulut bayi sudah mencakup
areola ibu.
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan yang diberikan pada BBL pada bayi Ny. “K” sesuai data yang diperoleh bahwa
bayi lahir dengan normal yaitu dengan BB 2800 gram, PB 48 cm. Bayi lahir merintih lalu langsung
menangis, tidak ada kelainan. Intervensi dari kasus ini yaitu mengeringkan bayi lalu memotong tali
pusat dan segera meletakkan bayi di perut ibu dengan menyelimuti bayi dengan selimut hangat.
Ganti segera pakaian yang basah dengan pakaian yang kering dan bersih. Observasi suhu tubuh
bayi, melakukan pengukuran antropometri. Selanjutnya memakaikan pakaian bayi lengkap dengan
topi. Memberikan salep mata dan vitamin K.
Menurut penulis, perawatan bayi baru lahir sangat diperlukan karena bayi baru lahir
sangat rentan terhadap infeksi dan hipotermi. Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup dihadiri
oleh bidan yang dapat diberi tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi pada
persalinan normal. Oleh karena kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi beberapa saat sesudah
persalinan yang dianggap normal, maka seorang bidan harus mengetahui dengan segera
timbulnya perubahan-perubahan pada ibu dan bayi dan bila perlu memberikan pertolongan
pertama seperti menghentikan perdarahan, memberikan jalan napas, memberikan oksigen dan
melakukan pernapasan buatan sampai ibu dan bayi tersebut dibawa ke rumah sakit untuk
dilakuakan perawatan yang lebih intesif.
Menurut sarwono 2005, pada waktu lahir bayi sangat aktif. Bunyi jantung dalam menit-
menit pertama kira-kira 180 x /menit yang kemudian turun sampai 10 x /menit – 120 x /menit pada
waktu bayi berumur 30 menit. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80 x /menit).
Disertai dengan pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal serta rintihan
hanya berlangsung 10 – 15 menit. Kelanjutan keaktifan yang berlebihan ialah bayi menjadi tegang
dan relatif tidak memberi reaksi terhadap rangsangan dari dalam dan luar. Dalam keadaan ini bayi
tertidur untuk beberapa menit sampai 4 jam. Pada saat bayi pertama kali bangun dari tidurnya ia
menjadi mudah terangsang, dengan frekwensi jantung meningkat dan dengan perubahan warna
serta kadang – kadang keluar lender dari mulut. Setelah masa ini dilampaui, keadaan bayi mulai
stabil, daya isap serta refleksi telah mulai diatur sehingga bayi dapat bernapas dengan spontan
dan keadaan bayi segera normal kembali.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembuatan asuhan kebidanan pada bayi Ny. “K” umur
6 Jam yaitu pada tahap pengkajian data yang terdiri atas data subyektif diperoleh data secara
lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menentukan
identifikasi diagnosa atau masalah terhadap keadaan yang dirasakan oleh bayi. Pasien tidak
mengalami keadaan yang gawat darurat, sehingga untuk penulisan identifikasi kebutuhan segera
tidak perlu dalam penulisan asuhan kebidanan.
Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun berdasarkan keadaan yang dialami oleh
bayi dan juga disesuaikan dengan kebutuhan bayi seterlah rencana tindakan telah tersusun
dengan baik maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun
sebelumnya.
Evaluasi yang didapat berdasarkan asuhan kebidanan yang diberikan, bayi mengalami
kemajuan dalam keadaan kesehatannya.
B. Saran
a. Bagi petugas kesehatan
1. Dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan tetap mempertahankan untuk menjaga
komunikasi dalam upaya menjalin kerjasama antara petugas dengan klien untuk
keberhasilan asuhan yang diberikan. Selain itu dalam melakukan semua tindakan petugas
kesehatan harus benar-benar memperhatikan kebersihan dan kesterilitasan
2. Memberi waktu kepada klien dan keluarga untuk bertanya serta memberikan keterangan
dan informasi yang jelas dan tepat.
b. Bagi masyarakat
1. Keluarga diharapakan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam proses
pelayanan kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan dengan baik
2. Melaksanakan saran dan petunjuk yang diberikan oleh petugas kesehatan
3. Segera datang/ memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika mengalami suatu
kelainan atau mempunyai keluhan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2005. Asuhan Bayi Baru Lahir dan Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia.
Jakarta: JNPK.
Dinkes Kota Semarang. 2012. Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2012. http://www.dinkes-
kotasemarang.go.id. Diakses pada hari senin, 07 Mei 2018.
Dinkes Prov Jateng. 2013. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2012.
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/2013. Diakses pada hari senin, 07 Mei 2018.
Irianti Bayu. 2017. Kebidanan: Teori dan Asuhan volume 2. Jakart: EGC
Kosim, MS. 2007. Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir untuk Bidan. Dinas Kesehatan Propinsi
Sumatera Utara. Medan
Prawirohardjo. Sarwono. 2005. “Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal”. Jakarta : JNPKKR.
POGI.
Saifuddin. 2002. Buku Acuan Nasional Perawatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina
Pustaka.
Stright. R.Barbara. 2004. “Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir”. Jakarta : EGC.
WHO. 2012. Cause-spesifik Mortality and Morbidity: Causes of Deaths Among Children.
http://apps.who.int/gho/data/?theme=main&node=24#. Diakses pada hari senin, 07 Mei
2018.