Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM KLINIK

MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL


PADA NY. R USIA 36 TAHUN P5A0 6 JAM POST PARTUM
DI PUSKESMAS SAMBIREJO

Disusun oleh:
Nama : Atrika Cahya Ayu Hapsari
NIM : P27224019109
Kelas : D-IV Alih Jenjang Reguler & Profesi Kebidanan

PROGAM STUDI DIPLOMA-IV KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

2019
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL


PADA NY. R USIA 36 TAHUN P5A0 POST PARTUM SPONTAN
6 JAM DENGAN NIFAS NORMAL
DI PUSKESMAS SAMBIREJO

Disusun oleh:
Nama : Atrika Cahya Ayu Hapsari
NIM : P27224019109
Kelas : D-IV Alih Jenjang Reguler & Profesi Kebidanan

Tanggal Pelaksanaan : 16 Oktober 2019


Disetujui Tanggal :

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Siswiyanti, S.Kp.,Ns.,M.Kes. Woro Tri Prabandari.Amd.Keb


NIP. 196208241986032001 NIP. 196605041998122001
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8


minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan
dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum
hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan
psikologi karena proses persalinan (Saifuddin, 2014).

Postpartum (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta


keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pulih seperti semula.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami
perubahan fisik yang bersifat fisiologis dan memberikan ketidaknyamanan
pada awal postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi
patologis bila tidak diikuti dengan perawatan yang baik (Cuningham, 2013).

Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu indikator
keberhasilan pelayanan kesehatan di suatu negara. AKI menggambarkan
jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau
kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42
hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per
100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2015).

Sebagian besar kematian ibu terjadi pada masa nifas yaitu 54,55%.
Periode masa nifas yang berisiko terhadap kematian ibu terutama terjadi
pada periode immediate postpartum (50%), pada masa early postpartum
(20%) dan masa late postpartum (5%) (Kemenkes, 2015).

Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan
untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang
maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan
dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika
ditinjau dari penyabab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab
kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat
jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini
(Varney, 2011).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah:


"Bagaimana asuhan kebidanan nifas pada Ny. R usia 36 tahun P5A0
postpartum spontan 6 jam dengan nifas normal di Puskesmas Sambirejo
Sragen?".

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan nifas pada Ny.R usia 36 tahun P5A0
postpartum spontan 6 jam dengan nifas normal berdasarkan manajemen
Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data subyektif dan obyektif dalam
asuhan kebidanan nifas pada Ny. R usia 36 tahun P5A0 postpartum
spontan 6 jam dengan nifas normal di Puskesmas Sambirejo.
b. Mampu menginterprestasikan data klien meliputi diagnosa
kebidanan, masalah, serta kebutuhan pada Ny. R usia 36 tahun P 5A0
postpartum spontan 6 jam dengan nifas normal di Puskesmas
Sambirejo.
c. Mampu menetapkan diagnosa potensial Ny. R usia 36 tahun P5A0
postpartum spontan 6 jam dengan nifas normal di Puskesmas
Sambirejo
d. Mampu menetapkan tindakan segera yang diperlukan pada Ny. R
usia 36 tahun P5A0 postpartum spontan 6 jam dengan nifas normal di
Puskesmas Sambirejo
e. Mampu merencanakan asuhan kebidanan nifas pada Ny. R usia 36
tahun P5A0 postpartum spontan 6 jam dengan nifas normal di
Puskesmas Sambirejo
f. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan nifas pada Ny. R usia 36
tahun P5A0 postpartum spontan 6 jam dengan nifas normal di
Puskesmas Sambirejo
g. Mampu melaksanakan evaluasi terhadap asuhan kebidanan nifas
pada Ny. R usia 36 tahun P5A0 postpartum spontan 6 jam dengan
nifas normal di Puskesmas Sambirejo.
D. Manfaat
1. Bagi Pasien
Pasien mengetahui keadaan fisik dan psikologisnya selama nifas serta
mampu merawat dirinya sendiri selama masa nifas.
2. Bagi Puskesmas Sambirejo Sragen
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan penanganan
dan peningkatan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada masa nifas.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Bidan tetap mempertahankan asuhan kebidanan nifas dengan benar
dan melakukan pemantauan secara maksimal, apabila kurang karena
dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat
berlanjut pada komplikasi masa nifas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pascapersalinan
harus terselengara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi,
yang meliputi upaya pencegahan deteksi dini dan pengobatan komplikasi
dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian
ASI, cara menjarangkan kehailan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu
(Prawirohardjo, 2014).

B. Perubahan Fisiologi Masa Nifas


1. Rahim
Involusi uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran desidua dan
eksfoliasi tempat perlekatan plasenta yang ditandai dengan penurunan
ukuran dan berat serta perubahan pada lokasi uterus juga ditandai
dengan warna dan jumlah lochea (Moechtar, 2011).
Tabel 2.3
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi

Involusi Tinggi Fundus Berat Uteri


Plasenta lahir Sepusat 1.000 gram
Placenta lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat-simfisis 500 gram
14 hari (2 minggu) Tak teraba 350 gram
42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gram
56 hari (8 minggu) Normal 30 gram
(Manuaba, 2010)

2. Lochea
Menurut Fraser (2015), lochea dibagi menjadi:
a. Lochea rubra (Cruenta), hari ke-1 dan ke-2 pasca persalinan,
berwarna merah kehitaman. Terdiri dari darah segar bercampur sisa-
sisa selaput ketuban, sel desidua, sel verniks kaseosa, rambut
lanugo.
b. Lochea Sanguinolenta, lokea yang keluar setelah lochea rubra pada
hari ke 3-7, berupa darah berwarna merah kuning.
c. Lochea Serosa, hari ke-7 sampai ke-14 pasca persalinan. Berwarna
kuning dan tidak mengandung darah.
d. Lochea Alba, setelah hari ke-14 pasca persalinan, berwarna putih.

3. Vulva dan Vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari
pertana sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali padakeadaan tidak
hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul
kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
Pada masa nifas, biasanya terdapat luka-luka jalan lahir. Luka
pada vagina umumnya tidak seberapa luas dan akan sembuh secara
perpirman (sembuh dengan sendirinya), kecuali apabila terdapat infeksi.
Infeksi mungkin menyebabkan sellulitis yang dapat menjalar sampai
terjadi sepsis (Sulistyawati, 2009)

4. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada
postnatal hari ke-5,perimeum sudah mendapatkan kembali sebagian
tonus-nya, sekalipun tetap lebih kendur pada keadaan sebelum hamil
(Sulistyawati, 2009).
5. Payudara
Setelah melahirkan, payudara menyekresi kolostrum yaitu cairan
berwarna kuning lemon tua yang keluar dari papila mammae pada awal
postpartum (Cunningham, 2012).

C. Perubahan Psikologis
Perubahan psikis yang di hadapi ada yang berdampak baik dan ada
yang berdampak buruk. Dampak buruk dari perubahan psikis pada masa
nifas ini di antaranya adalah babby blues. Dalam menjalani adaptasi
setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut
(Suherni, 2009) :
1) Fase taking in
Yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari
pertama sampai kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang
berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali
menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai
akhir.
2) Fase taking hold
Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.
Pada fase ini ibu timbul rasa kawatir akan ketidakmampuan dan
tanggung jawab dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan
sangat sensitif mudah tersinggung dan gampang marah.
3) Fase letting go
Yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
D. Kebutuhan pada Masa Nifas
1. Ambulasi Dini (Early Ambulation)
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan.
Ambulasi dini tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia,
jantung, paru- paru, demam dan keadaan hal yang masih membutuhkan
istirahat (Varney, 2011)
2. Gizi

Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori,


mengandung cukup protein, cairan serta banyak buah-buahan karena
wanita pasca persalinan mengalami hemokonsentrasi (Varney, 2011). Ibu
nifas dan menyusui harus :
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup.
c) Kebutuhan cairan sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui).
d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari masa nifas.
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI.
(Saifuddin, 2012)
3. Perawatan PayudaraPerawatan payudara dapat dilakukan dengan :
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering serta
menggunakan BH yang menyokong payudara.
b. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang
keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui,
menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet,
tetapi apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam.
ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok,
dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam untuk
menghilangkan nyeri. (Saifuddin, 2012)

4. Kebersihan Diri
Beberapa langkah dalam perawatan kebersihan diri ibu nifas,
antara lain :
a. Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi
kulit pada bayi.
b. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air dari arah
depan (vula) ke belakang (rektum) serta mencuci tangan setiap kali
selesai membersihkannya
c. Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau minimal 2
kali sehari serta hindari untuk menyentuh daerah luka episiotomi.
(JNPKR, 2014)
5. Istirahat
Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup Sarankan ibu untuk kembali
ke kegiatan biasa secara perlahan (Saifuddin, 2012).
6. Seksualitas
Ibu dianjurkan untuk melakukan kembali hubungan seksual ketika sudah
tidak ada perdarahan vagina yang berwarna merah, jahitan telah
sembuh, dan secara emosional merasa memerlukannya.
7. Dukungan Emosional
a. Petugas Kesehatan
Ibu pada masa pascapartum sering merasa “haru” dan terjadi depresi
yang lebih serius sehingga sangat membutuhkan dukungan
emosional, yaitu dengan menjelaskan bahwa hal tersebut normal dan
dapat hilang dengan sendirinya.
b. Suami dan Keluarga
Suami dan keluarga berperan besar memberikan dukungan
emosional terhadap ibu. Ibu akan merasa diperhatikan dan dipenuhi
kebutuhannya dalam keluarga.

E. Laktasi

Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi.


Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin
membuat ASI mengalir dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju
reservoir susu yang berlokasi dibelakang areola kemudian ke mulut bayi
(Suryoprajogo, 2013).
1. Hormon yang berperan dalam laktasi
Sejak usia kehamilan 12 minggu, ibu mulai memproduksi hormon yang
menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara: (Saleha, 2016).
a. Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoli selama kehamilan.
b. Oksitosin, mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat
melahirkan dan setelahnya. Setelah melahirkan, oksitosin juga
mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI
menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya
susu (let-down / milk ejection reflex).
c. Progesteron, mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.
Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah
melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi ASI secara besar-besaran.
d. Estrogen, menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat
estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa
bulan selama tetap menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu yang
menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen,
karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
e. Follicle stimulating hormone (FSH).
f. Luteinizing hormone (LH).
g. Human placental lactogen (HPL), sejak bulan kedua kehamilan
plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam
pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.

F. Kunjungan Masa Nifas


Menurut Kementrian Kesehatan RI (2016), kunjungan masa nifas
setidaknya dilakukan dalam waktu 3 kali untuk mencegah, mendeteksi
dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
1. 6 jam – 3 hari setelah persalinan
2. 4 – 28 hari setelah persalinan
3. 29 – 42 hari setelah persalinan

G. Pijat Oksitosin

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ummah, Faizatul (2014) pijat


oksitosin, yaitu pemijatan sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai
tulang costae kelima atau keenam akan memberikan rasa nyaman dan
rileks pada ibu setelah mengalami proses persalinan sehingga sekresi
hormone prolaktin dan oksitosin tidak terhambat (Roesli, 2008). Hormon
oksitosin ini yang akan merangsang mioepitel payudara untuk
berkontraksi sehingga ASI Akan di keluarkan dengan lancar pula.
Salah satu hal yang perlu diajarkan ke ibu dan keluarga yaitu cara
melakukan pijat oksitosin, berikut langkah-langkahnya :
1. Menjelaskan bahwa perlu seseorang (anggota keluarga) untuk
membantu melakukan pijat oksitosin ini.
2. Menjelaskan manfaat: Oksitosin adalah salah satu hormone yang
berperan dalam memperlancar pengeluaran ASI:
a. Meningkatkan kenyamanan
b. Meningkatkan gerakan ASI ke payudara
c. Menambah pengisian ASI ke payudara
d. Memperlancar pengeluaran ASI
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan serta
mengajari anggota keluarga untuk mencuci tangan
4. Meminta ijin pada ibu untuk memulai
5. Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung
6. Membantu ibu membuka pakaian bagian atas
7. Mengajari ibu untuk melipat kedua lengan di sebuah meja atau
sandaran (dengan jarak tertentu sehingga payudara bisa
menggantung)
8. Membantu ibu meletakkan kepala di atas lengan tersebut
9. Melicinkan kedua jari jempol dengan minyak dan menganjurkan
anggota keluarga juga melakukan hal yang sama
10. Menggenggam tangan atau mengepalkan jari-jari tangan kecuali ibu
jari
11. Memijat punggung ibu sejajar dengan tulang belakang dengan
membentuk lingkaran kecil dengan kedua ibu jari
12. Memijat mulai dari leher dikedua sisi tulang belakang kanan dan kiri
bersamaan sampai kearah tulang belikat
13. Menanyakan pada ibu mengenai perasaan ibu dan apakah membuat
ibu rileks
14. Menganjurkan untuk melakukan pijat oksitosin 2-3 menit minimal
sehari dua kali
15. Menganjurkan ibu untuk melakukan pijat ini di tempat dimana ibu
merasa aman dan nyaman
16. Menanyakan kembali apa yang sudah diajarkan dan dijelaskan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL


PADA NY. R USIA 36 TAHUN P5A0 POST PARTUM SPONTAN
6 JAM DENGAN NIFAS NORMAL
DI PUSKESMAS SAMBIREJO

Tanggal : 17 Oktober 2019


Jam : 07.45 WIB
Ruang : VK

i. PENGKAJIAN DATA/ PENGUMPULAN DATA DASAR


Biodata
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. S
Umur : 36 Tahun Umur : 40 Tahun
Suku / Bangsa : jawa Suku / Bangsa: jawa
Agama : Islam Agama :islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pondok Rt 18, Sambirejo, Sragen
A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama tanggal 17
Oktober 2019 pukul 01.35 WIB, tidak pernah mengalami abortus dan tidak
ada keluhan.
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, penikahan ke- 1 , umur saat menikah 21 tahun, lamanya
pernikaha 15 tahun.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : ±12 Tahun
Siklus : 28 hari
Teratur/Tidak : teratur
Lama : 5-7 hari
Sifat darah: : merah, encer
Bau : khas
Flour albous : tidak
Disminorhee : tidak
Banyaknya : 2 -3 x/ hari ganti pembalut
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
G5 P4 A0 Anak hidup 4

Ha Persalinan Nifas
mil Tah U Jenis Peno- Komplika J BB Per Lakta Komp
Long Dar
ke- un K Persali si K Lahi si likasi
Ibu Bayi aha
nan r
n
1 2005 35 normal Bidan - BBLR L 240 - - -
0
2 2006 40 Normal Bidan - - P - Lancar -
3 2011 40 Normal Bidan - - P - Lancar -
4 2012 40 Normal Bidan - - L - Lancar -
5 2019 38 Normal Bidan - - P - lancar -

5. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan

No Jenis Mulai Memakai Berhenti / Ganti Cara


. Kontrasepsi
Tahun Oleh Tempat Keluhan Tahun Oleh Tempat Alasan
terakhir

Suntik KB 3 2012 Bidan BPM Tidak ada 2019 Bidan BPM program
bulan

6. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik, menurun, menular yang pernah/sedang diderita
1) Jantung :Ibu mengatakan tidak pernah mengalami jantung
berdebar, tidak merasakan nyeri di dada sebelah
kirimaupun keringat dingin di telapak tangan, dan tidak
mudah capek saat melakukan aktivitas ringan.
2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri di pinggang
bagian kanan/kiri dan pinggang tidak sakit saat BAK.
3) Asma/ TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas maupun batuk
terus menerus lebih dari 2 minggu.
4) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri di perut
ataupun di sisi kanan bawah tulang rusuk. Ibu juga
mengatakan tidak pernah mengalami perubahan
kulit,kuku dan mata yang menjadi kuning.
5) DM : Ibu mengatakan tidak mudah merasa haus, lapar,sering
BAK pada malam hari lebih dari 7 kali.
6) Hipertensi : Ibu mengatakan tekanan darahnya pernah lebih dari dari
140/90 mmHg maupun merasa pusing.
7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang sampai
mulutnya mengeluarkan busa.
8) Lain – lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang
lainnya seperti penyakit menular seksual (HIV /AIDS)

a. Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga


Ibu mengatakan keluarganya maupun keluarga suami sedang tidak
menderita penyakit apapun
b. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah operasi apapun
c. Riwayat kembar, cacat
ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar
7. Riwayat Persalinan Terakhir

a. Keadaan Ibu:

1) Masa kehamilan : 38 minggu

2) Tempat persalinan : Puskesmas Sambirejo Sragen

3) Penolong : Bidan

4) Jenis persalinan : Normal Spontan

5) Komplikasi : Tidak ada

6) Proses Persalinan
Kala Lama Pengeluara Kejadian/Indikas Tindakan Ket
(Jam) (Oleh)
Persalinan n i .
Pervaginam
(cc)
1 - - Tidak ada Bidan -
2 20 menit ± 50 cc Tidak ada Bidan -
3 10 menit ± 40 cc Tidak ada Bidan -
4 2 jam ± 30 cc Tidak ada Bidan -

8. Keadaan Bayi:
a. Tangga lahir :17 Oktober 2019
b. Antopometri : BB : 2900 gram, PB : 47 cm, LK/LD : 32 cm/34 cm
c. Keadaan umum : Baik
d. Rawat gabung : ya, rawat gabung

9. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi
Makan : 1x, 1 porsi bubur ayam
Minum : 3x, air putih
b. Eliminasi

1) BAK : 2x, encer, kuning jernih


2) BAB : belum BAB, lunak, warna kuning kehitaman
c. Istirahat (tidur) : ibu sudah tidur ± 3 jam pasca bersalin

d. personal hygiene : ibu sudah mandi 1x setelah bersalin, belum


keramas, sudah sikat gigi dan membersihkan
genetalia
e. Ambulasi/Aktivitas : Ibu mengatakan sudah belajar duduk, berdiri dan
berjalan.
10. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual:
a. Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayi
Ibu mengatakan senang bayinya sudah lahir dan menerima kelahiran
bayinya
b. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayi
Ibu mengatakan senang bayinya sudah lahir jenis kelamin perempuan
c. Tanggapan ibu terhadap masa nifas
Ibu mengatakan menerima masa nifasnya dan akan merawat diri
dengan baik
d. Orang yang tinggal serumah dengan ibu
Ibu mengatakan tinggal bersama dengan suami dan anak - anaknya
e. Ketaatan ibu beribadah
Ibu mengatakan beribadah sholat 5 waktu dan terkadang puasa sunah
f. Coping/pemecahan masalah dari ibu
Ibu mengatakan pada saat memecahkan masalah atau keputusan di
musyawarahkan dengan suamidan keluarga
11. Pengetahuan tentang masa nifas dan perawatan bayi
Ibu mengatakan masa nifas adalah masa setelah bersalin sampai ±40
hari dan ibu mengatakan ibu dapat merawat bayinya dengan baik dengan
cara memandikan, menjaga kehangatan, dan memberikan ASI.
A. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum: Baik Kesadaran: Composmentis
b. Tanda – Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg RR : 24 x/m
N : 80 x/m S : 36ºC
c. Berat Badan : 58 Kg
d. Tinggi badan :150 cm
e. Kontraksi : keras
f. TFU : 2 jari di bawah pusat
g. PPV : ± 30 cc
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Hitam, lurus, tidak berketombe maupun rontok.
2) Muka : Tidak ada chloasma gravidarum, pucat, tidak ada oedem
3) Mata
a) Konjungtiva : Merah muda
b) Sklera : Putih
4) Mulut / Gigi : Rongga mulut bersih, tidak ada stomatitis,
tidak ada ginggivitis, tidak ada karies gigi.

5) Hidung : Simetris,bersih, tidak ada sekret, tidak


ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip.

6) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen

b. Leher
1) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2) Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
3) Kelenjar jugularis : Tidak ada pembesaran kelenjar jugularis.

c. Dada (payudara)
1) Mammae
a) Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan
b) Tumor : Tidak ada massa atau tumor
c) Simetris : Simetris
d) Areola : Menghitam/hiperpigmentasi
e) Puting susu : Tenggelam
f) Kolostrum/ASI : Sudah keluar
2) Axilla
a) Kelenjar : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.
d. Abdomen
1) Inspeksi
a) Bekas luka operasi : Tidak ada
b) Pembesaran : Dalam batas normal.
c) Linea alba/nigra : Ada, linea alba
d) Striae livide/albican : Ada, striae livide
2) Palpasi
a) Kontraksi Uterus : Keras
b) Tinggi Fundus Uteri : 2 jari di bawah pusat.
c) Kandung Kemih : Kosong

e. Genetalia Eksterna
1) Vulva vagina
a) Varices : Tidak ada
b) Kemerahan : Tidak tampak kemerahan
c) Nyeri : Tidak nyeri
d) Lokea : Lokea rubra, berwarna merah kehitaman,
jumlah ± 25 cc
e) Luka : tidak ada luka laserasi
f. Anus
Tidak ada Haemoroid
g. Ekstrimitas (Atas dan Bawah)
1) Atas
1) Varices : Tidak ada
2) Oedema : Tidak ada
3) Reflek patella : Positif kanan dan kiri
2) Bawah
1) Varices : Tidak ada
2) Oedema : Tidak ada
3) Reflek patella : Positif kanan dan kiri
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Hb : 10,9 g/dl
HbsAg : NR
HIV : NR
Sifilis : NR
GD : O+
Protein Urine : Negatif
4. Terapi yang didapat
Amoxicillin 3 x 500 g
Hemafort 3 x 500 g
Paracetamil 3 x 500 g
Vitamin A 1x1
II. INTERPRETASI DATA DASAR
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. R umur 36 tahun P5 A0 post partum spontan 6 jam dengan nifas normal
2. Masalah
Tidak Ada
3. Kebutuhan
- Nutrisi
- Cara menyusui yang benar
- KIE KB mantap

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Tidak Ada
IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 17 Oktober 2019 pukul : 07.35 WIB

1. Beritahu ibu dan keluarga bahwa ibu dalam kondisi baik, normal dan sehat
2. Observasi keadaan umum, vital sign, kontraksi, TFU, kandung kemih dan
pengeluaran pervaginam.
3. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan – makanan yang bergizi yang
kaya akan karbohidrat, protein, vitamin dll
4. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mobilisasi bertahap.
5. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygine
6. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar
7. Ajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan teknik pijat oksitosin
8. Ajarkan ibu cara merawat bayinya
9. Berikan terapi obat pada ibu
10. Anjurkan ibu melakukan kunjungan ulang
11. Beri KIE tentang KB mantap pada ibu dan keluarga
12. Dokumentasikan tindakan.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 17 Oktober 2019 Pukul : 07.45 WIB

1. Menyampaikan informasi hasil pemeriksaan pada ibu dan keuarga bahwa


ibu dan bayi dalam kondisi baik dan normal
2. Melakukan observasi TTV keadaan umum, vital sign, kontraksi, TFU,
kandung kemih dan pengeluaran pervaginam ibu.
3. Mengajurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, karbohidrat,
vitamin dll seperti telur, nasi, sayur – sayuran hijau, ikan – ikanan, daging,
hati, air putih cukup dll.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan melakukan mobilisasi dimulai
dengan miring kanan-kiri terlebih dahulu kemudian dilanjutkan duduk,berdiri
dan berjalan secara bertahap
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygine, baik mandi,
keramas,sikat gigi dan cara cebok. Cara cebok yang benar yaitu dari depan
ke arah belakang dan mengeringkan dengan tisu. Kemudian mencuci tangan
sebelum dan setelah cebok dan mengganti pembalut jika penuh.
6. Mengajarkan ibu cara melakukan teknik menyusui yang benar
7. Mengajarkan ibu dan keluarga melakukan pijat oxytocin untuk memperlancar
pengeluaran ASI
8. Mengajarkancara ibu cara merawat bayinya dengan cara menjaga personal
hygine bayi (memandikan, merawat tali pusat dengan kassa kering,
membersihkan area genetalia bayi setelah BAK/BAB, mengganti popok dan
bedong jika basah/ terkena kotoran bayi.
9. Memberikan terapi obat pada ibu
Amoxicillin 3 x 500 gram Hemafort 3 x 500 gram
Paracetamol 3 x 500 garam Vitamin A 1 x 1
10. Menganjurkan ibu melakukan kunjungan ulang
11. Memberitahu ibu untuk menggunakan kontrasepsi mantap
12. Mendokumentasikan tindakan.
VII. EVALUASI

Tanggal: 17 Oktober 2019 Pukul : 08.30 WIB


1. Ibu dan keluarga telah mengetahui bahwa ibu dalam kondisi baik dan normal
2. Hasil observasi keadaan umum, vital sign, kontraksi, TFU, kandung kemih
dan pengeluaran pervaginam ibu.
a. Keadaan umum : baik
b. TTV : TD = 110/80 mmHg; N = 80 x/menit;
R = 20 x/menit; S = 36,6 0C
c. Kontraksi : baik, keras
d. TFU : 2 jari dibawah pusat
e. Kandung kemih : kosong
f. PPV : lokea rubra,warna merah kehitaman,
ppv ± 20 cc
3. Ibu bersedia mengkonsumsi makan – makanan tinggi protein, karbohidrat,
vitamin, air minum cukup, dll
4. Ibu sudah melakukan mobilisasi bertahap dengan miring kanan-kiri terlebih
dahulu dan ibu sudah belajar berjalan ke kamar mandi
5. Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene.
6. Ibu telah mengetahui cara menyusui yang benar dan dapat melakukannya
sendiri
7. Ibu dan keluarga telah mengetahui cara melakukan pijat oxytocin dan
keluarga dapat melakukannya sendiri.
8. Ibu bersedia merawat bayinya dan ibu sudah bisa merawat bayinya
9. Ibu bersedia mengkonsumsi obat yang diberikan
10. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
11. Ibu bersedia KB mantap MOW dan sudah direncanakan sejak kehamilan
terakhir
12. Tindakan telah didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan bab ini, penulis akan membahas mengenai penatalaksanaan


asuhan kebidanan nifas pada Ny.R usia 36 tahun P5A0 6 jam post partum dengan
nifas normal di Puskesmas Sambirejo Sragen. Adapun pembahasan kasus
adalah sebagai berikut :

A. Pengumpulan Data Dasar


Pada kasus Ny. R, telah dilakukan pengumpulan data yang meliputi
data subjektif dan objektif. Dari data fokus subjektif, Ibu mengatakan telah
melahirkan anak pertama tanggal 17 Oktober 2019 pukul 01.35 WIB, tidak
pernah mengalami abortus dan tidak ada keluhan.
Didapatkan data objektif pada pasien Ny. R yaitu TTV dalam batas
normal, TFU 2 jari di bawah pusat, uterus keras, PPV lochea rubra hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba (2010) tentang TFU
normal setelah placenta lahir yaitu 2 jari dibawah pusat dan sesuai dengan
teori varney (2011) yaitu Lokea berwarna merah, biasa disebut lokea rubra,
keluar hari ke-1 dan ke-2 pasca persalinan, berwarna merah kehitaman.
Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel desidua,
sel verniks kaseosa, rambut lanugo.
Dalam pengumpulan data subjektif dan objektif yang dilakukan pada
Ny.R tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
B. Interpretasi Data
Dari hasil pengumpulan data objektif dan subjektif, dapat ditegakkan
diagnosa kebidanan yaitu Ny.R usia 36 tahun P5A0 6 jam post partum
dengan nifas normal. Diagnosa tersebut telah sesuai dengan nomenklatur
diagnosa kebidanan yaitu nifas normal.
Tidak terdapat masalah yang timbul pada Ny.R, namun kebutuhan
yang perlu dilakukan pada Ny.R yaitu KIE Cara menyusui yang benar dan
nutrisi ibu nifas.
C. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial yang mungkin muncul pada kasus nifas normal
pada Ny. R tidak ada.
D. Tindakan Segera
Berdasarkan dari diagnosa potensial tidak ada maka tindakan segera
yang dilakukan pada Ny.R juga tidak ada.
E. Perencanaan
Perencanaan terfokus ibu nifas pada Ny.R adalah pemeriksaan
keadaan umum dan tanda-tanda vital; melakukan pemantauan involusi
uterus, lokhea, dan laktasi; KIE cara menyusui yang benar; KIE tentang
nutrisi pada ibu nifas; menganjurkan ibu untuk istirahat; menganjurkan cara
menjaga personal hygine. Perencaan yang dilakukan pada Ny.R sesuai
dengan KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007, standar rencana
untuk kunjungan nifas I ( 6 Jam-3 hari) meliputi lakukan observasi (tanda –
tanda vital, pengeluaran pervaginam, kontraksi uterus, luka pada perineum,
eliminasi, laktasi), jelaskan perubahan fisik pada ibu nifas (perubahan
abdomen, pengeluaran asi, perubahan tfu), berikan kie tentang tanda
bahaya masa nifas, gizi ibu nifas, pola istirahat ibu nifas, dan personal
hygine perencaan asuhan yang akan diberikan pada ibu sesuai dengan teori.
F. Implementasi
Implementasi yang dilakukan yaitu mengajarkan cara melakukan
teknik pijat oxytocin pada ibu dan keluarga. Perencaan yang dilakukan pada
Ny.R sesuai dengan KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007, yaitu
melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan dengan evidence based.
Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim
kesehatan lainnya. Proses pelaksanaan kebidanan dilakukan sesuai dengan
kewenangan bidan yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif. Pada kasus Ny. R pelaksanaan asuhan sudah sesuai dengan
rencana yang telah disusun.

G. Evaluasi
Dengan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu telah
didapatkan hasil :
1. Keadaan umum dan TTV ibu dalam batas normal
2. Involusi uterus dan lokea dalam batas normal
3. Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas
4. Ibu telah istirahat cukup
5. Ibu telah mengerti cara menjaga personal hygine
6. Ibu telah mengetahui cara menyusui yang benar
7. Ibu telah mengetahui cara merawat bayi
8. Ibu dan keluarga dapat mempraktikkan cara pijat oksitosin
9. Ibu telah diberikan terapi obat
10. KIE tentang KB mantap
11. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
12. Tindakan telah didokumentasikan pada RM ibu.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
managemen kebidanan varney pada ibu nifas dan menyusui maka penulis
dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada
Ny.R usia 36 tahun P5A0 6 jam postpartum dengan nifas normal di
Puskesmas Sambirejo Sragen.
2. Mahasiswa dapat membuat analisa data yang didapatkan dari
pengkajian data pada Ny.R usia 36 tahun P5A0 6 jam postpartum dengan
nifas normal di Puskesmas Sambirejo Sragen.
3. Mahasiswa dapat membuat diagnosa potensial yang mungkin terjadi
pada Ny.R usia 36 tahun P 5A0 6 jam postpartum dengan nifas normal di
Puskesmas Sambirejo Sragen.
4. Mahasiswa dapat membuat tindakan segera pada Ny.R usia 36 tahun
P5A0 6 jam postpartum dengan nifas normal di Puskesmas Sambirejo
Sragen.
5. Mahasiswa dapat membuat perencanaan asuhan yang akan diberikan
pada Ny.R usia 36 tahun P 5A0 6 jam postpartum dengan nifas normal di
Puskesmas Sambirejo Sragen.
6. Mahasiswa dapat melakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan
pada Ny.R usia 36 tahun P 5A0 6 jam postpartum dengan nifas normal di
Puskesmas Sambirejo Sragen
7. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan
pada Ny.R usia 36 tahun P 5A0 6 jam postpartum dengan nifas normal di
Puskesmas Sambirejo Sragen
B. SARAN
1. Bagi Instansi Kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga
dapat meningkatkan kepuasan dan menurunkan angka kematian ibu dan
bayi.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat menerapkan dan melakukan asuhan kebidanan kepada ibu nifas
sesuai managemen kebidanan Varney.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 3


Cetakan I. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. pp. MK1 -
MK100.

Cunningham. 2013. Obstetri Williams Vol 1. Ed 23. Jakarta: EGC pp.1138-49

Dewi V.N.L, Sunarsih T.2013.Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.


Jakarta:Salemba Medika pp.1-37

Fraser. 2009. Myles Buku Ajar Bidan Edisi 14. Jakarta: EGC. pp. 328-32, 442

Kemenkes RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

Kemenkes RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan.

JNPK-KR, 2014. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes RI,
pp. 123-39.

Manuaba, I.B.G. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. pp. 95- 120, 129.

Moechtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Edisi 3


Jilid 1. Jakarta : EGC. pp. 29-32, 41, 58, 87, 195.

Saifuddin. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka. pp. N6, N23-4, N28, M27-8.

. 2014. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan keempat. Jakarta :


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. pp.180, 205-23,
288, 369, 356, 776.

Saleha S.2016.Asuhan Pada Masa Nifas.Jakarta: Salemba Medika pp.95-107

Satyanegara. 2014. Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi Cetakan 1. Jakarta : Arcan.


pp. 56.

Suherni, Widyasih, Rahmawati, Anita. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta


: Penerbit Fitramaya.

Sulistyawati, Ari. 2009.Asuhan Kebidanan Nifas padaIbuNifas. Yogyakarta:


Penerbit C.V Andi Offset.

Suryoprajogo N.2013.FIsiologi Menyusui.Yogyakarta: Graha Pustaka pp.67-85


Ummah, Faizatul.(2014). Pijat oksitosin untuk mempercepat pengeluaran asi
pada ibu pasca salin normal di dusun sono desa ketanen kecamatan panceng
gresik.Jurnal Surya.[Online]. Vol.02.No.XVIII Juni 2014. Dari :
https://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVIII/121-125-
Jurnal-Faiz.pdf [08 September 2018]

Varney H., Kriebs, J.M.G., Carolyn, L.. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4
Volume 1. Jakarta : EGC. pp. 462-3, 492, 1191-2.

WHO. 2013. Buku Saku Panduan Pelayananan Kesehatan Ibu di Fasilitas


Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu. pp:
37.

Anda mungkin juga menyukai