Anda di halaman 1dari 7

HIGEIA 1 (1) (2017)

HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH


RESEARCH AND DEVELOPMENT
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA

Elisa HappyAmalia , Muhammad Azinar

Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat,


Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Kehamilan tidak diinginkan merupakan terminologi yang biasa dipakai untuk memberi istilah
Diterima November 2016 adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita yang bersangkutan. Permasalahan dalam
Disetujui Desember 2016 penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi terjadinya kehamilan tidak
Dipublikasikan Januari diinginkan pada remaja di Kota Madiun. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek
2017 penelitian adalah remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan dan kasus tersebut terjadi
________________ maksimal 2 tahun sebelum tahun penelitian yaitu antara tahun 2013-2015. Jumlah subjek
Factors, unwanted penelitian 4 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil
pregnancies penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada remaja
____________________ adalah perilaku seksual pranikah yang berisiko, pengetahuan yang kurang tentang kesehatan
reproduksi dan seksualitas, sikap remaja terhadap seksualitas yang permisif, akses media informasi
tentang pornografi, sikap orang tua, dan perilaku teman dekat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada remaja di Kota Madiun diantaranya yaitu aktivitas
seksual informan berada dalam tahap yang berisiko, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi dan sikap permisif terhadap seks pranikah, akses media informasi mengenai pornografi,
sikap orang tua yang kurang peduli dengan anaknya, perilaku teman dekat.

Abstract
___________________________________________________________________
Unwanted pregnancy is a common terminology to refer a pregnancy that is unwanted by the woman. This
study aims at revealing and describing the factors which hinfluence the occurrence of unwanted pregnancy in
adolescents in Madiun City.The study employed qualitative approach. The subjects were adolescents who
experienced unwanted pregnancies and the cases occurred up to 2 years before the study, between 2013 to 2015.
There were 4 people serving as research subjects. The technique of data collection was depth interview. The
results show that the cause of unwanted pregnancy inrisky sexual behavior, lack of knowledge about
reproductive health and sexuality, attitudes toward sexual permissiveness, media access on pornography
information, parental attitude who are less concerned with their children, peer relationship, and adolescent
sexual behavior which is at risk.. Factor which associated unwanted pregnancy are informant inrisky sexual
behavior, lack of knowledge about reproductive health and sexuality, attitudes toward sexual permissiveness,
media access on pornography information, parental attitude who are less concerned with their children, peer
relationship, parental attitude who are less concerned with their children and adolescent sexual behavior

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
e ISSN 1475-222656
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: elisahappyamalia@gmail.com

1
Elisa H. A. & Muhammad Azinar/Kehamilan Tidak Diinginkan/HIGEIA 1 (1) (2017)

PENDAHULUAN orang remaja dibawah 18 tahun yang


melangsungkan pernikahan. Hal ini cukup
Kehamilan tidak diinginkan pada remaja mengejutkan karena pada tahun 2013 tidak ada
merupakan salah satu dampak dari perilaku seks catatan pernikahan di bawah umur. Untuk itu
bebas. Hasil survei Badan Pusat Statistik tahun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
2012 mengungkapkan, angka kehamilan remaja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
pada usia 15-19 tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan tidak diinginkan pada remaja di Kota
kehamilan (BKKBN, 2014). Australian National Madiun.
University (ANU) bersama Pusat Penelitian
Kesehatan Universitas Indonesia (UI) tahun METODE
2010/2011 juga melakukan penelitian terhadap
3.006 remaja dalam penelitian di Jakarta, Jenis penelitian ini adalah deskriptif
Tangerang dan Bekasi didapatkan hasil sebesar kualitatif. Fokus penelitian adalah faktor-faktor
20,9 persen remaja usia 17-24 tahun hamil yang mempengaruhi terjadinya kehamilan tidak
sebelum menikah dan 38,7 persen remaja diinginkan pada remaja di Kota Madiun antara
mengalami kehamilan sebelum menikah dan lain pengetahuan remaja tentang kesehatan
kelahiran setelah menikah (Poskotanews, 2012). reproduksi dan seksualitas, sikap remaja
Kasus kehamilan tidak diinginkan di Kota terhadap seks pranikah, akses media informasi
Yogyakarta juga cukup tinggi. Sepanjang tahun tentang pornografi, sikap orang tua, perilaku
2013 terdapat 325 kasus kehamilan tidak teman dekat serta perilaku seksual remaja.
diinginkan (TribunJogja, 2014). Data didapat melalui observasi tidak
Beberapa faktor yang menyebabkan berstruktur dan wawancara mendalam.
terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada Pengamatan langsung di lapangan dilakukan
remaja antara lain kurangnya pengetahuan menggunakan catatan lapangan. Wawancara
tentang kesehatan reproduksi kemudian faktor mendalam dilakukan kepada remaja yang
yang berasal dari dalam diri remaja sendiri yang mengalami kasus kehamilan tidak diinginkan
kurang memahami kewajibannya sebagai antara tahun 2013-2015 di Kota Madiun yang
pelajar. Faktor luar seperti yaitu pergaulan berjumlah 4 orang.
bebas tanpa kendali orangtua menyebabkan
remaja merasa bebas untuk melakukan apa saja HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diinginkan serta perkembangan teknologi
media komunikasi yang semakin canggih yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
memperbesar kemungkinan remaja mengakses aktivitas seksual yang dilakukan oleh empat
apa saja yang termasuk hal-hal negatif informan berada dalam tahap berisiko yaitu
(Kusmiran, 2014). pernah melakukan kissing, necking hingga
Di Kota Madiun kasus kehamilan tidak intercourse. Selain itu empat informan sering
dinginkan pada remaja juga kian hangat melakukan hubungan seksual pranikah dengan
dibicarakan. Dikutip dari republika.co.id pada pasangannya. Rata-rata mereka melakukan
tahun 2010 seorang siswa SMK di Kota Madiun hubungan seksual lebih dari satu kali. Satu
melahirkan seorang bayi prematur di ruang informan pernah melakukan hubungan selain
UKS. Hal ini membuat kaget pihak sekolah dan dengan pasangan yang kini menjadi suaminya
sempat menjadi perbincangan di media cetak sedangkan tiga informan melakukan hubungan
maupun elektronik.Pernikahan dini yang seksual pranikah dengan pasangan yang kini
dialami remaja juga mengalami peningkatan. menjadi suaminya. Ada tiga informan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan melakukan hubungan seksual pranikah di
oleh peneliti dengan kepala Kantor Urusan rumah pasangannya sedangkan satu informan
Agama Kecamatan Taman Kota Madiun melakukan hubungan seksual pranikah di
menyebutkan bahwa tahun 2014 terdapat 11 rumah teman pasangannya.

2
Elisa H. A. & Muhammad Azinar/Kehamilan Tidak Diinginkan/HIGEIA 1 (1) (2017)

Tabel 1. Karakteistik Subjek Penelitian Utama


Pend. Pend. Pend. Pekerjaan Agama
Informan Umur Pekerjaan Ibu
Terakhir Ayah Ibu Ayah
Ibu Rumah Islam
A 17 SD SMA SMA Wiraswasta
Tangga
Islam
B 18 SMP SD SMA Wiraswasta Sarjana
Ibu Rumah Kristen
C 16 SD SMA SMA Wiraswasta
Tangga
Ibu Rumah Kristen
D 16 SD SMA Sarjana Wiraswasta
Tangga

Pada saat pertama kali melakukan kehamilannya (prolife) dan tidak ada informan
hubungan seksual pranikah usia informan yang melakukan aborsi atau usaha untuk
tergolong sangat muda yaitu usia 15 dan 16 menggugurkan kandungannya. Semua informan
tahun. Selain itu informan juga menuturkan dikeluarkan dari sekolah dan langsung
bahwa ketika melakukan hubungan seksual melangsungkan pernikahan. Pada awal mula
jarang atau bahkan pernah tidak memakai alat kehamilan ada dua informan yang tidak
kontrasepsi yaitu kondom. Pada dasarnya mengetahui bahwa ia mengalami kehamilan
informan mengetahui fungsi dari kondom sehingga orang lainlah yang lebih dulu
namun pasangan menolak untuk memakai mengetahuinya dengan melihat gejala seperti
kondom dan juga tidak ada kemauan informan tidak mengalami menstruasi serta perut yang
untuk memakai kondom saat melakukan mulai membesar. Sedangkan dua informan lain
hubungan seksual. mengetahui kehamilannya setelah tidak
Hal ini sejalan dengan penelitian yang mendapati menstruasi selama beberapa bulan.
dilakukan oleh Dewi (2012) yang Bentuk yang informan rasakan saat mengalami
mengungkapkan bahwa separuh remaja di kehamilan antara lain adalah rasa penyesalan.
Kelurahan Pasir Gunung Selatan Kota Depok Sebanyak tiga informan merasa menyesal
berperilaku seksual berisiko (56,8%) yaitu mengalami kehamilan tidak diinginkan. Ada
pegangan tangan, berpelukan, masturbasi, satu diantara tiga informan tersebut
masturbasi berat, ciuman bibir, saling meraba memutuskan untuk tidak lagi berkomunikasi
bagian sensitif, melakukan petting, dan dengan pasangan yang kini telah menjadi
hubungan seks. Selain itu juga disebutkan suaminya dikarenakan rasa trauma mengalami
bahwa remaja dengan frekuensi berpacaran kehamilan tidak diinginkan. Namun ada satu
lebih dari satu kali memiliki peluang berperilaku informan yang merasa senang ketika
seksual berisiko sebanyak dua kali daripada mengetahui ketika tahu bahwa ia mengalami
remaja dengan frekuensi berpacaran satu kali. kehamilan begitu juga yang dirasakan oleh
Perilaku seksual yang dilakukan dengan pasangan informan.
pasangan atau pacar yang berganti-ganti (seks Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
bebas) oleh remaja dibawah usia 17 tahun penelitian dari Sari dalam penelitiannya pada
secara medis dapat memperbesar kemungkinan tahun 2009 yang menyebutkan bahwa aborsi
terkena infeksi menular seksual dan virus HIV merupakan keputusan yang dianggap terbaik
(Human ImmunoDeficiency Virus). Selain itu untuk mengatasi kehamilan tidak diinginkan
dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada oleh mahasiswi yang mengalami kehamilan
rahim remaja perempuan karena pada remaja tidak diinginkan. Dalam proses pengambilan
perempuan usia 12-17 tahun mengalami keputusan untuk melakukan aborsi didukung
perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya dari latar belakang yang cukup kuat yaitu
(Marmi, 2014). komitmen pasangan untuk menikah,
Berdasarkan hasil penelitian ini sebanyak ketidaksiapan secara psikologis dan ekonomi
empat informan tetap melanjutkan untuk hidup berumah tangga, penerimaan orang

3
Elisa H. A. & Muhammad Azinar/Kehamilan Tidak Diinginkan/HIGEIA 1 (1) (2017)

tua, penilaian masyarakat serta pandangan baik mengenai kesehatan reproduksi dan
agama tentang kehamilan diluar nikah. seksualitas. Mereka tidak dapat menjelaskan
Dalam penelitian ini didapatkan hasil apa yang dimaksud dengan kehamilan serta
bahwa dampak yang dirasakan oleh informan proses kehamilan dengan benar. Ketika
antara lain kemarahan orangtua. Sebanyak diberikan pertanyaan mengenai definisi seks
empat informan harus putus sekolah namun pranikah dan risiko yang ditimbulkan ada dua
satu diantara empat informan kembali informan yang tidak dapat menjawab dengan
melanjutkan pendidikan. Satu informan baik. Selain itu sebanyak empat informan tidak
mengalami trauma setelah mengalami dapat menjelaskan definisi pacaran serta
kehamilan tidak diinginkan. Kemudian ada satu pacaran yang berisiko. Hanya pengetahuan
informan lain yang mengatakan bahwa ia tentang hubungan seks pranikah yang meliputi
pernah dihina oleh teman-teman di lingkungan dengan siapa kapan dan mengapa sebanyak
rumahnya karena mengalami kehamilan tidak empat informan dapat menjawab dengan benar.
diinginkan. Dua informan mengalami Hal ini diperkuat dengan pendidikan terakhir
komplikasi selama persalinan dan berat badan yang ditempuh informan yaitu sebanyak tiga
bayi yang lahir rendah. Selain itu dampak yang informan hanya mampu menyelesaikan hingga
dirasakan informan adalah ketidaksiapan tamat SD sedangkan satu informan lain hingga
informan menjadi ibu. Sebanyak dua informan tamat SMP. Mereka tidak dapat menempuh
mempercayakan kedua orangtua untuk pendidikan wajib belajar sembilan tahun
mengasuh anaknya. dikarenakan terjadinya kasus kehamilan tidak
Kehamilan remaja dapat menyebabkan diinginkan pada saat informan duduk di bangku
terganggunya perencanaan masa depan remaja SMP sehingga mereka terpaksa harus keluar
karena terpaksa meninggalkan sekolah. Cita-cita dari sekolah dan tidak dapat melanjutkan
yang diimpikan akan terhambat atau bahkan pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi
mungkin tidak dapat tercapai. Sementara itu, memungkinkan remaja lebih banyak menerima
kehamilan remaja juga mengakibatkan lahirnya informasi kesehatan reproduksi dan seksual baik
anak yang tidak diinginkan sehingga akan dari sekolah maupun orangtua, teman sebaya
berdampak pada kasih sayang ibu terhadap anak dan media sehingga informasi yang diterima
tersebut. Masa depan anak ini akan dapat dapat mempengaruhi perilaku remaja dalam
mengalami hambatan yang menyedihkan perkembangannya.
karena kurangnya kualitas asuh dari ibunya Penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang masih remaja dan belum siap menjadi ibu. Heriana (2008) dimana sebagian besar
Perkembangan psikologis anak akan terganggu. kelompok kasus yaitu pelajar perempuan yang
Anak tersebut juga akan tumbuh tanpa kasih hamil yang berjumlah enam orang ternyata
sayang dan mengalami perlakuan penolakan memilikipengetahuan yang rendah tentang
dari orangtuanya. Selain itu, terdapat pula kesehatan reproduksi.Pengetahuan seksual yang
perlakuan yang kurang adil dari masyarakat salah dapat melahirkan persepsi yang
atau institusi formal terhadap remaja salahtentang seksualitas dan selanjutnya akan
perempuan. Sering kali dalam suatu kasus mendorong perilaku seksual yang salahdengan
kehamilan di luar nikah yang tidak boleh segala akibatnya.
melanjutkan sekolah adalah remaja perempuan. Berdasarkan penelitian ini, sebanyak tiga
Sedangkan remaja laki-laki masih diperbolehkan informan menunjukkan sikap yang permisif
melanjutkan sekolah. Pandangan negatif dari terhadap seks pranikah. Sikap informan yang
masyarakatpun cenderung lebih memberatkan permisif menganggap hubungan seksual tidak
perempuan dibandingkan laki-laki (Kusmiran, boleh dilakukan sebelum menikah namun
2014). mereka tetap memutuskan untuk melakukan hal
Dari hasil penelitian sebanyak empat tersebut karena berbagai alasan seperti atas
informan memiliki pengetahuan yang kurang dasar rasa suka sama suka serta hasrat seksual

4
Elisa H. A. & Muhammad Azinar/Kehamilan Tidak Diinginkan/HIGEIA 1 (1) (2017)

yang tiba-tiba timbul sebagai bentuk rasa cinta. hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Bahkan informan tidak merasa menyesal telah Dewi (2012). Hasil penelitiannya menyatakan
melakukan hubungan seksual yang bahwa remaja yang sering terpapar pornografi
menyebabkan kehamilan. Sedangkan satu berisiko berperilaku seksual 1,3 kali
informan menunjukkan sikap tidak permisif dibandingkan remaja yang tidak pernah
terhadap seks pranikah. Sikap informan yang mengakses pornografi. Sedangkan remaja yang
tidak permisif menganggap hubungan seksual kadang-kadang mengakses pornografi berisiko
tidak boleh dilakukan sebelum menikah namun berperilaku seksual 1,1 kali dibandingkan
karena paksaan dari pasangannya dan merasa remaja yang tidak pernah mengakses
diguna-guna oleh pasangannya sehingga pornografi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
informan menuturi kemauan pasangan untuk remaja yang terpapar pornografi lebih berisiko
melakukan hubungan seksual pranikah. berperilaku seksual berisiko dibandingkan
Hal ini senada dengan penelitian yang dengan remaja yang tidak terpapar pornografi.
dilakukan oleh Setya (2010) dalam jurnalnya Berdasarkan hasil penelitian ini, sebanyak
yang berjudul Personal dan Sosial yang tiga informan menuturkan bahwa orang tuanya
Mempengaruhi Sikap Remaja terhadap kurang peduli dengannya. Bentuk perhatian
Hubungan Seks Pranikah yang mengatakan orangtua hanya sebatas mengingatkan untuk
bahwa hampir seluruh responden (439,3%) makan dan belajar. Orangtua juga membeda-
bersikap lebih permisif terhadap hubungan seks bedakan dalam hal rasa kasih sayang terhadap
pranikah dengan tingkat penerimaan mereka anak-anaknya. Rasa sayang tersebut tidak
terhadap hubungan intercourseberkisar antara menyeluruh karena ayah maupun ibu memiliki
7,5 persen hingga 37,3 persen pada berbagai rasa sayang yang berbeda antara anak pertama
level hubungan (firstdating, casualdating, dengan anak yang kedua. Bahkan salah satu
seriousdating, preengange dan engange. Pada orangtua informan sering melakukan kekerasan
berbagai aktivitas premarital seks (kissing, terhadap anaknya seperti menampar, memukul
necking, petting danintercourse) tingkat dan menjambak rambut. Selain itu orangtua
penerimaan responden meningkat pada tidak pernah memantau kegiatan sehari-hari
hubungan yang lebih serius. anak. Mereka menganggap remaja tidak suka
Dalam penelitian ini ada dua informan dikekang sehingga cukup memberi kepercayaan
yang mengaku pernah mengakses media kepada anaknya. Selain itu mereka menuturkan
pornografi berupa film porno. Informan bahwa anak sulit untuk diatur dan diberi nasihat
mengaku sering mengakses media pornografi hingga akhirnya orangtua tidak peduli atau
bersama pasangan yang kini menjadi suaminya. masa bodoh dengan kegiatan yang dilakukan
Selain itu membicarakan hal-hal yang berkaitan anak sehari-hari. Hanya satu informan memiliki
dengan seksualitas juga sering dilakukan oleh orangtua yang memperhatikan dan menjalin
informan bersama teman-temannya seperti kedekatan emosional dengan baik. Namun,
membicarakan pengalaman dalam melakukan karena faktor ekonomi yang menurun orangtua
hubungan seksual. Ada dua informan yang lalai dalam memperhatikan kegiatan sehari-hari
mengaku pernah membicarakan hal-hal yang anak sehingga tidak dapat memonitoring
berkaitan dengan seksualitas dengan pasangan kegiatan di luar dengan baik.
dan teman-temannya. Tidak hanya informan Di sisi lain pemberian informasi
yang pernah mengakses media informasi mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas
tentang pornografi melainkanteman dekat tidak diberikan secara mendetail oleh orangtua.
informan juga pernah mengaksesnya, seperti Sebagian besar hanya menyampaikan masalah
membaca komik yang di dalamnya terdapat pubertas yaitu menstruasi pada remaja. Selain
gambar-gambar porno serta sering menonton itu penyampaian tentang bahaya seks pranikah
film porno. dan larangan melakukan hubungan seksual
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pranikah juga tidak disampaikan secara detail

5
Elisa H. A. & Muhammad Azinar/Kehamilan Tidak Diinginkan/HIGEIA 1 (1) (2017)

kepada anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa karena faktor ekonomi yang menurun orangtua
kendala diantaranya orangtua menganggap usia lalai dalam memperhatikan kegiatan sehari-hari
anak masih belum dewasa sehingga belum anak sehingga tidak dapat memonitoring
membutuhkan informasi tersebut. Ditambah kegiatan di luar dengan baik.
lagi kurangnya kedekatan orangtua dengan anak Di sisi lain pemberian informasi
menyebabkan tidak terjalinnya hubungan mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas
komunikasi yang baik sehingga anak cenderung tidak diberikan secara mendetail oleh orangtua.
tidak memperdulikan nasihat yang disampaikan Sebagian besar hanya menyampaikan masalah
oleh orang tua. pubertas yaitu menstruasi pada remaja. Selain
Hasil penelitian ini sejalan dengan itu penyampaian tentang bahaya seks pranikah
penelitian Suwarni (2009) yang menyebutkan dan larangan melakukan hubungan seksual
bahwa menunjukkan masih rendahnya pola pranikah juga tidak disampaikan secara detail
komunikasiantara orang tua dan anak (53,2%), kepada anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa
terutamakomunikasi dalam hal membicarakan kendala diantaranya orangtua menganggap usia
kesehatanreproduksi dan permasalahan yang anak masih belum dewasa sehingga belum
dihadapi remaja. Semakin tinggi persepsi remaja membutuhkan informasi tersebut. Ditambah
mengenai monitoring orang tua terhadap lagi kurangnya kedekatan orangtua dengan anak
dirinya maka dapat mempengaruhi perilaku menyebabkan tidak terjalinnya hubungan
seksual remaja tersebut sehingga tidak atau komunikasi yang baik sehingga anak cenderung
kurang mendukung dalam melakukan perilaku tidak memperdulikan nasihat yang disampaikan
seksual berisiko dan sebaliknya remaja oleh orang tua.Penelitian ini sesuai dengan
mempunyai karakter khas yang penuh gejolak penelitian yang dilakukan oleh Azinar (2013)
dengan perkembangan emosi yang belum stabil yang menyebutkan bahwa ada pengaruh yang
menjadikan remaja lebih rentan mengalami signifikan antara perilaku seksual teman dekat
gejolak sosial. dengan perilaku seksual pranikah berisiko KTD.
Berdasarkan hasil penelitian ini, sebanyak Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
tiga informan menuturkan bahwa orang tuanya Maryatun (2013) yang menyebutkan bahwa
kurang peduli dengannya. Bentuk perhatian pengaruh (peran) teman sebaya berpeluang
orangtua hanya sebatas mengingatkan untuk melakukan perilaku seksual pranikah 19,727
makan dan belajar. Orangtua juga membeda- kali lebih besar dibandingkan dengan responden
bedakan dalam hal rasa kasih sayang terhadap yang tidak mendapatkan pengaruh (peran)
anak-anaknya. Rasa sayang tersebut tidak teman sebaya.
menyeluruh karena ayah maupun ibu memiliki
rasa sayang yang berbeda antara anak pertama PENUTUP
dengan anak yang kedua. Bahkan salah satu
orangtua informan sering melakukan kekerasan Faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap anaknya seperti menampar, memukul terjadinya kehamilan tidak diinginkan pada
dan menjambak rambut. Selain itu orangtua remaja di Kota Madiun diantaranya perilaku
tidak pernah memantau kegiatan sehari-hari seksual pranikah informan yaitu aktivitas
anak. Mereka menganggap remaja tidak suka seksual informan berada dalam tahap yang
dikekang sehingga cukup memberi kepercayaan berisiko, faktor dari dalam diri remaja, yaitu:
kepada anaknya. Selain itu mereka menuturkan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
bahwa anak sulit untuk diatur dan diberi nasihat reproduksi dan seksualitas dan sikap permisif
hingga akhirnya orangtua tidak peduli atau terhadap seks pranikah, faktor
masa bodoh dengan kegiatan yang dilakukan pendukung/sarana yaitu: akses media informasi
anak sehari-hari. Hanya satu informan memiliki mengenai pornografi, faktor dari orangtua,
orangtua yang memperhatikan dan menjalin yaitu: sikap orang tua yang kurang peduli
kedekatan emosional dengan baik. Namun, dengan anaknya, faktor dari teman dekat, yaitu:

6
Elisa H. A. & Muhammad Azinar/Kehamilan Tidak Diinginkan/HIGEIA 1 (1) (2017)

perilaku seksual pranikah yang dilakukan teman


dekat berada dalam tahap berisiko. Saran yang
dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya yaitu
memperhatikan variabel lain yang dapat
mempengaruhi kehamilan tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Azinar, M. 2013. Perilaku Seksual Pranikah Berisiko


Terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan.
Jurnal KEMAS, (8)2:154-160
BKKBN.2014.Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24
tahun): Ada apa dengan remaja?.BKKBN
Kusmiran, E. 2014. Kesehatan Reproduksi Remaja dan
Wanita. Jakarta:Salemba Medika
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Maryatun. 2013. Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku
Seksual Pra Nikah pada Remaja di SMA
Muhammadiyah 3 Surakarta. Skripsi.
Surakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Aisyiyah
Dewi, AP. 2012. Hubungan Karakteristik Remaja, Peran
Teman Sebaya, dan Paparan Pornografi dengan
Perilaku Seksual Remaja di Kelurahan Pasir
Gunung Selatan. Tesis. Depok: Universitas
Indonesia
Cecep, dkk. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kehamilan Pranikah di Kalangan Pelajar
di Desa Setianagara Kecamatan Cilimus
Kabupaten Kuningan Tahun 2008. Skripsi.
Kuningan: Sekolah Tinggi Kesehatan
Rosyeni, Y, Isti Dariah. 2010. Hubungan Pengetahuan
dan Sikap Remaja Putri dengan Kehamilan
Remaja di Puskesmas Cipageran Cimahi Utara
Tahun 2010
Suratno, NK. 2009. Keputusan Untuk Melakukan Aborsi
Pada Mahasiswi (Studi Kasus pada Mahasiswi di
salah satu Perguruan tinggi di Yogyakarta).
Skripsi.Yogyakarta:Universitas Islam Negeri
Suwarni. 2009. Monitoring Parental dan Perilaku
Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual
Remaja SMA Di Kota Pontianak.Jurnal
Promosi Kesehatan Indonesia, (4)2: 127-133
Widyastuti, E. S. 2009. Personal dan Sosial yang
Mempengaruhi Sikap Remaja Terhadap
Hubungan Seks Pranikah. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia, (4)2: 75-85

Anda mungkin juga menyukai