Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seksualitas adalah salah satu fenomena sosial yang banyak
diperbincangkan sebagai isu sosial saat ini. Pengertian seksual secara umun
adalah suatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang
berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan
perempuan. Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang
menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan
seksualitas telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia
(Dewi,2012).
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2012,
menunjukan bahwa remaja merupakan populasi terbesar dari penduduk di
dunia, sekitar seperlima penduduk di dunia merupakan remaja yang berumur
10-19 tahun. Perubahan tingkah laku remaja mengakibatkan terjadinya
peningkatan terhadap penyakit yang berhubungan dengan kesehatan seksual.
WHO (2013), memperkirakan setiap tahun ada sekitar 350 juta untuk
penderita Infeksi Menular Seksual (IMS) pada remaja di negara berkembang
seperti Afrika, Asia Tenggara, Asia, dan Amerika Latin.
Data hasil survei yang dilakukan oleh Komite Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI), dan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2014
menunjukkan bahwa terdapat sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah
melakukan hubungan seks pra nikah. 20% dari 94.270 perempuan yang
mengalami hamil di luar nikah juga berasal dari kelompok usia remaja dan
21% diantaranya pernah mengalami aborsi. Di Indonesia ada sekitar 16-20%
dari remaja yang telah berkonsultasi telah melakukan hubungan seksual pra
nikah, jumlah kasus ini cenderung naik. Hal tersebut dapat dilihat dengan
meningkatnya jumlah kasus aborsi di Indonesia yang mencapai 2,3 juta
pertahun. Jumlah remaja di Indonesia yang melakukan perilaku seksual
sebelum menikah mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari
jumlah remaja umur 15- 24 tahun yang telah berpacaran lebih tinggi pada
hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
dibandingkan tahun 2007 (Kemenkes RI, 2014; BKKBN et.al., 2013).

Data Survei Demografi dan Kesehatan terutama komponen Kesehatan


Reproduksi Remaja (KKR) pada tahun 2015 dengan melakukan penelitian
pada remaja usia 15-24 tahun diseluruh Indonesia didapatkan data pada usia
remaja 15-19 tahun, proporsi terbesar menyatakan berpacaran pertama kali
dengan usia 15-17 tahun (33%) pada remaja perempuan dan remaja laki-laki
dengan usia 15-19 tahun (34,5%). Hasil penelitian ditemukan banyak kasus
perilaku pacaran tidak sehat, yaitu hubungan seks pra nikah. Data survei
menunjukkan laki-laki lebih banyak melakukan seks pra nikah di bandingkan
dengan remaja perempuan, dibandingkan tahun 2007 pada tahun 2015
presentasenya cenderung meningkat. Hasil survei menunjukkan 57,5%
melakukan hubungan seks pra nikah karena dorongan rasa ingin mencoba
atau penasaran, 12,6% melakukan hubungan seks pra nikah karena dipaksa
oleh pacar atau pasangan (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI, 2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Apriani (2017), tentang
hubungan pengetahuan dengan sikap tentang seks pranikah remaja di SMAN
3 Konawe Selatan tahun 2017 menunjukan bahwa dari 233 responden, jumlah
responden dengan pengetahuan baik sebanyak 138 responden (59,2%), 38
orang (48,1%) diantaranya memiliki sikap mendukung seks pranikah, dan
100 orang (64,9%) memiliki sikap tidak mendukung seks pranikah. Jumlah
responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 76 orang (32,6%), 27 orang
(34,1%) diantaranya memiliki sikap mendukung seks pranikah, dan 49 orang
(31,9%) memiliki sikap tidak mendukung seks pranikah. Sedangakan jumlah
responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 19 orang (8,2%, 14 orang
(17,8%) diantaranya memiliki sikap mendukung seks pranikah, dan 5 orang
(3,2%) memiliki sikap tidak mendukung seks pranikah. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Sari (2016), tentang hubungan pengetahuan dengan
sikap mengenai perilaku seksual remaja di Boyolali menunjukan bahwa
mayoritas responden dalam kategori pengetahuan cukup dan sikapnya juga
cukup yaitu sebesar 8 responden (15,7%). Sedangkan responden yang
pengetahuan dan sikapnya baik ada 8 responden (15,7%) dan responden yang
pengetahuan dan sikapnya kurang baik tidak ada, responden yang
pengetahuan baik dan sikapnya cukup ada 25 responden (49,0%), responden
yang pengetahuannya cukup tetapi sikapnya baik ada 10 responden (19,6%).
Data penelitian dari 51 responden tidak ada responden yang pengetahuan baik
sikapnya kurang.
Penelitian yang dilakukan oleh Risnawati (2016), tentang perilaku
seksual pra nikah pada remaja menunjukan bahwa dari 36 responden yang
terdiri dari 24 responden laki-laki dan 12 responden perempuan. Dari 24
responden laki-laki, 21 responden diantaranya pernah melakukan perilaku
seksual pra nikah, mulai dari membuka situs porno sampai dengan berciuman
bibir. Laki-laki lebih sering membuka dan menonton situs video porno, baik
dengan sengaja maupun tidak sengaja, laki-laki juga lebih banyak telah
melakukan hubungan seksual pra nikah dengan perempuan mulai dari
memegang tangan, mencium bibir, memegang payudara, sampai dengan
memegang alat kelamin pada lawan jenis.
Data Pencegahan Pemberantasan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)
Kabupaten Karanganyar 2017 menemukan 133 kasus siswa menyaksikan
pornografi di internet atau film VCD dan DVD, 16 siswa melakukan seks
bebas dan kasus kenakalan lainnya seperti rokok dan bahkan ada yang
mencoba miras dan narkoba. Masalah tersebut terjadi karena remaja memiliki
rasa keingintahuan yang tinggi serta pada diri remaja terdapat golongan
seksual yang begitu besar (Suara merdeka, 11 Januari 2017).
Berdasarkan survei dari Kecamatan Ngargoyoso, terdapat 2 SMK
dengan 1 SMK Swasta dan 1 SMK Negeri. Diperoleh Informasi dari guru BK
(Bimbingan Konseling) dalam kurun waktu 2 tahun, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data Perilaku Seksual Pra-nikah se-Kecamatan Ngargoyoso
Perilaku
Menonton video porno Melakukan seks Pelecehan seks
No. Nama Sekolah
Tidak pra-nikah
Sengaja
sengaja
1. SMK N Ngargoyoso 22 orang 35 orang 2 orang 4 orang
2. SMK Bhakti Plus
6 orang -  -  - 
Oetama
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 1.1 di atas fenomena tentang perilaku seks pra-nikah


pada remaja masih meningkat, dapat dilihat dari data sebagian besar siswa
masih sering membuka situs video porno dengan sengaja yang didapatkan
dari merazia handphone yang menyimpan video porno sebanyak 22 orang
sedangkan yang tidak sengaja melihat video porno sebanyak 35 orang.
Menurut guru BK (Bimbingan Konseling), pada tahun 2019 ada 2 orang yang
telah dikeluarkan dari sekolah akibat melakukan hubungan seksual pra-nikah,
kemudian ada 4 orang yang sering melakukan pelecehan seksual dengan
memegang payudara dan pinggul pada lawan jenis. Adapun faktor yang dapat
mempengaruhi remaja di Kecamatan Ngargoyoso melakukan perilaku seks
pra nikah yaitu faktor lingkungan.
Berdasarkan data studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMK N
Ngargoyoso Karanganyar pada tanggal 9 Mei 2019, didapatkan data
diantaranya masih banyak yang belum paham tentang seks edukasi
dikarenakan belum pernah mendapatkan pendidikan seksual remaja. Dan
mereka juga mengatakan bahwa saat melakukan hubungan seks, berfikir
bahwa kalau hanya sekali saja melakukan seks tidak akan hamil. Di SMK N
Ngargoyoso ini ada beberapa yang mengalami hamil sebelum nikah. Dari 2
tahun terakhir ini ada 2 kejadian hamil diluar nikah. Dari total responden
sebanyak 36 siswa terdapat 22 siswa yang belum paham tentang pengetahuan
pendidikan seks dan sebanyak 14 siswa yang sudah paham menegenai
pengetahuan pendidikan seks. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang
“Gambaran Karakteristik dan Pengetahuan Remaja tentang Seks Edukasi di
SMK N Ngargoyoso”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah gambaran
karakteristik dan pengetahuan remaja tentang seks edukasi di SMK N
Ngargoyoso ?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran karakteristik dan pengetahuan remaja tentang seks
edukasi di SMK N Ngargoyoso
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan seksualitas pada remaja di SMK N
Ngargoyoso
b. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia remaja di
SMK N Ngargoyoso
c. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
remaja di SMK N Ngargoyoso
d. Mengidentifikasi cara memperoleh pengetahuan seksualitas pada
remaja di SMK N Ngargoyoso
e. Mengidentifikasi sumber informasi pengetahuan seksualitas pada
remaja di SMK N Ngargoyoso

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
pengetahuan serta memperluas wawasan keilmuan terhadap seks edukasi.
2. Bagi institusi
Penelitian ini diharapkan dapat di gunakan sebagai masukan kepada
institusi untuk memberikan informasi tentang pentingnya pendidikan seks
di sekolah.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan
keilmuan terhadap seks edukasi.
4. Penelitian ini dapat dijadikan data dasar dalam melakukan penelitian lebih
lanjut tentang seks edukasi.

E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini ditunjukan dengan menyertakan beberapa
peneliti terdahulu sebagai kelanjutan atas penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki relevensi dengan penelitian ini
adalah :
1. Sari (2016), dengan judul “Hubungan pengetahuan dengan sikap
mengenai perilaku seksual remaja di SMK Kesehatan Donohudan
Boyolali”. Populasi yang digunakan seluruh siswa SMK Kesehatan
Donohudan Boyolali sebanyak 120 siswa. Sampel dalam penelitian siswa
SMK Kesehatan Donohudan Boyolali sebanyak 51 responden. Dengan
metode penelitian menggunakan pendekatan cross setional.
Hasil penelitian : Dari hasil analisa data didapatkan bahwa mayoritas
responden dalam kategori pengetahuan cukup dan sikapnya juga cukup
yaitu sebesar 8 responden (15,7%). Sedangkan responden yang
pengetahuan baik dan sikapnya juga baik ada 8 responden (15,7%) dan
responden yang pengetahuan kurang dan sikapnya juga kurang tidak ada,
responden yang pengetahuan baik tetapi sikapnya cukup ada 25
responden (49,0%), responden yang berpengetahuan cukup tetapi
sikapnya baik ada 10 responden (19,6%). Data penelitian dari 51
responden tidak ada responden yang berpengetahuan baik sikapnya
kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian responden mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang perilaku seksual remaja, sebagian
remaja bingung memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
seperti boleh tidaknya untuk pacaran.
Kesimpulan :Menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap
mengenai perilaku seksual remaja di SMK Kesehatan Donohudan
Boyolali.
Persamaan dan perbedaan :Persamaan dengan peneliti terdahulu,
sama-sama meneliti tentang perilaku seksual pra nikah pada remaja.
Perbedaan terletak variabel dan tempat. Peneliti terdahulu menggunakan
variabel sikap pada remaja di SMK Kesehatan Donohudan Boyolali,
sedangkan peneliti menggunakan variabel tingkat pengetahuan di SMK
N Ngargoyoso.
2. Risnawati (2016), dengan judul “Perilaku seksual pra-nikah pada
remaja”. Populasi yang digunakan siswa menengah atas yang berada di
SMK Muhammadiyah Kudus,kelas XI yang memenuhi kriteria inklusi
dan ekslusi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 responden.
Metode penelitian ini kuantitatif dengan metode desain penelitian analitik
korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian :Dari hasil analisa data didapatkan bahwa dari 36
responden di SMK Muhammadiyah Kudus, yang terdiri dari 24
responden laki-laki dan 12 responden perempuan. Dari 24 responden
laki-laki, 21 diantaranya pernah melakukan perilaku seksual pra nikah,
mulai dari membuka situs video porno sampai dengan berciuman bibir.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa laki-laki sering membuka situs
video porno, baik dengan sengaja ataupun tidak sengaja, laki-laki juga
lebih banyak telah melakukan hubungan seksual pra-nikah dengan
perempuan mulai dari memegang tangan, mencium bibir, memegang
payudara sampai dengan memegang alat kelamin pada lawan jenis.
Kesimpulan :Terdapat hubungan antara paparan media massa seperti
internet memberikan informasi yang sangat cepat pada remaja tentang
seks pra-nikah. Sebagian besar remaja yang mempunyai orangtua dengan
pendidikan rendah lebih banyak melakukan perilaku seksual pra-nikah.
Persamaan dan perbedaan :Persamaan dengan peneliti terdahulu,
sama-sama meneliti tentang perilaku seksual pra-nikah pada remaja.
Perbedaan terletak pada tempat penelitian. Peneliti terdahulu di SMK
Muhammadiyah Kudus, sedangkan peneliti di SMK N Ngargoyoso.
3. Apriani (2017), dengan judul “hubungan pengetahuan dengan sikap
tentang seks pranikah remaja di SMAN 3 Konawe Selatan tahun
2017”. Populasi yang digunakan siswa kelas X dan XI dengan jumlah
557 orang, yang terdiri dari kelas X sebanyak 309 orang dan kelas XI
sebanyak 248 orang. Sampel dalam penelitian sebanyak 233 responden
dengan menggunakan teknik stratified random sampling (sampel acak
bertingkat).
Hasil penelitian : Dari hasil analisa data didapatkan dari 233 responden
yang di ukur pengetahuannya, 138 orang (59,2%) memiliki pengetahuan
yang baik, 76 orang (32,6%) memiliki pengetahuan cukup, dan 19 orang
(8,2%) memiliki pengetahuan yang kurang. Yang memiliki sedikit
informasi sebanyak 137 orang (58,8%) lebih besar dibanding responden
yang memiliki banyak sumber informasi sebanyak 96 orang (41,2%).
Sebagian besar responden tidak mendukung perilaku seks pranikah
sebanyak 154 orang (66,1%) dan yang mendukung sikap perilaku seks
pranikah sebanyak 79 orang (33,9%).
Kesimpulan : Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap tentang
seks pranikah remaja di SMAN 3 Konawe Selatan tahun 2017.
Persamaan dan perbedaan : Persamaan dengan peneliti dahulu sama-
sama meneliti tentang pengetahuan seks pada remaja. Perbedaan terletak
pada tempat penelitan, peneliti terdahulu di SMAN 3 Konawe Selatan
dan peneliti di SMK N Ngargoyoso.

Anda mungkin juga menyukai