PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan guna memenuhi sebagai syarat memperoleh
gelar sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
FIRDA SAFITRI
17070078
A. Latar Belakang
yang matang. Satu diantara permasalahan yang terjadi pada masa remaja
satu akibat dari pergaulan bebas. Permasalahan ini cenderung dilakukan oleh
kelompok remaja tengah dan remaja akhir. Remaka tengah (15-18 tahun)
jenis, timbul perasaan cinta dan mulai berkhayal mengenai hal-hal yang
memasuki masa dewasa, yang meliputi berbagai perubahan, baik dalam hal
potensial sebagai tunas dan penerus bagi bangsa. Menurut WHO satu dari
lima manusia yang hidup di dunia ini adalah remaja (Usia 10-19 tahun) dan
1
85% berada di negara berkembang (Ali, 2009). Masa remaja perlu
diperhatikan secara serius agar dapat menjadi manusia yang mempunyai daya
guna yang berarti bagi suatu bangsa serta dapat meningkatkan kualitas dan
termasuk perilaku seks pranikah, karena pada masa remaja terjadi berbagai
emosi yang menyebabkan perubahan sikap dan tingkah laku serta pola pikir
remaja serta perubahan sosial. Masa remaja menjadi rentan terlibat dalam
9,3% atau sekitar 3,7 juta remaja menyatakan pernah melakukan hubungan
7% atau sekitar 3 juta remaja. Sehingga selama periode tahun 2007 sampai
2
Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku
atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas
(Sarwono,2010).
maka akan sangat mungkin jika membuat mereka salah dalam bersikap dan
perilaku seks pranikah pada remaja. Banyak orang tua membebaskan anak
untuk bermain bebas di luar rumah seperti rumah tetangga, rumah keluarga
dan rumah teman sebaya (Tutut Cusniyah 2015). selain ada dampak positif
dari teman sebaya, beberapa ahli menekankan pengaruh negatif dari teman
3
kejahatan. Teman sebaya dapat mengenalkan remaja pada alkohol, narkoba,
tentang seks sudah diberikan kepada mereka sejak dini, baik melalui
ini penting agar mereka dapat memahami masalah-masalah seks sejak dini
merupakan hal yang tabu dan vulgar, serta akan mendorong remaja untuk
dilingkungan sangat penting sebagai salah satu alternatif yang dapat ditempuh
terdapat 1-2 orang yang berhenti dan keluar dari sekolah dengan alasan lebih
memilih untuk menikah muda. Seperti pada data ditahun 2019 – 2020
terdapat 3 siswa yang memilih untuk berhenti sekolah karna lebih memilih
untuk menikah muda dengan alasan tidak mempunyai biaya lagi untuk
sekolah, karna permintaan orang tua yang melihat anaknya berpacaran terlalu
intim dan ada juga karna keinginan sendiri akibat sudah lama berpacaran.
4
Guru BK mengatakan adanya sekitar 10-15% kasus pacaran yang ketauan
Negeri 8 Banjarmasin.
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
9,3% atau sekitar 3,7 juta remaja menyatakan pernah melakukan hubungan
sekitar 7% atau sekitar 3 juta remaja. Sehingga selama periode tahun 2007
5
2. Pertanyaan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Responden
pranikah.
b. Bagi Peneliti
6
yang berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah
c. Bagi Sekolah
d. Bagi Kampus
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Perbandingan keaslian penelitian dengan peneliti lain
7
sampel pada penelitian
ini adalah 34
responden
2 Hubungan Jenis penelitian ini Tidak terdapat Variabel
Faktor personal adalah kuantitatif hubungan yang terikat
dan faktor dengan pendekatan bermakna antara penelitian
pengetahuan
lingkungan cross sectional. Perilaku
kesehatan
pergaulan Sampel berjumlah 46 seksual
reproduksi serta
terhadap responden, teknik sedangkan
terdapat
perilaku seksual pengambilan sampel variabel
hubungan
dikalangan secara accidental bebasnya
bermakna sikap
peserta didik di sampling, dan efikasi diri faktor personal
smkn 2 kota pengumpulan data dan lingkungan dan faktor
padang tahun menggunakan pergaulan dengan lingkungan
2019 ( Annisa kuesioner. Pengolahan perilaku seksual pergaulan
Melianriza data dilakukan secara pranikah remaja.
8
sebanyak 152 orang. perilaku ini adalah
seksual pada hubungan dan
siswa di SMK lingkungan
X Pekanbaru
4 Hubungan Jenis Penelitian ini Tidak ada Variabel
pengetahuan adalah kuantitatif hubungan terikat pada
dengan perilaku dengan desain cross antara penelitian ini
seksual sectional. Jumlah pengetahuan adalah Seksual
pranikah sampel penelitian dengan perilaku pranikah
berisiko sebanyak 90 seksual sedangkan
kehamilan tidak responden yang dipilih pranikah variabel bebas
diinginkan menggunakan berisiko pada penelitian
(KTD) pada probability sampling Kehamilan ini adalah
mahasiswa dengan jenis stratified Tidak pengetahuan
prodi kesehatan random sampling. Diinginkan dan kehamilan
masyarakat (KTD) pada tidak di
Universitas mahasiswa inginkan
muhammadiyah Prodi S1 (KTD)
Kalimantan Kesehatan
Timur (Parizkia Masyarakat
Anggri Universitas
Wahyuni dkk, Muhammadiyah
2020) Kalimantan
Timur dengan
nilai pvalue
(0.879) > α
(0.05).
9
5 Faktor-faktor Penelitian ini Hasil penelitian Variabel
yang menggunakan survey menunjukan , terikat
berhubungan analitik dengan ada hubungan penelitian ini
dengan perilaku pendekatan rancangan antara adalah perilaku
seksual studi cross sectional pengetahuan seks pranikah
pranikah pada sampel diambil secara dengan perilaku sedangkan
remaja smkn 3 propotional random seksual variabel
kabupaten sampling sebanyak 64 pranikah pada bebasnya
lebong (Ruri Responden. remaja. faktor-faktor
Maiseptya Sari yang
dkk, 2020) berhubungan
dengan
perilaku
seksual
pranikah
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
Menurut Sarwono (2013), seks pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan
remaja tanpa adanya ikatan pernikahan. Remaja melakukan berbagai macam perilaku
seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari
berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau meraba
bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual intercourse), perilaku seksual
pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai dampak yang
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat
kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara
lakilaki dengan perempuan. Definisi lain mengatakan bahwa perilaku seks adalah segala
tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama
jenis mulai dari tingkah laku yang dilakukannya dengan sentuhan, ciuman (kissing)
memegang payudara atau melalui oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama
(necking) dan bercumbuan sampai menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling
menggesekkan alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama (petting) dan
(Mutadin, 2002).
11
b. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual
pranikah yaitu: adanya dorongan biologis, pemberian fasilitas (termasuk uang) pada
remaja secara berlebihan, pergeseran nilai-nilai moral dan etika di masyarakat, serta
penyimpangan perilaku seksual pranikah pada umumnya dapat terpengaruh dari faktor
berikut :
a. Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri remaja itu sendiri yang
Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku
seksual tertentu.
b. Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri remaja. Faktor eksternal ini
biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari
lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, pacar, teknologi, dan norma agama.
a) Kissing: saling bersentuhan antara dua bibir manusia atau pasangan yang didorong
dilakukan dengan berpelukan, memegang payudara, atau melakukan oral seks pada
12
alat kelamin tetapi belum bersenggama,
a) Tidak berisiko Perilaku seksual Tidak berisiko meliputi berbicara mengenai seks,
berbagi fantasi, ciuman bibir pada pipi, sentuhan, dan oral sex dengan penghalang
lateks.
b) Berisiko Perilaku seksual berisiko terdiri dari tiga bagian, yaitu agak berisiko,
berisiko tinggi, dan berbahaya. Perilaku seksual agak berisiko mencakup ciuman
bibir, petting, anal sex maupun berhubungan seks dengan menggunakan lateks
(kondom). Perilaku seksual berisiko tinggi meliputi petting dan oral sex tanpa
penghalang lateks serta masturbasi pada kulit lecet atau luka (adiktif). Perilaku
seksual berbahaya yaitu melakukan anal sex maupun hubungan seksual tanpa
Bagi manusia, seks lebih dari sekedar kebutuhan lahiriah. Hubungan seks dapat
kuat.
13
Adapun bahaya seks bebas pada psikologis manusia menurut (Wisnubrata,
2020) meliputi:
Bagi pelaku seks bebas, ketakutan hamil di luar nikah atau tertular penyakit
seksual adalah sumber stres utama yang tidak dapat dihindarkan. Merasa menyesal
dan bersalah Beberapa pelaku seks bebas sering merasa menyesal dan bersalah
karena dalam hati nuraninya, perilaku tersebut dianggap salah dan terlarang untuk
dilakukan.
objek seksual untuk kepuasaan semata, orang tersebut akan kehilangan rasa
hormat pada dirinya sendiri. Mereka kemudian akan terbiasa untuk tidak
pribadinya. Sulit memiliki hubungan yang serius Hubungan singkat yang tercipta
3) Depresi
remaja yang melakukan perilaku berisiko, seperti seks bebas, memakai narkoba,
dan minum alkohol, adalah kelompok yang paling mungkin mengalami depresi
14
yang lebih tinggi untuk mengalami tekanan darah tinggi, anemia, kelahiran
Semua dampak buruk di atas dapat dicegah dengan sebisa mungkin menghindari
seks bebas atau hanya dengan satu pasangan saja. Selain itu, selalu utamakan
keamanan dalam hubungan seks, seperti setia pada satu pasangan, menggunakan
kondom untuk mencegah risiko penularan infeksi menular seksual dan kehamilan
yang tidak diinginkan, serta hindari konsumsi alkohol dan narkoba dalam
hubungan seksual.
1. Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi
informasi/media massa, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia
(Rukman, 2019).
2. Tingkat pengetahuan
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) suatu materi yang telah
dipelajari dan diterima dari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan yang paling
rendah. Mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain
15
mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan suatu materi secara benar.
Misalnya, seorang siswa mampu menyebutkan bentuk bullying secara benar yakni
bullying verbal, fisik dan psikologis. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang
tahu sesuatu dapat menggunakan sebuah pertanyaan misalnya : apa dampak yang
ditimbulkan jika seseorang melakukan bullying, apa saja bentuk perilaku bullying,
b) Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
secara benar tentang objek yang telah diketahui tersebut. Misalnya orang memahami
mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus bisa menjelaskan mengapa harus
c) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
Misalnya orang yang telah paham tentang proses perencanaan pogram ditempat ia
d) Analisis (analysis)
atau objek tertentu ke dalam komponen yang terdapat dalam suatu masalah dan
berkaitan satu sama lain. Pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis,
membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tertentu. Misalnya, dapat
16
membedakan antara bullying dan school bullying, dapat membuat diagram (flow
e) Sintesis (synthesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat meringkas
suatu cerita dengan menggunakan bahasa sendiri, dapat membuat kesimpulan tentang
f) Evaluasi (evaluation)
terhadap suatu materi atau objek tertentu. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria
yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya,
seorang guru dapat menilai atau menentukan siswanya yang rajin atau tidak, seorang
ibu yang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana, seorang bidan yang
membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dan
sebagainya.
a) Tingkat pendidikan
17
b) Pekerjaan
langsung. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai tenaga medis akan lebih
c) Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Dengan
bertambahnya umur individu, daya tangkap dan pola pikir seseorang akan lebih
d) Minat
Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu hal. Minat
e) Pengalaman
f) Lingkungan
18
g) Informasi
mempunyai pengetahuan lebih luas umumnya semakin mudah informasi semakin cepat
a. Baik apabila subjek mampu, menjawab dengan benar 80%-100% dari seluruh
pertanyaan.
b. Cukup apabila subjek mampu menjawab dengan benar 50%-79% dari seluruh
pertanyaan.
c. Kurang apabila subjek mampu menjawab dengan benar 0%-49% dari seluruh
pertanyaan
remaja yaitu pengetahuan. Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja
amat merugikan bagi remaja sendiri termasuk keluarganya, adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seksual pranikah yaitu antara lain hubungan orang tua, tekanan
negatif teman sebaya, eksposur media pornografi, serta media informasi seperti paparan
media massa baik cetak (koran, majalah, buku-buku porno) maupun elektronik (tv,vcd,
internet) mempunyai pengaruh secara langsung maupun tidak langsungpada remaja untuk
1. Pengertian Lingkungan
Lingkungan atau lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi,
19
manusia dan jasad-jasad hidup lainnya (Haryanto, 2018).
yang ada di lingkungan. Lingkungan pergaulan yang kurang baik akan berpengaruh pada
perkembangan jiwa seseorang. Hal-hal yang tidak baik yang diterimanya dalam interaksi
tindakan seseorang dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan
kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak dapat diamati oleh
interaksi manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap,
dan tindakan.
Perilaku secara lebih rasional dapat diartikan sebagai respon organisme atau
seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut. Respon ini terbentuk dua macam
yakni bentuk pasif dan bentuk aktif dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang
terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain sedangkan
bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara langsung. Perilaku manusia
khususnya dibagi menjadi dua, yaitu: Perilaku tertutup, perilaku yang hanya dapat
dimengerti dengan menggunakan alat bantu atau metode tertentu, misalnya berpikir, sedih,
berkhayal, dan sebagainya. Perilaku terbuka, perilaku yang secara langsung dapat diketahui
maknanya.
20
2. Ciri – Ciri Perilaku Manusia
Dalam buku Pengantar Psikologi untuk Kebidanan (2021) karya Puspita Puji dan
a) Kepekaan sosial
b) Kelangsungan perilaku
Setiap perilaku yang dilakukan oleh manusia selalu memiliki tujuan atau
terwujud.
Setiap manusia memiliki ciri-ciri, sifat, watak, dan kepribadian yang berbeda-
beda, serta menjadikan manusia menjadi pribadi yang unik. Terlebih memiliki
21
3. Proses Pembentukan Perilaku
kebutuhannya atau hierarki kebutuhan dasar. Terdapat lima level kebutuhan dasar manusia,
yaitu:
c) Kebutuhan sosial, kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang, afeksi, keluarga, relasi,
dan sebagainya.
dan lainnya.
Lingkungan adalah Semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan
aktifitasnya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya (Darsono, 1995).
1) Lingkungan Keluarga
yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian
yang diperoleh sang anak dari keluarganya, cukup tidaknya keteladanan yang diterima
sang anak dari orang tuanya. Jika tidak maka anak akan mencari tempat pelarian dijalan-
22
2) Lingkungan Teman Sebaya
berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi
remaja tersebut tekanan dari teman-temannya dirasakan lebih kuat dari pada pacarnya
D. Kerangka Teori
Berdasarkan uraian teori diatas, maka dapat dibuat kerangka Teori pada gambar
berikut:
Faktor Predisposisi
1. Pengetahuan
2. Gaya Berpacaran
Faktor Pemungkin
1. Smartphone Seksual
2. Penggunaan uang Pranikah
berlebihan
3. Penggunaan media
sosial
Faktor Penguat
1. Norma keluarga
2. Norma agama
Gambar 2.1 Kerangka Teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo 2003
23
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini mengacu kepada teori yang diungkapkan oleh Aryani (2010) ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku seksual pranikah. Namun pada
penelitian ini variabel yang diteliti hanya faktor pengetahuan dan lingkungan. Pada kerangka
konsep ini terdiri dari variabel Dependent dan variable independen. Variabel independent
terdiri dari dari pengetahuan dan lingkungan. Hubungan antara variable tersebut digambarkan
Pengetahuan
Seksual Pranikah
Lingkungan
F. Hipotesis
1. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja SMA 8
Banjarmasin
2. Ada hubungan lingkungan terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja SMA 8
Banjarmasin
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey analitik.
Penelitian ini menggunakan cross sectional karena pada rancangan penelitian ini variable
independent dan dependen akan diamati dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo,2010 dalam
putra, 2011)
perilaku seksual pranikah pada siswa kelas dua SMA 8 Banjarmasin tahun 2021.
1. Populasi
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah semua siswa SMA 8 Banjarmasin Kelas XI yaitu sebanyak 313 siswa
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili keseluruhan populasi. Besar sampel penelitian ini adalah ditentukan
dengan menggunakan.
25
Rumus Nursalam (2003) sebagai berikut :
N
n=
1+ N (d2 )
313
=
1 + 313 (0,1)
313
=
1 + 3,13
= 313
4,13
= 75,7 = 76 Responden
Keterangan :
N = Besar Populasi
N = Besar Sampel
Tabel 1.1
XI IPA 1 36 16 20 4 4
XI IPA 2 36 14 22 4 4
XI IPA 3 35 15 21 4 4
XI IPA 4 35 15 20 4 4
26
XI IPS 1 34 19 15 4 4
XI IPS 2 33 19 14 4 4
XI IPS 3 35 20 14 4 4
XI IPS 4 34 21 14 4 4
XI IPS 5 34 18 16 4 4
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut, maka banyaknya populasi yang digunakan dalam
penelitian sebanyak 313 siswa yang diambil dari jumlah semua siswa kelas XI IPA ada 4
3. Teknik Sampling
Dalam mengambil sampel sebuah penelitian, dibutuhkan adanya suatu teknik yang
harus digunakan oleh setiap peneliti. Terkait dengan hal ini, Sugiyono (2016:82)
berpendapat bahwa teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua, yaitu
a) Probability Sampling
peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan peneliti adalah teknik
proportional random samples yaitu pengambilan sampel secara random atau acak hal
27
ini berarti setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil
sebanyak 76 siswa.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
dikirim secara online atau menggunakan google form yang berkaitan dengan pengetahuan,
Lingkungan, dan perilaku tentang seks pranikah yang diisi oleh responden langsung (Junita,
2018).
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang lain dimiliki oleh kelompok lain yaitu.
Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian adalah semua faktor yang berpengaruh
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku seksual pranikah siswa kelas 2 SMA
28
E. Definisi Operasional
berjalan dengan lancar. Adapun definisi operasional yang diteliti adalah sebagai berikut:
Definisi Operasional
No Variabel Instrumen Hasil Ukur Skala
Variabel Dependent
1 Perilaku Seks Hubungan seksual Kuesioner 1. Positif : Nominal
Pranikah yang dilakukan ≥ 50%
remaja tanpa adanya 2. Negatif :
ikatan pernikahan. < 50%
(Azwar 2011)
Variabel Independent
29
yang dimaksud
adalah
lingkungan
keluarga, dan
teman sebaya.
F. Teknik Pengumpulan Dan Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan
pengumpulan data survei. Untuk memperoleh data yang akurat melalui survei kepada siswa
SMA Negri 8 Banjarmasin yang menjadi objek penelitian menggunakan kuesioner yang
dibuat dalam bentuk google form yang disebarkan kepada responden yang menjadi sampel
penelitian.
2. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, untuk melihat
data kuantitatif yang mengukur pengetahuan, lingkungan keluarga serta lingkungan teman
sebaya siswa Kelas Dua SMA Negeri 8 Banjarmasin terhadap perilaku seks pranikah. Cara
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner
yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban
responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Peneliti Memberikan
kode pada :
30
1) Perilaku seksual pranikah : Positif ≥ 50%
Kurang 0% - 49%
c. Scoring
Memberikan score atau bobot pada setiap jawaban dari pertanyaan kuesioner.
d. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner
e. Entry data
1. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dan persentasi dari
setiap variabel independent dan dependent yang dikehendaki dari tabel distribusi.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga atau berkorelasi
(Notoatmodjo, 2010 p.183). Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square, uji Chi-
square digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau
31
lingkungan dengan perilaku seks pranikah.
1. Tidak ada sel dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual Count
2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 sel saja yang
memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”) kurang dari 5;
3.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misal 2 x 3, maka jumlah sel dengan
frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
1. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan mulai Juni 2021 sampai dengan Juli 2021 di SMA
2. Tempat Peneliti
SMAN 8, Alalak Tengah, Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
70125.
32
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2009. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta : Bumi Aksara
Aryani, 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika
Berck, E.L. 2012. Dari Prenatal Sampai Remaja. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Berk, E.L. 2012. Development Through The Lifespan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Atma Jaya.
Deardorff, J. et al. 2007. Puberty and Gender Interact to Predict Social Anxiety Symptoms in
Ghozali, I. 2011. Structural Equation Modeling Edisi 3 Metode Alternatif dengan Partial Least
Hawari. 2011. Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta : balai penerbit FKUI
Herman. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medik
33
Hurlock. 2007. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Cipta.
Ririn Darmasiha , Noor Alis Setiyadib dkk 2011. Kajian Perilaku Sex Pranikah
Maslow.
34
Jakarta: Erlangga
Malang
Untari. 2017. Analisis faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah.
seks dengan perilaku seksual pada remaja di SMA kristen setia budi
35