Anda di halaman 1dari 16

Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 380-394

PERSEPSI SISWA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KELAS XI SMA NEGERI 2


BANGKALAN

Kenti Bekti Sriawan


13040254083 (PPKn, FISH, UNESA) kentybekti23@gmail.com

Rr. Nanik Setyowati


0025086704 (PPKn, FISH, UNESA) rr_nanik_setyowati@yahoo.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh deskripsi tentang persepsi siswa tentang perilaku seks
pranikah di kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif dengan
pendekatan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi non
partisipan dan wawancara. Teknik pemilihan informasi dalam penelitian ini menggunakan teknik
snowball sampling dengan jumlah informan sebanyak delapan orang. Informan dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan. Teknik analisis data menggunakan pendekatan Miles
dan Huberman yang dimulai dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik
keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa
mempersepsikan (1) Perilaku seks pranikah merupakan perbuatan yang tidak baik, memalukan, dapat
mencoreng nama baik keluarga, merusak diri sendiri, melanggar norma agama dan hukum serta
perbuatan ini masih terjadi di Bangkalan. (2) Menurut siswa perilaku seks pranikah dilakukan karena
kurangnya iman yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kurangnya kasih sayang dari orang tua,
sehingga rasa keingintahuan yang tinggi menjadi pemicu pergaulan yang salah dalam memilih teman.
Terdapat dua faktor yang mendorong perilaku seks pranikah yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Adapun faktor internal yang berasal dari lemahnya siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal
meliputi teman, lingkungan serta pengaruh media sosial.
Kata Kunci: Persepsi, Seks Pranikah, Faktor Pendorong

Abstract
The purpose of this research is getting description about the perception of students about premarital
sex in class xi State Senior High School 2 Bangkalan . The methodology it uses descriptive with the
approach. qualitative study. Data collected by using age non participants observation and
interview.The technique information in this study used technique snowball sampling of informants as
much as 8 the. Informants the research is a student xi State Senior High School 2 Bangkalan . The
analysis is done by collecting data, reducing data, displaying data and concluding. Engineering the
validity of data using triangulation. The results showed that students perceive (1) Premarital sex
behavior is a bad deed, embarrassing, can tarnish the family's good name, self-destructive, violating
the norms of religion and law and this action is still happening in Bangkalan. (2) According to the
students premarital sexual behavior is done because of lack of strong faith to God Almighty and lack
of affection from parents, so the high curiosity becomes the trigger wrong association in choosing
friends. There are two factors that encourage premarital sex behavior that is internal factors and
external factors. The internal factors derived from the weakness of the students themselves, while
external factors include friends, the environment and the influence of social media.
Key words: perception, free sex, encourages factor.

PENDAHULUAN diterima dan berpengaruh kedalam suatu Negara.


Seiring dengan berkembangnya globalisasi saat ini, Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan
negara-negara di dunia termasuk Negara Indonesia informasi dan teknologi yang biasanya disalahgunakan
mengalami globalisasi. Globalisasi mengakibatkan oleh para remaja sehingga penangkapan informasi yang
dampak dalam berbagi bidang kehidupan, salah satu didapat dari media cetak maupun media elekronik.
contohnya adalah kemajuan teknologi di bidang Keadaan ini membawa dampak perubahan yang besar
komunikasi dan informasi dari luar negari yang mudah terhadap pola kehidupan masyarakat.
Persepsi Siswa Tentang Perilaku Seks Pranikah di SMA Negeri 2 Bangkalan

Globalisasi telah membawa perubahan besar teman sebaya (peer group). Tetapi pada dasarnya
terhadap kehidupan manusia terutama pada remaja di keluarga yang mempunyai peran penting dalam
dalam perkembangan moral. Dampak adanya membentuk dan mengembangkan kepribadian dan
globalisasi ini salah satunya adalah terjadinya mengontrol anaknya untuk bisa memberikan batasan-
penyimpangan perilaku seperti halnya, penggunaan batasan dalam menjalani kehidupan sosial. Dalam
narkotika (obat-obatan terlarang), seks bebas, tawuran pertumbuhan fisiknya remaja juga diiringi dengan
antar pelajar dan lain-lain, sudah menjadi masalah meningkatnya rasa ingin tahu dan suka dengan hal-hal
sosial yang sampai saat ini belum teratasi dan cukup yang baru dan dianggap lebih menantang. Pada usia
serius. Remaja Indonesia saat ini mengalami perubahan remaja seharusnya mampu mengembangkan potensi
sosial yang cepat dimana dari masyarakat tradisional dan bakat yang ada didalam dirinya dengan melakukan
menuju masyarakat modern, yang mengubah noma- hal-hal positif seperti mengikuti kegiatan-kegiatan
norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. ekstrakulikuler yang ada di sekolah maupun kegiatan di
Pergaulan remaja pada saat ini perlu mendapatkan luar sekolah yang membawa dampak positif. Namun
perhatian yang utama, karena pada masa sekarang tidak semua remaja mengisi hari-harinya dengan
pergaulan remaja sangat menghawatirkan dikarenakan kegiatan positif.
perkembangan arus modernisasi yang meluas dan Menurut Calon (Monks, 1998) remaja adalah
menipisnya moral serta keimanan seseorang khusunya masa yang menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa
remaja pada saat ini. Salah satu permasalahan yang transisi atau peralihan karena remaja belum
sedang marak di Indonesia pada remaja yaitu perilaku memperoleh status dewasa tetapi tidak juga memiliki
pergaulan bebas dan salah satu perilaku pergaulan status anak-anak. Masa remaja dibagi menjadi beberapa
bebas yang menjadi topik tersendiri adalah seks bebas tahap yaitu: 1. Remaja Awal (early adolescent) pada
atau pun seks pranikah dengan segala akibatnya yang usia 11-14 tahun remaja pada usia ini berada pada tahap
menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum tingkat SMP. 2. Remaja pertengahan (middle
dapat diatasi secara tuntas. Pelaku atau korban adolescent) pada usia 15-18 tahun, pada usia ini remaja
merupakan remaja. Seks bebas atau seks pranikah yang biasanya duduk dibangku SMA pada masa ini remaja
terjadi di Indonesia saat ini memang sangat bisa menjadi percaya diri dan mendapatkan kebebasan
memprihatinkan. secara psikologi dari orang tua, memperluas pergaulan
Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan dengan teman sebaya dan mulai mengembangkan
Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan sekitar 62,7% persahabatan dan keterkaitan dengan lawan jenis. 3.
remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks Remaja akhir (late adolescent) pada usia 18-22, pada
diluar nikah. 20% dari 94.270 perempuan yang usia ini remaja pada umunya duduk dibangku SMA dan
mengalami hamil diluar nikah berasal dari kelompok Universitas sampai individu mencapai kematangan
usia remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan fisik, emosi dan kesadaran akan keadaan sosialnya.
aborsi. (www.kompasiana.com). Salah satunya yang Survei Badan Kependudukan dan Keluarga
terlihat dari kehidupan remaja yang ada di kota-kota Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2010
yang terjadi pada remaja sekarang ini adalah terjadinya mencatat sebanyak 51 % remaja di Jabodetabek telah
pergaulan bebas pada remaja. Masa remaja merupakan melakukan hubungan layaknya suami istri. Selain
masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, masa Jabodetabek, data yang sama diperoleh di wilayah lain
transisi ini membuat libido atau energi seksual remaja seperti Surabaya, remaja perempuan lajang yang
berubah menjadi lebih meningkat. kegadisannya sudah hilang mencapai 54%, di Medan
Madura selama ini selalu diidentikkan dengan 52%, Bandung 47%, dan Yogyakarta 37%. Dan
kota agamis atau keislamannya yang kental tetapi mau perolehan data dari dampak melakukan seks bebas atau
tidak mau juga harus berhadapan dengan masalah, seks pra-nikah menurut Dapertemen Kesehatan RI
yakni semakin meluasnya seks pranikah salah satu mencatat bahwa setiap tahunnya terjadi 700 ribu kasus
kabupaten di Madura yakni Bangkalan yang biasa aborsi pada remaja atau 30% dari total 2 juta kasus
disebut dengan kota dzikir dan sholawat. Perubahan dimana sebagian besar dilakukan PKBI tahun 2005 di 9
fisik dan hormon seksual pada remaja biasanya melalui kota mengenai aborsi dengan 37.685 responden, 27%
kelompok sosial di luar keluarganya seperti kelompok dilakukan oleh klien yang belum menikah dan biasanya

381
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 380-394

sudah mengupayakan aborsi terlebih dahulu secara sudah mulai mengerti berpacaran, sehingga mereka
sendiri dengan meminum jamu khusus. Sementara memerlukan informasi dan tambahan wawasan
21,8% dilakukan oleh klien dengan kehamilan lanjut mengenai reproduksi sehat.
dan tidak dapat dilayani permintaan aborsinya Penelitian yang dilakukan Zulhaini (2011) tentang
(www.antaranews.com). “Pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seks
Pada masa remaja seperti ini peran orang tua dan pranikah pada siswa kelas XI di SMA Negeri 6 Binjai”
guru sangat berpengaruh besar dalam memberikan hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa ada
pengetahuan dan pengertian terhadap makna-makna pengaruh positif pergaulan teman sebaya terhadap
seksualitas pada remaja yang sesuai dengan nilai-nilai perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI di SMA
moral yang ada di masyarakat. Peran pertama dan Negeri 6 Binjai tahun ajaran 2011/2012, hal ini
utama orang tua disini adalah sebagai panutan anak diketahui dari hasil perhitungan diperoleh rxy >rtabel
karena orang tualah orang yang paling dekat dengan yaitu 0,389>0,266 dan pengaruh tersebut siginifikan,
kita dan orang yang penuh tanggung jawab terhadap hal ini diketahui setelah dilakukan pengujian dengan
kita hingga kita menginjak usia dewasa. Sedangkan menggunakan tfiher diperoleh harga thitung>ttabel yaitu
peran guru diharapkan mampu membentuk siswa 3,59>2,021 yang berarti hipotesis yang berbunya : “ada
menjadi pribadi yang mempunyai nilai-nilai moral dan pengaruh positif pergaulan teman sebaya terhadap
etika yang dapat mengatasi permasalah yang dihadapi. perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI di SMA
Peran komunikasi dari lingkungan sekitar dalam Negeri 6 Binjai dapat diterima”.
menyampaikan pencegahan perilaku pergaulan bebas Penelitian ini berbeda dengan penelitian diatas,
sangat diperlukan agar tercipta keterbukaan, saling pada penelitian diatas berbicara mengenai pengaruh
memahami dan membuka ruang interaksi antar teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah
lingkungan sekitar dalam berkomunikasi. sedangkan pada penelitian ini mengupas bagaimana
Terdapat beberapa faktor-faktor yang persepsi siswa tentang perilaku seks pranikah di kelas
memengaruhi pergaulan bebas pada remaja yaitu: (1) XI SMA Negeri 2 Bangkalan dan faktor-faktor yang
Keadaan keluarga yang kurang stabil (Broken Home), mendorong perilaku seks pranikah di kelas XI SMA
(2) Orang tua kurang memperhatikan, (3) Keadaan Negeri 2 Bangkalan.
lingkungan disekitar kurang baik, (4) Kurang berhati- Berdasarkan banyak peristiwa tersebut peneliti
hati dalam memilih teman dan lain-lain. Dari berkeinginan untuk mengetahui (1) Bagaimana persepsi
banyaknya faktor-faktor di atas dapat menimbulkan siswa tentang perilaku seks pranikah di kelas XI SMA
dampak-dampak seperti menurunnya prestasi, Negeri 2 Bangkalan (2) Apakah faktor-faktor yang
meningkatnya kriminalitas, merenggangkan hubungan mendorong perilaku seks pranikah di kelas XI SMA
keluarga, dan salah satunya bahaya dari pergaulan Negeri 2 Bangkalan. Tujuan penelitian ini yakni untuk
bebas itu sendiri adalah seks bebas atau seks pra-nikah mendeskripsikan persepsi siswa tentang perilaku seks
dan masih banyak lagi dampak-dampak yang pranikah di kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan serta
ditimbulkan dari pergaulan bebas tersebut untuk menguraikan faktor-faktor yang mendorong
(www.artikelsiana.com). perilaku seks pranikah di SMA Negeri 2 Bangkalan.
Banyak dari siswa kurang memahami dampak Manfaat yang diperoleh diharapkan dapat memberikan
dari perilaku seks pranikah sehingga mereka tidak bisa informasi mengenai tingkat pengetahuan siswa SMA
mempertanggung jawabkan dampak yang mereka Negeri 2 Bangkalan tentang seks pranikah, untuk
lakukan misalnya bahan gunjingan masyarakat, prestasi dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah
menurun, meningkatnya kriminalitas. Adapun sebagai upaya pencegahan dini terhadap perilaku
kenakalan yang sering terjadi di SMAN 2 Bangkalan penyimpangan seks pranikah bagi siswa, diharapkan
berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru dapat memberikan masukan dan manfaat bagi
BK yaitu Ibu Nur Syarifah pada 15 November 2016, masyarakat untuk lebih memahami perilaku
sekitar 1.153 siswa SMA Negeri 2 Bangkalan sekitar penyimpangan seks pranikah dikalangan pelajar.
0,022% masalah yang dialami setiap siswa berasal dari Persepsi menurut Suharman (2005:23) persepsi
kenakalan remaja yang mereka lakukan. Dalam merupakan suatu proses menginterepretasikan atau
penelitian ini diambil siswa SMA kelas 2 sebagai menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem
remaja (usia 16-17) yang saya teliti dikarenakan mereka alat indera manusia”. Menurutnya ada tiga aspek di
Persepsi Siswa Tentang Perilaku Seks Pranikah di SMA Negeri 2 Bangkalan

dalam persepsi yang dianggap relevan dengan kognisi kehilangan keperawanan/keperjakaan, tertular dan
manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola dan menularkan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS),
perhatian. Menurut Mulyana (2000:176-196) sifat kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi atau
persepsi ada empat yaitu (1) Persepsi adalah terpaksa dikawinkan.
pengalaman yaitu Untuk mengartikan makna dari objek Menurut Masland (2004) (dalam Saragih 2015),
atau peristiwa, kita harus memiliki dasar untuk bentuk tingkah laku seks bermacam-macam mulai dari
melakukan interpretasi. Dasar ini biasanya ditentukan perasaan tertarik, pacaran, kissing, kemudian sampai
pada pengalaman masa lalu dengan objek atau dengan intercourse. Tahap perilaku seks ini meliputi: (1)
hal yang menyerupai. (2) Persepsi merupaka proses Kissing yaitu Ciuman yang dilakukan untuk
yang selektif yaitu Ketika mempersepsikan sesuatu menimbulkan rangsangan seksual, seperti dibibir
seseorang cenderung melakukan seleksi hanya pada disertai dengan rabaan pada bagian-bagian sensitif yang
karakteristik tertentu dari objek dan menyebabkan yang dapat menimbulkan rangsangan seksual. (2) Necking
lain, dalam hal ini biasanya seseorang mempersepsikan Berciuman di sekitar leher bawah. Necking merupakan
apa yang diinginkan atas dasar sikap, nilai, dan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ciuman
keyakinan yang ada dalam diri seseorang, dan disekitar leher dan pelukan yang lebih mendalam. (3)
menyebabkan karakteristik yang tidak relevan atau Petting yaitu Perilaku menggesek-gessekan bagian
berlawanan dengan nilai atau keyakinan seseorang tubuh yang sensitif, seperti payudara dan organ
tersebut. (3) Persepsi adalah penyimpulan yaitu Proses kelamin. Merupakan langkah yang lebih mendalam dari
psikologis dari persepsi yang dilakukan seseorang akan necking. Ini termasuk merasakan dan mengusap-usap
mengandung kesalahan dalam keadaan tertentu, hal ini tubuh pasangan, dada, buah dada, kaki, dan kadang-
antara lain disebabkan oleh pengaruh pengalaman masa kadang daerah kemaluan, baik dari dalam atau di luar
lalu, selektivitas dan penyimpulan. (4) Evaluatif yaitu pakaian. (4) Intercouse yaitu Bersatunya dua orang
Persepsi tidak akan pernah objektif karena seseorang secara seksual yang dilakukan oleh pasangan pria dan
melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan wanita dengan alat kelamin pria masuk ke dalam alat
merefleksikan sikap, nilai dan keyakinan pribadi yang kelamin wanita untuk mendapatkan kepuasan seksual.
diinginkan untuk memberikan makna pada objek Menurut (Sarwono, 2003) dampak dari seksual
persepsi. Proses psikologi yang ada dalam diri pranikah ada empat yaitu: (1) Dampak psikologis dari
seseorang bersifat subjektif. Suatu hal yang tidak dapat perilaku seksual pranikah pada remaja diantaranya
dipisahkan dari interpretasi subjektif adalah evaluasi. perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri,
Hampir tidak mungkin mempersepsikan suatu objek bersalah dan berdosa. (2) Dampak fisiologis dari
tanpa mempersepsikan baik serta buruknya objek perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya dapat
tersebut. menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi.
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi (3) Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual
Rakhmat (2000:52-58) ada tiga yaitu (1) Perhatian yang dilakukan sebelum saatnya antara lain dikucilkan,
(attention) adalah ketika seseorang mempersepsikan putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil, dan
suatu obyek maka sesorang akan menaruh perhatian perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari
pada salah satu hal yang menonjol dari obyek tersebut masyarakat yang mencela dan menolak keadaan
tanpa memperhatikan hal lain secara lebih seksama. (2) tersebut. (4) Dampak fisik adalah berkembangnya
Faktor Fungsional adalah persepsi bersifat selektif penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan
secara fungsional, tergantung dari keadaan atau kondisi frekuensi penderita penyakit menular seksual (PMS)
juga suasana mental orang yang melakukan persepsi yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit
tanpa memperhatikan lebih dalam mengenai obyek menular seksual dapat menyebabkan kemandulan dan
yang mereka persepsi. (3) Faktor Struktural adalah rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkenan
memahami suatu obyek atau peristiwa tidak hanya PMS dan HIV/AIDS.
memperhatikan bagian-bagian penting yang terpisah Berkaitan dengan penelitian-penelitian terdahulu
tetapi harus memandang sesuatu secara keseluruhan. untuk menunjukan posisi penelitian yang akan
Menurut Departemen Kesehatan (2007) Perilaku dilakukan saat ini, penelitian yang dilakukan oleh
seks pranikah adalah hubungan seks yang dilakukan Ahmad Taufik, (2013) Persepsi remaja terhadap
oleh remaja sebelum menikah, yang dapat berakibat perilaku seks pranikah (studi kasus SMK Negeri 5

383
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 380-394

Samarinda). Penelitian ini menggunakan pendekatan sikap mahasiswa yang kurang taat dalam melaksanakan
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil ajaran agama berjumlah enam orang dengan nilai
penelitian Bahwa remaja dalam hal ini pelajar di SMK persepsi 60%. Sedangkan faktor yang mempengaruhi
Negeri 5 Samarinda mempersepsikan bahwa di sekolah perilaku seksual mahasiswa kos dilingkungan
mereka terdapat fenomena seks pranikah dan mereka Universitas Riau dominan disebabkan faktor: (1) faktor
mengetahui fenomena seks pranikah yang terjadi internal yaitu pengaruh yang berasal dari dalam diri
dilingkungan sekolah mereka. Menurut mereka sangat individu. (2) faktor eksternal yaitu berasal dari luar
fenomena seks pranikah yang terjadi dilingkungan individu yang mempengaruhi perilaku seksual
sekolah sangat memperhatinkan karena setiap tahunnya mahasiswa kos dilingkungan Universitas Riau dominan
ada saja pra pelajar yang harus putus sekolah karena pengaruh dari teman sebaya, media massa dna
hamil di luar nikah, seta mereka mengatakan bahwa pengawasan dari masyarakat dengan persentase tinggi
perilaku seks pranikah merupakan perilaku yang tidak sebanyak 90%.
senonoh, tidak patut ditiru, merusak martabat orang tua, Penelitian ini menggunakan teori persepsi dari
memalukan, melukai perasaan siapa saja yang Gestalt. Menurut Gestalt persepsi menjelaskan bahwa
mendengarnya dan haram tidak sesuai dengan ajaran apabila seseorang mempersepsikan suatu objek atau
agama. peristiwa tidak boleh hanya tentang faktor-faktor yang
Penelitian yang dilakukan oleh Anna Salisa terpisah saja, melainkan secara keseluruhan atau
(2010) tentang Perilaku seks pranikah di kalangan sebagai satu kesatuan yang utuh. Hal ini dimaksudkan
remaja (Studi deskriptif kualitatif tentang perilaku seks agar saat seseorang ingin memahami suatu objek atau
pranikah di kalangan remaja kota Surakarta). Penelitian peristiwa, seseorang tidak hanya meneliti fakta-fakta
ini menggunakan pendekatan metode kualitatif. Hasil yang terpisah dari suatu objek atau peristiwa tersebut,
penelitian Perilaku seks pranikah Sudah menjadi melainkan harus memandang dalam hubungan
fenomena di kalangan remaja, tak terkecuali di kota keseluruhan. Oleh karena itu, persepsi orang yang satu
Surakarta. Faktor-faktor penyebab munculnya perilaku dengan yang lainnya terkadang tidak sama karena salah
seks pranikah adalah 1. Kegagalan fungsi keluarga. 2. satunya disebabkan oleh faktor intelegensi. Berawal
Pengaruh media. 3. Rendahnya pendidikan nilai-nilai dari teori Gestalt bahwa persepsi juga berhubungan
agama. Upaya pencegahan perialku seks dapat dengan intelegensi. intelegensi adalah suatu bentuk
dilakukan dengan 1. Secara intern (dari dalam) yaitu ekuilibrium ke arah mana semua struktur yang
harus menanamkan pada diri sendiri dan keyakinan menghasilkan persepsi, kebiasaan dan mekanisme
yang tulus untuk melaksanakan ajaran agama islam sensorimotor diarahkan. Ekuilibrium merupakan
secara utuh dan murni. 2. Secara extern (dari luar) yaitu keseimbangan antara asimilasi dengan akomodasi.
dukungan dari keluarga (orang tua) dengan menerapkan Asimilasi merupakan proses mengintegrasikan
kedisiplinan beragama sejak dini, menciptakan tempat kejadian, rangsangan ataupun pengalaman baru ke
tinggal yang agamis. dalam skema atau konsep yang sudah ada dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayu Anita pikiran, sedangkan akomodasi merupakan proses
(2015) tentang Persepsi Mahasiswa terhadap Perilaku pembentukan skema baru atau memodifikasi skema
Seksual Pada Mahasiswa Kos di Lingkungan lama.
Universitas Riau Kelurahan Simpang Baru Panam
Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan pendekatan METODE
kualitatif. Hasil penelitian Persepsi dalam perilaku Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah
seksual pada mahasiswa di kelurahan Simpang Baru dikemukakan, maka pendekatan penelitian yang sesuai
Panam Pekanbaru diukur berdasarkan (1) persepsi dengan penelitian ini adalah menggunakan pendekatan
mahasiswa yang beranggapan baik mengenai perilaku kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian
seksual seperti pacaran tergolong rendah karena sikap deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang
mahasiswa yang beranggapan pacaran dapat sifatnya menggambarkan sifat-sifat individual, keadaan
meningkatkan prestasi belajar di kampus berjumlah tiga dan gejala atau kelompok tertentu yang berhubungan
orang dnegan niali persepsi 30% (2) persepsi dengan gejala atau kelompok tertentu yang
mahasiswa yang beranggapan tidak baik mengenai berhubungan dengan gejala lain berdarkan fakta-fakta
perilaku seksual seperti pacaran tergolong tinggi karena yang terjadi dengan menggunakan metode deskriptif
Persepsi Siswa Tentang Perilaku Seks Pranikah di SMA Negeri 2 Bangkalan

maka akan mempermudah dalam mendeskripsikan pranikah serta faktor-faktor yang mendorong seks
persepsi siswa tentang perilaku seks pranikah di kelas pranikah di Bangkalan.
XI SMA Negeri 2 Bangkalan. Selain itu data yang Menurut Nasution (2006:112) dalam kegiatan
digunakan dalam penelitian ini berupa kata-kata dan observasi (pengamatan) diusahakan mengamati keadaan
gambar bukan angka, sehingga sangat tepat jika yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan disengaja untuk mempengaruhi, mengatur atau
kualitatif dalam penelitian ini. memanipulasi. Penelitian ini menggunakan teknik
Lokasi dalam penelitian ini adalah di SMA Negeri observasi non partisipan yaitu observasi yang
2 Bangkalan. Alasan memilih lokasi ini merupakan menjadikan peneliti sebagai penonton atau penyaksi
salah satu sekolah favorit di kecamatan Bangkalan yang terhadap gejala atau kejadian yang menjadi topik
memiliki tingkat kenakalan yang rendah yaitu 0,022% penelitian..Data yang ingin digali dalam observasi non
sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui persepsi partisipan adalah untuk memperoleh informasi dari
siswa SMA Negeri 2 Bangkalan tentang perilaku seks siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan terkait
pranikah. Waktu penelitian dilakukan dari awal persepsi siswa tentang perilaku seks pranikah. Melalui
(pengajuan judul) sampai akhir (hasil penelitian) sekitar observasi non partisipan maka peneliti hanya sebagai
8 bulan yaitu dari bulan oktober 2016 sampai dengan penonton atau mengamati lokasi dan latar peneliti
Mei 2017. tanpa menganggu proses. Selain itu kegiatan ini juga
Dalam penelitian ini pengambilan informan berfungsi sebagai pengenalan lapangan bagi peneliti.
penelitian dilakukan dengan teknik sampling. Teknik Adapun observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
sampling yang digunakan adalah nonprobability mengamati tentang perilaku siswa dalam berinteraksi di
sampling dengan teknik Snowball Sampling. Snowball lingkungan sekolah. Sehingga data yang diperoleh
Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber dengan observasi non partisipan dapat digunakan
data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama sebagai pembanding dengan data yang diperoleh
menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah melalui wawancara.
sumber data yang sedikit itu tersebut mampu Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada
memberikan data yang memuaskan, maka mencari model analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles
orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber dan Huberman. Secara umum, peneliti melakukan
data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data empat alur kegiatan, yaitu pengumpulan data, reduksi
akan semakin besar, seperti bola salju yang data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
menggelinding, lama-lama menjadi besar. Selanjutnya dilakukan pengecekan keabsahan data.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini Dalam pengumpulan data diperoleh dari berbagai
menggunakan dua cara yaitu wawancara dan observasi sumber yakni, observasi dan wawancara mendalam.
non partisipan. Wawancara menurut Sugiyono Proses pengumpulan data dihentikan setelah dianggap
(2015:317) merupakan pertemuan dua orang untuk “jenuh” yaitu setelah tidak ada jawaban baru lagi yang
bertukar informasi dan ide melalui proses tanya jawab, didapatkan dari lapangan. Tahap Reduksi data Tahap
sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik dari reduksi adalah memilah dan memilih data yang
tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara pokok, fokus pada hal-hal yang penting,
semi terstruktur (semi structured interview) peneliti mengelompokkan data sesuai dengan tema, membuat
juga menerima informasi yang diberikan oleh subjek ringkasan, member kode, membagi data dalam partisi-
penelitian dan informan tanpa membantah, mengencam, partisi dan akhirnya dianalisis sehingga terlihat pola-
menyetujui atau tidak menyetujui. Wawancara dalam pola tertentu. Data yang Bentuk penyajian data dalam
penelitian ini ditujukan kepada informan yaitu guru dan penelitian kualitatif berupa uraian singkat, bagan,
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan dengan tujuan hubungan kausal antar kategori, flewchart dan
untuk menggali informasi yang lengkap dan akurat sejenisnya. Dalam penelitian ini data disajikan berupa
tentang persepsi seks pranikah pada remaja. naratif yang mendeskripsikan persepsi siswa tentang
Wawancara mendalam pada penelitian ini dilakukan perilaku seks pranikah di kelas XI SMA Negeri 2
untuk memperoleh informasi dari siswa kelas XI SMA Bangkalan serta faktor-faktor yang mendorong perilaku
Negeri 2 Bangkalan terkait persepsi tentang seks seks pranikah. Menurut Miles dan Huberman adalah
melakukakan penarikan kesimpulan atau verifikasi

385
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 380-394

dalam penyajian data, terdapat hubungan kausal atau Siti Camelia berumur 16 tahun juga menuturkan hal
interaktif antara data dan didukung dengan teori-teori yang sama seperti informan diatas. Berikut
yang sesuai, kemudian didapatkan sebuah gambaran penuturan dari Siti Camelia:
utuh tentang fenomena yang diteliti.direduksi dalam “Menurut saya seks pranikah itu
penelitian ini adalah persepsi siswa tentang perilaku perilaku hubungan antara cowok dan
seks pranikah kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan serta cewek diluar batas yang belum menikah
dan tidak ada ikatan diantara mereka.”
faktor-faktor yang mendorong perilaku seks pranikah.
(Wawancara. Selasa, 21 Februari
Dalam menguji keabsahan data peneliti
2017)
menggunakan triangulasi sumber, yaitu triagulasi
Berdasarkan pemaparan diatas dari beberapa
sumber data digunakan untuk menguji kredibilitas data
pendapat siswa kelas XI di SMA Negeri 2
dilakukan untuk mengecek data yang telah diperoleh
Bangkalan menunjukkan bahwa seks pranikah
melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini
merupakan bentuk perilaku yang didorong oleh
dilakukan pada informan penelitian yaitu 8 orang siswa
hubungan yang dilakukan oleh pria dan wanita
kelas XI dan guru SMA Negeri 2 Bangkalan. Setelah
sebelum adanya ikatan resmi (menikah) menurut
memperoleh data kemudian dideskripsikan sampai data
agama dan hukum. Dalam hal agama menikah
mengenai persepsi siswa tentang perilaku seks pranikah
merupakan tuntutan syariat sedangkan dalam hukum
di kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan serta faktor-
ikatan resmi (menikah) adalah sebagai tanda bahwa
faktor yang mendorong dalam seks pranikah.
telah resmi terjadinya akad nikah. Hubungan seks
pranikah dapat mengakibatkan aib dan bisa
HASIL DAN PEMBAHASAN
menganggu ketentraman hidup yang akan datang.
Persepsi Siswa tentang Perilaku Seks Pranikah di
Kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan Oleh karena itu para remaja harus mengetahui
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang dampak dari hubungan seks pranikah sebelum
persepsi siswa tentang perilaku seks pranikah kelas XI terlanjur. seks pranikah itu terdapat beberapa
di SMA Negeri 2 Bangkalan Perilaku seks pranikah dampak yang ditimbulkan akibat dari seks pranikah
merupakan hubungan seks yang dilakukan oleh remaja itu sendiri hal ini sesuai dengan beberapa pendapat
sebelum menikah, yang dapat berakibat kehilangan para siswa salah satunya Alfiansyah, berikut
keperawanan/keperjakaan, tertular dan menularkan penuturannya:
penyakit. Infeksi Menular Seksual (IMS), kehamilan “Setau saya itu tertular penyakit HIV
AIDS, putus sekolah bisa jadi kalau
yang tidak diinginkan (KTD), aborsi atau terpaksa
pada masih jenjang sekolah, hamil
dikawinkan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara diluar nikah.”
dengan siswa SMA Negeri 2 Bangkalan yang (Wawancara. Selasa, 21 Februari 2017)
ditegaskan oleh siswa Alfiansyah terkait seks pranikah Senada dengan informan diatas, informan Meditya
yaitu: juga mengemukakan dampak yang timbul akibat
“Seks pranikah merupakan hubungan dari seks pranikah berikut penuturan informan:
seks bebas yang bisa dilakukan kapan “Menurut saya resikonya dapat timbul
saja yang mereka tidak mengetahui dari fisik maupun mental kalau fisik itu
tentang bahayanya itu dan fungsinya Kalau kita melakukan seks pranikah itu
itu” sendiri dari kelamin sendiri kak, terlalu
(Wawancara. Selasa, 21 Februari 2017) berhalusinasi kepikiran kepengen dan
Penuturan yang sama juga disampaikan oleh terus kepengen . kalau mentalnya dia
informan lain yang bernama Asfani tentang seks selalu tidak seperti anak-anak normal
pranikah, berikut penuturannya: biasanya yang anak-anak normal
“Hubungan Seks pranikah itu hubungan biasanya berfikir positif dia akan
antara pacar yang biasanya dilakukan berfikir negatif”
sebelum menikah yang seharusnya tidak (Wawancara. Jum’at, 24 Februari
dilakukan.” 2017)
(Wawancara. Rabu, 23 Februari Dewi Elok juga mengatakan hal yang sama mengenai
2017) dampak yang ditimbulkan dari seks pranikah itu sendiri
berikut penuturannya:
Persepsi Siswa Tentang Perilaku Seks Pranikah di SMA Negeri 2 Bangkalan

“Hmm dari segi agama kan sudah Alfiansyah Maulana juga mengatakan hal yang sama
diketahui kalau hubungan zina berdosa dengan Meditya Dwi Rizkyati menyatakan sebagai
besar trus buat resiko lain berbahaya berikut:
juga merusak generasi apalagi kalau
“Cara pertama dari teman, kita harus
masyarakat lain tau pasti malu trus juga
mencari teman yang baik dulu mbak jadi
menurunkan harga diri juga.”
kita harus bisa memilih mana teman yang
(Wawancara. Rabu, 22 Februari 2017)
baik dan teman yang buruk kita harus bisa
Berdasarkan pendapat dari informan-informan memilih apabila yang menurut kita itu buruk
siswa kelas XI mengenai dampak dari seks pranikah ya jangan didekatkan trus faktor juga
yang ditimbulkan yaitu beberapa dampak atau resiko berpacaran kalau pacaran trus pacarnya
yang ditimbulkan sesuai dengan pendapat Sarwono negatif itu kita bisa terjerumus”
yaitu dampak psikologis, dampak fisiologis, dampak (Wawancara. Selasa, 21 Februari 2017)
sosial dan dampak fisik. Dari dampak psikologis Cara mencegah terjadinya seks pranikah pada
terdapat perasaan antara marah, takut, cemas, depresi, remaja yaitu memilih lingkungan yang positif.
bersalah dan berdosa. Pada dampak fisiologis Lingkungan juga sangat berperan dalam membentuk
menimbulkan kehamilan yang tidak dinginkan dan perilaku keseharian kita. Tingkatkan dan mendekatkan
aborsi. Pada dampak sosial pelaku dikucilkan, putus diri kepada Tuhan. Menjalin hubungan akrab dan
sekolah pada remaja perempuan yang hamil. Sedangkan harmonis bersama orang tua serta orang tua
pada dampak fisik terdapat penyakit menular seksual. memberikan batasan jam malam karena pada jam-jam
Di dalam berbagai dampak yang timbul dari seks malam juga rawan dengan kriminalitas. Selektif dalam
pranikah itu terdapat beberapa cara untuk mencegah memilih teman sebaya merupakan cara mencegahan
untuk tidak terjadinya seks pranikah yang remaja terjadinya seks pranikah disebutkan selektif dalam
selektif dalam memilih teman, memilih lingkungan memilih teman.
yang positif, serta bisa menjalin hubungan baik dengan Teman juga ikut mempengaruhi dalam seks
orang tua. Seperti yang dituturkan menurut Sofia Mega pranikah contohnya saja pada saat menonton video
Seftriana usia 17 tahun, mengatakan sebagai berikut: porno jika pada saat teman tidak mau menonton teman
“Cara mencegahnya yang pertama pinter- akan dibilang cemen (tidak gaul). Jadi mereka
pinter menjaga diri, iman harus kuat jika menonton itu dengan terpaksa untuk menjaga
memiliki pacar atau teman dekat pertemanan untuk tidak dibilang tidak gaul dalam
sebaiknya dikenalkan kepada orang tua. pertemanan. Penuturan yang sama juga disampaikan
Kan orang tua lebih mengerti bagaimana oleh informan lain yang bernama Dewi Elok
sifat teman-teman sendiri kalau jalan
“Kalau temen banget itu pergaulannya
berdua boleh tapi jangan ditempat sepi
kalau ketemu setiap hari kan bisa
dikeramaian aja kayak mall, trus jangan
terpengaruh.”
mudah terpengaruh oleh seseorang
(Wawancara. Rabu, 22 Februari 2017)
walaupun teman dekat kita atau pacar kita
istilahnya jangan mudah dihasut oleh Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh Dewi
siapapun untuk tidak terjerumus disana.” Elok menyatakan bahwa teman juga sangat
(Wawancara. Jum’at, 24 Februari 2017) berpengaruh sekali apalagi jika bertemu setiap hari.
Hal senada dengan penuturan di atas, Siti Camelia juga Karena teman merupakan tempat suka duka kita dalam
mengatakan sebagai berikut: kegiatan sehari-hari. Asfani Rahmatullah juga
“Dalam mencegah dari diri sendiri ya mengatakan hal yang sama mengenai teman juga dapat
harus punya niatan untuk tidak melakukan mempengaruhi dalam mengenalkan dan melakukan
perbuatan itu. Trus orang tua mungkin perilaku seks pranikah berikut penuturannya:
faktornya orang tua ada yang tidak peduli “Iya mbak teman sangat mempengaruhi
kurang kasih sayang sehingga anaknya dari awalnya kita tidak tau trus kita dapat
melakukan seperti itu trus teman juga motivasi dari teman kita lah teman juga
berpengaruh biasanya menghasut untuk mendorong kita untuk mengakses hal
melakukan hal itu.” tersebut untuk ingin tau.”
(Wawancara. Selasa, 21 Februari 2017) (Wawancara. Kamis, 23 Februari 2017)
Dari penuturan informan di atas dapat
disimpulkan bahwa, teman juga dapat mempengaruhi

387
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 380-394

dalam mengenalkan dan melakukan perilaku seks tua saja tetapi kakak sepupu juga bisa menambah
pranikah. Hal ini dibuktikan melalui penuturan ketiga informasi tentang seks pranikah untuk tidak
informan diatas yang menyatakan bahwa teman adalah terjerumus dalam perilaku seks pranikah. Dari
sangat mempengaruhi kita karena teman yang hampir penuturan informan di atas dapat disimpulkan bahwa,
setiap hari kita bertemu dan hampir 7 jam kita semua orang tua memberikan informasi yang sama
menghabiskan waktu bersama disekolah. kepada anaknya untuk selalu menjaga kehormatannya
Lingkungan merupakan tempat dimana demi masa depan yang lebih baik dan harus bisa
masyarakat satu sama lain saling berinteraksi dan menjaga dirinya untuk tidak melakukan hal yang bisa
melakukan kegiatan secara bersama-sama antar memberikan dampak negatif. Orang tua sangat
masyarakat maupun dengan lingkungannya. Dalam berperan dalam mencegah anaknya untuk tidak
memberikan informasi terkait seks pranikah tidak hanya melakukan seks pranikah, karena orang tua merupakan
teman yang sangat berpengaruh kepada kita, orang tua panutan bagi anak-anaknya orang yang bertanggung
juga sangat mempengaruhi dalam memberikan jawab penuh terhadap kita hingga kita menginjak usia
informasi tentang perilaku seks pranikah seperti dewasa. Karena pada dasarnya orang tua atau keluarga
kesehatan reproduksi dan seksualitas pada anak. Hal ini mempunyai peran penting dalam mengontrol anaknya
seperti yang dituturkan oleh Sofia Mega sebagai dan mengikuti perkembangan anaknya menuju dewasa
berikut: dan tidak salah dalam mengambil suatu keputusan.
“Iya orang tua itu pasti wanti-wanti kalau Pada saat ini pergaulan remaja perlu
misalnya saya punya pacar jangan terlalu mendapatkan perhatian yang sangat utama salah
kelewat batas biasa-biasa saja karena satunya di kota Bangkalan Madura yang konon
pendidikanmu masih jauh karena kalau
merupakan kota yang selalu identik dengan kota
kamu sudah kelewatan batas yang malu
bukan kamu tapi orang tua kamu, orang agamis atau keislamannya yang juga tidak luput
disekitar kamu juga harus pintar-pintar dengan meluasnya seks pranikah yang terjadi di
menjaga diri saja.” Bangkalan. Seperti penuturan Sofia Mega, berikut
(Wawancara. Jum’at, 24 Februari 2017) penuturannya:
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh Sofia “Iya kan setiap orang tua individu masing-
Mega menyatakan bahwa orang tua saya memperingati masing kan berbeda beda ada yang
saya dengan serius karena saya anak perempuan jadi memaksakan ada yang memberikan
jika saya punya pacar jangan sampai kelewatan batas, kebebasan. Biasanya di daerah pedalaman
yang lulus SD atau SMP diwajibkan untuk
cukup biasa-biasa saja karena pendidikan yang kamu
menikah itu karna faktor ekonomi yang
tempuh masih panjang dan jika kamu melakukan seks pertama. Kalau misalnya dipedesaan itu
pranikah tersebut yang dirugikan bukan hanya diri istilahnya menjodohkan anaknya kepada
sendiri tapi orang lain juga seperti orang tua dan orang yang lebih dewasa yang sudah
keluarga yang lain. Jadi kamu harus pintar dalam memiliki istilahnya ekonomi yang tinggi
menjaga diri sendiri. Hal senada dengan penuturan di untuk menutupi kekurangan pada anaknya.
Nah kalau misalnya anak tersebut lulus SD
atas, Meditya Dwi juga mengatakan sebagai berikut:
itu perkembangan ovariumnya masih
“Iya mbak pasti menasehati pertama itu belum sempurna jadi pada saat
jadi cewek harus menjaga diri tidak boleh berhubungan intim pasti akan merusak sel
mau-mau dengan orang disekitar ataupun sel pada ovarium itu sendiri.”
yang kita tidak mengenal. Harus bisa (Wawancara. Jum’at, 24 Februari 2017)
memilih teman yang baik maupun yang
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh
buruk. Trus pada saat pulang malem atau
keluar harus ijin sama orang tua. Trus kalau Sofia Mega menyatakan bahwa di Bangkalan setiap
cewek nggak boleh main ke rumah orang tua individu mempunyai pemikiran yang
cowok.” berbeda-beda ada anak yang diberi kebebasan oleh
(Meditya, Wawancara. Jum’at, 24 Februari orang tuanya ada juga yang disiplin. Menurut penuturan
2017) Sofia di daerah pedalaman Bangkalan anak yang
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan diatas lulusan SD atau SMP jika ekonomi kurang mampu
menyatakan bahwa dalam memperoleh informasi untuk melanjutkan pendidikan mereka akan di nikahkan
tentang reproduksi dan seksualitas tidak hanya orang atau di jodohkan kepada orang yang lebih dewasa atau
Persepsi Siswa Tentang Perilaku Seks Pranikah di SMA Negeri 2 Bangkalan

memiliki ekonomi yang lebih tinggi untuk bisa bahwa hubungan seks pranikah yang dilakukan sebelum
mencukupi kebutuhan pada anaknya. Jadi anak tersebut menikah adalah perbuatan negatif karena dalam
terbebas dari pergaulan-pergaulan yang kurang baik perbuatan melanggar dari aturan agama dan hukum.
atau anak tersebut bisa terhindar dari seks pranikah. Hal Begitu juga dengan penuturan hasil wawancara dengan
senada dengan penuturan di atas, Asfani juga Siti Camelia. Berikut penuturannya:
mengatakan sebagai berikut: “Negatif kak karena menurut saya dosa dan
“Hmm sering banget di Bangkalan ini ada dampaknya itu fatal sekali kak bisa merusak
seks pranikah dan tanggapan saya jadi diri sendiri dan orang tua juga merasakan
kalau generasi remaja kalau gitu masa dampaknya.”
depannya kan masih panjang jadi kalau (Wawancara. Selasa, 21 Februari 2017)
mereka sendiri yang merusaknya dengan Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh
melakukan kan sangat disayangkan.” Meditya, Asfani, Siti Camelia sama dengan informan-
(Wawancara. Kamis, 23 Februari 2017) informan diatas yang menyatakan bahwa hubungan
Dari penuturan informan diatas dapat disimpulkan seks pranikah yang dilakukan sebelum menikah buruk
bahwa perilaku seks pranikah yang terjadi di Bangkalan karena terdapat dampak-dampak yang bisa merusak diri
cukup banyak terjadi tetapi tidak menutup sendiri maupun membuat malu orang tua. Dari
kemungkinan juga pada usia yang masih belia banyak penuturan informan di atas dapat disimpulkan bahwa
pernikahan yang terjadi apa lagi di Bangkalan desa perilaku seks pranikah yang dilakukan sebelum
pelosok itu karena beberapa faktor yang salah satunya menikah ini negatif karena banyak dampak-dampak
adalah faktor ekonomi dan diadakan pernikahan yang ditimbulkan setelah melakukan seks pranikah.
tersebut juga untuk menghindari seks pranikah yang Untuk lebih mengetahui jelas tentang seks
sedang marak terjadi pada usia remaja sekarang. pranikah sekolah sering mengadakan sosialisasi dan
Hubungan seks pranikah sudah tidak awam lagi seminar yang berhubungan tentang seks pranikah
kepada generasi remaja zaman sekarang. Apa lagi pada seperti yang dituturkan Abd. Fathul Bari. Berikut
era globalisasi saat ini yang perkembangannya begitu penuturannya:
pesat akan teknologi. Ada beberapa tanggapan “pernah mbak, program kerjanya
mengenai hubungan seks pranikah yang dilakukan PIR-PMR-PBB tentang seksualitas
remaja sebelum menikah. Hal ini sesuai dengan yaa.”
penuturan Meditya Dwi. Berikut penuturannya: (Wawancara. Rabu, 22 Februari 2017)
“Sangat negatif mbak, dalam agama islam Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh
kan tidak diperbolehkan itu adalah Fathul Bari menyatakan bahwa pernah mengikuti acara
melakukan hal haram yang bener-bener sosialisasi seminar yang diadakan di sekolah oleh PIK,
nggak diijinkan sama orang tua maupun PMR, PBB karena di dalam ektrakurikuler ini terdapat
Allah karena hal itu merupakan hal
beberapa program kerja yang menyangkut tentang seks
melenceng sama seperti kita mengkonsumsi
narkoba.” pranikah. Begitu juga dengan penuturan hasil
(Wawancara. Jum’at, 24 Februari 2017) wawancara dengan Alfianyah. Berikut Penuturannya:
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh “Kalau misalkan ikut sosialisasi saya
Meditya menyatakan bahwa hubungan seks pranikah pernah mengikuti wawasan kebangsaan
di Surabaya sempat menyinggung
yang dilakukan sebelum menikah sama halnya
masalah narkoba dan seks bebas kak jadi
mengkonsumsi narkoba sangat negatif karena dalam saya sampai saat ini mengerti dampak
agama islam hukumnya haram tidak diperbolehkan. dari seks bebas dan narkoba kak.”
Asfani Rahmatullah juga menuturkan hal yang sama (Wawancara. Selasa, 21 Februari 2017)
seperti informan diatas. Berikut penuturan dari Asfani: Berdasarkan pemaparan yang disampaikan bahwa
“Tanggapan saya sih negatif mbak. soalnya pernah mengikuti sosialisasi tentang seks pranikah ini
kan mereka melakukan hal tersebut sebelum menambah wawasannya dan membuat dia berfikir dua
disahkan baik agama maupun hukum kali untuk tidak melakukan hubungan seks pranikah.
mbak.”
Dari penuturan informan di atas dapat disimpulkan
(Wawancara. Kamis, 23 Februari 2017)
bahwa sekolah pernah mengadakan sosialisasi tentang
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh
seks pranikah dan sekolah pernah memberikan
Asfani juga sama dengan Meditya yang menyatakan

389
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 380-394

kesempatan untuk mengikuti sosialisasi di luar remaja. Jika remaja sering menyalahgunakan media
Bangkalan seperti di Surabaya tujuan pendekatan dan sosial untuk mengakses hal-hal negatif seperti
sosialisasi ini yaitu untuk menekan perilaku kenakalan pornografi, maka ini bisa mendorong terjadinya seks
remaja yang akhir-akhir ini marak terjadi dan semakin pranikah pada remaja. Begitu juga dengan penuturan
mengkhawatirkan. Sekolah memberikan kesempatan hasil wawancara dengan Asfani Rahmatullah. Berikut
untuk mengikuti sosialisasi ini karena bentuk Penuturannya:
kepedulian dan pencegahan dini agar semua remaja “Rasa keingintahuan pergaulan bebas
yaitu siswa-siswi SMA Negeri 2 Bangkalan dapat sekarang kan zamannya globalisasi jadi
menyadari terkait bahaya perilaku seks pranikah ini. sekarang itu banyak informasi dari luar
dapat diaskes jadi remaja sekarang itu
dapat mengakses tanpa disaring terlebih
Faktor-Faktor Yang Mendorong Perilaku Seks dahulu jadi media itu sangat
Pranikah berpengaruh.”
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa (Wawancara. Kamis, 23 Februari 2017)
faktor-faktor yang mendorong perilaku seks pranikah di Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh
kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan yaitu faktor internal Asfani Rahmatullah menyatakan bahwa faktor yang
dan eksternal yang dimana dalam faktor internal ini mendorong perilaku seks pranikah yaitu rasa
yang dimaksud adalah dalam diri sendiri remaja itu keingintahuan yang besar kepada remaja. Karena pada
yang artinya remaja tersebut tidak dapat mengontrol saat ini globalisasi sangat cepat sekali informasi yang
dirinya ke arah yang lebih baik sedangkan faktor sangat cepat bisa kita akses kapan pun tanpa perlu
eksternal berasal dari teman dan lingkungan sekitar disaring terlebih dahulu mana yang positif dan mana
mereka yang mereka tidak dapat memfilter mana yang yang negatif yang harus kita konsumsi. Begitu juga
baik dan buruk. Sehingga, mereka menciptakan dengan penuturan hasil wawancara dengan Dewi Elok.
pergaulan yang berdampak negatif. Selain faktor Berikut penuturannya dari Dewi Elok:
internal dan eksternal juga terdapat faktor umum yang “Iya kurangnya kesadaran dari pelaku dari
mendorong terjadinya seks pranikah yaitu pengaruh diri sendiri, orang tua dan teman juga
media sosial (Pornografi) Berdasarkan pemaparan yang berpengaruh. Orang tua itu faktor yang
disampaikan oleh Alfiansyah Maulana mengenai hal utama jadi kalau anaknya pergi ditanyai
mau kemana sama siapa dan pulang jam
tersebut
berapa. Teman juga berpengaruh mbak
“faktor pertama menurut saya itu orang kalau dari lingkungan kalau disekitar kita
tua, orang tua yang mengawasi. seumpama ada yang hamil diluar nikah
Meningkatnya media sosial sekarang kan kan kita menghindari kita bisa
banyak media social yang disalah gunakan mencegah.”
yang harusnya media social digunakan (Wawancara. Rabu, 22 Februari 2017)
untuk mencari hal-hal baik tapi malah
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh
digunakan mencari hal-hal yang tidak
baik. Pada waktu pembelajaran biologi Dewi Elok menyatakan bahwa faktor yang mendorong
temen-temen banyak menyalahgunakan perilaku seks pranikah yaitu dari diri sendiri, orang tua
pelajaran biologi malah dibuat main-main dan teman. Kurangnya bimbingan dan pengawasan
padahal pelajaran ini kan berguna orang tua terhadap anak bisa membuat anak menjadi
banget.” liar. Kasih sayang orang tua dan perhatian orang tua
(Wawancara. Selasa, 21 Februari 2017) yang tidak tercurahkan juga bisa membuat anak tidak
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh betah untuk tinggal dirumah dan biasanya ini membuat
Alfiansyah maulana menyatakan bahwa faktor pertama mereka senang untuk berada di luar bersama teman-
yang mendorong perilaku seks pranikah adalah orang temannya. Seorang teman atau sahabat yang sering
tua. Orang tua harus selalu mengawasi anaknya. Lalu berkumpul atau dalam satu kelompok “geng” dia juga
dalam hal penggunaan media sosial. Seperti yang bisa tertular oleh sikap temannya tersebut. Hal senada
disampaikan oleh Alfiansyah pada pelajaran biologi dengan penuturan di atas, Siti Camelia juga mengatakan
saja mereka menyalahgunakan media sosial tersebut sebagai berikut:
untuk mengakses hal-hal yang buruk. Media sosial di “Faktor teman kak, teman membawa
zaman globalisasi saat ini banyak disalah gunakan pada pengaruh buat kita mbak jika kita berteman
Persepsi Siswa Tentang Perilaku Seks Pranikah di SMA Negeri 2 Bangkalan

dengan yang baik kita akan mengikuti sehingga anak bisa melakukan seks pranikah.
perilakunya yag baik dan sebaliknya mbak. Sedangkan dalam diri sendiri seseorang remaja yang
Dan juga kalau orang tua tidak peduli pada tidak mempunyai iman yang kuat akan ikut terjerumus
anaknya kak. jadi anaknya bisa bebas
dalam masalah ini.
semaunya.”
(Wawancara. Selasa, 21 Februari 2017)
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan oleh Pembahasan
Alfiansyah maulana menyatakan bahwa faktor Globalisasi telah membawa perubahan terhadap
pertama yang mendorong perilaku seks pranikah kehidupan manusia. Globalisasi mengakibatkan
adalah orang tua. Orang tua harus selalu mengawasi dampak positif dan negatif pada manusia. Salah satu
anaknya. Lalu dalam hal penggunaan media sosial. dampak dari adanya globalisasi terjadinya
Seperti yang disampaikan oleh Alfiansyah pada penyimpangan perilaku pada remaja seperti
pelajaran biologi saja mereka menyalahgunakan media penggunaan narkoba, tawuran antar pelajar dan seks
sosial tersebut untuk mengakses hal-hal yang buruk. pranikah. salah satu bentuk perilaku penyimpangan
Media sosial di zaman globalisasi saat ini banyak yang saat ini masalahnya belum diatasi secara tuntas
disalah gunakan pada remaja. Jika remaja sering adalah seks pranikah.
menyalahgunakan media sosial untuk mengakses hal- Perilaku seks pranikah merupakan hubungan seks
hal negatif seperti pornografi, maka ini bisa yang dilakukan oleh remaja sebelum menikah, yang
mendorong terjadinya seks pranikah pada remaja. dapat berakibat kehilangan keperawanan/keperjakaan,
Begitu juga dengan penuturan hasil wawancara tertular dan menularkan penyakit Infeksi Menular
dengan Asfani Rahmatullah.yang juga menyatakan Seksual (IMS), kehamilan yang tidak diinginkan
bahwa faktor yang mendorong perilaku seks pranikah (KTD), aborsi atau terpaksa dikawinkan. Penelitian ini
yaitu rasa keingintahuan yang besar kepada remaja. bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Persepsi
Karena pada saat ini globalisasi sangat cepat sekali Siswa Tentang Perilaku Seks Pranikah Di Kelas XI
informasi yang sangat cepat bisa kita akses kapan pun SMA Negeri 2 Bangkalan.
tanpa perlu disaring terlebih dahulu mana yang positif Penelitian ini berfokus pada cara pandang dan
dan mana yang negatif yang harus kita konsumsi. sikap seseorang mengenai sesuatu hal yang disebabkan
Begitu juga dengan penuturan hasil wawancara dengan pengaruh latar belakang, pengetahuan, penilaian, dan
Dewi Elok. Berikut penuturannya yang menyatakan tujuan seseorang terhadap seks pranikah. Menurut
bahwa faktor yang mendorong perilaku seks pranikah kamus besar Bahasa Indonesia (2007:863) diartikan
yaitu dari diri sendiri, orang tua dan teman. Kurangnya persepsi sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari
bimbingan dan pengawasan orang tua terhadap anak sesuatu; serapan; proses seseorang mengetahui
bisa membuat anak menjadi liar. Kasih sayang orang beberapa hal melalui panca inderanya, sehingga
tua dan perhatian orang tua yang tidak tercurahkan persepsi disini minimbulkan tanggapan dari sesuatu
juga bisa membuat anak tidak betah untuk tinggal objek yang dia lihat melalui panca inderanya.
dirumah dan biasanya ini membuat mereka senang Sedangkan persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini
untuk berada di luar bersama teman-temannya. adalah seseorang individu yang merupakan seseorang
Seorang teman atau sahabat yang sering berkumpul siswa kelas XI yang mempunyai kriteria yaitu siswa
atau dalam satu kelompok “geng” dia juga bisa tertular kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan yang berumur
oleh sikap temannya tersebut. sekitar 16-17 tahun, memiliki pengetahuan tentang seks
Faktor-faktor yang mendorong perilaku seks pranikah yang memandang seks pranikah dari panca
pranikah yaitu dari teman, orang tua dan diri sendiri. indera yang dimiliki. Berdasarkan hasil penelitian yang
Teman dalam pergaulan mempunyai pengaruh yang sudah dideskripsikan diatas diperoleh hasil bahwa
besar terhadap kita. Jika kita berkumpul dengan Persepsi Siswa Tentang Perilaku Seks Pranikah Di
teman-teman yang negatif kita kan mudah terhasut Kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan.
oleh omongannya. Faktor kedua yaitu orang tua, jika Persepsi siswa terhadap pandangan perilaku seks
keluarga yang kurang harmonis dan orang tua kurang pranikah itu bermacam-macam persepsi yang
berkomunikasi terhadap anak, anak akan melakukan dijabarkan oleh siswa seperti seks pranikah merupakan
hal-hal yang bisa melakukan penyimpangan sosial pacaran yang menjurus hubungan seksual yang
mempunyai hubungan terlewat batas, seks yang

391
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 380-394

dilakukan sebelum menikah yang dilakukan remaja sekolah pada remaja perempuan yang hamil. Sedangkan
karena pergaulan bebas, perbuatan yang dilakukan pada dampak fisik terdapat penyakit menular seksual.
antara laki-laki dan perempuan yang dilakukan diluar Dari dampak tersebut juga terdapat cara
batas dan belum tanpa adanya ikatan atau menikah. Hal mencegah terjadinya seks pranikah pada remaja itu
ini sejalan dengan pengertian dari Departemen adalah dengan memilih lingkungan yang positif.
Kesehatan bahwa Perilaku seks pranikah merupakan Lingkungan disini juga sangat berperan dalam
hubungan seks yang dilakukan oleh remaja sebelum membentuk perilaku keseharian kita. Tingkatkan dan
menikah, yang dapat berakibat kehilangan mendekatkan diri kepada Tuhan. Menjalin hubungan
keperawanan/keperjakaan, tertular dan menularkan akrab dan harmonis bersama orang tua serta orang tua
penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), kehamilan memberikan batasan jam malam karena pada jam-jam
yang tidak diinginkan (KTD), aborsi atau terpaksa malam juga rawan dengan kriminalitas merupakan cara
dikawinkan. mencegah terjadinya seks pranikah pada remaja.
Berdasarkan teori Gestalt mengenai persepsi yang Diketahui juga bahwa pada masa remaja seperti
dikembangkan oleh Jean Piaget. Teori Gestalt ini peran orang tua dan teman sangat berpengaruh besar
menjelaskan bahwa apabila seseorang mempersepsikan dalam memberikan pengetahuan dan pengertian
suatu objek atau peristiwa tidak boleh hanya tentang terhadap seks pranikah. Dimana peran pertama dan
faktor-faktor yang terpisah saja, melainkan secara utama yaitu orang tua yang dimana sebagai panutan
keseluruhan atau sebagai satu kesatuan yang utuh. Hal anak dan sebagai orang yang bertanggung jawab penuh
ini yang dimaksud agar seseorang bisa memahami terhadap kita. Orang tualah yang seharusnya
objek atau peristiwa, seseorang tidak hanya meneliti memberikan pengetahuan-pengetahuan dasar kepada
fakta-fakta yang terpisah dari suatu objek atau peristiwa anak. Sedangkan teman, jika kita sudah bersekolah
tersebut, melainkan harus memandang dalam hubungan kurang lebih selama 7 jam kita berada disekolah dan
keseluruhan. Oleh karena itu, persepsi siswa dengan membaur bersama mereka jadi kita bisa terkena
siswa lain berbeda dan terkadang tidak sama karena dampak negatif maupun dampak positif dari teman kita.
salah satunya disebabkan oleh faktor pengalaman dan Jika kita bisa memilih teman yang membawa dampak
faktor pengetahuan. positif terhadap kita, kita juga akan terkena imbas
Usia pada remaja atau siswa merupakan usia yang terbawa pengaruh positif. Tetapi sebaliknya jika kita
sangat rentan pada tindakan positif dan negatif. Rasa tidak bia memilih teman atau kita salah dalam memilih
keingintahuan yang tinggi membuat para remaja ingin pergaulan kita akan terkena pengaruh negatif yang akan
mencari tahu apa yang diinginkan. Kehidupan remaja merugikan diri sendiri ataupun orang disekitar kita.
yang ada di kota-kota yang banyak terjadi pada remaja Sedangkan faktor-faktor yang mendorong dalam
sekarang ini yaitu terjadinya pergaulan bebas pada seks pranikah sendiri ada dua faktor yaitu faktor
remaja salah satunya seks pranikah. Disini siswa dalam internal dan eksternal yang dimana dalam faktor
mempersepsikan seks pranikah mereka berpandangan internal ini yang dimaksud adalah dalam diri sendiri
bahwa seks pranikah merupakan hubungan antara laki- remaja itu sedangkan faktor eksternal berasal dari
laki dan perempuan yang dilakukan sebelum menikah teman dan lingkungannya serta pengaruh media sosial
sebelum adanya ikatan resmi (menikah) menurut agama (Pornografi). Dari faktor diri sendiri ini merupakan diri
dan hukum. sendiri biasanya bisa mengatasi masalah yang
Sedangkan dampak yang ditimbulkan akibat dari dihadapinya dan mengutamakan dirinya sendiri tidak
seks pranikah pada remaja itu sendiri sesuai dengan peduli dengan orang lain, serta kurangnya dasar-dasar
pendapat Sarwono ada empat yaitu dampak psikologis, keimanan. Sedangkan untuk faktor eksternal berasal
dampak fisiologis, dampak sosial dan dampak fisik hal dari teman dan lingkungan. Teman dan lingkungan
ini sejalan dengan pendapat siswa kelas XI di SMA 2 sangat berpengaruh penting dalam faktor pendorong
Bangkalan yang diketahui bahwa dampak dari seks seks pranikah dimana teman sendiri membawa dampak
pranikah dimulai dari dampak psikologis yaitu dimana bagi kehidupan sehari-hari, karena seseorang lebih
terdapat perasaan antara marah, takut, cemas, depresi, sering berkumpul bersama dalam satu kelompok jadi
bersalah dan berdosa. Pada dampak fisiologis secara otomatis sifat dan perilaku seseorang dapat
menimbulkan kehamilan yang tidak dinginkan dan dipengaruhi oleh teman sebaya.
aborsi. Pada dampak sosial pelaku dikucilkan, putus
Persepsi Siswa Tentang Perilaku Seks Pranikah di SMA Negeri 2 Bangkalan

Berdasarkan dari pemahaman persepsi seks Saran


pranikah menurut siswa kelas XI SMA Negeri 2 Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan
Bangkalan menunjukkan bahwa pemahaman siswa penelitian ini adalah : (1) Bagi penelitian yang akan
terhadap persepsi tentang perilaku seks pranikah datang diharapkan dapat melanjutkan kajian tentang
memiliki pengetahuan yang baik mengenai seks Persepsi Siswa Tentang Perilaku Seks Pranikah di
pranikah dan cukup bervariasi. Siswa dalam Kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan yang berbeda dan
mempersepsikan seks pranikah mereka berpandangan lebih komprehensif, serta harus lebih memahami lagi
bahwa seks pranikah merupakan hubungan antara laki- tentang pengetahuan seks pranikah. (2) Bagi sekolah
laki dan perempuan yang dilakukan sebelum menikah diharapkan dengan adanya persepsi siswa tentang
sebelum adanya ikatan resmi (menikah) menurut agama perilaku seks pranikah di kelas XI SMA Negeri 2
dan hukum. Perilaku seks pranikah pada kalangan Bangkalan, maka disarankan kepada pihak SMA Negeri
siswa juga menunjukkan bentuk seperti berpegangan 2 Bangkalan untuk mempertahankan agar tetap baik
tangan, berpelukan, berciuman. dan meningkatkan informasi yang terbaru dan terkini
Sedangkan dampak sesuai dengan pendapat tentang seks pranikah pada remaja untuk
Sarwono ada empat yaitu dampak psikologis, dampak mengantisipasi perilaku yang menyimpang pada
fisiologis, dampak sosial dan dampak fisik hal ini remaja. (3) Bagi siswa diharapkan dengan pengetahuan
sejalan dengan pendapat siswa kelas XI di SMA 2 yang dimiliki mampu menyaring informasi-informasi
Bangkalan. Terdapat beberapa hal dalam mencegah yang diterima dari berbagai kalangan yang berkaitan
seks pranikah seperti memilih lingkungan yang positif dengan seks pranikah agar terbebas dari perilaku yang
karena lingkungan juga berperan dalam membentuk menyimpang.
perilaku kita, Tingkatkan dan mendekatkan diri kepada
Tuhan, serta menjalin hubungan akrab dan harmonis DAFTAR PUSTAKA
bersama keluarga. Sedangkan faktor-faktor yang
mendorong perilaku seks pranikah terdapat dua yaitu Anita, Ayu. 2015. “Persepsi Mahasiswa Terhadap
Perilaku Seksual Pada Mahasiswa Kos di
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
Lingkungan Universitas Riau Kelurahan
berasal dari diri sendiri sedangkan faktor eksternal Simpang Baru Panam Pekanbaru”. Jurnal FISIP.
berasal dari teman dan lingkungan sekitar. Vol 2, No.1
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
PENUTUP
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Simpulan
Berdasarkan pembahasan dari penelitian ini dapat Budiningsih. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak Pada
Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta:
disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang perilaku seks
Rineka Cipta
pranikah di kelas XI SMA Negeri 2 Bangkalan sebagai
berikut (1) Perilaku seks pranikah merupakan perbuatan Creswell, John. 2007. Research Design (Pendekatan
yang tidak baik, memalukan, dapat mencoreng nama Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed). Yogyakarta:
Pustaka Belajar
baik keluarga, merusak diri sendiri, melanggar norma
agama dan hukum serta perbuatan ini masih terjadi di Nasution, S. 2003. Metode Research (Penelitian
Bangkalan. (2) Menurut siswa perilaku seks pranikah Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Aksara
dilakukan karena kurangnya iman yang kuat kepada Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Psikologi Komunikasi.
Tuhan Yang Maha Esa dan kurangnya kasih sayang Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
dari orang tua, sehingga rasa keingintahuan yang tinggi Sarwono, SW. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT.
menjadi pemicu pergaulan yang salah dalam memilih Raja Grafindo Persada
teman. (3) Terdapat dua faktor yang mendorong
Sarwono, SW. 2015. Teori-Teori Psikologi Sosial.
perilaku seks pranikah yaitu faktor internal dan faktor Cetakan ke-18. Jakarta: PT Raja Grafindo
eksternal. Adapun faktor internal yang berasal dari Persada
lemahnya siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan
meliputi teman, lingkungan serta pengaruh media
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
sosial.

393
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 380-394

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif.


Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2015. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan
ke-26. Bandung: Alfabeta
Zulhaini. 2011. “Pengaruh Teman Sebaya Terhadap
Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Kelas XI di
SMA Negeri 6 Binjai”. Jurnal Intelektual. Vol.6,
No.1
Taufik, Ahmad. 2013. “Persepsi Remaja Terhadap
Perilaku Seks Pranikah (Studi Kasus SMK
Negeri 5 Samarinda)”. EJournal Sosiatri-
Sosiologi. Vol 1, No.1
Salisa, Anna. 2010. Perilaku Seks Pranikah di Kalangan
Remaja (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang
Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Remaja
Kota Surakarta). Surakarta: Universitas Sebelas
Maret
http://www.artikelsiana.com/2015/09/pengertian-
pergaulan-bebas-penyebab.html
(di akses tanggal 15 oktober 2016)
http://www.antaranews.com/berita/235362/bkkbn-51-
persen-remaja-jabodetabek-tidak-perawan
(di akses tanggal 15 oktober 2016)
http://www.kompasiana.com/rumahbelajar_persada/63-
persen-remaja-di-indonesia-melakukan- seks-
pra-nikah_54f91d77a33311fc078b45f4
(diakses tanggal 15 oktober 2016)
Persepsi Tentang Perilaku Seks Pranikah

395

Anda mungkin juga menyukai