PENDAHULUAN
dunia saat ini berjumiah 6,3 miliar jiwa, memiliki jumlah penduduk remaja
lebih dari satu miliar, diperkirakan pada tahun 2020 nanti mencapai 7,5
Barat tahun 2005 hasil sensus penduduk, tercatat remaja berumur 15-19
(2)
4.555.810 jiwa penduduk.
dari sifat anak-anak menjadi dewasa, dan dari segi sosial ekonomi remaja
adalah individu yang beralih dari ketergantungan menjadi relative bebas. (3)
1
2
seorang manusia, di mana pada masa ini individu berada dalam masa
transisi antara masa anak-anak dengan masa orang dewasa. Masa remaja
disebut juga dengan masa keaktifan seksual yang tinggi, yang merupakan
masa ketika masalah seksual dan lawan jenis menjadi bahan pembicaraan
(3,4
yang menarik dan penuh dengan rasa ingin tahu tentang masalah seksual. )
bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dan tingkah lakunya dengan
tingkah laku kadang tidak selalu bisa dilakukannya dengan mulus, terutama
pendidikan agama, pengaruh media massa porno dan teman sebaya. Media
massa atau hal-hal yang merangsang dorongan seks melalui tulisan dan
masa puber, dengan adanya tayangan televisi atau berita di media cetak yang
sering menonton VCD porno, yang sering kita tonton di berita televisi dan
3
dibaca di berita media cetak. Walaupun hal ini tidak banyak yang
mempengaruhi remaja putri namun hal ini belum tentu aman, karena remaja
itu akan dilampiaskannya pada wanita atau pacarnya. Pada era kemajuan
informasi dan teknologi modern, media massa pornografi makin maju pesat.
yang menontonnya.
tahun) buian September 2004 terhadap remaja SMU tentang perilaku seksual
tentang seks dari kawan mereka dan 35% dari film porno dan hanya 5%
dimulai sejak dini, dengan orang tualah seseorang memulai interaksi dan
yang terbaik adalah yang diberikan oleh orang tuanya sendiri, pendidikan ini
hendaknya diberikan dalam suasana akrab dan terbuka dari hati ke hati antara
kcsehatan reproduksi yang meliputi fungsi dan prosesnya serta orang tua
seksualitas dari luar lingkungan keluarganya seperti dari teman sebaya dan
media massa. Hal ini akan dapat menyesatkan remaja untuk mendapatkan
responden dengan orang tua makin tinggi persentase tindakan seksual yang
tidak baik yaitu 40% dari seluruh responden. Kebanyakan orang tua memang
reproduksi kepada remaja sebab mereka takut hal itu justru akan
mendapatkan pendidikan seks dari orang tua atau sekolah lebih cenderung
berperilaku seks yang lebih baik dari pada anak yang mendapatkannya dari
(8,9)
orang lain.
mulut 73 orang (33,7%), cium leher 49 orang (22,6%) dan 39 orang (18%)
berjumlah 277 orang terdiri dari Tingkat I, yang berjumlah 115, Tingkat II
mahasiswi yang membawa hand phone berkemara, majalah, novel dan buku-
Helvetia Pekanbaru dari Tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 terdapat 2
orang mahasiswa yang berhenti dari kuliah yang dikarenakan 1 orang cuti
hubungan seks pra nikah. Kondisi sangat memprihatinkan dan perlu mencari
faktor penyebabnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui faktor
masa dan perang tua terhadap tindakan seksual remaja mahasiswa AKBID
Kampus.
Pekanbaru.
umumnya.
1.4.5 Hipotesis
sebagai berikut :
8
Ho : Tidak ada hubungan antara peran orang tua dengan tindakna seksual
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
2.1.1 Pengertian
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin udolescere (kata
sosial, dan fisik. Secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di
bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang
sama. (10)
ekonomi. sehingga secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut: (3)
9
10
tahun., yang dibagi menjadi 2 bagian yailu remaja awal 10-14 tahun dan
menerapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (young). Batasan usia
remaja untuk Indonesia menggunakan batasan usia I1-24 tahun dan belum
jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity). tercapainya fase genital
kata lain, orang-orang yang sampai pada batas usia 24 tahun belum dapat
baru, cepat tertarik pada lawan jenis mudah terangsang secara erotis.
bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa. Status
Sejak awal masa remaja ini dimana perubahan fisik terjadi dengan pesat,
besar yang terjadi pada remaja yaitu ; perubahan emosi, perubahan peran
masa dewasa.
emosinya.
dirintis seseorang pada usia remaja muda. Pencarian identitas diri berarti
sendiri yang menyankut soal apa dan siapa. Secara emosional remaja
berarti memasuki dunia baru yang penuh dengan tuntutan baru. Bila
2.1.5.2Emosi
peran emosi, hal ini dapat dilihat dari seleranya tentang lagu, buku
(3)
bacaan and tingkah lakunya
2.1.6 Seksualitas
2.1.6.1 Pengertian
a. Seks
b. Seksualitas
seksual, sikap dan nilai. Perilaku dan praktek, emosi dan proses
1) Dimensi biologis
alat kelamin dan dampaknya bagi kehidupan fisik atau biologis manusia.
2) Dimensi psikologis
3) Dimensi sosial
4) Dimensi kultural-moral
fisik seperti bentuk tubuh dan fungsi biologi. Semua perubahan itu
dalam Imran (1999) minat seksual remaja yang muncul adalah : (11)
mereka berusaha mencari informasi tentang seks seperti dari buku, gambar,
dengan lawan jenis yang merupakan akibat dari timbulnya dorongan seksual.
seks ada remaja yang melakukannya secara terbuka bahkan mulai mencoba
berhubungan badan.
2. Akan tetapi penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan karena adanya
penundaan usia perkawinan misalnya atau karena norma social yang makin
canggih menjadi tidak terbendung. Remaja ingin tahu dan ingin mencoba,
apa yang dilihat atau didengarnya karena mereka pada umumnya belum
malah cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah yang satu ini.
19
homoseksual sampai beragam teknik dan gaya seperti oral seks, anal seks, atau
psikologis.(13)
tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya
masyarakat dipengaruhi oleh dua taktor pokok yakni faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku
(14)
itu sendiri ditentukan atas 3 faktor yaitu :
20
ada di masyarakat.
Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam hayalan atau
diri sendiri, Sebagian dari tingkah laku ini memang tidak berdampak apa-apa,
terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yang ditimbulkannya. Tetapi
pada sebagian perilaku seksual yang lain dampak psikologis yang cukup
(3)
serius seperti perasaan bersalah, depresi, marah, agresi.
Ada tiga tujuan dalam perilaku seksual yaitu perilaku seksual untuk
2.4.1 Pengertian
mendengar, melihat dan mengalami maka akan semakin kuat stimulus yang
terdiri dari booklet yaitu media untuk menyampaikan informasi atau pesan
22
dalam bentuk buku baik tulisan maupun gambar adalah bentuk penyampaian
informasi atau pesan melalui lembaran yang dilipat, rubric atau surat kabar
informasi, poster adalah bentuk media cctak yang berisi pesan atau informasi
drama, sinetron, forum diskusi, tanya jawab. Informasi secara radio antara
lain melalui ceramah, sandiwara radio, dan obrolan, sedangkan video dan
(15)
film melalui gambar bergerak atau film.
erotika seperti gatnbar tubuh wanita dan pria tanpa busana atau busana
informasi kemaluan tubuh pria dan wanita dalam sajian sensual dan berita
hubungan seks
keinginannya itu.
3. Dengan seks di televisi dan film sama sekali tidak berpengaruh buruk,
saja dengan adegan seks di televisi dan di film akan tetapi peran
film dan media lainnya itu hanyalah mempengaruhi mereka memiliki niat
Tetapi walaupun demikian diyakini atau tidak media massa baik media
undang Anti Pornografi dan Pornoaksi segera disahkan dengan harapan dapat
gambar tubuh wanita dan pria tanpa busana atau busana minim, menampilkan
porno suara dan porno aksi. Dalam kasus tertentu semua kategori ini dapat
dalam bentuk foto dan gambar video. Porno teks adalah karya pencabulan
halus atau vulgar tentang objek seksual atau aktivitas seksual. Sedangkan
melainkan vulgar, jorok dan sangat teknis. Akibat yang ditimbulkan dari
hal ini adalah keinginan untuk mencoba, praktek dan akhirnya melakukan
menikah. Adanya kccendcrungan pada daya tarik fisik dan seksual di dalam
berbagai media periklanan juga dapat membuat remaja makin sulit mcngontrol
68,2% remaja mcmperoleh informasi dari media massa, 12,25% dari guru,
5,25% dari orang tua, 3,50% dari petugas medik dan 10,8% dari sumbcr lainnya.
Kekurang pahaman ini memunculkan perilaku seksual remaja yang tidak sehat
Dalam keluarga hal yang dapat mempengaruhi peran orang tua terhadap
perhatian dan pengawasan kepada anak tidak lepas dari tingkat pendidikan dan
yang akan diberikan kepada anaknya, apalagi orang tua yang bekerja keudanya.
Orang tua yang bekerja setiap hari dari pagi sampai sore akan berbeda tingkat
perhatian dan pengawasan dengan orang tua yang tidak bekerja, terutama bila
orang tua perempuan ikut bekerja. Orang tua yang sibuk edngan pekerjaannya
SMA (1.065 laki-laki dan 969 perempuan) bahwa remaja yang tidak diawasi
orang tua 5 jam atau kurang dari 5 jam setiap minggunya diketahui
pcrempuan , dibandingkan dengan tidak diawasi orang tua 30 jam atau lebih
massa, 12,25% dari guru, 5,25%° dari orang tua, 3,50% dari petugas medik
sebagai sesuatu yang alamiah. Seks adalah kodrat dan oleh karena itu tidak
mengetahui tentang seks ketika mereka dewasa. Tetapi dalam dunia yang
massa, para orang tua dl Indonesia terjebak dalam sebuah dilema diantara
Disamping itu orang tua juga menjadi saksi akan perubahan perilaku
aborsi dan lain-lain. Disaat itu pula mereka mulai menyadari perlunya
didapatkan bahwa orang tua respondcn yang bcrperan 23,3 % (59 responden),
oleh karena itu, peran orang tua sangat diperlukan untuk menghindari remaja
diberikan oleh orang tua dalam suasana akrab dan terbuka dari hati ke hati. (18)
28
tua bersama remaja yang terkait dengan peran orang tua dalam keluarga
(12)
untuk mencegah terjadinya perilaku seksual pada remaja.
memberikan informasi bahwa haid akan dialami oleh setiap wanita sekitar
b. Perubahan yang tcrjadi pada organ seksual di masa akhil baliq atau pubertas.
haid pertama akan beriringan dengan perubahan . yang terjadi pada organ
Salah satu yang dapat diinformasikan oleh orang tua berhubungan dengan
haid pada remaja adalah bagaimana menyikapi datangnya haid itu seperti
di saat haid.
hubungan seksual sebelum menikah karena itu orang tua dapat memberikan
Karena begitu mudahnya remaja mendapat akses dari hal yang berhubungan
dengan seksual maka orang tua perlu membentengi remaja dengan informsi
agar terhindar dari seks bebas seperti mejauhi diri dari pergaulan dengan
dan mental yang belum bisa dicapai oleh seorang remaja karena masa
remaja merupakan masa pencarian jati diri atau masa peralihan dari anak-
anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik.
Dalam hal ini orang tua dapat menjelaskan bahwa hamil yang terjadi
hada usia yang belum cukup matang dapat berpengaruh terhadap masa
yang baik artinya pacaran yang baik, baik secara fisik (tidak menyakiti
kesulitan komunikasi dengan orang tua antara lain karena perbedaan norma,
sudut pandang dan pola pikir yang dianut orang tua dengan remaja, kemerosotan
wibawa orang t.ua karena perbutan yang bertentangan dengan peraturan yang
31
mendidik yang salah (terlalu ketat atau terlalu bebas tanpa pengarahan) serta
(3)
adanya perbedaan cita-cita antara orana tua dan anak.
komunikasi dan tingkat pengetahuan orang tua terhadap remaja, semakin rendah
yang baik, orang tua juga perlu mengembangkan kepercayaan kepada anaknya,
sehingga remaja lebih terbuka dan mau bercerita serta dapat membantu
perilaku tertentu (agama, budaya dan sosial) dan mampu menyesuaikan diri atau
norma agama yang dianut oleh masyarakat setempat perlu ditanamkan orang tua
yang sopan mcnurut agama dan norma yang dianut, bagaimana tata tertib
duduk dan berperilaku yang baik bila ada tamu di rumah, mengajarkan kepada
anaknya untuk tidak keluar dari kamar mandi dalam keadaan tidak
berpakaian, dan orang tua juga dapat mengingatkan anaknya untuk tidak tidur
32
dalam satu kamar dengan saudara yang berlawanan jenis serta menghindari
tempat-tempat yang sepi bila hanya berdua dengan lawan jenis. (12)
adalah karena ketidaktahuan orang tua dan sikapnya yang masih mentabukan
pemahaman pendidikan seks dan pengawasan dari orang tua mereka. (20)
teman atau kelompok belajar anaknya, menanyakan siapa pacar anaknya atau
orang yang dekat dengan anaknya, orang tua dapat memeriksa hand phone
anaknya karena dengan teknologi tersebut dapat tersebar gambar atau adegan
porno dan terakhir orang tua dapat sckali-sekali memeriksa kamar anaknya.
(21)
keluarga hubungan orang tua dengan remaja akan mendukung pola perilaku
remaja tersebut. Banyak remaja merasa bahwa orang tua tidak mengerti
mereka dan standar perilaku orang tua dianggap kuno. Hal ini lebih
dari luar.
2. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan batin terhadap keadaan atau
1. Bentuk pasif yaitu respon internal yang terjadi dalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain misalnya berfikir,
2. Bentuk aktif apabila perilaku itu sudah jelas dapat diobservasi secara
langsung. Oleh karena itu tampak dalam tindakan nyata. Yang termasuk
dalam bentuk aktif adalah tindakan nyata/ praktek seorang sebagai respon
terhadap stimulus.
seksual yaitu segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik
(23)
dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis.
Tindakan seksual yang aman adalah tindakan seksual yang tidak sampai
METODE PENELITIAN
yaitu pcnelitian terhadap media massa dan pcran orang tua sebagai variabel
3.3.1 Populasi
sebanyak 85 orang yang tinggal di luar asrama yang terdiri dari tingkat I
3.3.2 Sampel
35
36
tentang seksualitas, baik melalui gambar dan tulisan yang ada di media cetak
atau melalui televisi dan alat audio visual lainnya seperti VCD porno, interaet,
dengan kategori :.
yang pernah dilakukan dengan lawan jenis atau sesama jenis seperti
berciuman (kissing) mulai dari ciuman pipi hingga berciuman bibir dengan
meraba-raba bagian tubuh yang sensitive dari pasangan dan mengarah kcpada
lidah.
memainkan lidah.
sensitif.
tubuh sensitif.
38
pengisian angket.
3.6.3.2Data skunder
Data yang diperoleh dari kampus tentang nama mahasiswa, kelas dan
jumlah mahasiswa.
3.6.2.1. Editing
pengisian jawaban.
39
3.6.2.2. Coding
3.6.2.4. Cleaning
entry dapat diperbaiki sehingga nilai yang ada sesuai dengan hasil
pengumpulan data.
PEMBAHASAN
berisiko, yang paling banyak mereka lakukan adalah tindakan bercium bibir/
yang sensitif dari tubuh pasangan dan mengarah kepada pembangkitan gairah
dilakukan oleh PKBI (2001) dan BKKBN (2002). Hasil penelitian PKBI
orang pernah melakukan hubungan seks dengan pacar, dan dari jumlah itu
40
41
46,2% melakukan secara rutin 1-2 kali sebulan dan 25% melakukan petting(26).
2,9%, dengan teman dekat 0,4% dan sempat mclakukannya lebih banyak di
taman 2,1% dibandingkan di mobil 0,4% dan di rumah 0.8%. (28) Meskipun
terdapat persentase yang berbeda antara satu peneliti dengan peneliti lain,
didorong oleh hasrat seksual, baik dari lawan jenis maupun dengan sesama
media masa dan ransangan seksual melalui media massa dan teknologi
pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat.
konsekuensi psikososial, seperti putus sekolah, rasa rendah diri, kawin muda
dan perceraian dini. Konsekuensi psikologi lainnya yang akan timbul bila
psikososial di masa lanjut yang timbul akibat huhungan seks pra nikah pada
remaja.
reproduksi diantaranya pendidikan seks yang diperoleh jelas dan benar agar
terpapar dengan media massa erotik seperti buku porno, majalah/ Koran
hand phone. Responden yang terpapar berat dengan media massa dan
melakukan tindakan seksual yang beresiko sebanyak 92.1% (35 oran6). Dari
hasil penelitian responden yang terpapar dengan media erotik yang paling
televise 62,2% buku porno 58,6%, majalah/ Koran porno 57,7 % menonton
43
VCD porno menikah di bawah umur dari data tahun 2009 sudah 3 orang yang
menikah di bawah umur dan 3 orang telah melakukan hubungan pra nikah.
12,2% dari guru, 5,25% dari orang tua 3,5%. dari petugas medik dan 10,8%
dari sumber lainnya. (3) Menurut Synovate Research pada era kemajuan
informasi dan teknologi modern, media massa crotik makin maju pesat. VCD
Pekanbaru hampir sama dengan penelitian Wirawan (2005), hal ini dapat
hubungan seks setelah menikah. Disamping itu para remaja tersebut juga
tidak berguna, karena tidak terlibat atau dilibatkan dalam ekstra kurikuler
sekolah.
pihak sekolah dan lintas sektoral lainnya seperti menarik VCD porno dari
responden dengan orang tua yang tidak berperan dalam hal memberikan
dibanding dengan responden yang orang tuanya berperan 22,7%. Orang tua
yang berperan dalam hal pendidikan seks 45%, pembentukan norma dan
perilaku sosial kultural 98%, dan pengawasan orang tua 60%. Secara statistik
terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan tindakan
anak kepadanya, sehingga remaja lebih terbuka dan atau bercerita serta dapat
SMA (1.065 laki-laki dan 969 perempuan) bahwa remaja yang tidak diawasi
orang tua 5 jam setiap minggunya diketahui lebih sedikit (75,1% laki-laki
orang tua 30 jam atau lebih setiap minggunya (87,6% laki-laki dan 72,5%
perempuan).
kurangnya.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Pekanbaru beresiko.
5.2 Saran
46
47
sehat.
seksualitas, agar orang tua dapat mengetahui perkembangan yang terjadi pada
diri anaknya.
Sarwono, SW. Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005
Depkes R1, Materi Pelalawan Kesehatan Peduli Remaja. Jakarta Depkes RI.
2003
Raihana & Mercy. Hubungan Antara Remaja Aktif Seksual dengan Kurangnya
Pengawasan Orang Tua, Diakscs dari httpa/www.hkkhn.co.id, Januari
2003
Maria, Yeni, S.Pd, Peranan Sekolah Dalam Pendidikan Seks, Scbuah Tinjauan
Teoritis, Diakses dari http://www.bkkbn.co.id
Pekanbaru, 2010
(………………………)
ANGKET PENELITIAN
Petunjuk Pengisian :
1. Isilah kuesioner ini dengan jujur, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
2. Berilah tanda ceklist ( √ ) pada pertanyaan dalam table sesuai dengan
keadaan saudara, jangan ada pertanyaan yang kosong (tidak di isi)
3. Berilah tanda ( X ) pada pertanyaan dalam table yang sesuai dengan keadaan
saudara
No. Responden : …………………..(di isi oleh peneliti)
Tanggal : …………………..
I. Karakteristik Responden
a. Umur :
b. Jenis Kelamin :
c. Kelas :
d. Pekerjaan Orang Tua :
Pilihlah Jawaban yang anda anggap paling benar
II. Media Masa
Beri tanda ceklist ( √ ) pada kolom pertanyaan yang telah disediakan
1. Apakah anda pernah melihat/ membaca hal-hal yang berbau pornografi
a. Pernah b. Tidak
Bila pernah hal-hal apa saja anda lihat/ baca
Pernah Tidak Pernah
1. Buku Porno
2. Majalah porno/ Koran porno
3. Gambar-gambar porno
4. Pornografi di televise
5. VCD Porno
6. Pornografi di bioskop
7. Pornografi di internet
III. Peran Orang Tua
No Topik Pernah Tidak Pernah
I Pendidikan Seks
2. Orang tua dan saudara memberitahukan
tentang ciri-ciri pubertas
3. Orang tua dan saudara memberitahukan
tentang perbedaan fisik laki-laki dan wanita
4. Orangtua mengingatkan bahwa perempuan
yang telah menstruasi/ haid dapat menjadi
hamil bila melakukan hubungan seksual
(untuk perempuan)
5. Orangtua dan saudara memberitahukan
tentang masturbasi (jika saudara perempuan)
atau onani (jika saudara laki-laki)
6. Orang tua dan saudara memberitahukan
tentang resiko onani dan masturbasi
7. Orang tua melarang saudara menonotn film/
melihar adegan porno/ membaca buku porno
(yang memperlihatkan bagian-bagian tubuh
secara terbuka)
8. Orang tua dan saudara memberitahukan
secara terbuka tentang masalah seks seperti
resiko pacaran
9. Orang tua memberitahukan cara pacaran
yang baik
10. Orang tua memberitahukan bahwa seks
pranikah adalah perbuatan yang salah/
dilarang
11. Orang tua dan saudara memberitahukan
tentang resiko seks pranikah
II. Pembentukan Norma dan perilaku social
Kultural
12. Orang tua mengingatkan saudara untuk
menutup pintu kamar mandi ketika sedang
mandi
13. Sejak saudara berusia 10 tahun atau kurang,
orang tua melarang tidur bersama dengan
sudara yang beda jenis kelamin dalam satu
kamar
14. Saat saudara kecil, orang tua mengajarkan
untuk tidak keluar dari kamar mandi/
berkeliaran di dalam kedaan telanjang
15. Orangtua mengajarkan tentang cara
berbusana yang sopan menurut agama/
norma di masyarakat
16. Orang tua mengingatkan untuk menghindari
tempat yang sepi bila berduaan dengan
lawan jenis.
III. Pengawasan Orang Tua
17. Orangtua menanyakan alas an terlambat bila
pulang kuliah atau bepergian dengan teman
18. Orangtua ingin tahu atau menanyakan
teman-teman sekelompok atau kelompok
belajar
19. Orangtua menanyakan siapa pacar atau
orang yang terdekat
20. Orangtua memeriksa HP saudara
21. Orang tua memeriksa kamar saudara
IV. Tindakan Seksual
Boleh menjawab lebih dari 1 (satu)
Oleh :
SILVIA NOVA
Tindakan seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual, BaIik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis mulai dari
bersentuhan, berciuman, bercumbu dan berhubungan seksual kelamin. Hasil
penelitian Sarwono (2005) menggambarkan masalah tindakan seksual banyak
ditemui di kalangan remaja. Pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru
dapat menjerumuskan kaburnya nilai-nilai moral yang dianut, kurangnya
hubungan dengan orang tua, berkembangnya naluri seks akibat matangnya alat
kelamin sekunder, kurangnya informasi mengenai seks dari sekolah, orang tua
serta berbagai informasi seks dari media massa yang tidak sesuai dengan norma
yang dianut keadaan remaja sekarang ini sangat mengkhawatirkan orang tua dan
masyarakat, karena sudah banyak kejadian-kejadian pada remaja khususnya
remaja tingkat SLTA antara lain. Hamil di luar nikah, melakukan aborsi,
dikeluarkan dari sekolah karena hamil, digrebek masyarakat karena melakukan
kegiatan mesum, sodomi, minum-minuman keras dan lain sebagainya. Penelitian
ini dilaksanakan di Helvetia Pekanbaru yang bertujuan untuk mengetahui
informasi tentang hubungan media massa dan peran orang tua terhadap tindakan
seksual mahasiswa
Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain penelitian cross sectional
study, dilaksanakan bulan September 2010 sampai dengan bulan Desember
2010 dengan populasi mahasiswa tingkat I dan II sebanyak 85 orang,
pengambilan sampel sebanyak 85 responden. Pengumpulan data dengan
menggunakan angket dan pengolahan data dengan menggunakan komputer,
analisis data dengan univariat menggunakan diagram, dan analisis bivariat
menggunakan chi square dengan derajat kepercayaan 95%.(p< 0,05).
Hasil analisis univariat didapatkan mahasiswa yang terpapar berat
dengan media massa erotik sebanyak 34%, terpapar ringan 66%, orang tua yang
berperan terhadap tindakan seksual sswa 60%, yang tidak berperan 40%,
tindakan seksual yang beresiko 52%. sedangkan yang tidak beresiko 48%. Hasi1
analisis bivariat dengan menggunakan chi square menunjukan hubungan yang
bermakna antara media massa dan peran orang tua terhhadap tindakan seksual
mahasiswa.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah 52% mahasiswa Akbid
Helvetia Pekanbaru mempunyai tindakan seksual yang beresiko dan 2,7%
pernah melakukan hubungan seksual. Saran bagi institusi agar mengambil
langkah-langkah yang tepat untuk mencegah terjadinya tindakan seksual remaja
yang lebih buruk dengan cara mengadakan konseling yang dikoordinir oleh guru
pembimbing. Dalam hal ini kerja sama dengan orang tua sangat bermanfaat
demi kebaikan tindakan seksual remaja ini.
KATAPENGANTAR
2010”. Skripsi ini sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar
dari berbagai pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Peneliti
juga menyadari masih banyak terdapat kekurangan daiam penulisan skripsi ini,
maka dari itu saran dan masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Fadil Oenzil PhD, SPGK sebagai dekan fakultas
Unand.
2. Bapak dr. Hafni Bachtiar, MPH sebagai Ketua Program Studi Ilmu
penulisan ini
4. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK Unand.
6. Kedua orang tua, suami dan anak-anak tercinta yang berdoa serta
Padang
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Remaja .....................................................................................
1. Pengertian .........................................................................
2. Batasan Remaja.................................................................
1. Pengertian .........................................................................
2. Seksualitas Remaja...........................................................
C. Media Massa............................................................................
1. Pengertian .........................................................................
3. Konsep Pornografi............................................................
1. Pemberian Informasi.........................................................
2. Pembentukan Norma.........................................................
F. Kerangka Teori........................................................................
G. Kerangka Konsep....................................................................
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PROPOSAL
SILVIA NOVA
NIM.0904193091