Anda di halaman 1dari 15

Peran Pengurus dan Pembina Ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)

PERAN PENGURUS DAN PEMBINA EKSTRAKURIKULER PUSAT INFORMASI DAN


KONSELING REMAJA (PIK-R) DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA DI SMA
PAWIYATAN DAHA KEDIRI

Leha Silfiana
13040254055 (PPKn, FISH, UNESA) lehasilfiana0408@gmail.com

Rr. Nanik Setyowati


0025086704 (PPKn, FISH, UNESA) rr_nanik_setyowati@yahoo.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh deskripsi tentang peran ekstrakurikuler Pusat Informasi
dan Konseling Remaja (PIK-R) dalam mencegah kenakalan remaja di SMA Pawiyatan Daha
Kediri. Metode penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan penelitian kualitatif.
Data dikumpulkan dengan dengan menggunakan teknik observasi partisipan, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling dengan jumlah informan sebanyak 13 orang. Informan dalam penelitian ini adalah
pengurus dan pembina PIK-R. Teknik analisis data menggunakan pendekatan Miles and
Huberman yang dimulai dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik
keabsahan data menggunakan triangulasi teknik, menggunakan bahan referensi, dan member
check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga peran PIK-R SMADAHA CARE
Kediri dalam mencegah kenakalan remaja, yaitu melalui konselor sebaya, sosialisasi, dan
pelatihan life skill. Konselor sebaya berperan untuk membantu siswa/siswi SMA Pawiyatan Daha
Kediri dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi agar mereka tidak salah dalam
mengambil jalan keluar. Sosialisasi dilaksanakan untuk memberikan informasi dan pengetahuan
seputar permasalahan Triad KRR (HIV/AIDS, NAPZA, Seks Bebas). Pelatihan life skill adalah
pelatihan ketrampilan hidup yang diberikan kepada remaja untuk membekali mereka dalam
menghadapi kehidupan di masa depan.
Kata Kunci: PIK-R, Kenakalan Remaja, Ekstrakurikuler, Konselor Sebaya

Abstract
The purpose of this research is getting description of the role of extracuricullar COIACT (Center
Of Information And Counseling Teenager) in preventing misbehavior teenager at Senior High
School Pawiyatan Daha Kediri. The methodology in this research it uses a case study by
approach qualitative study. Data collected by using technique participants, observation interview,
and documentation. The technique of selecting informants in this study using purposive sampling
technique with the number of informants as many as 13 people. Informants in this research is the
board and builder COIACT SMADAHA CARE. Analysis techniques data used Miles and
Huberman’s Approach which starting with reduction of data, presentation of data and withdrawal
the conclusions. Technique the validity of data using triangulation techniques, using a reference,
and checking the members. The result of the research showed that there are three role of
COIACT SMADAHA CARE kediri to preventing misbehavior teenager through peer counselor,
socialization, and life skills training. Peer Counselor roles is to help students Senior High School
Pawiyatan Daha Kediri resolving the problems that they were not wrong in this way out. The
socialization was held to to give information and knowledge about problems of the Triad KRR
(HIV/AIDS, drugs, free sex). Training life skill is training skills life given to teenager to made
them in facing life at the future.
Keywords: COIACT, Misbehavior Teenager, Extracurricular, Peer Counselor

PENDAHULUAN pada tahun 2016 Indonesia berada di peringkat ke empat


Kemajuan suatu negara dapat ditentukan salah satunya dengan jumlah penduduk mencapai 253,60 juta jiwa.
dari sumber daya manusia yang menempati negara Jumlah ini akan terus mengalami peningkatan setiap
tersebut. Sumber daya manusia di Indonesia memiliki tahunnya. Hal tersebut didukung dengan pendapat yang
jumlah yang fantastis. Berdasarkan data dari detik.com, disampaikan Jokowi dalam tempo.com bahwa laju

161
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 161-175

penduduk Indonesia 1,3 persen, artinya setiap tahun ada Indonesia. Karena remaja atau kaum muda adalah
tambahan 3 juta orang. Banyaknya jumlah penduduk di generasi yang nantinya akan meneruskan cita-cita bangsa
Indonesia dapat menimbulkan berbagai permasalahan. Indonesia.
Bukan hanya dalam hal lahan untuk tempat tinggal, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
namun juga permasalahan ekonomi bahkan sampai Nasional (BKKBN, 2012) memperoleh data bahwa lebih
permasalahan kriminalitas. dari seperlima remaja laki-laki sudah meraba-raba saat
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya berpacaran, dan lebih dari 40% remaja pernah berciuman.
peningkatan kriminalitas adalah rendahnya tingkat Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2008
perekonomian penduduk. Semakin hari, semakin banyak menunjukkan bahwa jumlah pengguna Napza sampai
kebutuhan yang harus dipenuhi seiring dengan tingginya tahun 2008 adalah 155.404. Tercatat 51.986 dari total
pertumbuhan penduduk (www.kompasiana.com). Bentuk pengguna adalah mereka yang berusia 16-24 tahun.
sederhananya dapat dilihat dari semakin banyak jumlah Berdasarkan data Departemen Kesehatan 2009, dari
anggota keluarga maka kebutuhan juga akan meningkat. 17.699 kasus AIDS, 50,07% diantaranya remaja.
Demi memenuhi kebutuhan hidup, banyak dari orangtua Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Komisi
yang sibuk bekerja di luar rumah. Kesibukan orangtua Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kementerian
mengakibatkan berkurangnya waktu kebersamaan antara Kesehatan, (Kemenkes) pada Oktober 2013, didapatkan
orangtua dan anak. Anak pada usia remaja membutuhkan bahwa terdapat sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah
pendampingan dari orangtua karena mereka pada masa melakukan hubungan seks di luar nikah. Sebesar 20%
ini memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi. dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil di luar
Keingintahuan remaja ini harus diimbangi dengan nikah juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21%
informasi yang benar agar terbentuk karakter dan diantaranya pernah melakukan aborsi. Hal tersebut
perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan dalam merupakan akibat dari adanya peralihan dari masa anak-
masyarakat. Jika remaja mendapatkan informasi yang anak menuju dewasa di mana remaja tidak mendapatkan
salah dan menyimpang dari aturan yang ada dalam pendampingan yang baik dari para orang tua. Selain itu,
masyarakat maka akan membentuk karakter dan perilaku mudahnya akses pada jejaring sosial juga dapat
yang menyimpang pada remaja. Namun pada memengaruhi terjadinya kenakalan remaja seperti yang
kenyataannya “ berdasarkan hasil penelitian yang telah disebutkan di atas.
dilakukan oleh Synovate Research tentang perilaku Akibat dari adanya kenakalan remaja adalah
seksual remaja yang mengambil 450 responden yang menyebarnya penyakit seksual seperti HIV/AIDS.
memiliki kisaran usia 15-24 tahun menemukan bahwa Berdasarkan pada data Kompas (2015) tercatat bahwa
sekitar 60% informasi tentang seks mereka dapatkan dari usia remaja sampai usia 30 tahun adalah usia yang paling
kawan dan 35% sisanya dari film porno. Hal yang banyak terjadi penularan penyakit HIV/AIDS melalui
mengejutkan adalah mereka hanya mendapatkan hubungan seks. Gaya pacaran remaja jaman sekarang
informasi seks dari orang tua sebesar 5% “ (Nurihsan, yang mengadopsi gaya pacaran bebas tanpa batas
2013: 93-94). menjadi penyebab dari fenomena seks di luar nikah.
Rendahnya peran orangtua dalam pemberian Keterbatasan pemahaman mereka mengenai bahaya seks
informasi seputar seks pada remaja dikarenakan sebagian di luar nikah membuat mereka melakukan segala sesuatu
orangtua masih mengganggap bahwa pengetahuan yang berorientasi pada kesenangan sesaat dan tidak
seputar seksualitas dianggap tabu jika diberikan kepada memperhitungkan akibat dari tindakan yang mereka
anak diusia remaja. Sementara, sebagian orangtua lain lakukan.
tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai Usia remaja terjadi pada rentang usia 12 tahun
perilaku seksual pada remaja. Akibatnya, remaja mulai sampai dengan 21 tahun. Dalam masa ini seseorang
melakukan eksperimen dengan bertanya pada teman dan mengalami masa peralihan dari anak-anak menuju
mencoba-coba sendiri apa yang membuat mereka merasa dewasa. “Selama masa peralihan ini terjadi beberapa
penasaran. Berdasarkan hal tersebut maka akan muncul masalah fisik, sosial, dan psikologis yang akan
beberapa perilaku dari remaja salah satunya adalah membentuk karakteristik, perilaku, dan kebutuhan yang
perilaku kenakalan remaja. “Kenakalan remaja meliputi berbeda antara remaja yang satu dengan remaja yang
semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma lain” (Bobak, 2004). Oleh karena itu remaja sangat rentan
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja” (Kartono, melakukan perilaku kenakalan yang akan merugikan
2014:6). Kenakalan remaja yang biasanya terjadi pada dirinya sendiri bahkan juga dapat merugikan orang lain.
anak usia remaja adalah narkoba, seks bebas, aborsi, Terjadinya kenakalan pada remaja bukan sepenuhnya
merokok, dan pacaran yang tidak sehat. Hal tersebut kesalahan dari remaja tersebut. Hal tersebut terjadi
dapat mengancam keberlangsungan hidup dari bangsa karena adanya proses peralihan masa pada diri remaja, di
Peran Pengurus dan Pembina Ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)

mana mereka ingin menemukan jati diri dan konsep itu masa remaja pertengahan (14-16 tahun) juga telah
dirinya. memiliki kemampuan sebagai berikut:
Remaja membutuhkan bantuan untuk dapat melewati “(a) Lebih mampu untuk berkompromi,
proses peralihan dirinya. Upaya untuk membantu remaja berdampak tenang, sabar dan lebih toleran
dalam proses peralihan masa tersebut adalah dengan untuk menerima pendapat orang lain, (b)
Belajar berfikir independen dan memutuskan
adanya bantuan dari pihak luar untuk mengontrol dirinya
sendiri berdampak menolak mencampur
dan memberikan pengetahuan kepada remaja tentang apa tangan orang lain termasuk orang tua, (c)
yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan. Salah satu Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri
upaya yang ditunjukkan oleh sekolah yaitu dengan yang dirasa nyaman berdampak pada gaya
adanya kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ektrakurikuler baju, gaya rambut, sikap dan pendapat
memiliki peran untuk membentuk karakter peserta didik berubah-ubah, (d) Merasa perlu
agar lebih terampil dan menghindarkan peserta didik dari mengumpulkan pengalaman baru walaupun
beresiko yang berdampak mulai bereksperimen
perilaku kenakalan remaja. Menurut Biddle & Thomas
dengan merokok, alkohol, seks bebas dan
(dalam Sarwono, 2015:215), “peran adalah perilaku yang mungkin NAPZA, (e) Tidak lagi terfokus pada
diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu diri sendiri yang berdampak pada lebih
status”. Status yang dimiliki ekstrakurikuler bersosialisasi dan tidak pemalu, (f)
menjadikannya memiliki hak dan kewajiban yang harus Membangun nilai, norma dan moralitas yang
dilaksanakan. Wujud kewajiban dari ekstrakurikuler berdampak pada mempertanyakan kebenaran
adalah membentuk karakter peserta didik, sedangkan ide, norma yang dianut keluarga, (g) Mulai
membutuhkan lebih banyak teman dan
haknya adalah mengadakan kegiatan-kegiatan yang
solidaritas yang berdampak pada ingin banyak
bermanfaat demi mencapai tujuan ekstrakurikuler. menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan
Dalam hal ini ekstrakurikuler memiliki peran untuk teman – teman, (h) Mulai membina hubungan
membantu mengembangkan bakat dan minat siswa di dengan lawan jenis yang berdampak pada
luar kegiatan akademiknya. Agar mampu membantu berpacaran tetapi tidak menjurus serius, (i)
mengembangkan bakat dan minat siswa maka sekolah Mampu berfikir secara abstrak mulai
berhipotesa yang berdampak pada mulai
perlu mengadakan ekstrakurikuler yang dapat
peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan
memberikan ketrampilan dan pengetahuan seputar ingin mendiskusikan atau berdebat (DEPKES
kehidupan remaja. Ekstrakurikuler yang telah dibentuk RI, 2007)”.
oleh sekolah guna memenuhi tujuan tersebut adalah Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa
ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja pada masa pertengahan ini remaja bisa saja terjerumus
(PIK-R). Ektrakurikuler ini dapat membantu dalam dalam tindakan yang beresiko seperti bereksperimen
mewujudkan remaja yang sehat, bermoral, dan memiliki dengan merokok, alkohol, seks bebas dan pemakaian
pengetahuan tentang kehidupan remaja yang ideal. narkoba. Selain itu, mulai munculnya ketertarikan
Berdasarkan pengamatan di sekolah, ekstrakurikuler dengan lawan jenis juga dapat mempengaruhi remaja
PIK-R berjalan dengan mengutamakan pemahaman siswa untuk bertindak melebihi batas norma yang ada di dalam
tentang Triad KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja). masyarakat. Pendampingan pada remaja sangat
Triad KRR adalah tiga resiko yang dihadapi oleh remaja, diperlukan untuk mencegah resiko terjadinya kenakalan
yaitu resiko-resiko yang berkaitan dengan Seksualitas, remaja. Apalagi pada remaja usia sekolah, resiko
Napza, HIV dan AIDS. Jika dikaitkan dengan fenomena kenakalan remaja akan sangat berdampak tidak baik pada
kenakalan remaja yang terjadi di Indonesia, maka masa depannya nanti.
kehadiran PIK-R di sekolah memang sangat dibutuhkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bayu
Tingginya tingkat hamil di luar nikah, aborsi, Saputra, guru BK di SMA Pawiyatan Daha Kediri pada
penyalahgunaan narkoba, dan penularan penyakit seksual tanggal 9 November 2016, dijelaskan bahwa bentuk
diharapkan dapat diminimalisir setelah adanya kegiatan kenakalan remaja yang sering terjadi di SMA Pawiyatan
ekstrakurikuler PIK-R di sekolah. Daha Kediri adalah membolos dan terlambat masuk
Keberadaan ekstakurikuler PIK-R utamanya sangat sekolah, merokok dan tidak memakai atribut yang
dibutuhkan dalam jenjang pendidikan Sekolah Menengah lengkap. Berdasarkan hasil wawancara dengan konselor
Atas (SMA). Hal tersebut karena pada masa ini anak sebaya PIK-R SMADAHA CARE Kediri terdapat
berusia 15-18 tahun telah mengalami pematangan beberapa kenakalan lainnya yang mereka jumpai di
seksual secara penuh. “Pada remaja perempuan sekolah. Jenis kenakalan tersebut antara lain, berpacaran
pematangan seksual secara penuh terjadi pada usia 16 di sekolah, menyalakan ponsel pada jam pelajaran, dan
tahun, sedang pada laki - laki pematangan seksual penuh menonton video porno di dalam kelas.
terjadi pada usia 17 -18 tahun” (Manuaba, 2008). Selain

163
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 161-175

Jumlah kenakalan remaja di SMA Pawiyatan Daha 4. Konseling Sebaya Mampu


Kediri mengalami penurunan selama tahun 2015-2016. membantu
Hal tersebut ditunjukkan dari hasil wawancara dengan teman
Seluruh
guru BK SMA Pawiyatan Daha Kediri. Penurunan sebaya
Peserta
dalam
tersebut terjadi pada jenis kenakalan membolos yaitu Didik
menyelesai
sebesar 10%. Pada tahun 2015 terjadi 30 kasus -kan
membolos, sedangkan tahun 2016 menjadi 27 kasus. masalah
Selain pada kenakalan membolos, penurunan juga terjadi 5. Membuat Agar lebih
pada jenis kenakalan terlambat masuk sekolah yaitu Website, mudah
Remaja
sebesar 25%. Pada tahun 2015 terjadi sekitar 50 anak Facebook, diakses
dan
terlambat masuk sekolah dan pada tahun 2016 terdapat Instagram, Line, oleh
Masya-
Whatsapp PIK-R masyarakat
37 anak terlambat masuk sekolah. rakat
SMADA-HA luar
Penurunan jumlah kenakalan remaja tersebut salah CARE
satunya disebabkan oleh adanya ekstrakurikuler PIK-R 6. Melakukan Memberi-
di SMA Pawiyatan Daha. Kontribusi PIK-R dalam penyulu-han kan
menekan angka kenakalan remaja diwujudkan dengan tentang narkoba, informasi
Seluruh
mengadakan program-progam yang berkaitan dengan merokok, miras, dan berita
Peserta
permasalahan yang dihadapi remaja. SMA Pawiyatan KESPRO (Konsep yang
Didik
Dasar Kesehatan sesuai
Daha Kediri telah mendirikan ekstrakurikuler PIK-R Reproduksi) dengan
pada tahun 2013. Masa kejayaan PIK-R SMADAHA fakta
CARE Kediri terjadi pada tahun 2015 dan 2016 dengan 7. Update berita Memberi-
memperoleh beberapa prestasi baik dalam tingkat lomba dan kan Remaja
kabupaten, provinsi maupun tingkat nasional. kegiatan PIK-R informasi dan
Keberhasilan mencapai prestasi tersebut merupakan hasil SMADA-HA tentang Masya-
CARE kegiatan di rakat
dari banyaknya program kerja yang disusun oleh PIK-R
PIK-R
SMADAHA CARE Kediri. Berikut program kerja yang
8. Mengikuti Memberi-
ada di PIK-R SMADAHA CARE Kediri: pelatihan- kan Pengu-
Tabel 1. Program Kerja PIK-R SMADAHA pelatihan PIK-R pengala- rus PIK-
CARE Kediri 2015-2016 man R SMA-
No. Program Kerja Tujuan Sasaran kepada DAHA
1. Pelantikan Agar Pengu- pengurus CARE
Pengurus Baru terbentuk- rus PIK- PIK-R
nya R 9. Bekerjasama Memberi-
Pengu-
pengurus SMADA dengan BKKBN kan
rus PIK-
PIK-R HA dan Polisi pengala-
R SMA-
CARE man
DAHA
pengurus
CARE
2. Pelatihan Memberi- PIK-R
Konseling Sebaya kan Sumber: Profil PIK-R SMADAHA CARE 2015-2016
pengala- Pengu- Selain program kerja di atas, peningkatan kualitas
man rus PIK- ekstrakurikuler PIK-R SMADAHA CARE juga
bagaimana R SMA- dilakukan dengan adanya pertemuan rutin yang
menjadi DAHA dilakukan setiap hari Rabu jam 14.00-15.00. Pertemuan
konseling CARE
sebaya rutin tersebut adalah sebagai berikut:
yang baik Tabel 2. Pertemuan Rutin PIK-R SMADAHA CARE
3. Laporan Pertang- Agar bulan September 2016
gungjawab-an setiap Penangg
Jenis
Pengurus dan pengurus No. Materi Waktu ung
Pengu- Kegiatan
Pemilihan mempu- Jawab
rus PIK-
Pengurus nyai 1. HIV/ Rabu, Sosiali- Konselor
R SMA-
tanggung AIDS 7 Sept sasi Sebaya
DAHA
jawab 2016, (Penyam-
CARE
setiap 14.00- paian
jabatan 15.00 Materi)
Peran Pengurus dan Pembina Ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)

2. Seks Rabu, Permain- Konselor banyak pihak terutama pada kalangan remaja. Untuk itu,
Bebas 14 Sept an Genre Sebaya akan sangat menarik jika dilakukan penelitian tentang
2016, Kids peran ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling
14.00- Remaja (PIK-R) dalam mencegah kenakalan remaja di
15.00
SMA Pawiyatan Daha Kediri, sehingga rumusan masalah
3. Paca- Rabu, Diskusi Konselor
ran 21 Sept Sebaya dalam penelitian ini adalah “bagaimana peran
Tidak 2016, ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja
Sehat 14.00- (PIK-R) dalam mencegah kenakalan remaja di SMA
15.00 Pawiyatan Daha Kediri?”.
4. Mars Rabu, Menya- Konselor
PIK-R 28 Sept nyi Sebaya METODE
SMA- 2016,
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah
DAHA 14.00-
CARE 15.00 dikemukakan, maka pendekatan penelitian yang sesuai
Sumber: Buku Administrasi PIK-R SMADAHA CARE dengan penelitian ini adalah menggunakan pendekatan
Tahun 2016 kualitatif dengan metode deskriptif. Dengan
Ekstrakurikuler PIK-R di SMA Pawiyatan Daha menggunakan metode deskriptif maka akan
Kediri terbagi menjadi lima bidang program, yaitu mempermudah dalam mendeskripsikan peran
bidang kegiatan, bidang humas dan komunikasi, bidang ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja
kewirausahaan, bidang pendidik sebaya, dan bidang (PIK-R) dalam mencegah kenakalan remaja di SMA
konselor sebaya. Bidang konselor sebaya melayani siswa Pawiyatan Daha Kediri. Selain itu data yang digunakan
yang ingin membagi masalahnya atau mencari solusi dari dalam penelitian ini lebih berupa kata-kata dan gambar
masalah yang mereka hadapi. Berdasarkan hasil bukan angka, sehingga sangat tepat jika menggunakan
wawancara dengan anggota PIK-R sekretariat konselor metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dalam
sebaya pada hari Rabu tanggal 9 November 2016, penelitian ini.
disampaikan bahwa siswa/remaja lebih sering dan lebih Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
nyaman untuk membagi masalah mereka dengan teman ini adalah studi kasus. Arikunto (2010: 185)
sebanyanya daripada harus menemui guru BK. Hal mengungkapkan bahwa “penelitian studi kasus adalah
tersebut dibuktikan dengan meningkatnya jumlah klien suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci
yang dihadapi konselor sebaya, yaitu pada tahun 2015 dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga dan
jumlah klien sebanyak 50 anak, sedangkan pada tahun gejala tertentu”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
2016 jumlah klien meningkat menjadi 96 anak. disederhakan bahwa dalam penelitian studi kasus
Merespon dari meningkatnya jumlah klien tersebut, memuat mengenai seorang individu, kasus disuatu
maka pihak sekolah memberikan ruangan sendiri bagi daerah, ataupun kasus-kasus yang terjadi di organisasi
sekretariat konselor sebaya agar konselor sebaya mampu sekolah, ekstrakurikuler sekolah, lembaga sekolah
meningkatkan perannya dalam mencegah terjadinya maupun lembaga lainnya. Apabila dikaitkan dengan
kenakalan remaja pada siswa/siswi SMA Pawiyatan penelitian ini maka sangat tepat jika desain penelitian
Daha Kediri. Karena permasalahan yang sering didapat yang dipilih adalah studi kasus, karena melalui desain
oleh konselor sebaya adalah seputar masalah pacaran, penelitian studi kasus dapat dipaparkan secara intensif
keluarga, dan teman bahkan juga masalah pelajaran. terinci dan mendalam mengenai peran ekstrakurikuler
Namun intensitas yang paling tinggi adalah masalah PIK-R dalam mencegah kenakalan remaja di SMA
pacaran. Untuk itu, dengan adanya konselor sebaya ini Pawiyatan Daha Kediri.
diharapkan mampu mencegah terjadinya pacaran yang Lokasi dalam penelitian ini adalah di SMA
tidak sehat diantara para remaja. Pawiyatan Daha Kediri. Alasan pemilihan lokasi ini
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan adalah bahwa di sekolah ini ekstrakurikuler PIK-R telah
bahwa PIK-R SMADAHA CARE Kediri memiliki berjalan dengan sangat baik. Hal tersebut dibuktikan
kualitas yang baik dalam program kerjanya. Dukungan dengan beberapa prestasi yang telah dicapai oleh PIK-R
sarana dan prasarana dari sekolah menunjukkan bahwa SMA Pawiyatan Daha Kediri, diantaranya adalah juara 1
PIK-R SMADAHA CARE memiliki peran yang strategis lomba PIK-R Tingkat Nasional tahun 2016, juara 1
dalam mencegah kenakalan remaja di SMA Pawiyatan lomba profil PIK-R 2016 Jawa Timur, juara 1 lomba
Daha. Selain itu, banyaknya dukungan dari berbagai profil PIK-R 2016 Kota Kediri, juara 3 Duta Genre Putra
instansi atau organisasi terhadap kegiatan ekstrakurikuler 2016 Kota Kediri, dan lain-lain. Beberapa prestasi
PIK-R SMADAHA CARE menandakan bahwa kegiatan tersebut menunjukkan bahwa ekstrakurikuler PIK-R di
yang dilakukan sangat memberi dampak positif terhadap SMA Pawiyatan Daha Kediri merupakan lokasi yang

165
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 161-175

tepat untuk dipilih sebagai lokasi penelitian dalam bersifat dokumenter tersebut seperti foto-foto, arsip-
penelitian ini. arsip, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini pengambilan informan Dalam penelitian ini, instrumen penelitian adalah
penelitian dilakukan dengan teknik sampling. Teknik peneliti sendiri. Peneliti menyiapkan pedoman
sampling yang digunakan adalah nonprobability wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
sampling dengan teknik purposive sampling. “Purposive disesuaikan dengan teori yang digunakan dalam
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data penelitian ini yang disesuaikan dengan pokok
dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2015:54). Jadi permasalahan dalam penelitian ini. Pokok permasalahan
tidak semua anggota PIK-R SMADAHA CARE Kediri ini dapat berkembang sehingga peneliti menemukan
dapat dijadikan sebagai informan penelitian. Untuk itu informasi lain yang berhubungan dengan pokok
dalam penelitian ini telah dipilih informan penelitian permasalahan tersebut selama wawancara berlangsung.
dengan kriteria tertentu. Dipilihnya informan sesuai Teknik analisis data dalam penelitian ini
kriteria tersebut dimaksudkan agar informasi yang menggunakan pendekatan Miles and Huberman, di mana
diberikan memiliki tingkat kebenaran yang tinggi. analisa data dilakukan berdasarkan interaktif model,
Sehingga hal tersebut akan mempermudah dalam dengan langkah sebagai berikut: (1) Reduksi Data (Data
pengolahan data. Reduction), merupakan proses pemilihan, pemusatan
Pemilihan subjek penelitian tersebut disesuaikan perhatian pada penyerdehanaan dan transformasi data
dengan kriteria sebagai berikut : (1) Siswa/siswi yang kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
pernah menerima layanan konselor sebaya PIK-R lapangan; (2) Penyajian data (data display) biasanya
SMADAHA CARE Kediri; (2) Siswa/siswi yang berbentuk teks naratif, data disusun secara sistematis
menjadi anggota dalam ekstrakurikuler PIK-R dalam atau secara simultan sehingga data yang diperoleh dapat
waktu lebih dari satu tahun. Hal tersebut dilakukan menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti. Dalam
karena mereka memiliki pengalaman yang lebih dalam penelitian ini data disajikan berupa naratif yang
kegiatan ekstrakurikuler PIK-R. Dengan pengalaman mendeskripsikan peran ekstrakurikuler PIK-R dalam
yang mereka miliki, maka akan mempermudah dalam mencegah kenakalan remaja di SMA Pawiyatan Daha
menggali data dan informasi; (3) Guru atau Pembina Kediri; (3) Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan,
ekstrakurikuler dipilih menjadi informan karena merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Hasilnya
memiliki pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang disarikan serta dibungkus dengan kepustakaan yang ada
tidak dimiliki oleh siswa/siswi anggota ekstrakurikuler sehingga dapat dihasilkan proposisi-proposisi dan
PIK-R di SMA Pawiyatan Daha Kediri. Hal tersebut masukan yang handal dalam penelitian ini. Dalam
dapat digunakan untuk menyempurnakan informasi yang penelitian ini simpulan harus dapat menghubungkan data
diberikan oleh siswa-siswi anggota ekstrakurikuler dengan teori peran Biddle&Thomas. Simpulan perlu
PIK-R. diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dipertanggungjawabkan.
menggunakan tiga cara, yaitu wawancara mendalam,
observasi, dan dokumentasi. Tujuan dilakukannya HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara mendalam (in-depth interview) adalah untuk Layanan Konselor Sebaya PIK-R SMADAHA CARE
memperoleh informasi dari anggota PIK-R SMADAHA Kediri
CARE dan Pembina PIK-R SMADAHA CARE terkait Permasalahan seputar remaja harus ditangani secara tepat
peran ekstrakurikuler PIK-R SMADAHA CARE dalam dan dengan orang yang tepat. Remaja akan cenderung
mencegah kenakalan remaja/siswa di SMA Pawiyatan merasa nyaman jika menceritakan masalah yang dihadapi
Daha Kediri. Melalui observasi partisipatif maka peneliti dengan teman sebayanya karena mereka mengganggap
akan dapat mengetahui secara langsung apa yang bahwa teman sebaya sangat mengerti dengan apa yang
dikerjakan oleh informan penelitian dan ikut merasakan mereka rasakan. Selain itu, ikatan emosi yang kuat antar
suka dukanya. Selain itu, dengan melakukan observasi remaja juga dapat memicu kepercayaan antar remaja
partisipatif maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, bahwa teman bisa memberikan solusi atas masalah yang
tajam, dan peneliti mampu memaknai setiap kegiatan mereka hadapi. Untuk itu, dengan adanya konselor
yang dilakukan oleh PIK-R SMADAHA CARE Kediri. sebaya maka remaja memiliki ruang untuk membagi
Sehingga data yang diperoleh dengan observasi segala permasalahannya. Hal tersebut sesuai dengan hasil
partisipatif dapat digunakan sebagai pembanding dengan wawancara dengan konselor sebaya PIK-R SMADAHA
data yang diperoleh melalui wawancara. Dokumentasi CARE Kediri yaitu:
digunakan untuk memperoleh data yang besifat “Ya kita menjadi pendengar sebayanya. Kan
dokumenter yang terdapat di lapangan. Data yang kalau remaja gini masih labil banyak masalah
Peran Pengurus dan Pembina Ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)

gitu. Saya sendiri kalau ada masalah kan Fahmi juga menjelaskan bahwa ia merasa senang
minimal ada yang dengerin itu lebih lega gitu. karena ada konselor sebaya di sekolah, karena ia merasa
Kalau curhat ke BK kan kaku soalnya ngobrol diperhatikan dan dapat menerima masukan tanpa rasa
sama gurunya” (Navi, Wawancara: Jumat, 10
takut, karena ia merasa takut jika dibawa ke ruang BK
Februari 2017).
Devi menambahkan bahwa remaja sangat rentan karena kebiasaannya membolos. Berikut hasil wawancara
untuk terpengaruh dengan lingkungan yang ada di dengan klien konselor sebaya yang bernama Fahmi:
sekitarnya. Hal tersebut dikarenakan rendahnya “Ya senang kak. Saya merasa diperhatikan
meskipun saya gak datang ke mereka.
pengetahuan dan minimnya informasi yang didapat
Jadinya saya senang dengan adanya mereka”
seputar permasalahan remaja. Sehingga pada saat (Wawancara: 16 Februari 2017)
wawancara Devi mengatakan bahwa: Berdasarkan petikan wawancara dengan klien
“Kan remaja itu cenderung masih labil jadi konselor sebaya didapatkan bahwa konselor sebaya
terbawa suasana, terbawa teman jadi bisa mampu membantu mengurangi beban yang dipikul oleh
terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak
klien, sehingga klien dapat berkonsentrasi ketika
diinginkan. Jadi di sini adanya PIK-R buat
membantu teman-teman yang butuh informasi, menerima pelajaran di dalam kelas dan dapat mencegah
yang butuh saran dan bisa menyelesaikan klien mengulangi kebiasaan membolos. Hasil tersebut
masalahnya” (Wawancara: 16 Januari 2017) sesuai dengan harapan dengan adanya PIK-R di sekolah
Selain itu, klien dari konselor sebaya juga yaitu :
mempertegas bahwa mereka merasa nyaman jika “Harapannya di sekolah bahwa kenakalan-
membagi masalahnya dengan konselor sebaya. Mereka kenakalan yang ada di sekolah ini menjadi
percaya bahwa dengan membagi masalahnya maka beban berkurang lah, terus pengetahuan temen-
yang mereka tanggung akan sedikit berkurang. Hal temen tentang bahaya narkoba atau freesex
menjadi bertambah biar mereka bisa menjaga
tersebut diungkapkan oleh klien yang bernama Arin
diri” (Roro, Wawancara: 10 Februari 2017)
bahwa : Berdasarkan petikan wawancara di atas dapat
“Iya diteruskan karena pasti banyak yang disimpulkan bahwa harapan dengan adanya PIK-R di
butuh sebenernya. Pasti banyak anak yang
SMA Pawiyatan Daha Kediri adalah untuk mengurangi
butuh tempat curhat, biar yang lain tidak ada
yang tau. Mungkin mereka takut kalau nanti kenakalan remaja agar remaja tidak terjerumus ke dalam
ke sebar atau kalau gak malu-malu seperti hal-hal negatif. Membolos merupakan perilaku kenakalan
itu. Jadi konselor ini sangat membantu remaja yang ada di sekolah. Konselor Sebaya telah
masalah saya” (Wawancara: 10 Februari membuktikan bahwa melalui layanan konseling sebaya
2017) maka kenakalan remaja yang ada di SMA Pawiyatan
Terkait dengan permasalahan kenakalan remaja Daha Kediri dapat dikurangi meskipun hanya sedikit.
seperti membolos juga dirasakan oleh Fahmi. Keberhasilan Konselor Sebaya dalam mengurangi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Fahmi (klien), ia perilaku kenakalan pada remaja disebabkan salah satunya
masuk dan pulang sekolah tidak sesuai dengan tata tertib karena perlakuan yang baik dari Konselor Sebaya pada
yang ada di sekolah. Kebiasaan Fahmi terlambat dan saat melakukan kegiatan konseling. Arin sebagai klien
membolos disebabkan karena: mengatakan bahwa cara konselor memperlakukannya
“Ya saya terlambat bukan karena terlambat sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan
bangun kak, tapi pas mau berangkat sekolah
menyediakan beberapa sarana seperti yang ia ungkapkan
biasanya ada kereta lewat terus berhenti
lama. Ya jadinya harus nunggu dulu. Jadinya pada saat wawancara yaitu dengan menyediakan air
terlambat sampai sekolah” (Wawancara: 16 minum dan ruangan yang hening sehingga klien merasa
Februari 2017) nyaman jika ingin membagi ceritanya. Selain itu, suasana
“Enaknya kan kalo di sini gerbangnya gak yang santai pada saat konseling juga menjadi alasan Arin
ditutup kak, bisa keluar masuk gitu. jadi ya sering mendatangi ruang konselor sebaya.
waktu istirahat kedua aku keluar terus gak Berdasarkan hasil observasi pada saat konseling
balik lagi. Kadang-kadang males kalo
sebaya juga didapatkan data bahwa pada saat konseling,
pelajaran siang-siang kak. Bosen, ngantuk
gitu. Jadinya aku pulang aja terus main gitu” konselor sebaya menunjukkan keakraban dengan klien.
(Wawancara: 16 Februari 2017) Konselor mempersilahkan klien masuk dan memintanya
“Saya sekarang jadi lebih sering di sekolah, untuk duduk di mana saja klien mau. Konselor sebaya
ya kalo males pas siang-siang di sekolah juga memberikan air minum untuk klien. Selanjutnya,
saya ajak bercanda aja temen-temen atau konselor sebaya memulai percakapan dengan santai dan
saya minta Devi buat pinjemin komik di
belum menanyakan maksud dari kedatangan klien. Ruang
perpus gitu aja kak” (Wawancara:16
Februari 2017) konselor sebaya yang berada cukup jauh dari ruang kelas,

167
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 161-175

menjadikan ruang konselor sebaya tidak bising dan “Bisa kalau ada kemauan dari teman-teman
terkesan hening serta nyaman untuk digunakan sebagai juga. Soalnya kan kita gak bisa memaksakan
tempat konseling. masukan kita diterima. Ya kita bantu
sebisanya saja. Kalo klien merespon baik ya
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10
kita akan bantu sampai selesai. Tapi kalo
Februari 2017, di dalam ruang konselor sebaya juga kliennya ya kan ada klien yang merespon
dilengkapi dengan kursi refleksi yang dapat membuat tidak baik. Ya kita gak bisa memaksa juga.
nyaman klien saat menceritakan masalahnya, pengharum Kan kita bermaksud mengarahkan bukan
ruangan, air minum, serta kipas angin yang membuat memaksa gitu” (Devi, Wawancara: 16
sejuk ruangan. Ruang konselor sebaya juga dihiasi Februari 2017)
dengan berbagai hiasan dinding yang membuat ruangan Konselor sebaya dapat membantu setiap
konselor sebaya menjadi lebih indah dan tidak suram. Cat permasalahan kliennya. Permasalahan yang paling sering
dinding yang berwarna hijau juga membuat ruang dihadapi oleh konselor sebaya adalah seputar pacaran
konselor sebaya menjadi lebih segar dan memberikan tidak sehat. Hal tersebut didapatkan berdasarkan hasil
suasana tenang. wawancara dengan informan menunjukkan bahwa
Sarana yang disediakan untuk mendukung layanan ekstrakurikuler PIK-R SMADAHA CARE mampu
konseling sebaya juga beragam. Selain ada ruang mencegah kenakalan remaja melalui layanan Konselor
konselor sebaya juga ada beberapa sarana seperti yang Sebaya. Hal tersebut disebabkan karena untuk menjadi
diungkap oleh Navi yaitu: konselor sebaya harus mengikuti pelatihan agar konselor
”Di sini ada kotak curhat. Terus nanti sebaya bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat
jawabannya ditempel di mading. Ada juga mengatasi segala macam situasi dan kondisi yang
nomor call center khusus buat konselor dihadapi oleh klien, sehingga klien dapat merasa nyaman
sendiri. Kan ada nomor telpon buat PIK-R ketika menerima layanan konseling sebaya. Apabila klien
dan ada yang buat konselor sendiri. Terus telah merasa nyaman maka konselor sebaya dapat dengan
ada ruangan ini, ruang konselor sebaya” mudah memberikan masukan dan saran yang dapat
(Wawancara: 10 Februari 2017)
mengarahkan klien untuk terhindar dari perilaku
“Kan mungkin ada yang malu sama konselor
soalnya kan gak kenal, gak terbiasa itu lewat kenakalan remaja.
kotak curhat kan nanti namanya itu pakai
nama samaran biasanya Melati, Harimau. Pemberian Informasi / Sosialisasi Oleh
Nanti kita jawabnya di mading itu untuk PIK-R SMADAHA CARE Kediri
Harimau, untuk Melati gitu” (Wawancara: Sosialisasi merupakan salah satu kegiatan yang diadakan
10 Februari 2017) PIK-R agar dapat mencegah kenakalan remaja. Salah satu
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10 Februari tujuan diadakannya sosialisasi adalah untuk memberikan
2017, keberadaan kotak curhat PIK-R SMADAHA CARE informasi kepada sasaran sosialisasi agar memiliki
Kediri mendapatkan respon yang baik dari siswa/siswi pengetahuan dan wawasan yang akan membantu mereka
SMA Pawiyatan Daha Kediri. Hal tersebut ditunjukkan dalam menghindari hal-hal negatif yang akan
dengan banyaknya surat yang ada di dalam kotak curhat. mempengaruhi dirinya. Anggota PIK-R juga mengatakan
Pada saat melakukan observasi, konselor sebaya bahwa melalui sosialisasi kenakalan remaja dapat
melakukan diskusi serta mencari solusi bersama untuk dicegah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh sebagai berikut:
temannya lewat kotak curhat. Konselor sebaya berdiskusi “Bisa, misalnya waktu sosialisasi tentang
di ruang konselor sebaya, lalu hasil diskusi di tuangkan Narkoba. Pendengar bisa pikir-pikir ulang
dalam tulisan dan hasilnya ditempel di mading PIK-R untuk menggunakan barang tersebut karena
SMADAHA CARE Kediri. mengetahui dampak yang akan diterima”
Konselor sebaya juga tidak sepenuhnya mampu (Navi, Wawancara: 10 Februari 2017)
Pencegahan kenakalan remaja melalui sosialisasi
mencegah kenakalan pada remaja. Hal tersebut
dapat dilakukan karena sebelum melakukan sosialisasi
dikarenakan ada sebagian klien yang merasa bahwa solusi
ekstrakurikuler PIK-R telah mempersiapkan segala hal
yang diberikan oleh konselor sebaya tidak sesuai dengan
yang diperlukan. Hal utama yang diperhatikan sebelum
apa yang klien inginkan. Jadi agar pencegahan kenakalan
sosialisasi adalah materi. Materi yang tepat akan
remaja dapat terjadi sepenuhnya maka dibutuhkan adanya
membuat peserta sosialisasi tertarik sehingga pesan yang
kerjasama antar klien dan konselor sebaya. Klien secara
ingin disampaikan pada saat sosialisasi dapat diterima
pribadi harus berkeinginan untuk mengubah kebiasaan
dengan baik oleh peserta sosialisasi. Hal tersebut sesuai
buruk dalam dirinya. Hal ini sesuai dengan hasil
dengan hasil wawancara dengan Navi, bahwa:
wawancara dengan konselor sebaya sebagai berikut:
Peran Pengurus dan Pembina Ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)

“Ya biasanya kita menyiapkan materi, apa Tabel 3. Dokumentasi MoU PIK-R SMADAHA
yang akan dibahas, siapa pembawa acaranya, CARE
siapa pemateri, menentukan tanggal juga”
(Wawancara, 10 Februari 2017) No. Naskah Tanggal
Pihak 1 Pihak 2 Kerja
Agnes juga menambahkan bahwa materi yang Kerjasama
disampaikan harus sesuai dengan kondisi yang saat ini sama
PIK-R SMA Radio 047/I04.4.2/Rabu, 13
sedang terjadi. Berikut cuplikan hasil wawancara dengan
DAHA CARE Bonansa SMAPaw.D Januari
Agnes: Kediri FM Kota aha/TU/201 2016
“Materi yang akan disampaikan kak. Itu udah Kediri 6
yang paling penting. Materi itu harus sesuai PIK-R SMA PIK-R 046/I04.4.2/ Senin, 11
dengan kondisi kak. Kalo memperingati hari DAHA CARE Joyoboyo SMAPaw.D Januari
AIDS ya kita kasih sosialisasi tentang AIDS, Kediri Kota aha/TU/201 2016
biar temen-temen itu tau penyebab dan akibat Kediri 6
dari AIDS. Terus harus dipaskan waktu sama PIK-R SMA Komisi 054/I04.4.2/ Rabu, 18
tempatnya kak” (Wawancara: 16 Februari 2017) DAHA CARE Penanggu- SMAPaw.D November
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat Kediri langan aha/TU/201 2015
bahwa dalam kegiatan sosialisasi yang diutamakan AIDS 5
adalah kualitas dari materi yang disampaikan. Materi Daerah 012/SET/II/
harus disesuaikan dengan kondisi saat sosialisasi dan (KPAD) 2015
siapa yang menjadi sasaran sosialisasi. PIK-R adalah Kota
Kediri
ekstrakurikuler yang dijalankan dari, oleh dan untuk
Alasan PIK-R SMADAHA CARE Kediri melakukan
remaja. Jadi materi sosialisasi yang disampaikan oleh
MoU adalah agar materi yang disampaikan pada saat
PIK-R adalah seputar permasalahan remaja. Hal tersebut
sosialisasi memiliki tingkat kebenaran yang tinggi.
senada dengan hasil wawancara dengan anggota PIK-R,
Meskipun PIK-R dikelola oleh, dari dan untuk remaja
seperti di bawah ini:
tetapi mereka tidak ingin memberikan informasi dan
“Yang paling sering ya soal kenakalan remaja
itu mbak. Kan macem-macem misalnya pengetahuan yang nantinya akan disalah artikan oleh
narkoba, pergaulan bebas gitu. Dari teman sebayanya. Untuk itu PIK-R SMADAHA CARE
kenakalan remaja itu juga kan bisa ke Kediri meminta bantuan kepada tenaga yang ahli
HIV/AIDS itu termasuk akibatnya” (Navi, dibidang tersebut. Hal ini juga serupa dengan hasil
Wawancara: 10 Februari 2017) wawancara dengan anggota PIK-R SMADAHA CARE
Berdasarkan hasil wawancara di atas, alasan Kediri, bahwa:
pemilihan materi salah satunya karena tujuan PIK-R “Untuk menambah pengetahuan langsung
adalah untuk memberikan layanan informasi seputar dan dapat mengetahui jelas masalah narkoba
Triad KRR. Triad KRR adalah tiga resiko yang dihadapi dan HIV/AIDS juga. Biar informasinya itu
remaja seputar narkoba, seks bebas, dan AIDS. Selain itu, gak salah gitu kak. Kasihan temen-temen
untuk menghindarkan remaja terutama siswa/siswi SMA kalo dapat informasi yang salah” (Agnes,
Pawiyatan Daha Kediri dari bahaya-bahaya Triad KRR. Wawancara: 16 Februari 2017)
PIK-R SMADAHA CARE Kediri melakukan
Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Agnes,
sosialisasi pada saat-saat tertentu. Setiap minggu
bahwa:
melakukan sosialisasi dengan memberikan informasi
“Karena supaya mengetahui bahaya-bahaya
yang disebabkan oleh narkoba sama rokok pada saat pertemuan rutin mingguan. Berdasarkan hasil
terus dampaknya bagi tubuh kita kak. Kan observasi pada saat pertemuan rutin mingguan
sama kan banyak kepingin taunya ya kak. didapatkan data bahwa siswa/siswi anggota PIK-R
Kan anak-anak coba-coba gitu jadi sebelum kurang bersemangat mengikuti kegiatan pertemuan rutin.
terlanjur lebih dulu di kasih tau” (Wawancara, Pada tanggal 8 Maret 2017 pertemuan rutin membahas
16 Februari 2017) tentang hasil pertemuan PIK-R tingkat Nasional.
Sosialisasi yang diadakan oleh PIK-R SMADAHA
Perwakilan PIK-R SMADAHA CARE Kediri
CARE Kediri mendapatkan dukungan dari berbagai
membagikan pengalaman serta pengetahuannya kepada
pihak atau lembaga yang telah melakukan MoU dengan
seluruh anggota PIK-R, akan tetapi jumlah anggota yang
PIK-R SMADAHA CARE Kediri. Berdasarkan hasil
hadir dalam kegiatan tersebut hanya 10 anak.
pengumpulan data dengan dokumentasi didapatkan data
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa
bahwa PIK-R SMADAHA CARE Kediri melakukan
beberapa anggota PIK-R lainnya sibuk dengan kegiatan
MoU dengan beberapa lembaga terkait dengan kegiatan
OSIS dan sisanya merasa malas untuk mengikuti
sosialisasi. Lembaga tersebut adalah:
kegiatan pertemuan rutin. Berdasarkan hasil observasi

169
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 161-175

juga didapatkan bahwa Pembina PIK-R SMADAHA tau aja itu ada kandungan narkobanya gitu
CARE Kediri jarang menemani siswa/siswi PIK-R dalam mbak” (Wawancara: 25 Februari 2017)
menjalankan kegiatan pertemuan rutin. Pembina akan Manfaat dari adanya sosialisasi tidak hanya
hadir jika ada kegiatan khusus seperti kegiatan latihan dirasakan oleh siswa/siswi SMA Pawiyatan Daha Kediri,
gabungan ataupun ketika ada tamu dari pihak luar. tetapi manfaat juga dirasakan oleh anggota dari PIK-R
Pada saat sosialisasi pada hari Sabtu, 25 Februari SMADAHA CARE Kediri. Berdasarkan hasil penelitian,
2017, PIK-R SMADAHA CARE Kediri menayangkan manfaat yang diambil oleh anggota PIK-R SMADAHA
video tentang bahaya HIV/AIDS. Penyampaian materi CARE Kediri adalah:
sosialisasi diselingi dengan candaan agar siswa/siswi “Sejauh ini manfaat yang dapat saya ambil
ya saya punya banyak pengetahuan seputar
peserta sosialisasi tidak merasa bosan dan mengantuk.
bahaya-bahaya dari narkoba, freesex gitu.
Selain itu, diakhir kegiatan sosialisasi PIK-R Nanti pengetahuan ini kan bisa saya gunakan
memberikan umpan balik kepada peserta sosialisasi untuk melindungi diri biar gak terjerumus ke
dengan memberikan pertanyaan untuk mengetahui hal-hal negatif kak” (Agnes, Wawancara 16
apakah materi yang disampaikan telah sampai kepada Februari 2017)
peserta sosialisasi. Salah satu pertanyaan yang Wahyu sebagai anggota PIK-R SMADAHA CARE
disampaikan oleh PIK-R SMADAHA CARE Kediri Kediri juga mengatakan bahwa setelah mengikuti
adalah “Mengapa HIV/AIDS tidak menular melalui ekstrakurikuler PIK-R dan mendapatkan beberapa
gigitan nyamuk?”, lalu peserta sosialisasi yang bernama informasi melalui sosialisasi tentang bahaya narkoba dan
Yuyun menjawab “Karena HIV/AIDS tidak menular merokok, ia mulai menghilangkan kebiasaan merokok
lewat hewan , melainkan lewat jarum suntik, air susu, dan yang telah ia lakukan sejak SMP. Berdasarkan hasil
seks bebas”. Setiap pertanyaan yang ditanyakan oleh wawancara, Wahyu mengatakan bahwa:
PIK-R SMADAHA CARE Kediri dapat dijawab oleh “Saya dulu merokok bahkan sampai
peserta sosialisasi, hal tersebut menunjukkan bahwa minuman keras waktu SMP soalnya waktu
SMP lingkungan saya buruk. Satu kelas aja
materi sosialisasi telah dipahami oleh peserta sosialisasi.
laki-lakinya 15 yang gak pakai narkoba cuma
Sosialisasi yang diberikan oleh PIK-R SMADAHA 3 orang termasuk saya. Berhenti pada saat
CARE Kediri mendapatkan berbagai macam respon dari saya masuk di SMA. Awalnya waktu lulusan
siswa/siswi SMA Pawiyatan Daha Kediri. Berdasarkan SMP masih sedikit-sedikit tapi sekarang
hasil wawancara dengan siswa/siswi yang pernah udah gak lagi. Apalagi waktu ikut PIK-R
mengikuti sosialisasi didapatkan hasil bahwa : diberitahu tentang bahaya merokok, narkoba
“Iya ada pengaruhnya sih kak. Kan tadi itu jadi saya sadar” (Wawancara: 10 Februari
dijelasin kalo HIV itu bisa menular lewat 2017)
hubungan badan, jadi ya itu kak jangan Keberhasilan PIK-R dalam mencegah kenakalan
pacaran yang aneh-aneh kayak melakukan remaja melalui sosialisasi tidak lepas dari berbagai
seks bebas gitu, soalnya itu bisa hambatan. Hambatan tersebut berasal dari peserta
menyebabkan HIV. Terus harus setia sama sosialisasi maupun jadwal sosialisasi. Hal tersebut
pasangan, jangan gonta ganti pasangan. diungkapkan oleh anggota PIK-R pada saat wawancara,
Kalau anak remaja kan bisa mudah terkena bahwa:
kayak pergaulan gitu, jadi kalo dapet
“Hambatannya sih paling banyak di siswa
informasi gini kan jadi bisa jaga diri soalnya
yang susah diatur gitu kak. Terus juga
tau bahayanya” (Aqila, Wawancara: 25
waktunya… Ya waktu yang dikasih waktu
Februari 2017)
sosialisasi itu cuma sebentar” (Agnes,
Berdasarkan hasil petikan wawancara di atas dapat
Wawancara: 16 Februari 2017)
disimpulkan bahwa melalui sosialisasi kenakalan remaja Hambatan tersebut mampu diatasi oleh
dapat dicegah, karena dengan memberikan wawasan serta anggota PIK-R SMADAHA CARE Kediri dengan:
informasi pada remaja maka mereka akan lebih berhati- “Kalo siswa yang susah diatur itu biasanya
hati dalam bertindak agar tidak sampai merugikan diri kita ajak becanda dulu. Ngasih materi yang
mereka sendiri maupun merugikan oranglain. hal tersebut santai sama diselingi guyonan kak. Nanti kalo
sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta sosialisasi udah mulai tenang kita masuk lagi ke materi.
yang bernama Reno, bahwa: Biar materinya bisa bener-bener diserap. Kalo
“Iya ada pengaruhnya mbak. Sekarang jadi waktu sih kita diskusikan dulu kak, soalnya
saya harus lebih berhati-hati dalam agak ruwet kalo masalah waktu”(Agnes,
bertindak. Kayak jangan ganti-ganti Wawancara: 16 Februari 2017)
pasangan gitu, jangan melakukan seks Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas dapat
bebas, terus kalo dapet makanan atau disimpulkan bahwa ekstrakurikuler PIK-R SMADAHA
minuman harus lebih berhati-hati, kan siapa CARE Kediri memiliki peran mencegah kenakalan
Peran Pengurus dan Pembina Ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)

remaja di SMA Pawiyatan Daha Kediri melalui mungkin dia bisa kecantol, ke bawa arus ke
sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan oleh PIK-R situ. Di sini life skill itu, jika seumpama ada
SMADAHA CARE Kediri didukung oleh lembaga- pengangguran, kita bisa mengajak teman-
teman untuk belajar life skill, itu nanti kan
lembaga yang bekerjasama dengan PIK-R SMADAHA
bisa dibuat suatu kelompok untuk UMKM,
CARE Kediri. Adanya kerjasama tersebut menunjukkan jadi nanti dapat menguntungkan sekali buat
adanya komitmen yang tinggi dari ekstrakurikuler PIK-R teman-teman. Meskipun hasilnya sedikit tapi
SMADAHA CARE Kediri dalam mencegah kenakalan kan bermanfaat sekali buat teman-teman
remaja melalui sosialisasi. Selain itu, respon yang baik daripada menganggur dan mencegah
dari siswa/siswi SMA Pawiyatan Daha Kediri juga kenakalan-kenakalan” (Andri, Wawancara, 08
menunjukkan bahwa sosialisasi yang diberikan oleh PIK- Maret 2017)
Pelatihan life skill yang didapatkan oleh PIK-R
R SMADAHA CARE Kediri sangat dibutuhkan oleh
SMADAHA CARE Kediri berasal dari BPPKB Kota
remaja khususnya di SMA Pawiyatan Daha Kediri.
Kediri. Pelatihan tersebut dilakukan selama 3 hari,
dimana masing-masing ekstrakurikuler PIK-R se-Kota
Pelatihan Life Skill PIK-R SMADAHA CARE Kediri
Pelatihan life skill adalah salah satu pelatihan yang Kediri mengirimkan perwakilan sebanyak 3 sampai 4
diadakan oleh PIK-R SMADAHA CARE Kediri untuk anak untuk mengikuti pelatihan life skill. Berdasarkan
memberikan bekal keterampilan bagi anggotanya hasil wawancara didapatkan data bahwa pelatihan life
maupun bagi siswa/siswi SMA Pawiyatan Daha Kediri. skill yang diberikan oleh BPPKB adalah pembuatan mug,
Melalui pelatihan life skill diharapkan siswa/siswi SMA pembuatan pin, wadah kaset dari karton, dan beberapa
Pawiyatan Daha Kediri memiliki keterampilan yang kerajinan lainnya. PIK-R SMADAHA CARE Kediri
dapat digunakan ketika mereka lulus dari Sekolah mengirimkan 3 perwakilan untuk mengikuti pelatihan life
Menengah Atas (SMA). Selain itu, pelatihan life skill skill yang diadakan oleh BPPKB yaitu Roro, Galih, dan
juga diperlukan karena di Sekolah Menengah Atas Wahyu. Setelah mengikuti pelatihan life skill, ketiga
(SMA), siswa/siswi tidak dibekali keterampilan yang perwakilan tersebut membagikan ilmu yang didapatkan
dapat digunakan dalam dunia kerja berbeda dengan kepada anggota PIK-R yang lainnya. Hal tersebut sesuai
siswa/siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dengan hasil wawancara di bawah ini:
lebih banyak mendapatkan pelatihan keterampilan agar “Tentu saja mbak. Saya ajarkan ke anggota-
anggota yang lain. Soalnya itu perlu mbak,
bisa masuk dunia kerja ketika sudah lulus sekolah. Hal
disini itu bukan hanya materi ini-ini tetapi
tersebut sesuai dengan hasil wawancara dibawah ini: juga ada bidang yang lain yaitu life skill yang
“Perlu. Biar generasi muda memiliki wawasan harus dikuasai. Jadi seumpamanya kalo ada
atau pandangan untuk ke depannya. Punya yang pesen, nanti saya gak bisa otomatis kan
ketrampilan kan bisa jadi hobby. Nah hobby yang lain bisa membuatin dan nanti langsung
itu sendiri bisa jadi pengisi waktu luang. dicetak sendiri” (Andri, Wawancara: 08 Maret
Pengisi waktu luang yang bersifat positif 2017)
tentunya” (Navi, 10 Februari 2017) Adanya pelatihan life skill membuat anggota PIK-R
Berdasarkan petikan wawancara di atas dapat mendapatkan penghasilan tambahan untuk dirinya sendiri
disimpulkan bahwa pelatihan life skill memang maupun untuk menambah uang kas PIK-R SMADAHA
dibutuhkan oleh remaja, khususnya bagi mereka yang CARE Kediri. Hal tersebut dikarenakan hasil produk
ketika lulus tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih PIK-R SMADAHA CARE Kediri banyak memiliki
tinggi. Dengan memberikan bekal keterampilan pada peminat. Selain memberikan pelatihan life skill kepada
remaja maka akan sedikit mengurangi jumlah seluruh anggota PIK-R SMADAHA CARE Kediri,
pengangguran karena setelah lulus sekolah remaja dapat ketiga perwakilan tersebut juga memberikan pelatihan
menerapkan keterampilan yang mereka dapatkan ketika kepada seluruh peserta didik SMA Pawiyatan Daha
mengikuti pelatihan life skill. Pelatihan life skill juga Kediri apabila mereka ingin mempelajari bagaimana cara
mampu mencegah terjadinya kenakalan pada remaja. Hal membuat telor asin, pin, sticker ataupun mug. PIK-R
tersebut sesuai dengan hasil wawancara di bawah ini: SMADAHA CARE Kediri sangat menghargai keinginan
“Gini mbak soalnya kebanyakan remaja itu siswa/siswi untuk mengembangkan keterampilan mereka
kan mengalami masalah kayak di Triad KRR
di luar bidang akademik. Hal tersebut sesuai dengan hasil
itu ya, nah untuk menangani masalah itu kita
itu bentuk life skill. Kenapa? Soalnya agar wawancara dengan anggota PIK-R SMADAHA CARE
anak remaja itu tidak condong ke masalah- Kediri sebagai berikut:
masalah seputar kenakalan remaja. Soalnya “Kalau itu sih kita terbuka untuk siapa saja
kayak misalnya narkoba itu berasal dari yang ingin belajar. Jadi walaupun oranglain,
pengangguran dan pergaulannya. Jika walaupun siswa lain yang bukan anggota PIK-
pergaulannya itu buruk ke narkoba-narkoba R kita tetap memberikan pelatihan jika mereka

171
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 161-175

menginginkan. Nah disitu kita gak masalah kotorannya gak dibuang, tapi diolah lagi
buat ngajarin, yang penting siswa lain itu menjadi pupuk. Jadi dari situ akhirnya mereka
memiliki keinginan untuk belajar ya kita tau kalo kotoran-kotoran itu dikumpulin nanti
tampung. Soalnya kita sangat menghargai dibuat pupuk terus dijual. Nanti kan jadi uang.
ketika orang pengen belajar dari kita” (Andri, Selain kotoran, air kencing juga bisa mbak.
Wawancara: 08 Maret 2017) Soalnya itu zat haranya” (Andri, Wawancara:
Berdasarkan petikan wawancara di atas dapat 08 Maret 2017)
disimpulkan bahwa PIK-R SMADAHA CARE Kediri Pelatihan life skill sangat dibutuhkan oleh remaja
memiliki peran yang penting dalam mencegah kenakalan karena dengan memberikan bekal keterampilan pada
remaja di SMA Pawiyatan Daha Kediri melalui pelatihan mereka maka akan memperkecil terjadinya kenakalan
life skill. Hal tersebut dikarenakan PIK-R SMADAHA remaja. Hal tersebut disebabkan karena remaja yang tidak
CARE Kediri tidak hanya mengutamakan anggotanya memiliki keterampilan akan cenderung melakukan
saja, namun PIK-R SMADAHA CARE Kediri juga tindakan-tindakan yang negatif untuk memenuhi
memberikan kesempatan kepada seluruh siswa/siswi kebutuhan pribadinya. Dengan memiliki bekal
SMA Pawiyatan Daha Kediri untuk mengembangkan keterampilan berwirausaha maka remaja akan berusaha
keterampilan yang mereka miliki agar mampu diterapkan menerapkan hal tersebut ketika mereka terhimpit masalah
ketika sudah lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). ekonomi. Selain itu, remaja khususnya yang masih
PIK-R SMADAHA CARE Kediri mendapatkan sekolah membutuhkan pelatihan life skill untuk
dukungan dari pihak sekolah terkait dengan program mempersiapkan diri mereka di masa depan. Ketika lulus
pelatihan keterampilan (life skill). Bentuk dukungan sekolah dan belum mempunyai pekerjaan maka mereka
sekolah diwujudkan dalam pemberian peralatan life skill akan membuka lapangan usaha untuk dirinya sendiri dan
seperti alat pencetak pin, printer untuk sticker, kantin untuk oranglain.
PIK-R, komputer untuk membuat desain dan peralatan
dapur untuk membuat produk makanan dan minuman Pembahasan
yang dijual di kantin PIK-R. Hal tersebut sesuai dengan Dalam pembahasan hasil penelitian ini, akan digunakan
hasil wawancara dengan anggota PIK-R sebagai berikut: teori peran dari Biddle and Thomas sebagai pisau
“Kita ada mesin pencetak pin, ada juga print, analisis. Terdapat beberapa istilah dalam teori peran dari
ada juga mesin pencetak stiker, sama kita juga Biddle and Thomas, yaitu istilah tentang orang dan istilah
boleh pinjam pakai alat pembuat mug di tentang perilaku dalam peran. Istilah tentang orang dibagi
BPPKB. Kalau buat life skill yang makanan menjadi dua bagian yaitu aktor dan target. Berdasarkan
kita tinggal beli bahan-bahannya aja, soalnya hasil penelitian menunjukkan bahwa yang berkedudukan
kan di ruang life skill sudah ada alat-alat untuk
sebagai aktor adalah PIK-R SMADAHA CARE Kediri,
masak kak”(Roro, Wawancara: 17 Februari
2017) sedangkan yang berkedudukan sebagai target adalah
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan data bahwa seluruh siswa/siswi SMA Pawiyatan Daha Kediri.
PIK-R SMADAHA CARE Kediri juga melalukan Istilah tentang perilaku dalam peran terbagi menjadi
kerjasama (MoU) untuk menunjang program pelatihan lima yaitu expectation (harapan), norm (norma),
keterampilan (life skill). Kerjasama dilakukan dengan performance (wujud perilaku nyata), evaluation and
Laundry Bening dan Peternakan Kambing Etawa. sanction (penilaian dan sanksi). Pertama, expectation
Dengan melakukan kerjasama maka akan menambah (harapan) adalah harapan-harapan orang lain tentang
wawasan anggota PIK-R terkait dengan dunia wirausaha. perilaku yang pantas yang seyogyanya ditunjukkan oleh
Selain itu, melalui kerjasama maka akan mempermudah seseorang yang mempunyai peran tertentu. Berdasarkan
mereka mempelajari bagaimana menjalankan usaha hasil penelitian, PIK-R diharapkan mampu untuk
langsung kepada ahlinya. Hal tersebut sesuai dengan mencegah terjadinya perilaku kenakalan remaja di SMA
hasil wawancara sebagai berikut: Pawiyatan Daha Kediri. PIK-R diharapkan mampu
“Manfaat yang didapat kita bisa sharing belajar mengarahkan siswa/siswi SMA Pawiyatan Daha Kediri
membuat makanan buat kambing, juga belajar menuju perilaku yang positif.
laundry atau jasa dari situ kak. Seenggaknya Kedua, norm (norma), menurut Secord and Backman
jika kita sudah melakukan MoU itu banyak sih. “norma” hanya merupakan salah satu bentuk “harapan”.
Dari awal kan kita gak tau apa-apa, datang Berdasarkan hasil penelitian, norm (norma) dari konselor
hanya sebagai gelas kosong, kita kesana itu
sebaya adalah membantu siswa/siswi dalam
akhirnya mendapatkan air setetes-tetes hingga
kita dapat air setengah gelas itu bahkan sampai menyelesaikan masalah yang mereka hadapi sehingga
penuh. Jadi awalnya kita kesana itu gak tau remaja tidak terjerumus ke dalam tindakan kenakalan
apa-apa. Kita melihat proses-prosesnya, oh remaja. Remaja membutuhkan perhatian dan rasa
ternyata gini tah. Oh ternyata peternak itu, nyaman ketika menghadapi masalah. Mereka
Peran Pengurus dan Pembina Ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)

membutuhkan seseorang yang bersedia mendengarkan Selain itu, PIK-R juga memberikan pelatihan life
dengan penuh simpati, serius dan memberikan skill. Pelatihan life skill adalah pelatihan keterampilan
kesempatan untuk berbagi kesulitan dan perasaan seperti hidup. Ketrampilan hidup ini memiliki beberapa jenis,
marah, menangis, takut, dan cemas. Jadi, apabila yaitu: “ketrampilan fisik, ketrampilan mental,
kebutuhan remaja tersebut dapat terpenuhi maka dapat ketrampilan emosional, ketrampilan spiritual,
diramalkan bahwa konselor sebaya mampu ketrampilan kejuruan, ketrampilan menghadapi kesulitan
menghindarkan remaja dari tindakan kenakalan remaja. (adversity skills) : mengubah hambatan menjadi
Ketiga, performance (wujud perilaku) dalam peran. peluang” (BKKBN, 2014:189) Hasil penelitian
Wujud perilaku nyata ini bervariasi, berbeda-beda dari menunjukkan bahwa PIK-R SMADAHA CARE Kediri
satu aktor ke aktor yang lain. Berdasarkan hasil lebih mengutamakan pelatihan ketrampilan emosional
penelitian, PIK-R memiliki beberapa wujud peran dalam dan ketrampilan kejuruan.
mencegah kenakalan remaja, yaitu sebagai konselor Keterampilan emosional ditunjukkan dengan
sebaya, pemberi informasi/sosialisasi, dan pelatihan life ketrampilan berkomunikasi dengan oranglain. Anggota
skill. PIK-R SMADAHA CARE Kediri sebagai aktor PIK-R SMADAHA CARE Kediri dibekali ketrampilan
harus menunjukkan beberapa perilaku yang berkaitan untuk mampu berkomunikasi secara efektif dengan
dengan perannya sebagai konselor sebaya. Perwujudan oranglain. Berdasarkan hasil penelitian, komunikasi yang
perilaku dalam peran tersebut dalam teori peran Biddle efektif dilakukan dengan cara memberikan perhatian
and Thomas termasuk dalam istilah performance (wujud fisik secara penuh kepada lawan bicara. Misalnya dengan
perilaku nyata). Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan memperhatikan gerakan tubuhnya, menjaga kontak mata,
bahwa performance yang dilakukan oleh konselor sebaya dan menunjukkan ekspresi wajah sebagai tanda
tidak hanya memberikan layanan konseling dengan tatap ketertarikan terhadap apa yang diucapkan oleh lawan
muka secara langsung, akan tetapi konselor sebaya juga bicara.
menyediakan beberapa perantara yang dapat Pelatihan keterampilan kejuruan yang diberikan oleh
menghubungkan mereka dengan target konseling. PIK-R SMADAHA CARE Kediri, yaitu pelatihan
PIK-R SMADAHA CARE Kediri juga menyediakan pembuatan pin, pembuatan mug, telor asin, dan sticker.
sarana yang dinamakan sebagai kotak curhat. PIK-R Pelatihan-pelatihan tersebut didapatkan PIK-R
menyadari bahwa tidak semua siswa/siswi SMA SMADAHA CARE Kediri dari BKKBN. Berdasarkan
Pawiyatan Daha Kediri memiliki keberanian untuk hasil penelitian, pelatihan keterampilan hidup (life skill)
berkonseling atau meminta bantuan secara langsung dilaksanakan selama 2 hari di kantor BKKBN dengan
kepada konselor sebaya. Kotak curhat adalah sarana mengirimkan perwakilan anggota PIK-R sebanyak 3
yang disediakan untuk siswa/siswi SMA Pawiyatan Daha sampai 4 anak. Setelah mengikuti pelatihan, anggota
Kediri yang merasa malu dan tidak berani untuk PIK-R membagikan pengalamannya dengan anggota
mengutarakan secara langsung permasalahan yang PIK-R lain yang tidak mengikuti pelatihan. Tujuannya
sedang mereka hadapi kepada konselor sebaya PIK-R adalah agar seluruh anggota PIK-R memiliki
SMADAHA CARE Kediri. Dengan adanya kotak curhat, keterampilan yang sama dan dapat membantu jika ada
maka konselor sebaya PIK-R SMADAHA CARE Kediri permasalahan dalam bidang life skill.
dapat membantu siswa/siswi yang membutuhkan bantuan Keempat, evaluation (penilaian) dan sanction
tanpa membuat klien merasa malu. (sanksi). Biddle and Thomas mengatakan bahwa
PIK-R SMADAHA CARE Kediri juga melakukan penilaian dan sanksi didasarkan pada harapan
sosialisasi untuk mencegah kenakalan remaja di SMA masyarakat tentang norma. Berdasarkan norma itu orang
Pawiyatan Daha Kediri. Kegiatan sosialisasi dilakukan memberikan kesan positif dan negatif terhadap suatu
setiap awal tahun ajaran baru dan ketika ada kegiatan- peran. Kesan positif dan negatif inilah yang dinamakan
kegiatan tertentu seperti memperingati Hari AIDS penilaian peran. Berdasarkan hasil penelitian kesan
Nasional, Hari Antinarkoba Sedunia (HANI) ataupun positif ditunjukkan oleh siswa/siswi SMA Pawiyatan
ketika ada kegiatan latihan gabungan ekstrakurikuler di Daha Kediri terhadap peran PIK-R. Hal tersebut
sekolah. Berdasarkan hasil observasi pada saat kegiatan ditunjukkan ketika kegiatan sosialisasi. Siswa/siswi
latihan gabungan esktrakurikuler di SMA Pawiyatan SMA Pawiyatan Daha Kediri bersikap tenang,
Daha Kediri, ekstrakurikuler PIK-R menjalankan memperhatikan setiap materi yang disampaikan dan
perannya dengan memberikan sosialisasi tentang mencatatnya, sesekali mereka bergurau dan tidak fokus
HIV/AIDS. Sosialisasi tersebut ditujukan kepada 70 dengan materi yang disampaikan namun pemateri dari
siswa/siswi SMA Pawiyatan Daha Kediri bertempat di PIK-R SMADAHA CARE Kediri mencoba
Aula SMA Pawiyatan Daha Kediri. mengembalikan konsentrasi mereka dengan memberikan

173
Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Volume 05 Nomor 02 Tahun 2017, 161-175

candaan dan gurauan agar siswa/siswi tidak merasa PENUTUP


bosan dan mengantuk. Simpulan
Kesan positif juga ditunjukkan dengan menjawab Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik
pertanyaan yang disampaikan oleh pemateri. Pada saat wawancara, observasi, dan dokumentasi yang
pemateri menanyakan mengenai penyebab penularan dilaksanakan di SMA Pawiyatan Daha Kediri tentang
HIV/AIDS salah satu peserta sosialisasi menjawab, peran ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling
“Karena HIV/AIDS tidak menular lewat hewan, Remaja (PIK-R) dalam mencegah kenalakan remaja di
melainkan lewat jarum suntik, air susu, dan seks bebas”. SMA Pawiyatan Daha Kediri dapat diambil beberapa
Hal tersebut menunjukkan bahwa materi yang kesimpulan. Sesuai dengan data yang diperoleh,
disampaikan pada saat sosialisasi mampu diterima diketahui bahwa terdapat tiga peran PIK-R SMADAHA
dengan baik oleh peserta sosialisasi. Apabila materi CARE Kediri dalam mencegah kenakalan remaja, yaitu
dapat tersampaikan dengan baik maka hal tersebut dapat melalui konselor sebaya, sosialisasi, dan pelatihan life
mempengaruhi pola pikir peserta sosialisasi sehingga skill.
dapat menjadi salah satu langkah untuk mencegah Konselor sebaya berperan untuk membantu
terjadinya kenakalan remaja. siswa/siswi SMA Pawiyatan Daha Kediri dalam
Selain itu, penilaian positif juga ditunjukkan dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi agar mereka tidak
keberadaan kotak curhat. Hasil dari penyediaan layanan salah dalam mengambil jalan keluar. Konselor sebaya
kotak curhat sangat memuaskan. Hal tersebut bukanlah tenaga ahli, sehingga ketika konselor sebaya
ditunjukkan dengan antusias yang cukup baik dari tidak dapat membantu menyelesaikan permasalahan
siswa/siswi SMA Pawiayatan Daha Kediri dalam klien, maka konselor sebaya akan meminta bantuan
memanfaatkan kotak curhat. Berdasarkan hasil penelitian kepada tenaga ahli yaitu Guru BK di sekolah.
didapatkan bahwa terdapat beberapa surat curhat yang Sosialisasi dilaksanakan untuk memberikan
ditulis oleh target yaitu siswa/siswi SMA Pawiyatan informasi dan pengetahuan seputar permasalahan Triad
Daha Kediri kepada PIK-R SMADAHA CARE Kediri. KRR (HIV/AIDS, NAPZA, Seks Bebas). Kegiatan
Untuk menjaga kerahasiaan identitas klien, maka klien sosialisasi dilaksanakan oleh anggota PIK-R
akan menyamarkan namanya. Konselor sebaya SMADAHA CARE Kediri dan pihak-pihak lain yang
membalas surat curhat dari klien melalui mading PIK-R melakukan MoU dengan PIK-R. Sosialisasi
SMADAHA CARE Kediri. Dengan menempelkan mendapatkan respon positif dari siswa/siswi, karena
balasan surat tersebut maka konselor sebaya telah sedikit mereka menjadi lebih mengetahui tentang permasalahan-
meringankan permasalahan yang dihadapi oleh klien permasalahan seputar kehidupan remaja dan mengetahui
meskipun konselor sebaya tidak mengetahui siapa yang bagaimana cara mencegahnya.
telah menulis surat curhat tersebut. Pelatihan life skill adalah pelatihan keterampilan
Kelima, sanction (sanksi) adalah usaha orang untuk hidup yang diberikan kepada remaja untuk membekali
mempertahankan suatu nilai positif. Sanksi ini mereka dalam menghadapi kehidupan di masa depan.
ditunjukkan oleh klien konselor sebaya. Klien yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa PIK-R SMADAHA
awalnya memiliki perilaku negatif berubah menjadi CARE Kediri lebih mengutamakan pelatihan
berperilaku positif setelah mendapatkan pelayanan dari keterampilan emosional dan ketrampilan kejuruan.
PIK-R SMADAHA CARE Kediri. Keberadaan konselor Keterampilan emosional adalah kemampuan untuk
sebaya di SMA Pawiyatan Daha Kediri memiliki bersikap tegas (asertif) dan mampu berkomunikasi
kontribusi dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja dengan orang lain (interpersonal). Sementara itu, untuk
di SMA Pawiyatan Daha Kediri. Hal tersebut keterampilan kejuruan dilakukan dengan memberikan
ditunjukkan dengan perilaku klien konselor sebaya. pelatihan kewirausahaan, seperti pelatihan pembuatan
Mereka menunjukkan perilaku yang sesuai dengan saran mug, pin, stiker, dan telor asin. PIK-R SMADAHA
yang diberikan oleh konselor sebaya. Misalnya, klien CARE Kediri memiliki kantin PIK-R untuk menjajakan
yang bernama Fahmi, ia memiliki kebiasaan terlambat produk life skill.
dan membolos. Setelah mendapatkan saran dan masukan
dari konselor sebaya, ia mulai mengurangi kebiasaan Saran
membolos yang sering ia lakukan. Perilaku yang Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa
ditunjukkan oleh Fahmi membuktikan bahwa konselor permasalahan sehingga peneliti mengajukan beberapa
sebaya mampu mencegah kenakalan remaja. saran. Saran tersebut antara lain sebagai berikut: (1) Bagi
siswa/siswi anggota PIK-R SMADAHA CARE Kediri,
hendaknya lebih bersemangat dalam mengikuti
pertemuan rutin mingguan yang dilaksanakan oleh PIK-R
Peran Pengurus dan Pembina Ekstrakurikuler Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)

agar memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bertambah-3-juta-orang, diakses pada 19 Januari
dibutuhkan sebagai anggota PIK-R; (2) Bagi Pembina 2016).
PIK-R, hendaknya mendampingi ketika ada pertemuan Tindall, J.D. and Gray, H.D. 1985. Peer Counseling:In-
ruitn PIK-R. Hal tersebut dapat mendorong semangat dan Depth Look At Training Peer Helpers.
dapat memotivasi anggota PIK-R untuk hadir dan Muncie:Accelerated Development Inc.
berpartisipasi dalam setiap kegiatan PIK-R.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Mighwar, Muhammad. 2006. Psikologi
Remaja:Petunjuk bagi Guru dan Orangtua.
Bandung:Pustaka Setia.
Anonim. 2016. Buku Profil PIK-R SMADAHA CARE
Kediri. Kediri:SMA Pawiyatan Daha Kediri.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik Ed Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
2012. Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan
Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK R/M).
Jakarta.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
2014. Pengelolaan PIK Remaja/Mahasiswa bagi
pengelola, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya
PIK Remaja/Mahasiswa.
Bobak, L. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC.
Carr, R.A. 1981. Theory and Practice of Peer Counseling.
Ottawa:Canada Employment and Immigration
Commission.
Creswell, John W. 2012. Research Design Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
DetikFinance. 2014. Negara Dengan Penduduk
Terbanyak di Dunia RI Masuk 4 Besar, (Online),
(https://finance.detik.com/ekonomi-
bisnis/2517461/negara-dengan-penduduk-
terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar, diakses pada
5 Januari 2017).
Glading, S.T. 1995. Group Work:A Counseling
Specialty. Englewood Cliffs:Prentice-Hall.
H. Lidwina E. 2015. Dampak Pertumbuhan Penduduk
Terhadap Peningkatan Kenakalan Remaja,
(Online),
(http://www.kompasiana.com/lidwinaeka/dampak-
pertumbuhan-penduduk-terhadap-peningkatan-
kenakalan-remaja_54f38329745513972b6c7986,
diakses pada 5 Januari 2017).
Sarwono, Sarlito W. 2015. Teori-Teori Psikologi Sosial.
Jakarta:Rajawali Pers.
Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung:Alfabeta.
Tempo.co. 2016. Tiap Tahun Penduduk Indonesia
Bertambah 3 Juta Orang,
(Online),(https://m.tempo.co/read/news/2016/01/1
4/173736151/tiap-tahun-penduduk-indonesia-

175

Anda mungkin juga menyukai