Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia, jumlahnya mencapai

22,2% dari total populasi penduduk Indonesia (sekitar 44,6 juta penduduk),

jumlah yang sangat besar dan sangat mempengaruhi kekuatan bangsa

Indonesia dalam menjalankan kehidupannya, tetapi tidak sedikit

permasalahan dalam kehidupan remaja, untuk merespon permasalahan

remaja, maka pemerintah telah melaksanakan dan mengembangkan derajat

kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga untuk

kualitas generasi penerus yang akan datang (Wilopo:2003).

Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap remaja menunjukkan bahwa

masih terdapat beberapa permasalahan yang terkait dengan kesehatan

reproduksi dan kesiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja seperti

banyaknya perilaku remaja yang tidak sehat, tingginya persentase perkawinan

wanita usia muda, dan tingginya tingkat perceraian. Pemahaman remaja

tentang seksualitas pada umumnya masih sangat rendah. Remaja juga banyak

yang memiliki pemahaman yang keliru tentang seksualitas.

Survey yang dilakukan Population Council menemukan bahwa 46,2%

remaja masih menganggap perempuan tidak akan hamil hanya dengan sekali

melakukan hubungan seks. Population Council juga menemukan bahwa

hanya 19,2% remaja yang menyadari resiko untuk tertular Penyakit Menular

1
2

Seksual (PMS) bila memiliki pasangan lebih dari satu. Hanya separuh (51%)

yang mengetahui akan beresiko tertular AIDS (Acquired Immuno Deficiency

Syndrome) hanya bila berhubungan dengan pekerja seks dan data Riskesdas

(2010) prsentasi remaja yang pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan

reproduksi di Indonesia sebanyak 25,1%. Perilaku remaja yang tidak sehat

akan menimbulkan salah satunya sikap kenakalan remaja, angka kenakalan

remaja di tahun 2016 meningkat cukup pesat, yakni lebih dari 20%.

Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) telah mencanangkan berbagai program yang menjadikan

remaja sebagai sasaran program, salah satunya adalah Penyiapan Kehidupan

Berkeluarga bagi Remaja (PKBR). Program tersebut dilakukan agar remaja

dapat mempersiapkan diri untuk memasuki kehidupan berkeluarga di masa

yang akan datang. Muadz, dkk (2010) menyatakan bahwa penyiapan

kehidupan berkeluarga bagi Remaja (PKBR) adalah suatu program untuk

memfasilitasi terwujudnya Tegar Remaja,yaitu remaja yang berperilaku sehat,

terhindar dari resikoTrias Kesehatan Reproduksi Remaja (Seksualitas, Napza,

HIV dan AIDS), menunda usia pernikahan, mempunyai perencanaan

kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman

sebayanya.

Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah

berdasarkan penelitian Asih dan Anggraeni (2012) menemukan bahwa

pengetahuan tentang Trias Kesehatan Reproduksi Remaja (Seksualitas,


3

Napza, HIV dan AIDS) masih rendah yaitu 75,5%dan informasi yang paling

kurang diketahui mengenai HIV AIDS serta pendapat remaja masih rendah

mengenai perencanaan kehidupan berkeluarga, sedangkan untuk informasi

yang di dapat remaja lebih banyak mengetahui informasi mengenai TRIAD

KRR dan PKBR dari televisi. Analisis Inferensia sumber informasi yang

sangat mempengaruhi tidak hanya dari televisi melainkan dari guru, sekolah,

internet, media luar ruang dan media cetak.

Sejak tahun 2001 BKKBN peduli terhadap permasalahan remaja.

Kepedulian ini diwujudkan dengan pembentukan Pusat Informasi dan

Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) di berbagai daerah

khusus lembaga pendidikan PIK-KRR yang kemudian berubah menjadi PIK-

Remaja, karena tujuan PIK-R yang sangat bermanfaat bagi kalangan remaja

salah satunya SMK BPI Baturompe untuk membantu para remaja dalam

memberikan pendidikan dan informasi mengenai kesehatan reproduksi dan

masalah-masalah yang sering dihadapi. Adanya pelatihan PIK-R sekota

Tasikmalaya dan terbentuknya Pusat Informasi dan Konseling Remaja di

SMK Baturompe diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap

yang positif sesuai dengan tujuan yang terdapat pada UU No 52 Tahun 2009

yaitu “Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi,

pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga”

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 8 September 2018

di SMK BPI Baturompe kenakalan yang terjadi yaitu sebanyak 23 orang

bolos, sebanyak 11 orang kesiangan, sebanyak 5 orang merokok, dan 2 orang


4

hamil di luar nikah. Data yang diperoleh dari sekolah tersebut membuktikan

remaja mempunyai permasalahan yang kompleks, maka salah satu kegiatan

dalam Penyuluhan penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, oleh karena

itu penulis tertarik untuk meneliti bagaimana “Pengaruh Penyuluhan

Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja Terhadap Pengetahuan dan

Sikap Remaja SMK BPI Baturompe”

B. Rumusan Masalah

Dari fenomena-fenomena latar belakang tersebut dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu bagaimana Implementasi “Pengaruh Penyuluhan

penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR) Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Remaja SMK BPI Baturompe Kota Tasikmalaya”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya Pengaruh Penyuluhan PKBR terhadap Pengetahuan dan

Sikap Remaja SMK BPI Baturompe Kota Tasikmalaya

2. Tujuan Khusus

a. Mendapatkan gambaran pengetahuan remaja SMK BPI Baturompe

tentang Penyiapan Kehidupan Berkeluarga sebelum dan sesudah

implementasi program.
5

b. Mendapatkan gambaran sikap remaja SMK BPI Baturompe tentang

Penyiapan Kehidupan Berkeluarga sebelum dan sesudah implementasi

program.

c. Menganalisis pengaruh implementasi Penyuluhan PKBR terhadap

pengetahuan remaja SMK BPI Baturompe

d. Menganalisis pengaruh implementasi Penyuluhan PKBR terhadap sikap

remaja SMK BPI Baturompe

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai salah satu upaya untuk menerapkan ilmu kebidanan

yang diperoleh di bangku kuliah mengenai Pengaruh Penyuluhan PKBR

terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja di SMK Baturompe.

2. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam menerapkan ilmu

kesehatan reproduksi sehingga dapat melakukan evaluasi pendidikan

dalam rangka penerapan pelayanan kebidanan yang bermutu di lingkungan

mahasiswa.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan acuan bagi pihak Sekolah

dalam upaya memberikan perubahan dalam pengetahuan dan sikap remaja

sekolah

4. Bagi Remaja
6

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang Pengaruh

Penyuluhan PKBR Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja sehingga

dapat terwujud TEGAR remaja yang artinya remaja yang berperilaku

sehat, terhindar dari TRIAD KRR, menunda usia perkawinan, punya

perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan keluarga kecil

sejahtera serta menjadi model/idola dan sumber informasi bagi teman

sebayanya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa pernah diteliti oleh Christiayu Natalia dan Nucke

Widowati Kusumo (2014) dengan judul Persiapan Kehidupan Berencana

Keluarga oleh Remaja SMA di Kabupaten Malang, diperoleh hasil p-value =

0,000 dengan level of significance< 0,05. Ini menunjukkan pengetahuan

sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, metode yang

digunakan adalah metode analisis kuantitatif, populasi dan sampel yaitu

remaja siswa-siswi SMK. Perbedaannya dengan penelitian yang akan

dilakukan penulis yaitu adalah tujuan dan rencana penggunaan waktu dan

tempat penelitian, metode penelitian dengan uji mann Whitney dan

pengambilan sampel dengan purposive sampling

Anda mungkin juga menyukai