Oleh :
Tomi Rinaldi
0910723038
Pernikahan dini banyak terjadi pada kelompok masyarakat yang kurang mampu yang ditandai
dengan pendapatan yang rendah, kurangnya pendidikan, kurangnya kesehatan, dan
kurangnya aset (Oyortey & Pobi, 2003). Menikah dini di negara berkembang termasuk
Indonesia berkaitan dengan aspek ekonomi, pendidikan, kependudukan dan sosio kultural.
Dalam aspek pernikahan, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007
melaporkan bahwa dari 6.341 perempuan usia 15-19 tahun, 12,8% dari mereka sudah
menikah dan dari 6.681 perempuan usia 20-24 tahun, 59,2% diantaranya sudah menikah.
Usia 15-24 tahun oleh UNFPA dianggap sebagai pemuda dan 15-19 tahun sebagai remaja
akhir, sehingga jelas bahwa remaja berdasarkan SDKI 2007 menikah pada usia yang lebih
muda.Selain itu, Gokce et al. (2007) juga menemukan bahwa, sebuah penelitian
menggunakan data dari 40 Demografi dan Survei Kesehatan menunjukkan bahwa sebagian
besar perempuan di negara-negara berkembang terus menikah sebagai remaja.
Perkawinan dini dan kehamilan remaja menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan
perempuan karena terputusnya sekolah serta rendahnya tingkat partisipasi kerja perempuan
dan pendapatan keluarga muda yang rendah. Hal ini berdampak pada krisis keluarga dan
taraf kesejahteraan yang kurang menguntungkan (Gogger & Bronars, 1993). Permasalahan
remaja termasuk didalamnya masalah pernikahan dini melalui program kesehatan reproduksi
remaja (WHO, 2006).
Pemerintah telah menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BkkbN) dalam
mengatasi permasalahan remaja dengan mengembangkan program Kesehatan Reproduksi
Remaja (KRR). Program KRR termasuk salah satu program pokok yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM 2004-2009). Diharapkan melalui program
ini setiap Kecamatan memiliki Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja
(PIK-KRR) yang dapat mengatasi dan menanggulangi permasalahan remaja termasuk
pernikahan dini.
Perempuan yang menikah pada usia dini mempunyai waktu yang lebih panjang
berisiko untuk hamil dan angka kelahiran juga lebih tinggi (Wilopo, 2005). Sebagaimana
tertera dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Perkembangan Penduduk
dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, perlunya pengendalian kuantitas, peningkatan
kualitas dan pengarahan mobilitas penduduk agar mampu menjadi sumber daya yang
tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional. Untuk mengatasi angka kelahiran
tinggi dan pengendalian jumlah penduduk, BkkbN tahun 2008 meluncurkan program baru
yaitu Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) (Muadz dkk, 2008).
Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pernikahan dini di Indonesia
masih dijumpai pada daerah pedesaan. Perkawinan dini di pedesaan dipengaruhi oleh
karakteristik lingkungan fisik, ekonomi dan sosial budaya masyarakat (Hanum, 1997).
Median usia kawin pertama Indonesia berada pada usia 19,8 tahun, sedangkan median usia
kawin pertama di pedesaan adalah 17,9 tahun (BPS & ORC Marco, 2007). Angka ini
mengindikasikan bahwa separuh dari pasangan usia subur di Indonesia menikah di bawah
usia 20 tahun.
Penelitian Choe, Thapa, dan Achmad di Indonesia dan Nepal (2001) yang ditinjau dari
segi demografis menunjukkan bahwa pernikahan sebelum usia 18 tahun pada umumnya
terjadi pada perempuan di Indonesia terutama di pedesaan. Hal ini dikarenakan tingkat
ekonomi serta pendidikan yang rendah serta faktor akses informasi yang tidak memadai.
Terjadinya pernikahan dini tidak terlepas dari tradisi dan pandangan masyarakat
terhadap pernikahan dan keluarga. Tradisi pernikahan termasuk juga usia yang diharapkan
untuk menikah dan bagaimana pemilihan istri tergantung pada pandangan masyarakat
terhadap sebuah keluarga yaitu mengenai peran, struktur, pola hidup dan tanggung jawab
individu terhadap keluarganya. Alasan penyebab terjadinya pernikahan dini juga tergantung
pada kondisi dan kehidupan sosial masyarakatnya. Terdapat dua alasan utama terjadinya
pernikahan dini, pertama, pernikahan dini sebagai strategi untuk bertahan secara ekonomi.
Kemiskinan adalah salah satu factor utama yang menjadi tiang pondasi munculnya
pernikahan dini. Pernikahan dini meningkat ketika tingkat kemiskinan juga meningkat.
Penyebab kedua adalah untuk melindungi anak gadisnya. Pernikahan adalah salah satu cara
untuk memastikan anak perempuan mereka terlindungi sebagai sitri, melahirkan anak yang
sah dimata hokum dan akan lebih aman jika memiliki suami yang dapat menjaga mereka
secara teratur (UNICEF, 2005).
Menurut Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan
diizinkan bila laki-laki berumur 19 tahun dan perempuan berumur 16 tahun. Namun
pemerintah mempunyai kebijakan tentang perilaku reproduksi manusia yang ditegaskan
dalam UU No 10 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa pemerintah menetapkan kebijakan
upaya penyelenggaraan Keluarga Berencana. Oleh karena itu perkawinan diizinkan bila
laki-laki berumur minimal 21 tahun dan perempuan minimal berumur 19 tahun, sehingga
perkawinan usia muda adalah perkawinan yang dilakukan bila pria kurang dari 21 tahun dan
perempuan kurang dari 19 tahun.
Di negara-negara kurang berkembang, termasuk Indonesia, praktek pernikahan dini
dari Pemuda dan Remaja sering umum terutama di daerah pedesan Kondisi ekonomi yang
buruk kadang-kadang menjadi pembenaran mengapa orang tua yang hanya sebagian dari
gelar pendidikan yang lebih rendah (misalnya sekolah dasar) dengan menikahi putri
mereka untuk membantu penghasilan keluarga keuangan. Ini 'praktek pernikahan dini'
secara teratur pergi di daerah pedesaan yang orang tergantung terutama pada sumber daya
pertanian. Mereka sangat membutuhkan anggota keluarga yang dapat mendukung pekerjaan
mereka di lapangan, dan satu pilihan yang mereka dapat memperoleh adalah untuk
menikah anak perempuan mereka tanpa memperhitungkan usia.
Berdasarkan hasil wawancara kepada bidan Desa Selorejo didapatkan adanya
masalah pernikahan dini yang banyak terjadi di desa tersebut. Kunjungan konsultasi keluarga
muda ke bidan desa mengenai kesehatan reproduksi, penggunaan KB, dan perawatan balita
pada keluarga usia pernikahan muda. Dari data awal yang telah didapatkan dari pengkajian
awal pada setiap keluarga, mayoritas (95%) di setiap keluarga belum mendapatkan
penyuluhan mengenai ketiga masalah tersebut.
Pada kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas kami akan melakukan
pemberian edukasi, konseling dan penyuluhan pada masyarakat dengan usia pernikahan
muda. Pembinaan kepada keluarga dengan usia pernikahan dini yang dapat menimbulkan
resiko biologis, psikologis, social, ekonomi. Seperti masalah kesehatan reproduksi,
penggunaan KB dan perawatan balita, Dengan ini diharapkan dapat mengatasi masalah
kesehatan yang terjadi pada individu, keluarga dan masyarakat serta mampu meningkatkan
derajat kesehatan dan manajemen konflik yang optimal secara mandiri pada keluarga dengan
usia pernikahan dini.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati tingkat pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi remaja, penggunaan KB dan perawatan balita serta manajemen konflik
pada keluarga dengan usia pernikahan dini di RW 1-4 Dusun Krajan Desa Selorejo serta
mampu memberi pengetahuan untuk mencegah terjadinya masalah biologis, psikologis, social
dan ekonomi bersama masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang
terdapat di masyarakat dalam proses asuhan keperawatan komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan komunikasi efektif dengan tokoh masyarakat dan semua lapisan
masyarakat
7. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari tiap masalah
keperawatan yang ditemukan
1.3 Manfaat
1.3.1 Mahasiswa
1. Mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan kepada masyarakat tentang
kesehatan khususnya seputar kesehatan reproduksi remaja, penggunaan KB dan
perawatan balita serta manajemen konflik
2. Orang tua mampu menjalankan peran secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan anak usia remaja
2.2.2 Tahap-tahap Remaja
Perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan juga melewati tahapan-
tahapan yang dalam hal ini dimungkinkan dengan adanya kontak terhadap lingkungan
atau sekitarnya. Masa remaja dibedakan menjadi:
a) Masa remaja awal (10-13 tahun)
1. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
2. Tampak dan merasa ingin bebas
3. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai
berfikir khayal (abstrak)
2) Pada laki-laki
Zakar (penis)
Buah zakar (testis)
Saluran zakar (uretra)
Skrotum
Sal sperma (vas deferens)
Kelenjar prostat
Bladder (kandung kencing)
c) Masa subur
Masa subur adalah masa dimana terjadinya pelepasan sel telur pada perempuan.
Titik puncak kesuburan terjadi pada hari ke 14 sebelum masa menstruasi berikutnya
Tanggal menstruasi berikutnya sering kali tidak pasti pada remaja. Biasanya diambil
perkiraan masa subur 3-5 hari sebelum dan sesudah hari ke 14.
b) Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja dapat di kelompokan
sebagai berikut :
kehamilan tak dikehendaki
kehamilan dan persalinan usia muda
masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS
tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan
transaksi seks komersil
b. Dimensi Kognitif
Perkembangan kognitif, remaja dalam pandangan Jean Piaget (2007) (seorang
ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya
para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-
masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang
sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak
alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas
berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu
berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa
adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya
dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman
lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana
untuk masa depan.
c. Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai
berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi
pembentukan nilai diri mereka. Para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam
menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka,
misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dan sebagainya. Remaja tidak
lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada
mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan
pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara
kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan
membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan
kepadanya.
b. Labia majora, yaitu berupa dua buah lipatan bulat jaringan lemak yang ditutupi kulit
dan memanjang ke bawah dan ke belakang dari mons pubis.
c. Mons pubis, yaitu bantalan berisi lemak yang terletak di permukaan anterior
simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis akan ditutupi oleh rambut ikal
yang membentuk pola tertentu.
d. Payudara / kelenjar mamae yaitu organ yang berguna untuk menyusui.
c. Vagina, yaitu berupa tabung bulat memanjang terdiri dari otot-otot melingkar yang
di kanankirinya terdapat kelenjar (Bartolini) menghasilkan cairan sebagai pelumas
waktu melakukan aktifitas seksual.
d. Uterus (rahim), yaitu organ yang berbentuk seperti buah peer, bagian bawahnya
mengecil dan berakhir sebagai leher rahim/cerviks uteri. Uterus terdiri dari lapisan
otot tebal sebagai tempat pembuahan, berkembangnya janin. Pada dinding
sebelah dalam uterus selalu mengelupas setelah menstruasi.
e. Tuba uterina (fallopi), yaitu saluran di sebelah kiri dan kanan uterus, sebagai
tempat melintasnya sel telur/ovum.
f. Ovarium, yaitu merupakan organ penghasil sel telur dan menghasilkan hormon
esterogen dan progesteron. Organ ini berjumlah 2 buah.
Fungsi organ:
Organ-organ reproduksi tersebut mulai berfungsi saat menstruasi pertama kali
pada usia 10-14 tahun dan sangat bervariasi. Pada saat itu, kelenjar hipofisa mulai
berpengaruh kemudian ovarium mulai bekerja menghasilkan hormon esterogen dan
progesteron. Hormon ini akan mempengaruhi uterus pada dinding sebelah dalam dan
terjadilah menstruasi. Setiap bulan pada masa subur, terjadi ovulasi dengan
dihasilkannya sel telur / ovum untuk dilepaskan menuju uterus lewat tuba uterina.
Produksi hormon ini hanya berlangsung hingga masa menopause, kemudian tidak
berproduksi lagi. Kelenjar payudara juga dipengaruhi oleh hormon ini sehingga
payudara akan membesar.
b. Pria
Alat kelamin pria juga dibedakan menjadi alat kelamin pria bagian luar dan alat
kelamin pria bagian dalam.
Organ reproduksi bagian luar:
a. Penis, yaitu organ reproduksi berbentuk bulat panjang yang berubah ukurannya
pada saat aktifitas seksual. Bagian dalam penis berisi pembuluh darah, otot dan
serabut saraf. Pada bagian tengahnya terdapat saluran air kemih dan juga sebagai
cairan sperma yang di sebut uretra.
b. Skrotum, yaitu organ yang tampak dari luar berbentuk bulat, terdapat 2 buah kiri
dan kanan, berupa kulit yang mengkerut dan ditumbuhi rambut pubis.
Fungsi organ:
Organ-organ tersebut mulai berfungsi sebagai sistem reproduksi dimulai saat pubertas
sekitar usia 11 -14 tahun. Aktifitas yang diatur oleh organ-organ tersebut antara lain:
a. Keluarnya semen atau cairan mani yang pertama kali. Hal ini berlangsung selama
kehidupannya.
b. Organ testis yang menghasilkan sel spermatozoa akan bekerja setelah mendapat
pengaruh hormon testosteron yang dihasilkan oleh sel-sel interstisial Leydig dalam
testis.
10. Kelainan pada placenta/ ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya
a. Faktor predisposisi
Faktor ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal – hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi, dan sebagainya.10
b. Faktor pemungkin
Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku
kesehatan. Faktor ini Mencakup ketersediaan sarana dan prasarana fasilitas
kesehatan bagi masyarakat. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, dokter, bidan praktek
swasta, dan sebagainya.10
c. Faktor penguat
Berbagai faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan, atau
kelompok peers / sesama remaja yang melakukan perkawinan dini. Termasuk juga
di sini undang –undang, peraturan – peraturan baik dari pusat maupun pemerintah
daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat
kadang – kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta
dukungan fasilitas kesehatan saja melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan)
dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas terutama petugas
kesehatan.
Menurut Newcomb, bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan,
yaitu:
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek)
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.10
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap.10
I. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. St
2. Alamat dan telepon : RT 20 Dsn Gumuk, Desa Selorejo
3. Pekerjaan kepala keluarga :
a. PNS/BUMN/TNI/Polri
b. Karyawan Swasta
c. Petani √
d. Buruh
e. Wiraswasta
4. Pendidikan kepala keluarga :
a. SD tidak tamat
b. SD √
c. SLTP
d. SLTA
e. Akademi/PT
66 6 59
6
1
3
48 46 42 26
Tn J Ny.
R
Tn. T Nn.
L Tn.S
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
6. Tipe keluarga :
a. Inti (nuclear) √
b. Besar (extended)
c. Campuran (Blended)
d. Ayah/Ibu + anak (single parent)
e. Dewasa sendiri (single adult)
f. Lansia
g. Lain-lain, sebutkan ...........................
7. Suku bangsa :
a. Sunda
b. Jawa √
b. Protestan
c. Katholik
d. Hindu
e. Budha
c. KS II
d. KS III
e. KS III Plus
10. Aktifitas rekreasi keluarga : Tn. J maupun Nn. L jarang pergi untuk rekreasi
ke suatu tempat, jika jenuh Ny. L berkunjung ke rumah tetangga/neneknya.
Denah :
Keterangan :
KM D K2
KM : Kamar mandi
K1, K2, K3 :Kamar
K1 RT : Ruang Tamu
RTv K R.tv : Ruang Tv
3 D : dapur
RT
V. Fungsi keluarga
24. Fungsi afektif :
Komunikasi dengan keluarga di rumah baik saling berinteraksi dan diskusi jika ada
masalah . Anggota keluarga saling menghormati dan menyayangi satu sama lain.
Namun Tn. S sebagai anggota keluarga baru dalam keluarga tersebut dapat
menyesuaikan diri dengan anggota keluarga yang lainnya.
25. Fungsi sosialisasi :
Kerukunan hidup dalam keluarga: keluarga hidup rukun
Interaksi dan hubungan dalam keluarga baik, keluarga juka
sering berkomunikasi dengan saudara lainnya yang tinggal tidak jauh dari
rumahnya. Anggota keluarga juga bersosialisasi baik dengan masyarakat sekitar
Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan
keputusan: kepala keluarga.
Tanggung jawab membesarkan anak dipikul secara
bersama-sama, namun setelah Nn. L menikah menjadi tanggung jawab Tn. S
namun kadang juga masih dibantu orang tua.
Kegiatan keluarga waktu senggang: bersantai melihat TV
Partisipasi dalam kegiatan social: mengikuti kegiatan PKK,
tahlilan
26. Fungsi perawatan kesehatan :
Bila keluarga sakit misalnya batuk pilek Ny. L berusaha mengobati terlebih dahulu
dengan membeli obat di warung, namun jika kondisi tidak membaik maka akan
membawa periksa ke puskesmas.
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah
kesehatan keluarganya:
Sejauh ini keluarganya belum ada yang mengalami penyakit yang sangat serius.
Biasanya hanya pusing, batuk dan pilek, lalu mereka membawanya ke
puskesmas/dokter jika tidak kunjung sembuh.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan
kesehatan yang tepat:
Keluarga mengatakan jika ada anggota keluarganya yang sakit maka akan
segera membawa ke layanan kesehatan terdekat. Dan jika sakitnya bertambah
parah maka akan dibawa ke puskesmas/RS.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat:
Rumah bersih, rapi, ventilasi dan pencahayaan cukup dapat masuk ke dalam
rumah
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat :
Menggunakan puskesmas
27. Fungsi reproduksi :
a. Perencanaan jumlah anak: 2
b. Akseptor: Nn. L dan Tn. S masih bingung menggunakan alat
kontrasepsi yang tepat. Namun keduanya mengatakan bahwa ingin segera
mempunyai momongan.
28. Fungsi ekonomi :
a. Upaya pemenuhan sandang pangan: keluarga berusaha memenuhi semua
kebutuhan rumah tangga, namun kebutuhan prioritas saat ini adalah kebutuhan
sehari-hari.
b. Pemanfaatan sumber di masyarakat: -
DO :
- Bibir Tn. S terlihat
menghitam
- Perilaku menjaga
kesehatan diri yang
tidak tepat
- Merokok kurang lebih
hampir 1 pak/hari
pada setiap anggota
keluarga lelaki di
rumahnya
SKORING
Defisiensi pencegahan perilaku pernikahan dini
Tujuan khusus 1:
Setelah dilakukan
intervensi Melakukan 2. Bersama klien dan keluarga Dengan mmeberikan
keperawatan selama perawatan yang yang masih mengalami edukasi pada klien dan
3 minggu klien dan tepat saat menstruasi berdiskusi anggota keluarga yang lain
keluarga mampu : menstruasi : mengenai perawatan yaitu diharapkan dapat merubah
a. Melakuk Penggantan penggantian celana dalam dan perilaku perawatan pada
an perawatan yang celana dalam pembalut minimal 2x/hari menstruasi yang akan
tepat saat dan pembalut selama menstruasi datang
menstruasi minimal 2x/hari
Menyebutkan cara
pengalihan 3. Bersama klien dan keluarga Dapat membantu
perhatian/distraksi mendiskusikan cara pengalihan mengurangi rasa nyeri
saat mengalami perhatian saat nyeri menstruasi menstruasi yang dialami
b. Melakuk nyeri menstruasi datang(jika mengalami) klien dan anggota keluarga
Tidur / istirahat yang lain yang mengalami
an pengalihan
Menonton TV menstruasi
perhatian saat
nyeri menstruasi
Menyebutkan cara
pembersihan alat 4. Informasikan pada klien dan
kelamin yang tepat Memberikan informasi yan
anggota keluarga yang lain
yaitu dari depan tepat agara klien dan
c. Melakuk ke belakang cara pembersihan alat kelamin anggota keluarga yang lain
dapat merubah perilakuny
an pembersihan yang tepat yaitu dari depan ke
jika masih salah dalam
alat kelamin belakang melakukan perawatan
Tujuan khusus 2:
Setelah dilakukan
intervensi
keperawatan selama
3 minggu klien dan Mampu
keluarga mampu menyebutkan
macam-macam Memberikan gambaran
memahami tentang 5. Diskusikan dengan klien dan
kontrasepsi pada klien dan keluarga
kontrasepsi yang keluarga macam-macam
meliputi dalam memilih alat
ditandai dengan: kontrasepsi
KB suntik kontrasepsi yang tepat
a. Menyebutkan KB pil
macam-macam IUD
alat kontrasepsi Implan
dan kegunaannya
Mampu melakukan
pemilihan pada
alat kontrasepsi Membantu mencari
yang tepat 6. Diskusikan dengan klien dan solusi/pilihan dalam
digunakan dalam keluarga kontrasepsi yang keluarga untuk memilih
keluarganya ingin digunakan/yang paling kontrasepsi
b. Menyebutkan tepat digunakan
ketepatan dalam
pemilihan alat
kontrasepsi
Mampu mengubah
gaya pemikiran
untuk segera 7. Mendiskusikan dan Diharapkan dapat
menikahkan anak mengubah/menurunkan
menginformasikan pada
Tujuan khusus 3: remaja dalam angka kejadian pernikahan
Setelah dilakukan keluarganya keluarga dengan anak remaja dini karena belum
intervensi matangnya alat reproduks
kesiapan anak remaja saat
keperawatan selama anak usia remaja
5 minggu klien dan dinikahkan dalam usia muda
keluarga mampu
memahami tentang
kesiapan pernikahan
dini pada anak
remaja
2 Kesiapan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien Identifikasi terhadap tingka
meningkatkan tindakan keperawatan pengetahuan klien dan
manajemen selama 3 minggu dan keluarga mengenai tugas kelurga mengenai tugas
kesehatan diri kemampuan klien dan perkembangan
perkembangan keluarganya
keluarga dalam keluarganya
melakukan
manajemen
kesehatan meingkat
Tujuan khusus 1:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 minggu
klien dan keluarga
mampu menjelaskan : Mampu 2. Diskusikan dengan klien dan
a. Tugas menyebutkan : Memberikan pemahaman
keluarga tentang membagi
perkembangan Tugas tentang tugas
keluarga perkembangan tugas dalam keluarga perkembangan masing-
setiap anggota masing keluarga
keluarganya, misal
sebagai seorang
suami, istri, dsb.
Menyebutkan
3. Diskusikan cara membagi
b. Mampu membagi tugas salah satu
tugas keluarga sesuai
tugas pada setiap anggota keluarga, Identifikasi tugas
dengan tugas
anggota misal suami : pembagian dalam keluarga
perkembangan yang telah
keluarganya sebagai kepala agar dalam keluarga dapa
dialami dalam keluarganya
keluarga berjalan sesuai dengan
sebagai pencari tugas perkembangannya
nafkah sehingga tercipta keluarga
sebagai yang harmonis
pemegang
kendali dalam
keluarga
dsb
Mampu
Tujuan Khusus 2 mengetahui 4. .Informasikan pada klien
setelah dilakukan bahaya merokok Memberikan informasi dan
dan anggota keluarga yang
tindakan keperawatan dan dapat pengetahuan agar dapat
selama 3 minggu menyebutkan : memiliki kebiasaan merokok merubah sikap atau
klien dan keluarga kandungan mengurangi konsumsi
tentang kandungan dan
memahami rokok pada anggota
manajemen perilaku rokok bahaya merokok bagi tubuh keluarga yang mempunyai
merokok, ditandai bahaya rokok kebiasaan merokok
dengan mampu
menyebutkan bahaya bagi tubuh 5. Diskusikan dalam keluarga
merokok dan Diharapkan pada anggota
untuk mengurangi konsumsi
merubah perilakunya keluarga yang merokok
rokok dalam satu hari pada dapat merubah kebiasaan
untuk mengurangi faktor
anggota keluarga yang
resiko
memiliki kebiasaan merokok
Dx Tanggal Implementasi
1 14 Februari 1. Observasi dan identifikas pengetahuan klien sebelumnya mengenai perawatan yang dilakukan sehari-hari saat mengalami
menstruasi
2016
2. Bersama klien dan keluarga yang masih mengalami menstruasi berdiskusi mengenai perawatan yaitu penggantian celana dalam
dan pembalut minimal 2x/hari selama menstruasi
3. Bersama klien dan keluarga mendiskusikan cara pengalihan perhatian saat nyeri menstruasi datang(jika mengalami)
4. Informasikan pada klien dan anggota keluarga yang lain cara pembersihan alat kelamin yang tepat yaitu dari depan ke belakang
5. Diskusikan dengan klien dan keluarga macam-macam kontrasepsi
6. Diskusikan dengan klien dan keluarga kontrasepsi yang ingin digunakan/yang paling tepat digunakan
7. Mendiskusikan dan menginformasikan pada keluarga dengan anak remaja kesiapan anak remaja saat dinikahkan dalam usia
muda
18 Februari 1. Observasi dan identifikas pengetahuan klien sebelumnya mengenai perawatan yang dilakukan sehari-hari saat mengalami
menstruasi
2014
2. berdiskusi mengenai perawatan yaitu penggantian celana dalam dan pembalut minimal 2x/hari selama menstruasi
3. mendiskusikan manfaat pengalihan perhatian saat nyeri menstruasi datang(jika mengalami)
4. Diskusikan dengan klien dan keluarga macam-macam kontrasepsi
5. Diskusikan dengan klien dan keluarga kontrasepsi yang ingin digunakan/yang paling tepat digunakan
6. Mendiskusikan dan menginformasikan pada keluarga dengan anak remaja kesiapan anak remaja saat dinikahkan dalam usia
muda
20 Februari 1. Observasi dan identifikas pengetahuan klien tentang dampak pernikahan dini
2. Mendiskusikan dan menginformasikan pada keluarga dengan anak remaja kesiapan anak remaja saat dinikahkan dalam usia
2016
muda
24 Februari 1. Evaluas hasil intervensi
2. Mengidentifikasi pengetahuan klien tentang mensturasi dan perawatannya.
2016
Mengidentifikasi dari hasil diskuti tentang persepsi pernikahan dini.
2 14 Februari 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga mengenai tugas perkembangan keluarganya
2. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang membagi tugas dalam keluarga
2016
3. Diskusikan cara membagi tugas keluarga sesuai dengan tugas perkembangan yang telah dialami dalam keluarganya
4. Informasikan pada klien dan anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok tentang kandungan dan bahaya merokok bagi
tubuh
5. Diskusikan dalam keluarga untuk mengurangi konsumsi rokok dalam satu hari pada anggota keluarga yang memiliki kebiasaan
merokok
18 Februari 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga mengenai tugas perkembangan keluarganya
2. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang membagi tugas dalam keluarga
2014
3. Diskusikan cara membagi tugas keluarga sesuai dengan tugas perkembangan yang telah dialami dalam keluarganya
20 Februari 1. Informasikan pada klien dan anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok tentang kandungan dan bahaya merokok bagi
tubuh
2016
24 Februari 1. Evaluas hasil intervensi
2. Mengidentifikasi pengetahuan klien tentang tugas perkembangan keluarga.
2016
3. Mengidentifikasi dari hasil dari persepsi hidup tidak sehat/ merokok
EVALUASI
Dx Tanggal Perkembangan
1 14 Februari 2016 Kasus 1 Perawatan mensturasi : melakukan perawatan yang salah.
Kasus 2 Kontrasepsi : tahu sebagian, tidak tahu fungsinya
Kasus 3 Pernikahan dini : masih berpersepsi menikah dini itu biasa
18 Februari 2014 Kasus 1 Perawatan mensturasi : mampu melakukan, namun tidak teratur ganti pebalut
Kasus 2 Kontrasepsi :mampu menyebitkan jenis Kontrasipsi, fungsinya seagian
Kasus 3 Pernikahan dini :memahami maksud, namun belum menerima
20 Februari 2016 Kasus 1 Perawatan mensturasi : mampu melakukan, namun tidak teratur ganti pebalut
Kasus 2 Kontrasepsi : mampu menyebitkan jenis Kontrasipsi, fungsinya seagian
Kasus 3 Pernikahan dini : memahami maksud, namun belum menerima
24 Februari 2016 Kasus 1 Perawatan mensturasi : mampu melakukan dang anti dengan teratur
Kasus 2 Kontrasepsi : mampu menyebitkan jenis Kontrasipsi, fungsinya seagian
Kasus 3 Pernikahan dini : memahami maksud, namun belum menerima
2 14 Februari 2016 Kasus 1 Tumbuh kembang : mampu menyebutkan tugas perkembangan keluarga
Kasus 2 Perilaku Tidak Sehat : masih saja merokok di rumah
18 Februari 2016 Kasus 1 Tumbuh kembang : mampu menyebutkan tugas perkembangan keluarga
Kasus 2 Perilaku Tidak Sehat : masih saja merokok di rumah
20 Februari 2016 Kasus 1 Tumbuh kembang : mampu menyebutkan tugas perkembangan keluarga
Kasus 2 Perilaku Tidak Sehat : masih saja merokok di rumah
24 Februari 2016 Kasus 1 Tumbuh kembang : mampu menyebutkan tugas perkembangan keluarga
Kasus 2 Perilaku Tidak Sehat : masih saja merokok di rumah