0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan4 halaman
Dokumen ini membahas tentang latar belakang masalah kehamilan remaja di Kota Kupang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja antara lain pengetahuan seksualitas yang kurang, tekanan sosial, dan kurangnya pendidikan seks di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja di Kelurahan Bakunase, Kota Kupang.
Dokumen ini membahas tentang latar belakang masalah kehamilan remaja di Kota Kupang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja antara lain pengetahuan seksualitas yang kurang, tekanan sosial, dan kurangnya pendidikan seks di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja di Kelurahan Bakunase, Kota Kupang.
Dokumen ini membahas tentang latar belakang masalah kehamilan remaja di Kota Kupang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja antara lain pengetahuan seksualitas yang kurang, tekanan sosial, dan kurangnya pendidikan seks di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja di Kelurahan Bakunase, Kota Kupang.
World Health Organization atau WHO mendefinisikan remaja sebagai individu yang berusia 10 sampai 19 tahun, sedangkan menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, remaja merupakan individu dibawah umur 21 tahun dan belum menikah. Masa remaja merupakan salah satu fase transisi dalam kehidupan setiap manusia dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini ditandai dengan seseorang akan mengalami perubahan pada fisik, biologis, kognitif, mental, maupun emosional yang mulai berkembang. Perubahan lainnya ialah organ seksual yang beranjak ke arah kematangan, diikuti dengan hasrat seksual yang tinggi sehingga membentuk preferensi perilaku seksual. Pada masa peralihan ini, anak remaja memiliki banyak masalah dalam kehidupannya yang meliputi, mendapat tindakan kekerasan, seperti pemukulan dan pelecehan verbal dari anggota keluarga (Ilika & Anthony, 2004), mengalami kecemasan sosial (Uyun, 2012), mengidap stres dan depresi (Ethier et al., 2006) dan kehamilan remaja. Dalam hal kesehatan, permasalahan juga banyak ditemukan pada masa remaja. Permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja yang sering ditemui seperti seks bebas, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah dan kehamilan yang tidak dikehendaki. Masalah seksual menjadi fokus banyak pihak saat ini. Salah satu aspek mendasar yang menghambat produktivitas pertumbuhan dan perkembangan remaja ialah masalah seksual. Remaja akan diperhadapkan berbagai masalah-masalah serius, ketika dirinya keliru memberdayakan tujuan dan fungsi seksualitasnya secara benar dan tepat. Dorongan seksual dan rasa ingin tahu para remaja yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat dari orang tua maupun pendidik di sekolah akan berdampak pada merebaknya seks bebas di kalangan remaja. Segala pilihan yang ditetapkan dan dilakukan tentu memiliki konsekuensi masing- masing. Demikian pula dengan perilaku seks pra nikah yang dilakukan oleh para remaja di Kota Kupang. Konsekuensi yang harus ditanggung ialah kehamilan yang tidak diinginkan. Banyak kasus kehamilan di luar pernikahan yang terjadi di Kota Kupang. Banyak pula remaja akhirnya harus putus sekolah karena sudah hamil terlebih dahulu. Jumlah remaja yang sudah hamil sebelum menikah terus meningkat setiap tahunnya. Dalam menyikapi permasalahan kehamilan di luar pernikahan ini, para orang tua dan keluarga biasanya memilih pernikahan sebagai jalan keluarnya. Akan tetapi pernikahan terkadang tidak dapat menjadi solusi dari permasalahan ini. Pernikahan di usia muda terkadang malah menimbulkan permasalahan baru lagi yakni kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan dan bahkan perceraian. Hal ini disebabkan oleh emosi remaja yang belum stabil. Hal ini bukan hanya terjadi pada remaja metropolitan seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta tetapi sampai ke remaja kota-kota kecil di luar Pulau Jawa. Kota Kupang yang terkenal dengan semboyan Kota Kasih adalah Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. World Health Statistics tahun 2014 menunjukkan bahwa angka kejadian kehamilan remaja di dunia kalangan wanita yang berusia 15 sampai 19 tahun adalah 49 per 1.000 perempuan. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia adalah 48 per 1.000 perempuan. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan di Malaysia dan di Thailand. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan, tingkat kehamilan pada usia remaja mencapai 18.582 kasus pada tahun 2008. Menurut Rekapan Laporan Caturwulan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja tahun 2015 di Puskesmas Bakunase terdapat 13 orang yang mengalami seks pranikah dan 9 orang mengalami kehamilan tidak diinginkan Berdasarkan rekapan laporan kehamilan dari puskesmas Bakunase tahun 2016 terdapat kehamilan pada usia dini <20 tahun sebanyak 62 orang dari bulan Januari - September 2016. Kehamilan usia remaja memberikan risiko yang sangat tinggi terhadap kematian ibu dan bayi hal ini dikarenakan kehamilan pada usia remaja bisa menyebabkan terjadinya perdarahan pada saat hamil yang berisiko terhadap kematian ibu. Beberapa literatur menunjukkan bahwa tingginya proporsi kehamilan usia remaja disebabkan oleh berbagai faktor seperti, pengetahuan tentang seksualitas yang kurang, sosial ekonomi yang rendah, pengaruh pergaulan dengan teman sebaya yang negatif, faktor sosiodemografi, hubungan antar keluarga, status perkembangan, kebutuhan terhadap perhatian, serta penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya kehamilan dini. Salah satunya adalah pengetahuan tentang kehamilan itu sendiri. Dimana tingkat pengetahuan seseorang akan mempengaruhi perilaku seksual pranikah.Hal lain yang mempengaruhi insiden kehamilan dini adalah pernikahan pada usia yang masih tergolong remaja. Pendidikan seks memang tidak secara resmi diberikan di sekolah sehingga konsekuensinya adalah pengetahuan mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi menjadi lebih terbatas. Hal ini mendorong remaja untuk lebih menggali informasi dari teman sebaya atau lingkungan sosial yang tidak memiliki dasar sumber informasi yang jelas dan terpercaya. Menurut Soetjiningsih, perilaku seks pranikah sangat dipengaruhi oleh tekanan negatif teman- teman sebaya. Terkadang informasi yang didapatkan dari teman- teman memicu rasa ingin tahu dan penasaran remaja, sehingga berdampak pada perilaku seks pranikah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja di Kelurahan Bakunase Kota Kupang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, rumusan masalah yang di ambil adalah mengenai apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja di Kelurahan Bakunase Kota Kupang ? 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja di Kelurahan Bakunase Kota Kupang. 1.4 Manfaat 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharaphkan dapat memberikan informasi ilmiah yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para remaja dan masyarakat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan remaja mampu mengurangi tingkat kehamilan dan seks bebas pada remaja b. Diharapkan bagi para orang tua dapat mampu melindungi anaknya dari kehamilan remaja dan seks bebas c. Bagi pemerintah diharapkan dapat membuat program untuk mengurangi tingkat kehamilan pada remaja dan seks bebas pada remaja.