Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMAJA

DENGAN HAMIL USIA MUDA

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 4

NAMA : ERNI LISTIATI ZAI

FORISMAN GOWASA

NIM : 2114201062

2114201063

KELAS : 2C/S1 KEPERAWATAN

MK : KEPERAWATAN MATERNITAS

DOSEN PENGAMPU: AURELIYA HUTAGAOL, S.Kep,.NS,.MPH

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

T.A. 2022/2023
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Menurut Soetjiningsih (2004) masa remaja merupakan masa peralihan antara
masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11
atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda.

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14-
19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah (Manuaba, 2007). Kehamilan
remaja adalah kehamilan yang terjadi sebelum usia 19 tahun. Kehamilan ini biasanya
tidak direncanakan dan di luar nikah. Kehamilan remaja masih dipandang sebagai
hambatan secara sosial, ekonomi, psikologis dan pendidikan bagi ibu. 7% dari semua
kelahiran terjadi pada remaja. (Muscari, 2005).

Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran
bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara
emosional ketika si ibu mengandung bayinya.

B. ANGKA KEJADIAN
Menurut Survei Kesehatan Remaja Republik Indonesia (2007) remaja usia 15-
24 tahun yang tahu tentang masa subur sebesar 65%, remaja perempuan yang tidak
mengetahui sama sekali perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki sebanyak 21%,
hanya 10% remaja pria yang tahu masa subur wanita dan baru 63% remaja yang
mengetahui jika melakukan hubungan seksual sekali beresiko kehamilan. Sedangkan
remaja yang memiliki teman untuk melakukan hubungan seks pranikah mencapai
82% dan remaja mempunyai teman seks dan hamil sebelum menikah mencapai 66%.
Berdasarkan survei Riskesdas (2013) angka kehamilan penduduk perempuan
10-54 tahun adalah 2,68 persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun,
meskipun sangat kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun)
sebesar 1,97 persen.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
2012 membuktikan bahwa angka fertilitas remaja (AFR) pada kelompok usia 15-19
tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan (Fanaurora, 2013)
Sebuah penelitian Australian National University (ANU) bekerja sama dengan
Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2010 bertempat di
Jakarta, Tangerang. Penelitian ini diterapkan kepada 3.006 responden berusia 17-24
tahun, ternyata 20% remaja hamil dan melahirkn sebelum menikah (Fanaurora, 2013).

C. ETIOLOGI
1. Faktor medis
Adapun faktor medis yang mempengaruhi kehamilan resiko tinggi yaitu
penyakit ibu dan janin, belum matangnya organ reproduksi, kelainan obstetrik,
gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi janin, penyakit neonatus, dan
kelainan genetic.
2. Faktor non medis
a. Faktor agama dan iman
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan
berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di luar
nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga
dan untuk bertanggung jawab.
b. Faktro lingkungan
1) Orangtua
Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat
memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini
orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung
membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual.
2) Teman, tetangga dan media
Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari
media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran
bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang
lazim.
3) Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan
Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah
seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan
resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak
terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi
tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah,
internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana
yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.
4) Perubahan zaman
Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi
sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem
yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion
dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya
pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.
5) Perubahan kadar hormon
Perubahan kadar hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan
seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.
6) Semakin cepatnya usia pubertas
Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang
remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan
kehidupan saat ini menyebabkan “masa- masa tunda hubungan seksual”
menjadi semakin panjang. Jika tidak diberikan pengarahan yang tepat
maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.
7) Adanya trend baru dalam berpacaran dikalangan remaja.
Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual di luar nikah meskipun
dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula
bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan
hubungan seksual dengan banyak orang.

D. PATOFISIOLOGI

Menurut (Bobak, 2004) secara medis kehamilan remaja membawa dampak buruk.
Dampak buruk itu kemungkinan terjadinya “kemacetan persalinan” akibat tidak
seimbangnya antara panggul ibu dan janinnya. Itu bisa dimengerti, karena pada wanita
yang usianya muda, panggulnya belum berkembang sempurna.

1. Pada ibu, perdarahan pada kehamilan maupun pasca persalinan, hipertensi selama
kehamilan, solusio plasenta, dan resiko tinggi meninggal akibat perdarahan.
2. Pada bayi, kehamilan belum waktunya (prematur), pertumbuhan janin terhambat,
lahir cacat dan berpenyakitan, dan BBLR.

E. KOMPLIKASI
Dampak dari kehamilan resiko tinggi pada usia muda, antara lain (Manuaba, 2007):
1. Keguguran.

Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja, misalnya
karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh
tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius
seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.

2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.

Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim


yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga
dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun.
cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan
akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu
kurang stabil. Selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik)
proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit
sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri. Ibu yang hamil pada
usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat
kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat
bawaan.

3. Mudah terjadi infeksi.

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan
terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
4. Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi.

Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan
akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas
seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan
plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi
anemis.

5. Keracunan kehamilan (gestosis).

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat
menyebabkan kematian.

6. Kematian ibu yang tinggi.

Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan
infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang
kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).

7. Persalinan yang lama


8. Disproporsi fetopelvis

Kehamilan pada remaja biasanya menghadapi banyak krisis psikologis selama


kehamilan (Muscari : 2005) :

1. Menyadari kehamilannya dan menginformasikannya kepada pasangan serta orang


tua
2. Keputusan untuk mengandung janin sampai lahir atau melakukan aborsi
3. Menyiapkan kebutuhan keuangan, medis dan nutrisi
4. Menghadapi hubungan interpersonal di rumah dan di sekolah
5. Keputusan untuk membesarkan sendiri bayinya atau untuk adopsi
6. Koping terhadap perubahan gambaran tubuh
7. Koping terhadap masalah keterikatan dan menjadi orang tua.
F. MANIFESTASI

Pada ibu yang memiliki risiko tinggi dalam kehamilan memiliki tanda bahaya sebagai
berikut :

1. Muntah terus menerus, tidak bisa makan


2. Perdarahan
3. Pucat pada konjungtiva, muka, telapak tangan menunjukkan anemia (kekurangan
darah)
4. Demam tinggi, biasanya karena infeksi
5. Keluar air ketuban sebelum waktunya
6. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel,
mendeteksi abnormalitas, melokalisasi plasenta dan kantung cairan amnion pada
amniosintesis.
2. Amniosintesis terhadap perbandingan lesitin terhadap sfingomielin (L/S) :
mendeteksi adanya fosfatidilgliserol (fg), mengukur densitas optikal cairan untuk
mendeteksi hemolisis dari ketidaksesuaian Rh atau infeksi pada cairan.
3. Tes toleransi glukosa: memeriksa diabetes melitus gestasional (DMG).
4. Jumlah trombosit: penurunan mungkin berhubungan dengan HAK dan sindrom
HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hepar atau jumlah trombosit rendah).
5. Golongan darah, kelompok Rh, dan pemeriksaan untuk antobodi pada klien Rh-
negatif/Du-negatif: mengidentifikasi risiko ketidaksesuaian.
6. Pemeriksaan koagulasi (masa tromboplastin parsial teraktivasi (APPT), masa
tromboplastin parsial (PTT), masa protrombin (PT), produk degradasi lembaran
fibrin (FSP atau FDP) : mengidentifikasi kelainan pembekuan bila ada perdarahan.
7. Bilirubin, pemeriksaan fungsi hepar (AST, ALT, dan kadar LDH): mengkaji
masalah hepar hipersensitif.
8. Urinalisis, kultur atau sensitifitas: mendeteksi bakteuria, Dipstick: menentukan
kadar glukosa atau protein.
9. Pemeriksaan serologi, VDRL: memeriksa hepatitis, HIV AIDS, sifilis.
10. Profil kriteria biofisika (BPP): mengkaji kesejahteraan janin.
H. Penatalaksanaan
1. Melakukan skrining atau deteksi dini resiko tinggi ibu hamil atau dengan macam
faktor resiko
2. Menentukan ibu resti dengan pengertian kemungkinan terjadinya resiko
kehamilan atau kesakitan pada ibu dan bayi
3. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan
4. Mencatat dan melapor keadaan kehamilan
5. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana
6. Rujukan dini berencana atau rujukan in utera.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

Adapun hal- hal yang perlu dikaji pada klien dengan kehamilan risiko tinggi adalah
sebagai berikut:

1. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, riwayat
perkawinan, lamanya perkawinan dan alamat.
2. Keluhan utama: kaji adanya perdarahan pervaginam.
3. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke rumah
sakit atau puskesmas pada saat pengkajian. Manifestasi klinis yang
mengindikasikan kehamilan antara lain berhentinya periode menstruasi dan
adanya pembesaran payudara.
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
c. Riwayat kesehatan keluarga.
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi

Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap


drainase, pola pernapasan terhadap kedalaman dan kesmetrisan, bahasa tubuh,
pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanyan keterbatasan fisik
dan seterusnya.

b. Palpasi
1) Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontrak uterus.
2) Tekanan: menentukan karakter nadi, mngevaluasi edema, memperhatikan
posisi janin atau mencubitkan kulit mengamati turgor. Pemeriksaan
Leopold 1, leopold 2, leopold 3, dan leopold 4.
3) Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan atau tonus otot atau respon
nyeri yang abnormal.
c. Perkusi
1) Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.
2) Menggunakan pali perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks atau
gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada
kontraksi dinding perut atau tidak.
d. Auskultasi

Mendengarkan suara nafas, bunyi jantung, abdomen untuk bising usus ada
denyut jantung janin.

5. Identifikasi umum

Jika selama kehamilan ditemukan perdarahan, identifikasi:

a. Lama kehamilan
b. Kapan terjadin perdarahan, berapa lama, banyaknya, dan aktivitas yang
mempengaruhi
c. Karakteristik darah: merah terang, kecokelatan, adanya gumpalan darah, dan
lendir
d. Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul atau tajam,
mulas serta pusing.
6. Kaji status psikososial : respon remaja terhadap kehamilan dan persalinan, tingkat
perkembangan kognitif remaja, kemampuan menyelesaikan masalah, gambaran
tubuh, ketergantungan dan hubungan dengan teman sebaya serta pasangan. Pada
umumnya remaja menyangkal kehamilannya sehingga pengenalan sejak awal oleh
orang tua atau tenaga kesehatan sangat penting untuk menentukan waktu awal
perawatan pranatal.
7. Kaji sistem pendukung : orang tua, teman pria atau pacar atau suami.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, penurunan simpanan nutrisi,
sekunder akibat masa remaja.
2. Kebutuhan pembelajaran mengenai proses kehamilan, kebutuhan individu, harapan
masa datang berhubungan dengan kurangnya informasi.
3. Risiko tinggi cidera terhadap janin berhubungan dengan malnutrisi ibu,
ketidakadekuatan perawatan dan skrinning pranatal.
4. Gangguan citra tubuh atau gangguan identitas pribadi berhubungan dengan
perubahan tubuh akibat kehamilan, krisis situasi dan maturasi, tidak adanya sistem
pendukung.
5. Risiko isolasi sosial berhubungan dengan respon kelompok sebaya terhadap
kehamilan.

C. Intervensi keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, penurunan simpanan nutrisi,
sekunder akibat masa remaja

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi klien dapat


terpenuhi.

NO INTERVENSI RASIONAL
Kaji masukan makanan dalam 24 jam Membantu untuk merencanakan

1 perubahan atau penambahan diet


yang adekuat
Timbang berat badan klien dan Penambahan berat badan
Penambahan berat badan tentukan dibutuhkan selama kehamilan
berat badan sebelum hamil. Berikan yang dihitung sesuai tuntutan
informasi tentang risiko diet dalam pertumbuhan normal dan berat
2 kehamilan badan sebelum kehamilan.
Keistimewaan makanan, yang
dihubungkan dengan tahap
perkembangan bumil.

Berikan ketentuan pada individu akan Kalori adekuat perlu untuk


penambahan berat badan berdasarkan persediaan protein dan menjamin
kebutuhan pertumbuhan dan berat masukan zat besi
3
badan sebelum hamil, mengenali gaya
hidup bumil dan kesukaan pada
“makanan siap saji”
4 Tekankan pentingnya masukan Remaja yang hamil cenderung
vitamin atau zat besi setiap hari. mengalami masalah malnutrisi dan
anemia, karena pertumbuhan
belum lengkap dan atau atau
kebiasaan makan, yang
memerlukan peningkatan protein,
zat besi dan kalori.
Berikan informasi tentang peran Masukan protein yang tidak
protein dalam perkembangan adekuat selama kehamilan,
5 janin khususnya trimester pertama,
membuat pertumbuhan janin
terhambat.
Kaji situasi klien, dan tentukan siapa Status ekonomi, atau kurangnya
yang bertanggung jawab terhadap pengalaman belanja dan
pembelanjaan dan persiapan penyediaan makanan dapat
6
makanan. Berikan informasi tentang mempengaruhi nutrisi yang tepat.
cara- cara memperbaiki masukan
nutrisi

2. Kebutuhan pembelajaran mengenai proses kehamilan, kebutuhan individu, harapan


masa datang berhubunga dengan kurangnya informasi.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat memahami proses


kehamilan yang dialaminya.

Kriteria hasil:

- Berpartisipasi dalam proses belajar.

- Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi.

No INTERVENSI RASIONAL
1 Evaluasi usia klien dan tahap Usia dan tahap remaja akan
perkembangan remaja mempengaruhi pendekatan untuk
penyuluhan.
2 Kaji pemahaman klien tentang anatomi Untuk klien yang hamil pada masa
dan fisiologi pria atau wanita. Berikan remaja awal, kehamilan dan
informasi yang tepat; menjadi orangtua sering tidak
perbaiki kesalahan konsep dikenali sebagai kemungkinan
hasil dari
aktivitas sosial
3 Kaji riwayat penggunaan atau Membantu mencegah komplikasi
penyalahgunaan obat. Berikan janin.
informasi tentang efek negatif
yang mungkin terjadi pada janin.
4 Diskusikan tanda- tanda persalinan. Klien perlu tahu kapan
Identifikasikan yang membuat remaja menghubungi dokter atau pemberi
berisiko untuk pelayanan dan bagaimana
persalinan atau kelahiran preterm membedakan antara persalinan
palsu dan sejati.

3. Risiko tinggi cidera terhadap janin berhubungan dengan malnutrisi ibu,


ketidakadekuatan perawatan dan skrinning pranatal.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan kejadian atau kondisi yang dapat
menimbulkan risiko terhadap janin dapat diatasi.

Kriteria hasil:

- Klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang faktor- faktor risiko individu.

- Menunjukkan pertumbuhan janin dalam batas normal.

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji adanya potensial risiko janin Bayi yang lahir dari ibu remaja
berisiko prematuritas, BBLR,
trauma kelahiran.
2 Timbang berat badan klien. Berikan Klien yang melahirkan bayi
petunjuk bagi individu untuk BBLR, sebelum hamil berat
penambahan berat badan berdasarkan badannya kurang dan semakin
kebutuhan pertumbuhan normal berkurang
selama hamil sampai dengan
melahirkan
3 Tekankan pentingnya perawatan Dapat mengatahui atau menjamin
pranatal terus- menerus pertumbuhan dan perkembangan
janin normal
4 Berikan informasi kepada klien tentang Malnutrisi memperberat
pentingnya masukan nutrisi yang ketidakadekuatan perkembangan
adekuat untuk janin neonatus atau sel- sel otak janin.

4. Gangguan citra tubuh atau gangguan identitas pribadi berhubungan dengan


perubahan tubuh akibat kehamilan, krisis situasi dan maturasi, tidak adanya sistem
pendukung.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat meningkatkan rasa


percaya diri.

Kriteria hasil:

- Klien mengidentifikasikan perasaan dan metoda untuk koping terhadap persepsi diri
atau kemampuan negatif

- Klien menunjukkan adaptasi pada perubahan peran.

NO INTERVENSI RASIONAL
1 Ciptakan hubungan terapeutik Penting untuk menciptakan sikap
saling percaya dan kerjasama
sehingga klien bebas untuk
mendengarkan informasi yang
tersedia.
2 Tanyakan perasaan klien tentang Klien mungkin sulit untuk melihat
identitas atau peran seksual dirinya sebagai seorang ibu.
3 Diskusikan masalah dan rasa takut Membuat dasar untuk pembelajaran
akan citra tubuh dan perubahan masa datang
sementara karena hamil
4 Diskusikan cara- cara untuk Membantu dalam mengatasi
meningkatkan citra diri positif perubahan penampilan dan
(misalnya gaya berpakaian, tata rias) menunjukkan citra positif
DAFTAR PUSTAKA

Bobak , L. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Fanaurora. 2013. Kasus Kehamilan Remaja Semakin Meningkat. Diunduh tanggal 28 April
2014. Dari http://www.gelumbang.com/kasus-kehamilan-remaja-semakin-
meningkat.html

Manuaba, I. B. G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Muscari, M. E. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik edisi 3. Jakarta : EGC

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto

Syafi’i, N. 2013. LP Kehamilan Pada Remaja. Diunduh tanggal 5 April 2014. Dari
http://www.scribd.com/doc/141594226/LP-Kehamilan-Pada-Remaja

Trihono. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Diunduh tanggal 28 April 2014.
Dari depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf

Anda mungkin juga menyukai