Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH

NAMA : NAHARIA

NIM : 052022126

KELAS :

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS

KURNIA JAYA PERSADA

TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
1. Kehamilan Pranikah didefinisikan sebagai kehamilan yang terjadi pada
wanita yang belum menikah oleh karena suatu sebab maka kehadirannya
tidak diinginkan.
2. Kehamilan Pranikah adalah kehamilan yang tidak dikehendaki atau pada
remaja akibat hubungan yang terlampau bebas.
Jadi kesimpulannya Kehamilan Pranikah adalah penolakan atas kehamilan
yang terjadi pada wanita yang belum menikah, kemudian memberikan
penolakan secara psikologis maupun fisik.
B. Etiologi kehamilan pra nikah
Faktor penyebab kehamilan Pranikah pada remaja antara lain karena
kurangnya pendidikan remaja tentang kesehatan reproduksi, tidak memakai alat
kontrasepsi pada saat berhubungan intim atau seks, kurangnya pemahaman
tentang arti dan fungsi seks, pengaruh media informasi, semakin longgarnya
norma-norma dan nilai budaya agama serta kurangnya pengawasan orang tua
baik di rumah maupun di sekolah
1. Perilaku Seksual Aktif
Sebagian remaja sudah mengalami pematangan organ reproduksi dan
bisa berfungsi atau bereproduksi. Namun secara sosial, mental dan emosi
mereka belum dewasa. Mereka akan mengalami banyak masalah apabila
pendidikan dan pengasuhan seksualnya dan reproduksi mereka terabaikan.
Banyak diantara mereka sudah seksual aktif bahkan berganti-ganti pasangan
seks.Akibatnya banyak terjadi kehamilan pranikah.
Perilaku seks adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
seksual baik dengan lawan sejenisnya maupun dengan sesama jenisnya.
Bentuk perilaku seksual dapat bermacam-macam mulai dari pasangan
tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek
seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam bayangan atau dirinya
sendiri.
Perilaku seks merupakan perilaku yang bertujuan untuk menarik
perhatian lawan jenis. Perilaku seks ini sangat luas sifatnya antara lain mulai
berdandan, melirik, merayu, menggoda, bersiul, sekaligus juga terkait
dengan aktifitas dan hubungan seksual misalnya berpegangan tangan, cium
pipi, cium bibir, petting, hubungan intim.
Kebanyakan remaja pada umumnya berpendidikan (formal)
rendah,sebagian tidak mempunyai pekerjaan tetap, berpenghasilan relative
rendah, dan harus bekerja keras. Analisis lebih lanjut terlihat bahwa seks
merupakan sebuah pelepasan dan rasa “stress” karena beban hidup berat. Ini
terjadi karena sebagian remaja melakukan hubungan seks secara aktif
Karena hiburan dan rekreasi dalam bentuk seks yang terjangkau.
Perilaku seks aktif merupakan masalah karena tidak dilakukan dengan
aman bahkan dapat dikatakan sangat beresiko.Mereka tidak pernah
menggunakan alat kontrasepsi.Selain itu, hubungan seks dilakukan dengan
banyak pasangan secara bergantian. Kadang ini dilakukan dengan pacar,
sesaat dengan pekerja seks, kadang mereka tidak peduli akan penyakit, yang
sekalipun disebut AIDS.
2. Minimnya Pengetahuan
Informasi yang tepat tentang masalah seksual dan reproduksi bagi
remaja sangat kurang dan akses pelayanan yang bersifat youth friendly juga
tidak memadai bahkan hampir tidak ada.Pelayanan konseling juga
diperlukan memberikan pelayanan kepada remaja agar mereka
mendapatkan informasi dan pelayanan dapat terpenuhi.Yang pada akhirnya
remaja terhindar dan kehamilan tidak diinginkan.
Hal ini terjadi akibat minimnya pengetahuan remaja mengenai
kesehatan reproduksi dan akibat serta penyakit menular dan perolehan seks
bebas tersebut. Terkadang seks dianggap sesuatu yang tabu untuk
dibicarakan, sehingga para remaja mencoba mencari tahu sendiri bahkan
melalukannya, tanpa mengetahui konsekuensi yang haru mereka tanggung
di masa depan.
Akibat gaya hidup perinissive (serba boleh) dan kecenderungan
pergaulan di kalangan remaja maupun mahasiswa, kini banyak diantara
mereka melakukan hubungan seks di luar nikah, dan mereka malu, mereka
nekat ambil jalan pintas, yaitu aborsi, jadi bukan alasan media.
Remaja tanpa pengetahuan yang memadai mengenai resiko-resiko,
mudah terjebak dalam penggunaan Narkoba atau melakukan hubungan seks
dengan pasangan yang berganti-ganti dan hubungan seks tanpa
perlindungan, resiko dan perilaku tersebut sangat luas, tidak hanya
mengancam mereka secara fisik tetapi juga psikologi sosial.
Ketidaktahuan akan seks dan reproduksi juga telah meningkatkan
angka kasus HIV/AIDS di Indonesia. “Meningkatkan kasus HIV/AIDS di
Indonesia pun karena kita belum diberikan pendidikan seks yang cukup.
Sementara, remaja Iebih banyak mengetahui soal seks dan tayangan-
tayangan televisi dan VCD porno.Padahal, itu bukan pendidikan seks tapi
informasi tentang seks”.
Masalah seksual para remaja adalah hal yang memprihatinkan dan
sering terjadi salah satu masalah seksual sebagai konsekuensi dan
meningkatnya penyebaran pornografi adalah kehamilan di luar nikah pada
remaja. Banyak efek negatif dan kehamilan para remaja diantaranya
penyakit fisik seperti anemia, kesulitan persalinan karena tulang pinggul
belum sempurna, persalinan premature, kematian bayi dalam kandungan,
berat bayi lahir rendah, dan sebagainya
Pengetahuan seksual yang minim mendorong gairah seksual sehingga
tidak bisa dikendalikan.Hal ini dapat meningkatkan resiko dampak negative
seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah

seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dan berbagai sumber yang
lain, teman-teman sebayanya, buku, majalah, internet, atau video porno.
C. Dampak Kehamilan Pranikah
1. Aborsi
Ada bermacam-macam cara perempuan untuk menghentikan
kehamilannya, dan mulai melakukan upaya sendiri hingga minta bantuan
tenaga lain. Minum jamu peluntur atau jamu telat bulan merupakan salah
satu upaya sendiri yang umum dilakukan oleh perempuan yang mengalami
Kehamilan Pranikah dan telah dikenal sejak lama.
Cara lainnya termasuk mengkonsumsi makanan/minuman Iainnya
yang dipercaya dapat memancing keluarnya janin dan kandungannya
(seperti nenas muda, bir hitam, dan sebagainya) atau melakukan aktifitas
tertentu (misalnya loncat-loncat).
Bila upaya ini tidak berhasil, barulah mereka mencari pertolongan
kepada tenaga terlatih (misalnya dukun) atau ke tenaga medis terlatih
(misalnya dokter ahli kandungan). Cara yang dilakukan dukun untuk
menolong pasiennya antara lain dengan cara mengurut, memasukkan
tangkai daun ke dalam rahim dan/atau menggunakan ramuan yang
diminumkan kepada pasiennya.
Menurut WHO setiap tahunnya diperkirakan 600.000 perempuan
meninggal dunia karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan
dan persalinan.
Aborsi banyak terjadi, pelaku aborsi sifatnya tertutup karena sadar
bahwa pekerjaannya ilegal.Dukun aborsi yang berpraktek umumnya
menerima remaja perempuan dan luar daerah. Remaja tidak meminta
pelayanan aborsi pada dukun aborsi di kampung sendiri karena akan
terbongkar rahasianya.
Dampak aborsi tidak hanya fisik karena pelaku dapat mengalami
infeksi, komplikasi dan sebagainya.Tetapi juga psikis dalam bentuk

kecemasan, ketakutan, kekhawatiran dan gangguan emosi lainnya karena


rasa bersalah, dosa dan lain-lain.
Gambar 2.1: Hasil dari Aborsi

2. Dampak Psikologis Pada Remaja


Separuh dari kehamilan remaja di bawah usia 16 tahun dan
sepertiga dan kehamilan remaja berusia 16 sampai 19 tahun berakhir
dengan determinacy kehamilan. Masalah-masalah ke Jiwaan tidak
meningkat setelah terminasi kehamilan, tetapi sebagian wanita akan
mengalami stress emosional merasa bersalah dan menyesal.
Kehamilan pada remaja perempuan akibat hubungan seks dengan
pacarnya tidak selalu mengakibatkan kehamilan pranikah, melainkan
dapat merupakan kesengajaan.
Hubungan yang tidak direstui dan kehamilan yang harus dialami
pihak perempuan memberikan dampak psikologis yang tidak ringan
terutama bagi pihak perempuan, ketakutan dan kecemasan, rasa bersalah
dan berdosa, malu dan sebagainya merupakan beban psikologis yang
umumnya Iebih banyak menjadi beban perempuan pada laki-laki.
Remaja putri yang mengalami kehamilan tidak pranikah akan
memberikan dampak buruk berupa ketakutan, kecemasan, menyesal, dan
rasa bersalah. Secara sosial akan timbul stigma, pengucilan, deskriminasi
sosial, trauma, kehilangan berbagai hak, hal ini tidak hanya berakibat
jangka pendek tapi berakibat jangka panjang bahkan mempengaruhi
kelanjutan hidup remaja itu seterusnya.
3. Konflik Dalam Rumah Tangga
Kehamilan pada remaja perempuan akibat hubungan seks dengan
pacarnya tidak selalu mengakibatkan kehamilan pranikah, melainkan
dapat merupakan kesengajaan.Umumnya kejadian ini menyebabkan orang
tua akhirnya menyetujui dan menikahkan anaknya.Banyak konflik terjadi
di kalangan keluarga muda (remaja) karena persoalan ekonomi, maupun
persoalan psikologis, karena belum siap menanggung tanggung jawab
keluarga.
Kehamilan dan melahirkan pada usia remaja dapat berakibat fisik
dan langsung menghilangkan masa remaja yang sedang dinikmati remaja
karena Ia harus langsung masuk dunia baru dan merupakan sebuah masa
transisi yang tidak mudah.
D. Gangguan Psikologis Pada Kehamilan Pranikah
1. Fenomena Kehamilan Pranikah
Remaja bisa mengatakan bahwa seks bebas atau seks pranikah itu
aman untuk dilakukan.Namun,bila remaja melihat dan memahami akibat
dari perilaku itu,ternyata lebih banyak membawa kerugian .Salah satu
risikonya adalah kehamilan pranikah. Sungguh merupakan suatu
permasalahan kompleks yang dapat menghancurkan segalanya, masa
muda, pendidikan, kepercayaan dan kebanggan orang tua, serta pandangan
negatif dari masyarakat.Selain itu,kehamilan yang tidak diinginkan yang
juga mengarah pada tindakan aborsi kriminalis.
2. Tanda Gejala Gangguan Psikologis pada Kehamilan Pranikah
Umumnya kehamilan pranikah dialami oleh remaja, dimana remaja
dengan rentang usia 12-19 tahun memiliki kondisi psikis yang labil,karena
masa ini merupakan masa transisi dan pencarian jati diri. Dengan
kehamilan pranikah banyak permasalahan yang akan dihadapi oleh remaja
antara lain adalah sebagai berikut :
1) Timbulnya perasaan takut dan bingung yang luar biasa,terutama pada
wanita yang menjadi objek akan merasakan ketakutan besar terhadap
respon orang tua , dan biasanya mereka menutupi kehamilannya
hingga di dapatkan tindakan lain.
2) Rasa ketakutan jika kekasih yang menghamilinya tidak mau
bertanggung jawab dan tidak menolongnya keluar dari kondisi yang
rumit itu.
3) Cemas jika sampe teman-temanya mengetahui, apalagi pihak sekolah,
yang mungkin saja akan menghancurkannya dari bangku sekolah.
4) Rasa takut yang timbul karena ia sangat tidak siap menjadi seorang
ibu.
5) Timbul keinginan untuk mengakhiri kehamilannya dengan aborsi.
E. Pengelolahan Gangguan Psikologi Pada Kehamilan Pranikah
Penatalaksanaan yang bisa dilakukan guna menangani permasalahan yang
ini adalah dengan konseling humanistik, di mana manusia sebagai individu
berhak menentukan sendiri keputusannya dan selalu berpandangan bahwa pada
dasarnya manusia itu adalah baik . sebagai konselor yang ingin memberikan
konseling perlu memilki tiga karakter seperti berikut ini.
a. Empati, adalah kemampuan konselor untuk merasakan bersama dengan
klien, usaha berfikir bersama tentang, dan untuk mereka (klien).
b. Positif regart (Acceptance), yaitu menghargai klien dengan berbagai
kondisi dan keberadaannya.
c. Congruence (Genuineness), adalah kondisi transparan dalam hubungan
terapeutik.
Oleh Karena itu,di dalam menghadapi permasalahan kehamilan pranikah
bagi para remaja, maka bidan dapat memberikan konseling bersama yaitu
konseling keluarga , antara remaja itu sendiri , konselor dan pihak keluarga ,
mengingat orang tua nasih memilki andil yang besar pada kehidupan anak
remaja mereka.
F. Pencegahan untuk Mengurangi Kehamilan Remaja
Beberapa bentuk strategi untuk mengurangi kehamilan pranikah :
a. Meningkatkan Pendidikan
Pendidikan seks di sekolah berperan penting dalam menurunkan
kehamilan remaja. Penentuan waktu pendidikan semacam ini sangatlah
penting dan perlu dimulai pada awal masa remaja. Program pendidikan
seks Iebih besar kemungkinannya berhasil apabila terdapat pendekatan
terpadu antara sekolah dan layanan kesehatan.
Staf pelayanan kesehatan dapat dilibatkan dalam penyampaian
pendidikan seks, dan sekolah dapat mengatur kunjungan kelompok ke
klinik sebagai pengenalan dan untuk meningkatkan rasa percaya diri dari
para remaja yang mungkin ingin mendapatkan layanan klinik tersebut.
b. Mengincar Kelompok yang Beresiko Tinggi
Kelompok-kelompok tertentu mudah lebih besar kemungkinannya
hamil pada usia remaja, sehingga mereka dapat dipilih untuk menjadi
sasaran. Kelompok-kelompok ini mungkin mencakup remaja yang di asuh
oleh Negara, remaja yang tmemiliki rumah, remaja yang tinggal di
lingkungan sosial yang sosial ekonominya lemah, dan remaja sendiri
adalah anak dari orang tua remaja.
c. Mengungkapkan kemiskinan
Angka kehamilan remaja paling tinggi terdapat di daerah-daerah
yang keadaan sosial ekonominya kurang. Strategi yang menurunkan
kemiskinan dan memperbaiki prospek sosial ekonomi keluarga muda ini
besar kemungkinannya akan menurunkan angka kehamilan remaja.
d. Memperbaiki penyediaan kontrasepsi
Layanan yang menawarkan kontrasepsi sebaikya disesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan kaum muda,disertai ekspansi lokal fasilitas-fasilitas
yang ditujukan bagi mereka, memperhatikan bahwa jarak antara tempat
tinggal wanita muda dengan klinik keluarga berencana yang ditujuka bagi
kaum muda berbanding lurus dengan kemungkinan wanita tersebut
menjadi hamil.
Klinik harus terletak di tempat yang mudah diakses oloh kaum muda
tanpa menimbulkan rasa malu,dan harus dibuka pada saat-saat yang
paling sesuai bagi mereka.Kontrasepsi darurat harus lebih mudah
diperoleh,dan para remaja harus diberi tahu mengenai
penggunaannya.harus disediakan suatu layanan terpadu yang menawarkan
layanan kesehatan umum dan seksual bagi kaum muda,dan layanan
tersebut harus diberitahukan secara luas.
e. Memberikan informasi dan pelayanan untuk para remaja
Remaja memerlukan informasi yang sesuai dengan usianya mengenai
perkembangan fisik dan emosional,risiko-risiko potensial dari kegiatan
seksual yang tiddak terlindung,mengenai informasi seperti media massa,
hiburan, radio, televisi, musik, video, film, buku.
ASUHAN KEBIDANAN PRA NIKAH PADA Nn.”I”
UMUR 20 TAHUN DENGAN SUNTIKAN TT CATIN
DI RSUD dr PALEMMAI TANDI
TANGGAL 19 DESEMBER 2022

Tanggal Kunjungan : 19 Desember 2022 jam : 09.00 wita


Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2022 jam : 09.10 wita
Nama Pengkaji : Naharia

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identifikasi Klien/pasien
Nama : Nn’I”
Umur : 20 Tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa : Bugis/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak ada
Alamat : Jalan Ahmad Dahlan
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama : Klien mengatakan sudah mengikuti konseling pra nikah
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Kelainan jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Gemeli : Tidak ada
Ca mamae : Tidak ada
Stroke : Tidak ada
Osteoporosis : Tidak ada
D. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien tidak memiliki penyakit menular dan penyakit keturunan serta tidak
pernah di rawat di rumah sakit.
E. Riwayat Haid
Menarche : + 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 5 hari
Jumlah : tidak menentu
Nyeri Hadi : Tidak ada
Flour Albus : Tidak ada
F. Riwayat Kebiasaan Sehari-Hari
1. Pola nutrisi
Jenis makanan : Nasi, Lauk, dan Ikan
Frekuensi : 3 kali sehari
Jenis minuman : Air putih
Frekuensi : Setiap haus
2. Pola Istirahat dan Tidur
Siang : 4-5 jam/hari
Malam : 7-8 jam/hari
3. Pola aktivitas
Pekerjaan : Untuk sementara tidak bekerja
4. Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
Gosok gigi : Setiap selesai makan dan sebelum tidur
Ganti pakaian : Setiap kali basah dan selesai mandi
5. Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Warna : Kuning kecoklatan
Bau : Khas
Konsistensi : Lunak
BAK
Frekuensi :4-5 kali sehari
Warna : kuning jernih

Bau : Khas
Konsistensi : Baik
6. Pola kebiasaan lain : Tidak ada
G. Riwayat Psikologis dan Spiritual
Psikologis yang di rasakan : Klien mengatakan sudah siap lahir batin
melaksanakan perkawinan 2 minggu lagi.
Spiritual : Klien beragama islam dan rajin beribadah.
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Baik
4. Tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/i

Respirasi : 22x/i Suhu Badan : 36o C

Lila : 24 cm

Tinggi badan : 158 cm

Berat Badan : 48 kg
5. Kepala : Warna hitam, bersih, kulit kepala : tidak ada lesi
6. Muka : Tidak ada oedema dan simteris kiri dan kanan
7. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada
secret atau kotoran
8. Mulut : Mukosa bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
9. Hidung : Bersih, tidak ada polip, simetris
10. Telinga : bersih,tidak ada serumen dan pendengaran baik
11. Leher :
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar Limfe : Tidak ada pembengkakan
Pembesaran Vena Jugularis : Tidak ada kelainan
12. Dada

Payudara : Bentuk simetris


Benjolan : Tidak ada massa
Putting susu : menonjol
Areola : Kecoklatan
Nyeri tekan : Tidak ada
13. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : Tidak ada kelainan
Bentuk perut : Datar
14. Pemeriksaan genetalia
Anus : Tidak di lakukan
15. Ektremitas
Oedema tangan dan jari : Tidak ada
Pucat telapak tangan dan ujung jari : Tidak pucat
Oedema tibia dan kaki : Tidak ada odema
Betis merah/keras, : Tidak ada kelainan
Varices Tungkai : Tidak ada varises
Reflex patella kanan/kiri :+
16. Uji Dignostik : Tidak di lakukan

LANGKAH II : MERUMUSKAN DIAGNOSA/MASALAH KEBIDANAN


Diagnosa : WUS dengan Pra imunisasi TT
DS : Klien mengatakan ingin mengikuti TT pra nikah
DO : KU ibu baik dan TTV dalam batas normal
Rasional : Pemberian imunisasi TT pra nikah dapat memberikan kekebalan
dalam tubuh klien bertempat langsung mencegah terjadinya Tetanus
Neonatorium dengan memasukan kuman yang sudah di lemakan.

LANGKAH III : MENGANTISIPASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Diagnosa : Wanita Usia Subur

DS : klien mengatakan ingin menikah 2 minggu lagi


DO : klien sudah mendapatkan konseling Pra nikah
Masalah Aktual : WUS dengan Pra imunisasi TT
DS : Klien mengatakan ingin mengikuti TT pra nikah
DO : KU ibu baik dan TTV dalam batas normal
Masalah potensial : Terjadinya Drop Out TT2/DO TT2
DS : Tidak ada data mendukung
DO : Tidak ada data mendukung
Interpretasi Data : Tidak ada data mendukung

LANGKAH IV : TINDAKAN EMERGENCY DAN KOLABORASI


Tidak ada data mendukung

LANGKAH V : RENCANA ASUHAN


Diagnosa : Wanita Usia Subur Masalah
Aktual : WUS dengan imunisasi TT
Masalah Potensial : Terjadi DO TT2
Tujuan : Masalah actual teratasi
Kriteria : Tidak terjadi DO TT2
Tanggal : 19 Desember 2022, Pukul : 10.00 Wita
1. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan di lakukan
Rasional : Dengan penjelasan yang diberikan pasien dpaat mengerti dengan
tindakan yang di lakukan.
2. Berikan konseling kepada klien tentang manfaat pemberian imunisasi TT pra
nikah
Rasional : Dengan penjelasan yang diberikan, klien dapat memahami
manfaat imunisasi TT pra nikah.
3. Anjurkan klien untuk melakukan TT2 sesuai dengan jadwal yang di tentukan
Rasional : Dengan jadwal yang diberikan klien dapat mengikuti TT long life.

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Diagnosa : Wanita Usia Subur Masalah
Aktual : WUS dengan imunisasi TT
Masalah Potensial : Terjadi DO TT2
Tujuan : Masalah actual teratasi
Kriteria : Tidak terjadi DO TT2
Tanggal : 19 Desember 2022 pukul 10.10 wita
1. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan di lakukan
2. Memberikan konseling kepada klien tentang manfaat pemberian imunisasi
TT pra nikah
3. Menganjurkan klien untuk melakukan TT2 sesuai dengan jadwal yang di
tentukan
LANGKAH VII : EVALUASI
Tanggal 19 Desember 2022, pukul 10.20 wita
1. Klien sudah mengerti dan paham dengan tindakan yang diberikan
2. Klien memahami manfaat imunisasi TT pra nikah
3. Klien bersedia untuk datang TT berikutnya sesuai jadwal yang ditentukan
yaitu 4 minggu kemudian.

Palopo, 19 Desember 2022

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

(Sitti Athifah Abadi, S.ST.,Bd.,M.Kes)) (Yulianti.N, S.ST.,M.Kes)


PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PRA NIKAH
PADA Nn.”I” DENGAN SUNTIKAN TT CATIN
DI RSUD dr PALEMMAI TANDI
TANGGAL 19 DESEMBER 2022

Tanggal Kunjungan : 19 Desember 2022 jam : 09.00 wita


Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2022 jam : 09.10 wita
Nama Pengkaji : Naharia

A. IDENTITAS/BIODATA
Nama : Nn’I”
Umur : 20 Tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa: Bugis/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak ada
Alamat : Jalan Ahmad Dahlan

B. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama : Klien mengatakan sudah mengikuti konseling pra nikah
2. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi, eliminasi dan aktifitas sehari-hari
 Diet/ pola nutrisi :
Jenis makanan : Nasi, Lauk, dan Ikan
Frekuensi : 3 kali sehari
Jenis minuman : Air putih
Frekuensi : Setiap haus
 Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Warna : Kuning kecoklatan
Bau : Khas
Konsistensi : Lunak
BAK
Frekuensi :4-5 kali sehari
Warna : kuning jernih
Bau : Khas

Konsistensi : Baik
 Aktivitasi Sehari-hari
- Istirahat tidur
Siang : 4-5 jam/hari
Malam : 7-8 jam/hari
Gangguan pola tidur : Baik
 Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
Mengganti pakaian dalam : Setiap kali basah
3. Riwayat Penyakit Sistemik
Kelainan jantung : Tidak ada
Kelainan ginjal : Tidak ada
Asma/TB paru : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
DM : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Epilepsi : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
4. Riwayat penyakit Keluarga
Kelainan jantung : Tidak ada
Kelainan ginjal : Tidak ada
Asma/TB paru : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
DM : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada

Epilepsi : Tidak ada


Alergi : Tidak ada
5. Riwayat Psikologis dan Spiritual
Psikologis yang di rasakan : Klien mengatakan sudah siap lahir batin
melaksanakan perkawinan 2 minggu lagi.
Spiritual : Klien beragama islam dan rajin beribadah.

C. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tingkat kesadaran : Composmentis
c. Keadaan emosional : Baik
d. Tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/i

Respirasi : 22x/i Suhu Badan : 36o C

Lila : 24 cm

Tinggi badan : 158 cm

Berat Badan : 48 kg

e. Kepala : Warna hitam, bersih, kulit kepala : tidak ada lesi


f. Muka : Tidak ada oedema dan simteris kiri dan kanan
g. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada
secret atau kotoran
h. Mulut : Mukosa bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
i. Hidung : Bersih, tidak ada polip, simetris
j. Telinga : bersih,tidak ada serumen dan pendengaran baik
k. Leher :
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar Limfe : Tidak ada pembengkakan
Pembesaran Vena Jugularis : Tidak ada kelainan

l. Dada
Payudara : Bentuk simetris
Benjolan : Tidak ada massa
Putting susu : menonjol
Areola : Kecoklatan
Nyeri tekan : Tidak ada
m. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : Tidak ada kelainan
Bentuk perut : Datar
n. Pemeriksaan genetalia
Anus : Tidak di lakukan
o. Ektremitas
Oedema tangan dan jari : Tidak ada
Pucat telapak tangan dan ujung jari : Tidak pucat
Oedema tibia dan kaki : Tidak ada odema
Betis merah/keras, : Tidak ada kelainan
Varices Tungkai : Tidak ada varises
Reflex patella kanan/kiri :+
p. Uji Dignostik : Tidak di lakukan

D. ASSESMENT

Diagnosa : Wanita Usia Subur Masalah


Aktual : WUS dengan imunisasi TT
Masalah Potensial : Terjadi DO TT2

E. PLANNING
Tanggal 19 Desember 2022, pukul 10.10 wita
1. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan di lakukan
2. Memberikan konseling kepada klien tentang manfaat pemberian imunisasi
TT pra nikah
3. Menganjurkan klien untuk melakukan TT2 sesuai dengan jadwal yang di
tentukan

F. EVALUASI
1. Klien sudah mengerti dan paham dengan tindakan yang diberikan
2. Klien memahami manfaat imunisasi TT pra nikah
3. Klien bersedia untuk datang TT berikutnya sesuai jadwal yang
ditentukan yaitu 4 minggu kemudian.

Palopo, 19 Desember 2022

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

(Sitti Athifah Abadi, S.ST.,Bd.,M.Kes)) (Yulianti.N, S.ST.,M.Kes)

Ka. Prodi S1 Kebidanan Dan Profesi Bidan


Institut Kesehatan dan Bisnis Kurnia Jaya Persada Palopo

Samsinar, S.ST. M.Kes


NIDN. 0919078901

Anda mungkin juga menyukai