Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana peran bidan pada remaja putri?

Bidan sebagai tenaga kesehatan strategis, berada pada garis terdepan dalam pelayanan kesehatan
ibu dan anak, kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Bidan telah berperan
besar terhadap penyelenggaraan layanan kesehatan terutama untuk kesehatan reproduksi
perempuan dan kesehatan seksual, termasuk di masa pasca bencana.

Namun ada data yang menunjukkan bahwa upaya peningkatan masih dibutuhkan untuk
menjawab kebutuhan akan layanan kesehatan reproduksi perempuan dan kesehatan seksual yang
komprehensif untuk pemenuhan hak asasi, khususnya bagi perempuan, bayi, balita, dan remaja.

Remaja merupakan peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa yang melibatkan perubahan
berbagai aspek seperti biologis, psikologis, dan sosial-budaya, sehingga membutuhkan dukungan
dari internal (keluarga remaja sendiri) maupun ekternal di luar dari keluarga. Banyak
permasalahan yang muncul pada masa remaja yang menjadi tanggungjawab bidan sebagai
pemberi pelayanan kesehatan terutama remaja.

Berdasarkan data Studi Mengenai Perilaku Seksual Kawula Muda di 4 kota besar di Sumatera
Utara, terungkap rata-rata remaja melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia 18 tahun.
Ini mengakibatkan masalah kesehatan yang sering dialami oleh remaja adalah ancaman
perempuan akan hamil sebelum usia 20 tahun.

Remaja merupakan kelompok risiko tinggi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan serta
berbagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Ini dijumpai pada remaja hampir di
seluruh Sumatera Utara.

Hubungan seksualitas ini terjadi karena beberapa hal:

1. Kurang pemahaman tentang apa yang akan dialaminya saat mengalami pubertas

2. Pengawasan sosial kurang tepat yaitu terlalu ketat atau terlalu longgar
3. Hubungan yang semakin romantis yang dipengaruhi oleh IPTEK yang tidak dikontrol oleh
orangtua karena orangtua terlalu sibuk

4. Status ekonomi berkecukupan sehingga mudah mengunjungi tempat-tempat rawan yang


memungkinkan adanya kesempatan melakukan hubungan seksual.

Sebaliknya mereka yang ekonominya lemah tetapi banyak kebutuhan/ tuntunan mencari
kesempatan untuk memanfaatkan dorongan seksnya demi mendapatkan sesuatu sehingga terjadi
pelecehan seksual, penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol. Mereka kehilangan kontrol
sebab tidak tahu batas-batasnya mana yang boleh dan mana tidak boleh.

Salah satu peran bidan adalah memberi pelayanan remaja yaitu; konseling, informasi kesehatan
reproduksi dan pelayanan Keluarga Berencana (KB), pelayanan kehamilan dan persalinan
(termasuk: pelayanan aborsi yang aman, pelayanan bayi baru lahir/ neonatal), pengobatan infeksi
saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual (PMS). Termasuk juga bidan berperan di
dalam pencegahan kemandulan, konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR),
konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kesehatan reproduksi.

Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai
proses reproduksi serta berbagai faktor yang berhubungan. Dengan informasi yang benar,
diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggungjawab mengenai proses
reproduksi.

Pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh remaja adalah:

1. Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang
remaja), usia perkawinan serta bagaimana merencanakan kehamilan agar sesuai dengan
keinginannya dan pasangannya

2. Penyebab penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi
kesehatan reproduksi
3. Bahaya penggunaan obat-obatan/ narkoba pada kesehatan reproduksi

4. Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual, kekerasan seksual dan bagaimana
menghindarinya

5. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar


mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif.



Foto: Juara R. Ginting (klik foto untuk ukuran besar)

Selain penyuluhan pada remaja, pembinaan remaja perlu dilakukan dengan melalui dua sisi. Di
satu sisi pembinaan dilakukan untuk membantu remaja menghadapi tantangan hidup masa
sekarang. Di sisi lain, pembinaan perlu juga dilakukan kepada remaja dalam mempersiapkan
kehidupan di masa mendatang. Pembinaan dua arah ini perlu dilakukan secara bersinergis.

Remaja yang terganggu kehidupannya saat ini, misalnya terganggu oleh risiko seksualitas,
menderita HIV dan AIDS, pengguna NAPZA, maka kehidupan masa depannya pun akan
terganggu, baik dari segi kesehatan ataupun psikologisnya. Di sisi lain, remaja juga perlu
mendapat gambaran tentang perencanaan dan persiapan masa depan, sehingga remaja berhati-
hati dalam bersikap, tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan, dan menyambut masa depan
dengan kesiapan mental khususnya dalam kesiapan kehidupan berkeluarga.

Dalam rangka pembinaan remaja, bidan memberikan kerangka hukum dan acuan yang jelas baik
berupa undang-undang, peraturan-peraturan UU kesehatan no 23 tahun 1992, kode etik seorang
bidan yang dikeluarkan oleh Ikatan Bidan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai