Anda di halaman 1dari 7

FOKUS / SASARAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Disusun Oleh :

Kelompok 3
Gina Agustina
Hani Handayani Lestari
Lisa Gusmaniar
Wina Desi Supriatna

Kelas IIB

FOKUS/SASARAN KEBIDANAN KOMUNITAS.


Ukuran keberhasilan bidan di komunitas adalah bangkitnya atau lahirnya gerakan
masyarakat umtuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas
hidup perempuan di wilayah tertentu dengan sasaran sebagai berikut :
Sasaran Umum
Lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi masyarakat, tokoh masyarakat dan
kelompok masyarakat.
Sasaran Khusus
Sasaran khusus kebidanan komunitas adalah individu,keluarga dan kelompok khusus.
Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai satu kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, sosial dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan
karena ketidak mampuan merawat dirinya sendiri oleh karena suatu hal dan sebab, maka akan
dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lainnya dan anggota keluarga yang ada di sekitar
tempat tinggal mereka. Disini peran bidan komunitas adalah membantu individu agar dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik, menal yang dialami,
keterbatasan kemauan menuju kemandirian.
Keluarga
Devinisi keluarga menurut Depkes RI (1988) adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
disuatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Salvicion G Bailon dan Arcaelis Maglaya(1989) berpendapat, keluarga adalah dua
atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan di dalam perannya masing-masing menciptakan sderta mempertahankan kebudayaan.
Dari dua devinisdi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga adalah :
1. Unit terkecil masyarakat
2. Terdiri atas dua orang atau lebih

3. Adanya ikatan perkawinan dan perikatan darah


4. Hidup dalah suatu rumahtangga
5. Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga
6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7. Setiap anggota kerluarga mempunyai peran masing-masing
8. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :


1. Patrilineal : keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah isteri
4. Patrilokal : sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga saudara sedarah
suami.
5. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau isteri.
Tipe/bentuk keluarga :
1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anakanak.
2. Keluarga besar ( extended family)adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya: nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dsb.
3. Keluarga berantai ( serial family) adalah keluarga yng terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga ini.
4. Keluarga duda/ janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama.
6. Keluarga kabitas (chabitation) adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.

Keluarga indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (Exstended family), karena
masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat
istiadat yang sangat kuat.
Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para nggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masingmasing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota kerluarga.
Ciri-ciri keluarga :
1. Diikat dalam satu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
5. Ada pengambil keputusan
6. Kerjasama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam satu rumah/atap
Ciri-ciri keluarga Indonesia :
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan satu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
6. Meneruskan nila-nilai budaya bangsa

7. Ikatan keluarga sangat erat


8. Mempunyai semangat gotong royong
Pola kehidupan keluarga Indonesia
1. Daerah pedesaan (tradisional , agraris, tenang, sederhana, akrab, menghormati
orangtua)
2. Daerah perkotaan ( dinamis, rasional, konsumtif, demokratis, individual, terlibat
dalam kehidupan politik)
Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah sekumpualan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, usia, permasalahan (problem). Kegiatan yang terorganisasi sangat rawan terhadap
masalah kesehatan. Kelompok khusus yang ada di masyarakat dan institusi dapat
diklasifikasikan berdasarkan permasalahan serta kebutuhan yang mereka hadapi, siantaranya
sebagai berikut :
1. Kelompok dengan kebutuhan kesehatan yang khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhan (growt and development), yaitu :
a. Kelompok ibu hamil dan bersalin (melahirkan)
b. Kelompok ibu nifas
c. Kelompok balita
d. Kelompok anak usia sekolah
e. Kelompok usia lanjut
2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
serta asuhan (penderita penyakit menular, penderita penyakit tidak menular, kelompok
cacat yang memerlukan rehabilitasi, kelompok cacat mental, kelompok cacat sosial)
3. Kelompok yang mempunyai resiko tinggi terserang penyakit :
a. Kelompok penyalah gunaan obat dan narkotika
b. Kelompok Wanita Tuna Susila (WTS) dan Pekerja Seks Komersial (PSK)
c. Kelompok kerja tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Karwati SST, dkk.2011. Asuhan Kebidanan V. Jakarta. Trans Infomedia.

Anda mungkin juga menyukai