Anda di halaman 1dari 7

PAPER

Asuhan Kebidanan Komunitas


Donor Darah Berjalan

Disusun oleh : Kelompok 11

1. Devi Prastiyawati
2. Dwi Susilowati
3. Riska Ayu Sari Eka N.

(130803006)
(130803008)
(130803027)

D-III KEBIDANAN II A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
Jl. Dr. Sutomo No. 75-77 Telp. (0321) 870214 Jombang

Tahun Akademik 2014 / 2015

PEMBAHASAN
A. Donor Darah

Donor darah merupakan proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela
untuk disimpan di bank darah untuk kemudian digunakan pada tranfusi darah. Dari
sudut medis tindakan menyumbangkan darah merupakan kebiasaan
baik bagi kesehatan pendonor. Salah satunya, dengan berdonor darah
secara teratur secara tidak langsung pendonor telah melakukan
pemeriksaan

kesehatan

secara

teratur

pula.

Karena

sebelum

mendonorkan darah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan


secara lengkap.
Darah yang disumbangkan dapat expired (kadaluwarsa) bila
tidak terpakai. Sel-sel darah merah harus digunakan dalam 42 hari.
Platelet harus digunakan dalam 5 hari, dan plasma dapat dibekukan
dan digunakan dalam jangka waktu 1 tahun. Selain itu, donor darah
akan membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung dan
masalah jantung alinya. Penelitian menunjukan, mendonorkan darah
akan mengurangi kelebiahn zat besi dalam tubuh. Walau masih perlu
penelitian lagi untuk memastikanya, kelebiahn zat besi diduga
berperan menimbulkan kelainan pada jantung. Kelebihan itu akan
membuat kolesterol jahat (LDL) membentuk ateros/derosis (plak lemak
yang akan menyumbat pembuluh darah).
Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4 bulan
sekali diharapkan kekentalan darah berkurang sehingga mengurangi
kemungkinan

terjadinya

penyumbatan

pembuluh

darah.

System

produksi sel-sel darah juga akan terus terpicu untuk memproduksi selsel darah baru yang akan membawa oksigen ke seluruh jaringan

tubuh. Sirkulasi darah yang baik akan meningkatkan metabolism dan


merevitalisasi tubuh.
Siklus

pembentukan

sel-sel

darah

baru

yang

lancar

dan

metabolism tubuh yang berjalan baik, membuat berbagai penyakit


dapat dihindarkan. Selama 24 jam setelah berdonor maka volume
darah akan kembali normal. Sel-sel darah akan dibentuk kembali
dalam waktu 4-8 minggu.
B. Pengertian Donor Darah Berjalan

Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang


dilakukan departemen kesehatan

dalam hal ini direktorat bina

kesehatan ibu melalui program pemberdayaan perempuan, keluarga


dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunan AKI.
Donor darah berjalan adalah para donor aktif yang kapan saja
bisa dipanggil. Termasuk kerja mobil ambulance dilapangan yang
mendatangi instansi pemerintahan dan swasta terkait sediaan darah
lewat program yang mereka buat.
Untuk menguatkan program tersebut Menteri Kesehatan Dr.dr.Siti
Fadilah Supari, Sp. JP(K) mencanangkan dimulainya penempelan stiker
Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi (P4K) secara

nasional. Dengan pencanangan ini, semua rumah yang didalamnya


terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal taksiran
persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping
persalinan, transportasi dan calon pendonor darah. Dengan demikian,
setiap

kehamilan

sampai

dengan

persaliann

dan

nifas

dapat

dipantauoleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga


persalinan tersebut berjalan dengan aman dan selamat.

Kebutuhan akan darah dari tahun ke tahun semakin meningkat


yaitu mencapai 3 juta kantong per tahun. Sementara PMI setiap
tahunya

hanya

dapat

mengumpulkan

1,2

juta

kantong.

Masih

kurangnya jumlah kantong darah yang harus dikumpulkan disebabkan


masih minimnya geliat masyarakat untuk mendonorkan darah mereka.
Oleh karena itu perlu dilakukan penggalangan donor darah suka rela
(DDS).
Donor darah berjalan merupakan salah satu kegiatan yang
diandalkan di desa-desa yang ingin menyukseskan program desa
siaga.

Kegiatan

ini

dilakukan

dalam

upaya

menurunkan

angka

kematian ibu melalui penyaluran donor darah untuk ibu hamil atau ibu
bersalin yang mebutuhkanya.
Kegiatan

donor

darah

berjalan

melibatkan

peran

serta

masyarakat, khususnya keluarga dari ibu hamil atu ibu bersalin.


Masyarakat diharapkan dapat membangun system jaringan donor
darah dalm suatu kelompok masyarakat desa, sehingga dalm situasi
darurat donor dapat secepatnyadiberikan pada ibu yang melahirkan.
Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang
warganya membutuhkan darah.
Pada tahap sosialisasi memerlukan bantuan dari palng merah
Indonesia

(PMI)

untuk

menjelaskan

masalah

donor

darah

agar

masyarakat bertambah pengetahuanya serta menghilangkan mitosmitos yang selama ini berkembang dalam masyarakat mengenai donor
darah. Dengan demikian diharapkan dapat terjadi peningkatan peran
serta masyarakat dalam pelaksanaan donor darah.
Pelaksanaan kegiatan donor darah berjalan melibatkan seluruh
anggota masyarakat termasuk ibu hamil. Pada tahap awal, ibu hamil
diharapkan memiliki lima orang dewasa dalam keluarganya untuk
diikutsertakan dalam proses pemeriksan kehamilan dan pemberian
konseling mengenai segala persiapan kehamilan dan menghadapi
persalinan. Kelima orang tersebut diperiksa golongan darahnya untuk
persiapan sebagai pendonor apabila terjadi perdarahan. Selanjutnya
dibentuk coordinator untuk setiap golongan darah. Untuk orang-orang
dengan golongan darah yang sama dikumpulkan dalam satu kelompok
dan dipimpin satu orang coordinator.

Apabial pada suatu waktu , seorang ibu hamil atau bersalin


memerlukan

donor

darah,

bidan

dapat

segera

menghubungi

coordinator dari golongan darah yang dibutuhkan. System sederhana


ini diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap keberhasilan
program desa siaga terutama untuk menurunkan angka kematian ibu
ahmil, bersalin, nifas, serta bayi.
C. Tahapan dalam Donor Darah Berjalan :
1. Fasilitasi warga untuk menyepakati pentingnya tahu golongan darah.
2. Jika warga belum mengetahui golongan darahnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan
golongan darah bagi seluruh warga yang memenuhi syarat menjadi donor darah.
3. Hubungi pihak puskesmas untuk menyelenggarakan pemeriksaan golongan darah. Jika
puskesmas tidak mempunyai layanan pemeriksaan darah, maka mintalah puskesmas
melakukan rujukan. Jika diperlukan hubungi unit transfusi darah PMI terdekat.
4. Buatlah daftar golongan darah ibu hamil dan tanggal perkiraan lahirnya, kemudian
kumpulkan nama warga yang golongan darahnya sama dengan ibu hamil. Catat nama,
alamat, nomor telepon agar dapat segera dihubungi apabila dibutuhkan.
5. Usahakan semua ibu hamil punya daftar calon pendonor darah sesuai golongan
darahnya.
6. Buatlah kesepakatan dengan calon donor darah untuk selalu siap 24 jam, sewaktuwaktu ibu hamil memerlukan transfusi.
7. Buat kesepakatan dengan unit transfusi darah, agar warga yang siap menjadi donor
darah diprioritaskan untuk diambil darahnya terutama bagi ibu bersalin.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Donor darah berjalan merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu melalui
penyaluran donor darah untuk ibu hamil atau ibu bersalin yang
mebutuhkanya.
Kegiatan

donor

darah

berjalan

melibatkan

peran

serta

masyarakat, dan palang merah Indonesia (PMI). Dengan demikian


diharapkan dapat terjadi peningkatan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan donor darah.
System sederhana ini diharapkan dapat memberikan dampak
besar terhadap keberhasilan program desa siaga terutama untuk
menurunkan angka kematian ibu ahmil, bersalin, nifas, serta bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Yulifah Rita dan Yuswanto Tri Johan Agus (2009) Asuhan Kebidanan Komunitas , Jakarta
: Salemba Medika
Meilani Niken., dkk (2009) Kebidanan Komunitas Yogyakarta : Fitramaya
Ambarwati Eny Retnadan Rismintari Y Sriati (2009) Asuhan Kebidanan Komunitas
Jakarta : Maha Medika

Anda mungkin juga menyukai