Donor darah merupakan proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela
untuk disimpan di bank darah untuk kemudian digunakan pada tranfusi darah. Dari sudut
medis tindakan menyumbangkan darah merupakan kebiasaan baik bagi kesehatan pendonor.
Salah satunya, dengan berdonor darah secara teratur secara tidak langsung pendonor telah
melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur pula. Karena sebelum mendonorkan darah
terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara lengkap.
Darah yang disumbangkan dapat expired (kadaluwarsa) bila tidak terpakai. Sel-sel
darah merah harus digunakan dalam 42 hari. Platelet harus digunakan dalam 5 hari, dan
plasma dapat dibekukan dan digunakan dalam jangka waktu 1 tahun. Selain itu, donor darah
akan membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung dan masalah jantung alinya.
Penelitian menunjukan, mendonorkan darah akan mengurangi kelebiahn zat besi dalam
tubuh. Walau masih perlu penelitian lagi untuk memastikanya, kelebiahn zat besi diduga
berperan menimbulkan kelainan pada jantung. Kelebihan itu akan membuat kolesterol jahat
(LDL) membentuk ateros/derosis (plak lemak yang akan menyumbat pembuluh darah).
Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4 bulan sekali diharapkan
kekentalan darah berkurang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan
pembuluh darah. System produksi sel-sel darah juga akan terus terpicu untuk memproduksi
sel-sel darah baru yang akan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Sirkulasi darah
yang baik akan meningkatkan metabolism dan merevitalisasi tubuh.
Siklus pembentukan sel-sel darah baru yang lancar dan metabolism tubuh yang
berjalan baik, membuat berbagai penyakit dapat dihindarkan. Selama 24 jam setelah
berdonor maka volume darah akan kembali normal. Sel-sel darah akan dibentuk kembali
dalam waktu 4-8 minggu.
Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakukan departemen
kesehatan dalam hal ini direktorat bina kesehatan ibu melalui program pemberdayaan
perempuan, keluarga dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunan AKI.
Donor darah berjalan adalah para donor aktif yang kapan saja bisa dipanggil.
Termasuk kerja mobil ambulance dilapangan yang mendatangi instansi pemerintahan dan
swasta terkait sediaan darah lewat program yang mereka buat.
Kebutuhan akan darah dari tahun ke tahun semakin meningkat yaitu mencapai 3 juta
kantong per tahun. Sementara PMI setiap tahunya hanya dapat mengumpulkan 1,2 juta
kantong. Masih kurangnya jumlah kantong darah yang harus dikumpulkan disebabkan masih
minimnya geliat masyarakat untuk mendonorkan darah mereka. Oleh karena itu perlu
dilakukan penggalangan donor darah suka rela (DDS).
Donor darah berjalan merupakan salah satu kegiatan yang diandalkan di desa-desa
yang ingin menyukseskan program desa siaga. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu melalui penyaluran donor darah untuk ibu hamil atau ibu
bersalin yang mebutuhkanya.
Pada tahap sosialisasi memerlukan bantuan dari palng merah Indonesia (PMI) untuk
menjelaskan masalah donor darah agar masyarakat bertambah pengetahuanya serta
menghilangkan mitos-mitos yang selama ini berkembang dalam masyarakat mengenai donor
darah. Dengan demikian diharapkan dapat terjadi peningkatan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan donor darah.
Apabial pada suatu waktu , seorang ibu hamil atau bersalin memerlukan donor darah,
bidan dapat segera menghubungi coordinator dari golongan darah yang dibutuhkan. System
sederhana ini diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap keberhasilan program
desa siaga terutama untuk menurunkan angka kematian ibu ahmil, bersalin, nifas, serta bayi.
B. AMBULANCE DESA
1. Pengertian
Ambulans desa adalah mobil milik warga yang secara sukarela disiagakan untuk membantu
ibu hamil yang telah tiba masa persalinannya atau ibu hamil yang diharuskan untuk
memeriksakan diri ke fasilitas yang lebih memadai dari apa yang ada di tempat ia tinggal.
Ambulan desa adalah salah satu bentuk semangat gotong royong dan saling peduli sesama
warga desa dalam sistem rujukan dari desa ke unit rujukan kesehatan yang berbentuk alat
transportasi.
Ambulan desa adalah suatu alat transportasi yang dapat digunakan untuk mengantarkan
warga yang membutuhkan pertolongan dan perawatan di tempat pelayanan kesehatan (Maternity,
Dainty. 2017:83).
Kehadiran ambulans desa ini dinilai cukup membantu kelancaran proses persalinanwarga
dan dapat digolongkan dalam Gerakan Sayang Ibu.Selain mobil Sepeda motor juga disebut
ambulans karena memiliki fungsi sepertimobil ambulans yaitu membawa pasien. Ojek ambulans
diutamakan untuk mengantar ibuhamil ke bidan di Pusat Kesehatan Desa (Puskesdes). Para pengojek
di desa terpencil secara sukarela siap menjaga dan mengantar para ibu yang hamil memeriksakan
kandungannya ke bidan hingga pada waktu menjelang kelahiran. Tim sukarelawan ini selalu
Siaga (siap antar dan jaga) selama 24 jam bagi ibu hamil dengan kata lain para tukang ojek turut
serta dalam Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang sudah dimulai sejak tahun 2002. Keberadaan ojek
ambulans sudah pasti sangat menolong masyarakat karena di daerahterpencil belum ada alat
transportasi umum yang memadai kecuali kendaraan. Keberadaan ojek ambulans sudah pasti
sangat menolong masyarakat karena di daerah terpencil belum ada alat transportasi umum yang
memadai kecuali kendaraan Cidomo yaitu sejenis delman yang ditarik kuda. Beberapa lokasi
permukiman penduduk pun masih ada yang tidak bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat
karena hanya berupa jalan setapak.Oleh karena itu, wajar jika sebelum ada program GSI banyak
ibu melahirkan tidak tertolong sehingga angka kematian ibu dan anak banyak. Ojek ambulans
bukanlah milik pemerintah desa tetapi milik perorangan. Sepedamotor ini milik sendiri (pribadi
-Red). Untuk lokasi yang hanya dapat dicapai dengan berjalankaki, tak jarang pengojek bersama
warga lainnya menandu dengan menggunakan kain yang diikat pada bambu hingga menyerupai
ayunan dan ibu naik di atas kain tersebut. Ada yang ditandu (digotong) pakai kain itu dan harus
berjalan lama sampai dua jam baru sampai ke jalan. Sepeda motor yang biasanya hanya boleh
ditumpangi dua orang, tetapi ojek ambulans bisa dinaiki tiga orang yakni pengojek, ibu hamil,
dan pengantar. Selain suami, dukun beranak juga sering diminta mengantar ibu hamil. Tetapi jika
tidak ada bisa mengantar, maka ibu hamil tersebut membonceng dengan cara badan si ibu diikat
dengan kain panjang ke badan pengojek.
a. Tujuan Umum
Membantu mempercepat penurunan AKI karena hamil, nifas dan melahirkan.
b. Tujuan Khusus
Mempercepat pelayanan kegawat daruratan masalah kesehatan, bencana serta kesiapsiagaan
mengatasi masalah kesehatan yang terjadi atau mungkin terjadi.
Ambarwati, Eny Retna, S.Sit dan Y Sriati Rismintari,S.Sit. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas.
Numed
: Yogyakarta.
Karwati, SST,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan V ( Kebidanan Komunitas ). Jakarta : Trans Info
Media.
Maternity, Dainty. 2017. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Andi
Ambarwati Eny Retnadan Rismintari Y Sriati (2009) Asuhan Kebidanan Komunitas Jakarta :
Maha Medika