Anda di halaman 1dari 3

TANGGUNG JAWAB KEPERDATAAN BIDAN DALAM PELAYANAN

KESEHATAN

R.A. Antari Inaka Turingsih*

Bagian Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta


Jalan Sosio Justicia Nomor 1 Bulaksumur, Sleman, D.I. Yogyakarta 55281

Abstract
In carrying out their health services obligations, midwifes need to comply with professional stan-
dards because failure to observe careful and diligent practice may be a ground for holding the
midwife accountable. Injured patient reserves the right to file a lawsuit against the midwifes by
invoking breach of contract or wrongful acts as the basis of liability. Therefore, in carrying out his/her
profession, a midwife must comply with professional standards, standard operating procedures, and
regulated code of conduct. This article will analyse matters pertinent to profession, malpractice, and
their efforts to heal.
Keywords: midwife, health services, civil duties.

Intisari
Bidan dalam melaksanakan kewajiban pelayanan kesehatan harus berdasarkan pada standar profesi.
Jika dalam melaksanakan kewajibannya bidan melakukan kesalahan, maka ia dapat dimintai
pertanggung- jawaban. Pasien sebagai pihak yang dirugikan dapat mengajukan pertanggungjawaban
bidan melalui gugat berdasarkan wanprestasi atau perbuatan melawan hukum. Oleh karena itu, dalam
melaksanakan profesinya, seorang bidan harus memenuhi ketentuan standar profesi, standar prosedur
operasional dan kode etik yang telah diatur. Dalam tulisan ini akan dicoba untuk dikaji hal-hal yang
berkaitan dengan profesi, malpraktik, dan pertanggungjawaban dalam upaya penyembuhan.
Kata Kunci: bidan, pelayanan kesehatan, pertanggungjawaban keperdataan.

Pokok Muatan
A. Pendahuluan................................................................................................................................268
B. Pembahasan..................................................................................................................................269
1. Pengertian Malpraktik............................................................................................................269
2. Pertanggungjawaban Tenaga Kesehatan.................................................................................271
C. Penutup........................................................................................................................................274

*
Alamat korespondensi: antari.innaka@gmail.com
268 MIMBAR HUKUM Volume 24, Nomor 2, Juni 2012, Halaman 187 - 375

A. Pendahuluan medis seperti bidan atau perawat, tenaga ke-


Sehat adalah keadaan yang selalu diharapkan farmasian termasuk juga tenaga laboran.
dan diidam-idamkan oleh setiap manusia di Bidan adalah salah satu komponen pemberi
dalam kehidupannya. Oleh karena itu setiap pelayanan kesehatan kepada masyarakat mem-
orang berusaha untuk melakukan upaya punyai peranan yang sangat penting, karena
kesehatan sehingga dapat menjalani hidup terkait langsung dengan pemberian pelayanan
dengan baik. Di dalam Undang-Undang Nomor kesehatan dan mutu pelayanan kepada para ibu di
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Indonesia. Bidan adalah salah satu tenaga
Kesehatan) ditentukan bahwa kesehatan adalah kesehatan yang berperan dalam upaya penurunan
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
maupun sosial yang memungkinkan setiap bayi (AKB). Pelayanan yang dilakukan oleh
orang untuk hidup produktif secara sosial bidan meliputi pelayanan berkesinambungan dan
ekonomis. Selanjutnya dalam Pasal 4 UU paripurna. Maknanya difokuskan pada aspek
Kesehatan ditentukan bahwa, “Setiap orang pencegahan, promosi dengan berlandaskan
mempunyai hak atas kesehatan”. Pasal 5 ayat (1) kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
dan (2) menyebutkan bahwa setiap orang bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh (Kepmenkes RI Nomor
akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan 938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar
bahwa setiap orang mempunyai hak dalam Asuhan Kebidanan).
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, Permenkes RI Nomor HK.02.02/Menkes/
bermutu dan terjangkau. 149/2010 tentang Ijin dan Penyelenggaraan
Berdasarkan ketentuan tersebut maka usaha Praktik Bidan memberikan pengertian bidan
untuk menjaga kesehatan rakyat merupakan adalah seorang perempuan yang lulus dari
suatu hal yang perlu mendapat perhatian dan pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai
pengaturan secara khusus di dalam suatu undang- peraturan perundang-undangan. Artinya profesi
undang, guna menjamin terlaksananya upaya bidan harus dilakukan oleh perempuan, karena
kesehatan. UU Kesehatan telah mengatur tugas bidan antara lain memberikan pelayanan
mengenai hal ini dalam Bab VI tentang Upaya kebidanan dan pelayanan reproduksi perempuan.
Kesehatan. Dalam ketentuan tersebut ditentukan Seorang bidan minimal harus merupakan lulusan
upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk dari pendidikan bidan sebelum tahun 2000 atau
kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, DIII dan dalam menjalankan praktik bidan harus
kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara memiliki Surat Izin Praktik Bidan (SIPB). Hal ini
terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. sesuai ketentuan Permenkes Nomor 900/Menkes/
Berbagai upaya kesehatan tersebut tentunya harus SK/III/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.
dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai Kepemilikan SIPB merupakan bukti bahwa
keahlian. Mereka inilah yang disebut tenaga seorang bidan boleh berpraktik di seluruh
kesehatan. Tenaga kesehatan adalah setiap orang wilayah Indonesia sesuai standar profesi.
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan Pekerjaan bidan adalah suatu profesi, se-
serta memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan hingga dalam pelaksanaannya di samping men-
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang dasarkan pada standar pelayanan yang ditetapkan
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan oleh peraturan perundang-undangan, juga
untuk melakukan upaya kesehatan (Pasal 1 butir harus tunduk pada kode etik yang ditetapkan
6 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). oleh organisasi profesi (Pasal 24 ayat (1) dan
Tenaga kesehatan ini antara lain tenaga medis (2) UU Kesehatan). Sehingga seorang bidan
seperti dokter atau dokter gigi dan tenaga para- sebagai salah satu tenaga kesehatan tidak saja
Thank you for using www.freepdfconvert.com service!

Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.

https://www.freepdfconvert.com/membership

Anda mungkin juga menyukai