Lusiana (F0G018006)
UNIVERSITAS BENGKULU
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yg Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul " profil mahasiswa masa kini” Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Allah SWT. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ... iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah............................................................................................ 1
Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
Frofil mahasiswa masa kini...................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Universitas adalah intitusi pendidikan yang didalamnya kita tidak
hanya disuguhkan dengan berbagai macam mata kuliah yang dikhususkan
dalam golongan fakultas tertentu. Kita sering menyebut tempat dimana kita
berkuliah ini dengan sebutan kampus. Disana kita belajar untuk bersosialisasi
dan menjadi calon – calon intelek yang santun dan dewasa. Namun sering kali
karna mungkin terbawa oleh kebiasaan atau pengaruh dari pergaulan dan
ketidak mampuan untuk mengendalikan diri dalam bergaul dengan teman
teman dikampus kita menjadi tidak cukup pintar dalam menempatkan diri
dengan etika bergaul yang baik. Sebut saja kondisi seperti ini dengan
sebutan “cuek”.
Memang setiap orang memiliki kebebasan untuk melakukan hal
sesuka hatinya tapi perlu diingat bahwa dalam menjalani hidup, kita tidak
hanya hidup seorang diri, kita hidup berdampingan dengan orang lain dimana
kita pun secara tidak langsung berkewajiban menjaga perasaan orang, dan
membuat orang lain menjadi nyaman dengan tingkah laku kita. Hal semacam
inilah yang dinamakan etika bergaul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan profil mahasiswa masa kini?
2. Bagaimana proses peningkatan mutu dan citra mahasiswa?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa itu profil mahasiswa masa kini dan bagaimana proses
peningkatan mutu dan citra mahasiswa
BAB II
4
PEMBAHASAN
5
cara bergaul dan memilih teman. Beragam gaya hidup itu kemudian menjelma
dalam hiruk pikuk.
1. Memilih Busana
Para mahasiswa dalam memilih busana cenderung mengikuti trend
yang sedang berlaku di zamannya. Kebanyakan dari mereka berpikiran kalau
hidup tak mengikuti mode pakaian yang sedang in, mereka akan dianggap
katrok, kampungan, kurang gaul, ataupun tidak fashionable. Anggapan-
anggapan serta cemoohan seperti itulah yang menjadi momok bagi seorang
mahasiswa yang sedang mencari jati diri. Mereka ingin bisa diterima oleh
kelompok lain dan dapat diakui keberadaannya sehingga mereka cenderung
untuk mengikuti arus zaman.
6
pelakuanya menjadi pelanggaran terberat di bidang pendidikan dan seakan
akan hanya sekedar mendapatkan nilai saja tak peduli menghiraukan
preosesnya.
Untuk itu, ada hal penting yang harus diperhatikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan tinggi yakni dengan menegaskan visi dan orientasi,
bahwa perguruan tinggi adalah institusi publik yang memberikan pelayanan
pendidikan bagi masyarakat. Perguruan tinggi adalah lembaga pengembangan ilmu
yang bertujuan melahirkan masyarakat berpengetahuan, berkeahlian, kompeten, dan
terampil.
7
Upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi menjadi kian penting dalam rangka
menjawab berbagai tantangan besar. Tantangan paling nyata di abad baru ini adalah
globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pergerakan tenaga ahli
antarnegara (expatriates) yang begitu masif. Maka, persaingan antarbangsa pun
berlangsung sengit dan intensif sehingga menuntut lembaga pendidikan tinggi, untuk
mampu melahirkan sarjana-sarjana berkualitas, memiliki keahlian dan kompetensi
profesional yang siap menghadapi kompetisi global.
Indikator kualitatif ini bersifat integratif dan membentuk hubungan siklikal melalui
tiga tahapan, yaitu
a. input,
b. proses transformasi, dan
c. output.
B. Peningkatan Mutu Dan Citra Mahasiswa
Tahap pertama, akreditasi kelembagaan fokus pada masalah input
yang menjadi isu penting untuk menentukan tinggi-rendahnya mutu sebuah
8
produk (lulusan/sarjana). Input mencakup enrollment (mahasiswa),
karakteristik pendidikan tenaga akademik (S-2, S-3), sumber daya finansial,
fasilitas, program, dan dukungan pelayanan. Masalah input ini amat krusial,
sebab berpengaruh langsung terhadap kualitas outcome. Produk yang akan
dihasilkan sangat bergantung pada bahan mentah (raw material) yang diserap.
Untuk bisa memperoleh status akreditasi yang baik, sebuah perguruan
tinggi harus
1) menata sistem/pola rekrutmen dan seleksi mahasiswa;
2) meningkatkan mutu tenaga akademik dengan memberi kesempatan
mengikuti pendidikan pascasarjana sampai tingkat doktor;
3) menggali dan mengembangkan sumber pembiayaan alternatif melalui
kerja sama dengan badan-badan usaha swasta dalam bentuk
pengembangan riset-riset strategis;
4) menyediakan sarana dan prasarana fisik yang memadai dan fasilitas
yang mendukung, terutama perpustakaan dan laboratorium;
5) menawarkan program-program akademik yang menarik minat
masyarakat; dan
6) memberikan pelayanan publik yang baik.
9
Perguruan tinggi juga harus mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi
aktivitas akademik, kegiatan ilmiah, dan pelatihan-pelatihan intelektual, yang
berorientasi pada peningkatan mutu. Sebagai sebuah lembaga ilmiah, perguruan
tinggi harus menjadi wadah semacam kawah candradimuka, tempat bagi seluruh
civitas academica untuk mengembangkan segenap potensi keilmuan, memupuk
kreativitas, dan melakukan riset-riset inovatif guna meraih prestasi akademik yang
cemerlang.
Ketiga tahapan di atas terjalin dalam satu lingkaran mata rantai yang bersambung,
bersifat mutualistik, saling bersinergi, dan dibingkai dalam apa yang disebut
benchmarking terutama dengan perguruan tinggi dalam satu kawasan (PT Indonesia
dengan PT Singapura, Malayisa, Thailand, China, India). Bagi sebuah perguruan
tinggi, benchmarking merupakan hal yang amat penting untuk membangun
10
keunggulan komparatif, sehingga dapat bersaing di tengah kompetisi yang ketat
dengan menawarkan program yang bermutu kepada publik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan
harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada
norma yang berlaku.Gaya hidup juga mencerminkan sikap individu,
nilai-nilai atau pandangan dunia. Oleh karena itu, gaya hidup adalah
sarana untuk menempa rasa diri dan menciptakan simbol budaya yang
beresonasi dengan identitas pribadi. Tidak semua aspek dari gaya hidup
sepenuhnya terjadi. Lingkungan sistem sosial dan teknis dapat pula
membatasi pilihan gaya hidup yang tersedia untuk individu dan simbol-
simbol yang dapat diterapkan pada dirinya sendiri dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Sukrisno, Ardana I Cenik. (2009) Etika Mahasiswa. Jakarta : Salemba Empat
K. Bertens, 1994 Etika. Jakarta: Utama Gramedia.
12
Edward Shill Tanpa tahun. Etika Akademis. Terjemahan oleh Parsudi Suparlan. 1993.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Effendy, Onong Uchyana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
13