Anda di halaman 1dari 11

DONOR DARAH BERJALAN DI KOMUNITAS

Donor Darah
  
                                  DONOR DARAH BERJALAN

Definisi Donor darah Berjalan


            Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini adalah program
PMI untuk memenuhi pasokan darah di PMI karena PMI sering mengalami kekurangan pasokan darah
sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak.
            Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakukan Departemen Kesehatan dalam hal ini
direktorat Bina Kesehatan Ibu. Melalui program pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat, dalam
upaya mempercepat penurunan AKl.
Donor darah berjalan adalah para donor aktif yang kapan saja bisa dipanggil. Termasuk kerja mobil ambulance
dilapangan yang mendatangi instansi pemerintahan dan swasta terkait sediaan darah lewat program yang mereka
buat.
Untuk menguatkan program tersebut Menteri Kesehatan Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)
mencanangkan dimulainya penempelan stiker perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) secara
nasional. Dengan pencanangan ini, semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker
berisi nama, tanggal taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan,
transportasi dan calon pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan sampai
dengan persalinan dan nifas dapai dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan
sehingga persalinan tersebut berjalan dengan aman dan selamat.
Kebutuhan akan darah dari tahun ke tahun semakin meningkat yaitu mencapai 3 juta kantong per
tahun. Sementara PMI setiap tahunnya hanya dapat mengumpulkan sekitar 1.2 juta kantong. Masih kurangnya
jumlah kantong darah yang harus dikumpulkan disebabkan masih minimnya geliat masyarakat untuk
mendonorkan darah mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan penggalangan Donor Darah Sukarela (DDS).

Manfaat Donor Darah


Selain segi sosial dan derma yang dapat dijadikan dorongan mengapa kita perlu mendonorkan darah
secara rutin, terdapat beberapa manfaat medis dari donor darah secara teratur. Donor darah terutama baik bagi
mereka yang memiliki kandungan besi dalam darah berlebihan karena besi yang berlebih cenderung akan
menumpuk pada berbagai organ vital seperti jantung, liver, ginjal dan mengganggu fungsinya
(hemokromatosis). Selain itu, beberapa penelitian medis, walaupun belum sempurna dijelaskan secara medis,
mengemukakan bahwa donor darah rutin akan membantu kelancaran aliran darah (sistem kardiovaskular).
Pengurangan kekentalan darah sehingga menjamin kelancaran suplai darah bagi tubuh tersebut ditengarai
menyebabkan efek positif bagi jantung, sehingga pernah ada penelitian yang menyatakan bahwa donor darah
rutin mampu membantu mengurangi angka kejadian serangan jantung pada pria.
Mungkin kekhawatiran efek samping dari donor darah seperti yang dijadikan alasan bagi kebanyakan
dari kita adalah benar, namun angka kejadiannya jarang. Dengan berbagai tahapan persiapan dan skrining
sebelum mendonor maka semua efek samping tersebut nyaris tidak akan terjadi. Kekhawatiran akan terjadinya
kekurangan darah (anemia) misalnya. Dengan pemeriksaan kadar Hb sebelumnya maka hal tersebut dapat
dicegah. Selama Hb orang dewasa diatas 12, donor darah relatif aman untuk dilakukan, malah dianjurkan.
Memar dapat terjadi pada bekas tusukan jarum, namun jarang luas dan hilang sempurna tidak lebih dari
setengah minggu. Salah satu yang lumayan sering dijumpai adalah terjadinya reaksi hipovolemia yang berupa
tekanan darah turun mendadak pasca donor sehingga membuat si pendonor merasa pusing, lemas dan mual.
            Hal ini dapat dicegah misalnya dengan menanyakan sebelumnya adakah riwayat kejadian tersebut pada
donor sebelumnya, atau apakah ada riwayat penyakit tertentu, memeriksa tekanan darah sebelumnya, sesudah
donor maka berbaring sekitar 10 menit lebih dulu sebelum berdiri dan berjalan, serta dengan diberikannya
makanan dan minuman manis segera setelah donor. Kekhawatiran untuk terinfeksi penyakit serius seperti HIV
misalnya, adalah berlebihan. Selama peralatan seperti jarum yang dipakai adalah steril dan masih baru, hal
tersebut pastinya dapat dicegah. Justru resiko terinfeksi lebih besar terjadi pada mereka yang menerima transfusi
darah ketimbang si pendonor karena beberapa ketidaksempurnaan dalam skrining darah.
            Dari sudut medis tindakan menyumbang darah merupakan kebiasaan baik bagi kesehatan pendonor.
Salah satunya, dengan berdonor darah secara teratur secara tidak langsung pendonor telah melakukan
pemeriksaan kesehatan secara teratur pula. Karena sebelum mendonorkan darah terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan kesehatan secara lengkap.
Darah yang disumbangkan dapat expired (kedaluwarsa) bila tidak terpakai. Sel-sel darah merah harus
digunakan dalam 42 hari. Platelet harus digunakan dalam 5 hari, dan plasma dapat dibekukan dan digunakan
dalam jangka waktu 1 tahun. Selain itu, donor darah akan membantu menurunkan risiko terkena serangan
jantung dan masalah jantung lainnya. Penelitian menunjukkan, mendonorkan darah akan mengurangi kelebihan
zat besi dalam tubuh. Walau masih perlu penelitian lagi untuk memastikannya, kelebihan zat besi diduga
berperan menimbulkan kelainan pada jantung. Kelebihan itu akan membuat kolesterol jahat (LDL) membentuk
ateros/derosis (plak lemak yang akan menyumbat pembuluh darah).
Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4 bulan sekali, diharapkan kekentalan darah
berkurang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Sistem produksi sel -
sel darah juga akan terus terpicu untuk memproduksi sel-sel darah baru yang akan membawa oksigen keseluruh
jaringan tubuh. Sirkulasi darah yang baik akan meningkatkan metabolisme dan merevitalisasi tubuh.

Siklus pembentukan sel-sel darah baru yang lancar dan metabolisme tubuh yang berjalan baik,
membuat berbagai penyakit dapat dihindarkan. Selama 24 jam setelah berdonor maka volume darah akan
kembali normal. Sel-sel darah akan dibentuk kembali dalam waktu 4-8 minggu.
Merupakan salah satu kegiatan yang diadakan didesa-desa yang ingin menyukseskan program Desa
Siaga. Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu melalui penyaluran donor darah
untuk ibu hamil atau ibu bersalin yang membutuhkannya. Kegiatan donor darah berjalan melibatkan peran serta
masyarakat, khususnya keluarga dari ibu hamil dan ibu bersalin. Masyarakat diharapkan dapat membangun
sistem jaringan donor darah dalam suatu kelompok masyarakat desa, sehingga dalam situasi darurat donor
secepatnya dapat diberikan kepada ibu melahirkan.
Secara umum proses pembentukan donor darah berjalan hampir sama dengan pembentukan dana sehat
hanya saja pada tahap sosialisasi memerlukan bantuan dari palang merah indonesia ( PMI ) untuk menjelaskan
masalah donor darah agar masyarakat bertambah pengetahuannya. Dengan demikian diharapkan dapat terjadi
peningkatan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan donor darah. Pelaksanaan kegiatan donor darah berjalan
melibakan seluruh anggota masyarakat termasuk ibu hamil. Pada tahap awal, setiap ibu hamil diharapkan
memiliki lima orang dewasa dalam keluarganya untuk diikutsertakan dalam proses pemeriksaan kehamilan dan
pemberian konseling mengenai segala persiapan kehamilan dan dalam menghadapi persalinan. Kelima orang
tersebut diperiksa golongan darahnya untuk persiapan sebagai pendonor apabila terjadi perdarahan apabila
sewaktu-waktu, seorang ibu hamil atau ibu bersalain memerlukan donor darah, bidan dapat segera menghubungi
anggota keluarganya yang memiliki golongan darah yang sama. Sistem sederhanai ini diharapkan dapat
memberikan dampak besar terhadap keberhasilan program Desa Siaga terutama untuk menurunkan angka
kematian ibu hamil, bersaln, nifas , serta bayi.

Tahapan Donor Darah Berjalan


Adapun donor darah dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1.      Fasilitasi warga untuk menyepakati pentingnya mengetahui golongan darah.
2.      Jika warga belum mengetahui golongan darahnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan golongan darah bagi
seluruh warga yang memenuhi syarat untuk menjadi donor darah.
3.      Hubungi pihak Puskesmas untuk menyelenggarakan pemeriksaan darah. Jika Puskesmas tidak mempunyai
layanan pemeriksaan darah, maka mintalah Puskesmas melakukan rujukan. Jika diperlukan hubungi unit
tranfusi darah PMI terdekat.
4.      Buatlah daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir, kumpulkan nama warga yang mempunyai
golongan darah yang sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat mereka ataupun cara menghubungi yang
tercepat dari semua warga yang bergolongan darah sama dengan ibu hamil.
5.      Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang sesuai dengan golongan darahnya.
6.      Buatlah kesepakatan dengan para calon donor darah untuk selalu siap 24 jam, sewaktu-waktu ibu hamil
memerlukan tranfusi.
7.      Buat kesepakatan dengan Unit Tranfusi darah, agar para warga yang telah bersedia menjadi pendonor darah
diprioritaskan untuk diambil darahnya, terutama tranfusi bagi ibu bersalin yang membutuhkannya.
8.      Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang warganya yang
membutuhkan darah.

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/donor-darah-berjalan-di-
komunitas.html#ixzz2XwJLDkMV

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.Depkes. (2007).

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/donor-darah-berjalan-di-
komunitas.html#ixzz2XwJ2PXpY

Donor Darah Berjalan

Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini adalah
program PMI untuk memenuhi pasokan darah d PMI karena PMI sering mengalami kekurangan
pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak.

Manfaat Donor Darah

Selain segi sosial dan derma yang dapat dijadikan dorongan mengapa kita perlu
mendonorkan darah secara rutin, terdapat beberapa manfaat medis dari donor darah secara teratur.
Donor darah terutama baik bagi mereka yang memiliki kandungan besi dalam darah berlebihan
karena besi yang berlebih cenderung akan menumpuk pada berbagai organ vital seperti jantung,
liver, ginjal dan mengganggu fungsinya (hemokromatosis). Selain itu, beberapa penelitian medis,
walaupun belum sempurna dijelaskan secara medis, mengemukakan bahwa donor darah rutin akan
membantu kelancaran aliran darah (sistem kardiovaskular). Pengurangan kekentalan darah sehingga
menjamin kelancaran suplai darah bagi tubuh tersebut ditengarai menyebabkan efek positif bagi
jantung, sehingga pernah ada penelitian yang menyatakan bahwa donor darah rutin mampu
membantu mengurangi angka kejadian serangan jantung pada pria.

Mungkin kekhawatiran efek samping dari donor darah seperti yang dijadikan alasan bagi
kebanyakan dari kita adalah benar, namun angka kejadiannya jarang. Dengan berbagai tahapan
persiapan dan skrining sebelum mendonor maka semua efek samping tersebut nyaris tidak akan
terjadi. Kekhawatiran akan terjadinya kekurangan darah (anemia) misalnya. Dengan pemeriksaan
kadar Hb sebelumnya maka hal tersebut dapat dicegah. Selama Hb orang dewasa diatas 12, donor
darah relatif aman untuk dilakukan, malah dianjurkan. Memar dapat terjadi pada bekas tusukan
jarum, namun jarang luas dan hilang sempurna tidak lebih dari setengah minggu. Salah satu yang
lumayan sering dijumpai adalah terjadinya reaksi hipovolemia yang berupa tekanan darah turun
mendadak pasca donor sehingga membuat si pendonor merasa pusing, lemas dan mual.

 Hal ini dapat dicegah misalnya dengan menanyakan sebelumnya adakah riwayat kejadian
tersebut pada donor sebelumnya, atau apakah ada riwayat penyakit tertentu, memeriksa tekanan
darah sebelumnya, sesudah donor maka berbaring sekitar 10 menit lebih dulu sebelum berdiri dan
berjalan, serta dengan diberikannya makanan dan minuman manis segera setelah donor.
Kekhawatiran untuk terinfeksi penyakit serius seperti HIV misalnya, adalah berlebihan. Selama
peralatan seperti jarum yang dipakai adalah steril dan masih baru, hal tersebut pastinya dapat
dicegah. Justru resiko terinfeksi lebih besar terjadi pada mereka yang menerima transfusi darah
ketimbang si pendonor karena beberapa ketidaksempurnaan dalam skrining darah.

Syarat Donor Darah (yang tertera di vitamin penambah darah) :

1.      Berbadan sehat

2.      Berusia 17-65 tahun

3.      Berat badan > 45 kg

4.      Tidak sedang menderita penyakit

5.      Wanita : tidak edang hamil dan menyusui

6.      Jarak waktu donor darah min 3 bulan

Ada syarat tambahan yang tidak tertulis dan kita harus tahu

1.      Kandungan hemoglobin dalam darah > 12,5 (CMIIW)

2.      Spesial buat wanita, tidak sedang haid dan jarak setelah haid dengan waktu donor darah
sebaiknya 1 minggu.

Siapa yang boleh mendonorkan darah ?        


Prinsipnya semua manusia sehat (terutama dewasa) boleh dsan baik untuk mendonorkan
darahnya. Tentunya sebelum mendonor beberapa pemeriksaan kondisi fisik diperlukan untuk
memastikan pendonor tidak memiliki penyakit serius yang mendasari maupun tidak sedang
menderita sakit tertentu.

Apakah orang lanjut usia masih boleh mendonorkan darahnya ?

Tentu saja boleh, dengan catatan mereka tidak memiliki penyakit serius (penyakit jantung,
ginjal, dehidrasi-anemia). Usia tua bukan merupakan halangan untuk mendonorkan darah. Pendonor
lansia pasca donor sebaiknya berbaring sekurang-kurangnya 15 menit terlebih dahulu jangan
langsung berdiri dan berjalan. Hal ini dikarenakan respon sistem otonom dalam kontrol tekanan
darah seringkali terganggu pada usia lanjut sehingga mudah terjadi hipotensi orthostatic (tekanan
darah anjlok tiba-tiba karena perubahan postur tubuh dari berbaring ke tegak/semi tegak).

Apakah ibu hamil boleh ?

Belum ada penelitian khusus tentang hal ini dan memang minim laporan penelitian tentang
hal ini yang dipublikasikan.

ibu hamil masih boleh mendonorkan darahnya dengan beberapa perhatian misalnya;

 relatif lebih aman jika sedang hamil ti tengah-tengah bulan (bukan     hamil muda maupun
tua)
 kondisi fisik ibu maupun si janin harus fit; tidak ada permasalahan dengan kehamilannya
 mengingat anemia umum sering dijumpai pada ibu hamil, maka pemeriksaan kadar Hb dan
Hematokrit perlu dilakukan sebelumnya
pada ibu yang hamil tua, posisi selama berbaring mendonorkan darahnya sebaiknya diatur
sedemikian rupa yaitu dalam posisi setengah duduk atau berbaring miring kiri. Posisi terlentang
dapat mengurangi aliran darah ke janin karena pembuluh darah dalam perut tertekan oleh rahim
yang besar dan jatuh ke belakang.
Tips dan Trik buat yang mau donor darah

  Pastikan perut terisi sebelum donor (sarapan dulu)

  Malam hari sebelum donor, tidur cukup

  Buat yang tekanan darah agak rendah,olahraga ringan sebelum donor.

  Tekanan darah normal 120/80. Tekanan darah 100-110 / 70-80 biasanya masi diperbolehkan
donor.

  Rileks waktu jarum suntik uda mau masuk


Spesial Tips buat yang DONOR PERDANA

Kalo belum pernah donor, biasanya setelah donor agak pusing. Bahkan bisa jadi
pingsan. Kalo terasa pusing pada waktu donor (darah masih mengalir), segera bilang ke
petugas. Setelah donor dipaksakan istirahat sebentar di tempat donor. Jangan berjalan dulu.
Duduk secara perlahan. 
Pada wanita, sebaiknya dicari saat donor darah yang tidak bersamaan dengan saat
menstruasi. Hal ini untuk mengurangi lebih banyak lagi kehilangan darah dan anemia.

Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakukan Departemen Kesehatan dalam hal ini direktorat
Bina Kesehatan Ibu. Melalui program pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat, dalam upaya
mempercepat penurunan AKl.

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Donor darah berjalan adalah para donor aktif yang kapan saja bisa dipanggil. Termasuk kerja mobil ambulance
dilapangan yang mendatangi instansi pemerintahan dan swasta terkait sediaan darah lewat program yang mereka buat.

Untuk menguatkan program tersebut Menteri Kesehatan Dr.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) mencanangkan dimulainya
penempelan stiker perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) secara nasional. Dengan pencanangan
ini, semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal taksiran persalinan,
penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi dan calon pendonor darah. Dengan
demikian, setiap kehamilan sampai dengan persalinan dan nifas dapai dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga
kesehatan sehingga persalinan tersebut berjalan dengan aman dan selamat.

Kebutuhan akan darah dari tahun ke tahun semakin meningkat yaitu mencapai 3 juta kantong per tahun. Sementara
PMI setiap tahunnya hanya dapat mengumpulkan sekitar 1.2 juta kantong. Masih kurangnya jumlah kantong darah
yang harus dikumpulkan disebabkan masih minimnya geliat masyarakat untuk mendonorkan darah mereka. Oleh
karena itu perlu dilakukan penggalangan Donor Darah Sukarela (DDS).

Dari sudut medis tindakan menyumbang darah merupakan kebiasaan baik bagi kesehatan pendonor. Salah satunya,
dengan berdonor darah secara teratur secara tidak langsung pendonor telah melakukan pemeriksaan kesehatan
secara teratur pula. Karena sebelum mendonorkan darah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara
lengkap.

Darah yang disumbangkan dapat expired (kedaluwarsa) bila tidak terpakai. Sel-sel darah merah harus digunakan
dalam 42 hari. Platelet harus digunakan dalam 5 hari, dan plasma dapat dibekukan dan digunakan dalam jangka waktu
1 tahun. Selain itu, donor darah akan membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung dan masalah jantung
lainnya. Penelitian menunjukkan, mendonorkan darah akan mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh. Walau masih
perlu penelitian lagi untuk memastikannya, kelebihan zat besi diduga berperan menimbulkan kelainan pada jantung.
Kelebihan itu akan membuat kolesterol jahat (LDL) membentuk ateros/derosis (plak lemak yang akan menyumbat
pembuluh darah).

Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4 bulan sekali, diharapkan kekentalan darah berkurang
sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Sistem produksi sel – sel darah juga
akan terus terpicu untuk memproduksi sel-sel darah baru yang akan membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh.
Sirkulasi darah yang baik akan meningkatkan metabolisme dan merevitalisasi tubuh.

Siklus pembentukan sel-sel darah baru yang lancar dan metabolisme tubuh yang berjalan baik, membuat berbagai
penyakit dapat dihindarkan. Selama 24 jam setelah berdonor maka volume darah akan kembali normal. Sel-sel darah
akan dibentuk kembali dalam waktu 4-8 minggu.

Adapun donor darah dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :

1. Fasilitasi warga untuk menyepakati pentingnya mengetahui golongan darah.

2. Jika warga belum mengetahui golongan darahnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan golongan darah bagi seluruh
warga yang memenuhi syarat untuk menjadi donor darah.
3. Hubungi pihak Puskesmas untuk menyelenggarakan pemeriksaan darah. Jika Puskesmas tidak mempunyai layanan
pemeriksaan darah, maka mintalah Puskesmas melakukan rujukan. Jika diperlukan hubungi unit tranfusi darah PMI
terdekat.

4. Buatlah daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir, kumpulkan nama warga yang mempunyai
golongan darah yang sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat mereka ataupun cara menghubungi yang
tercepat dari semua warga yang bergolongan darah sama dengan ibu hamil.

5. Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang sesuai dengan golongan darahnya.

6. Buatlah kesepakatan dengan para calon donor darah untuk selalu siap 24 jam, sewaktu-waktu ibu hamil memerlukan
tranfusi.

7. Buat kesepakatan dengan Unit Tranfusi darah, agar para warga yang telah bersedia menjadi pendonor darah
diprioritaskan untuk diambil darahnya, terutama tranfusi bagi ibu bersalin yang membutuhkannya.

8. Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang warganya yang membutuhkan
darah.

Referensi :

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.

Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Pelatihan Konseling Pasca Keguguran. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Profesi Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta.

Effendy Nasrul. (1998). Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.

keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

PENGORGANISASIAN DONOR DARAH BERJALAN

A.    Pengertian
Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini
adalah program PMI untuk memenuhi pasokan darah d PMI karena PMI sering mengalami
kekurangan pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak.
Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakukan departemen
kesehatan dalam hal ini direktorat bina kesehatan ibu. Melalui program pemberdayaan
perempuan, keluarga, dan masyarakat, dalam upaya mempercepat penurunan AKI.

B.     Manfaat
Selain segi sosial dan derma yang dapat dijadikan dorongan mengapa kita perlu
mendonorkan darah secara rutin, terdapat beberapa manfaat medis dari donor darah secara
teratur. Donor darah terutama baik bagi mereka yang memiliki kandungan besi dalam darah
berlebihan karena besi yang berlebih cenderung akan menumpuk pada berbagai organ vital
seperti jantung, liver, ginjal dan mengganggu fungsinya (hemokromatosis). Selain itu,
beberapa penelitian medis, walaupun belum sempurna dijelaskan secara medis,
mengemukakan bahwa donor darah rutin akan membantu kelancaran aliran darah (sistem
kardiovaskular). Pengurangan kekentalan darah sehingga menjamin kelancaran suplai darah
bagi tubuh tersebut ditengarai menyebabkan efek positif bagi jantung, sehingga pernah ada
penelitian yang menyatakan bahwa donor darah rutin mampu membantu mengurangi angka
kejadian serangan jantung pada pria.
Mungkin kekhawatiran efek samping dari donor darah seperti yang dijadikan alasan bagi
kebanyakan dari kita adalah benar, namun angka kejadiannya jarang. Dengan berbagai
tahapan persiapan dan skrining sebelum mendonor maka semua efek samping tersebut nyaris
tidak akan terjadi. Kekhawatiran akan terjadinya kekurangan darah (anemia) misalnya.
Dengan pemeriksaan kadar Hb sebelumnya maka hal tersebut dapat dicegah. Selama Hb
orang dewasa diatas 12, donor darah relatif aman untuk dilakukan, malah dianjurkan. Memar
dapat terjadi pada bekas tusukan jarum, namun jarang luas dan hilang sempurna tidak lebih
dari setengah minggu. Salah satu yang lumayan sering dijumpai adalah terjadinya reaksi
hipovolemia yang berupa tekanan darah turun mendadak pasca donor sehingga membuat
pendonor merasa pusing, lemas dan mual.
Hal ini dapat dicegah misalnya dengan menanyakan sebelumnya adakah riwayat kejadian
tersebut pada donor sebelumnya, atau apakah ada riwayat penyakit tertentu, memeriksa
tekanan darah sebelumnya, sesudah donor maka berbaring sekitar 10 menit lebih dulu
sebelum berdiri dan berjalan, serta dengan diberikannya makanan dan minuman manis segera
setelah donor. Kekhawatiran untuk terinfeksi penyakit serius seperti HIV misalnya, adalah
berlebihan. Selama peralatan seperti jarum yang dipakai adalah steril dan masih baru, hal
tersebut pastinya dapat dicegah. Justru resiko terinfeksi lebih besar terjadi pada mereka yang
menerima transfusi darah ketimbang pendonor karena beberapa ketidaksempurnaan dalam
skrining darah.

C.     Syarat
Syarat donor darah (yang tertera di vitamin penambah darah), yaitu :
1.         Berbadan sehat.
2.         Berusia 17-65 tahun.
3.         Berat badan > 45 kg.
4.         Tidak sedang menderita penyakit.
5.         Wanita : tidak edang hamil dan menyusui.
6.         Jarak waktu donor darah min 3 bulan.
Ada syarat tambahan yang tidak tertulis dan kita harus tahu seperti :
1.      Kandungan hemoglobin dalam darah > 12,5 (CMIIW).
2.      Spesial buat wanita, tidak sedang haid dan jarak setelah haid dengan waktu donor darah
sebaiknya 1 minggu.

D.    Tahapan untuk melakukan donor darah


1.         Fasilitas warga untuk nenyepakati pentingnya mengetahui golongan darah.
2.         Jika warga belum mengetahui golongan darahnya maka perlu di lakukan pemetiksaan
golongan darah bagi seluruh warga yang memenuhi syarat untuk menjadi donor darah.
3.         Hubungi pihak puskesmas untuk menyelenggarakan pemeriksaan darah. Jika puskesmas
tidak mempunyai layanan pemeriksaan darah maka mintalah puskesmas untuk melakukan
rujukan. Jika di perlukan hubungi unit transfuse darah PMI terdekat.
4.         Buatlah daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir, kumpulkan nama warga
yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat
mereka ataupun cara menghubungi yang tercepat dari semua warga yang bergolongan darah
sama dengan ibu hamil.
5.         Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang sesuai dengn golongan
darahnya.
6.         Buatlah kesepakatan dengan calon donor darah untuk selalu siap 24 jam sewaktu-waktu ibu
hamil memerlukan tranfusi.
7.         Buat kesepakatan dengan unit tranfusi darah, agar para warga yang telah bersedia menjadi
pendonor darah di prioritaskan untuk di ambil darahnya, terutama tansfusi bagi ibu bersalin
yang membutuhkan.
8.         Kader berperan memotifasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang warganya
yang membutuhkan darah.

E.     Siapa yang boleh mendonorkan darah 


Prinsipnya semua manusia sehat (terutama dewasa) boleh dan baik untuk mendonorkan
darahnya. Tentunya sebelum mendonor beberapa pemeriksaan kondisi fisik diperlukan untuk
memastikan pendonor tidak memiliki penyakit serius yang mendasari maupun tidak sedang
menderita sakit tertentu.
Orang  lanjut usia masih boleh mendonorkan darahnya dengan catatan mereka tidak
memiliki penyakit serius (penyakit jantung, ginjal, dehidrasi-anemia). Usia tua bukan
merupakan halangan untuk mendonorkan darah. Pendonor lansia pasca donor sebaiknya
berbaring sekurang-kurangnya 15 menit terlebih dahulu jangan langsung berdiri dan berjalan.
Hal ini dikarenakan respon sistem otonom dalam kontrol tekanan darah seringkali terganggu
pada usia lanjut sehingga mudah terjadi hipotensi orthostatic (tekanan darah anjlok tiba-tiba
karena perubahan postur tubuh dari berbaring ke tegak/semi tegak).
Sedangkan untuk ibu hamil, belum ada penelitian khusus tentang hal ini dan memang
minim laporan penelitian tentang hal ini yang dipublikasikan. Ibu hamil masih boleh
mendonorkan darahnya dengan beberapa perhatian misalnya :
1.         Relatif lebih aman jika sedang hamil di tengah-tengah bulan (bukan hamil muda maupun
tua).
2.         Kondisi fisik ibu maupun si janin harus fit; tidak ada permasalahan dengan kehamilannya.
3.         Mengingat anemia umum sering dijumpai pada ibu hamil, maka pemeriksaan kadar Hb dan
Hematokrit perlu dilakukan sebelumnya.
Pada ibu yang hamil tua, posisi selama berbaring mendonorkan darahnya sebaiknya
diatur sedemikian rupa yaitu dalam posisi setengah duduk atau berbaring miring kiri. Posisi
terlentang dapat mengurangi aliran darah ke janin karena pembuluh darah dalam perut
tertekan oleh rahim yang besar dan jatuh ke belakang.

F.      Hal yang perlu diperhatikan untuk yang mau donor darah


1.         Pastikan perut terisi sebelum donor (sarapan dulu).
2.         Malam hari sebelum donor, tidur cukup
3.         Buat yang tekanan darah agak rendah,olahraga ringan sebelum donor.
4.         Tekanan darah normal 120/80. Tekanan darah 100-110 / 70-80 biasanya masih
diperbolehkan donor.
5.         Rileks waktu jarum suntik sudah mau masuk.

DAFTAR PUSTAKA

http://kebidanank.blogspot.com/p/pengorganisasian-donor-darah-berjalan.html di unduh pada


tanggal 2-4-2012 jam 20.17 WITA
http://moeyzhaserenity.blogspot.com/2010/10/donor-darah-berjalan.html di unduh pada
tanggal 2-4-2012 pada jam 21.16 WITA
http://midwiferyarticle.blogspot.com/ di unduh pada tanggal 2-4-2012 pada jam 21.41 WITA

Anda mungkin juga menyukai