Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG BALITA

PADA AN. “D” UMUR 19 BULAN

DENGAN TUMBUH KEMBANG NORMAL

Dosen Penguji :
Elies Meilinawati MSB, SSt.,S.Psi.,M.Keb

Disusun Oleh :
Fungky Meta Ardhana (201802022)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI TUMBUH KEMBANG

Secara alamiah, setiap individu hidup akan melalui tahap pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu sejak embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan ke arah
peningkatan baik secara ukuran maupun secara perkembangan. Istilah tumbuh kembang
mencakup dua peristiwa yang sifatnya saling berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit
dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel
organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon, kilogram),
ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik(retensi kalsium
dan nitrogen tubuh) (Adriana, 2013).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya skill(kemampuan) dalam struktur


dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
(Soetjiningsih, 2012).

Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar
kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahanorgan tubuh. Pertumbuhan
dan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbolik maupun
abstrak, seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-lain.

B. KARAKTERISTIK BALITA
Menurut karakterisik, balita terbagi dalam dua kategori, yaitu anak usia 1-3tahun
(batita) dan anak usia pra sekolah. Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif,
artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan oleh ibunya (Sodiaotomo,
2010). Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra sekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Pola makan yang diberikan sebaiknya
dalam porsi kecil dengan frekuensi sering karena perut balita masih kecil sehingga tidak
mampu menerima jumlah makanan dalam sekali makan (Proverawati &Wati, 2010).
C. STATUS GIZI BALITA
Gizi merupakan faktor utama yang mendukung terjadinya proses metabolisme di dalam
tubuh. Kekurangan gizi berdampak pada pertumbuhan dan pematangan organ yang
terlambat, serta ukuran tubuh yang jauh lebih pendek (Fikawati,2017)
Menurut Kemenkes RI (2016), penentuan status gizi pada balita, antara lain:
a. Pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) untuk menentukan status gizi
anak usia dibawah 5 tahun, apakah normal, kurus, sangat kurus atau gemuk.
b. Pengukuran Panjang Badan terhadap Umur atau Tinggi Badan terhadap Umur (PB/U
atau TB/U) untuk menentukan status gizi anak, apakah normal, pendek atau sangat
pendek.
c. Pengukuran Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) untuk menentukan status gizi
anak usia 5-6 tahun apakah anak sangat kurus, kurus, normal, gemuk atau obesitas.
Masalah gizi kurang disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan,
sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi dan
kesehatan, sedang masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada masyarakat
disertai dengan kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan (Ariani, 2017).
Untuk pemenuhan kebutuhan gizi anak setiap kali makan usia 1-2 tahun :
a. Berikan nasi dengan takaran ¾ gelas takaran beras (250ml)
b. 1 potong kecil ikan/daging/ayam/telur
c. 1 potong kecil tempe/tahu/ 1 sdm kacang-kacangan
d. Beri ¼ gelas sayur
e. 1 potong buah
f. ½ gelas bubur/1 potong kue
D. PSIKOSOSIAL BALITA
Teori psikososial dari Erik Erikson meliputi delapan tahap yang saling berurutan
sepanjang hidup. Hasil dari tiap tahap tergantung dari hasil tahapan sebelumnya, dan
resolusi yang sukses dari tiap krisis ego adalah penting bagi individu untuk dapat tumbuh
secara optimal. Berikut Teori Psikososial Anak Umur 1-3 Tahun :
Autonomy versus Shame and Doubt (l-3 tahun). Dalam tahap ini, anak akan belajar
bahwa dirinya memiliki kontrol atas tubuhnya. Orang tua seharusnya menuntun anaknya,
mengajarkannya untuk mengontrol keinginan atau impuls-impulsnya, namun tidak dengan
perlakuan yang kasar. Mereka melatih kehendak mereka, tepatnya otonomi. Harapan
idealnya, anak bisa belajar menyesuaikan diri dengan aturan-aturan sosial tanpa banyak
kehilangan pemahaman awal mereka mengenai otonomi, inilah resolusi yang diharapkan.
E. PERAWATAN BALITA
Perawatan kesehatan yang teratur tidak saja dilaksanakan kalau anak sakit, melainkan
juga mencakup pemeriksaan kesehatan, imunisasi, deteksi dini gangguan tumbuh
kembang, stimulasi dini, termasuk pemantauan pertumbuhan dengan menimbang anak
secara rutin setiap bulan (Soetjiningsih, 2016).
Menurut Kemenkes (2016) perawatan balita sehari-hari yang dapat dilakukan oleh
orang tua untuk memenuhi kebutuhan kesehatan anak sebagai berikut:
1) Kebersihan Anak
Menjaga kebersihan anak dengan cara mandi dengan sabun dan air bersih dua kali
sehari, cuci rambut dengan sampo 3 kali seminggu. Biasakan cuci tangan dan kaki anak
dengan sabun setiap habis bermain. Biasakan mengganti pakaian dalam dan pakaian luar
setelah mandi, setelah main dan jika pakaian basah atau kotor. Jaga kebersihan pakaian,
mainan, tempat tidur, serta perlengkapan makan dan minumnya. Rutin menggunting kuku
tangan dan kaki secara teratur serta menjaga kebersihannya. Ajari dan biasakan anak untuk
membuah air besar dan kecil di WC.
2) Perawatan Gigi
Jika gigi belum tumbuh atau gigi baru tumbuh, bersihkan gusi, lidah bayi dan gigi yang
baru tumbuh dengan kain lembut bersih yang dibasahi air matang hangat dengan gerakan
ringan dan perlahan. Setelah tumbuh gigi lebih banyak, gosok giginya setelah sarapan dan
sebelum tidur dengan sikat gigi khusus anak yang berbulu lembut dan menggunakan pasta
gigi mengandung fluoride. Untuk anak usia 1-2 tahun gunakan pasta gigi selapis tipis atau
seukuran ½ biji kacang polong, sedangkan, untuk anak 2-6 tahun gunakan pasta gigi
seukuran 1 biji kacang polong.
3) Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan sangat penting untuk perkembangan jiwa dan raga anak. Antara
lain, jauhkan anak dari asap rokok, asap dapur, asap sampah serta polusi kendaraan
bermotor. Bersihkan rumah, sekitar rumah dan lingkungan bermain anak dari debu dan
sampah. Bersihkan bak penampungan air dan tutup untuk menghindari berkembang
biaknya jentik nyamuk. Sebaiknya anak terlindung dengan kelambu untuk menghindari
gigitan nyamuk. Di daerah endemis malaria, anak harus tidur dalam kelambu
berinsektisida.
4) Hindari Anak dari Bahaya
Hindari anak dari benda panas seperti kompor, setrika, termos air panas dan tempat
pembakaran sampah. Hindari juga anak dari benda-benda berbahaya seperti pisau, gunting
serta tempat colokan listrik. Untuk menghindari dari bahaya tenggelam dan kecelakaan
lalu lintas, jangan biarkan anak berada di dekat sumur, kolam, sungai dan jalan raya tanpa
pengawasan orang dewasa.
F. KPSP Balita Umur 18-21 Bulan
KPSP adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, bertujuan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.Jadwal skrining atau pemeriksaan
KPSP adalah setiap 3 bulan pada anak usia < 24 bulan dan tiap 6 bulan pada anak usia 24-
72 bulan.
a. Cara menggunakan KPSP:
1. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.
2. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir.
Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh: bayi umur 3 bulan 16
hari, dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3
bulan.
3. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
4. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:
* Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: "Dapatkah bayi makan kue
sendiri ?"
* Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang tertulis
pada KPSP. Contoh: "Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi pada pergelangan
tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk''.
5. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu
pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
6. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya
ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
7. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan
terdahulu.
8. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
b. Interpretasi Hasil KPSP:
1. Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
a) Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh menjawab: anak bisa atau pemah atau sering atau
kadang-kadang melakukannya.
b) Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh menjawab: anak belum pernah melakukan atau
tidak pemah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
2. Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S).
3. Jumlah jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
4. Jumlah jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
5. Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah jawaban 'Tidak' menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
c. KPSP Untuk Anak Umur 18 Bulan
1. Letakkan kismis diatas meja dekat anak, apakah anak dapat mengambil kismis dengan
ibu jari dan telunjuk?
2. Gelindingkan bola tenis ke arah anak, apakah dapat mengelindingkan /melempar bola
kembali kepada anak?
3. Apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambaikan tangan tanpa bantuan?
4. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika melihat atau memanggil ayahnya atau
mengatakan “mama” ketika melihat atau memanggil ibunya?
5. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diingikan tanpa menangis atau merengek?
6. Apakah anak dapat minum dari cangkir/gelas sendiri tanpa tumpah?
7. Apakah anak dapat berdiri kira-kira 5 detik tanpa pegangan?
8. Apakah anak dapat berdiri kira kira lebih dari 30 detik tanpa pegangan?
9. Letakkan kubus di lantai, minta anak memungut, apakah anak dapat memungut dan
berdiri kembali tanpa berpegangan?
10. Minta anak berjalan sepanjang ruangan, dapatkan ia berjalan tanpa terhunyung/jatuh?
d. KPSP Untuk Anak Umur 21 Bulan
1. Letakkan kismis diatas meja dekat anak, apakah anak dapat mengambil dengan ibu jari
dan telunjuk?
2. Gelindingkan bola tenis ke arah anak, apakah dapat mengelindingkan /melempar bola
kembali kepada anak?
3. Beri kubus didepannya. Minta anak meletakkan 1 kubus diatas kubus lainnya (1 tingkat
saja)
4. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis atau merengek?
5. Apakah anak dapat minum dari cangkir/gelas sendiri tanpa tumpah?
6. Apakah anak suka meniru bila ibu sedang melakukan pekerjaan rumah tangga
(menyapu, mencuci, dll)
7. Apakah anak dapat mengucapkan minimal 3 kata yang mempunyai arti (selain kata
mama dan papa)?
8. Apakah anak pernah berjalan mundur minimal 5 langkah?
9. Letakkan kubus di lantai, minta anak memungut, apakah anak dapat memungut dan
berdiri kembali tanpa berpegangan?
10. Minta anak berjalan sepanjang ruangan, dapatkan ia berjalan tanpa terhunyung/jatuh?
e. Stimulasi KPSP anak umur 18-24 bulan
1. Gerak Kasar
 Tahapan Perkembangan
Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
 Stimulasi
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan: Dorong agar anak mau berlari, berjalan dengan
berjinjit, bermain di air, menendang, melempar dan menangkap bola besar serta
berjalan naik turun tangga
2) Berjalan tanpa terhuyung – huyung
3) Melatih keseimbangan tubuh Ajari anak cara berdiri dengan satu kaki secara
bergantian. la mungkin perlu berpegangan kepada anda atau kursi ketika ia
melakukan untuk pertama kalinya. Usahakan agar anak menjadi terbiasa dan dapat
berdiri dengan seimbang dalam waktu yang lebih lama setiap kali ia mengulangi
permainan ini.
4) Mendorong mainan dengan kaki. Biarkan anak mencoba mainan yang perlu
didorong dengan kakinya agar mainan itu dapat bergerak maju.
2. Gerak Halus
 Tahapan Perkembangan
1) Menumpuk 4 buah kubus
2) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
3) Menggelindingkan bola kearah sasaran
 Stimulasi
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan :
 Dorong agar anak mau main balok¬ balok, memasukkan benda yang satu ke dalam
benda lainnya
 Menggambar dengan crayon, spidol, pensil berwarna.
 Menggambar pakai tangan.
2) Mengenal berbagai ukuran dan bentuk. Buat lubang-lubang dengan ukuran dan
bentuk yang berbeda pada sebuah tutup kotak/kardus. Beri anak mainan/benda-
benda yang bisa dimasukkan lewat lubang-lubang itu.
3) Bermain puzzle. Beri anak permainan puzzle sederhana, yang hanya terdiri dari 2-3
potong saja. Puzzle semacam itu dapat dibeli atau dibuat sendiri dari sepotong
karton yang diberi gambar, kemudian dipotong-potong menjadi 2 atau 3 bagian.
4) Menggambar wajah atau bentuk. Tunjukkan kepada anak cara menggambar bentuk-
bentuk seperti: garis, bulatan, dan lain-lainnya. Pakai spidol, crayon dan lain-
lain.Ajarkan juga cara menggambar wajah.
5) Membuat berbagai bentuk dari adonan kue/lilin mainan. Beri anak adonan kue
(apabila anda membuat kue) atau lilln yang bisa dlbentuk. Ajari bagaimana cara
membuat berbagai bentuk.
3. Bicara Bahasa
 Tahapan Perkembangan
Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
 Stimulasi
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan:
 Bernyanyi, bercerita dan membaca sajak-sajak untuk anak. Ajak agar ia mau ikut
serta.
 Bicara banyak-banyak kepada anak, gunakan kalimat-kalimat pendek, jelas dan
mudah ditiru anak.
 Setiap hari, anak dibacakan buku.
 Dorong agar anak anda mau menceritakan hal-hal yang dilakukan dan dilihatnya.
2) Melihat acara televisi. Biarkan anak melihat acara anak-anak di televisi. Dampingi
anak dan bicarakan apa yang dilihatnya. Pilih acara yang bermutu dan sesuai dengan
perkembangan anak dan batasi agar anak melihat televisi tidak lebih dari 1 jam
sehari.
3) Mengerjakan perlntah sederhana mulai memberi perintah kepada anak."Tolong
bawakan kaus kaki merah",ATAU "Letakkan cangkirmu di meja". Tunjukkan
kepada anak cara mengerjakan perintah tadi,gunakan kata¬ kata yang sederhana.
4) Bercerlta tentang apa yang dilihatnya. Perlihatkan sering-sering buku dan majalah
bergambar kepada anak. Usahakan agar anak mau mencerita-kan apa yang
dilihatnya.anak. Usahakan agar anak mau mencerita-kan apa yang dilihatnya.
4. Sosialisasi Kemandirian
 TAHAPAN PERKEMBANGAN
1) Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri
2) Bertepuk tangan, melambai-lambai Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
3) Mengetahui Jenis kelamin diri sendiri perempuan atau laki-laki
 STIMULASI
1) Stimulasl yang perlu dilanjutkan:
- Ajak anak mengunjungi tempat bermain kebun binatang, lapangan terbang,
museum dan lain-lain.
- Bujuk dan tenangkan anak ketika rewel .
- Usahakan agar anak mau melepas pakaiannya sendiri (tanpa harus dibantu),
membereskan mainannya dan membantu kegiatan rumah tangga yang ringan.
- Ajari ia makan sendiri dengan memakai sendok dan garpu,dan ajak ia makan
bersama keluarga.
2) Mengancingkan kancing baju. Beri anak pakaian atau mainan yang mempunyai bush
kancing/kancing tarik. Ajari anak cara mengancingkan kancing tersebut.
3) Permainan yang memerlukan lnteraksi dengan teman bermain. Usahakan agar anak
bermain dengan teman sebaya misalnya bermain petak umpet. Dengan bermain
seperti ini, anak akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan den giliran
bermain dengan teman-temannya.
4) Membuat rumah-rumahan. Ajak anak membuat rumah-rumahan dari kotak besar/
kardus. Potong kardus itu untuk membuat jendela dan pintu rumah.
5) Berpakaian. Biarkan anak memakai pakaiannya sendiri sejauh yang dapat
dilakukannya. Setelah belajar lebih banyak mengenal hal ini, berangsur-angsur ia
akan mau melakukan sendiri tanpa dibantu.
6) Mulai diperkenalkan tentang jenis kelamin anak, baik saat memandikan anak atau
memakaikan pakaian. Gunakan kata sederhana dan dengan intonasi datar.
ASUHAN KEBIDANAN TUMBUH KEMBANG BALITA
PADA AN. “D” UMUR 19 BULAN DENGAN TUMBUH KEMBANG NORMAL

Hari/ Tanggal : 12 April 2021


Pukul : 09.00 WIB

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Anak
Nama : An. D
Tanggal lahir : 14 Desember 2018
Umur : 19 Bulan
Anak ke :1
Jenis Kelamin : Laki-Laki

2. Identitas Orang Tua


Nama Ibu : Ny. A Nama Ayah : Tn. A
Umur : 28 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kauman, Bangsal. Mojokerto

3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada anaknya

4. Riwayat Masa Lampau


a. Penyakit masa kecil : Ibu mengatakan An.D tidak ada riwayat masa
kecil
b. Pernah dirawat di RS : Ibu mengatakan An.D tidak pernah dirawat di
Rumah Sakit
c. Obat-obatan yang digunakan : Ibu mengatakan An.D tidak mengkonsumsi
obat-obatan apapun
d. Tindakan Operasi : Ibu mengatakan An.D tidak pernah operasi
e. Alergi : Ibu mengatakan An.D tidak mempunyai alergi
f. Kecelakaan : Ibu mengatakan An.D tidak pernah mengalami
kecelakaan

5. Riwayat Persalinan
Lahir tanggal : Ibu mengatakan bahwa melahirkan pada tanggal
4 September 2019
Jenis persalinan : Ibu mengatakan bahwa melahirkan secara normal
Penolong : Ibu mengatakan bahwa penolong persalinan adalah
Bidan
Keadaan Bayi Baru Lahir: Ibu mengatakan bahwa keadaan An.D ketika lahir
menangis kuat, Gerakan aktif, Tidak mengalami
gangguan nafas, BB 3100 gram, PB 50cm, LK 33cm

6. Riwayat Imunisasi
HB0 : Telah dilakukan
BCG : Telah dilakukan
Polio 1, 2, 3, 4 : Telah dilakukan
DPT 1, 2, 3 : Telah dilakukan
IPV : Telah dilakukan
Campak : Telah dilakukan

7. Pola Kebutuhan Sehari-Hari


Nutrisi : Ibu mengatakan An.D makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk
dan sayur. Minum air putih 5-6 gelas/hari dan susu formula
1-2 dot/hari
Eliminasi : Ibu mengatakan An.D BAK 6-7 kali sehari dengan warna
kuning jernih dan BAB 1 kali sehari dengan warna kuning
dan lembek
Pola tidur : Ibu mengatakan An.D tidur siang selama 3-4 jam dan tidur
malam selama 9-10 jam
Personal hygiene : Ibu mengatakan An.D mandi 2 kali sehari dan ganti pakaian
sering jika sudah basah/kotor
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :N : 99 x/menit
S : 36,60C
RR : 30 x/menit
BB : 11,1 kg
TB : 84 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Penyebaran rambut merata, bersih, Tidak ada benjolan
abnormal
Muka : Bersih, Tidak pucat
Mata : Bersih, simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada labioskisis, Bibir
lembab
Gigi : Bersih, tidak ada caries gigi
Hidung : Bersih, simetris, tidak ada secret, Tidak ada cupit hidung
Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen
Leher : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, lymfe
Dada : Tidak ada bunyi ronchi dan wheezing
Abdomen : Tidak ada benjolan abnormal,
Genetalia : (Anamnesa) Bersih, Terdapat lubang penis, Testis sudah
turun,
Anus : (Anamnesa) Bersih, Terdapat lubang anus
Ekstermitas : Bersih, simetris, tidak ada polidaktili dan sindaktili

3. Pemeriksaan Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Pertumbuhan
BB/TB : Normal (-2 SD sampai dengan 2 SD), IMT : 15,58
b. Perkembangan
KPSP : Jumlah jawaban Ya = 10
Motorik kasar : Ibu mengatakan An.D dapat berdiri sendiri tanpa
berpegangan selama 30 detik, Dapat berjalan sendiri
tanpa berhuyung-huyung, Dapat memungut benda dan
berdiri kembali tanpa pegangan
Motorik halus : Ibu mengatakan An.D dapat menumpuk 4 buah kubus,
Dapat memungut benda dengan ibu jari dan jari
telunjuk, Dapat menggelindingkan bola dan melempar
bola kearah yang dituju
Bahasa : Ibu mengatakan An.D dapat menyebut 3-6 kata yang
mempunyai arti, Dapat mengatakan ayah/ibu ketika
melihat/memanggil orangtuanya
Perilaku sosial : Ibu mengatakan An.D dapat menirukan pekerjaan
rumah tangga, Dapat bertepuk tangan dan melambai-
lambai, Dapat menunjukkan apa yang diminta tanpa
menangis/merengek, Dapat memegang cangkir sendiri,
Belajar makan dan minum sendiri

TDD : Semua jawaban “ya”, dan tidak ada jawaban “tidak”

M-CHAT : Jumlah jawaban Ya = 20, Jawaban Tidak = 3

C. ANALISA DATA
An.D Umur 19 Bulan Jenis Kelamin Laki-Laki Dengan Pertumbuhan Dan
Perkembangan Normal

D. PENATALAKSAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Memberitahu ibu agar tetap melakukan stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak jika terdapat hasil yang belum sesuai daftar.
3. Mengajarkan ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan anak pada KPSP usia
selanjutnya dengan cara :
a. Meletakkan kismis didekat anak, lihat apakah anak dapat mengambil
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk atau tidak.
b. Menggelindingkan bola pada anak, lihat apakah anak dapat
menggelindingkan/melempar bola kembali ke anda
c. Beri anak 4 kubus dan minta anak untuk menyusun kubus.
d. Pantau apakah anak dapat menunjukkan yang diinginkan tanpa
menangis/merengek
e. Pantau apakah anak dapat minum dari cangkir/gelas sendiri tanpa tumpah
f. Pantau apakah anak suka meniru ibu saat melakukan pekerjaan rumah tangga
g. Pantau apakah anak dapat mengucapkan minimal 3 kata yang mempunyai
arti
h. Pantau apakah anak dapat/pernah berjalan mundur minimal 5 langkah
i. Letakkan kubus dilantai, minta anak untuk memungut. Lihat apakah anak
dapat memungutnya dan kembali berdiri tanpa berpegangan
j. Minta anak untuk berjalan disepanjang ruangan, lihat apakah anak dapat
berjalan tanpa terhuyung/jatuh
4. Menganjurkan ibu untuk memberi anak makanan dengan gizi seimbang
Untuk pemenuhan kebutuhan gizi anak setiap kali makan usia 1-2 tahun :
g. Berikan nasi dengan takaran ¾ gelas takaran beras (250ml)
h. 1 potong kecil ikan/daging/ayam/telur
i. 1 potong kecil tempe/tahu/ 1 sdm kacang-kacangan
j. Beri ¼ gelas sayur
k. 1 potong buah
l. ½ gelas bubur/1 potong kue
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan
KPSP setiap 3 bulan dan pemeriksaan TDD (Tes Daya Dengar) setiap 3 bulan.
6. Memberitahu ibu untuk datang ke petugas kesehatan apabila berat badan anak
tidak naik 2 kali berturut-turut.
DOKUMENTASI

1. KPSP Anak Umur 19 Bulan


2. TDD (Tes Daya Dengar Anak Usia 18-24 Bulan)

3. M-CHAT
4. Dokumentasi Balita

Anda mungkin juga menyukai