Disusun oleh :
SURABAYA
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK
SURABAYA 2020/2021
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DHF
A. KONSEP ANAK
1. Definisi Anak
Anak adalah seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam
masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan
fisik, psikologis, psiko sosial, dan spiritual. (Ikhwani, 2019)
2. Tahap-tahap tumbuh kembang anak
a) Pre natal
a. Toddler : 1 - 3 tahun
b. Pra sekolah : 3 - 6 tahun
d) Anak-anak tengah/sekolah usia 6-12 tahun
e) Anak-anak akhir
B. KONSEP IMUNISASI
1. Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terkena antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.(Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI), 2014)
2. Jenis-jenis imunisasi
Dikutip dari (Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2014)
a. Vaksin BCG
Vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis
yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan
hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas.
Cara pemberian : Disuntikkan secara intrakutan di daerah
lengan kanan atas (insertion musculus deltoideus). Dengan
menggunakan Auto Distruct Scheering (ADS) 0,05 ml.
b. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus)
Vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang
dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi.
Cara pemberian : Disuntik secara intramuskuler dengan dosis
pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan
pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval
paling cepat 4 minggu (1 bulan).
c. Vaksin hepatitis B
Vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan
bersifat in infectious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam
sel ragi (Hansenula polymorph) menggunakan teknologi DNA
rekombinan.
Cara pemberian : Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml,
pemberian suntikan secara intramuskuler sebaiknya pada
anterolateral paha. Pemberian sebanyak 3 dosis
d. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine)
Vaksin yang terdiri dari suspense virus poliomyelitis tipe
1,2,3 (Strain Sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dibiakkan
jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.
Cara pemberian : Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis
ada 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (disis) pemberian dengan
interval setiap dosis minimal 4 minggu.
e. Vaksin campak
Vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5
ml) mengandung tidak kurang dari 1000 inektive unit virus
strain dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30
mcg residu erithromycin.
Cara pemberian : Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara
subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan.
1. Definisi
a. Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada
posisi telungkup.
b. Anak pada usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan.
c. Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa
tumpah.
d. Anak pada usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis.
e. Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa
berpegangan, melepas pakaian sendiri.
f. Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit
1 warna.
g. Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa
bantuan
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
a. Faktor Herediter (Keturunan). Faktor herediter merupakan factor
yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh
kembang anak, factor herditer meliputi factor bawaan, jenis
kelamin, ras, dan suku bangsa. Pertumbuhan dan perkembangan
anak dengan jenis perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-
laki kelamin laki-laki setelah lahir setelah lahir akan cenderung
akan cenderung cepat dibandingkan dengan anak perempuan serta
akan bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki atau
tertentu. Baik anak laki-laki atau anak perempuan akan mengalami
pertumbuhan kan mengalami pertumbuhan yang lebih cpat ketika
mereka mencapai masa pubertas. Faktor Lingkungan.
b. Faktor lingkungan merupakan factor yang memegang peranan
peranan penting penting dalam menentukan menentukan tercapai
tercapai atau tidaknya tidaknya potensi potensi yang sudah dimiliki.
Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (yaitu
lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (yaitu
lingkungan setelah bayi lahir) Faktor lingkungan secara garis besar
dibagi menjadi :
1) Faktor lingkungan prenatal
1) Tingkat kesadaran
o
tinggi (diatas 37,5 C)
4) Kepala
5) Mata
Konjungtiva anemis
6) Hidung
7) Telinga
8) Mulut
Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut
kering, terjadi perdarahan gusi, dan nyeri
telan. Sementara tenggorokkan mengalami
hyperemia pharing.
9) Leher
Kelenjar getah bening dan kelenjar
tiroid tidak mengalami pembesaran
10) Dada/thorak
11) Abdomen
13) Genitalia
14) Ekstremitas
c. Rencana keperawatan