Dosen Pendamping :
Disususn :
Mengetahui,
A. DEFINISI
Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur
dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur
tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2002).
A. PENGERTIAN ISPA
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada anak-anak
dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul secara bersamaan
(Meadow, Sir Roy. 2002:153).
ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan Akut) yang diadaptasi dari bahasa Inggris Acute
Respiratory hfection (ARl) mempunyai pengertian sebagai berikut:
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli beserta organ
secara anatomis mencakup saluran pemafasan bagian atas.
3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang digolongkan
ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14 hari (Suryana, 2005:57).
B. ETIOLOGI
Infeksi saluran pernapasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan
heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih
jenis virus, bakteri dan rickettsia serta jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan
Miksovirus (termasuk didalamnya virus influenza, virus para-influensa), Adenovirus,
Koronavirus, Pikonavirus, Mikoplasma, Herpesvirus. Bakteri penyebab ISPA antara lain
Streptokokus hemolitikus, stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus influenza, Bordetella
pertusis, Korinebakterium diffteria. Ricketsia penyebab ISPA adalah Koksiela burnetti.
Jamur penyebab ISPA adalah Kokiodoides imitis, Histoplasma kapsulatum, Blastomises
dermatitidis, Aspergilus, Fikomesetes (Ditjen PP dan PL (2004) dan Dinkes DKI (2005)
dalam Mairusnita, 2006)
b) Tanda-tanda bahaya klinis ISPA
1. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi
dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,
grunting expiratoir dan wheezing.
2. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi
dan cardiac arrest.
3. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,
bingung, papil bendung, kejang dan coma.
4. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak (Naning R,2002)
D. WOC
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan radioogi
1. Foto thorak dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, edema atau
efusi pleura edema atau efusi pleura yang menegaskan diagnose CH yang
menegaskan diagnose CHF.
2. Sinar-X
3. CT Scan
4. MRI (Nursalam M, 2002)
a) Memperbanyak Minum
b) Kompres Hangat
c) Irigasi Nasal
2. Terapi Farmakologis
a) Terapi Simptomatik
b) Antiviral
c) Terapi Antibiotik
G. KOMPLIKASI
1. Penemonia
2. Bronchitis
3. Sinusitis
4. Laryngitis
5. Kejang deman (Soegijanto, S, 2009)
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, tanggal masuk RS,
tanggal pengkajian, no. MR, diagnosa medis, nama orang tua, umur orang tua,
pekerjaan, agama, alamat, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala, bada lemah,
nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batik, pilek dan sakit
tenggorokan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Biasanya klien sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit ini.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami sakit seperti
penyakit klien tersebut.
d. Riwayat Sosial
Klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang berdebu dan
padat penduduknya.
3. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Bagaimana keadaan klien, apakah letih, lemah atau
sakit berat.
2. Tanda vital
a) Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah ada
kelainan atau lesi pada kepala.
b) Wajah :
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak.
c) Mata :
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak, sklera
ikterik/tidak, keadaan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam
penglihatan.
d) Hidung :
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada hidung serta
cairan yang keluar, ada sinus/tidak dan apakah ada gangguan dalam
penciuman.
e) Mulut :
Bentuk mulut, membran-membran mukosa kering/lembab, lidah
kotor/tidak, apakah ada kemerahan/tidak pada lidah, apakah ada gangguan
dalam menelan, apakah ada kesulitan berbicara.
f) Leher :
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan distensi
vena jugularis.
g) Thorax :
Bagaimana bentuk dada simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada
wheezing, apakah ada gangguan dalam pernafasan. Pemeriksaan fisik
difokuskan pada pengkajian sistem pernafasan.
3. Inspeksi
a. Membran mukosa-faring tampak kemerahan.
b. Tonsil tampak kemerahan dan edema.
c. Tampak batuk tidak produktif.
d. Tidak ada jaringan parut dan leher.
e. Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan
cuping hidung.
4. Palpasi
a) Adanya demam
b) Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri
tekan pada nodus limfe servikalis
c) Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
5. Perkusi : Suara paru normal (resonance)
6. Auskultasi : Suara nafas terdengar ronchi pada kedua sisi paru
7. Abdomen : Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulir kering/tidak, apakah
terdapat nyeri tekan pada abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan
pemeriksaan bising usus, apakah terjadi peningkatan bising usus/tidak.
8. Genetalia : Bagaimana bentuk alat kelamin, distribusi rambut kelamin, warna
rambut kelamin. Pada laki-laki lihat keadaan penis, apakh ada kelainan/tidak.
Pada wanita lihat keadaam labia minora, biasanya labia minora tertutup oleh
labia mayora.
9. Integumen : Kaji warna kulit, integrasi kulit utuh/tidak, turgor kulit
kering/tidak, apakah ada nyeri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.
10.Ekstermitas atas : Apakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot
serta kelainan bentuk.
4. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
muskus (secret)
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan agen virus/bakteri
5. Intervensi keperawatan
a) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
muskus (secret)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah bersihan
jalan nafas dapat teratasi dengan kreteria hasil: hidung bersih, tidak ada secret
klien dapat bernafas dengan lancer, tidak ada pernafasan menggunakan cuping
hidung.
Rencana tindakan:
Observasi sistem pernafasan dan adanya subatan
Bersihkan jika ada sumbatan
Berikan posisi semi fowler
Anjurkan klien untuk minum yang hangat
Ajarkan batuk efektif
Masase punggung dan dada klien
Kalaborasi pemberian O2
Kalaborasi pemberian obat
b) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi
Tujuan : Setelah dilakukan tindak keperawatan diharapkan masalah gangguan
pertukaran gas teratasi dengan kreteria hasil: klien tidak sesak lagi, sudah tidak
ada sumbatan, inspirasi dan ekspirasi tidak menggunakan otot bantu pernafasan.
Rencana tindakan : Berikan posisi semi fowler
Anjurkan klien untuk minum yang hangat
Ajarkan batuk efektif
Masase punggung dan dada klien
Kalaborasi pemberian O2
Kalaborasi pemberian obat
5. Implementasi
Implementasi adalah proses keperawatan yang mengikuti rumusan dari
keperawatan. Pelaksanaan keperawatan mencakup melakukan, membantu,
memberikan askep. Tujuannya berpusat pada klien, mencatat serta melakukan
pertukaran informasi yang relevan, dengan keperawatan kesehatan
berkelanjutan pada klien.
7. Dokumentasi
Mencatat semua tindakan yang dilakukan tentang respon pasien, tanggal dan
waktu serta nama dan paraf perawat yang jelas.
8. Evaluasi
1. Definisi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dan rencana keperawatan tercapai
atau tidak.
2. Jenis evaluasi
a. Evaluasi pormatif
Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi
dengan respon segera ( pendokumentasian dan implementasi ).
b. Evaluasi sumatif
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dengan analisis stasus klien
pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap
perencanaan ( dalam bentuk SOAP ).
DAFTAR PUSTAKA