Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN

BALITA SAKIT
DI PUSKESMAS PADANG - LUMAJANG

Oleh :

ANIK ENDANG SETYO BEKTI


NIM. 15901.02.20067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
GENGGONG – PROBOLINGGO
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN
BALITA SAKIT
DI PUSKESMAS PADANG - LUMAJANG

Di persiapkan dan disusun oleh

Anik Endang Setyo Bekti


NIM 15901.02.20067

Telah diperiksa oleh

Pada Hari / Tanggal ....................

Mahasiswa

Anik Endang Setyo Bekti

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Sri Wahyuningsih,,S.ST.M.Keb
NIP. 3403037801
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Balita
1. Pengertian
Anak Balita adalah anak yang berusia antara 1-5 tahun
(Sudarmoko, 2013). Balita adalah anak dengan usia di bawah 5 tahun
dengan karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1
tahun dimana umur 5 bulan berat badan naik 2x berat badan lahir, dan
3x berat badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2
tahun (Septiari, 2012). Menurut para ahli, usia bawah lima tahun sebagai
tahapan perkembangan anak yang cukup rentan terhadap berbagai jenis
penyakit, seperti ISPA, pneumonia, serta beresiko kekurangan gizi dan
juga obesitas (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
2. Tahapan Tumbuh Kembang Balita
Manggiasih (2016) mengelompokkan tahapan tumbuh
kembang balita sebagai berikut :
a. Umur 12-15 bulan
1) Berjalan naik dan turun tangga.
2) Berjalan sambil berjinjit.
3) Menangkap dan melempar bola
4) Menyebut nama bagian tubuh.
5) Melakukan pembicaraan.
b. Umur 15-18 bulan
1) Bermain di luar rumah.
2) Bermain air.
3) Menendang bola.
4) Bercerita tentang gambar di buku majalah.
5) Permainan telepon-teleponan.
6) Menyebut berbagai barang.
c. Umur 18-24 bulan
1) Melompat.
2) Melatih keseimbangan tubuh.
3) Mendorong permainan dengan kaki.
4) Melihat acara televisi.
5) Mengerjakan perintah sederhana.
6) Berbicara tentang apa yang dilihatnya.

d. Umur 24-36 bulan


1) Latihan menghadapi rintangan.
2) Melompat jauh.
3) Melempar dan menangkap bola
besar.
4) Menyebut nama lengkap anak.
5) Berbicara tentang diri anak.

e. Umur 36-48 bulan


1) Menangkap bola kecil dan melemparkan kembali.
2) Berjalan mengikuti garis lurus.
3) Melompat dengan satu kaki.
4) Mengenal huruf besar menurut alfabet di koran /
majalah
5) Bercerita mengenai dirinya.
6) Bercerita melalui album foto.

f. Umur 48-60 bulan


1) Lomba karung.
2) Main engklek.
3) Melompat tali.
4) Belajar mengingat-ingat
5) Mengenal angka.
6) Mengenal huruf dan simbol.
7) Mengenal musim.
8) Membaca majalah.
B. Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS)
WHO memperkenalkan manajemen terpadu balita sakit
(MTBS) pada tahun 1996 untuk menangani bayi dan balita sakit.
MTBS merupakan suatu sistem untuk mempermudah serta meningkatkan
mutu pelayanan di puskesmas. Beberapa penyakit yang termasuk MTBS
yaitu infeksi, diare, ikterus, BBLR, dan permasalahan dalam pemberian
ASI (Marmi dan Rahardjo, 2012). Penyakit lain yang mungkin diderita bayi
dan balita adalah gangguan sistem integumen yaitu gangguan yang
berhubungan dengan jaringan penutup permukaan tubuh seperti
membran mukosa dan kulit. Gangguan kulit sering dialami oleh bayi
dan balita. Meskipun sifatnya relatif ringan, apabila tidak ditangani
secara serius dapat memperburuk kondisi kesehatan bayi dan anak.
Gangguan integumen yang sering terjadi yaitu oral trush, ruam atau
dermatitis popok, impetigo, muntah, regurgitasi, dan ikterus fisiologis
(Nursalam, 2013).
Merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita
sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar.
Meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria,
infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang meliputi
imunisasi dan pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan.
Tujuan utama tatalaksana ini untuk menurunkan angka kematian bayi
dan anak balita dan menekan morbiditas karena penyakit tersebut (Kemenkes
RI, 2014).
Dalam menangani balita sakit, tenaga kesehatan (perawat,bidan/desa)
yang berada di pelayanan dasar dilatih untuk menerapkan pendekatan MTBS
secara aktif dan terstruktur, meliputi :
1. Melakukan penilaian adanya tanda-tanda atau gejala penyakit dengan cara
tanya, lihat,dengar dan raba
2. Membuat klasifikasi dan menentukan tindakan serta pengobatan anak
3. Memberikan konseling dan tindak lanjut pada saat kunjungan ulang.
Adapun sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan dibagi
menjadi dua
1. Kelompok usia 1 hari- 2 bulan
2. Kelompok usia 2 bulan- 5 tahun (Vera, 2015).
Hal-hal yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan dalam menangani
balita sakit sesuai dengan Protap MTBS, meliputi :
1. Melakukan Anamnesa
Wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan
utama, lamanya sakit, pengobatan yang telah diberikan dan riwayat
penyakitlainnya
2. Pemeriksaan
a. Untuk bayi umur 1 hari- 2 bulan
Mengajari Pemeriksaan yang dilakukan meliputi : Pemeriksaan
kemungkinan kejang, gangguan nafas, suhu tubuh, adanya infeksi,
ikterus, gangguan pencernaan, BB dan status imunisasi
b. Untuk bayi 2 bulan- 5 tahun
Pemeriksaan yang dilakukan adalah : keadaan umum, respirasi,
derajat dehidrasi, suhu, pemeriksaan telinga, diare, status gizi, anemia,
imunisasi dan vitamin A, dan keluhan lain.
3. Menentukan klasifikasi, tindakan, penyuluhan/ konseling pada ibu dan
konsultasi dokter.
4. Pengobatan
Untuk balita sakit yang mendapatkan terapi rawat jalan, maka
petugas kesehatan dapat mengajari ibu cara pememberian obat oral
dirumah, obat-obat yang diberikan sesuai dengan diagnosa pasien seperti
(antibiotik oral, antimalaria oral, parasetamol, vitamin A, zat besi, dan
obat cacingan). Sedangkan anak dengan tanda bahaya umum mempunyai
masalah serius perlu dirujuk segera. (Yulia Astuti, 2014)
Tujuan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), yaitu :
1. Menurunkan angka kesakitan yang sering terjadi pada balita dan
mengurangi angka kematian balita, serta memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak.
2. Menilai tanda-tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi, dan
pemberian vitamin A, membuat klasifikasi, menentukan tindakan yang
sesuai dengan klasifikasi dan menentukan apakah anak perlu dirujuk,
memberi pengobatan pra-rujukan, seperti dosis pertama antibiotic, vitamin
A, dan perawatan anak untuk mencegah menurunnya gula darah
dengan pemberian air gula, serta mencegah hipotermia. Pada tujuan secara
luas juga dilakukan tindakan di fasilitas kesehatan berupa tindakan
(preventif dan kuratif), seperti imunisasi, tablet zinc, dan oralit,
mengedukasi ibu cara pemberian obat dirumah dan asuhan dasar bayi
muda, serta melakukan penilaian ulang dan member tindakan pada saat
anak kembali untuk pelayanan tindak lanjut (Maryunani, 2014).
Manfaat Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit Manfaat dalam
penerapan MTBS pada negara berkembang yakni:
1. Menurunkan angka kematian, karena dapat mengkombinasikan
pemeriksaan lima penyakit yang dominan diderita oleh balita, serta
terdapat sembilan penyakit yang harus dicegah pada balita.
2. Dilakukannya pemantauan status gizi pada balita untuk mencegah
terjadinya kekurangan gizi, pada balita yang sudah terdiagnosis gizi buruk,
maka pada bagan MTBS terdapat langkah memperbaiki status gizi,
kemudian konseling kepada ibu mengenai pemberian makanan pada anak,
pemberian ASI.
3. Meningkatkan pemanfaatan layanan kesehatan. Adanya buku bagan
MTBS dapat menurunkan tingkat kesalahan pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan (Maryunani, 2014).

C. Demam
1. Pengertian Demam
Demam merupakan suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi
daripada biasanya yaitu 38º celcius atau lebih. Adapun gejala dari demam
yaitu: menggigil, panas dingin, malaise, bekeringat, dan wajah memerah
(Sugani & Priandarini, 2011). Demam merupakan proses alami pada tubuh
yang berfungsi untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh,
demam juga sebagai sinyal bahwa ada infeksi pada tubuh.
2. Etiologi Demam
Bayi dan anak-anak sering terjadi demam karena sistem kekebalan
tubuhnya belum sempurna, etiologi demam sendiri dibedakan menjadi dua
yaitu demam infeksi dan non-infeksi (Handy, 2015).
a. Demam infeksi adalah demam yang disebabkan oleh bakteri, virus,
fungi yang masuk kedalam tubuh manusia, demam ini merupakan
demam yang sering dijumpai, contoh penyakit yang disebabkan oleh
demam infeksi adalah tetanus, mumps, measles atau rubella, demam
berdarah (DBD), tuberculosis (TBC).
b. Demam non-infeksi adalah demam yang bukan disebabkan oleh
infeksi, melainkan disebabkan oleh adanya kelainan bawaan sejak lahir,
contohnya penyakit berat, misalnya leukemia atau kanker darah
(Widjaja, 2008).
3. Tipe-Tipe demam yang sering terjadi antara lain:
a. Demam septik atau demam hektik adalah suhu tubuh meningkat ketika
malam hari dan suhu tubuh akan berangsur turun ke suhu normal pada
pagi hari
b. Demam remiten adalah suhu tubuh mengalami penurun setiap hari,
tetapi tidak pernah mencapai suhu normal
c. Demam intermiten adalah suhu tubuh mengalami penurunan pada suhu
yang normal selama beberapa jam dalam sehari
d. Demam kontinyu adalah demam yang bervariasi sepanjang hari yang
tidak berbeda lebih dari satu derajat
e. Demam siklik adalah kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari yang
diikuti periode bebas demam untuk beberapa hari, kemudian diikuti
kenaikan suhu tubuh seperti semula (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, K, &
Setiati, 2014)
4. Klasifikasi demam dalam buku bagan MTBS
a. Demam dicurigai malaria
1) Endemis malaria tinggi atau rendah, yang artinya anak tinggal di
daerah endemis malaria tinggi atau rendah
a) Penyakit berat dengan demam Pada klasifikasi ini balita
mengalami tanda bahaya atau kaku kuduk
b) Malaria Pada klasifikasi ini balita mengalami gejala demam,
baik pada anamnesisatau teraba panas atau suhu ≤ 37º C dan
mikroskopis positif atau Rapid Diagnostic Test (RDT) positif
c) Demam mungkin bukan malaria Pada klasifikasi ini balita
mengalami gejala mikroskopis negatif atau Rapid Diagnostc
Test (RDT) negatif atau ditemukan penyebab lain terjadinya
demam.
2) Non endemis malaria dan tidak ada riwayat bepergian ke daerah
malaria
a) Penyakit berat dengan demam Pada klasifikasi ini balita
menunjukkan gejala terdapat tanda bahaya umum atau kaku
kuduk.
b) Demam bukan malaria Pada klasifikasi ini balita tidak
menunjukkan adanya tanda bahaya umum atau tidak kaku
kuduk
b. Demam karena campak
1) Campak dengan komplikasi berat Pada klasifikasi ini balita
menunjukkan ada tanda bahaya umum atau ada kekeruhan pada
kornea mata atau ada luka mulut yang dalam atau luas
2) Campak dengan komplikasi pada mata dan atau mulut Pada
klasifikasi ini ada nanah pada mata atau ada luka pada mulut balita
3) Campak Pada klasifikasi ini terjadi campak sekarang atau dalam tiga
bulan terakhir pada balita
c. Demam dicurigai Demam Berdarah Dengue (DBD).
Balita menunjukkan ada tanda syok atau muntah bercampur
darah atau seperti kopi atau berak berwarna hitam atau perdarahan dari
hidung atau gusi atau bitnik-bintik perdarahan di kulit (petekie) dan uji
tourniquet positif atau sering muntah.
d. Demam mungkin DBD.
Demam mendadak tinggi dan terus-menerus atau nyeri ulu hati
atau gelisah atau bitnik-bintik perdarahan di kulit dan uji tourniquet
negatif.
e. Demam mungkin bukan DBD.
Tidak ada satupun gejala yang disebutkan pada poin nomor satu
dan nomor dua (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

5. Beberapa cara menurunkan demam ringan yang dapat dilakukan di rumah.


a. Memberikan kompres
Untuk menurunkan demam anak, berikan kompres pada tubuh
anak dengan menggunakan kain yang sudah direndam di dalam air
biasa atau sedikit hangat (pastikan suhunya tidak terlalu dingin atau
panas). Kompres dapat ditempatkan pada dahi, dada, perut, atau ketiak
anak saat tidur atau berbaring. Setelah memberikan kompres, diamkan
kompres tersebut selama 20-30 menit di tubuh anak. Jangan lupa untuk
mengganti kompres ketika mulai kering atau terasa panas dan pantau
suhu tubuh anak secara berkala setiap 1-2 jam setelah memberikan
kompres.
b. Menghindari penggunaan baju tebal
Memilih baju dengan bahan yang nyaman dan tidak terlalu tebal
untuk dikenakan. Hal ini karena saat menggunakan pakaian yang tebal,
tubuhnya akan kepanasan dan sulit mengeluarkan panas tubuh,
sehingga demamnya sulit untuk mereda. Jika anak merasa meriang atau
kedinginan, pakaikan baju yang nyaman dan dapat menyerap keringat,
serta selimuti tubuhnya dengan selimut yang tipis.
c. Memberikan anak makanan dan minuman yang cukup
Memastikan kebutuhan cairan dan nutrisi tercukupi untuk
mencegahnya dari dehidrasi. Bila masih  ASI eksklusif, pastikan
disusui sesering mungkin. Jika sudah mengonsumsi MPASI atau
makanan padat, bisa melanjutkan pemberian ASI sambil memberikan
cukup air putih.
d. Menjaga suhu ruangan
Memastikan suhu ruangan tetap sejuk dan nyaman bagi. Hindari
mengarahkan kipas angin atau AC langsung ke tubuh anak, karena
dapat membuatnya merasa kedinginan.
e. Mandikan dengan air hangat
Saat anak demam, diperbolehkan memandikan anak
menggunakan air hangat. Hindari memandikan dengan air dingin,
karena bisa menyebabkan suhu tubuhnya bertambah tinggi dan
membuatnya menggigil karena kedinginan.
f. Memberikan obat-obatan pereda demam
Jika diperlukan, dapat menggunakan obat penurun panas anak,
seperti penggunaan paracetamol. Namun dengan catatan, dosis
paracetamol harus disesuaikan dengan usia dan berat badan anak atau
sesuai petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat. Selain
obat penurun panas, tidak disarankan memberikan obat lain, seperti
obat flu, antibiotik, atau obat penurun panas lain selain paracetamol
tanpa resep dokter. Perlu diingat juga, obat penurun panas paracetamol
tidak disarankan untuk diberikan pada byai berusia kurang dari 2 bulan
tanpa pemantauan dokter.
Jika cara-cara di atas tidak efektif untuk menurunkan demam
anak, dianjurkan untuk segera membawa anak ke dokter untuk
pemeriksaan lebih lanjut, terlebih lagi jika demam pada anak muncul
bersamaan dengan gejala lain, seperti:
1) Tanda-tanda dehidrasi, yaitu diare, muntah-muntah, bibir kering,
menangis tanpa keluar air mata, tidak mau makan atau menyusu,
menjadi jarang atau tidak buang air kecil sama sekali.
2) Kejang.
3) Bayi atau anak tampak sangat lemas.
4) Pingsan atau lebih sering mengantuk.
5) Sakit kepala berat.
6) Sesak napas.
7) Kulit pucat atau tampak kebiruan.
Selain itu, demam tinggi pada anak  yang tak kunjung mereda
setelah 2 hari atau justru semakin parah juga perlu segera
diperiksakan ke dokter spesialis anak. Setelah dokter menentukan
penyebab demam pada anak, maka pengobatan akan diberikan sesuai
penyebabnya. Jika kondisi anak sangat lemah dan sulit dirawat di
rumah, dokter mungkin akan menyarankan agar anak dirawat di rumah
sakit guna memantau kondisinya dan memberikan pengobatan yang
tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, W. 2010. Asuhan Kebidanan. Yogyakarta : Mitra Cendekia.

Kusuma, C.H. 2011.Dokumentasi Kebidanan. Diktat Ajar. Universitas


Muhammadiyah Purwokerto.

Markum. 2012. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth S. Walyani. 2016. Asuhan Kebidanan


Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PT Pustaka Baru
Prawirahardjo, Sarwono.2016.Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka

Saifudin.2010.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan


Neonatal. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka

Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:EGC

Varney, Hellen,dkk. 20011. Buku Ajar Asuha Kebidanan, Volume 2. Jakarta:EGC


ASUHAN KEBIDANAN
Pada An. “K” USIA 34 BULAN DENGAN DEMAM BUKAN DBD
DI PUSKESMAS PADANG - LUMAJANG

Tempat : Puskesmas Padang


Tanggal/waktu : 10 Maret 2021 pukul 10.00 wib
Pengkaji : Anik Endang Setyo Bekti
NIM : 15901.02.20067

Identitas bayi
Nama : An. “K”
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 8 Mei 2018
Anak ke- : 2 (kedua )

 Identitas
Nama Ibu : Ny. “Z” Nama AYAH : Tn. “R”
Umur : 29 Tahun Umur : 35 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : STM
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Kalisemut Kec. Padang
Status : pasien tidak terdaftar dalam kepesertaan BPJS PBI maupun non
PBI

SUBJEKTIF (S)
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya panas
sejak tanggal 9 Maret 2021 tadi malam. Anak tidak nyeri ulu hati ,muntah 1
kali,tidak diare, tetapi rewel, makan dan minum sedikit

2. Riwayat kebidanan

1.1 Riwayat Prenatal


Trimester I
Ibu mengatakan pada awal kehamilannya yaitu 3 bulan pertama
mengalami mual tetapi tidak sampai mengganggu aktifitas ibu. ibu
memeriksakan kehamilannya di 1 kali di bidan terdekat, 1 kali di
Puskesmas dan mendapat vitamin dan obat anti mual.
Trimester II
Ibu memeriksakan kehamilannya di bidan 2 kali, ibu tidak mual dan
muntah lagi, ibu mendapat tablet tambah darah,vitamin dan ibu telah
merasakan gerakan janin.
Trimester III
Ibu Mengatakan sering mengalami kencing pada kehamilan tua, ibu
memeriksakan kehamilannya ke bidan dan Puskesmas. Ibu sangat
menantikan kelahiran bayinya ini, dan ibu sangat senang dengan
kehamilannya ini.
1.2 Riwayat Natal
Ibu mengatakan pada kehamilan 9 bulan 7 hari, keluar lendir
bercampur darah dan perutnya terasa kenceng-kenceng,kemudian di bawa
ke Puskesmas Tanggal 08-05-2018, Jam 10.00 WIB dan di lakukan
pemeriksaan oleh bidan. Pada tanggal 08-05-2018 jam 19.00 wib Bayi
lahir spontan, jenis kelamin perempuan, berat badan 3200 gram, panjang
badan 50 cm, bayi lahir menangis kuat, gerak aktif, warna kulit kemerahan
dan ari-ari lahir lengkap 5 menit setelah bayi lahir.
1.3 Riwayat Post Natal
Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah sedikit berwarna merah
segar dari jalan lahir, tidak ada penyulit saat nifas.
1.4 Riwayat Alergi
Tidak ada riwayat alergi
1.5 Riwayat Tumbuh kembang
Ibu mengatakan pertumbuhan dan perkembangan anaknya normal
seperti pada anak umumnya
1.6 Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan bayinya sudah mendapat suntikan imunisasi lengkap
di Posyandu.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya karena badannya
panas sejak tanggal 9 Maret 2021 tadi malam. Anak tidak nyeri ulu
hati, muntah 1 kali dan tidak diare,tidak gelisah atau bitnik-bintik
perdarahan di kulit dan uji tourniquet negatif,tetapi rewel, makan dan
minum sedikit
4. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit apapun.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan suaminya perokok aktif, dalam keluarganya tidak ada
yang pernah menderita penyakit menular (TBC, hepatitis), menahun (asma,
jantung), menurun (diabetes, darah tinggi).
6. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1.1 Pola Nutrisi
Sebelum sakit : makan 3X sehari dengan porsi cukup terdiri dari nasi,
lauk dan sayuran. Minum air putih. Setiap pagi anak
minum susu.
Saat sakit : makan beberapa sendok saja. Minum air putih.
1.2 Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x/hari, konsistensi lunak. BAK ±5-7X/hari
Saat sakit : belum BAB. BAK ±2-4X
1.3 Pola Istirahat/Tidur
Sebelum sakit : tidur siang hari ±2 jam /hari, dan tidur malam ±10
jam/hari
Saat sakit : tidur malam ±6 jam, sering terbangun
1.4 Aktifitas dan Latihan
Sebelum sakit : aktif suka bermain dengan teman sebayanya.
Saat sakit : pasif, anak sering minta digendong
1.5 Pola Personal Hygine
Sebelum sakit : mandi 2X setiap hari atau setiap selesai bermain.
Gosok gigi 1X setiap hari. Berganti pakaian setiap
selesai mandi dan selesai bermain.
Saat sakit : anak tidak dimandikan, hanya diseka. Berganti
pakaian 2X.

OBJEKTIF (O)
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Bentuk badan : normal
Bicara : normal
Kebersihan : baik
Tanda-tanda vital : Suhu 37,8oC, Nadi 92x/menit, pernafasan 36x/menit
BB : 12,8gram
PB : 86 cm
LK : 45 cm
Lila : 15,5 cm
Pemeriksaan Fisik
a) Kepala :  bentuk normal, rambut hitam bersih, tidak
terdapat benjolan abnormal
b) Mata :  Simetris, skelera tidak ikterus, kojungtiva tidak
anemis, tidak strabismus.
c) Hidung :  lubang hidung simertis, tidak terdapat sekret, tidak
ada polip.
d) Mulut          :  bibir kering, tidak ada karies, lidah bersih.
e) Telinga :  Simetris, tidak ada sekret
f) Kulit : sawo matang,tidak ada bintik-bintik
merah(perdarahan kulit)
g) Leher           :  Tidak terlihat  pembesaran kelenjar tyroid
dan kelenjar limfe maupun pembesaran vena jugularis
h) Dada : Tidak terdengar bunyi ronchi maupun
wheezing
i) Abdomen    :  bentuk normal, tidak ada meteorismus
j) Genetalia     :  tidak dilakukan pemeriksaan
k) Anus                :  tidak dilakukan pemeriksaan
l) Ekstermitas
Atas         :  Simetris, tidak terdapat polidaktil maupun sidikatil, tidak
terdapat bintik-bintik merah
Bawah     : Simetris, tidak terdapat polidaktil maupun sidikatil
ANALISA (A)
An. “K” usia 34 bulan dengan demam bukan demam berdarah

PENATALAKSANAAN (P)
Tempat : Puskesmas Padang
Tanggal/waktu : 10 Maret 2021 pukul 10.15 wib

1. Menginformasikan ibu tentang hasil pemeriksaan anaknya


e/ ibu mengerti tentang penjelasan dari Bidan
2. Menginformasikan ibu untuk memakaikan anaknya pakaian yang nyaman,
tidak tebal dan menyerap keringat
e/ ibu mengerti tentang penjelasan dari Bidan
3. Menginformasikan ibu untuk memberikan banyak minum pada anak untuk
mencegah terjadinya dehidrasi
e/ ibu mengerti tentang penjelasan dari Bidan dan mau melaksanakan
4. Mengajari ibu cara melakukan kompres dengan air sedikit hangat, dengan
diletakkan pada dahi, ketiak atau leher anak ketika posisi berbaring
e/ ibu mengerti tentang penjelasan dari Bidan dan mau melaksanakan
5. Menginformasikan pada ibu untuk memberikan obat pada anaknya sesuai
dosis yaitu paracetamol sirup 120mg/5ml sehari 3-4x1 sendok takar sampai
panasnya turun, vitamin dan mineral sirup 60ml sehari 1x1 sendok takar.
e/ ibu mengerti tentang penjelasan dari Bidan dan bisa mempraktekan
6. Menginformasikan kepada ibu tanda bahaya yang muncul pada anak demam
seperti diare, muntah-muntah, anak tampak sangat lemas, pingsan atau lebih
sering mengantuk,kejang, sakit kepala berat, sesak napas, kulit pucat atau
tampak kebiruan,adanya bintik-bintik merah di kulit,nyeri ulu hati serta
gelisah.
e/ ibu mengerti tentang penjelasan dari Bidan
7. Menginformasikan kepada ibu untuk segera membawa anak ke petugas
kesehatan jika ditemui tanda bahaya yang muncul pada anak demam
e/ ibu mengerti tentang penjelasan dari Bidan dan mau melaksanakan
8. Menginformasikan kepada ibu untuk kontrol ulang 2 hari lagi atau jika
anaknya belum sembuh atau jika ada keluhan lebih lanjut
e/ ibu mengerti tentang penjelasan dari Bidan dan mau melaksanakan
9. Melakukan pendokumentasian di rekam medik
e/ pendokumentasian di rekam medik telah di lakukan.
Lampiran 1

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Anik Endang Setyo Bekti

NIM : 15901.02.20067

Pembimbing Akademik : Tutik Hidayati,SST.,M.Kes

Nama
No Tanggal Revisi Paraf
pembimbing
Lampiran 2

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Anik Endang Setyo Bekti

NIM : 15901.02.20067

Pembimbing Lahan : Sri Wahyuningsih,S.,ST.M.Keb

Nama
No Tanggal Revisi Paraf
pembimbing

Anda mungkin juga menyukai