Disusun Oleh :
LIA AMELIA SRI RAHAYU
NIM. 19801023
A. Latar Belakang
Program KB (Keluarga Berencana) di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun
1965 yang disponsori oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
Keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang paling dasar dan
utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Untuk optimalisasi
manfaat kesehatan KB, pelayanan tersebut harus disediakan bagi wanita dengan cara
menggabungkan dan memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi utama
yang lain.
Program KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu
khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun),
terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan
(diatas usia 35 tahun). KB merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta
perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi
laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak,
berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti
mempunyai anak. (Kemenkes RI. 2014 : 84)
Sesuai dengan arah pembangunan Pemerintahan periode 2015- 2019, Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah satu
Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas
Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu
“Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui “Pembangunan
Kependudukan dan Keluarga Berencana”. (BKKBN. 2015 : 1)
Berdasarkan data peserta Kb aktif dari hasil data badan kependudukan dan
keluarga berencana 2014 yaitu IUD 11,4%, MOW 3,5 %, MOP 0,69%, Implan 9,75%,
Kondom 3,22%, KB suntik 46,88% dan pil 24,54%. (Kemenkes. 2014 : 84).
Kontrasepsi KB suntik merupakan kontrasepsi yang sangat diminati oleh
masyarakat yang memiliki prensentasi cukup banyak, karena merupakan salah satu
alat kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membutuhkan
pemakaian setiap hari. Kontrasepsi suntik hormonal dinilai paling efektif dan memiliki
resiko yang tidak terlalu besar. (Barahah, Vera Farah. 2013)
Walau kontrasepsi KB suntik dikatakan memiliki efek samping yang tidak
terlalu besar, namun apabila digunakan dalam waktu jangka panjang dapat
menyebabkan tingginya kolesterol, kerapuhan tulang, gemuk, dan menurunkan
libido.
Banyak Akseptor KB yang kurang paham mengenai efek samping KB suntik
jika digunakan dalam jangka waktu panjang, yang akhirnya sering membuat
akseptor bingung dan terkadang suka mengeluh dengan efek samping yang terjadi
setelah menggunakan kontrasepsi dalam waktu lama. (The Asian Parient
Indonesia, 2015)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bidan mempunyai peran dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu pada Akseptor KB dan yang dibutuhkan
saat ini adalah informasi yang lebih jelas kepada akseptor KB agar program KB
terus berjalan dan efektif dalam mewujudkan agenda “Meningkatkan Kualitas
Hidup Manusia Indonesia” melalui “Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana” oleh BKKBN 2015. (Fatmanadia. 2012)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji
Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB suntik 3 bulan Terhadap Ny. A di
Puskesmas Singajaya Kab. Garut Tahun 2020.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan konsep dasar asuhan kebidanan pada Akseptor KB
suntik 3 bulan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu Mengidentifikasi masalah dan melakukan a nalisa dari data
yang terkumpul pada akseptor KB suntik 3 bulan.
b. Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk
diagnosa serta masalah dan kebutuhan pada akseptor KB suntik 3 bulan.
c. Mampu mengidenti fikasi diagnosa serta masalah potensial pada akseptor
KB suntik 3 bulan.
d. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan dan melakukan intervensi dan
kolaborasi pada akseptor KB suntik 3 bulan .
e. Mampu membuat rencana asuhan pada akseptor KB suntik 3 bulan.
f. Mampu mengi mplementasikan rencana tindakan yang dibuat pada
akseptor KB suntik 3 bulan.
g. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan rencana
manajemen yang telah dicapai pada akseptor KB suntik 3 bulan.
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan (SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA RIA HUSADA)
Institusi memperoleh gambaran tentang sejauh mana para mahasiswa
memahami ilmu yang diperoleh serta keterampi lan tentang asuhan kebidanan
pada akseptor KB suntik 3 bulan yang telah diberikan oleh institusi
pendidikan sel ama proses pembelajaran serta menambah bahan bacaan dan
ilmu pengetahuan.
2. Bagi lahan praktek (Puskesmas Singajaya Kab. Garut)
Memberi masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta menciptakan
kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara Institusi,
Puskesmas dan mahasiswa yang melaksanakan kegiatan tersebut.
3. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang asuhan
kebidanan pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan,
serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapat.
4. Bagi Akseptor KB Suntik 3 bulan
Menambah pengetahuan kepada akseptor KB suntik 3 bulan khususnya untuk
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan KB.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Menurut WHO (World Health Organization), KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-obketif
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga. (Pinem, Saroha. 2009 : 188)
Salah satu usaha mengatur jumlah anak sesuai kehendak akseptor, dan
menentukan sendiri kapan akseptor ingin hamil (Maryunani, Anik. 2015 : 56).
Siklus reproduksi wanita memerlukan kira-kira 28 hari untuk menyiapkan dan
melepaskan ovum pada pertengahan siklus, mempersiapkan lingkungan uterus
dan bila tidak terjadi konsepsi pengeluaran darah dan jaringan dari uterus yang
dikenal sebagai haid. Meskipun kebanyakan wanita hanya mengetahui hasil akhir
yang dikenal sebagai haid saja sebenarnya puncak biologi dari siklus haid adalah
ovulasi yaitu pelepasan sel ovum yang sudah matang dari folikel De Graaf kira-
kira 14 hari sebelum haid yang akan datang. (Arianggara, Adiawilda. 2016)
B. Lokasi Penyuntikkan
Lokasi penyuntikan KB secara consensus international bahwa disuntikkan di
bokong yaitu musculus ventro gluteal dalam. Muskulas ini dapat diukur dari
spina iliaca anterior (SIAS) sampai dengan os coccygeus kemudian diambil 1/3
bagian SIAS.
Jika dianalogikan dengan kotak, kemudian kita bagi kedalam 4 bagian, maka
yang akan kita suntikkan adalah bagian kuadran luar.
SIAS
Lokasi Penyuntikan
Os cocygeus
Gambar 2.1
Sumber : (Meilani, Niken. dkk. 2010 : 105)
2. Waktu mulai
Kontrasespi pascakeguguran perlu dimulai segera. Karena ovulasi dapat
terjadi 11 hari sesudah terapi kehuhuran/abortus. Sekurang-kurangnya klien
perlu mendapat konseling dan informasi agar mereka mengerti bahwa :
a. Klien dapat hamil lagi sebelum haid berikutnya dating
b. Ada kontrasepsi yang aman untuk menunda atau mencegah kehamilan
c. Dimana dan bagaimana klien dapat memperoleh pelayanan
14
Tubektomi • Secara teknis, • Minilaparotomi • Perlu konseling
tubektomi sesudah keguguran dan informasi
dapat trimester I sama yang cukup.
langsung dengan waktu
dikerjakan interval
sewaktu terapi • Sesudah
keguguran keguguran trimester
kecuali jika II sama dengan
ada prosedur pasca
perdarahan persalinan
banyak atau
infeksi.
Sumber : (Saifuddin, Abdul Bari. 2010 : U-57-59)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSETOR KB
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas/Biodata
Nama Pasien/Klien : Ny.A Nama Suami : Tn.G
Umur : 26 thn Umur : 29 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Kab. Garut Alamat : Kab. Garut
B. Keluhan Utama
Ibu datang mengatakan ingi suntik KB 3 bulan.
C. Riwayat Haid
Menarce : 14 thn Banyak : 2x Ganti pembalut
Siklus : 28 hari Keluhan : Tidak ada
Lama : 7 hari Teratur/tidak : Teratur
D. Riwayat Obstetri
Jumlah anak hidup : 2 (DUA)
Jumlah anak meninggal : 1 (SATU)
Jumlah persalinan terakhir : 2 (DUA)
Komplikasi : Tidak ada
Keadaan nifas terakhir : Normal
G. Data Psikologis
Ibu tidak mengalami gangguan psikologis
H. Riwayat KB Sebelumnya
2. Pemeriksaan Kebidanan
• Kepala
Muka : Simetris Mata : Simetris, tidak ada kelainan
Telinga : Simetris Hidung : Tidak ada kelainan
Gigi dan Mulut : Normal, bersih, tidak ada caries
• Leher
Kelenjar Gondok/Tyroid : Tidak ada pembengkakan
Pembesaran Kelenjar Limfa : Tidak ada
Pembesaran Vena Jugularis : Tidak ada
• Dada
Payudara :
Simetris : Ya
Pembesaran : Tidak ada
Tumor/Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
Paru-paru :
Ronchi : Tidak ada
Jantung :
Mur-mur : Tidak ada
• Abdomen
Pembesaran (ada/tidak)
Bekas Luka Operasi
Palpasi Hepar
• Ano-Genital
Inspeksi keadaan vulva/vagina
o Radang/Infeksi : Tidak dilakukan
o Pengeluaran Pervaginam : Tidak dilakukan
o Tumor/Benjolan : Tidak dilakukan
o Varices (ada/tidak) : Tidak dilakukan.
Inspekulo Cerviks dan portio
o Luka/tidak : Tidak dilakukan
o Tanda Radang/Infeksi : Tidak dilakukan
• Pemeriksaan dalam (PD)/VT
Keadaan Vagina : Tidak dilakukan
Portio : Tidak dilakukan
Posisi : Tidak dilakukan
Nyeri tekan/Goyang : Tidak dilakukan
• Anus
Hemoroid : Tidak ada
• Ekstremitas
Atas
o Refleksi : (+) positif Odema : Tidak ada
o Varise : Tidak ada
Bawah
o Refleksi : (+) positif, Odema : Tidak ada
o Varises : Tidak ada
3. Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin (Hb) : Tidak dilakukan
Pap smear : Tidak dilakukan
III. ANALISA DATA
Diagnosa : Ny.A usia 26 tahun akseptor KB baru
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan (SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA RIA HUSADA)
Institusi pendidikan diharapkan dapat menambah buku atau referensi yang
dapat menunjang dalam kegiatan belajar mengenai KB suntik 3 bulan.
2. Bagi Lahan Praktek (Puskesmas Singajaya Kab. Garut)
Menambah wawasan dan pengetahuan tenaga kesehatan khususnya bidan
dalam menangani asuhan kebidanan pada Akseptor KB suntik 3 bulan.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan kesempatan belajar didalam
praktek dengan baik dan dapat mengambil ilmu yang mungkin tidak
didapatkan di institusi pendidikan mengenai KB suntik 3 bulan.
4. Bagi Akseptor KB
Diharapkan menggunakan alat kontrasepsi secara teratur, agar program KB
berhasil, menjadi keluarga kecil sejahtera dan ikut serta dalam memberantas
kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2015. Kamus Bidan Bergambar dalam Asuhan Kebidanan. Bogor :
IN MEDIA
Saifudin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifudin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : CV. Trans
Media
Suratun. dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : CV. Trans Media
Glasie, Ana,. dan Ailsa Gebbie. 2005. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : EGC