Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK

3 BULAN TERHADAP Ny. A DI PUSKESMAS


SINGAJAYA KAB. GARUT
TAHUN 2020

Disusun Oleh :
LIA AMELIA SRI RAHAYU
NIM. 19801023

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN MITRA RIA HUSADA JAKARTA
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
TERHADAP Ny. A DI PUSKESMAS SINGAJAYA KAB. GARUT
TAHUN 2020
Disusun Oleh:

LIA AMELIA SRI RAHAYU


NIM. 19801023

Di setujui dan disahkan oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Anjani Khairunnisa, S.ST Andhyani Kiteswara, Am.Keb


NIK :0424108830 NIP: 19871123 200902 2001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program KB (Keluarga Berencana) di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun
1965 yang disponsori oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
Keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang paling dasar dan
utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Untuk optimalisasi
manfaat kesehatan KB, pelayanan tersebut harus disediakan bagi wanita dengan cara
menggabungkan dan memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi utama
yang lain.
Program KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu
khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun),
terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan
(diatas usia 35 tahun). KB merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta
perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi
laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak,
berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti
mempunyai anak. (Kemenkes RI. 2014 : 84)
Sesuai dengan arah pembangunan Pemerintahan periode 2015- 2019, Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah satu
Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas
Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu
“Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui “Pembangunan
Kependudukan dan Keluarga Berencana”. (BKKBN. 2015 : 1)
Berdasarkan data peserta Kb aktif dari hasil data badan kependudukan dan
keluarga berencana 2014 yaitu IUD 11,4%, MOW 3,5 %, MOP 0,69%, Implan 9,75%,
Kondom 3,22%, KB suntik 46,88% dan pil 24,54%. (Kemenkes. 2014 : 84).
Kontrasepsi KB suntik merupakan kontrasepsi yang sangat diminati oleh
masyarakat yang memiliki prensentasi cukup banyak, karena merupakan salah satu
alat kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membutuhkan
pemakaian setiap hari. Kontrasepsi suntik hormonal dinilai paling efektif dan memiliki
resiko yang tidak terlalu besar. (Barahah, Vera Farah. 2013)
Walau kontrasepsi KB suntik dikatakan memiliki efek samping yang tidak
terlalu besar, namun apabila digunakan dalam waktu jangka panjang dapat
menyebabkan tingginya kolesterol, kerapuhan tulang, gemuk, dan menurunkan
libido.
Banyak Akseptor KB yang kurang paham mengenai efek samping KB suntik
jika digunakan dalam jangka waktu panjang, yang akhirnya sering membuat
akseptor bingung dan terkadang suka mengeluh dengan efek samping yang terjadi
setelah menggunakan kontrasepsi dalam waktu lama. (The Asian Parient
Indonesia, 2015)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bidan mempunyai peran dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu pada Akseptor KB dan yang dibutuhkan
saat ini adalah informasi yang lebih jelas kepada akseptor KB agar program KB
terus berjalan dan efektif dalam mewujudkan agenda “Meningkatkan Kualitas
Hidup Manusia Indonesia” melalui “Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana” oleh BKKBN 2015. (Fatmanadia. 2012)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji
Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB suntik 3 bulan Terhadap Ny. A di
Puskesmas Singajaya Kab. Garut Tahun 2020.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan konsep dasar asuhan kebidanan pada Akseptor KB
suntik 3 bulan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu Mengidentifikasi masalah dan melakukan a nalisa dari data
yang terkumpul pada akseptor KB suntik 3 bulan.
b. Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk
diagnosa serta masalah dan kebutuhan pada akseptor KB suntik 3 bulan.
c. Mampu mengidenti fikasi diagnosa serta masalah potensial pada akseptor
KB suntik 3 bulan.
d. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan dan melakukan intervensi dan
kolaborasi pada akseptor KB suntik 3 bulan .
e. Mampu membuat rencana asuhan pada akseptor KB suntik 3 bulan.
f. Mampu mengi mplementasikan rencana tindakan yang dibuat pada
akseptor KB suntik 3 bulan.
g. Mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan rencana
manajemen yang telah dicapai pada akseptor KB suntik 3 bulan.

C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan (SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA RIA HUSADA)
Institusi memperoleh gambaran tentang sejauh mana para mahasiswa
memahami ilmu yang diperoleh serta keterampi lan tentang asuhan kebidanan
pada akseptor KB suntik 3 bulan yang telah diberikan oleh institusi
pendidikan sel ama proses pembelajaran serta menambah bahan bacaan dan
ilmu pengetahuan.
2. Bagi lahan praktek (Puskesmas Singajaya Kab. Garut)
Memberi masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta menciptakan
kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara Institusi,
Puskesmas dan mahasiswa yang melaksanakan kegiatan tersebut.
3. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang asuhan
kebidanan pada ibu yang menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan,
serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapat.
4. Bagi Akseptor KB Suntik 3 bulan
Menambah pengetahuan kepada akseptor KB suntik 3 bulan khususnya untuk
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan KB.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Menurut WHO (World Health Organization), KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-obketif
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga. (Pinem, Saroha. 2009 : 188)
Salah satu usaha mengatur jumlah anak sesuai kehendak akseptor, dan
menentukan sendiri kapan akseptor ingin hamil (Maryunani, Anik. 2015 : 56).
Siklus reproduksi wanita memerlukan kira-kira 28 hari untuk menyiapkan dan
melepaskan ovum pada pertengahan siklus, mempersiapkan lingkungan uterus
dan bila tidak terjadi konsepsi pengeluaran darah dan jaringan dari uterus yang
dikenal sebagai haid. Meskipun kebanyakan wanita hanya mengetahui hasil akhir
yang dikenal sebagai haid saja sebenarnya puncak biologi dari siklus haid adalah
ovulasi yaitu pelepasan sel ovum yang sudah matang dari folikel De Graaf kira-
kira 14 hari sebelum haid yang akan datang. (Arianggara, Adiawilda. 2016)

B. Lokasi Penyuntikkan
Lokasi penyuntikan KB secara consensus international bahwa disuntikkan di
bokong yaitu musculus ventro gluteal dalam. Muskulas ini dapat diukur dari
spina iliaca anterior (SIAS) sampai dengan os coccygeus kemudian diambil 1/3
bagian SIAS.
Jika dianalogikan dengan kotak, kemudian kita bagi kedalam 4 bagian, maka
yang akan kita suntikkan adalah bagian kuadran luar.
SIAS

Lokasi Penyuntikan

Os cocygeus
Gambar 2.1
Sumber : (Meilani, Niken. dkk. 2010 : 105)

C. Suntikan KB Progestin (3 Bulan)


Suntikan KB progestin yang banyak beredar dipasaran adalah yang
mengandung Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dan diberikan 3 bulan
sekali atau 12 minggu sekali pada bokong atau musculus gluteus maximus
(dalam). (Meilani, Niken. 2010 : 107)
Ada beberapa suntik KB yang mengandung hormone progesterone yaitu :
a. Depo Provero 150 mg.
b. Depo Progestin 150 mg.
c. Depo Geston 150 mg.
d. Noristerat 200 mg. (Suratun. dkk. 2008 : 65)

D. Cara Kerja KB Suntik 3 Bulan


1. Mencegah ovulasi.
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma.
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
4. Menghambat transfortasi gamet ke tuba. (Saifuddin, Abdul Bari. 2006 : MK-41)

C. Efektivitas KB Suntik 3 Bulan


KB suntik 3 bulan memiliki aktifitas yang tinggi, dengan 0,5 kehamilan per
100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai
jadwal yang telah ditentukan. (Saifudin, Abdul Bari. 2010 : MK 42)
D. Keuntungan KB suntik 3 Bulan
1. Sangat efektif.
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
6. Sedikit efek samping.
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopouse.
9. Membantu mencegah kangker endometrium dan kehamilan ektopik.
10. Menurunkan kejadianpenyakit jinak payudara.
11. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell). (Saifudin, Abdul Bari.
2010 : 42)

E. Keterbatasan KB Suntik 3 Bulan


1. Sering menimbulkan gangguan haid seperti: Siklus haid yang memendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau
perdarahan bercak (spotting) atau idak haid sama sekali.
2. Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikan).
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV.
6. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadi kerusakan/kelainan pada
organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari
deponya (tempat suntikan).
7. Terjadi perubahanpada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
8. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang
(densitas).
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas dan
jerawatan. (Saifudin, Abdul Bari. 2010 : 42)

F. Syarat Menggunakan KB Suntik 3 Bulan


1. Usia reproduksi.
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas
tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah abortus atau keguguran.
6. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
7. Perokok.
8. Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau
anemia bulan sabit.
9. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin).
10. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
11. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
12. Anemia defisiensi besi.
13. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi. (Saifuddin, Abdul Bari. 2006 : MK-43)

G. Tidak Boleh Menggunakan KB Suntik 3 Bulan


1. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran).
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5. Diabetes militus disertai komplikasi. (Saifudin, Abdul Bari. 2010 : MK-43).

H. Waktu yang Tepat untuk Mulai Menggunakan KB Suntik 3 Bulan


1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan
ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan
pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid
berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi
yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang
sebelumnya
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang
akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan
pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya haid. Bilan di suntik
setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan
pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau
dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 haid, asal saja yakin ibu tersebut
tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama
dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selam 7 hari
setelah suntikan tidakboleh melakukan hubungan seksual. (Saifuddin, Abdul
Bari. 2006 : MK-43-44)
I. Penanganan Efek Samping KB Suntik 3 Bulan yang Sering Dijumpai Tabel
2.1 Efek Samping KB Suntik 3 bulan yang sering Dijumpai
Efek samping Penanganan
Amenorea (tidak a. Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan
terjadi pendaraahan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim nasehati
/ spoting) untuk kembali ke klinik.
b. Bila terjadi kehamilan, rujuk klient, hentikan penyuntikan.
c. Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
d. Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan
pendarahan karena tidak akan berhasil, tunggu 3-6 bulan
kemudian. Bila tidak terjadi pendarahan juga, rujuk ke
klinik.

a. Informasikan bahwa pendarahan ringan sering dijumpai,


Perdarahan / tetapi hal ini bukan masalah yang serius, dan biasanya tidak
Spoting memerlukanpengobatan, bila klient tidak menerima
perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka
dapat disarankan 2 pilihan pengobatan:
b. 1 Siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 mtiniletradiol)
ibuprofen (sampai 800 mg, 3 x sehari untuk 5 hari). Atau
obat jenis lain, jelaskan bahwa selesai pemberian pil
kontrasepsi kombinasi dapat terjadi pendarahan, bila terjadi
pendarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani
dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi, kombinasi / hari
selama 3-7 hari dilanjutkan dengan siklus pil kontrasepsi
hormonal atau diberi 50 mg etinilestradiol atau 1,25 mg
estrogen aquin konjugasi untuk 14-21 hari.

Informasikan bahwa kenaikan / penurunan berat badan


sebanyak1-2 kg dapat saja terjadi, perhatikan diet klien Bila
Meningkatnya / perubahan berat badan terlalu mencolok, bila berat badan
menurunnya berat berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode
badan kontrasepsi lain
Sumber : (Saifuddin, Abdul Bari. 2006 : MK-47)
J. Kontrasepsi Pasca Keguguran
1. Asuhan Pasca Keguguran
Asuhan pasca keguguran mungkin merupakan kesepatan yang langka bagi
seorang perempuan terpapar dengan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, hal
ini merupakan kesempatan untuk member informasi dan pelayanan keluarga
berencana. (Saifuddin, Abdul Bari. 2010 : U-57)
KB Pasca Keguguran adalah pelayanan KB yang diberikan kepada pasien
pasca keguguran sampai kurun waktu 42 hari setelah keguguran. (BKKBN.
2015 : 27)
Pelayanan kontrasepsi pascakeguguran mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Konseling tentang kontrasepsi
b. Jaminan tersedianya pasokan kontrasepsi
c. Akses terhadap asuhan lanjutan
d. Informasi tentang perlindungan terhadap IMS
e. Hal-hal khusus berkenaan dengan pribadi klien, kondisi klinis, dan
kemampuan fasilitas kesehatan setempat

2. Waktu mulai
Kontrasespi pascakeguguran perlu dimulai segera. Karena ovulasi dapat
terjadi 11 hari sesudah terapi kehuhuran/abortus. Sekurang-kurangnya klien
perlu mendapat konseling dan informasi agar mereka mengerti bahwa :
a. Klien dapat hamil lagi sebelum haid berikutnya dating
b. Ada kontrasepsi yang aman untuk menunda atau mencegah kehamilan
c. Dimana dan bagaimana klien dapat memperoleh pelayanan

3. Jenis kontrasepsi yang dapat digunakan


a. Kontrasepsi yang dianjurkan sesudah keguguran trimester I, sama dengan
yang dianjurkan pada masa interval. Kontrasespsi yang dianjurkan
sesudah keguguran trimester II, sama dengan yang dianjurkan pada pasca
persalinan.
Tabel 2.2 Metode kontrasepsi pasca keguguran

Metode Waktu Mulai Ciri-Ciri


Catatan
Kontrasepsi Penggunaan Khusus
Pil kombinasi • Segera mulai • Dapat segera • Jika konseling
dimulai dan informasi
walaupun belum cukup,
terdapat infeksi tunda suntikan
pertama atau
pemasangan
implant.
Kontrasepsi • Sangat efektif
progestin
Suntikan • Langsung •Berikan metode
kombinasi efektif sementara
Implant • Mengurangi • Untuk implant, perlu
kehilangan tenaga terlatih
darah/anemia
AKDR Trimester I • Jika konseling dan
• AKDR dapat informasi belum cukup,
langsung dipasang tunda pemasangan.
jika tidak ada • Perlu tenaga terlath
infeksi untuk pemsangan
• Tunda AKDR
pemasangan
sampai luka atau
infeksi sembuh,
Perdarahan diatasi,
dan anemia
diperbaiki
Trimester II • Pada trimester
• tunda II kemungkinan
pemasaangan 4-6 Risiko perforasi
minggu pasca Sewaktu
keguguran pemasangan lebih
kecuali jika besar
tenaga terlatih
dan peralatan
untuk insersi
pasca keguguran
tersedia.
• Yakinkan jika
ada infeksi. Jika
ternyata ada
infeksi,tunda
Pemasangan
sampai infeksi
teratasi 3 bulan.
Kondom/spermisida • Mulai segera • Metode
sewaktu mulai sementara sambil
hubungan Menunggu metode
seksual lainnya.
Kb alamiah • Tidak dianjurkan • Waktu ovulasi
pertama
pascakeguguran
sulit diperkirakan

14
Tubektomi • Secara teknis, • Minilaparotomi • Perlu konseling
tubektomi sesudah keguguran dan informasi
dapat trimester I sama yang cukup.
langsung dengan waktu
dikerjakan interval
sewaktu terapi • Sesudah
keguguran keguguran trimester
kecuali jika II sama dengan
ada prosedur pasca
perdarahan persalinan
banyak atau
infeksi.
Sumber : (Saifuddin, Abdul Bari. 2010 : U-57-59)

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSETOR KB

DENGAN KASUS : KB Suntik 3 Bulan


DI : Puskesmas Singajaya Kab. Garut
PADA : Tanggal : 29 Bulan 09 Tahun 2020
Waktu : 10.12 WIB

I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas/Biodata
Nama Pasien/Klien : Ny.A Nama Suami : Tn.G
Umur : 26 thn Umur : 29 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Kab. Garut Alamat : Kab. Garut

B. Keluhan Utama
Ibu datang mengatakan ingi suntik KB 3 bulan.

C. Riwayat Haid
Menarce : 14 thn Banyak : 2x Ganti pembalut
Siklus : 28 hari Keluhan : Tidak ada
Lama : 7 hari Teratur/tidak : Teratur

D. Riwayat Obstetri
Jumlah anak hidup : 2 (DUA)
Jumlah anak meninggal : 1 (SATU)
Jumlah persalinan terakhir : 2 (DUA)
Komplikasi : Tidak ada
Keadaan nifas terakhir : Normal

E. Riwayat Penyakit yang Lalu dan Sekarang


1. Hipertensi : Tidak ada 7. Tuberkolosis : Tidak ada
2. Hepatitis : Tidak ada 8. Jantung : Tidak ada
3. Diabetes Militus : Tidak ada 9. Radang Panggul
4. Infeksi Urogenital : Tidak ada a. Salpingitis : Tidak ada
5. Perdarahan : Tidak ada b.Adneksitis : Tidak ada
6. Kelainan Pembekuan Darah : Tidak ada c. Endometritis : Tidak ada

F. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menurun, menahun dan menular.

G. Data Psikologis
Ibu tidak mengalami gangguan psikologis

H. Riwayat KB Sebelumnya

Macam Peserta KB : 1. Baru : YA 2. Setelah Bersalin


Pernah KB : Sudah
KB Terakhir : 2012
Keluhan Pemakaian Alat Kontrasepsi : Tidak ada
II. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
BB/TB : 61 kg/150 cm Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Pernafasan : 22 x/m Nadi : 82 x/m
Suhu : 36,5 0C Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Kebidanan
• Kepala
Muka : Simetris Mata : Simetris, tidak ada kelainan
Telinga : Simetris Hidung : Tidak ada kelainan
Gigi dan Mulut : Normal, bersih, tidak ada caries
• Leher
Kelenjar Gondok/Tyroid : Tidak ada pembengkakan
Pembesaran Kelenjar Limfa : Tidak ada
Pembesaran Vena Jugularis : Tidak ada
• Dada
Payudara :
 Simetris : Ya
 Pembesaran : Tidak ada
 Tumor/Benjolan : Tidak ada
 Pengeluaran : Tidak ada
Paru-paru :
 Ronchi : Tidak ada
Jantung :
 Mur-mur : Tidak ada
• Abdomen
Pembesaran (ada/tidak)
Bekas Luka Operasi
Palpasi Hepar
• Ano-Genital
 Inspeksi keadaan vulva/vagina
o Radang/Infeksi : Tidak dilakukan
o Pengeluaran Pervaginam : Tidak dilakukan
o Tumor/Benjolan : Tidak dilakukan
o Varices (ada/tidak) : Tidak dilakukan.
 Inspekulo Cerviks dan portio
o Luka/tidak : Tidak dilakukan
o Tanda Radang/Infeksi : Tidak dilakukan
• Pemeriksaan dalam (PD)/VT
 Keadaan Vagina : Tidak dilakukan
 Portio : Tidak dilakukan
 Posisi : Tidak dilakukan
 Nyeri tekan/Goyang : Tidak dilakukan
• Anus
 Hemoroid : Tidak ada
• Ekstremitas
 Atas
o Refleksi : (+) positif Odema : Tidak ada
o Varise : Tidak ada
 Bawah
o Refleksi : (+) positif, Odema : Tidak ada
o Varises : Tidak ada

3. Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin (Hb) : Tidak dilakukan
Pap smear : Tidak dilakukan
III. ANALISA DATA
Diagnosa : Ny.A usia 26 tahun akseptor KB baru
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada

IV. PERENCANAAN (PLANNING)


1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, yaitu BB : 61 kg, TB : 150 cm,
TD : 120/80 mmHg. Ibu mengerti mengenai hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu macam-macam KB pasca keguguran, kelebihan, efek
samping tiap-tiap kontrasepsi yang ada di puskesmas Singajaya Kab. Garut
seperti KB suntik 3 bulan depogestin, kondom, IUD, implant dan KB Pil
kombinasi. Ibu mengetahui macam-macam KB pasca keguguran, kelebihan,
efek samping dan ibu memilih KB suntik 3 bulan.
3. Memberitahu ibu cara kerja KB suntik 3 bulan, yaitu menghalangi ovulasi,
mengubah lender servik menjadi kental, menghambat sperma masuk kerahim,
mencegah pertemuan sel telur dan sperma, mengubah kecepatan transportasi
sel telur. Ibu mengerti mengenai cara kerja KB suntik 3 bulan.
4. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk penyuntikan seperti spuit 3
cc, kapas alkohol dan Depo Progestin. Alat telah disiapkan.
5. Menyuntikkan KB suntik 3 bulan Depo Gestin 3 cc secara IM Intramuskuler
(IM) di 1/3 SIAS (Spina Iliaka Anterior Superior). Penyuntikan telah
dilakukan.
6. Memberitahu ibu mengenai efek samping KB suntik 3 bulan yaitu sakit
kepala, kenaikan BB, payudara nyeri, perdarahan, dan menstruasi tidak
teratur. Ibu mengerti mengenai efek samping dari KB suntik 3 bulan.
8. Menjelaskan pada ibu tentang keuntungan KB suntik 3 bulan yaitu sangat
efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak mempengaruhi terhadap
hubungan seksual, klien tidak perlu menyimpan obat. Ibu mengerti tentang
keuntungan KB suntik 3 bulan.
9. Memberitahu ibu jika ada keluhan yang menggangggu aktivitas atau
kenyamanan ibu, sebaiknya ibu datang kepetugas kesehatan. Ibu bersedia
datang kepetugas kesehatan apabila ada keluhan.
10. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 bulan yang akan datang pada
tanggal 29 Agustus 2020. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam asuhan kebidanan pada akeptor KB terhadap Ny. A asuhan kebidanan
diberikan sesuai dengan semua akseptor KB. Asuhan kebidanan pada akseptor
KB terhadap Ny. A dilakukan pengambilan data subjektif yaitu anamnesa seperti
keluhan utama, riwayat haid, persalinan, nifas yang lalu, riwayat penyakit
sekarang didapatkan hasil Ny. A 26 tahun P2A1 datang kunjungan pertama untuk
mendapatkan KB. Pengambilan data objektif pada akseptor KB terhadap Ny. A
yaitu pemeriksaan tanda-tanda vital, timbang berat, dan pemeriksaan fisik. Maka
dengan ini, sesuai dengan hasil anamnesa tersebut dapat disimpulkan bahwa
diagnosis kebidanan yang didapatkan yaitu Ibu 26 tahun akseptor baru KB suntik
3 bulan Depogestin 3 cc, tidak didapatkan diagnosis potensial, masalah,
kebutuhan, dan kebutuan tindakan segera seperti mandiri, kolaborasi dan rujukan.
Rencana asuhan terhadap Ny. A yaitu beritahu Ibu hasil pemeriksaan bahwa
ibu dalam keadaan baik, beritahu Ibu jenis-jenis alat kontrasepsi; jelaskan cara
kerja, keuntungan, dan efek samping dari jenis-jenis alat kontrasepsi, persilahkan
Ibu memilih, siapkan peralatan untuk melakukan pentuntikan, beritahu Ibu akan
dilakukan penyuntikan, kemudian lakukan penyuntikan di 1/3 SIAS dengan dosis
3 cc, dan anjurakan Ibu untuk datang kepetugas kesehatan apabila ada keluahan
yang mengganggu aktivitas atau kenyamanan ibu, kemudian anjurkan ibu untuk
kunjungan ulang 3 bulan yang akan datang pada tanggal 29 Agustus 2020.
Implementasi (pelaksanaan) dari rencana asuhan terhadap Ny. A yaitu
memberitahu Ibu hasil pemeriksaan bahwa Ibu dalam keadaan baik, memberitahu
Ibu jenis-jenis alat kontrasepsi seperti pil, suntik 3 bulan, AKBK/implant,
AKDR/IUD, memberitahu Ibu cara kerja, keuntungan, dan efek samping dari
masing-masing alat kontrasepsi, mempersilahkan Ibu untuk memilih salah satu
dari alat kontrasepsi, menjelaskan kembali cara kerja KB suntik 3 bulan yaitu
menghalangi ovulasi, mengubah lender servik menjadi kental, menghambat
sperma masuk kerahim, mencegah pertemuan sel telur dan sperma, mengubah
kecepatan transportasi sel telur, menyiapkan peralatan yang akan digunakan
seperti spuit 3 cc, kapas alkohol, dan Depogestin, memberitahu Ibu bahwa akan
dilakukan penyuntikan, melakukan penyuntikan Depogestin 3 cc secara IM di 1/3
SIAS, dan menganjurkan Ibu untuk kunjungan ulang 3 bulan yang akan datang
untuk dilakukan penyuntikan kembali.
Evaluasi dari asuhan yang dilakukan terhadap NY. A yaitu Ibu mengerti hasil
pemeriksaan, Ibu mengerti jenis-jenis alat kontrasepsi, Ibu mengerti cara kerja,
keuntungan, dan efek samping, Ibu memilih KB suntik 3 bulan, dan Ibu bersedia
untuk kunjungan ulang. Dalam praktek pemeriksaan akseptor KB baru 3 bulan
tidak ada kesenjangan praktek dan teori ataupun kurangnya pengetahuan Ibu pada
jenis – jenis alat kontrasepsi.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan (SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA RIA HUSADA)
Institusi pendidikan diharapkan dapat menambah buku atau referensi yang
dapat menunjang dalam kegiatan belajar mengenai KB suntik 3 bulan.
2. Bagi Lahan Praktek (Puskesmas Singajaya Kab. Garut)
Menambah wawasan dan pengetahuan tenaga kesehatan khususnya bidan
dalam menangani asuhan kebidanan pada Akseptor KB suntik 3 bulan.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan kesempatan belajar didalam
praktek dengan baik dan dapat mengambil ilmu yang mungkin tidak
didapatkan di institusi pendidikan mengenai KB suntik 3 bulan.
4. Bagi Akseptor KB
Diharapkan menggunakan alat kontrasepsi secara teratur, agar program KB
berhasil, menjadi keluarga kecil sejahtera dan ikut serta dalam memberantas
kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. 2015. Kamus Bidan Bergambar dalam Asuhan Kebidanan. Bogor :
IN MEDIA

Saifudin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifudin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta : Kemenkes RI

Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : CV. Trans
Media
Suratun. dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : CV. Trans Media

Arianggara, Andiwilda. 2016. Menstruasi dan Ovulasi. https://www. academia.


edu/8562966/MENSTRUASI_DAN_OVULASI, diakses pada 4 Agustus 2016

Glasie, Ana,. dan Ailsa Gebbie. 2005. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : EGC

BKKBN. 2015. Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Nasional 2015-2019. Jakarta : TIM BKKBN

BKKBN. 2015. Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : TIM BKKBN

Meilani, Niken. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana.Yogyakarta : Fitramaya


Fatmanadia. 2012. Pelayanan Kebidanan yag Berkualitas. https://fatmanadia.
wordpress. com/2012/09/02/ pelayanan- kebidanan- yang-berkualitas/, diakses
pada tanggal 13 Agustus 2016

The Asian Parient Indonesia, 2015. KB Suntik 3 Bulan. https://


id.theasianparent.com/kb-suntik-3-bulan/2/, diakses pada tanggal 15 Agustus
2016

Anda mungkin juga menyukai