Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEBIDANAN

PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN


DI BPM SITI HOTIJAH S, ST,. M M. Kes BANGKALAN

Disusun Oleh :
ISMIYATUL JANNAH
18154010027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayatnya sehingga penulis menyelesaikan laporan atau makalah ini yang
berjudul “ Asuhan Kebidanan KB Suntik 3 Bulan “
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurang dan
kesalahan, untuk kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan dari
para pembaca demi kesempurnaan dan keberhasilan makalah ini.
Selanjutnya penulis berharap semoga pembaca dapat mengambil manfaat
dari laporan ini bagi saya khususnya bagi pembaca lainnya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program KB (Keluarga Berencana) merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional yang bertujuan melembagakan norma keluarga kecil
bahagia dan sejahtera. Program KB saat ini sudah merupakan suatu keharusan
dalam upaya menanggulangi pertumbuhan penduduk dunia umumnya dan
penduduk Indonesia khususnya.
World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia
merupakan jumlah terbesar di Asia Tenggara yakni 65 juta di ikuti Vietnam (25,3
juta) dan Filipina (23 juta). Melihat data tersebut, dikhawatirkan jumlah
penduduk akan semakin banyak dan terjadi ledakan penduduk di tahun 2030
menjadi sebesar 295 juta jiwa. Hal ini tentu akan menjadi sebuah masalah yang
besar, meningat ledakan penduduk ini masuk pada tantangan mega-demografi.
Untuk itu pemerintah berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
melalui program Keluarga Berencana (KB).
Kontrasepsi suntik merupakan salah satu jenis kontrasepsi hormonal,
yang berisi hormon progesteron atau kombinasi hormon estrogen dan
progesterone. Kontrasepsi suntik terdiri atas 2 macam yaitu Depo Medroksi
Progesteron Aseatat (DMPA) dan Depo Noreisteron (Depo Noristerat).
DMPA diberikan setiap 3 bulan sekali dengan dosis progestron 150 mg.
Cara kerja kontrasepsi DMPA mencegah terjadinya ovulasi dengan
menekan pembentukan gonadotropin releasing hormon dari hipotalamus
maka dapat mengalami efek samping berupa gangguan pola haid. Selain itu
efek samping dari penggunaan kontrasepsi ini diantaranya berupa mual,
hipertensi, jerawat dan peningkatan berat badan.(7)
Oleh karena itu asuhan pada akseptor KB merupakan cara penting
untuk memonitor dan mendukung kesehatan akseptor KB agar dapat
mengurangi keluhan atau efek samping dar KB yang digunakan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan
asuhan kebidanan pada Akseptor KB suuntik 3 Bulan menggunakan
pola pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil
asuhannya dalam bentuk VARNEY.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Melaksanakan pengkajian data pada akseptor KB suntik 3 bulan
b. Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa pada akseptor KB
suntik 3 bulan
c. Mengidentifikasi masalah potensial pada akseptor KB suntik 3
bulan
d. Mengidentifikasi kebutuhan dan tindakan segera pada akseptor
KB suntik 3 bulan
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3
bulan
f. Melaksanakan rencana asuhan kebidanan sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun pada akseptor KB suntik 3
bulan
g. Melakukan evaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan pada
akseptor KB suntik 3 bulan
h. Mendokumentasikan Asuhan Kebidanan pada akseptor KB
suntik 3 bulan

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah, “Bagaimana


seorang bidan dalam memberikan asuhan terhadap akseptor KB suntik 3
bulan?”

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi pembaca tentang
asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan
b. Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa khususnya tentang
akseptor KB suntik 3 bulan

1.4.2 Manfaat Praktis


Laporan kasus ini diharapkan dapat membantu pasien untuk
memahami tentang KB suntik 3 Bulan, apa yang harus dilakukan
selama menggunakan KB suntik 3 bulan dan apa yang harus
dilakukan jika terjadi efek saamping.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KELUARGA BERENCANA


A. Definisi
KB adalah suatu usaha guna merencanakan dan mengatur
jarak kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada wakyu yang
diinginkan. (Saifuddin, 2008)
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pemasangan
suami istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu
saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan menentukan jumlah
anak dalam keluarga. (WHO, 2007)
Kontrasepsi adalah usaha – usaha untuk mencegah kehamilan,
usaha – usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen.
(Wiknjosastro, 2010)

B. Tujuan Pelayanan Kontrasepsi


1. Tujuan Umum
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan
keluarga berencana yaitu dihayatinya nama keluarga kecil bahagia
dan sejahtera (Hartanto, 2007).
2. Tujuan Pokok
Penurunan angka kelahiran yang bermakna guna mencapai tujuan
tersebut maka ditempuh kebijaksanaan dengan mengkategorikan 3
fase untuk mencapai sasaran.
Menurut Hartono (2007), yaitu :
a. Fase menunda atau mencegah kehamilan
Fase menunda kehamilan dianjurkan bagi Pasangan Usia Subur
(PUS) dengan usia istri kurang dari 20 tahun dengan alasan :
1) Umur di bawah 20 tahun adalah usia yang sebiaknya tidak
mempunyai anka terlebih dahulu untuk berbagai alasan.
2) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena
pasangan muda masih mempunyai frekuensi senggama
yang tinggi sehingga angka kegagalan tinggi.
3) Prioritas penggunaan kontrasepsi Pil Oral, karena akseptor
masih muda.
4) Pemasangan IUD mini bagi yang belum mempunyai anak
pada masa ini dapat dianjurkan terutama bagi calon peserta
dengan kontraindikasi terhadap pil oral.
Kontrasepsi yang cocok untuk menunda atau
mencegah kehamilan adalah, pil, IUD, cara sederhana.
b. Fase menjarangkan atau mengatur kehamilan
Periode usia istri antara 20 – 30 tahun merupakan periode
usia paling baik untuk melahirkan.
1) Alasan menjarangkan kehamilan :
a) Umur antara 20 – 30 tahun merupakan usia terbaik
untuk mengandung dan melahirkan.
b) Kegagalan yang menyebakan kehamilan cukup tinggi,
namun disini tidak begitu berbahaya karena yang
bersangkutan berada pada usia melahirkan yang baik.
c) Segera setelah melahirkan anak pertama dianjurkan
untuk memakai IUD sebagai pilihan utama.
2) Kontrasepsi yang cocok, meliputi :
a) Suntik
b) IUD
c) Implant
d) Mini pil
e) Cara sederhana
c. Fase menghentikan atau mengakhiri kesuburan
Pada periode ini usia istri di atas 30 tahun sebaiknya
mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua anak.
1) Alasan mengakhiri kesuburan
a) Ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk
tidak hamil karena alasan medis.
b) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua
dan kemungkinan timbul akibat samping.
c) Pilhan utama adalah kontrasepsi mantap.

2) Kontrasepsi yang cocok meliputi :


a) Kontrasepsi mantap (tubektomi dan vasektomi)
b) IUD
c) Implant
d) Cara sederhana
e) Suntik
f) Pil
3. Metode Kontrasepsi
Menurut Saifuddin (2010), pembagian cara kontrasepsi yaitu :
a. Metode amenorea Laktasi (MAL)
b. Metode keluarga berencana alamiah
c. Senggama terputus
d. Metode barrier:
1) Kondom
2) Diafragma
3) Spemisida
e. Kontrasepsi kombinasi :
1) Suntikan kombinasi
2) Pil kombinasi
f. Kontrasepsi progestin :
1) Kontrasepsi duntikan progestin
2) Kontrasepsi pil progestin
3) Kontrasepsi implant
4) AKDR dengan progestin
g. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
h. Kontrasepsi Mantap
1) Tubektomi (sterilisasi pada wanita)
2) Vasektomi (sterilisasi pada pria)

2.2 Kontrasepsi Suntik 3 Bulan


A. Definisi
Kontrasepsi suntik adalah obat pencegah kehamilan yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikan obat tersebut pada
wanita subur (Maryani, 2007).
Profil kontrasepsi suntik 3 bulan :
1. Sangat efektif
2. Aman
3. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
4. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata – rata 4 bulan.
5. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
B. Jenis
Menurut Saifuddin (2010), jenis kontrasepsi suntik 3 bulan, yaitu :
1. Depo medroxyprogesteron asetat (DMPA) mengandung 150 mg
DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik
intramuskular (di daerah bokong).
2. Depo noristeron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200
mg Noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
disuntik intramuskular.
C. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Harnawati (2008), mekanisme kerja kontrasepsi 3 bulan, yaitu :
1. Menghalangi pengeluaran FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan
LH (Luteinizing Hormone) sehingga tidak terjadi pelepasan ovum.
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kempuan penetrasi
sperma.
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis.
4. Menghambat transportasi gamet dan tuba.
D. Indikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2010), indikasi kontrasepsi DMPA meliputi :
1. Usia reproduksi
2. Multipara dan yang telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektivitas tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah abortus atau keguguran.
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok
9. Tekanan darah < 150/100 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
10. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin).
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12. Anemia defisiensi zat besi.
13. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
E. Kontraindikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2010), kontraindikasi kontrasepsi suntik 3 bulan
meliputi :
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5. Diabetes melitus disertai komplikasi.
F. Keuntungan kontrasepsi suntik 3
bulan
Menurut Saifuddin (2010), keuntungan kontrasepsi suntik 3 bulan
meliputi :
1. Sangat efektif
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubugan suami-istri
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
6. Sedikit efek samping.
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause.
9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11. Mencegah beberapa penyakit radang panggul.
12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
G. Kerugian kontrasepsi suntik 3 bulan
Menurut Saifuddin (2010), kerugian kontrasepsi suntik 3 bulan meliputi :
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
a. Siklus haid yang memendek atau memenjang.
b. Perdarahan yang banyak atau sedikit.
c. Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting).
d. Tidak haid sama sekali
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
(harus kembali untuk suntikan).
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan berikut.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
6. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan/kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
7. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang.
8. Pada penggunaaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang (densitas).
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit
kepala, nervositas, jerawat.
H. Waktu mulai penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
1. Setiap saat selaama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan
kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut
tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu
menunggu sampai haid berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada jadwal
kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non-hormonal dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormona, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan,
asal ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7
haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama, dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-
7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus
haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak
hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
I. Cara penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
1. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan
diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan
lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan
setiap 90 hari.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang
dibasahi oleh etil/isopropil alkohol 60 – 90 %. Biarkan kulit kering
sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
3. Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung –
gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila
terdapat endapan putih pada dasar ampul usahakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya.
J. Informasi lain yang perlu disampaikan
1. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid
(amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan
sedikit sekali mengganggu kesehatan.
2. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit
kepala, dan nyeri payudara. Efek samping ini jarang, tidak
berbahaya, dan cepat hilang.
3. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan
pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu
yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
4. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru
datng kembali pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid
tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setelah 3 – 6 bulan tidak
juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan
kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
5. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan,
suntikan dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga
suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal
tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari, atau menggunakan kontrasepsi lainnya selama
7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
6. Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi
suntikan dan kemudian meminta untuk digantikan dengan
kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan.
Andaikata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan
tersebut di injeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi
hormonal yang sebelumnya.
7. Bila klien lupa jadual suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal
saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
K. Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntik progestin
1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan
kehamilan.
2. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan
ektopik terganggu.
3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau
kaburnya penglihatan.
5. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali
lebih banyak dalam satu periode masa haid.

Bila terjadi hal tersebut di atas, hubungi segera tenaga kesehatan atau
klinik.

L. Penanganan efek samping yang sering dijumpai

Tabel 5.1
Efek Samping Penanganan
Amenore (tidak terjadi  Bila tidak hamil, pengobatan apapun
perdarahan/spotting) tidak perlu. Jelaskan bahwa darah
haid tidak terkumpul dalam rahim.
Nasihati untuk kembali ke klinik.
 Bila telah terjadi kehamilan, rujuk
klien. Hentikan penyuntikan.
 Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk
klien segera
 Jangan berikan terapi hormonal
untuk menimbulkan perdarahan
karena tidak akan berhasil. Tunggu
3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi
perdarahan juga, rujuk ke klinik.

Perdarahan/perdarahan bercak  Informasikan bahwa perdarahan


(spotting) ringan sering dijumpai, tetapi hal ini
bukanlah masalah serius, dan
biasanya tidak memerlukan
pengobatan. Bila klien tidak dapat
menerima perdarahan tersebut dan
ingin melanjutkan suntikan maka
dapat disarankan 2 pilihan
pengobatan :
 1 siklus pil kontrasepsi kombinasi
(30-35 µg etinilestradiol), ibuprofen
(sampai 800 mg, 3 x/hari untuk 5
hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan
bahwa selesai pemberian pil
kontrasepsi kombinasi dapat terjadi
perdarahan banyak selama pemberian
suntikan ditangani dengan pemberian
2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/hari selama 3-7 hari
dilanjutkan dengan 1 siklus pil
kontrasepsi hormonal, atau diberi 50
µg etinilestradiol atau 1,25 mg
estrogen equin konjugasi untuk 14-21
hari.
Meningkatnya atau menurunya  Informasikan bahwa
berat badan kenaikan/penurunan berat badan
sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan
berat badan terlalu mencolok. Bila
berat badan berlebihan, hentikan
suntikan dan anjurkan metode
kontrasepsi lain.

2.1 TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN


I. Pengkajian Data
A. Data Subyektif
1. Biodata
- Nama :Untuk mengenali memanggil pasien dan tidak salah
dengan pasien yang lain
- Umur : Untuk menberikan penyuluhn yang ssesuai dengan
umur ibu dan mengetahui keseuaian abtara umur ibu denga
kontrasepsi yang digunakan. Umur yaang biasanya
menggunakan KB 3 bulan adalah wanita usiaa subur 22-35
tahun.
- Agama :ditanyakan untuk memberikan asuhan yang berkaitan
dengan kebiasaan yang dilakukan klien sesuai dengan agama.
Pada agama islam, beberaapa aaliaran tidak mempeerbolehkan
KB yang bersifaat permanen (steriliasi), sehinggaklien
beragama isslam lebih diaanjurkan KB non peermanen seperti
sunik 3 bulan, 1 bulan, pil ataau KB barieer (kondom dll).
- Suku/Bangsa:Berhubungan dengan adat istiadat atau kebiasaan
pasien saat hamil.
- Pendidikan:Mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan
pemahaman pasien dari penjelasan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan
- Pekerjaan :untuk mengetahui pengaruh aktifitas terhadaap
kesehatan klien sehinga mempengaruhi keberhasilan KB.
- Alamat :Untuk mengetahui tempat tinggal pasien, menjaga
kemungkinan bila ada pasien yang namanya sama.
2. Keluhan Utama
Digunakan untuk mengetahui tujuan kunjungan klien
(datang peertama kalinya,rutin, atau karena ada keluhan)
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Penting dikaji adanya penyakit jantung, ginjal,
hipertensi, DM, TBC, hepatitis dan HIV/AIDS.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui keadaan/kesehatan ibu karena
dapat mempengaruhi keberhassilan KB.
4. Riwayat Menstruasi
Menarche, siklus, banyaknyaa, lamnya, sifat darah,
teraatur/tidak, dismenorhea, fluor albus, HPHT . riwayat
menstruasi khususna HPHT, penting untuk ditanyakan
teruamaa bagi ibu yang baru dating pertama kali mengggukan
KB suntik
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui apakah dalam kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu terdapat penyulit atau ada kelainan –
kelainan yang memperburuk keadaan ibu
6. Riwayat KB
Bagi akseptor yang lama
7. Riwayat Psikososial spiritual
Sikappaasangaan terhadap KB setuju atau tidak
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik / cukup / lemah
- Kesadaran :composmentis/ apatis/ samnolen/
delirium/sopor/ koma
- Tanda-Tanda Vital
 Tekanan Darah: Dilakukan setiap kali
melakukan pemeriksaan kehamilan (Normal 110/70
mmHg – 130/80 mmHg)
 Nadi : Di hitung berdasarkan frekuensi
denyut nadi permenit.
 Suhu : Suhu melebihi 375 0
C dikatakan
demam berarti ada infeksi dari kehamilan.
 Pernapasan : Normal 16-24 x/menit
- Antropometri
 BB : untuk mengetahui adatidaknya
pengaruh kontrasepsi yang digunakan dengan BB
klien.
2. Pemeriksaan Khusus
1) Inspeksi :Periksa pandang di mulai sejak bertemu
dengan pasien
- Kepala : Bersih/kotor, warna rambut, rambut
rontok/tidak. Menandakan kurang gizi/ada kelainan
tertentu
- Muka : pucat/tidak, oedem/tidak,
sianosis/tidak
- Mata : Sklera ikterus/tidak, konjungtiva
pucat/tidak, apabila pucat menandakan anemia
- Hidung : Ada polip/tidak, ada sekret/tidak dan
adanya kelainan tertentu.
- Telinga : Bentuk simetris/tidak, ada
serumen/tidak, ada OMP/tidak
- Mulut : Bibir lembab/tidak, stomatitis/tidak,
ginggivitis / tidak, epulis/tidak, ada caries/tidak dan
lidah bersih/tidak.
- Leher : Ada pembesaran kelenjar limfe,
tyroid, vena jugularis / tidak.Mamae : Bentuk
simetris/tidak, membesar (tegang) / tidak, bentuk papila
menonjol/kedalam, hiperpigmentasi/tidak.
- Abdomen : tidak adaa massa, tidak ada nyeri.
2) Palpasi
- Leher : Ada pembesaran kelenjar limfe,
tyroid, vena jugularis/tidak
- Axilla : Ada pembesaran kelenjar limfe /
tidakMamae : Ada benjolan/tidak,
kolostrum ada (keluar) / tidak.
3. Pemeriksaan Penunjang

II. Interpretasi Data


• Diagnosa : Akseptor KB suntik 3 Bulan
• Data Subyektif
Saat ini waktunya untuk suntik KB 3 bulan
• Data Obyektif
Hasil pengamatan/pemeriksaan :
- Keadaan umum :Baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : N :120-140 x/menit
S : 36,5-37,5oC
RR : 40-60 x/menit
• Masalah
digunakan untuk memodifikasikan jika ada tambahan yang
mengubah pengkajian

• Kebutuhan
kebutuhan yang diperlukan sekali bagi wanita untuk mengatasi
masalah

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin
akan terjadi berdasarkan masalah dan diagnosa yang sudah di
identifikasi

IV. Identifikasi Kebtuhan Segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan atau untuk dikonsultasikan atau tangani bersama dengan anggota
atau tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.

V. Intervensi
Menggunakan asuhan yang menyeluruh dan rasional sesuai
dengan rencana dari langkah sebelumnya dan harus sesuai dengan
standartpraktek dan langkah-langkah keilmuan.

VI. Implementasi
Sesuai dengan intervensi dan kondisi pasien dengan mengarahkan
/ melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman.

VII. Evaluasi
Sesuai dengan implementasi dan intervensi yang dilakukan. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya asuhan yang
telah diberikan.
BAB III
TINJAUAN TEORI

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN


DI BPM SITI HOTIJAH S, ST,. M M. Kes BANGKALAN
PENGKAJIAN
Tanggal : 18 Desember 2020
Jam : 09.00 WIB
3.1 Pengkajian Data
1. Data Subyektif
a. Biodata
Nama : Ny”Y” Nama Suami : Tn”K”
Umur : 21 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama :Islam
Suku/Bangsa:Madura/indonesia Suku/Bangsa:Madura/indonesia
Pendidikan: SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat :burneh
b. Keluhan Utama
Saat ini adalah jadwal kembali suntik KB
c. Riwayat Kesehatan Reproduksi
- Jumlah anak 1
- Jumlah anak lahir mati :-
- Jumlh abortus :-
- Usia anak terkecil : 1,5 Tahun
- Persalinan terakhir : 20-6-2018
- Menyusui : Tidak
d. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali
Pernikahan ke 1
Umur saat menikah : 19 tahun
Lamanya pernikahan : 4 tahun.
e. Riwayat Menstruasi
Menarche usia : 13 tahun
Siklus : Teratur
Lama : 6-7 hari.
Sifat darah : encer
Bau : khas darah (anyir)
Flour albus : ya
Disminorrhoe : tidak,
Banyaknya : ganti pembalut2-3 x/hari
f. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Hamil Persalinan Komplikasi Nifas Kompli
ke Tgl UK Jenis Penolo Bayi ibu perdarahan laktasi kasi
lahir persalinan ng

1 20-6- 9 spontan bidan - - - lancaar -


2017 bul
an

g. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan


Sejak melahirkan anak yang pertama klien memakai KB suntik 3
bulan hingga saat ini dan tidak ada keluhan.

h. Riwayat Kesehatan
Tidak pernah menderita penyakit sistemik, menurun, menular seperti
Jantung, asma, TBC, ginjal, DM, malaria, HIV/AIDS

i. Keadaan Psiko, Sosio, Ekonomi, dan Spiritual


Suami setuju dan mendukung klien menggunakan KB suntik 3 bulan.

Jenis KB yang diketahui klien yaiitu KB suntik, pil, spiral (IUD) dan

susuk (implan)

1. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik Kesadaran
:Composmentis
b. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah :120/80 mmHg Suhu : 36,3oC

Respirasi : 20 x/menit Nadi : 82 x/menit


c. Berat Badan:
Sebelum KB 48 kg kunjungan lalu: 50 kg
kunjungan ini 51 kg. Tinggi Badan : 151cm
d. IMT: 23,36
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi :
- Kepala : Bersih, rambut tidak rontok.
- Muka : tidak pucat, tidak oedem, tidak
sianosis
- Mata : Sklera tidak ikterus, konjungtiva
tidak pucat
- Hidung : Tidak ada polip, tidak ada sekret
- Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen,
tidak ada OMP
- Mulut : Bibir lembab, tidak stomatitis, tidak
ginggivitis tidak ada caries dan lidah bersih.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, tyroid, vena jugularis.
- Mamae : Bentuk simetris,
- Abdomen : tidak adaa massa, tidak ada nyeri.
e. Palpasi
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, tyroid, vena jugularis
- Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
- Mamae : tidak ada benjolan.
3. Pemeriksaan Penunjang

3.2 Interpretasi Data


• Diagnosa : Akseptor KB suntik 3 Bulan
• Data Subyektif
Saat ini waktunya untuk suntik KB 3 bulan
• Data Obyektif
Hasil pengamatan/pemeriksaan :
- Keadaan umum :Baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : TD : 120/80 mmHg
N :82 x/menit
S : 36,3oC
RR : 20 x/menit
- Berat Badan:
Sebelum KB 48 kg kunjungan lalu: 50 kg
kunjungan ini 51 kg. Tinggi Badan : 151cm
- IMT: 23,36
• Masalah
-
• Kebutuhan
-

3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


-

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


-

3.5 Intervensi
Tanggal/ Jam : 18 januari 2020 / 09.15 WIB
1. Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
R/ informassi yang jelas dapat mempermudah komunikasi petugas dan
klien sselanjutnya
2. Cek jadwal ulang yang tertera pada kartu KB ibu
R/ memastikan tanggal suntikan ulang sesuai jadwal
3. Jelaskan kembali tentang kelebihan KB suntik 3 ulan
R/ penjelasan tentang keuntungan KB suntik 3 bulan memberikan
informasi yang mungkin belum diketahui ibu
4. Jelaskan kembali tentang kekurangan/ kerugian sertaefek samping yang
mungkin terjadi padaa akseptor KB suntik 3 bulan
R/ penjelasan tentang keekurangan dan efek samping KB suntik 3 bulan
dapat menjadi pertimbangan ibu dalam menentukan kontrasepsi yang akan
digunakan
5. Berikan informed Consent kepada ibu
R/ bukti peretujuan ibu dalam penggunaan KB ssuntik 3 bulan
6. Jelaskan Prosedur Penyuntikan KB
R/ menghindatkan dari ketidak pahaman klien tentang prosedur
penyuntikan
7. Pastikan 5T (tepat pasien, tepat tempat, tepat dosis, tepat waktu) sebelum
tindakan beerikutnya kepada klien
R/ menghindari kessalahan dalam proses penyuntikan
8. Atur posisi klien senyaman mungin
R/ mempermudah proses penyuntikan
9. Lakukan injeksi ssuai prosedur
R/ prosedur yang benar dapat menghindarka kesalahan penyuntikan
10. Berika HE kepadaa klien bahwa suntikan tidak boleh di massase
R/ menghindarkan infeeksi padaa daaerah penyuntikn
11. Beritahu klien jadwal kunjungan berikutnya
R/ klien mengetahui jadwal suntikan ulang dan dating sesuai jadwal atau
sewaktu-waktu jika ada keluhan.

3.6 Implementasi
Tanggal/ Jam : 18 januari 2020 / 09.25 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keaadaan sshat dan
boleh disuntik KB
2. mengecek jadwal ulang yang tertera pada kartu KB ibu yaitu tanggal 18
januari 2020
3. menjelaskan kembali tentang kelebihan KB suntik 3 bulan, yaitu :
- kontrasepsi jangka Panjang
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
- Klien tidak perlu menyimpan obat
- Tidaak diperlukan pemeriksaan dalam
- Mencegah anemia, kanker jink payudaara dan kanker endometrium
4. Menjelaskan kembali tentang kekurangan/ kerugian sertaefek samping
yang mungkin terjadi padaa akseptor KB suntik 3 bulan, yaitu :
- Klien sangat bergantung pada tempt pelayanan kesehatan karena
harus kembali tiap 12 minggu
- Tidak melindungi dari IMS
- Kemungkinan terjadi keterlambatan pemulihan kesuburan setelah
penghetia pemakaian
- Dapat terjadi efek smping, terjadi perubahan pola haid
5. Memberikan informed Consent kepada ibu
6. Menjelaskan Prosedur Penyuntikan KB
7. memastikan 5T (tepat pasien, tepat tempat, tepat dosis, tepat waktu)
sebelum tindakan beerikutnya kepada klien
8. mengatur posisi klien senyaman mungin
9. melakukan injeksi sesuai prosedur
- Siaapkan alat (spuit 3 cc, kappa alcohol,obat yang mengandung 150
mg DMPA)
- Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapaass yang dibasahi
alcohol
- Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM
10. memberikan HE kepada klien bahwa suntikan tidak boleh di massase
11. Beritahu klien jadwal kunjungan berikutnya yaitu 11 april 2020

3.7 Evaluasi
Tanggal/ Jam : 18 januari 2020 / 09.30 WIB
S: - ibu senang karena sudah disuntik KB 3 bulan
- Ibu mengerti dan memahami penjelaan Bidan
A : Aksepor ulang KB suntik 3 bulan
P: menganjurkan klien suntik kembali tanggal 11 April 2020
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pengkajian yang dilakukan dihasilkan data subyektif meliputi alasan
berkunjung pada waktu masuk, karena saat ini adalah jadwal kembali KB suntik 3
bulan Ny. Y. Data obyektif didapatkan keadaan umum baik dan tidak dtemukan
masalah pada klien.
Interpretasi data pada diagnose kebidanan adalah akseptor ulang KB suntik 3
bulan. Tidak ditemukan diagnose potensial dan antisipasi tindakan segera.
Perencanaan pada kasus ini yaitu beritahu hasil pemeriksaan,jelaskan
keuntungan, kekurangan dan efek samping KB suntik 3 bulan, berikan informed
consent kepada klien, lakukan suntikan sesuai prosedur dan beritahu klien jadal
sntikan berikutnya. Pelaksanaan telah sesuai dengan perencanaan sehingga tidak
terjadi kesenjangan antara teori dan kasus dilapangan
Evaluasi didapatkan klien senang setelah disuntik KB 3 bulan dan mengerti
penjelasan bidan, sehingga data disimpulkan tidak terjadi kesenjangan antara teori
dan kasus dilapangan.

4.2 Saran
1. Bagi profesi
bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan
yang menyeluruh dalam melakukan asuhan kebidanan pada akseptor
KB suntik 3 Bulan sesuai dengan manajemen kebidanan menurut
varney
2. Bagi institusi
a) Bagi puskesmas
Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan yang optimal
dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3
Bulan.
b) Bagi pendidikan diharapkan bagi institusi pendidikan lebih
menambah refrensi terbaru tentang kebutuhan pada akseptor KB
suntik 3 Bulan.
c) Bagi
Untuk Pasien hendaknya merencanakan sematang mungkin
dengan suami jenis KB yang akan digunakan. Bisa menjaga
keseimbangan biologis, psikologis, spiritual sehingga tenang dan lancar
dalam menghadapi kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN.2012. Evaluasi Hasil Peencapaian Program Keluarga Berencana


Nasional Januari-desemer 2011 Provinsi Jawwa Timur.Surabaya : BKKBN
2011. Alat Kontrasepsi.http:www.bkkbn-jatim.go.id/bkkbn-
jatim/html/cara.htm
Handayani,sri.2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga
Berencana.Yogyakarta:Pustaka Rihama
Hartanto,Hanafi.2004.KeluargaBerencana dan Kontrasepsi.Jakarta:Pustaka Sinar
Harapan
Saifuddin, Abdul Bari.2010.Buku Panduan praktis Pelayaanan
Kontrasepsi.Jakarta:Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawirohardjo
Varney,Helen.2007.Buku Ajar Asuhan kebidanan.Jakarta: EGC
Wiknjosastro,Hanifa.2001.Ilmu Kandungan.Jakarta :YBPS
Wulansari,Pitadan Huriawti hartanto (Eds).2006.ragaam Metode
Kontrasepsi.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai