Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

besar.Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup besar, sehingga perlu

dilakukan program pembatasan angka kelahiran.Program pembatasan angka

kelahiran di Indonesia dikenal dengan program keluarga berencana yang

disingkat dengan KB. Pembatasan kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya

untuk membatasi angka kelahiran tetapi juga mengurangi angka mortalitas

ibu dan anak, terutama ibu dengan usia tua, yang ketika hamil, angka

morbiditas dan mortalitas cukup tinggi dan juga kemungkinan anak yang

dilahirkan menderita gangguan kromosomal seperti sindrom Down dan

sebagainya cukup tinggi. (Dep.Kes, 2012).

Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi yaitu upaya

untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat

sementara, dapat pula bersifat permanen. Namun sampai saat ini belum ada

suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena idealnya suatu kontrasepsi

dilihat dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak

memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek samping minimal. (Dep.Kes,

2012).

1
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny“D” Akseptor

Suntikan Depo Progestin Di 20 Mei 2017 dengan menggunakan

pendekatan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang

bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data pada Ny”D”

Akseptor Suntikan

b. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data untuk

menentukan diagnosa dan masalah aktual pada Ny”D” Akseptor

Suntikan Depo Progestin

c. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data untuk

menentukan diagnosa dan masalah potensial pada Ny”D” Akseptor

Suntikan Depo Progestin

d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi guna

pemecahan masalah pada Ny”D” Depo Progestin

e. Dapat merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada Ny.”D”

Akseptor Suntikan Depo Progestin

f. Dapat melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada Ny”D”

Akseptor Suntikan Depo Progestin

g. Dapat mengevaluasi hasil tindakan Asuhan Kebidanan pada Ny”D”

Akseptor Suntikan Depo Progestin

2
C. Manfaat Penulisan

a. Manfaat bagi institusi

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan

mahasiswa Akademi Kesehatan Program Diploma III Kebidanan dalam

pelaksanan Asuhan Kebidanan.

b. Manfaat bagi penulis

Sebagai pengalaman ilmiah yang berharga yang dapat

meningkatkan dan menambah wawasan tentang keluarga berencana.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Tentang Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

a. Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma

(Arum ,2011, hal.57).

b. Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya

kehamilan. usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga

bersifat permanen. Yang bersifat permanen di namakan pada

wanita tubektomi dan pada pria vasektomi (Sarwono

Prawihardjo, 2009, hal.534)

2. Macam-macam Kontrasepsi

a. Metode Sederhana

1) Kondom

2) Diafragma

3) Spermisida

4) Coitus terputus (senggama terputus)

5) KB alami/pantang berkala (metode kalender, suhu basal dan

lendir serviks)

4
b. Metode Kontrasepsi Efektif

1) Pil KB

2) Suntikan KB (Manuaba I.B.G 2010, hal 601)

3) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) (Saifuddin, 2010)

4) Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

5) Metode Kontrasepsi Mantap

B. Konsep Dasar Tentang Kontrasepsi Suntikan

1. Pengertian Kontrasepsi Suntikan

1) Kontrasepsi suntikan adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif

karena angka kegagalan penggunaannya lebih kecil.(Manuaba, 2010.

Hal.600 ).

2) Kontrasepsi suntikan adalah untuk menghubungkan pemakaian suatu

metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama) yang tidak

membutuhkanpemakaian setiap hari atau setiap bersenggama tetap

revelsibel( Arum.2011, hal 116).

2. Macam-macam Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin

a) Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150

mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik

intramuskular.( di daerah bokong ).

b) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristera),yang mengandung 200mg

Noretindron Enantatdi berikan setap 2 bulan dengan cara disuntik

intramuscular.

5
3. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan

1) Mencegah ovulasi

2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma

3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

4. Indikasi Dan Kontra Indikasi Suntikan Depo Progestin

a. Indikasi suntikan Depo Progestin

1) Usia reproduktif

2) Nullipara dan yang telah memiliki anak

3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki

efektifitas tinggi.

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

6) Setelah abortus atau keguguran

7) Perokok

8) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

9) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

10) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh

menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.

6
b. Kontra indikasi suntian Depo Progestin

1) Hamil atau dicurigai hamil

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid,terutama

amenore

4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

5. Kuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntikan

a. Keuntungan Progestin :

1) Sangat efektif

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang

3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

4) Efek samping sedikit

5) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak

seriusterhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah

6) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

b. Kerugian :

1) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

2) Terlambatnya kembali kesuburan setelah perhentian pemakaian

3) Tidak dapat di hentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut

4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.

5) Tidak haid sama sekali (Amenore)

6) Setelah di berikan tidak dapat ditarik kembali.

7
6. Cara Penyuntikan

Depo progestin disuntikan secara Intramuskuler pada kuadran luar

atas bokong.Spoit yang sebelumnya telah di isi depoprovera harus dikocok

sebelum diberikan. Suntikan harus diberikan setiap 12 minggu .Saat

Pemberian Yang Tepat Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin adalah :

a) Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil

b) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid

c) Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin

menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,

kontrasepsi suntikan yang akan di berikan di mulai pada saat jadwal

kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.

7. Saat Pemberian Yang Tepat Pada suntikan Depo Progestin

a. Pasca persalinan.

1) Segera ketika masih di Rumah Sakit

2) Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

b. Pasca abortus.

1) Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.

2) Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

3) Bila klien pasca persalinan > 6 bulan menyusui sebelum haid,

suntikan pertama dapat diberikan setiap saat,asal saja ibu tersebut

tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh

melakukan hubungan seksual.

8
B. Teoritis Manajemen Asuhan Kebidanan Menurt Varney

Menurut Helen Varney (2007) dalam buku Yulifah & surachmindari

(2013); Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metide untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

dengan urutan logis dan perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan yang

berdasarkan ilmiah, penemuan, dan keterampilan dalam tahapan yang logis

untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.

Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah menurut Varney, yaitu sebagai

berikut :

1. Langkah I : Pengkajian

a. Pada langkah pertama ini, dilakukan pengkajian dengan pengumpulan

semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara

lengkap.

b. Pemeriksaan fisik dimaksudkan untuk memperoleh data objektif.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Pemeriksaan umum

2) Pengukuran tanda-tanda vital

3) Pemeriksaan fisik khusus

4) Pemeriksaan penunjang

a) Pemeriksaan laboratorium

b) Pemeriksaan rontgen

c) Pemeriksaan USG

9
2. Langkah II : Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau

masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benat atas

data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di

interprestasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang

spesifik.

3. Langkah III : Identifikasi Diagnosis dan masalah Potensial

Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis

potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan sambil mengamati klien, bidan di harapkan dapat bersiap-siap

bila diagnosis/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Langkah ini

penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.

4. Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan Segera

Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,

melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi klien. Setelah itu mengidentifikasi perlunya tindakan

segera oleh bidan atau dokter dan/ untuk dikonsultasikan atau ditangani

bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi

klien. Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses

manajemen kebidanan yang terjadi dalam kondisi darurat.

10
5. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh (Intervensi)

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan,

tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut,

seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan

penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-

masalah yang berkaitan dengan social ekonomi, cultural, atau masalah

psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah

mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan

kesehatan. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana

asuhan sesuai dengan hasil pembahsan rencan asuhan bersama klien

kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

6. Langkah VI : Pelaksanaan Rencana Asuhan (Implementasi)

Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien

dan aman. Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti

yang telah di uraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan

aman. Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian lagi oleh klien atau anggota tim lainnya. Walau bidan tidak

melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengerahkan

pelaksanaannya (misal : memastikan langkah tersebut benar-benar

terlaksana).

11
7. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ketujuh, ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah

diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi

dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana

tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam

pelaksanaannya. Langkah –langkah proses manajemen umumnya

merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang

mempengaruhi tindakan, serta berorientasi pada proses klinis.

Manajemen kebidanan SOAP

Menurut Yulifah & Surachmindari (2013) SOAP adalah catatan yang

bersifat sederhana, jelas, logis,dan tertulis. Seorang bidan hendaknya

menggunakan SOAP setiap kali ia bertemu dengan pasiennya. Selama masa

anteparttum, seoarang bidan dapat menuliskan satu catatan SOAP untuk setiap

kali kunjungan; sementara dalam masa intrapartum, seoarang bidan boleh

menuliskan lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari. Selain itu

juga, seorang bidan harus melihat catatan-catatan SOAP terdahulu bilamana ia

merawat seorang klien untuk mengevaluasi kondisinya yang sekarang.

Untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh seorang bidan melalui proses

berpikir sistematis, di dokumentasiakan dalam bentuk SOAP.

S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesis (langkah I varney)

O : Objektif

12
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium dan uji diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung asuhan (langkah I varney)

A : Pengkajian / Assessment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :

a. Diagnosis / masalah

b. Antisipasi diagnosis / masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter / konsultasi / kolaborasi

dan atau rujukan (langkah II, III dan IV Varney).

P : Plan

Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi perencanaan

berdasarkan assessment (langkah V, VI dan VII Varney)

Metode 4 lngkah yang dinamakan SOAP ini disarikan

(dirumuskan) dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai

untuk mendokumentasian asuhan pasien dalam rekaman medis pasien

sebagai catatan kemajuan.

studi yang merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan

untuk memperoleh asuhan komprehensif pada ibu keluarga berencana.

13
BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

PADA NY D DENGAN AKASEPTOR KB 3 BULAN DI BPM NURLAILA

KMECAMATAN SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA

I. Pengkajian

a. Data Subjektif

I. Identitas

Nama ibu : Ny D Nama suami : Tn. A

Umur : 27 tahun Umur : 30 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamt : Ule matang Alamat : Ule matang

2. Anamnesa

Tanggal : 20 Mei 2017

Oleh : Bidan

a. Alasan datang ke klinik KB :Ibu datang Ke Bpm dengan keluhan

ingin melakukan suntik ulang KB 3

bulan

Yang mengantar : Suami

b. Riwayat Menstruasi

 Menarche : 12 tahun

14
 Siklus : 28 hari

 Lamanya : 7 hari

 Banyaknya : 3 x ganti duk

 Sifat darah : Encer

 Warna : Merah

c. Riwayat Perkawinan

 Kawin ke : 1 ( pertama )

 Lamanya kawin : 6 tahun

d. Riwat obstetric yang lalu

 Riwayat kehamilan : Partus 2 kali

 Abortus :0

 Lahir hidup : 2 ( satu)

 Riwayat persalinan akhir :

 Tanggal persalinan terakhir : 02 Desember 2016

 Jenis persalinan : Spontan

 Apakah sedang menyusui : Tidak

e. Riwayat KB sebelumnya

 Pernahkan mendengar tentang KB : Pernah

 Dari mana :Bidan

 Sebelumnya pernahkah menjadi akseptor KB :Pernah

 Jenis kontrasepsi yang digunakan :Suntik

 Lamanya menjadi akseptor KB : 2 tahun

15
 Alasan berhenti menjadi aseptor :-

 Konseling tentang kontrasepsi :Ada

 Alergi : Tidak ada

f. Riwayat medis sebelumnya

 Sedang mendapatkan pengobatan jangka panjang : Tidak ada

 Saat ini sedang menderita penyakit kronis : Tidak ada

g. Riwayat Social

 Merokok : Tidak ada

 Minuman : Tidak ada

h. Riwayat Psikologis

Hubungan dengan keluarga :Baik/Rukun

i. Apakah ada keluarga lain yang tinggal dirumah : Tidak ada

j. Latar belakang sosial ekonomi :

 Kebiasaan dalam keluarga :Baik

k. Kebiasaan berobat :klinik bidan

l. Dukunga Keluarga :

 Apakah suami mengerti tentang KB Iya

 Apakah suami pernah mendapatkan informasi tentang KB :Pernah

 Dari mana :Bidan

 Apakah suami mengizinkan ibu menjadi Aseptor KB :Iya

 Apakah suami memakai alat kontrasepsi :Tidak ada

 Jenis kontrasepsi yang digunakan :Tidak ada

16
b. Data Objektif (Pemeriksaan fisik)

a. Keadaan Umum : Baik

b.Tanda Vital :

TD : 110/70 mmHg

POLS : 80 x/i

RR : 20 x/i

T : 36 °C

TB : 159 cm

BB : 75kg

c.Inspeksi :

 Muka :Tidak ada Oedema

 Kelopak Mata :Tidak ada pembengkakan

 Konjungtiva :Tidak pucat

 Sclera :Putih

 Jerawat :Tidak ada

 Mulut :Bersih

 Gigi :Tidak ada caries

 Kelenjar Thyroid :Tidak ada

 Kelenjar getah bening :Tidak ada

 Hidung :Tidak ada polip

 Stomatitis :Tidak ada

17
 Perut :Tidak ada benjolan

 Payudara :

o Bentuk :Simetris Kiri dan kanan

o Pembesaran : Tidak ada

o Puting susu : Ada

o Benjolan :Tidak ada

 Rasa nyeri : Tidak ada

 Alat kelamin

o Oedema :Tidak ada

o Kekakuan sendi :Tidak ada

o Kemerahan : Tidak ada

d.Varises :Tidak ada

e.Palpasi :

 Leher :Tidak ada benjolan

 Mammae :Tidak ada benjolan

 Perut :Tidak ada nyeri tekan

f. Auskultasi

 Keadaan jantung :Baik

 Keadaan perut :Baik

II. INTERPETASI DATA

18
DX : Ny.D umur 27 tahun dengan aseptor KB suntik 3 bulan (Depo

progestin)

DS :Ibu mengatakan Ingin melakukan suntik ulang KB 3 bulan (Depo

Progestin).

DO : Vital sign

TD : 110/ 70 mmHg

HR : 80 x/i

RR : 20 x/i

T : 36 °C

TB : 159 cm

BB : 75 kg

Palpasi : Pada payudara tidak ada benjolan

Inspeksi : Tidak ada tumor pada vagina

Perkusi : Refleks patella kanan dan kiri (+)

Masalah : Tidak ada

III. ANTIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI

Tidak ada

V. RENCANA MENAJEMEN

a) Sambut ibu dengan ramah ( senyum, salam, sapa )

b) Observasi tanda – tanda vital

c) Lakukan penimbangan berat badan ibu

19
d) Sampaikan kepada ibu setiap akan melaksanakan tindakan yang akan

diberikan kepadanya

e) Beri kesempatan pada klien untuk mengemukakan masalah yang sedang

dialami.

f) Beri suntikan Depo Progestin secara intramuskular.

g) Beri informasi alat kontrasepsi yang tidak mengandung hormonal .

h) Beri Health Education pada ibu tentang istirahat yang cukup

i) Anjurkan ibu datang kembali pada jadwal yang ditentukan

VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN

a) Menyambut ibu dengan ramah ( senyum, salam, sapa )

b) Mengobservasi tanda – tanda vital

c) Melakukan penimbangan berat badan ibu

d) Menyampaikan kepada ibu setiap akan melaksanakan tindakan yang akan

diberikan kepadanya

e) Memberi kesempatan pada klien untuk mengemukakan masalah yang

sedang dialami.

f) Memberi suntikan Depo Progestin secara intramuskular.

g) Memberi informasi alat kontrasepsi yang tidak mengandung hormonal .

h) Memberi Health Education pada ibu tentang istirahat yang cukup

i) Menganjurkan ibu datang kembali pada jadwal yang ditentukan

VII. EVALUASI

- Ibu sudah mengetahui keadaan umumnya

- Ibu mengatakan sudah mengerti tentang KB yang disuntikan

20
- Ibu mengatakan sudah nyaman menggunakan KB suntik

- Ibu mengatakan sudah mengerti gizi yang dikonsumsi

Catatan Perkembangan :

S : Ibu mengatakan ingin melakukan KB suntik ulang.

O :

TD : 110/ 80 mmHg

HR : 80 x/i

RR : 20 x/i

T : 36 °C

TB : 155 cm

BB : 58 kg

A : Ny.E umur 27 tahun dengan aseptor KB suntik 3 bulan (Depo progestin)

P :

a) Menyambut ibu dengan ramah ( senyum, salam, sapa )

b) Mengobservasi tanda – tanda vital

c) Melakukan penimbangan berat badan ibu

d) Menyampaikan kepada ibu setiap akan melaksanakan tindakan yang

akan diberikan kepadanya

e) Memberi kesempatan pada klien untuk mengemukakan masalah

yang sedang dialami.

f) Memberi suntikan Depo Progestin secara intramuskular.

21
g) Memberi informasi alat kontrasepsi yang tidak mengandung

hormonal .

h) Memberi Health Education pada ibu tentang istirahat yang cukup

i) Menganjurkan ibu datang kembali pada jadwal yang ditentukan

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis membahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil

studi dan pelaksanaan penerapan Asuhan Kebidanan pada Ny.“D” Akseptor

Suntikan Depo Progestin Tanggal 20 Mei 2017.

Hari Rabu tanggal 20 Mei 2017 ,Ny D dengan GIIPII A0 Ibu datang ke

BPM Nurlaila karena ingin melakukan suntik ulang KB 3 bulan (Depo progestin).

Melakukan Menimbang berat badan pada pasien dan melakukan pemeriksaan

fisik pada pasien dan selanjutnya melakukan penyuntikan intramuscular.

Dari Tindakan dan pelaksanaan yang di lakukan pada ibu tidak di temukan

kesenjangan antara teori dan praktik.

22
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Suntikan Depo Progestin merupakan metode kontrasepsi efektif yang

banyak diminati oleh ibu-ibu, karena cara penggunaannya yang aman,

sederhana dan tidak menimbulkan efek samping. Pada kasus ini

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan akseptor

suntikan Depo Progestin dengan tahapan-tahapan pengkajian data,

merumuskan diagnosa/masalah aktual dan potensial, tindakan

segera/kolaborasi, perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi kebidanan

yang terjadi pada kasus Ny.”D” akseptor suntikan Depo Progestin

2. Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari

proses Manajemen Asuhan Kebidanan karena hal ini merupakan bukti

tanggung jawab bidan terhadap asuhan kebidanan yang telah diberikan

kepada klien.

3. Pada pembahasan kasus yang mengarah pada manajemen asuhan

kebidanan dengan 7 langkah varney ditemukan adanya kesamaan

antara teori dengan studi kasus Ny.”D”.

23
B. Saran

1. Untuk Klien

a) Mengingatkan pada ibu agar memperhatikan kapan ibu harus kembali

untuk mendapatkan suntikan ulang.

b) Ibu harus mengerti dan mengetahui dengan jelas efek samping dari alat

kontrasepsi yang digunakan.

2. Untuk Bidan

a) Bidan dalam memberikan konseling kepada akseptor lebih diarahkan

kepada mekanisme kerja dan efek samping yang ditimbulkan oleh alat

kontrasepsi.

b) Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam penerapan kasus

keluarga berencana pada umumnya dan metode kontrasepsi suntikan

pada khususnya.

c) Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam memberikan

pelayanan kontrasepsi dan penanggulangan efek samping secara dini

yang dialami oleh akseptor.

3. Untuk Institusi

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan

manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan

dikembangkan mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam

membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang

berpotensi dan professional.

24
DAFTAR FUSTAKA

Wiknjosastro hanifa. 2007. ilmu kandungan.YBP-SK. Jakarta

Everett Suzanne. 2007. kontrasepsi dan kesehatan seksual reproduksi. EGC.

Jakarta.

Lubis Dr. H.M. idrus, SpAK. 2009. keluarga berencana. Diktat. Medan .

Pawiroharjo, Sarwono, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Tridasa Printer

Prawirohardjo, sarwono,2011, Ilmu Kebidanan , Jakarta : PT Bina Pustaka

Hartanto, Hanafi.1994. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta : Pustaka

Sinar Harapan

Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG

Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – BP

Saifuddin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, YBP - Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta

25
26

Anda mungkin juga menyukai