PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Laporan ini dibuat agar penulis dapat mengerti, memahami dan melakukan
tindakan asuhan kebidanan pada ibu pengguna kontasepsi suntik progestin dengan
menerapkan manajemen kebidanan.
1.1.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada kasus ibu dengan kontrasepsi suntik progestin.
b. Dapat merumuskan diagnosa.
c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu dengan kontrasepsi
suntik progestin.
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan masalah
pada ibu dengan kontrasepsi suntik progestin.
e. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan sebelumnya.
TINJAUAN TEORI
Terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu :
a. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA,
yang diberikan setiap 3 bulan dengan caara disuntik intramuskular (di daerah
bokong).
b. Depo Noretisterin Enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg
Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intamuskular.
(Harni Koesno. 2014 : MK-43)
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH surge).
Respon kelenjar hypophise terhadap gonadotropin. Releasing hormon eksogenous
tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus daripada
dikelenjar hypopisis. Ini berbeda dengan POK, yang tampaknya menghambat
ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofisis. Penggunaan kontrasepsi
suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
2.1.3.2 Sekunder
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap
spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum
yang telah dibuahi.
c. Mempengaruhi kecepatan transpor ovum dalam tuba valopi.
(dr.Hanafi Hartanto.2015)
2.1.5 Efektifitas
Jenis kontrasepsi suntik ini memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan
per 100 perempuan pertahun, asal penyuntiknnya dilakukan secara teratur sesuai
jadwal yang telah ditentukan.
(Sulistyawati Ari, 2011)
2.1.6 Waktu Penggunaan Kontrasepsi
a. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
b. Mulai hari pertama sampai hari ketujuh siklus haid
c. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat asalkan ibu
tersebut tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan, tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
d. Ibu menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan. Suntikan pertama kontasepsi hormonal yang akan
diberikan dapat segera diberikan, asal ibu tersebut tidak hamil, dan
pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang.
e. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi yang
akan diberikan dimuali pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
f. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama
dapat diberikapada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, tau dapat diberikan
setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
g. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
(Biran Effendi,2015 .MK-45)
2.1.7 Keuntungan
a. Sangat efektif.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d. Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap produksi ASI
f. Efek samping sedikit.
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai
perimenopouse.
i. Membantu mencegah kaker endometrium dan kehamilan ektopik.
j. Menurunkan kejadian tumor jinak pada payudara.
k. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
l. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sikle cell).
(Sulistyawati Ari, 2011)
2.1.8 Kerugian
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
Siklus haid yang memendek atau memanjang.
Perdarahan yang banyak atau sedikit.
Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak.
Tidak haid sama sekali.
b. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali
untuk suntikan).
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis B, HIV.
f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
g. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan pada organ
genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya.
(tempat suntik)
h. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
i. Pada pengguna jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang
(densitas).
j. Pada penggunaan jangka panjang menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, jerawat.
(Herni, Koesno. 2014 : MK-44)
2.1.10 Indikasi
a. Usia Reproduksi
b. Nulipara dan telah memiliki anak,
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepssi yang sesuai.
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui,
f. Setelah abortus atau keguguran.
g. Telah banyak anak, tetapi belum mengehendaki tubektomi.
h. Perokok.
i. TD < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
bulan sabit.
j. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis
(rifampicin).
k. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
l. Sering lupa menggunakan pil kontrsepsi.
m. Anemia defisiensi besi.
n. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrsepsi kombinasi.
(Herni, Koesno. 2014 : MK-45)
2.1.11 Kontra Indikasi
a. Hamil atau dicurigai hamil, karena beresiko cacat pada janin 7 per 100.000
kelahiran)
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e. Diabetes melllitus disertai komplikasi.
f. Tumor
g. Terdapat penyakit berat seperti jantung, paru-paru, kelainan faal hati, TD tinggi
lebih dari 180/110 mmHg, obesitas, dll.
(Herni Koesno. 2014 : MK-45. DepKes RI)
2.1.12 Penatalaksanaan
DMPA DMPA
KONDISI KONDISI
NET-EN NET-EN
18 : 2
Usia 18-45: 1 Trombosis Vena 1
≥45 : 1
Paritas Ri. penyakit jantung 3
Nulipara 1
iskemik
Mulripara 1
Laktasi
Peny. Katup Jantung
<6 minggu pascapersalinan
3
6 minggu - < 6 bulan Dengan dan tanpa 1
1
laktasi
1 komplikasi
≥6 bulan pasca persalinan
Pasca Keguguran
TM 1 1
Migrain 2
TM 2 1
Pasca abortus septik 1
Merokok 1 Epilepsi 1
Obesitas 1 Depresi 1
Perdrhnn tanpa
Riw. Hipertensi Kehamilan 1 2
penyebab yang jelas
Hipertensi
140-160/90-100 2 Dismenore 1
>160/>100 3
Hepatitis
IMS / HIV 1 Aktif 3
Karier 1
A. DATA SUBYEKTF
1) Identitas (Biodata)
Merupakan data umum pribadi yang dikaji melalui anamnesa/ pertanyaan kepada klien
Nama
Usia
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan untuk menunda kehamilannya
Ibu mengatakan ingin menjarangkan kehamilannya
3) Riwayat Menstruasi
Usia Menarch
HPHT
Jumlah darah haid
Lama haid
Keluhan saat menstruasi
4) Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu
Asuhan antenatal, persalinan, dan nifas kehamilan sebelumnya.
Cara persalinan.
Jumlah dan jenis kelamin anak hidup.
Berat badan lahir.
Cara pemberian asupan bagi bbayi yang dilahirkan.
Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir.
Tiap komplikasi atau abnormalitas dicatat karena hal ini dapat mempengaruhi
penggunaan kontrasepsi.
5) Riwayat Kb Dan Rencana Kb
6) Riwayat Ginekologi
B. DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
b. Tanda vital :
- TD : 110/70-120/80 mmHg (normal) <140 mmHg
- N : 80-100 x/mnt
- S : 36.5-37.5o C
- RR : 16-24 x/mnt
2) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala dan rambut : Kebersihan rambut, adanya benjolan / tidak, mudah rontok
atau tidak
Muka : Pucat / tidak, odem / tidak
Mata : Sklera ikterus / tidak, konjungtivanya bagaimana
Leher: Adakah pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis
Dada : Bagaimana bentuk payudara, putting susu menonjol/ tidak, areola
hiperpigmentasi/tidak, adakah benjolan abnormal/tidak
Abdomen: Adakah bekas luka operasi/tidak, adakah pembesaran/kehamilan
Genetalia: Adakah pengeluaran darah pervaginam, ada luka parut /tidak, ada
odem/tidak
Anus: Adakah hemorhoid/tidak
Ekstremitas: Ada odem/tidak, ada varises atau tidak
b. Palpasi
Payudara : tegang / tidak, ada benjolan abnormal / tidak
Abdomen : ada nyeri tekan perut bagian bawah / tidak, ada
pembesaran /ada kehamilan / tidak , ada pembesaran pada hepar atau tidak
c. Auskultasi
Dada : Weezhing normal
d. Perkusi
Refleks patella : (+) atau (-)
Perut : kembung atau tidak
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium urine apakah ada kegagalan /tidak dalam penggunaan KB
Subjektif
Data
Objektif
Masalah/Diagnosa
Antisipasi masalah
potensial
Assessment
Menetapkan kebutuhan
segera untuk
konsultasi/kolaborasi
Melaksanakan asuhan 3.
4.
5.
Mengevaluasi keefektifan
asuhan
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,
harganya relatif murah dan aman. Macam-macam kontrasepsi suntikan ada suntik 3
bulan dan suntik 1 bulan. Efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntikan adalah:
1. Gangguan haid, ini yang paling mengganggu
2. Berat badan yang bertambah
3. Sakit kepala
4. Pada system kardio vaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit
peninggian dari kadar insulin dan penurunuan HDL kolesterol
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari kasus-
kasus pada saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP dan alur berpikir
Varney serta menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang
telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada
profesi bidan. Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pemberian metode
kontasepsi suntikan progestin secara komprehensif terhadap klien.
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Asuhan yang diberikan sudah cukup baik dan hendaknya agar dapat
memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan
serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat
menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Koesno, Harni. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Hartanto Hanafi. 2015. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Budiarti, Temu, dkk. 2015. Modul Asuhan Kebidanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Kediri :
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang