Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kependudukan
adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi.Semakin tingginya
pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kesejahteraan rakyat. Salah satu upaya pemerintah dalam
menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia adalah dengan program
Keluarga Berencana (KB). Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi.Pengaturan kelahiran menggunakan alat kontrasepsi
merupakan metode yang dapat dipilih selama tidak mengganggu kesuburan
atau kesehatan, sehingga diharapkan dapat diatur.Kontrasepsi adalah alat
untuk mencegah kehamilan, tetapi yang sebenarnya fungsi kontrasepsi adalah
merencanakan kehamilan sehingga setiap pasangan dapat memperoleh anak
sesuai waktu yang diinginkan dan memberikan perawatan dan pemeliharaan
seoptimal mungkin. Tahun 2017, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS),
wanita dengan rentang usia 15-49 tahun dan berstatus menikah, tercatat
63,64% dari 100% menggunakan alat KB.
Alat kontrasepsi saat ini sudah tersedia bermacam-macam baik
kontrasepsi untuk wanita dan alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang
menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih
kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat
kontrasepsi tersebut. Peran bidan sangat penting dalam masa prakonsepsi ibu
sehingga dapat mendeteksi dini keluhan melalui skrining dan deteksi dini untuk
mencegah terjadinya komplikasi.Untuk itulah penulis menyusun laporan kasus
berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Aksepstor aktif KB suntik 3
bulan.”

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan pada
ibu dengan akseptor aktif KB suntik 3 bulan.
1.2.2 Tujuan Khusus

1. Menjelaskan pengertian, macam-macam, cara kerja, keuntungan,


kerugian serta hal-hal lain dari alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
2. Menjelaskan macam-macam dari alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
3. Mampu melakukan pengumpulan data subyektif dan obyektif pada ibu
dengan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
4. Mampu menegakkan diagnosa dan masalah pada ibudengan alat
kontrasepsi KB suntik 3 bulan
5. Mampu menyusun rencana, melaksanakan tindakan pada ibudengan alat
kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
6. Mampu mengevaluasi tindakan pada ibu dengan alat kontrasepsi KB
suntik 3 bulan.
7. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan dalam bentuk 7 langkah
manajemen kebidanan Helen Varney.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Penulis
Merupakan pengalaman belajar dalam melaksanakan praktek kebidanan
khususnya asuhan kebidanan pada ibu dengan alat kontrasepsi KB suntik 3
bulan.
1.3.2 Bagi Profesi
Sebagai salah satu masukan bagi bidan sebagai upaya meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang optimal berupa pemantauan, memberikan
informasi serta pelayanan yang tepat dan adekuat dalam memberikan asuhan
kebidanan, khususnya pada ibu dengan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
a. Bagi PMB
Sebagai referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan khususnya pada ibudengan alat kontrasepsi KB suntik 3
bulan.
b. Bagi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada ibu dengan
alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan.
1.4 Ruang Lingkup
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan alat kontrasepsi KB suntik 3
bulan.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan, manfaat,
ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan penulis untuk
mengembangkan teori medis pada ibu dengan kehamilan normal
yang terdiri dari pengertian, klasifikasi, epidemiologi, etiologi,
patofisiologi, gejala klinis, penatalaksanaan, komplikasi.
BAB 3 KERANGKA KONSEP ASUHAN
Bab ini berisi pola pikir dalam melakukan asuhan kebidanan yang
sesuai dengan kasus dikorelasikan dengan tinjauan teori yang sudah
didapatkan.
BAB 4 TINJAUAN KASUS
Bab ini berisi data-data dan keseluruhan manajemen asuhan
kebidanan melingkupi 7 langkah Varney yang meliputi pengkajian,
interpretasi data, diagnosa potensial, rencana tindakan, implementasi
dan evaluasi.
BAB 5 PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan apa saja hasil pembuatan kasus yang mencakup
semua aspek yang terkait dengan teori kasus, evidence based
practice dan membahas tentang keterkaitan antar faktor dari data
yang diperoleh dikorelasikan dengan tinjauan teori yang didapatkan.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang menjabarkan tentang
jawaban dari tujuan penulisan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
KB suntik 3 bulan merupakan salah satu alat kontrasepsi hormonal yang
diberikan secara intramuscular (IM) di bokong ibu dengan kandungan progesterone
yang berfungsi untuk menekan keluarnya hormone progesterone.
2.2 Macam-macam
Tersedia dua jenis kontrasepsi suntik progestin, yaitu :
a. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg
DMPA, yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntik secara
intramuscular di bokong.
b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg
Nerotindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntikkan
secara intramuscular di bokong.
2.3 Cara Kerja
Berikut cara kerja yang dilakukan oleh KB suntuk, yaitu:
a. Mencegah ovulasi
b. Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma
c. Menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
e. Mencegah pematangan sel telur ibu dan membuat kondisi rahim tidak cocok
untuk pertumbuhan sel telur.
2.4 Keuntungan
Beberapa keuntungan yang dimiliki oleh kb suntik, yaitu :
a. Pemakaian yang sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka pendek
c. Tidak mempengaruhi aktifitas hubungan suami istri
d. Jenis obat yang digunakan tidak mengandung estrogen sehingga tidak
berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan
darah
e. Tidak berpengaruh untuk ibu menyusui
f. Pengguna tidak perlu menyimpan obat yang digunakan
g. Obat yang digunakan dapat terus dugunakan sampai usia >35 tahun sampai
masa perimenoupause
h. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
i. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
j. Mencegah beberapa penyakit radang panggul
k. Menurunkan krisis anemia bulan sabit
2.5 Kerugian
Beberapa kerugian yang dapat dirasakan semenjak digunakannya kontrasempsi kb
suntik, yaitu :
a. Siklus menstruasi menjadi terganggu, seperti :
- Siklus menstruasi yang memendek atau memanjang
- Perdarahan yang banyak atau sedikit
- Perdarahan yang tidak teratur atau prtdarahan bercak
- Menghentikan menstruasi
b. Pengaruh obat tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sampai masa obat
habis dan sebelum sentikan berikutnya
c. Permasalahan berat badan
d. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV
e. Setelah penghentian pemakaian, kesuburan tidak langsung kembali.
Disebabkan oleh belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya
f. Penggunaan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan perubahan
pada lipid serum, menurunkan kepadatan tulang dan menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurukan libido, sakit kepala, nervositis dan
jerawat.
2.6 Indikasi Pemakaian
- Usia produktif
- Nulipara yang telah memiliki anak
- Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi
- Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
- Setelah melahirkan dan tidak menyusui
- Setelah abortus atau keguguran
- Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
- Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan
darah atau anemia bulan sabit
- Menggunakan obat untuk epilepsy atau obat tuberkolosis
- Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
- Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
- Anemia defisiensi zat besi
- Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi
2.7 Kontraindikasi Pemakaian
- Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 dari 100.000 kelahiran)
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorrhea
- Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
- Diabetes mellitus disertai komplikasi.
2.8 Efek Samping Pemakaian
- Menimbulkan gangguan haid (amenorhea)
- Peningkatan berat badan, sakit kepala dan nyeri payudara
- Mengalami keterlambatan kembalinya kesuburan. Umumnya setelah 6 bulan
haid kembali.
2.9 Keefektivitas Pemakaian
Kedua kontrasepsi suntuik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan
0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun, dengan syarat penyuntikan dilakukan
secara teratur dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
BAB III
KERANGKA KONSEP ASUHAN KEBIDANAN

Tanggal pengkajian : untuk mengetahui tanggal pemeriksaan saat ini dan


untukmenentukan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Waktu pengkajian : untuk mengetahui waktu pemeriksaan
Tempat : untuk mengetahui tempat pemeriksaan
Rekam Medik : untuk memastikan data tidak tertukar

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian.informasi tersebut tidak dapat ditentukan
oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau
komunikasi.
1. Biodata
Nama Klien : untuk mengetahui identitas klien, jika klien pengunjung
lama, dapat memudahkan petugas untuk mencari rekam
medik yang terdahulu.
Nama Suami : untuk mengetahui yang bertanggung jawab dan
pemberian persetujuan dalam setiap tindakan.
Umur : untuk mengetahui usia klien saat ini.
Agama : untuk mengetahui gambaran dan spiritual klien saat ini
sehingga memudahkan dalam pemberian bimbingan
keagamaan.
Pendidikan : untuk mengetahui pendidikan yang pernah dilalui oleh
klien sehingga dapat menyesuaikan pemberian informasi
maupun edukasi tentang hasil pemeriksaan.
Pekerjaan : untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan sehari-hari oleh
klien sehingga dapat memberi informasi
Suku/Bangsa : untuk mengetahui suku, adat, daerah, budaya serta
kebiasaan yang dilakukan dalam kesehariannya yang
bersangkutan dengan prakonsepsi sehingga
memudahkan terjadinya komunikasi.
Alamat : untuk mengetahui letak lingkungan tempat tinggal klien
apakah dekat atau jauh dari pelayanan kesehatan
khususnya dalam pemeriksaan prakonsepsi.
2. Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan klien berkunjung ke layanan kesehatan.
3. Keluhan Utama
Untuk mengenal tanda dan gejala yang dialami selam penggunaan alat
kontrasepsi.
4. Riwayat Obstetri
a) Riwayat Menstruasi
 Menarche : untuk mengetahui usia pertama kali klien mengalami
menstruasi.
 HPHT : untuk mengetahui haid terakhir kliensehingga dapat
digunakan untuk melanjutkan penggunaan alat
kontrasepsi.
 Siklus menstruasi : untuk mengetahui siklus menstruasi yang dialami klien
apakah siklusnya teratur atau tidak dan berapa hari
siklus menstruasi klien. Normal 25-38 hari (±28 hari).
 Lama menstruasi : untuk mengetahui lamanya menstruasi klien,
perkiraan jumlah perdarahan yang dialami klien
(dihitung melalui jumlah pembalut yang digunakan
klien dalam 1 hari ketika menstruasi), mengidentifikasi
apakah ada kelainan lamanya menstruasi pada klien
atau tidak. Normal 3-8 hari
 Keluhan terkait menstruasi: untuk mengetahui adakah keluhan yang
dirasakan klien terkait menstruasi misalnya adakah
nyeri haid, adakah fluor albus (keputihan) yang
berlebihan dan lain-lain.
b) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui jumlah anak dari klien yang akan menggunakan alat
kontrasepsi.
c) Riwayat Kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah klien pernah mengikuti program KB, berapa
lama dan adakah keluhan selama menggunakan metode KB ataukah klien
pernah mengganti KB.
5. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Klien
Untuk mengetahui apakah klien pernah mengalami penyakit menurun
seperti asma, jantung, darah tinggi, diabetus mellitus, maupun penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, atau penyakit lain yang dapat berpengaruh
terhadap alat kontrasepsi. Atau untuk mengetahui apakah klien
mempunyai alergi obat atau tidak.
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga baik pihak suami
maupun istri yang pernah mengalami penyakit menurun seperti asma,
jantung, darah tinggi, diabetus mellitus, maupun penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, atau penyakit lain yang dapat berpengaruh terhadap
penggunaan alat kontrasepsi.
6. Riwayat Sosial dan Budaya
 Respon pasien dan keluarga terhadap kondisi kesehatan klien saat ini.
 Pengaruh budaya terhadap penatalaksanaan gejala gangguan
kesehatan reproduksi misalnya penggunaan ramuan tradisional.
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi dan cairan
Untuk mengetahui apakah kebutuhan nutrisi terpenuhi selama masa
kehamilan sekarang yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin
dalam kandungan.
Makan: kualitas dan kuantitas makanan, normalnya 3x/hari dengan jenis
umumnya (nasi, sayur, lauk pauk, buah)
Minum: normalnya sekitar 8 gelas/hari (teh, susu, air putih).
b. Pola istirahat
Bidan perlu menggali informasi mengenai kebiasaan istirahat pada klien
supaya bidan mengetahui hambatan yang mungkin muncul yang dapat
mengganggu penggunaan alat kontrasepsi saat ini.
Tidur siang normalnya 1 – 2 jam/hari.
Tidur malam normalnya 6-8 jam/hari.
Kualitas tidur nyenyak dan tidak terganggu.
c. Pola aktifitas
Aktifitas klien bekerja dengan beban kerja tinggi/kegiatan fisik yang
memberatkan klien yang dapat mempengaruhi penggunaan alat
kontrasepsi.
d. Pola eliminasi
Untuk mengetahui apakah ada perubahan BAB dan BAK sebelum dan
setelah klien mengalami gejala gangguan reproduksi.
BAK: normalnya 6 – 8x/hari, jernih, bau khas.
BAB: normalnya kurang lebih 1x/hari, konsistensi lembek, warna kuning.
e. Pola personal hygiene
Mengetahui tingkat kebersihan klien dan beberapa kebiasaan yang
dilakukan dalam perawatan kebersihan diri yang dapat mempengaruhi
terjadinya gangguan reproduksi, antara lain yaitu:
 Mandi : normalnya 2 kali dalam satu hari
 Keramas : Klien harus tetap keramas sewaktu rambut kotor karena
bagian kepala yang kotor merupakan tempat yang mudah terkena
infeksi
 Ganti baju dan celana dalam : ganti baju minimal sekali dalam
sehari, sedangkan celana dalam minimal dua kali.
 Kebersihan kuku : kuku klien harus selalu dalam keadaan pendek
dan bersih. Kuku selain sebagai sarang kuman, sumber infeksi,
juga dapat menyebabkan trauma pada kulit bayi jika terlalu
panjang
 Ganti pembalut saat menstruasi : ganti pembalut saat menstruasi
umumnya dalam selang waktu setiap 4 jam sekali.
f. Pola hubungan seksual
Mengetahui pola hubungan seksual klien dengan suami selama
kehamilan dan mengetahui waktu terakhir ibu melakukan hubungan
seksual dengan suami (mengetahui penggunaan alat kontrasepsi telah
memenuhi syarat atau tidak yang menyatakan bahwa klien tidak hamil).
g. Pola kebiasaan
Untuk mengetahui apakah klien merokok, mengkonsumsi alkohol, jamu
dan narkoba.Serta mengetahui apakah klien memelihara hewan
peliharaan dan tidak memiliki tradisi tertentu atau dipijat.
B. Data Obyektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur.Informasi
tersebut biasanya diperolah melalui pengamatan pancaindera (senses), yaitu
2S (sight, smell) dan HT (hearing, touch atau taste) selama pemeriksaan
fisik.Contoh data objektif adalah frekuensi pernafasan, tekanan darah,
edema dan berat badan.
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah, cukup, baik
Kesadaran : composmentis, apatis, konfusi
Postur : untuk mengetahui postur tubuh klien apakah
lordosis,kifosis atau skoliosis
Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : kenaikan berat badan normal selama pemakaian
alat kontrasepsi.
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : normalnya sistole 100-120mmHg, diastole 60-
80mmHg
Suhu : normalnya 36,5 – 37,50C , ¿ 380C dianggap tidak

normal dan ada tanda infeksi.


Nadi : 60 – 100x/menit.
Pernafasan : 16 – 24x/menit.
3. Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan klien serta
tingkat kenyamanan fisik klien.Informasi dari hasil pemeriksaan fisik dan
anamnesis diolah untuk membuat keputusan klinik, menegakkan diagnosis
dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai
dengan kondisi klien.
a. Kepala
Rambut : warna rambut, rontok/tidak, mudah dicabut/tidak, kebersihan
rambut dan kulit
Wajah : pucat/tidak, oedem palpebra dan pipi, terdapat kloasma
gravidarum atau tidak
Mata : simetris, konjungtiva merah muda / pucat, sklera putih atau tidak,
fungsi penglihatan masih baik/tidak
Mulut/gigi : kebersihan, caries, adakah stomatitis, adakah epulis, bibir
pucat/tidak
b. Leher
Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah bendungan vena jugularis,
adakah pembesaran kelenjar limfe
c. Abdomen
Untuk mengetahui apakah terdapat luka bekas operasi SC, adakah
massa pada abdomen dan nyeri tekan.
d. Genitalia dan anus
Untuk mengetaui kebersihan, sekret yang keluar, adakah keputihan
patologis, adakah tanda-tanda ISK seperti keputihan berbau,
pembesaran kelenjar bartholini yang dapat mempengaruhi pemilihan
metode KB.
f. Ekstremitas
Mengetahui apakah simetris, adakah oedema pada ekstremitas atas dan
bawah (+/+), adakah varises, kuku jari dan akral apakah pucat, refleks
patella dapat (+/-)
II INTERPRETASI DATA DASAR
Interpretasi data subyektif dan data obyektif yang telah diperoleh,
mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan diagnosa berdasarkan interpretasi
yang benar atas data yang dikumpulkan.Diagnosa kebidanan ini dibuat sesuai
standard nomenklatur kebidanan.
Dx: P....Ab.... Akseptor aktif/baru .........
Ds: diperoleh dari keterangan dan keluhan yang disampaikan ibu secara
langsung
Do: diperoleh dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan yang mengarah ke
diagnosa.
Masalah : yang menyertai diagnosa dan keadaan pasien.
Kebutuhan : kebutuhan yang diberikan sesuai masalah yang ada dan
tidak harus segera dilakukan.

III IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dibuat setelah mengidentifikasi
diagnosa atau masalah kebidanan yang berdasarkan data ada kemungkinan
menimbulkan keadaan yang gawat.Langkah ini membutuhkan antisipasi dan
bila mungkin dilakukan pencegahan.Diagnosa potensial dan masalah potensial
yang mungkin terjadi pada ibu akseptor KB.

IV IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA, KOLABORASI, DAN RUJUKAN


Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik tindakan
konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi klien.

V INTERVENSI
Pada langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah
sebelumnya.Informasi atau data yang kurang dapat dilengkapi. Setiap rencana
asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan yang diberikan
dapat efektif karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan oleh klien.
Dx: P....Ab.... akseptor aktif/baru…..
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama beberapa menit
diharapkan bidan dapat membantu mengatasi masalah yang dialami klien
Kriteria
 Keadaan umum ibu baik
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
TD : ± 120/80 mmHg, stabil
N : 60 – 100 kali/menit
S : 36,5 – 37,50C
RR : 16 – 24 kali/menit
 Ibu memahami kondisinya dengan mampu menjelaskan apa yang terjadi
pada dirinya, dan kooperatif dengan penanganan yang diberikan oleh bidan
Intervensi
1) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien.
R/penjelasan yang baik membantu klien memahami kondisinya dan
mengerti tujuan setiap asuhan yang didapatkan.
2) Jelaskan tetang macam-macam kontrasepsi kepada klien dan jelaskan
pilihan metode kontrasepsi yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi
klien saat ini.
R/ penjelasan macam-macam kontrasepsi dan penjelasan pilihan metode
kontrasepsi yang dapat digunakan oleh klien sesuai kondisinya saat ini
dapat membantu klien untuk mengambil keputusan KB yang akan
digunakan.
3) Berikan kesempatan kepada ibu untuk mengambil keputusan penggunaan
kontrasepsi serta jelaskan kembali efek samping atau kerugian
penggunaan KB yang akan digunakan
R/ penjelasan efek samping KB membantu ibu untuk memantapkan atau
memikirkan lagi pilihan kontrasepsinya, agar tidak khawatir dan menuntut
tenaga kesehatan jika sewaktu-waktu efek samping terjadi pada pasien.
4) Minta persetujuan informed consent kepada klien
R/ informed consent penting sebagai persetujuan tindakan medik
5) Lakukan persiapan alat dan pasien
R/ persiapan alat dan persiapan pasien memudahkan nakes dalam
memberikan asuhan
6) Lakukan tindakan penyuntikan
R/ penyuntikan dilakukan untuk memasukkan KB hormonal 3 bulan
(Depogeston 3 ml) pada 1/3 anterolateral antara SIAS dan Os. cocygeus
dengan sudut 900 (IM).
7) Dekontaminasi alat-alat yang telah digunakan
R/ prosedur pencegahan infeksi
8) Berikan penjelasan pasca penyuntikan
R/ menambah pengetahuan ibu mengenai KB suntik 3 bulan yang ibu
gunakan sekarang
9) Catat pada kartu KB dan jadwalkan kunjungan ulang.
R/ penjadwalan kunjungan ulang berguna untuk penyuntikan ulang KB
hormonal dan sebagai pengkajian keluhan-keluhan yang mungkin dialami
oleh kliendari penggunaan KB suntik 3 bulan

VI IMPLEMENTASI
Merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan yang telah dibuat sebelumnya
secara menyeluruh dengan efisien dan aman.

VII EVALUASI
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif dalam
pelaksanaannya.Meliputi evaluasi tindakan yang dilakukan segera dan evaluasi
asuhan kebidanan yang meliputi catatan perkembangan.
Untuk pencatatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP.
S : Data Subyektif
Data ini diperoleh melalui anamnesa.
O : Data Obyektif
Hasil pemeriksaan klien dan pemeriksaan pendukung lainnya.
A : Assessment
Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan.
P : Penatalaksanaan
Merupakan tindakan dari diagnosa yang telah dibuat.
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N P2002 AB000 DENGAN
AKSEPTOR AKTIF KB SUNTIK 3 BULAN
No. Register : 001
Tanggal pengkajian : 28 November 2018
Jam pengkajian : 18.00 WIB
Tempat : PMB Al Husna Tumpang, Malang

I. PENGKAJIAN DATA DASAR


A. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Nama Klien : Ny N Nama Suami :Tn S

TTL : 06 Januari 1990 TTL : 04 Februari 1974

Umur : 28 tahun Umur : 44 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Peternak

Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa

Alamat : Ngamprong Alamat : Ngamprong

b. Alasan Datang
Klien mengatakan ingin melanjutkan penggunaan KB suntik 3 bulanan.Klien
mengatakan datang terlambat 5 hari dari jadwal yang ditentukan.
c. Keluhan Utama
Klien mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan.
d. Riwayat Obstetri
- Riwayat Menstruasi
 Menarche : 13 tahun
 HPHT : 40 hari pasca persalinan kedua
 Siklus menstruasi : teratur
 Lama menstruasi : 6-7 hari
 Keluhan terkait menstruasi: tidak ada
- Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Klien mengatakan pernah hamil dua kali dan tidak pernah mengalami
keguguran.Klien juga mengatakan pernah bersalin dua kali secara
pervaginam di bidan dengan usia kehamilan aterm. Anak pertama dengan
jenis kelamin perempuan berusia 3,5 tahun dan anak kedua dengan jenis
kelamin laki-laki berusia 2 tahun 7 bulan. Klien mengatakan tidak ada
penyulit selama masa kehamilan dan nifas yang lalu.
https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD004317.pub5/re
ferences/ms
- Riwayat Kontrasepsi
Klien mengatakan menggunakan KB suntik dengan bertujuan
memberi jarak kelahiran.Klien mengatakan menggunakan KB semenjak 40
hari pasca persalinan.Menggunakan KB suntik 3 bulan dikarenakan masih
masa menyusui.Hingga saat ini tetap menggunakan KB suntik yang 3
bulan.Klien juga mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan selama
menggunakan KB.
e. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Klien
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun seperti hipertensi,
diabetes, asma, anemia, TBC, hepatitis, IMS
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit
menurun seperti hipertensi, diabetes, asma, anemia, TBC, hepatitis, IMS
f. Riwayat Sosial dan Budaya
Klien mengatakan mendapat dukungan dari suami maupun keluarga
untuk menggunakan KB.
g. Pola Kebiasaan Sehari-hari
- Nutrisi : makan 3x sehari, porsi sedikit (1 centong nasi) sayur,
tempe/tahu/ikan/ayam, buah kadang kadang). Minum 7-8 gelas/hari. Ibu
mengatakan tidak pernah minum alkohol dan jamu jamuan.
- Eliminasi : bak 4-5x sehari, tidak ada keluhan. Bab 1xsehari
konsistensi normal.
- Aktivitas : ibu mengerjakan perkerjaan rumah tangga seperti
memasak, menyapu dan mencuci.
- Istirahat : tidur malam 7-8 jam. Tidur siang 1-2 jam, nyenyak
tidak ada gangguan.
- Personal hygiene : mandi 2x sehari, ganti pakaian dalam setiap selesai
mandi. Gosok gigi 2x sehari.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Postur : tegap
d. Pemeriksaan antropometri
BB : 60 kg
e. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 100/80 mmhg
2) Suhu : 36,6°c
3) Nadi : 82 kali/menit
4) RR : 20 kali/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
 Wajah
Wajah agak pucat, tidak ada oedema,
 Mata
Konjungtiva merah muda, sklera putih
 Hidung
Tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada perdarahan hidung
 Telinga
Tidak ada tanda pengeluaran secret dan cairan dari telinga
 Mulut
Mukosa bibir lembab, gigi bersih, tidak caries pada gigi,
b) Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tiroid,dan bendungan vena
jugularis
c) Abdomen
Tidak ada bekas luka operasi, tidak teraba massa, dipastikan tidak hamil.

d) Ekstremitas
Tidak terdapat oedem, kapiler refil+ 2 detik.
C. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa : P2002 Ab000 akseptor aktif KB suntik 3 bulan
DS : ibu mengatakan ini merupakan kunjungan KB yang ke 10
sejak awal menggunakan KB suntik 3 bulan pasca 40 hari melahirkan anak
kedua.
DO : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Postur : tegap
BB : 60 kg
Tanda-tanda vital :
TD : 100/80 mmhg
suhu : 36,6°c
nadi : 82 kali/menit
RR : 20 kali/menit
D. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada.
E. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA, KOLABORASI, DAN RUJUKAN
Tidak ada.
F. INTERVENSI
Interpretasi : P2002 Ab000 akseptor aktif KB suntik 3 bulan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 10 menit
diharapkan bidan dapat membantu mengatasi masalah yang
dialami klien
Kriteria Hasil :
 Keadaan umum ibu baik
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
 TD : ± 120/80 mmHg, stabil
 N : 60 – 100 kali/menit
 S : 36,5 – 37,50C
 RR : 16 – 24 kali/menit
 Ibu memahami kondisinya dengan mampu menjelaskan apa
yang terjadi pada dirinya dan kooperatif dengan penanganan
yang diberikan oleh bidan.
Intervensi
1) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien.
R/penjelasan yang baik membantu klien memahami kondisinya dan
mengerti tujuan setiap asuhan yang didapatkan.
2) Minta persetujuan informed consent kepada klien untuk melanjutkan
penggunaan KB suntik 3 bulan
R/ informed consent penting sebagai persetujuan tindakan medik
3) Lakukan persiapan alat dan pasien
R/ meminta klien untuk tidur berbaring dibed pemeriksaan dan
menyiapkan obat KB 3 bulan dan spuit serta kapas.
4) Lakukan tindakan penyuntikan
R/ penyuntikan dilakukan untuk memasukkan KB hormonal 3 bulan
(DMPA 3 ml) pada 1/3 anterolateral antara SIAS dan Os.Cocygeus
dengan sudut 900 (IM).
5) Berikan penjelasan pasca penyuntikan
R/ setelah penyuntikan menyarankan kepada klien untuk tidak melakukan
berhubungan terlebih dahulu 3x24 jam.
6) Catat pada kartu KB dan jadwalkan kunjungan ulang.
R/ mengatakan pada klien apabila ingin melanjutkan penggunaan KB
suntik 3 bulan diharapkan untuk kembali lagi tanggal 20 Februari 2019.
G. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan secara umum dalam
keadaan baik.
2. Meminta persetujuan kepada klien untuk melanjutkan penggunaan KB suntik
3 bulan.
3. Melakukan persiapan alat dan klien dengan meminta klien untuk tidur
berbaring di bed pemeriksaan dan menyiapkan obat KB suntik 3 bulan, spuit
3 cc dan kapas.
4. Menyuntikkan obat KB hormonal 3 bulan (DMPA 3 ml) pada 1/3 anterolateral
antara SIAS dan Os. Cocygeus dengan sudut 900 (IM).
5. Setelah penyuntikan menyarankan kepada klien untuk tidak melakukan
berhubungan terlebih dahulu 3x24 jam.
6. Mengatakan pada klien tentang kunjungan ulang apabila ingin melanjutkan
penggunaan KB suntik 3 bulan diharapkan untuk kembali lagi tanggal 20
Februari 2019.
H. EVALUASI
Tanggal : 28 Novemberr 2018 jam: 18.15
WIB
1. Ibu mengerti tentang keadaan dirinya dan janin yang dikandungnya.
2. Ibu menyetujui informed consent tentang kelanjutan penggunaan KB
suntik 3 bulan
3. Ibu berbaring di bed pemeriksaan.
4. Ibu merasakan ketika penyuntikan obat KB dilakukan.
5. Ibu bersedia untuk tidak melakukan hubungan terlebih dahulu selama 3
hari sesuai dengan yang dianjurkan oleh bidan.
6. Ibu mengerti kapan waktu untuk kunjungan selanjutnya,
BAB V
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesesuaian antara teori dan tinjauan kasus
pada pelaksananan manajemen asuhan kebidanan pada Ny. “N” P2002Ab000 Akseptor
Aktif KB Suntik 3 Bulan di PMB Al Husna. Untuk memudahkan pembahasan maka
penulis akan menguraikan sebagai berikut.

5.1 Pengkajian
Pengumpulan data merupakan proses manejemen asuhan kebidanan
yang ditujukan untuk pengumpulan informasi mengenai kesehatan baik fisik,
psikososial dan spiritual. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi dan palpasi. Respon Ibu dalam
memberikan informasi baik dan Ibu bersikap kooperatif sehingga penulis dapat
dengan mudah memperoleh data yang diinginkan.Data diperoleh secara
terfokus pada masalah Ibu untuk menegakkan diagnosa sehingga intervensinya
juga lebih terfokus sesuai keadaan Ibu.
Pada kasus Ny. “N” didapatkan Ny. N mengatakan ingin melanjutkan KB
ulang Suntik 3 Bulan untuk mengatur jarak kehamilannya.Data yang didapatkan
pada kasus ini meliputi data subyektif (identitas pasien, keluhan utama, riwayat
menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, riwayat penyakit,
riwayat KB sebelumnya dan pola kebiasaan sehari-hari) dan obyektif (diambil
dari keadaan umum ibu, kesadaran, TTV, pemeriksaan fisik).Jadi pengkajian ini
tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus di lahan.
5.2 Interpretasi Data Dasar
Berdasarkan hasil pengkajian data, dilakukan interpretasi data.Dalam hal
ini tidak didapatkan adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan.Diagnosa
P2002Ab000 Akseptor aktif KB suntik 3 Bulan.
5.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Berdasarkan tinjauan teori manajemen kebidanan, mengidentifikasi
adanya masalah yang akan terjadi sehingga bisa segera diatasi. Berdasarkan
data yang ada pada studi kasus Ny.”N” di lahan tidak didapatkan masalah yang
membutuhkan penanganan segera.
5.4 Identifikasi Kebutuhan Segera, Kolaborasi, dan Rujukan
Berdasarkan studi kasus Ny. "N” di lahan dapat diketahui bahwa Ny."N"
dalam kondisi yang normal, tidak ada kelainan yang menyertai, tidak ditemukan
adanya indikasi sehingga tidak diperlukan adanya tindakan segera.
5.5 Intervensi
Pada manajemen kebidanan suatu rencana asuhan yang komprehensif
ditujukan pada indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi Ibu serta
hubungannya dengan masalah yang sedang dialami Ibu. Rencana asuhan
harus dengan persetujuan Ibu dan semua tindakan harus berdasarkan rasional
dan relevan dan diakui kebenarannya.Penyusunan rencana asuhan serta
pelaksanaannya disesuaikan dengan diagnosa yang telah ditegakkan
sebelumnya.Penatalaksanaan juga dilakukan secara menyeluruh. Pada Ny. “N”,
yaitu melakukan prosedur pencegahan infeksi, menjelaskan kondisi ibu
berdasarkan hasil pemeriksaan, meminta informed consent kepada ibu,
melakukan persiapan alat dan pasien, melakukan tindakan penyuntikan,
memberikan penjelasan pasca penyuntikan, mencatat pada kartu KB dan
menjadwalkan kunjungan ulang 3 bulan lagi.
Dari rencana asuhan kebidanan tersebut yang telah diberikan pada kasus
ini sudah ada kesesuaian antara teori dan kasus yang ada, yang mana pada
tinjauan pustaka disebutkan bahwa setiap tindakan terapeutik yang diberikan
harus melakukan inform consent atau persetujuan kepada klien dengan
sebelumnya dilakukan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Pada kontrasepsi Kb suntik 3 bulan diberikan suntikan cairan obat hormonal
triclofem, secara IM di 1/3 bokong antara sias dan coccygeus sebelah kanan,
dan pada pemakaian KB suntik 3 bulan ada kerugian atau efeksampingnya
yaitu harus datang setiap 3 bulan sekali, perubahan pola haid, nyeri kepala,
perubahan BB, peningkatan tekanan darah, tidak melakukan hubungan terlebih
dahulu sekitar t efek samping dan prosedur KB suntik ini yang harus
diinformasikan tiga hari kepada ibu agar ibu tidak khawatir.

5.6 Implementasi
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah direncanakan dan
berjalan dengan lancar karena adanya kerja sama yang kooperatif antara klien
dengan petugas. Implementasi yang dilakukan adalah memberikan penjelasan
pada klien mengenai tindakan yang akan dilakukan yaitu untuk memberikan
suntikan KB 3 bulan, memberikan KIE sebelum dan sesudah melakukan
pemberian KB 3 bulan, mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan, membereskan dan membuang alat sesuai dengan sampahnya,
memberitahu ibu kapan harus datang kembali dan mendokumentasikan hasil
tindakan.
Berdasarkan tinjauan manajemen asuhan kebidanan, melaksanakan
rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman klien.Implementasi
dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan. Pada studi kasus Ny. "N" P2002Ab000
Akseptor KB Suntik 3 Bulan di PMB Al Husna, rencana penatalaksanaan
tindakan dapat diimplementasikan secara keseluruhan oleh bidan karena ibu
kooperatif ketika diberikan penjelasan.Ibu juga memahami dan bersedia
menerapkan saran yang sudah diberikan oleh bidan.
5.7 Evaluasi
Evaluasi asuhan kebidanan merupakan langkah akhir dari proses
manajemen asuhan kebidanan dalam mengevaluasi pencapaian tujuan dengan
membandingkan data yang dikumpulkan dengan kriteria yang diidentifikasi,
memutuskan apakah tujuan telah tercapai atau tidak dengan tindakan yang
sudah diimplementasikan. Berdasarkan studi kasus Ny. N tidak ditemukan hal-
hal yang menyimpang dari yang diharapkan. Bila dibandingkan dengan tinjauan
pustaka dan studi kasus Ny. N secara garis besar tidak ditemukan kesenjangan
dan dapat dikatakan bahwa tujuan tercapai sesuai tindakan yang telah
diimplementasikan.
BAB 6

PENUTUP
6.1 Kesimpulan

1. Data subyektif didapatkan melalui melalui anamnesa kepada ibu yakni Ibu
mengatakan bahwa ibu ingin melanjutkan penggunaan KB suntik 3 bulan, ibu
tidak merasakan adanya keluhan. Saat ini ibu memiliki dua anak, ibu tidak
pernah keguguran. Data Objektif didapatkan dari pemeriksaan umum,
antropometri, TTV dan fisik. Hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal.
2. Identifikasi diagnosa pada kasus adalah P2002 Ab000 dengan Akseptor Aktif KB
Suntik 3 bulan. Pada kasus tidak teridentifikasi adanya masalah potensial
sehingga tidak diperlukannya tindakan kebutuhan segera.
3. Pada kasus identifikasi intervensi yang dilakukan untuk penanganan kasus
pada Ny N adalah anjurkan ibu untuk tidak berhubungan terlebih dahulu
selama tiga hari ke depan.
4. Pada implementasi kasus dapat diidentifikasi bahwa seluruh intervensi yang
direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya secara efektif dan efisien
sesuai rencana.
5. Pada evaluasi kasus dapat diidentifikasi bahwa tidak ada data yang
menyimpang. Ibu menyetujui untuk melakukan kunjungan ulang 3 bulan
terkait penggunaan KB suntik lanjutan pada tanggal 20 Februari 2019.
6.1 Saran
1. Tempat pelayanan kesehatan
 Diharapkan bidan dapat mempertahankan dan meningkatkan kerjasama
serta komunikasi sehingga dapat menjaga mutu pelayanan kebidanan
dan kandungan.
2. Program studi S1 Kebidanan FKUB
 Diharapkan dengan adanya laporan kasus terkait prakonsepsi dapat
dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan evidence based terkini
sehingga dapat dilakukan pengkajian masalah ditatalaksana dengan baik
dan memberikan prognosis yang baik bagi klien.
3. Institusi
 Diharapkan denga adanya laporan kasus terkait prakonsepsi dapat
digunakan sebagai suatu referensi atau gambaran dalam memberikan
pendidikan dan suatu pembelajaran bagi mahasiswa terutama dalam
memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada wanita usia subur dengan
prakonsepsi.
LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “N” TAHUN P2002 AB000 AKSEPTOR
AKTIF KB SUNTIK 3 BULAN DI PMB IDA PRIYANTI,
S.ST

Disusun untuk memenuhi tugas praktik pendidikan profesi bidan


Periode 26 November – 22 Desember 2018

Oleh:
PUPUT MAULIDAH F.

180070501111081

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2018
DAFTAR PUSTAKA
- Asih, Ni Luh Gede Yasmin. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC
- Brillianningtyas L, Berawi M, Carolia . 2012. Hubungan Kehamilan Lewat Waktu
dan Bayi Prematur dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum. Lampung. FK-UNILA
- Depkes, 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta (di ambil dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf)
- Kemenkes, 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Dikutip dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/MASTER%20BUKU
%20KIA%20REVISI%20TH%202016%20(18%20MAR%2016).pdf)
- Leveno, Kenneth. 2009. Obstetri Williams eds 21. Jakarta : EGC
- Manuaba, dkk. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
- Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
- Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
- Permenkes, 2016. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. (dikutip pada
https://djsn.go.id/storage/app/uploads/public/58d/486/f01/58d486f010a3f0671086
47.pdf)
- Saminem, 2009. Kehamilan Normal : Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
- Sari, Danita. 2014. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEHAMILAN PADA USIA REMAJA DI PUSKESMAS CIPUTAT KOTA
TANGERANG SELATAN TAHUN 2014. Banten : Stikes Widya Dharma Husada
- Simkin, Penny, dkk. 2009. Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta : EGC
- Yessie, 2015 Cara Alami Untuk Menginduksi Persalinan. Jakarta: EGC
- http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/improving-maternal-
newborn-care-quality/en/
-

Anda mungkin juga menyukai