TA 2020 / 2021
TINJAUAN TEORI
6. Persiapan Kehamilan
Menurut BKKBN (2014), persiapan kehamilan yang sehat diantaranya
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari
pelayanan kesehatan prakonsepsi yang bertujuan untuk
mempersiapkan calon ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan
yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat.
Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas atau rumah
sakit.
b. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
Dapat dilakukan dengan cara olahraga yang teratur. Aktivitas fisik /
olahraga tidak perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali
dalam seminggu selama 30 menit, dan lakukan secara rutin. Manfaat
olahraga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan
berat badan.
Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan
membuat lebih nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-
benar dikontrol agar dapat aman selama kehamilan, terutama
disarankan untuk wanita yang mengalami kelebihan berat badan
serius, tetapi harus disertai dengan selalu berkonsultasi dengan dokter
dan atas rekomendasi ahli gizi. Berat badan kurang dapat mengganggu
kesuburan karena kekurangan jumlah lemak yang dibutuhkan tubuh.
Sementara kelebihan berat badan dapat mempengaruhi proses ovulasi
menjadi tidak teratur. Selain itu, kelebihan berat badan berisiko lebih
besar untuk mengalami komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan
diabetes selama kehamilan.
c. Menghentikan kebiasaan buruk
Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan
narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan,
juga janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan
cacat bawaan hingga kematian janin. Perempuan yang minum alkohol
memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk
kaum pria, minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma
dengan menurunkan tingkat testosteron dan bisa menyebabkan testis
layu. Begitu pula rokok dapat menurukan kesuburan baik pada
perempuan maupun laki-laki. Racun pada rokok dapat mengakibatkan
kerusakan kromosom pada telur, dan melemahkan kemampuan untuk
menghasilkan estrogen yang sangat diperlukan untuk menyiapkan
lapisan rahim menjelang kehamilan. Bagi laki-laki, rokok berpengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas sperma. Kemampuan sperma
membuahi sel telur dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas
spermatozoa.
d. Meningkatkan asupan makanan bergizi
Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan
makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah mengatur pola makan dengan prinsip gizi seimbang,
memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, menghindari makanan
yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet, dan
pewarna. Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat
memicu terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan
kelainan fisik, dan cacat kongenital.
Saat terjadi pembuahan, janin sudah terekpos dengan nutrisi yang
dimakan ibu sejak dua mingu sebelumnya. Sehingga calon ibu harus
memperhatikan asupan makanan yang mendukung pembentukan janin
sehat. Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung :
1) Protein
Berfungsi untuk meningkatkan produksi sperma. Makanan
sumber protein seperti telur, ikan, daging, tahu dan tempe.
2) Asam folat
Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan darah
janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat
sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki
kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan
selama kehamilan, maka dapat membantu mencegah kecacatan
pada otak dan tulang belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh
melalui makanan, seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam,
sawi hijau, caisim mini), asparagus, brokoli, pepaya, jeruk,
stroberi, rasberi, kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang kol,
seledri, wortel, buah bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu
hamil pun mengandung asam folat cukup tinggi, sehingga dapat
membantu memenuhi kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih susu
untuk ibu hamil yang rasanya enak untuk mengurangi rasa mual,
serta tentu merupakan produk yang berkualitas tinggi.
A = konsisten, baik kualitas bukti pasien berorientasi; B = tidak konsisten atau terbatas
berkualitas bukti pasien berorientasi; C = konsensus, bukti penyakit-berorientasi, praktek
yang biasa, pendapat ahli, atau seri kasus.
c. Data Obyektif
Pemeriksaan fisik
o Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan ibu secara umum. Keadaan umum
ibu menunjukkan kondisi umum akibat penyakit atau keadaan
yang dirasakan ibu ( Widatiningsih, dkk. 2017 )
Kesadaran
Untuk menilai status kesadaran ibu ( Handayani, dkk, 2017 )
Berat Badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat
rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan
untuk membatasi kekurangan atau kelebihan berat badan
( Marmi, 2017 ).
Literature menunjukkan bahwa hubungan IMT antara obesitas
pra kehamilan dapat merugikan hasil konsepsi, selanjutnya berat
badan pasca melahirkan berlebihan retensi adalah resiko tidak
hanya untuk kehamilan berikutnya, tetapi juga untuk
pengembangan penyakit kronis ibu. Pada kasus underweight,
hasil review dari 34 studi yang membahas tentang underweight
pra kehamilan menunjukkan hasil secara signifikan
meningkatkan risiko kelahiran premature sebesar 32% (RR 1,32.
CI 95%, 1,22 – 1,43) (Dean,et al,2014)
Tinggi Badan
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong risiko tinggi karena kemungkinan
besar memiliki panggul yang sempit ( Widatiningsih, dkk.
2017 )
LILA
Perlu dikaji utnuk mengetahui kondisi kecukupan energi ibu.
Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita
dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran lingkar
lengan atas kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah
kurang energi kronis (KEK) ( Widatiningsih, dkk. 2017 )
IMT
IMT perlu dikaji untuk sebagai salah satu dasar untuk
penambahan berat badan ibu hamil ( Widatiningsih, dkk. 2017 ).
o Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah
Mengukur tekanan darah sangat penting, karena peningkatan
tekanan darah dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi
( Marmi, 2017 )
Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat, tetapi jarang melebihi
dentut nadi lebih dari 100 dpm ( Marmi, 2017 )
Suhu
Menurut Johnson dan Taylor ( 2005 ), nilai normal untuk suhu
aksila pada orang dewas yaitu 35,8 – 37,3⁰C ( Handayani, dkk,
2017 )
Pernapasan
Menurut Varney,dkk ( 2007 ), pernapasan orang dewasa normal
adalah 16 – 20 x/menit ( Handayani, dkk, 2017 ).
o Status present
Menurut Muslihatun, dkk ( 2010 ) :
Kepala :Bentuknya mesochepal, tidak ada benjolan, rambut
bersih
Muka : Bersih, tidak sianosis/pucat
Mata :simetris, kelopak mata yang tidak bengkak, konjungtiva
merah muda, sklera putih, tidak ada secret, ataupun gangguan
penglihatan
Hidung :Simetris, bersih tidak ada cairan atau polip
Mulut : Bersih, lembab
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran tidak
ada massa
Leher : Mengkaji tiroid, kemungkinan agak membesar selama
kehamilan; tandai bila ada pembesaran, nodul dan seterusnya
yang dapat mengindikasikan hipertiroidisme atau goiter dan
dikaji lebih jauh adanya gangguan
Ketiak : Tidak ada benjolan
Dada :Simetris, putting susu menonjol
Perut :Tidak ada massa atau benjolan, tidak ada luka bekas
operasi
Lipat paha : Bersih, tidak ada varices
Vulva : luka, varises, kondiloma, cairan, (warna, konsistensi,
jumlah, bau, keluhan gatal/panas), keadaan kelenjar bartholini
(pembengkakan,cairan,kista), nyeri tekan, hemoroid dan
kelainan lain
Ekstremitas : Tangan dan kaki normal, tidak ada oedema
Reflex Patella
Punggung : ada kelainan bentuk atau tidak.
Anus : Tidak ada haemoroid
o Status obstetric
Menurut Marmi ( 2017 ) :
Muka : Adakah cloasma gravidarum
Mammae : Kaji bentuk buah dada, pigmentasi puting, dan
keadaan puting susu, adakah colostrum
Abdomen : Kaji apakah perut membesar ke depan atau
kesamping, keadaan pusat, pigmentasi di linea alba, nampak
gerakan anak atau striae gravidarum
Genitalia : Kaji keadaan perinium, carilah varises, tanda
chadwick, condylomata, flour albus
Pemeriksaan penunjang
Menurut Kemenkes ( 2018 ), pemeriksaan penunjang yang
dilakukan adalah
o Pemeriksaan darah rutin ( Hb, golongan darah dan rhesus )
o Pemeriksaan lain yang dianjurkan / atas indikasi ( seperti IVA,
PAP smear dan PMTCT )
o Pemeriksaan urin
2. Analisa Data
Menurut Widatiningsih,dkk ( 2017 ), Data yang telah dikumpulkan pada
tahap pengkajian kemudian dianalisa dan diinterpretasikan untuk dapat
menentukan diagnosa dan masalah ibu
a. Diagnosa kebidanan
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Masalah juga sering menyertai diagnosis
b. Masalah
Jika hasil analisa data menunjukkan bahwa ibu mengalami masalah
yang memerlukan penanganan namun tidak dapat dimasukkan dalam
kategori diagnosa, maka dituliskan sebagai masalah
c. Diagnosa potensial
Diagnosa potensial ditentukan atas dasar diagnosa dan masalah yang
telah dilakukan tersebut.
d. Kebutuhan
Ibu membutuhkan kebutuhan baik fisik maupun psikologis. Kebutuhan
ini sebagai pemecahan masalah yang dirasakan
3. Penatalaksanaan
Bidan mengembangkan rencana asuhan/ tindakan yang komprehensif
berdasar langkah yang telah dilakukan sebelumnya. Rencana asuhan harus
disetujui bersama dengan klien agar penatalaksanaanya efektif
( Widatiningsih,dkk,2017 )
a. Jelaskan hasil pemeriksaan
b. Berikan KIE tentang persiapan kehamilan
c. Anjuran untuk banyak mengkonsumsi makanan atau suplemen asam
folat untuk prakonsepsi.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan dari tujuan asuhan yang
diberikan dapat berupa evaluasi tindakan dan evaluasi proses. Kriteria
hasil:
Ibu atau calon pengantin dapat menjelaskan kembali mengenai
penjelasan yang diberikan mengenai hasil pemeriksaannya
Ibu atau calon pengantin dapat menjelaskan kembali hasil konseling
yang diberikan mengenai persiapan kehamilan
Mengetahui,
Pembimbing Institusi Mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
American Society for Reproductive Medicine. 2012. Age and Fertility. Alabama:
American Society for Reproductive Medicine
CDC (2006). Recommendation to improve preconception health and health care-
United state : a report of the CDC/ATSDR preconception care work grup
and the select panel on preconception care.
BKKBN. 2014. Modul pengajaran mempersiapkan kehamilan yang sehat. BKKBN
dan UMM.Diakses dari http://dp2m.umm.ac. id/files/ file/informasi
%20progra%20insentif%20 ristek/modul%20pengajaran%20menjaga
%20 kehamila%20sehat.pdf
Dean,et al (2014). Systematic Review Of Preconception Risks and Interventions.
Division of Women and Child Health, Aga Khan University.
https://media.tghn.org/articles/Preconception_Report.pdf
Dunlop,et al (2007). National Recommendations for Preconception Care: The
Essential Role of the Family Physician.
https://www.jabfm.org/content/jabfp/20/1/81.full.pdf
Farahi dan Zolotor (2013). Recommendation For Preconception Counseling Care.
https://www.mcgill.ca/familymed/files/familymed/afp_preconceptual_co
unseling_copy.pdf
Manuaba (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
Marmi.2017.Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Michael (2007). Recommendation For Preconception Care.
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?
doi=10.1.1.577.3584&rep=rep1&type=pdf