Anda di halaman 1dari 123

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEBIDANAN STAGE PRANIKAH


DI RST DR ASMIR SALATIGA

RINI MARLINA
NIM. P1337424821092

PEMBIMBING INSTITUSI
NUR KHAFIDOH S.Si.T., M.KES

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSANKEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Kehamilan di RST Dr Asmir Sakaltiga, telah disahkan oleh

pembimbing pada:

Hari : .....

Tanggal : ....

Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan Pranikah yang telah diperiksa dan

disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi Profesi Kebidanan

Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang Tahun

2021.

Pembimbing Klinik Mahasiswa

Trya Sinuhaji Amd. Keb, S.KM. Rini Marlina


NIP. 197807182008122001 NIM. P1337424821092
Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Nur Khafidoh S.Si.T.M.Kes


NIP. 198010262006042003

KATA PENGANTAR
i
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan
kehamilan. Penulisan laporan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan tugas praktek kebidanan stage pranikah
Dalam penulisan laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian laporan ini:
1. Ibu Sri Rahayu , S.Kp Ns, STr keb, M.Kes Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Semarang.
2. Ibu Ida Aryanti, SSiT , M. Kes Ketua Program Studi SI Terapan Kebidanan
Semarang.
3. Ibu Nur khafidoh S.SIT.M.kes, selaku pembimbing institusi Poltekkes Kemenkes
Semarang.
4. Trya Sinuhaji Amd. Keb, S.KM. selaku pembimbing lahan praktik yang telah
memberikan selama praktik stage pra nikah
5. Nn E sebagai subyek pasien dalam praktek kebidanan stage pra nikah
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga
laporan ini terselesaikan
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Oleh sebab itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Agustus 2021
Praktikan

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... Vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 3
C. Tujuan.......................................................................................... 3
D. Manfaat…………....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 5
A.Tinjauan Teori Medis.................................................................. 5
1. Pengertian Pra Nikah............................................................. 5
2. Filosofi Pra Nikah................................................................. 5
3. Persiapan Pra Nikah.............................................................. 5
4. Kehamilan, Persalinan, dan Pascasalin…………………… 7
5. Infeksi Tentang Menular Seksual, Infeksi Saluran

Reproduksi Serta HIV/AIDS…………………………….. 26


6. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara... 31
7. Gangguan Dalam Kehidupan Seksual Suami Istri……….. 34
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Pranikah ......................... 37
1. Pengertian…………………………………………... 37

……
2. Fungsi Dokumentasi 37

Kebidanan........................................
3. Tujuan Dokumentasi Kebidanan....................................... 37
4. Pendokumentasian Kebidanan SOAP (Subyektif, 38

Obyektif, Analisis, Planning)……………………….…


BAB III ASUHAN KEBIDAN PRA NIKAH.........................................
A. Data Subyektif..........................................................................
B. Data Obyektif..........................................................................
C. Analisis....................................................................................
D. Penatalaksanaan.......................................................................
BAB IV PEMBAHASAN...............................
BAB V PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran............................................................................................
iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Imunisasi Tetanus Toxoid..................................................... 8


Tabel 2.2 Pengaturan Makan Pada Ibu Hamil……….......................... 29

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SAP,Materi, Leaflet Gizi Pra Nikah.

Lampiran 2 SAP,Materi, Leaflet Tablet Zat Besi.

Lampiran 3 SAP,Materi, Leaflet Kehamilan.

Lampiran 4 SAP,Materi, Leaflet Persalinan dan Pascasalin.

Lampiran 5 SAP,Materi, Leaflet Infeksi Menular Seksual.

Lampiran 6 SAP,Materi, Leaflet HIV/AIDS.

Lampiran 7 SAP,Materi, Leaflet Infeksi Saluran Reproduksi.

Lampiran 8 SAP,Materi, Leaflet Prosedur Acara Pernikahan Masa Pandemi

Covid-19 Sesuai Protokol Kesehatan.


Lampiran 9 Resume Asuhan Kebidanan Pra Nikah di RST dr.Asmir Kota

Salatiga

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkawinan merupakan suatu hal yang didambakan oleh setiap orang.
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan
No 1 Tahun 1974). Sedangkan menurut BP4 (Badan Penasihatan, Pembinaan
dan Pelestarian Perkawinan), pengertian perkawinan dalam Islam adalah suatu
akad atau perjajnjian yang mengikat antara laki-laki dan perempuan untuk
menghalalkan hubungan biologis antara kedua belah pihak dengan sukarela
berdasarkan syariat Islam. Pranikah berasal dari kata “pra” dan “nikah”. Pra
mempunyai arti awalan yang bermakna “sebelum”, sedangkan nikah dalam
kamus besar Bahasa Indonesia dipersamakan artinya dengan dengan “kawin”.
Maka dari pengertian tersebut, pranikah dapat diartikan sebagai masa sebelum
adanya perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk untuk menjadi suami
istri secara resmi menurut undang-undang perkawinan agama maupun
pemerintah. (Rianti, 2017)
Tujuan perkawinan adalah untuk mencapai kehidupan rumah tangga yang
bahagia, tentram, aman serta nyaman. Maka dari itu, setiap calon pengantin
hendaknya mempunyai bekal yang cukup untuk menyiapkan kebutuhan yang
nantinya akan dihadapi dalam membina rumah tangga, baik moril maupun
materil (Amalia, 2018). Oleh karena itu sangat dibutuhkan adanya tindakan
pencegahan, tindakan pencegahan ini tidak cukup hanya diterapkan kepada
pasangan yang telah menikah, namun sangat penting untuk diketahui sejak
dini oleh pasangan yang berencana melakukan pernikahan atau pada calon

1
2

pengantin. Hal ini dilakukan agar calon pengantin dapat mempersiapkan diri
menjalani kehidupan berkeluarga. (Dheny,2021)
Calon pengantin yang akan menikah adalah cikal bakal terbentuknya
sebuah keluarga, sehingga sebelum menikah calon pengantin perlu
mempersiapkan kondisi kesehatannya agar dapat menjalankan kehamilan
sehat sehingga dapat melahirkan generasi penerus yang sehat dan
menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera, dan berkualitas. (Kemenkes,
2020)
Penelitian Feuerborn (2005) menyebutkan bahwa apabila pelayanan
kesehatan dan persiapan dilakukan setelah masa konsepsi, kemungkinan akan
mengakibatkan keterlambatan dalam mencegah kecacatan janin, kejadian bayi
berat lahir rendah dan kematian janin. Hal ini didukung penelitian Konchak,
P.S (2001), bahwa masa 17-56 hari pascakonsepsi merupakan periode
teratogenik sehingga informasi tentang kehamilan perlu diberikan sebelum
hamil. Pemerintah telah melakukan upaya untuk memberikan bekal bagi calon
pengantin dengan memberikan pendidikan pranikah yang disebut dengan
kursus calon pengantin (catin). (Dewi,2014).
Berdasarkan studi pendahuluan di RST dr. Asmir Salatiga bahwa
pelayanan kesehatan calon pengantin dilakukan secara komprehensif.
Pelayanan tersebut meliputi screening pemeriksaan kesehatan meliputi tes
laboartorium, pemeriksaan fisik, pemberian imunisasi dan konseling pranikah.
Konseling pranikah yang dilakukan lebih difokuskan pada persiapan
prakonsepsi, kesehatan reproduksi, dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut maka rumusan masalah
adalah “Bagaimana pelayanan asuhan kebidanan pra nikah pada Nn.F di RST
dr.Asmir Salatiga tahun 2021? “
3

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada masa pranikah
dengan melibatkan keluarga dan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian data subyektif asuhan kebidanan pra nikah
pada calon pengantin
b. Melaksanakan pengkajian data obyektif asuhan kebidanan pra nikah
pada calon pengantin
c. Melaksanakan analisis asuhan kebidanan pranikah pada calon
pengantin
d. Melaksanakan penatalaksanaan asuhan kebidanan pranikah pada calon
pengantin.
e. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pranikah pada calon
pengantin

D. Manfaat
1. Calon Pengantin dan Keluarga
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan calon pengantin dan
keluarga dalam persiapan pranikah dan pra konsepsi sehingga diharapkan
calon pengantin dapat menjaga kesehatan dan memperoleh generasi
penerus yang sehat dan berkualitas.
2. RST dr. Asmir Salatiga
Diharapkan dapat membantu peningkatan pelayanan dan upaya
penyuluhan kepada masyarakat khususnya calon pengantin tentang
persiapan pranikah dan pra konsepsi dari segi kesehatan
3. Dinas Kesehatan Kota Salatiga
4

Memberikan masukan dan pengambilan keputusan dalam pelaksanaan


pelayanan kesehatan bagi calon pengantin.
4. Intitusi Pendidikan
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pranikah secara
komprehensif dan melengkapi kekurangan pada asuhan kebidanan
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis


1. Pengertian Pra Nikah
Kata Pra dalam  “Kamus Besar Bahasa Indonesia” adalah  awalan 
yang bermakna  “sebelum”. Pengertian  Nikah  dalam   “Kamus  Besar 
Bahasa Indonesia”  ialah  perjanjian  antara  laki-laki  dan  perempuan 
untuk bersuami istri (dengan resmi). Sehingga definisi pra nikah adalah
sebelum melakukan pernikahan. (KBBI, 2021)
2. Filosofi Pra Nikah
Akad/janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa
yang merupakan awal dari kesepakatan bagi calon pengantin untuk saling
memberi ketenangan (sakinah)dengan mengembangkan hubungan atas
dasar saling cinta dan kasih (mawaddah wa rahmah). Penyebutan nama
Tuhan Yang Maha Esa dalam akad / janji pernikahan berarti bahwa
disamping saling bertanggungjawab antara satu dengan yang lain, suami
isteri juga bertanggungjawab pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang
dilakukan dalam peran dan fungsi mereka sebagai suami isteri. (Kemenkes
RI, 2015)
3. Persiapan Pra Nikah
a. Periapan Fisik
1) Pemeriksaan status kesehatan yaitu tanda-tanda vital (tekanan
darah, suhu, nadi, frekuensi nafas).
2) Pemeriksaan darah rutin yaitu Hb, Trombosit, Leukosit
3) Pemeriksaan Darah yang dianjurkan antara lain:
a) Golongan darah dan rhesus
b) Gula darah sewaktu (GDS)

5
6

c) Thalasemia
d) Hepatitis B dan C
e) TORCH (Toxsoplasmmosis, Rubella, Cytomegalovirus dan
Herpes Simpleks.
4) Pemeriksaan urin yaitu urin rutin
b. Persiapan Gizi
Meningkatkan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui
penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi
besi serta defisiensi asam folat.
c. Status Imunisasi TT
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit
tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk
mencapai kekebalan penuh.
Tabel 2.1 Status Imunisasi TT (Tetanus Toxsoid)
Status TT Interval (Selang Waktu) Lama
TT I - 0
TT II 4 minggu setelah TT I 3 tahun
TT III 6 bulan setelah TT II 5 tahun
TT IV 1 tahun setelah TT III 10 tahun
TT V 1 tahun setelah TT IV 25 tahun
d. Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi
1) Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari
2) Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non
sintetik
3) Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab / bau
4) Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang
dengan menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan
tisu atau handuk.
5) Khusus untuk perempuan tidak boleh terlalu sering menggunakan
cairan pembilas vagina, jangan memakai pembalut tipis dalam
7

waktu lama, penggunaan pembalut ketika menstruasi dan diganti


paling lama setiap 4 jam sekali atau setelah buang air. Bila ada
keputihan yang berbau dan berwarna harap memeriksakan diri ke
petugas kesehatan. (Kemenkes RI, 2015)
4. Kehamilan, Persalinan, dan Pascasalin
a. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel
sperma dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung
dari haid pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan ideal adalah
kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan dijaga
perkembangannya secara baik. Adakalanya berbagai faktor dapat
membuat kehamilan menjadi tertunda atau bahkan tidak diinginkan.
Kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi karena akibat hubungan seks
bebas pranikah, gagal/drop out Keluarga Berencana (KB), unmeet
need (wanita usia subur yang tidak ingin punya anak tetapi
menggunakan alat kontrasepsi). Namun demikian, tidak ada yang lebih
membahagiakan pasangan suami istri selain dari kehadiran buah hati
dalam pernikahan. (Kemenkes RI, 2015; Arantika M Prawiti, 2019)
1) Menunda Kehamilan dengan Kontrasepsi yang Tepat
Tidak semua pasangan yang baru menikah ingin segera hamil.
Beberapa metode KB yang dianjurkan untuk menunda kehanilan
antara lain yaitu :
a) Metode modern jangka pendek adalah pil, suntik, kondom
b) Metode modern jangka panjang adalah Implant dan IUD
c) Metode alamiah adalah pantang berkala, pengukuran suhu
basal, penilaian lendir vagina. (Kemenkes RI, 2015)
2) Tanda-tanda Kehamilan
8

Terjadinya kehamilan dapat dikenali melalui tanda-tanda dan


gejala yang secara garis besar dibagi menjadi:
a) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan
- Terlambat datang bulan
Terlambat datang bulan merupakan merupakan umum
seorang perempuan hamil, Terjadinya nidasi menyebabkan
pembentukan folikel de graf dan ovulasi tidak terjadi.
Seorang perempuan yang sudah menikah apabila
mengeluhkan terlambat dating bulan, biasanya muncul
asumsi kehamilan. Akan tetapi sebetulnya banyak faktor
lain yang menyebabkan terlambat dating bulan seperti
mengkonsumsi obat-obatan, stress atau tertekan, penyakit
kronis yang diderita.
- Mual
Mual berkaitan erat dengan asam lambung. Pengaruh
hormone estrogen maupun hormone progesterone dapat
menimbulkan asam lambung yang berlebihan sehingga
memicu timbulnya rasa mual dan muntah. Mual muntah
adalah gejala paling umum muali dari rasa tidak enak
sampai muntah terus menerus. Biasanya lebih sering
terjadi pada pagi hari sehingga dikenal dengan morning
sickness. Pada ibu hamil yang mengalami mual muntah
bahwa keadaan ini adalah normal. Walaupun demikian
perlu dilakukan pemeriksaan yang lain untuk memastikan
kehamilan sebab mual muntah tidak bisa dijadikan patokan
utama kehamilan pada perempuan.
- Ngidam
9

Pada tanda kehamilan ini, seorang wanita hamil biasanya


serimg menginginkan makanan atau minuman tertentu dan
setiap orang berbeda-beda.
- Pingsan (Sinkope)
Pingsan adalah kondisi ketika terjadi gangguan sirkulasi ke
kepala sehingga timbul iskemia sususnan saraf pusat.
Kondisi ini akan berangsur-angsur menghilang setelah usia
kehamilan melewati masa 16 minggu.
- Mastodinia
Mastodinia adalah salah satu gejala kehamilan adalah
payudara terasa kencang sakit akibat membesar. Hormon
estrogen dan progesterone berperan dalam hal ini
diantaranya vaskularisasi bertambah dan asinus serta
duktus berproliferasi.
- Konstipasi
Hormon progesterone berpengaruh terhadap Gerakan
peristaltic ussu sehingga tidak jarang seorang perempuan
yang hamil mengalami kesulitan untuk buang air besar.
- Hiperpigmentasi Kulit
Pada perempan hamil terjadi pigmentasi kulit, diantaranya
disekitar pipi, dinding perut, sekitar payudara, dan varises
atau penampakan pembuluh darah vena. Pigmentasi di
sekitar kulit disebabkan oleh keluarnya melanophore
stimulating hormone (MSH) hipofisis anterior. Diarea
payudara, terjadi hiperpigmentasi areola mamae, semakin
menonjol putting, menonjolnya kelenjar Montgomery, dan
pembuluh darah manifes di sekitar putting. Varises terjadi
pada perempuan yang sedang hamil akibat pengaruh dari
hormone estrogen dan progesterone.
10

- Perubahan Berat Badan


Pada wanita hamil yang tidak mengalami mual muntah
perubahan berat badan yang signifikan dapat dicurigai
sebagai tanda kehamilan. Bagi wanita hamil yang
mengalami mual muntah pada kehamilan 2-3 bulan justru
akan terlihat bahwa berat badan menurun. Hal ini karena
mula muntah menyebabkan hilangnya nafsu makan.
Namun pada bulan berikutnya seiring dengan mual muntah
yang semakin berkurang berat badan akan selalu
meningkat sampai stabil menjelang persalinan. (Arantika
M Prawiti, 2019)
b) Tanda-tanda kemungkinan kehamilan
- Tanda Hegar
Pada minggu ke 6 terlihat adanya pelunakan pada daerah
isthmus uteri sehingga segmen dibawah uterus terasa
lembek atau tipis saat diraba
- Tanda Chadwicks
Keadaan vagina berwarna kebiru-biruan yang dialami ibu
hamil sekitar minggu ke 6 karena mengalami kongesti
- Tanda Piscacec’s
Uterus yang berada dekat implantasi plasenta mengalami
pertumbuhan yang tidak simetris
- Kontaksi Braxton His
Bila diberi stimulus atau rangsangan uterus akan
berkontraksi. Hal ini merupakan tanda khas pada uterus
pada masa kehamilan
- Tanda Goodell’s
11

Tanda ini diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Bagian


serviks tampak lebih lunak. Seorang perempuan yang
menggunakan kontrasepsi oral dapat terkena dampak ini.
- Tanda Ma Donald
Fundus uteri dan serviks dapat difleksikan satu asama lain
dengan mudah. Hal ini juga tergantung pada lunak atau
tidaknya jaringan isthmus.
- Tanda Pembesaran Abdomen
Setelah minggu ke 16 tampak terjadi pembesaran abdomen
atau perut. Hal ini karena utrerus telah keluar dari rongga
pelvis dan menjadi organ rongga perut.
- Kontraksi Uterus
Tanda kontraksi uterus akan timbul belakangan, Biasanya
ibu hamil mengeluhkan perutnya terasa kencang, tetapi
tidak muncul rasa sakit.(Arantika M Prawiti, 2019)
c) Tanda-tanda pasti kehamilan
- Denyut jantung janin
Denyut jantung janin dapat didengar pada minggu ke 17
hingga ke 18 dengan piranti stetoskop laenec. Denyut
jantung janin dapat dideteksi lebih awal yakni sekitar
minggu ke 12 menggunakan alat berupa stetoskop
ultrasonic (Doppler).
- Palpasi
Ouline janin dapat dideteksi dengan jelas setelah minggu
ke 22 sedangkan setelah minggu ke 24 gerakan janin dapat
dirasakan secara jelas
- Tes kehamilan medis
Tes kehamilan dengan menggunakan perangkat tes
kehamilan baik di rumah maupun di laboratorium dengan
12

mengambil sampel urine atau darah ibu.(Arantika M


Prawiti, 2019)
3) Menentukan Umur Kehamilan
Umur kehamilan sangat penting diketahui untuk mengetahui tahap
perkembangan janin yang dikandungnya. Selain itu mengetahui
usia janin sangat diperlukan untuk memperkirakan hari kelahiran.
Umur kehamilan dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
a) Menghitung dengan Rumus Naegle
Umur kehamilan dapat ditentukan salah satunya dengan rumus
Naegle. Rumus ini berguna untuk menentukan hari perkiraan
lahir (HPL). Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama
ditambah tujuh, bulannya dikurangi tiga, dan tahun ditambah
satu.
b) Memperkirakan Tinggi Fundus Uteri
Tinggi fundus uteri dapat diperkirakan dengan Teknik Mc.
Donald, palpasi abdomen dan palpasi leopold. Pengukuran
tinggi fundus uteri dengan Teknik Mc Donald dilakukan
dengan alat ukur Panjang, mulai dari tepi atas simfisis pubis
hingga fundus uteri, atau sebaliknya bila umur kehamilan
sudah mencapai 22 minggu. Palpasi abdomen adalah suatu
tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba dan
menekan bagian perut menggunakan jari atau tangan. Teknik
palpasi ini dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh,
Gerakan, bentuk, konsistenis dan ukuran. Palpasi abdomen
dilakukan pada kehamilan yang cukup bulan, setelah
pembesaran uterus yang dapat membedakan bagian-bagian
janin.
13

c) Merasakan Gerakan Pertama Fetus


Gerakan fetus pertama biasanya terjadi pada umur kehamilan
16 minggu.
d) Melakukan Pemeriksaan Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging
diagnostik (pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan bagian-
bagian dalam tubuh manusia yang dapat mempelajari bentuk,
ukuran anatomis, Gerakan, serta hubungan dengan jaringan
sekitarnya. Menentukan usia kehamilan dengan USG akan
diperoleh hasil yang akurat. (Arantika M Prawiti, 2019)
4) Memeriksa Kehamilan
Memeriksakan kehamilan seawal mungkin, yaitu setelah terlambat
haid selama 2 bulan berturut-turut sehingga kesehatan ibu dan
janin selalu dapat dipantau dan ibu bisa memperoleh nasehat atau
pengobatan bila ada keluhan. Pelayanan pemeriksaan ibu hamil
mencakup 10T yaitu:
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b) Pengukuran tekanan darah ibu
c) Menentukan status gizi (ukur lingkar lengan atas)
d) Pengukuran janin/pengukuran tinggi fundus uteri
e) Tentukan presensi janin dan denyut jantung janin
f) Penilaian status imunisasi TT
g) Tablet tambah darah
h) Tes laboratorium
i) Tata laksana kasus
j) Tatap muka/konseling tentang kehamilan
14

Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan yaitu 1


kali pada trimester pertama, 2 kali di trimester kedua, dan 2 kali
pada trimester 3. (Kemenkes RI, 2015)
5) Proses Kehamilan
Proses kehamilan yaitu :
a) Sel telur yang matang dibuahi oleh sperma dalam saluran telur
(tuba fallopi)
b) Sel telur yang telah dibuahi sperma (embrio) menempel di
lapisan dalam dinding Rahim
c) Selama 120 hari pertama embrio berkembang mengikuti
tahapan kehidupan sel (hayati)
d) Memasuki usia kehamila lebih lanjut embrio berkembang
mengikuti tahapan kehidupan insani menjadi janin/bayi
e) Kehamilan umumnya berakhir dengan persalinan setelah 280
hari (9 bulan 10 hari). (Kemenkes RI, 2015)
6) Menjaga Kehamilan
Ibu hamil dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa
selama tidak ditemukan adanya keluhan atau kelainan dan
memperhatikan istirahat yang cukup. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan ibu hamil adalah :
a) Jangan kelelahan dan mengangkat benda berat. Berbaring
selama 1 jam pada siang hari, usahakan kaki lebih tinggi dari
perut. Tidur cukup (9 - 10 jam) . Tidur terlentang pada saat
hamil muda, tidur miring pada kehamilan lanjut.
b) Berpakaian longgar yang menyerap keringat. Memakai kutang
yang dapat menahan payudara yang membesar serta memakai
alas kaki bertumit rendah.
c) Posisi hubungan seks perlu diatur agar tidak menekan perut
Ibu.
15

d) Beraktivitas fisik dengan berjalan kaki selama 30-60 menit


tiap
hari atau berolahraga ringan seperti senam hamil dilakukan
dengan hati-hati dan seksama.
e) Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit menular
dan orang yang merokok.
f) Pemakaian obat harus sesuai dengan petunjuk dokter.
g) Makan bergizi seimbang termasuk sayur dan buah 3-5 porsi
sehari. (Kemenkes RI, 2015)
7) Nutrisi Makanan Ibu Hamil
Makanan ibu hamil harus diperhatikan karena selain untuk
kebutuhan ibu juga dibutuhkan untuk perkembangan janin.
Kekurangan gizi akan mengakibatkan ibu hamil cepat lelah
dan pusing, muka pucat, mudah terserang penyakit,
Kekurangan ASI atau ASI tidak keluar pada saat menyusui.
Kekurangan gizi pada Ibu hamil juga bisa menyebabkan janin
keguguran, pertumbuhan janin terganggu sehingga bayi lahir
dengan berat lahir rendah, perkembangan otak janin
terhambat hingga dapat menyebabkan kecerdasan berkurang
atau cacat, bayi lahir sebelum waktunya dan yang paling
parah adalah kematian pada bayi. (Kemenkes RI, 2015)
Tabel 2.2 Pengaturan Makan pada Ibu Hamil
Kehamilan 1-3 Kehamilan 4-6 Kehamilan 7-9
bulan bulan bulan
Makan dalam porsi Makan ditambah Makan ditambah
kecil kirakira 1 piring per kirakira 1 piring per
tapi sering hari hari
Makan makanan Makan makanan Makan makanan
yang yang yang
16

mudah dicerna dan mengandung protein mengandung protein


menghindari seperti ; seperti ;
makanan ikan,daging,telur,tah ikan,daging,telur,tah
yang merangsang u, u,
seperti tempe,oncom atau tempe,oncom atau
rasa pedas, asam kacang-kacangan. kacang-kacangan.
Protein dibutuhkan Protein dibutuhkan
untuk untuk
pertumbuhan kulit, pertumbuhan kulit,
rambut dan kuku. rambut dan kuku.
Makan makanan Diperlukan juga zat Diperlukan juga zat
yang gizi gizi
segar, berserat, lain seperti mineral lain seperti mineral
sedikit dan dan
lemak dan banyak vitamin vitamin
mengandung
cairan
maupun
karbohidrat
Minum air putih Tambahan zat kapur Tambahan zat kapur
lebih dibutuhkan untuk dibutuhkan untuk
banyak termasuk 1 persediaan persediaan
gelas pembentukan gigi pembentukan gigi
susu sehari setelah bayi lahir. setelah bayi lahir.
Makanan yang Makanan yang
mengandung zat mengandung zat
kapur kapur
misalnya: susu, ikan misalnya: susu, ikan
teri, teri,
17

kacang, dan sayuran kacang, dan sayuran


hijau hijau
Minum air putih Minum air putih
lebih lebih
banyak termasuk 1 banyak termasuk 1
gelas gelas
susu sehari susu sehari

8) Kehamilan dan Persalinan Beresiko


Kehamilan dan persalinan berisiko tinggi biasanya terjadi
karena faktor 4 (empat) terlalu dan 3 (tiga) terlambat, 4 (empat)
terlalu yaitu terlalu muda untuk hamil (kurang dari 20 tahun),
terlalu tua untuk hamil (lebih dari 35 tahun), terlalu sering hamil
(anak lebih dari 3) dan terlalu dekat atau rapat jarak kehamilan
kurang dari 2 tahun. Sedangkan 3 (tiga) terlambat yaitu terlambat
mengambil keputusan untuk mencari upaya medis kedaruratan,
terlambat tiba di fasilitas kesehatan, terlambat mendapat
pertolongan medis yang adekuat. (Kemenkes RI, 2015)
Usia terbaik perempuan untuk hamil antara 20-35 tahun,
sementara jarak kehamilan yang baik adalah minimal 2 tahun
karena dengan jarak kelahiran tersebut akan memberi kesempatan
bagi organ – organ reproduksi si ibu untuk mengembalikan
fungsinya dengan baik dan memberi kesempatan bagi organ-organ
reproduksi si ibu untuk kembali normal dengan baik dan memberi
kesempatan bagi anak yang lahir untuk tumbuh dan berkembang
dengan perhatian yang penuh kasih sayang. Sebelum
merencanakan punya anak lagi sebaiknya dipertimbangkan secara
matang, misalnya bagaimana persiapan biaya perawatannya,
18

penyediaan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan


kehidupan yang layak. (Kemenkes RI, 2015)
9) Tanda Bahaya Kehamilan
Pada ibu hamil dapat terjadi tanda-tanda yang dapat mengancam
jiwa ibu atau janin yang dikandungnya. Beberapa tanda-tanda
bahaya yang dapat terjadi adalah :
a) Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit.
b) Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan
atau kejang.
c) Demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari.
d) Keluarnya cairan yang berlebihan dari liang rahim dan kadang
berbau.
e) Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan.
f) Muntah terus dan tidak mau makan.
g) Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3.
h) Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
sama sekali. (Kemenkes RI, 2015)
10) Kesehatan Jiwa Ibu Hamil
Ibu yang hamil akan sehat secara mental jika suami, orangtua, ipar
dan keluarganya mendukungnya. Selain itu, persiapan fisik, social
dan ekonomi juga harus diperhatikan agar Ibu tidak stres. Ibu
hamil juga tidak boleh dibebani dengan pekerjaan atau tugas
menumpuk.
Kondisi emosional pada ibu hamil antara lain :
a) Ibu hamil mudah tersinggung, sensitif, uring-uringan, manja,
mudah marah, tidak semangat.
b) Perasaan mudah lelah, tidak mau makan, tidak bisa tidur
nyenyak, tidak nyaman, merasa sesak. Hal-hal tersebut
disebabkan oleh adanya perubahan kondisi fisiknya.
19

c) Mencemaskan perubahan fisiknya, khawatir terhada


perkembangan bayinya dalam rahim, khawatir bila bayinya
meninggal, atau cacat.
d) Merasa belum siap menjadi orangtua dan belum siap secara
ekonomi.
e) Ingin diperhatikan, pada waktu mengidam menginginkan
makanan-makanan yang mungkin tidak pada musimnya
sehingga sulit didapat. Hal tersebut semata-mata karena ingin
diperhatikan keluarga dan suami
Ibu hamil bisa memeriksakan diri 1 kali di tiap 3 bulan kehamilan
untuk mendeteksi dini kondisi kesehatan jiwa seperti ada tidaknya
depresi, cemas, tekanan-tekanan/stres dalam berkeluarga.
Beberapa tips dalam menghadapi kasus depresi, cemas, tekanan/
stres pada ibu hamil :
a) Ibu dapat melakukan relaksasi sederhana sehingga
menimbulkan perasaan nyaman. Relaksasi dilakukan satu kali
dalam sehari selama 20 menit.
b) Ketika ibu merasa santai, ajarkan untuk menenangkan
pikirannya, dengan meminta si ibu membayangkan dirinya
berada di sebuah tempat yang nyaman, tempat yang pernah
dikenalnya dan disukainya. Misalnya merasa sedang berada di
pantai yang tenang atau mendengarkan musik yang lembut.
(Kemenkes RI, 2015)

b. Persalinan
20

Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah


cukup berada dalam Rahim disusul oleh keluarnya plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu.
1) Jenis-jenis persalinan
a) Persalinan spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan
adanya kekuatan ibu melalui jalan lahir
b) Persalinan buatan yaitu proses persalinan yang dibantu dengan
tenaga dari luar atau selain dari ibu yang akan melahirkan.
Seperti dibantu dengan ekstraksi forcep, vakum, atau section
caesarea.
c) Persalinan anjuran yaitu proses persalinan yang tidak dimulai
dengan proses yang seperti biasanya akan tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitogin
atau prostaglandin. (Yuni Fitriana, 2018)
2) Sebab-sebab mulainya persalinan
a) Penurunana Kadar Progesteron
Hormone esrtrogen dapat meninggikan kerentanan otot-otot
Rahim sedangkan hormone progesterone dapat menimbulkan
relaksasi otot-otot rahim. Selama masa kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam
darah. Namun pada akhir kehamilan kadar progesterone turun
sehingga timbul his. Hal ini yang menandakan sebab-sebab
mulainya persalinan.
b) Teori Oxytosin
Pada akhir usia kehamilan kadar oxytocin bertambah sehingga
menimbulkan kontraksi otot-otot rahim.
c) Ketegangan otot-otot
Bertambahnya ukuran perut semakin teregang pula otot-otot
rahim dan akan menjadi semakin rentan.
21

d) Pengarujh janin
Hypofise dan kelenjar-kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya
juga memegang peranan karena anencephalus kehamilan sering
lebig lama dari biasanya.
e) Teori prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh decidua menjadi salah satu
penyebab persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena dan
ektra amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap
umur kehamilan. Hal ini didukung tingginya kadar
prostaglandin pada air ketuban maupun darah perifer pada ibu
hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan. (Yuni
Fitriana, 2018)
3) Tahapan persalinan
a) Kala I
Tahap ini dimulai dari his pertama sampai pembukaan serviks
menjadi lengkap. Kala I dibagi menjadi
(1) Fase laten
Fase laten adalah fase pembukaan yang sangat lambat yaitu
dari 0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam
(2) Fase aktif
Fase aktif yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang
terbagi lagi menjadi berikut ini:
(a) Fase akselerasi yaitu fase pembukaan dari pembukaan
3-4 cm yang dicapai dalam 2 jam
(b) Fase dilatasi maksimal yaitu fase pembukaan dari
pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2
jam
22

(c) Fase deselerasi yaitu fase pembukaan dari pembukaan 9


cm sampai 10 cm selama 2 jam.
b) Kala II
Pengeluaran tahap persalinan kala II ini dimulai dari
pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi
c) Kala III
Tahap persalinan kala III ini dimulai dari lahirnya bayi sampai
dengan lahirnya plasenta
d) Kala IV
Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir.
4) Tanda-tanda persalinan
a) Tanda persalinan sudah dekat
(1) Lightening yaitu keadaan ibu lebih enteng merasa kurang
sesak tetapi berjalan sedikit sukar sering diganggu perasaan
nyeri pada anggota bawah
(2) Pollakisuria yaitu ibu sering kencing
(3) False labor yaitu kontraksi Braxton hicks bersifat nyeri
yang hanya terasa di perut bagian bawah, tidak teratur,
lamanya his pendek, tidak bertambah kuat, tidak ada
pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.
(4) Perubahan serviks yaitu lebih lembut, penipisan.
(5) Energi spurt yaitu beberapa ibu akan mengalami
peningkatan energi kira-kira 24-48 jam sebelum persalinan
mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan
fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu
hari sebelum persalinan dengan energi penuh.
(6) Gastrointestinal upsets yaitu beberapa ibu akan mengalami
tanda -tanda diare, obstipasi, mual, muntah karena efek
23

penurunan hormone terhadap system pencernaan.(Yuni


Fitriana, 2018)
b) Tanda awal persalinan
(1) Timbul his persalinan melingkar dari punggung memancar
ke perut bagian depan, makin lama makin pendek
intervalnya dan makin kuat intensitasnya, dibawa berjalan
tambah kuat, mempunyai pengaruh pada pembukaan dan
pendataran serviks.
(2) Bloody show yaitu lendir disertai darah dari jalan lahir
karea lepasnya selaput janin bagian bwah segmen bawah
rahim hingga beberapa capillair darah terputus
(3) Prematur rupture of membrane yaitu keluarnya cairan
ketuban banyaksekonyong-konyong dari jalan lahir.
Biasanya pecah pada pembukaan kecil.
c) Tanda kala I
(1) His dating belum begitu kuat setiap 10-15 menit
(2) Lambat laun tambah kuat, interval pendek, kontraksi lama
(3) Bloody show tambah banyak
(4) Lama kala I primi 12 jam dan multi 8 jam. (Yuni Fitriana,
2018)
d) Tanda kala II
(1) His menjadi lebih kuat selama 50-100 detik tiap 2-3 menit.
(2) Ketuban pecah pasien mulai mengejan
(3) Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah
sampai di dasar panggul, perineum menonjol, vulva
menganga dan rectum terbuka
(4) Pada puncak his bagian kepla Nampak di vulva dan hilang
lagi waktu his berhenti begitu terus hingga Nampak lebih
besar disebut kepala membuka pintu
24

(5) Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh


vulva sehingg atidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang
ubun-ubun telah lahir dan subocciput ada di bawah
symphysis disebut kepala keluar pintu
(6) His berikutnya dengan ekstensi maka lahirla ubun-ubun
besar, dahi, dan mulut pada commisura posterior
(7) Setelah kepala lahir dilanjt dengan putaran parsi luar
sehingga kepala melintang vulva menekan pada leher dan
dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak
keluar lendir dan cairan
(8) His berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan
disusul seluruh badan anak dengan fleksi lateral, sesuai
dengan paksi jalan lahir.
(9) Sesudah anak lahir keluar sisa air ketuban kadang
bercampur darah. (Yuni Fitriana, 2018)
e) Tanda kala III
(1) Setelah anak lahir his berhenti sebentar setelah beberapa
menit timbul his pengeluaran uri.
(2) Bila plasenta telah lepas uterus menjadi bundar
(3) Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan
plasenta memakan waktu kurang lebih 2-3 menit. (Yuni
Fitriana, 2018)
5) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K)
Persalinan yang aman adalah persalinan yang dilaksanakan di
fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan yang terampil. Tenaga
kesehatan merupakan orang yang sudah terampil dalam
membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih
terjamin. Apabila terdapat kelainan, akan cepat diketahui dan
25

segera dapat ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah


Sakit.
Ibu akan menjalani program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi dengan mendapatkan stiker Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K). Pada stiker tersebut tercantum nama ibu, taksiran
persalinan , penolong persalinan, tempat persalinan, pendampingan
persalinan, transportasi, dan calon pendonor darah. Stiker P4K
akan dipasang di depan rumah ibu hamil oleh petugas kesehatan.
Tujuan dari P4K ini adalah:
a) Terdatanya sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di
rumah ibu hamil agar diketahui lokasi tempat tinggal ibu
hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong
persalinan ,pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan,
calon donor darah, transportasi yang akan digunakan serta
pembiayaan.
b) Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian metode
KB pasca melahirkan yang disepakati ibu hamil, suami,
keluarga dan bidan.
c) Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
d) Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, kader dan dukun.
Melakukan perencanaan untuk tempat persalinan, penolong
persalinan, pendamping, persiapan transportasi, keuangan, calon
donor darah akan menurunkan bahaya risiko kehamilan dan
persalinan. (Kemenkes RI, 2015)
6) Buku KIA
Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas)
dan anak (bayi baru lahir & anak balita) serta berbagai informasi
26

cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak. Buku KIA
tersedia di fasilitas kesehatan (Posyandu, Polindes, Poskesdes,
Pustu, Puskesmas, Bidan, Dokter Praktik, Rumah Bersalin dan
Rumah Sakit). (Kemenkes RI, 2015)

c. Pascasalin
1) Memastikan kontraksi baik tidak terjadi perdarahan
2) Melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) biarkan bayi berada di
dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
3) Melakukan pengukuran antopometri bayi, berikan tetes mata
antibiotic profilaksis, vitamin K sebanyak 1 mg IM di paha
anterolateral seelah 1 jam kontak kulit antara ibu dan bayi
4) Memberikan imunisasi hepatitis B setelah 1 jam pemberian vit K di
paha kanan anterolateral.
5) Meletakkan bayi pada jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa
disusukan.
5. Infeksi Tentang Menular Seksual, Infeksi Saluran Reproduksi Serta
HIV/AIDS
a. Infeksi Menular Seksual (Kemenkes RI, 2015)
Infeksi menular seksual yaitu penyakit yang salah satu penularannya
melalui hubungan seksual.
1) Gejala
a) Keluar cairan dari vagina, penis, atau anus yang berbeda dari
biasanya
b) Rasa perih atau nyeri atau panas pada saat kencing atau setelah
kencing, atau menjadi sering kencing.
c) Ada luka terbuka/basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut.
Luka ini bisa terasa nyeri bisa juga tidak.
27

d) Ada semacam tumbuhan seperti jengger ayam/kutil di sekitar


kemaluan.
e) Terjadi pembengkakan pada lipatan paha
f) Pada pria, terdapat bengkak dan nyeri pada kantung
pelir/kantung zakar.
g) Sakit perut di bagian bawah yang kambuhan, tetapi tidak
berhubungan dengan haid/menstruasi.
h) Keluar darah setelah berhubungan seks.
i) Demam.
2) Jenis IMS yang biasa dijumpai
a) GO dan Klamidia berakibat kemandulan bagi penderitanya,
jika tidak diobati dengan benar.
b) Kondiloma akuminata (Jengger Ayam) dan Herpes genitalis
sangat menjengkelkan karena bersifat kambuhan seumur hidup.
c) Hepatitis berbahaya jika sudah parah dan merusak hati.
d) Sifilis pada bayi yang dilahirkan dari perempuan penderita
sifilis seringkali cacat atau lahir dalam keadaan sudah mati.
e) HIV merupakan virus yang pada tahap AIDS dapat mematikan
3) Tindakan jika terinfeksi IMS
a) Jangan mengobati sendiri.
b) Segera periksakan diri kita ke dokter untuk mengetahuinya
secara tepat.
c) Minum obat sampai tuntas sesuai petunjuk
dokter.
d) Jangan berhubungan seks dulu hingga IMS
sembuh.
e) Minta segera pasangan kita juga memeriksakan
diri.
4) IMS menjadi gerbang menuju HIV/AIDS
28

Tidak semua IMS dapat diobati. HIV/AIDS, Hepatitis B & C,


Herpes genitalis dan Kondiloma akuminata (Jengger ayam)
termasuk jenisjenis IMS yang tidak dapat disembuhkan.
HIV adalah yang paling berbahaya karena selain tidak dapat
disembuhkan, HIV merusak kekebalan tubuh manusia untuk
melawan penyakit apapun. Akibatnya, orang yang terkena HIV
dapat menjadi sakit-sakitan dan banyak yang meninggal. HIV akan
lebih mudah menulari kita, jika kita terkena IMS.
Hepatitis, merupakan peradangan hati yang dapat merusak
hingga hati tidak dapat berfungsi dengan baik. Hepatitis B dapat
dicegah dengan melakukan vaksinasi, tetapi Hepatitis C hingga
kini belum ada vaksinnya
Herpes genitalis, sering kambuh dan sangat nyeri jika sedang
kambuh. Pada Herpes, yang dapat diobati hanya gejala luarnya
saja, tetapi bibit penyakitnya akan tetap hidup dalam tubuh
penderita selamanya.
Kondiloma akuminata (Jengger Ayam), pada laki-laki dapat
menyebabkan kanker penis sedangkan pada perempuan seringkali
menyebabkan kanker rahim.
b. Infeksi Saluran Reproduksi (Kemenkes RI, 2015)
1) Kandida vaginalis
Gejala klinis yaitu pruritas vulva, inflamasi pada introitus dan
labia, disertai edema atau fisura, duh tubuh vagina bergumpal,
putih kadang-kadang dapat kental atau kekuningan pH vagina
<4,5. Komplikasi yaitu luka sekitar vulva lecet. Pencegahan
dengan menjaga kebersihan alat kelamin.
2) Vaginosis bakterial
Masa inkubasi beberapa hari sampai 4 minggu Gejala klinis yaitu
vagina berbau amis terutama setelah senggama, duh tubuh vagina
29

tidak terlalu banyak, homogen, putih keabu-abuan, melekat pada


dinding vagina, tidak ada tanda inflamasi. pH vagina > 4,7; tes
amin (+). Komplikasi pada wanita hamil dapat menyebabkan
ketuban pecah dini, kelahiran premature, bayi berat badan lahir
rendah. Masa inkubai yaitu beberapa hari sampai 4 minggu.
3) Trikomoniasis
Masa inkubasi beberapa hari sampai 4 minggu. Gejala klinis yaitu
duh tubuh vagina homogen, banyak, purulent, kadang-kadang
berbusa, mukosa vagina eritema, berbau seperti ikan busuk dapat
disertai pruritus vulva. pH vagina > 5,0. Komplikasi pada wanita
hamil dapat menyebabkan partus premature, bayi berat badan lahir
rendah.
c. HIV/AIDS (Kemenkes RI, 2015)
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan kuman/virus
penyebab AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
adalah kumpulan gejala/penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh
yang didapat dari infeksi HIV.
1) Cara penularan HIV
Infeksi HIV ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh manusia.
Beberapa cara yang berisiko menularkan HIV diantaranya:
a) Hubungan seks. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom,
HIV dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani
atau cairan vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau
melalui selaput mukosa yang berada di bagian dalam vagina,
penis atau dubur.
b) HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung
HIV atau melalui alat suntik atau alat tindakan medis lain yang
tercemar HIV.
30

c) Selain dari jarum suntik, para pengguna narkoba suntik


bergantian juga risiko tertular HIV.
d) HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, kelahiran,
dan ketika menyusui.
HIV dan AIDS tidak menular karena:
a) Makan, minum Bersama
b) Memakai peralatan makan/minum mereka
c) Bersentuhan, berjabat tangan
d) Berpelukan, berciuman
e) Hidup serumah
f) Menggunakan wc/toilet Bersama
g) Berenang Bersama
h) Bergantian pakaian, handuk, saputangan
i) Hubungan sosial lainnya
j) Gigitan serangga
2) Gejala HIV
Tidak menunjukkan gejala sama sekali. Setelah seseorang
terinfeksi HIV, dia terlihat biasa saja seperti halnya orang lain
karena tak menunjukkan gejala klinis. Tetapi orang tersebut bisa
menularkan virus HIV melalui penularan cairan tubuh. Hal ini bisa
terjadi selama 5-10 tahun. Setelah itu orang tersebut
mulai menunjukkan kumpulan gejala akibat menurunnya
kekebalan tubuh setelah terinfeksi HIV.
3) Cegah Penularan HIV/AIDS
a) Saling Setia
Masing-masing setia pada pasangan dan tidak melakukan
hubungan seks dengan orang lain.
31

b) Kondom
Kondom dapat mencegah masuknya cairan kelamin yang
terinfeksi virus.
c) Hindari penggunaan narkoba suntik
Menggunakan jarum bergantian berisiko menularkan HIV
dalam jarum yang tercemar darah. Namun apapun bentuknya,
hindari narkoba karena hanya akan merugikan diri sendiri.
d) Penggunaan alat-alat yang steril
Jangan gunakan jarum, alat suntik, atau alat peluka (alat
penembus) kulit lainnya (tindik atau tato) secara bergantian.
Penularan akan lebih mudah terjadi melalui darah.
6. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara
a. Kanker Leher Rahim (Kemenkes RI, 2015)
Kanker Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus
merupakan kanker pembunuh perempuan nomor dua di dunia setelah
kanker payudara. Di Indonesia, kanker leher rahim bahkan menduduki
peringkat pertama. Kanker leher rahim yang sudah masuk ke stadium
lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat.
Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung
bawah rahim yang menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker
serviks berkembang secara bertahap. Proses terjadinya kanker ini
diperlukan waktu 1-20 tahun.
1) Faktor resiko kanker leher rahim
a) Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia
muda. Semakin muda seorang perempuan melakukan
hubungan seks, semakin besar risikonya untuk terkena kanker
leher rahim.
b) Berganti-ganti pasangan seksual. Perilaku seksual berupa
gonta-ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan
32

penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi


Human Papilloma Virus (HPV) telah terbukti dapat
meningkatkan timbulnya kanker leher rahim.
c) Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar
terkena kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang
tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir leher rahim
pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya
yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan
daya tahan leher rahim di samping merupakan faktor pencetus
(kokarsinogen) infeksi virus.
d) Persalinan, infeksi, dan iritasi menahun pada leher rahim
dapat menjadi pemicu kanker leher rahim.
2) Tanda-tanda kanker leher rahim
Pada fase pra kanker sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang
khas. Tetapi dapat ditemukan gejala-gejala sebagai berikut:
a) Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina
b) Perdarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut
menjadi perdarahan yang abnormal.
c) Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
d) Keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat
bercampur dengan darah.
e) Timbul gejala-gejala kurang darah bila terjadi perdarahan
kronis.
f) Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila
ada radang panggul.
g) Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena
kurang gizi.
Pada stadium lanjut, gejalanya antara lain :
33

a) Pendarahan pasca senggama


b) Pendarahan tidak normal dari vagina mulai bercak-bercak
hingga menggumpal disertai bau busuk
c) Keputihan berbau busuk
d) Nyeri pinggang saat buang air kecil dan buang air besar.
Kanker leher rahim juga dapat mengalami penyebaran lewat :
a) Melalui pembuluh getah bening menuju ke kelenjar getah
bening lainnya.
b) Melalui pembuluh darah menuju paru-paru sehingga
menimbulkan gejala batuk kadang sampai batuk berdarah dan
nyeri dada.
c) Penyebaran langsung ke daerah sekitar vagina.
3) Deteksi dini kanker leher rahim
Kematian pada kasus kanker leher rahim terjadi karena sebagian
besar penderita yang berobat sudah berada dalam stadium lanjut.
Padahal, dengan ditemukannya kanker ini pada stadium dini,
kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan sampai hampir
100%. kuncinya adalah deteksi dini .
Deteksi dini dapat dilakukan oleh dokter, bidan. Deteksi dini
kanker leher rahim dapat dilakukan dengan cara :
a) Papsmear
b) Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Cuka)
c) Deteksi dini kanker leher rahim dianjurkan untuk perempuan
usia 30 - 50 tahun yang sudah berhubungan seksual dan dapat
dilakukan 5 tahun sekali.

b. Kanker Payudara (Kemenkes RI, 2015)


34

Kanker payudara adalah kanker terbesar kedua yang berisiko


diderita oleh perempuan setelah kanker leher rahim. Sampai saat ini,
penyebab pasti kanker payudara belum dapat diketahui. Tetapi dapat
dipastikan beberapa penyebab terjadinya kanker payudara.
1) Faktor resiko kanker payudara
a) Perempuan yang merokok atau sering terkena / menghisap asap
rokok (perokok pasif)
b) Pola makan tinggi lemak dan rendah serat, termasuk menganduk
banyak zat pengawet atau pewarna
c) Mendapat haid pertama kurang dari 12 tahun
d) Menopause (mati haid) setelah umur 50 tahun
e) Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun
f) Tidak pernah menyusui anak
g) Pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan oleh
tumor jinak atau tumor ganas
h) Diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara
2) Deteksi dini kanker payudara dengan SADARI (Periksa Payudara
Sendiri)
SADARI merupakan cara deteksi dini akan adanya benjolan atau
perubahan pada payudara dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya oleh karena itu SADARI dianjurkan dilakukan sebulan
sekali setelah selesai haid. Cara melakukan SADARI antara lain:
a) Bercermin dengan kedua tangan dipinggang
b) Angkat kedua tangan cermati setiap perubahan pada payudara
c) Pencet putting perhatikan cairan yang keluar
d) Pijatlah payudara sambal berbaring
e) Pijatlah payudara saat mandi
7. Gangguan Dalam Kehidupan Seksual Suami Istri
35

Kehidupan seksual suami dan istri adalah suatu hubungan yang dibina
oleh suami dan istri, dimana masing-masing pihak dapat memperlihatkan
bentuk kasih sayang cintanya lewat sebuah tindakan pribadi yang
dilakukan berdua. Pada dasarnya setiap orang yang sudah dewasa
memiliki dorongan untuk melakukan hubungan seksual terutama bagi
mereka yang menikah dan telah hidup bersama setiap hari. Namun ada
kalanya dorongan seksual tersebut terganggu oleh beberapa hal.
Gangguan seksual dapat dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis. Kalau
kedua faktor ini baik, fungsi seksual juga baik. Faktor fisik adalah ada
tidaknya penyakit, pola hidup sehat, atau ada tidaknya pengobatan yang
didapat untuk mendukung fungsi organ tubuh. Sementara faktor psikis
misalnya stres, kejenuhan, serta suasana hubungan yang pribadi atau kadar
cinta dengan pasangan.
Gangguan seksual dapat terjadi pada suami (laki-laki) ataupun
istri(perempuan). Oleh karena itu, kehidupan seksual dalam rumah tangga
tidak boleh berpihak hanya kepada satu orang saja, tetapi harus dapat
dikomunikasikan apa yang menjadi kebutuhan seksual dari masing-masing
pihak, apa yang disukai dan apa yang tidak disukai, sehingga ketika
kegiatan seksual itu dilaksanakan, pihak suami atau istri sama-sama
mengetahui apa yang bisa dan apa yang tidak bisa dilakukan oleh mereka.
Tujuannya adalah agar kedua belah pihak sama-sama puas.
a. Gangguan seksual pada wanita
1) Gangguan dorongan seksual, misalnya dorongan seksual
hipoaktif dan ketidaksenangan terhadap aktivitas seksual.
2) Gangguan bangkitan seksual, yaitu vagina yang kurang
mengeluarkan cairan meskipun sudah dalam keadaan cukup
terangsang.
3) Tidak bisa atau sulit untuk mencapai orgasme saat berhubungan
seksual.
36

4) Rasa sakit atau tidak nyaman di kelamin dan sekitarnya setiap


kali berhubungan seksual.
b. Gangguan seksual pada laki-laki
1) Gangguan dorongan seksual, misalnya akibat penyakit fisik atau
psikis.
2) Disfungsi ereksi, misalnya karena menderita diabetes melitus.
3) Gangguan ejakulasi, yaitu ejakulasi dini atau justru ejakulasi
yang terhambat.
4) Gangguan orgasme, yaitu tidak bisa merasakan orgasme.
c. Mencegah gangguan seksual
1) Selalu ingat bahwa kehidupan seksual adalah milik bersama dan
dibina bersama pasangan.
2) Bersikap dan bicaralah secara terbuka apa adanya. Masingmasing
pasangan berhak tahu mana hal yang mereka suka dan mana hal
yang tidak mereka suka.
3) Jaga kesehatan tubuh dan jiwa. Bentuk tubuh yang ideal menjadi
faktor pendukung untuk membangkitkan gairah dari masing-
masing pasangan.
4) Hindari gaya hidup tak sehat, misalnya rokok, stres, kurang tidur,
pola makan tidak baik, dan tidak berolahraga. Stamina akan
berkurang sehingga akan cepat lelah. Akibatnya, keinginan
untuk melakukan hubungan seksual akan berkurang.
5) Jangan tergoda untuk menggunakan obat/ramuan yang tidak
jelas isi dan indikasinya. Meminum obat yang tidak jelas hanya
akan membahayakan fungsi organ tubuh lain seperti hati dan
ginjal. Bahkan konsumsi obat yang kandungannya tidak jelas dapat
memberikan efek jangka panjang terjangkit penyakit.
6) Jagalah keseimbangan antara kesibukan dan rileksasi.
37

7) Selalu usahakan untuk memiliki waktu khusus hanya berdua


bersama pasangan.
8) Jangan melakukan hubungan seksual sebagai hal yang rutin.
(Kemenkes RI, 2015)

B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Pranikah


1. Pengertian
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti bahan pustaka,
baik yang berbentuk tulisan maupun rekaman lainnya seperti dengan pita
suara/cassete, vidio, film, gambar, dan foto. Sedangkan dalam kamus
besar Bahasa Indonesia, dokumentasi adalah surat yang tertulis/tercetak
yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan (seperti akta kelahiran, surat
nikah, surat perjanjian, dan sebagainya). (Yuniati, 2010)
Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan
pelaporan yang di miliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan
yang berguna untuk kepentingan Klien, bidan dan tim kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat
dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan. (Yuniati, 2010)
2. Fungsi pentingnya melakukan dokumentasi kebidanan
Fungsi pentingnya melakukan dokumentasi kebidanan meliputi dua hal
berikut ini:
a. Mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan bidan.
b. Sebagai bukti dari setiap tindakan bidan bila terjadi gugatan
terhadapanya
3. Tujuan dokumentasi kebidanan
Adapun tujuan dokumentasi kebidanan menurut Muslihatun, Mudlilah,
dan Setiyawati (2009) adalah sebagai sarana komunikasi. Komunikasi
terjadi dalam tiga arah sebagai berikut.
a. Ke bawah untuk melakukan instruksi.
38

b. Ke atas untuk member laporan.


c. Ke samping (lateral) untuk memberi saran.
4. Pendokumentasian Kebidanan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisis,
Planning)
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 938 tahun 2007 telah
menetapkan bahwa model pencatatan yang digunakan dalam asuhan
kebidanan adalah dalam bentuk catatan perkembangan menggunakan
SOAP. Catatan perkembangan ini sangatbsesuai digunakan oleh bidan
sebagai bukti tertulis asuhan yang telah diberikan oleh bidan secara
berkesnambungan dan menggunakan proses yang terus menerus
(continuity of care). Diharapkan dengan catatan perkembangan ini
perkembangan klien dapat diikuti dari awal sampai akhir (progress notes).
Catatan perkembangan ditulis dalam bentuk SOAP yaitu: (Yuniati, 2010)
a. Data Subjektif
Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan
berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang menderita
tuna wicara, dibagian data dibagian data dibelakang huruf “S”, diberi
tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien
adalah penederita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan
menguatkan diagnosis yang akan disusun.
b. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur,
hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan
medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan
dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan
dengan diagnosis.
39

c. Analysis
Langkah selanjutnya adalah analysis. Langkah ini merupakan
pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi ( kesimpulan) dari
data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat bisa
mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan
menjadi sangat dinamis. Analisis menuntut bidan untuk sering
melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti
perkembangan klien. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti
perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya
perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil
keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah melakukan
intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis,
masalah kebidanan, dan kebutuhan.
d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan
penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH
PADA Nn. E dan Tn. A DENGAN FISIOLOGIS PRA NIKAH
di RST dr. ASMIR SALATIGA

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 5 Agustus 2021
Waktu : 09.00 s.d selesai
Tempat : Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga
Biodata :

1. Nama : Nn. E 1. Nama Pasangan : Tn. B


2. Umur : 23 tahun 2. Umur : 25 tahun
3. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia 3. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
4. Agama : Islam 4. Agama : Islam
5. Pendidikan : D3 5. Pendidikan : D3
6. Pekerjaan : Swasta 6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Kedung Jangan 7. Alamat: : Tingkir
RT 2/RW3 Tengah RT
Purwosari Mijen 2/RW3 Tingkir
Semarang Salatiga

B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Klien ingin memeriksakan diri sebelum menikah

2. Keluhan Utama
Klien menyatakan tidak ada keluhan.
3. Riwayat obstetrik

40
41

a. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut pada hari awal 1-2 hari,
berikutnya 2-3 kali ganti pembalut
Nyeri Haid : Tidak ada
Lama : 7 hari
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit / kondisi yang pernah atau sedang diderita
Klien menyatkan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit apapun
b. Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan)
Klien menytakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular ataupun keturunan seperti jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal,
batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan
hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
5. Riwayat Imunisasi : Pernah/Tidak Pernah
Jenis Tanggal Keluhan Tempat Pemberian
Imunisasi Pelaksanaan
TT 1 2003 Tidak ada Lengan kiri
TT 2 2004 Tidak ada Lengan kiri
MMR Tidak Pernah
Varicella Tidak Pernah

6. Rencana KB
Klien menyatakan tidak ingin berKB setelah menikah karena ingin segera
hamil
7. Pola Pemenuhuan Kebutuhan Sehari-Hari
a. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok : 3x perhari
42

b) Komposis
 Nasi : 3x @ 1 piring sedang
 Lauk : 3x @ 1 potong sedang jenisnya telur,
tahu, tempe, ikan, daging, dll
 Sayuran : 3x @ 1 mangkuk sayur jenis sayuran
bayam, kangkung, kacang panjang, dll
 Buah : 3x seminggu jenis jeruk, papaya, apel,
semangka, melon, dll
 Camilan : 1x sehari jenis kacang-kacangan
 Pantangan : Tidak ada pantangan makanan
2) Minum
Jumlah total 8-10 gelas perhari jenis air putih, teh.
b. Eliminasi
1) Buang Air Kecil :
a) Frekuensi perhari : 4-6x warna kuning jernih
b) Keluhan / masalah : tidak ada
2) Buang Air Besar :
a) Frekuensi perhari : 1x warna kekuningan, konsistensi lembek
b) Keluhan / masalah : tidak ada

c. Personal Hygiene
1) Mandi 2x sehari
2) Keramas 3x seminggu
3) Gosok gigi 2x sehari
4) Ganti pakaian 2x sehari; celana dalam 3x sehari
d. Istirahat/tidur
1) Tidur malam : 8 jam
2) Tidur siang : tidak tidur siang
43

3) Keluhan/masalah
Klien menyatakan tidak ada masalah dengan pola istirahat atau tidur
e. Aktivitas fisik dan olah raga
1) Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : klien menyatakan bekerja di sebuah
toko
2) Olah raga : jenisnya lari pagi frekuensi 1x seminggu
f. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
1) Merokok : tidak pernah merokok
2) Minuman beralkohol : tidak pernah minum minuman beralkohol
3) Obat-obatan : tidak pernah minum obat-obatan
4) Jamu : tidak pernah minum jamu
5) Sex Bebas : tidak pernah melakukan sex bebas
8. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Persiapan Acara Pernikahan
1) Syarat Pendaftaran Pernikahan
Syarat pendaftaran sudah lengkap dan akan segera didaftarkan
2) Penyesuaian Cuti Kerja
Klien akan mengajukan cuti selama 1 minggu di tempat kerjanya
3) Tanggal-tanggal Penting terkait Pernikahan
Ada tanggal akad nikah dan resepsi secara protokol kesehatan

b. Persiapan Membina Rumah Tangga


1) Persiapan fisik/kesehatan (medical chek up, vaksin)
Klien akan melakukan tes kesehatan saat ini
2) Persiapan Psikososial
a) Perbedaan latar belakang budaya keluarga
Klien memiliki latar belakang budaya yang sama dengan calon
pasangan
b) Perbedaan Pendidikan
44

Klien memiliki latar belakang Pendidikan yang sama dengan calon


pasangan
c. Persiapan Psikologis
1) Pengetahuan catin terhadap sifat pasangannya
Klien dan calon pasangan sudah mengetahui sifat masing-masing
2) Cara berkomunikasi dengan pasangan
Klien dan calon pasangan berkomunikasi baik secara langsung maupun
tidak langsung (melalui telpon, wa, media sosial)
3) Mekanisme koping cara mengatasi masalah
Klien mengatasi masalah diselesaikan Bersama, apabila tidak bisa baru
melibatkan keluarga
d. Persiapan Spiritual
Cara Catin melakukan ibadah beserta pasangannya
Klien dan calon pasangan beribadah sesuai agama yang dianut yaitu Islam
e. Identifikasi Karakter
1) Harapan / keinginan kebutuhan antar pasangan
Saling mendukung setelah menikah
2) Teknik manajemen konflik
Diselesaikan bersama secara baik-baik apabila ada masalah
3) Menanyakan kebiasaan catin
Kebiasaan yang normal pada klien atau calon pengantin
f. Pernikahan ini diaharapkan / tidak oleh ibu, pasangan, keluarga
Pernikahan yang diharapkan
g. Respon dan dukungan keluarga terhadap pernikahan ini
Keluarga mendukung terhadap pernikahan ini
h. Rencana setelah menikah tinggal serumah dengan
Rencana setelah menikah tinggal serumah dengan orang tua
i. Pengambilan keputusan utama pernikahan dalam keluarga
Pengambilan keputusan utama pernikahan adalah catin
45

j. Orang terdekat ibu adalah


Orang terdekat klien adalah ibu klien
k. Tingkat pengetahuan ibu
1) Hal-hal yang sudah diketahui ibu terkait gizi pranikah
Hanya sebatas harus makan makanan bergizi
2) Hal-hal yang belum diketahui ibu dalam persiapan kehamilan
Klien belum mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan dalam
kehamilan
3) Hal-hal yang ingin diketahui ibu
Klien ingin mengetahui tentang kehamilan

C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tensi : 110/70 mmHg
4) Suhu : 360C
5) Nadi : 80x/menit
6) RR : 20x/menit
7) BB : 58 kg
8) TB : 160 cm
9) LILA : 24 cm
b. Status Present
1) Kepala : Normal, mesochepal, rambut bersih tidak
rontok
2) Muka : Tidak pucat, bersih, tidak odem
3) Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis, reflek cahaya positif
46

4) Hidung : Bersih tidak ada polip


5) Mulut : Bibir tidak sianosis, gigi tidak caries, mulut
bersih
6) Telinga : Simetris, telinga bersih tidak ada serumen
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Ketiak : Tidak terdapat benjolan
9) Dada : Simetris, tidak terdapat benjolan
10) Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada nyeri
tekan gaster dan hepar
11) Ekstrimitas : Simetris, tidak oedema, kuku bersih, tidak
ada varises
12) Punggung : Tidak ada kiposis, scoliosis, lordosis
13) Anus : Tidak ada haemoroid
c. Status Obstetri
1) Muka : Tidak ada cloasma
2) Mamae : Simetris tidak ada benjolan, tidak ada cairan
yang keluar
3) Abdomen : Tidak ada bekas operasi sekitar rahim
4) Genetalia : Bersih tidak ada keputihan

2. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 5 Agustus 2021 Pukul 10.00 WIB
a. Pemeriksaan darah rutin
Hb = 11,8 gr %
Trombosit = 385.000/mm
Leukosit = 5.200/mm3
b. Pemeriksaan darah
HIV = negatif
HBsAg = negatif
Sifilis = negatif
GDS = 117 mg/dL
c. Pemeriksaan urin
47

Tes kehamilan = negative

D. ANALISA
Nn F umur 23 tahun pranikah fisiologis dengan pengetahuan pranikah kurang

E. PENATALAKSANAAN
Tanggal 5 Agustus 2021 Pukul 09.30 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada calon pengantin bahwa kondisi calon
pengantin dalam keadaan sehat
Hasil : Klien/Calon pengantin memahami kondisinya
2. Menjelaskan kepada klien tentang pemeriksaan penunjang serta kolaborasi
dengan petugas laboratorium untuk melakukan pemeriksaan darah rutin,
pemeriksaan HIV, HBsAg, Sifilis, GDS, dan pemeriksaan urin dengan
sebelumnya memberikan informed consent
Hasil : Klien bersedia melakukan pemeriksaan penunjang, dengan hasil
a. Hb : 11,8 gr%
b. Trombosit : 385.000 /mm
c. Leukosit : 5.200/mm3
d. HIV : non reaktif
e. HBsAg : negatif
f. Sifilis : negatif
g. GDS : 117 mg/dL
h. Tes kehamilan : negatif
3. Menjelaskan tentang imunisasi TT (Tetanus Toxoid), memberikan informed
consent dan melakukan injeksi imunisasi TT sebanyak 0,5 ml secara
intramuskuler (IM) / sub cutan dengan sudut 900.
Hasil : Klien bersedia dan telah disuntik imunisasi TT
48

4. Melakukan pendidikan kesehatan tentang gizi pranikah meliputi pengertian


gizi pranikah, manfaat gizi pranikah, zat gizi yang dibutuhkan, komposisi
pangan.
Hasil : Klien memahami tentang gizi pranikah
5. Melakukan pendidikan kesehatan tentang tablet Fe pranikah meliputi
pengertian. kebutuhan tablet Fe, kegunaan zat besi, cara minum, tempat
penyimpanan tablet Fe, efek samping minum tablet Fe, dan bahan makanan
yang mengandung zat besi.
Hasil : Klien memahami tentang tablet Fe dan bersedia minum tablet Fe
6. Melakukan penjadwalan kunjungan ulang dengan klien pranikah
Hasil : Klien bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal 9 Agustus
2021

7. Melakukan pendokumentasian kebidanan dengan SOAP


Hasil : Dokumentasi kebidanan telah dilakukan
Salatiga, 5 Agustus 2021
Pembimbing Klinik Praktikan

Trya Sinuhaji, A,Md.Keb., SKM Rini Marlina


Mengetahui
Pembimbing Institusi

Nur Khafidhoh, S.Si.T., M.Kes


49

Catatan Perkembangan
RS : RST dr.Asmir Salatiga No RM : 078999
Nama Pasien : Nn. E
Nama Bidan : Rini Marlina
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal dan
CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) Nama dan Paraf
Jam
9 Agustus 2021 S = Klien ingin melakukan kunjungan ulang Rini Marlina
Pukul 09.00 pra nikah
O = KU : Baik, Kesadaran composmentis
WIB
Tekanan darah : 110/70 mmHg
S : 360C
Nadi : 80x/menit
Respiratory Rate : 20x/menit
A = Nn. F umur 23 tahun dengan pranikah
50

fisiologis
P=
1. Menjelaskan pada klien hasil
pemeriksaan.
Hasil : Klien memahami kondisinya
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang kehamilan meliputi kehamilan
ideal, cara menunda kehamilan, tanda
kehamilan, pemeriksaan kehamilan,
menjaga kehamilan, dan tanda bahaya
kehamilan.
Hasil : Klien memahami tentang
kehamilan
3. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang persalinan meliputi penolong
persalinan, tanda persalinan, penolong
persalinan.
Hasil : Klien memahami tentang
persalinan
4. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang pascasalin meliputi perawatan
pascasalin, konsumsi vitamin A,
manfaat pemberian ASI.
Hasil : Klien memahami tentang
perawatan pascasalin
5. Menjadwalkan kunjungan ulang pada
tanggal 12 Agustus 2021
Hasil : Klien bersedia kunjungan
ulang pada tanggal 12 Agustus 2021
51

6. Melakukan pendokumentasian
kebidanan
Hasil : pendokumentasian kebidanan
telah dilakukan

Catatan Perkembangan
RS : RST dr.Asmir Salatiga No RM : 078999
Nama Pasien : Nn. E
Nama Bidan : Rini Marlina
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal dan
CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) Nama dan Paraf
Jam
12 Agustus S = Klien ingin melakukan kunjungan ulang Rini Marlina
2021 Pukul pra nikah dan ingin konsultasi protokol
09.00 WIB kesehatan yang tepat saat melakukan acara
pernikahan.
O = KU : Baik, Kesadaran composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
S : 370C
Nadi : 82x/menit
Respiratory Rate : 20x/menit
A = Nn. F umur 23 tahun dengan pranikah
fisiologis
P=
52

1. Menjelaskan pada klien tentang hasil


pemeriksaan
Hasil : Klien memahami kondisinya
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang IMS (Infeksi Menular
Seksual) meliputi gejala, tindakan bila
terinfeksi, IMS menjadi gerbang
menuju HIV/AIDS .
Hasil : Klien memahami tentang IMS
3. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang definisi AIDS, penularan,
gejala dan pencegahan HIV/AIDS.
Hasil : Klien memahami tentang
AIDS
4. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang Infeksi Saluran Reproduksi.
Hasil : Klien memahami tentang
Inffeksi Saluran Reproduksi
5. Memberikan Pendidikan kesehatan
pelaksanaan pernikahan sesuai
protocol kesehatan.
Hasil : Klien memahami tentang cara
mengadakan acara pernikahan sesuai
protokol kesehatan
6. Melakukan pendokumentasian
kebidanan
Hasil : pendokumentasian kebidanan
telah dilakukan
BAB IV

PEMBAHASAN

Pengkajian atau asuhan kebidanan pra nikah dilakukan sebanyak 3 kali pada Nn.
F umur 23 tahun di RST dr.Asmir Salatiga. Asuhan kebidanan dilakukan dengan
menggunakan metode SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisi, Planning).
Berdasarkan.asuhan kebidanan pra nikah yang diberikan diperoleh hasil antara lain:

A. Data Subyektif
Menurut teori dokumentasi kebidanan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2017 bahwa data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari
sudut pandang klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya
yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan
langsung dengan diagnosis. Hasil pengkajian pertama Nn.F tanggal 5 Agustus
2021 pada data hasil tingkat pengetahuan klien, bahwa klien belum mengetahui
tentang gizi pranikah, tentang persiapan kehamilan. Sehingga muncul
mendukung diagnosis. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan hasil
pengkajian.
B. Data Obyektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medik dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini
sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan
fakta yang berhubungan dengan diagnosis. Pada pengkajian data obyektif
dilakukan pemeriksaan fisik yang terdiri dari pemeriksaan umum, status present,
status obstetri, dan pemeriksaan penunjang.Hasil pengkajian data obyektif
kondisi klien dalam keadaan normal. Pengkajian yang dilakukan telah sesuai
teori dokumentasi kebidanan.

53
C. Analisis
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap
saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat
dinamis. Analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang
dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang
tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat
diketahuinya perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil
keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah melakukan intrepretasi data
yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan
kebutuhan
Hasil analisis pada klien pranikah Nn,F diperoleh data bahwa klien kurang
dalam tingkat pengetahuan tentang persiapan apa saja yang harus dilakukan
selama pra nikah seperti gizi pranikah, kehamilan dan lain-lain. Hasil analisis ini
diperoleh dari pengkajian data subyektif tentang pengetahuan klien. Penyusunan
analisi ini sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dengan asuhan kebidanan yang diberikan pada klien.
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
secara komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan
rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi
pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.
Penatalaksanaan pada klien diberikan berdasarkan diagnosi atau analisis
yang didapatkan. Klien Nn.F mendapatkan penatalaksanaan sebagai asuhan
kebidanan pra nikah antara lain imunisasi TT (Tetanus Toxoid), pemeriksaan
penunjang sebagai screning kesehatan, serta Pendidikan kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien terhadap persiapan pranikah.
Penatalaksanaan yang diberikan ini telah sesuai dengan teori dokumentasi
kebidanan.
Hasil penatalaksanaan asuhan pranikan pada Nn.F sesuai dengan penelitian
Marisa tahun 2021 dengan judul “Pengaruh Pendidikan Pranikah Terhadap
Kesiapan Menghadapi Kehamilan Pada Calon Pengantin Putri di KUA
Kecamatan Pariaman Tengah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pendidikan pranikah terhadap kesiapan menghadapi kehamilan pada
calon pengantin putri di KUA Kecamatan Pariaman Tengah. Sebelum pendidikan
pranikah, 5 responden (22,7%) belum siap dan 9 Responden (40,9%) telah siap
menghadapi kehamilan pertama. Sesudah pendidikan pranikah, 2 responden
(9,1%) belum siap dan 13 responden (59,1%) telah siap. Hasil penelitian
menunjukkan ada perbedaan kesiapan sebelum dan sesudah pendidikan
pranikah, sehingga ada pengaruh pendidikan pranikah terhadap kesiapan dalam
menghadapi kehamilan pertama pada calon pengantin putri di KUA Kecamatan
Pariaman Tengah (p-value 0,001). (Marisa,2021)
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Asuhan kebidanan pra nikah dilakukan pada Nn. F usia 23 tahun dan Tn.
B usia 25 tahun merupakan calon pengantin dilakukan pengkajian
sebanyak 3 kali di RST dr.Asmir Salatiga

2. Hasil pengkajian data subyektif diperoleh bahwa pengetahuan klien


kurang tentang hal – hal apa saja yang berkaitan dengan kesehatan calon
pengantin harus dilaksanakan pada masa pra nikah.

3. Hasil analisis asuhan kebidanan pada Nn, F sudah berdasarkan dari


pengkajian data subyektif maupun obyektif yang dilakukan pada Langkah
sebelumnya.

4. Penatalaksanaan yang diberikan pada Nn. F adalah pemberian imunisasi,


pemeriksaan penunjang laboratorium, pemeberian penyuluhan atau
Pendidikan kesehatan gizi pranikah, kehamilan, persalinan, pascasalin,
tablet zat besi, penyakit IMS, penyakit kesehatan reproduksi, dan
HIV/AIDS.

B. Saran

1. Calon Pengantin dan Keluarga


Calon pengantin dan keluarga diharapkan tetap melaksanakan dan
mengikuti pemeriksaan pranikah di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga
calon pengantin dapat menjaga kondisi kesehatannya baik lahir maupun
batin dan nantinya menjadikan generasi penerus yang berkualitas
2. RST dr.Asmir Salatiga
Lebih meningkatkan mutu pelayanan terutama upaya promotif
termasuk pendidikan kesehatan lebih mendalam tidak hanya sebatas
tindakan medis.
3. Dinas Kesehatan Kota Salatiga
Kegiatan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan pra nikah tetap
harus diberikan monitoring dan evaluasi. Melengkapi sarana prasarana
pendukung dalam pelayanan asuhan kebidanan pra nikah.

4. Institusi Pendidikan

Mahasiswa diharapkan untuk dapat memperbaiki dan


mempertahankan asuhan berkesinambungan pada ibu hamil agar setiap
pasien terlayani sesuai dengan teori dan kebijakan yang ada
DAFTAR PUSTAKA

Arantika, Fatimah. 2019. Patologi Kehamilan. Yogyakarta: PT.Pustaka Baru

Dewi, Umu. 2014. Pendidikan Pranikah Terhadap Kesiapan Menghadapi Kehamilan


Pertama Pada Calon Pengantin Putri. Yogyakarta: Universitas Aisyiyah

Dewi, Yefrida, Alsri. .2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pranikah Terhadap


Pengetahuan Dan Sikap Calon Pengantin Di Lubuk Begalung Padang Tahun 2017.
Padang: Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Dheny, Aris, Eni. 2021. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Pemberian
Buku Saku Perkasa (Persiapan Keluarga Sehat) Terhadap Kesiapan Menikah Calon
Pengantin. Yogyakarta: Universitas Kusuma Husada

Dhita. 2017. Hubungan Antara Pendidikan Seks Dengan Upaya Pencegahan Seks Pra
Nikah Pada Remaja Di DEsa Peterongan Jombang. Jombang: STIKES INsan
Cendekia Medika

Gita, Ade, Sri. 2020. Pengembangan Booklet Pranikah Sebagai Media Informasi
Dalam Pelayanan Kesehatan Untuk Calon Pengantin. Malang: Poltekes Kemenkes
Malang

KBBI. 2021. Pranikah. Available at: https://kbbi.web.id/pranikah (Accessed: 5


September 2021)

Kemenkes RI. 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi


Calon Pengantin. Jakarta
Kemenkes RI. 2020. Panduan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin
dalam Masa Pandemi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI

Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI

Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Bagi Remaja
Putri Pada Masa Pandemi COVID-19 Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI

Marisa, Ade. 2021. Pengaruh Pendidikan Pranikah Terhadap Kesiapan Menghadapi


Kehamilan Pada Calon Pengantin Putri di KUA Kecamatan Pariaman Tengah.
Padang: Stikes Syedza Saintika

Sih, Triwik. 2017. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Yuniati,I. 2010. Catatan dan Dokumentasi Pelayanan Kebidanan. Jakarta: CV Sagung


Seto

Yuni, Widi. 2018. Asuhan Persalinan. Yogyakarta: PT Pustaka Baru


Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


GIZI PRANIKAH

Topik : Asuhan Kebidanan Stage Pranikah


Sub topik : Pra nikah
Sasaran : Calon pengantin
Hari/tanggal : Kamis/ 5 Agustus 2021
Waktu : 10 menit
Tempat : Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 10 menit ini, diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang gizi pranikah.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Gizi Pranikah” diharapkan klien
mampu:
a. Memahami pengertian gizi pranikah
b. Memahami manfaat gizi pranikah
c. Memahami zat gizi yang diperlukan
d. Memahami komposisi pangan masing-masing gizi yang diperlukan

3. Uraian kegiatan
No Tahapan Kegiatan Fasilitator Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
1 Pembukaan  Salam  Menjawab salam 1 menit
/pendahuluan  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Kontrak waktu  Menyimak
 Mengkondisikan  Peserta
peserta untuk menyampaikan
berkonsentrasi pendapatnya
2 Pelaksanaan/  Menjelaskan  Mendengarkan 8 menit
Penyajian pengertian gizi
pranikah
 Menjelaskan manfaat  Mendengarkan
gizi pranikah
 Menjelaskan tentang
 Mendengarkan
zat gizi yang
diperlukan
 Mendengarkan
 Menjelaskan
komposisi pangan
masing-masing zat
 Mendengarkan
gizi yang diperlukan
 Memberikan
 Mengajukan
kesempatan pada
pertanyaan
klien untuk bertanya
 Memberikan
 Menjawab
kesempatan pada
klien untuk
mengulang kembali
apa yang telah
disampaikan
3 Evaluasi/  Menyimpulkan  Mendengarkan 1 menit
Penutup  Memberikan salam  Menjawab salam

4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
5. Media
Leaflet
6. Evaluasi
a. Standar persiapan :
1) Alat menggunakan leaflet
2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga
3) Materi gizi pranikah disiapkan dan dibentuk leaflet
b. Standar Proses :
1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan
2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
c. Standar hasil
1) Pre : peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji
7. Lampiran
a. Materi penyuluhan
b. Leaflet
MATERI

GIZI PRA NIKAH

1 Pengertian Gizi Pra Nikah


Gizi pranikah yaitu kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi /diperhatikan agar
status gizi calon pengantin menjadi baik, sehingga tercapainya keluarga yang
sehat dan keturunan yang berkualitas.
2 Manfaat Gizi Pranikah
a. Memelihara kesuburan,
b. Meningkatkan kwalitas sperma,
c. Memantau dan mengusahakan berat badan ideal sehingga tidak menyebabkan
kesuburan terganggu,
d. Usahakan tercukupinya kebutuhan zink dan zat besi, protein, asam folat
sehingga tidak berpengaruh pada saat proses kehamilan, menciptakan kualitas
hidup dan generasi penerus yang lebih baik
3 Zat Gizi yang Diperlukan
a. Vitamin B12: sangat penting dalam memelihara kesuburan, karena
kekurangan vitamin B12 dapat mengakibatkan jumlah sperma yang dihasilkan
testis pria menjadi lebih sedikit.
b. Vitamin E: penting dalam memelihara kesuburan perempuan, sehingga
perempuan sebelum menikah sebaiknya menjaga asupan vitamin E nya.
c. Zat gizi mikro terutama zat besi dan zink. Kecukupan zat besi dan zink sangat
penting bagi calon ibu, karena kedua mineral tersebut dibutuhkan dalam
jumlah yang tinggi saat kehamilan dan dapat berakibat fatal jika terjadi
kekurangan.
d. Kebutuhan Protein: dibutuhkan untuk membentuk sel-sel yang baru, sehingga
bagi ibu hamil penting untuk membantu proses pembentukan sel-sel tubuh
janin.
e. Kebutuhan Asam folat berfungsi dalam pembentukan otak dan saraf
penyusunnya, sehingga kekurangan folat sebelum hamil dapat mengakibatkan
terganggunya perkembangan otak dan intelejensi bayi yang dilahirkan
2 Komposisi pangan masing-masing gizi yang diperlukan
a. Sumber vitamin B12 yaitu pangan yang berasal dari hewan baik berupa
daging maupun olahannya seperti susu dan keju
b. Sumber vitamin E antara lain minyak kelapa sawit, minyak kelapa, biji bunga
matahari, dan tauge
c. Sumber zat besi diantaranya daging, ikan, telur, bayam, dan brokoli
d. Sumber zink antara lain daging, ayam, telur, susu, dan keju.
e. Sumber protein Seperti, telur, ikan, daging, tempe, dan tahu.
f. Sumber folat diantaranya biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran hijau berdaun

Salatiga, 5 Agustus 2021


Praktikan

Rini Marlina
Lampiran 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TABLET ZAT BESI

Topik : Asuhan Kebidanan Stage Pranikah


Sub topik : Pra nikah
Sasaran : Calon pengantin
Hari/tanggal : Kamis/ 5 Agustus 2021
Waktu : 10 menit
Tempat : Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 10 menit ini, diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang tablet zat besi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Tablet Zat Besi” diharapkan klien
mampu:
a. Memahami pengertian tablet zat besi
b. Memahami kegunaan tablet zat besi
c. Memahami kebutuhan tablet zat besi
d. Memahami waktu minum tablet zat besi
e. Memahami cara minum tablet zat besi
f. Memahami cara menyimpan tablet zat besi
g. Memahami efek samping tablet zat besi
h. Memahami bahan makanan yang mengandung zat besi
i. Memahami bahan makanan yang membantu penyerapan zat besi
3. Uraian kegiatan
No Tahapan Kegiatan Fasilitator Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
1 Pembukaan  Salam  Menjawab salam 1 menit
/pendahuluan  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Kontrak waktu  Menyimak
 Mengkondisikan  Peserta
peserta untuk menyampaikan
berkonsentrasi pendapatnya
2 Pelaksanaan/  Menjelaskan  Mendengarkan 8 menit
Penyajian pengertian tablet zat
besi
 Menjelaskan  Mendengarkan
kegunaan tablet zat
besi
 Mendengarkan
 Menjelaskan tentang
kebutuhan tablet zat
besi
 Menjelaskan waktu
 Mendengarkan
minum tablet zat besi
 Menjelaskan cara
 Mendengarkan
minum tablet zat besi
 Menjelaskan cara
 Mendengarkan
menyimpan tablet zat
besi
 Mendengarkan
 Menjelaskan efek
sampingminum tablet
zat besi
 Menjelaskan bahan  Mendengarkan
makanan yang
mengandung zat besi
 Menjelaskan bahan  Mendengarkan
makanan yang
membantu
penyerapan zat besi
 Memberikan  Mengajukan
kesempatan pada pertanyaan
klien untuk bertanya
 Memberikan  Menjawab
kesempatan pada
klien untuk
mengulang kembali
apa yang telah
disampaikan
3 Evaluasi/  Menyimpulkan  Mendengarkan 1 menit
Penutup  Memberikan salam  Menjawab salam

4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
5. Media
Leaflet

6. Evaluasi
a. Standar persiapan :
1) Alat menggunakan leaflet
2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga
3) Materi tablet zat besi disiapkan dan dibentuk leaflet
b. Standar Proses :
1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan
2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
c. Standar hasil
1) Pre : peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji
7. Lampiran
a. Materi penyuluhan
b. Leaflet

MATERI
TABLET ZAT BESI

1. Pengertian
Zat besi adalah suatu suplemen penambah darah yang sangat dibutuhkan guna
mencegah terjadinya anemia
2. Kegunaan zat besi
Kegunaan zat besi adalah suplemen penambah darah yang wajib dikonsumsi guna
mencegah timbulnya anemia
3. Kebutuhan zat besi
Kebutuhan/ dosis perhari dalam mengkonsumsi tablet zat besi yaitu 1x/hari atau
jika keadaannya memungkinkan bisa menambah dosis menjadi 2x per hari “ jika
kondisi Hb jauh dari normal
4. Waktu minum zat besi
Waktu minum tablet zat besi( ibu sebaiknya minum tablet zat besi ini pada waktu
malam hari menjelang tidur, karena untuk mengurangi efek mual yang akan timbul
setelah ibu meminumnya.jika ibu minum pada waktu pagi hari maka ibu akan
mual muntah karena salah satu efeknya menimbulkan rasa eneg )
5. Cara minum zat besi
Cara minum tablet zat besi tablet zat besi yaitu diminum dengan menggunakan air
jeruk atau air putih karena akan membantu proses penyerapan zat besi. Jangan
diminum dengan menggunakan air susu, kopi dan teh karena akan menghambat
proses penyerapan zat besi di dalam tubuh
6. Cara penyimpanan tablet zat besi
Menjelaskan cara penyimpannya dengan benar yaitu disimpan ditempat tertutup
dan kering, jangan terkena sinar matahari secara langsung atau dekat dengan
sumber panas dan setelah bungkus dibuka ditutup kembali.

7. Efek samping tablet zat besi


Efek yang akan timbul adalah rasa eneg/ mual, konstipasi atau susah buang air
besar dan warna tinja akan berubah menjadi hitam kecoklatan
8. Bahan makanan yang mengandung zat besi
Bahan makanan yang mengandung zat besi yaitu sayuran yang berwarna hijau
yaitu bayam, kangkung, daun singkong, pete, hati, kuning telur, dan daging yang
berwarna merah
9. Bahan makanan yang membantu penyerapan zat besi
Bahan makanan yang membantu penyerapan zat besi (Vit C, B12 ) yaitu makanan
yang mengandung vit C : jeruk, sayuran hijau, kentang dan makanan yang
mengandung B 12 : hati, ginjal, telur, susu, ikan, keju dan daging

Salatiga, 5 Agustus 2021


Praktikan

Rini Marlina

Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KEHAMILAN

Topik : Asuhan Kebidanan Stage Pranikah


Sub topik : Pra nikah
Sasaran : Calon pengantin
Hari/tanggal : Senin/ 9 Agustus 2021
Waktu : 10 menit
Tempat : Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 10 menit ini, diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang kehamilan.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Kehamilan” diharapkan klien
mampu:
a. Memahami tentang kehamilan ideal
b. Memahami cara menunda kehamilan
c. Memahami tanda-tanda kehamilan
d. Memahami kapan waktu melakukan pemeriksaan kehamilan
e. Memahami frekuensi pemeriksaan kehamilan
f. Memahami cara menjaga kehamilan
g. Memahami tanda bahaya kehamilan

3. Uraian kegiatan
No Tahapan Kegiatan Fasilitator Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
1 Pembukaan  Salam  Menjawab salam 1 menit
/pendahuluan  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Kontrak waktu  Menyimak
 Mengkondisikan  Peserta
peserta untuk menyampaikan
berkonsentrasi pendapatnya
2 Pelaksanaan/  Menjelaskan  Mendengarkan 8 menit
Penyajian pengertian kehamilan
ideal
 Menjelaskan cara  Mendengarkan
menunda kehamilan
 Menjelaskan tentang
 Mendengarkan
tanda-tanda
kehamilan
 Menjelaskan kapan
 Mendengarkan
waktu memeriksakan
kehamilan
 Menjelaskan
 Mendengarkan
frekuensi
memeriksakan
kehamilan
 Menjelaskan cara
 Mendengarkan
menjaga kehamilan
 Menjelaskan tanda
 Mendengarkan
bahaya kehamilan
 Mengajukan
 Memberikan
pertanyaan
kesempatan pada
klien untuk bertanya  Menjawab
 Memberikan
kesempatan pada
klien untuk
mengulang kembali
apa yang telah
disampaikan
3 Evaluasi/  Menyimpulkan  Mendengarkan 1 menit
Penutup  Memberikan salam  Menjawab salam

4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
5. Media
Leaflet
6. Evaluasi
a. Standar persiapan :
1) Alat menggunakan leaflet
2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga
3) Materi kehamilan disiapkan dan dibentuk leaflet
b. Standar Proses :
1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan
2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan

c. Standar hasil
1) Pre : peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji
7. Lampiran
a. Materi penyuluhan
b. Leaflet

MATERI
KEHAMILAN

1. Kehamilan Ideal
Kehamilan yang ideal adalah kehamilan yang di rencanakan, diinginkan dan dijaga
perkembangannya secara baik.
2. Menunda kehamilan
Metode yang dapat digunakan untuk menunda kehamilan antara lain metode
jangka pendek yaitu kondom dan suntik. Metode moderen jangka panjang yaitu
implan, IUD. Metode alamiah yaitu pantang berkala, pengukuran suhu basal dan
penilaian lendir serviks
3. Tanda-tanda kehamilan
a. Tes kehamilan positif
b. Tidak menstuasi pada siklus haid bulan berikutnya
c. Timbul rasa mual muntah dan pusing pada pagi hari serta sering buang air kecil
d. Tidak nafsu makan, kadang-kadang mengidam atau menginginkan sesuatu
e. Pada usia kehamilan lebih lanjut dengan alat tertentu dapat terdengar detak
jantung janin
4. Kapan melakukan pemeriksaan kehamilan
Sebaiknya mulai memeriksakan kehamilan seawal mungkin, yaitu setelah
terlambat haid selama 2 bulan berturut-turut sehingga kesehatan ibu dan janin
selalu dapat dipantau dan ibu bisa memperoleh nasehat atau pengobatan bila ada
keluhan
5. Frekuensi pemeriksaan kehamilan
Fekuensi pemeriksaan kehamilan yaitu Trimester I (0-3bl) 1 kali, Trimester II (4-6
bl) I kali, Trimester III (7-9 bl) 2 kali.

6. Cara menjaga kehamilan


Cara menjaga kehamilan meliputi jangan kelelahan dan mengangkat junjung,
berpakaian longgar, tidur terlentang saat hamil muda dan posisi miring saat hamil
tua, posisi hubungan seksual tidak menekan perut ibu, Beraktifitas fisik dengan
jalan kaki selama menit 30-60 menit, Hindari berdekatan dengan orang yang
sedang sakit menular dan orang yang merokok, makan dengan gizi seimbang
7. Tanda bahaya kehamilan
a. Perdarahan waktu hamil walaupun hanya sedikit.
b. Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang.
c. Demam atau panas tinggi lebih dari 2 hari.
d. Keluarnya cairan yang berlebihan dari liang Rahim dan kadang berbau.
e. Keluar cairan ketuban sebelum tiba saat melahirkan.
f. Muntah terus dan tidak mau makan.
g. Berat badan yang tidak naik pada trimester 2-3.
h. Bayi di kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak sama sekali.

Salatiga, 9 Agustus 2021


Praktikan

Rini Marlina

Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERSALINAN DAN PASCASALIN

Topik : Asuhan Kebidanan Stage Pranikah


Sub topik : Pra nikah
Sasaran : Calon pengantin
Hari/tanggal : Senin/ 9 Agustus 2021
Waktu : 8 menit
Tempat : Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 8 menit ini, diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang persalinan dan pascasalin
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Persalinan dan Pascasalin”
diharapkan klien mampu:
a. Memahami tentang tanda-tanda persalinan
b. Memahami tentang penolong persalinan
c. Memahami perawatan pascasalin
d. Memahami minum vitamin A
e. Memahami manfaat pemberian ASI

3. Uraian kegiatan
No Tahapan Kegiatan Fasilitator Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
1 Pembukaan  Salam  Menjawab salam 1 menit
/pendahuluan  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Kontrak waktu  Menyimak
 Mengkondisikan  Peserta
peserta untuk menyampaikan
berkonsentrasi pendapatnya
2 Pelaksanaan/  Menjelaskan tanda-  Mendengarkan 6 menit
Penyajian tanda persalinan
 Menjelaskan  Mendengarkan
penolong persalinan
 Menjelaskan tentang
 Mendengarkan
perawatan pascasalin
 Menjelaskan minum
 Mendengarkan
vitamin A
 Menjelaskan manfaat
 Mendengarkan
pemberian ASI
 Mengajukan
 Memberikan
pertanyaan
kesempatan pada
klien untuk bertanya
 Memberikan
 Menjawab
kesempatan pada
klien untuk
mengulang kembali
apa yang telah
disampaikan
3 Evaluasi/  Menyimpulkan  Mendengarkan 1 menit
Penutup  Memberikan salam  Menjawab salam
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
5. Media
Leaflet
6. Evaluasi
a. Standar persiapan :
1) Alat menggunakan leaflet
2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga
3) Materi persalinan dan pascasalin disiapkan dan dibentuk leaflet
b. Standar Proses :
1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan
2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
c. Standar hasil
1) Pre : peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji
7. Lampiran
a. Materi penyuluhan
b. Leaflet

MATERI
PERSALINAN DAN PASCASALIN

1. Tanda – tanda persalinan


Meliputi perut mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama, Keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir, Keluar air ketuban dari jalan lahir, Bayi biasanya
lahir 12 jam sejak mulas teratur yang pertama.
2. Penolong persalinan
Tenaga kesehatan yang sudah trampil dan jika ada kelainan dapat segera di ketahui
dan di tolong di Puskesmas atau RS
3. Perawatan pasca partum
Perawatan tali pusat, salep mata, vitamin K, memberian imunisasi pada bayi yaitu
imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio serta memeriksakan kesehatan ibu dan bayi
minimal 4 kali dalam 1 bulan pertama sesudah melahirkan
4. Konsumsi vitamin A pada ibu setelah melahirkan
Mengkonsumsi vit A setelah persalinan sebanyak 2 kali yaitu segera setelah
melahirkan dan satu lagi setelah 24 jam pemberian yang pertama
5. Manfaat pemberian ASI
Manfaat ASI yaitu mengandung zat gizi yang bernilai sangat tinggi karena
mengandung daya imunitas yang tinggi, membantu pertumbuhan rahang bayi
secara sempurna. Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi. Mempunyai suhu
yang sesuai untuk bayi dan anak serta selalu bersih dan segar. Bagi ibu, pemberian
ASI dapat membantu mengencangkan rahim yangberarti akan mengurangi
perdarahan, ASI Eksklusif dapat mencegah kehamilan.

Salatiga, 9 Agustus 2021


Praktikan
Rini Marlina
Lampiran 5
SATUAN ACARA PENYULUHAN
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)

Topik : Asuhan Kebidanan Stage Pranikah


Sub topik : Pra nikah
Sasaran : Calon pengantin
Hari/tanggal : Kamis/ 12 Agustus 2021
Waktu : 8 menit
Tempat : Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 8 menit ini, diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang Infeksi Menular Seksual
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Infeksi Menular Seksual” diharapkan
klien mampu:
a. Memahami tentang pengertian infeksi menular seksual
b. Memahami tentang gejala infeksi menular seksual
c. Memahami tindakan bila terkena infeksi menular seksual
d. Memahami IMS gerbang menuju HIV/AIDS

3. Uraian kegiatan
No Tahapan Kegiatan Fasilitator Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
1 Pembukaan  Salam  Menjawab salam 1 menit
/pendahuluan  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Kontrak waktu  Menyimak
 Mengkondisikan  Peserta
peserta untuk menyampaikan
berkonsentrasi pendapatnya
2 Pelaksanaan/  Menjelaskan  Mendengarkan 6 menit
Penyajian pengertian infeksi
menular seksual
 Menjelaskan gejala  Mendengarkan
infeksi menular
seksual
 Menjelaskan tentang
tindakan bila terkena  Mendengarkan

infeksi menular
seksual
 Menjelaskan IMS  Mendengarkan

menuju gerbang
HIV/AIDS
 Memberikan  Mengajukan
kesempatan pada pertanyaan
klien untuk bertanya
 Memberikan  Menjawab
kesempatan pada
klien untuk
mengulang kembali
apa yang telah
disampaikan
3 Evaluasi/  Menyimpulkan  Mendengarkan 1 menit
Penutup  Memberikan salam  Menjawab salam

4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
5. Media
Leaflet
6. Evaluasi
a. Standar persiapan :
1) Alat menggunakan leaflet
2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga
3) Materi Infeksi Menular Seksual disiapkan dan dibentuk leaflet
b. Standar Proses :
1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan
2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
c. Standar hasil
1) Pre : peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji
7. Lampiran
a. Materi penyuluhan
b. Leaflet

MATERI
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
1. Pengertian Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual yaitu penyakit yang salah satunya melalui hubungan
seksual
2. Gejala Infeksi Menular Seksual
a. Keluar cairan dari vagina, penis atau anus yang berbeda dari biasanya.
b. Rasa perih atau nyeri atau panas pada saat kencing atau setelah kencing, atau
menjadi sering kencing,.
c. Ada luka terbuka/basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut.
d. Luka ini bisa terasa nyeri bisa juga tidak, Ada semacam tumbuhan seperti
jengger ayam/kutil di sekitar kemaluan, Terjadi pembengkakan pada lipatan
paha.
e. Pada pria, terdapat bengkak dan nyeri pada kantung pelir/kantung zakar,
Sakit perut di bagian bawah yang kambuhan, tetapi tidak berhubungan
dengan haid/menstruasi.
f. Keluar darah setelah berhubungan seks.
g. Demam
3. Tindakan Jika Terinfeksi Menular Seksual
Jangan mengobati sendiri. Segera periksakan diri kita ke dokter untuk
mengetahuinya secara tepat. Minum obat sampai tuntas sesuai petunjuk dokter,
Jangan berhubungan seks dulu hingga IMS sembuh.. Minta segera pasangan
kita juga memeriksakan diri.
4. IMS gerbang menuju HIV/AIDS
HIV adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan kuman/virus
penyebab AIDS. Suatu penyakit yang dapat merusak kekebalan tubuh manusia .
seseorang yang menderita penyakit IMS akan lebih mudah terkena penyakit
HIV. Berdasarkan gejala yang ada pada IMS dimungkinkan akan
mempermudah HIV bisa masuk.
Salatiga, 12 Agustus 2021
Praktikan
Rini Marlina

Lampiran 6
SATUAN ACARA PENYULUHAN
AIDS (ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME)

Topik : Asuhan Kebidanan Stage Pranikah


Sub topik : Pra nikah
Sasaran : Calon pengantin
Hari/tanggal : Kamis / 12 Agustus 2021
Waktu : 8 menit
Tempat : Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 10 menit ini, diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang AIDS
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “AIDS” diharapkan klien mampu:
a. Memahami tentang pengertian AIDS
b. Memahami tentang penularan HIV/AIDS
c. Memahami gejala HIV/AID S
d. Memahami pencegahan HIV/AIDS

3. Uraian kegiatan
No Tahapan Kegiatan Fasilitator Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
1 Pembukaan  Salam  Menjawab salam 1 menit
/pendahuluan  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Kontrak waktu  Menyimak
 Mengkondisikan  Peserta
peserta untuk menyampaikan
berkonsentrasi pendapatnya
2 Pelaksanaan/  Menjelaskan  Mendengarkan 6 menit
Penyajian pengertian AIDS
 Menjelaskan  Mendengarkan
penularan HIV/AIDS
 Menjelaskan tentang
gejala HIV/AIDS
 Menjelaskan  Mendengarkan

pencegahan
HIV/AIDS
 Memberikan  Mengajukan
kesempatan pada pertanyaan
klien untuk bertanya
 Memberikan  Menjawab
kesempatan pada
klien untuk
mengulang kembali
apa yang telah
disampaikan
3 Evaluasi/  Menyimpulkan  Mendengarkan 1 menit
Penutup  Memberikan salam  Menjawab salam
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
5. Media
Leaflet
6. Evaluasi
a. Standar persiapan :
1) Alat menggunakan leaflet
2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga
3) Materi HIV/AIDS disiapkan dan dibentuk leaflet
b. Standar Proses :
1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan
2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
c. Standar hasil
1) Pre : peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji
7. Lampiran
a. Materi penyuluhan
b. Leaflet

MATERI
AIDS (ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME)

1. Pengertian AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
gejala/penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang didapat dari
infeksi HIV.
2. Penularan HIV
a. Infeksi HIV ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh manusia.melalui
hubungan seks.
b. Hubungan seks tanpa pelindung (kondom)
c. HIV dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani atau
cairan vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput
mukosa yang berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur
d. HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV atau
melalui alat suntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar
e. HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik, para pengguna narkoba
suntik.
f. HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, kelahiran, dan ketika
menyusui.
3. Gejala HIV
Seseorang terinfeksi HIV, tidak menunjukkan gejala klinis, Tetapi orang
tersebut bisa menularkan virus HIV melalui penularan cairan tubuh. Hal ini
bisa terjadi selama 5-10 tahun. Setelah itu baru menunjukkan kumpulan
gejala akibat menurunnya kekebalan tubuh setelah terinfeksi HIV.

4. Pencegahan HIV
a. Saling setia

b. Penggunaan kondom
c. Hindari penggunaan narkoba

d. Penggunaan alat-alat yang steril

Salatiga, 12 Agustus 2021


Praktikan
Rini Marlina

Lampiran 7
SATUAN ACARA PENYULUHAN
INFEKSI SALURAN REPRODUKSI
Topik : Asuhan Kebidanan Stage Pranikah
Sub topik : Pra nikah
Sasaran : Calon pengantin
Hari/tanggal : Kamis/ 12 Agustus 2021
Waktu : 8 menit
Tempat : Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 8 menit ini, diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang Infeksi Saluran Reproduksi
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Infeksi Saluran Reproduksi”
diharapkan klien mampu:
e. Memahami jenis Infeksi Saluran Reproduksi
f. Memahami tentang gejala Infeksi Saluran Reproduksi
g. Memahami komplikasi Infeksi Saluran Reproduksi
h. Memahami penanganan Infeksi Saluran Reproduksi

3. Uraian kegiatan
No Tahapan Kegiatan Fasilitator Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
1 Pembukaan  Salam  Menjawab salam 1 menit
/pendahuluan  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Kontrak waktu  Menyimak
 Mengkondisikan  Peserta
peserta untuk menyampaikan
berkonsentrasi pendapatnya
2 Pelaksanaan/  Menjelaskan  Mendengarkan 6 menit
Penyajian pengertian jenis-jenis
infeksi saluran
reproduksi
 Menjelaskan gejala  Mendengarkan
infeksi saluran
reproduksi
 Menjelaskan tentang
komplikasi infeksi  Mendengarkan

saluran reproduksi
 Menjelaskan  Mendengarkan
penanganan infeksi
saluran reproduksi
 Memberikan  Mengajukan
kesempatan pada pertanyaan
klien untuk bertanya
 Memberikan  Menjawab
kesempatan pada
klien untuk
mengulang kembali
apa yang telah
disampaikan
3 Evaluasi/  Menyimpulkan  Mendengarkan 1 menit
Penutup  Memberikan salam  Menjawab salam

4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
5. Media
Leaflet
6. Evaluasi
a. Standar persiapan :
1) Alat menggunakan leaflet
2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga
3) Materi Infeksi Saluran Reproduksi disiapkan dan dibentuk leaflet
b. Standar Proses :
1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan
2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
c. Standar hasil
1) Pre : peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji
7. Lampiran
a. Materi penyuluhan
b. Leaflet

MATERI

INFEKSI SALURAN REPRODUKSI


1. Jenis-jenis Infeksi Saluran Reproduksi
a. Kandida vaginalis
b. Vaginosis bacterial
c. Trikomoniasis
2. Gejala Infeksi Saluran Reproduksi
a. Kandida vaginalis
Gejala klinis yaitu pruritas vulva, inflamasi pada introitus dan labia,
disertai edema atau fisura, duh tubuh vagina bergumpal, putih kadang-
kadang dapat kental atau kekuningan pH vagina <4,5.
b. Vaginosis bacterial
Masa inkubasi beberapa hari sampai 4 minggu Gejala klinis yaitu vagina
berbau amis terutama setelah senggama, duh tubuh vagina tidak terlalu
banyak, homogen, putih keabu-abuan, melekat pada dinding vagina, tidak
ada tanda inflamasi. pH vagina > 4,7; tes amin (+). Masa inkubai yaitu
beberapa hari sampai 4 minggu.
c. Trikomoniasis
Masa inkubasi beberapa hari sampai 4 minggu. Gejala klinis yaitu duh
tubuh vagina homogen, banyak, purulent, kadang-kadang berbusa, mukosa
vagina eritema, berbau seperti ikan busuk dapat disertai pruritus vulva. pH
vagina > 5,0.
3. Komplikasi
a. Kandida vaginalis
Luka sekitar vulva, lecet
b. Vaginosis bacterial
Komplikasi pada wanita hamil menyebabkan ketuban pecah dini,
kelahiran premature, bayi berat badan lahir rendah
c. Trikomoniasis
Komplikasi pada wanita hamil dapat menyebabkan partus premature, bayi
berat badan lahir rendah.
4. Penanganan
Periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Salatiga, 12 Agustus 2021


Praktikan

Rini Marlina

Lampiran 8
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PROSEDUR ACARA RESEPSI PERNIKAHAN MASA PANDEMI COVID-19
SESUAI PROTOKOL KESEHATAN
Topik : Asuhan Kebidanan Stage Pranikah
Sub topik : Pra nikah
Sasaran : Calon pengantin
Hari/tanggal : Kamis/ 12 Agustus 2021
Waktu : 10 menit
Tempat : Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RST dr.Asmir Salatiga

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 10 menit ini, diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang Prosedur Acara Resepsi Pernikahan Masa
Pandemic Covid-19 Sesuai Protokol Kesehatan
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Prosedur Acara Resepsi Pernikahan
Masa Pandemi Covid-19 Sesuai Protokol Kesehatan” diharapkan klien mampu:
a. Memahami ketersediaan sarana prasarana
b. Memahami tentang pengaturan tempat
c. Memahami hidangan makanan
d. Memahami waktu dan jalur keluar serta masuk
e. Memahami tentang aturan petugas panitia
f. Memahami tentang aturan pengantin
g. Memahami tentang aturan keluarga pengantin
h. Memahami tentang aturan tamu undangan

3. Uraian kegiatan
No Tahapan Kegiatan Fasilitator Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
1 Pembukaan  Salam  Menjawab salam 1 menit
/pendahuluan  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Kontrak waktu  Menyimak
 Mengkondisikan  Peserta
peserta untuk menyampaikan
berkonsentrasi pendapatnya
2 Pelaksanaan/  Menjelaskan  Mendengarkan 8 menit
Penyajian ketersediaan sarana
prasarana
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan
pengaturan tempat 
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan
hidangan makanan
 Menjelaskan waktu  Mendengarkan
dan jalan keluar serta
masuk
 Menjelaskan aturan
 Mendengarkan
petugas panitia
 Menjelaskan aturan
 Mendengarkan
pengantin

 Mendengarkan
 Menjelaskan aturan
keluarga pengantin
 Mendengarkan
 Menjelaskan aturan
tamu undangan
 Memberikan  Mengajukan

kesempatan pada pertanyaan

klien untuk bertanya


 Memberikan  Menjawab

kesempatan pada
klien untuk
mengulang kembali
apa yang telah
disampaikan
3 Evaluasi/  Menyimpulkan  Mendengarkan 1 menit
Penutup  Memberikan salam  Menjawab salam

4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
5. Media
Leaflet
6. Evaluasi
a. Standar persiapan :
1) Alat menggunakan leaflet
2) Kegiatan dilakukan di Poliklinik RST dr.Asmir Salatiga
3) Materi Prosedur Acara Resepsi Pernikahan Masa Pandemi Covid-19 Sesuai
Protokol Kesehatan disiapkan dan dibentuk leaflet
b. Standar Proses :
1) Peserta antusias dengan materi penyuluhan
2) Peserta berperan aktif dalam penyuluhan
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
c. Standar hasil
1) Pre : peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Post : peserta memahami dengan baik materi yang disampaikan penyaji
7. Lampiran
a. Materi penyuluhan
b. Leaflet
MATERI

PROSEDUR ACARA RESEPSI PERNIKAHAN MASA

PANDEMI COVID-19

SESUAI PROTOKOL KESEHATAN


1. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
a. Penyediaan masker dan faceshield bagi calon pengantin, panitia penyelenggara,
keluarga dan tamu.
b. Penyediaan alat pengukur suhu tubuh thermometer gun.
c. Penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand
sanitizer.
d. Penyediaan ruang penyelenggaraan yang memenuhi prinsip pencegahan
penularan Covid-19.
2. Pengaturan Tempat
a. Penerapan physical distancing dengan jarak minimal 1 meter (misalnya dengan
memberikan penanda jarak di lantai atau kursi).
b. Desinfeksi ruangan (area luar dan dalam acara, toilet, dll) dan semua peralatan
(kursi, meja, alat catering, dll) yang digunakan sebelum dan sesudah acara,
menggunakan desinfektan sesuai standar.
c. Ruangan pesta perkawinan:
1) Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah tamu sehingga dimungkinkan
untuk menjaga jarak minimal 1 meter
2) Mempunyai ventilasi dan aliran udara yang baik.
3) Masuk cahaya matahari.

3. Hidangan makanan
a. Disarankan tidak dengan prasmanan, tetapi menggunakan pack-food
(misalnya nasi kotak).
b. Apabila tetap menyajikan dalam prasmanan dapat dilakukan dengan syarat
makanan tidak diambil sendiri tetapi diambilkan oleh pramusaji dengan
melakukan protokol pencegahan penuaran covid-19. Tidak menyediakan
banyak jenis makanan sehingga tidak memberi peluang bagi tamu untuk bolak
balik ambil makanan. Mengatur jarak antrian untuk ambil makanan minimal 1
meter. Pada saat makan setiap tamu berada pada jarak minimal 1 meter dan
tidak saling ngobrol pada saat masker dibuka ketika makan.
4. Waktu dan Jalur keluar dan jalur masuk
a. Membuat jadwal kehadiran tamu undangan, sehingga setiap tamu tidak lebih
dari 1 jam berada di tempat acara.
b. Waktu penyelenggaraan dibatasi tidak lebih dari 3 jam dengan penerapan
protokol kesehatan dalam pencegahan penularan Covid-19 pada saat
penyelenggaraan.
c. Sebaiknya dibuat berbeda atau dengan menggunakan pembatas.
5. Petugas Wedding Organizer (panitia/ pramusaji/fotografer)
a. Petugas yang bertugas harus dalam kondisi kesehatan yang baik (tidak demam
atau batuk pilek).
b. Sebelum masuk ke area pernikahan, petugas wajib dicek suhu dan mencuci
tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer.
c. Wajib menggunakan masker dan faceshield, dan jika perlu dapat dilengkapi
dengan sarung tangan.
d. Barang-barang yang dibawa masuk oleh petugas harus dilakukan sterilisasi
terlebih dahulu.
e. Petugas wajib menerapkan physical distancing dalam bertugas.
f. Petugas yang melakukan kontak langsung dengan pengantin, keluarga
pengantin, dan tamu undangan (seperti pemeriksaan dll) wajib menggunakan
APD (masker bedah dan face shield).
g. Petugas harus membersihkan tangan (hand sanitizer) secara berkala setelah
kontak dengan tamu atau memegang benda yang dipakai secara bersama.
6. Pengantin
Setiap calon pengantin dilakukan skrining kesehatan seperti
a. Pemeriksaan suhu tubuh pada saat acara.
b. Melakukan skrining kesehatan menggunakan formulir penapisan (meliputi
pemeriksaan riwayat kesehatan: batuk, dan semua tanda dan gejala lain yang
berhubungan dengan saluran pernafasan riwayat perjalanan terbaru;
kemungkinan terpapar dengan pasien positif Covid-19; penyakit lain yang
diderita)
c. Hasil pemeriksaan tes COVID-19 minimal Rapid Test non reaktif.
d. Pengantin yang suhu tubuhnya > 37,5oC atau skriningnya menunjukkan risiko
Covid-19 harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dan pelaksanaan
resepsi ditunda sampai dipastikan aman dari penularan Covid-19.
e. Pengantin harus menerapkan prinsip pencegahan penularan Covid-19
(menggunakan masker, faceshield, cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau hand sanitizer, physical distancing). Dalam menerapkan
physical distancing, pengantin tidak boleh melakukan kontak fisik dalam
menerima tamu.
7. Keluarga/ Kerabat Pengantin
a. Keluarga/ kerabat pengantin harus dalam kondisi kesehatan yang baik (tidak
demam atau batuk pilek) dan bila memungkinkan melakukan skrining
sederhana dengan memanfaatkan kuisoner pada aplikasi sehatpedia atau
halodoc atau aplikasi lainnya.
b. Sebelum masuk ke area resepsi pernikahan wajib dicek suhu dan membersihkan
tangan dengan air mengalir dan pakai sabun atau hand sanitizer.
c. Wajib menggunakan masker.
d. Menerapkan physical distancing dan tidak boleh melakukan kontak fisik dalam
menerima tamu.
e. Keluarga/ kerabat yang mempunyai penyakit comorbid, sedang hamil,
mempunyai anak usia < 2 tahun, lanjut usia disarankan tidak hadir.
f. Tidak membawa anak usia di bawah 9 tahun.
8. Tamu Undangan
a. Setiap tamu undangan mematuhi kehadiran sesuai jadwal kedatangan yang
diberikan.
b. Tamu undangan diperiksa suhu (tamu dengan suhu > 37,5°C dan memiliki
gejala Covid-19 lainnya tidak diperkenankan masuk).
c. Wajib menggunakan masker.
d. Memperhatikan etika batuk dan bersin.
e. Sebelum masuk ke ruang acara, tamu undangan wajib membersihkan tangan
dengan air mengalir dan pakai sabun atau hand sanitizer dan barang-barang
yang dibawa oleh tamu undangan dilakukan sterilisasi oleh petugas. Barang
yang dibawa masuk hanya barang yang dibutuhkan saja.
f. Tidak membawa anak usia di bawah 9 tahun.
g. Tamu dengan penyakit comorbid, sedang hamil, mempunyai anak usia < 2
tahun, lanjut usia disarankan tidak hadir.

Salatiga, 12 Agustus 2021


Praktikan

Rini Marlina
RESUME PENGELOLAAN ASUHAN PRANIKAH
Hari/Tgl/ Inisial Data Data TTD
No Analisas Pentalaksanaan
Jam Pasien Subyektif Obyektif Mahasiswa/Pembimbing
1. Selasa/5- Nn. F Klien ingin Keadaan Nn F umur 1.Menjelaskan pada TTD Mahasiswa
8-2021 memeriksakan Umum: Baik 23 tahun klien hasil
Pukul diri sebelum Kesadaran: pranikah pemeriksaan
09.00 wib menikah Composmentis fisiologis Hasil:Klien Rini Marlina
Klien tidak Tensi: 110/70 dengan memahami kondisinya TTD CI
ada keluhan mmHg pengetahuan 2. Melakukan
Suhu: 360C pranikah pemeriksaan Trya Sunuhaji,
Nadi: kurang penunjang serta A.Md.Keb., SKM
80x/menit kolaborasi dengan
RR: 20x/menit petugas TTD Pembimbing
BB: 58 kg laboratorium untuk Institusi
TB: 160 cm melakukan
LILA: 24 cm pemeriksaan Nur Khafidoh
darah rutin, S.Si.T.M.Kes
pemeriksaan HIV,
HBsAg, Sifilis,
GDS, dan
pemeriksaan urin
dengan sebelumnya
memberikan
informed consent
Hasil:
Hb : 11,8 gr%
Trombosit :
385.000 /mm
Leukosit:
5.200/mm3
HIV: non reaktif
HBsAg: negative
Sifilis: negative
GDS: 117 mg/dL
Tes kehamilan:
negatif
3. Menjelaskan
tentang imunisasi
TT (Tetanus
Toxoid),
memberikan
informed consent
dan melakukan
injeksi imunisasi
TT sebanyak 0,5
ml secara
intramuskuler
(IM) / sub cutan
dengan sudut 900.
Hasil : Klien
bersedia dan telah
disuntik imunisasi
TT
4. Melakukan
pendidikan
kesehatan tentang
gizi pranikah
meliputi pengertian
gizi pranikah,
manfaat gizi
pranikah, zat gizi
yang dibutuhkan,
komposisi pangan.
Hasil : Klien
memahami tentang
gizi pranikah
5. Melakukan
pendidikan
kesehatan tentang
tablet Fe pranikah
meliputi
pengertian.
kebutuhan tablet
Fe, kegunaan zat
besi, cara minum,
tempat
penyimpanan tablet
Fe, efek samping
minum tablet Fe,
dan bahan makanan
yang mengandung
zat besi.
Hasil : Klien
memahami tentang
tablet Fe dan
bersedia minum
tablet Fe
6. Melakukan
penjadwalan
kunjungan ulang
dengan klien
pranikah
Hasil : Klien
bersedia
melakukan
kunjungan 3 hari
kemudian pada
tanggal 7 Agustus
2021
7. Melakukan
pendokumentasian
kebidanan dengan
SOAP
Hasil :
Dokumentasi
kebidanan telah
dilakukan
2. Senin/9-8- Nn.F Klien ingin KU : Baik, Nn. F umur 1. Menjelaskan pada TTD Mahasiswa
2021 melakukan Kesadaran 23 tahun klien hasil
Pukul kunjungan composmentis dengan pemeriksaan.
09.00 wib ulang pra Tekanan darah pranikah Hasil : Klien Rini Marlina
nikah : 110/70 fisiologis memahami
mmHg kondisinya TTD CI
S : 360C 2. Memberikan
Nadi: pendidikan
80x/menit kesehatan tentang
Respiratory kehamilan meliputi Trya Sunuhaji,
Rate: kehamilan ideal, A.Md.Keb., SKM
20x/menit cara menunda
kehamilan, tanda
kehamilan,
pemeriksaan
kehamilan,
menjaga
kehamilan, dan
tanda bahaya
kehamilan. TTD Pembimbing
Hasil : Klien Institusi
memahami tentang
kehamilan
Nur Khafidoh
3. Memberikan S.Si.T.M.Kes
pendidikan
kesehatan tentang
persalinan meliputi
penolong
persalinan, tanda
persalinan,
penolong
persalinan.
Hasil : Klien
memahami tentang
persalinan

4. Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
pascasalin meliputi
perawatan
pascasalin,
konsumsi vitamin
A,manfaat
pemberian ASI.
Hasil : Klien
memahami tentang
perawatan
pascasalin

5. Menjadwalkan
kunjungan ulang
pada tanggal 11
Agustus 2021
Hasil : Klien
bersedia kunjungan
ulang pada tanggal
11 Agustus 2021

6. Melakukan
pendokumentasian
kebidanan
Hasil :
pendokumentasian
kebidanan telah
dilakukan
3. Kamis/12- Nn.F Klien ingin KU : Baik, Nn. F umur 1. Menjelaskan pada TTD Mahasiswa
8-2021 melakukan Kesadaran 23 tahun klien tentang hasil
Pukul kunjungan composmentis dengan pemeriksaan
09.00 wib ulang pra Tekanan pranikah Hasil : Klien Rini Marlina
nikah dan darah: 120/80 fisiologis memahami
ingin mmHg kondisinya
konsultasi S : 370C 2. Memberikan TTD CI
protokol Nadi: pendidikan
kesehatan 82x/menit kesehatan tentang
yang tepat Respiratory IMS (Infeksi
saat Rate: Menular Seksual) Trya Sunuhaji,
melakukan 20x/menit meliputi gejala, A.Md.Keb., SKM
acara tindakan bila
pernikahan terinfeksi, IMS
menjadi gerbang
menuju
HIV/AIDS .
Hasil : Klien
memahami TTD Pembimbing
tentang IMS Institusi
3. Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
definisi AIDS, Nur Khafidoh
penularan, gejala S.Si.T.M.Kes
dan pencegahan
HIV/AIDS.
Hasil : Klien
memahami tentang
AIDS
4. Memberikan
pendidikan
kesehatan tentang
Infeksi Saluran
Reproduksi.
Hasil : Klien
memahami
tentang Inffeksi
Saluran
Reproduksi
5. Memberikan
Pendidikan
kesehatan
pelaksanaan
pernikahan sesuai
protocol
kesehatan.
Hasil : Klien
memahami
tentang cara
mengadakan
acara pernikahan
sesuai protokol
kesehatan
6. Melakukan
pendokumentasian
kebidanan
Hasil :
pendokumentasian
kebidanan telah
dilakukan

Anda mungkin juga menyukai