Oleh :
Kelompok IX
1
KAJIAN TEORI
2
yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari
aspek kognitif, emosi, maupun fisik (Ali, dkk, 2010)
2. Tahapan Remaja
Perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan juga
melewati tahapan- tahapan yang dalam hal ini dimungkinkan
dengan adanya kontak terhadap lingkungan atau sekitarnya.
Menurut Ali, dkk (2010) dan Soetjiningsih, dkk, (2010), masa
remaja dibedakan menjadi:
a. Masa remaja awal (10-13 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman
sebaya
2) Tampak dan merasa ingin bebas
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan
keadaan tubuhnya dan mulai berfikir khayal (abstrak)
b. Masa remaja tengah (14-16 tahun)
1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan
jenis
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam
4) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin
berkembang
5) Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual
c. Masa remaja akhir (17-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap
dirinya
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta
5) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
3. Tahapan Pubertas Wanita
3
mulainya menstruasi ( menarche) hingga pembentukan dari
periode menstruasi regular. Munculnya rambut pubis
(pubarche) berasal dari sekresi pubertal adrenal
androgen (adrenarche), meskipun produksi ovarian
androgen juga terjadi (Diana, 2001).
4
3) Terbentuknya umpan balik positif pada kelenjar
hipotalamus dan hipofifis oleh estrogen.
5
4. Perubahan fisik remaja
a. Perubahan hormonal
6
selama pubertas yaitu hormone pertumbuhan (growth
hormone/GH). Pada periode pubertas, GH dikeluarkan
dalam jumlah lebih besar dan berhubungan dengan
proses pacu tumbuh selama masa pubertas. Pacu tumbuh
selama pubertas memberi kontribusi sebesar 17% dari tinggi
dewasa anak lakilaki dan 12% dari tinggi dewasa anak
perempuan.
7
perubahan endometrium yang terdiri dari fase
menstruasi, foliferasi dan fase sekretorik(Saadi, 2017)
a) Siklus folikulogenesis
- Fase folikuler
8
membentuk rongga atau antrum.rongga memisahkan sel
granulosa menjadi 2, yaitu kumulus ooforus (
kelompok granulosa yang merapat disekitar oosit,
reseptor FSH menurun) dan mural (kelompok sel
granulosa yang membentuk dinding folikel, reseptor
FSH meningkat) penghasil estrogen (Saadi, 2017)
- Ovulasi
- Fase luteal
9
rubrum), selama 3 hari pasca ovulasi sel granulosa terus
membesar dan terbentuk korpus luteum. Pada 8-9
hari pasca ovulasi vaskularisasi mencapai puncaknya
bersamaan puncaknya kadar progesterone dan estrogen.
(Saadi, 2017)
b) Siklus Endomentrium
- Fase menstruasi
- Fase proliferasi
10
saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada
stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
- Fase sekresi
- Fase iskemi/premenstrual
11
12
(2) Tanda-tanda perubahan seks sekunder
a) Rambut
b) Pinggul
13
c) Payudara
d) Kulit
f) Otot
g) Suara
14
Widyastuti dkk (2009) menjelaskan tentang perubahan
kejiwaan pada masa remaja. Perubahan-perubahan yang
berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah:
15
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan
mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa
(Jahja, 2012). Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001; dalam
Jahja, 2012), seorang remaja termotivasi untuk memahami
dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka.
Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun
dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan
tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif
mereka.
2008)
1) Faktor internal
a. Organ Reproduksi
16
dan berkembang dengan baik, rahim yang tidak
tumbuh, indug telur yang tidak tumbuh. Beberapa
wanita remaja tidak mendapat haid karena vaginanya
mempunyai sekat. Tidak jarang ditemukan kelainan
lebihkompleks lagi, yaitu wanita remaja tersebut tidak
mempunyai rahim atau rahim tidak tumbuh dengan
sempurna yang disertai tidak adanya lubang kemaluan.
Kelainan ini disebu t “ogenesisgenitalis yang bersifat
permanen, artinya perempuan tersebut tidak akan
mendapatkan haid selama – lamanya
b. Hormonal
17
Perubahan yang berlangsung dalam diri seorang
perempuan pada masa pubertas dikendalikan oleh
hipotalamus, yakni suatu bagian tertentu pada otak
manusia. Kurang lebih sebelum gadis itu mengalami
datang bulan atau haid, hypotalamus i tu mulai
menghasilkan zat kimia, atau yang kita sebut sebagai
hormon yang akan dilepaskannya. Hormon pertama
yang akan dihasilkan adalah perangsang kantong
rambut (FSH; Folikel Stimulating Hormon). Hormon ini
merangsang pertumbuhan folikel yang mengandung sel
telur dalam indung telur. Karena terangsang oleh FSH,
folikel itu pun akan menghasilkan estrogen yang
membantu pada bagian dada dan alat kemaluan gadis.
18
ini akibat timbul perdarahan saat datang haid yang
pertama.
c. Penyakit
a. Gizi
19
c. Gaya Hidup
a. Acne
20
peradangan folikel. Akne berkaitan dengan masalah
kebersihan kulit, pola makan, hormonal, psikologis, dan
infeksi bakteri (Soetjiningsih, 2010). Akne paling
sering terjadi pada masa remaja dan dimulai pada
awal pubertas. Insiden akne pada remaja bervariasi
antara 30-60% dengan insiden terbanyak pada usia 14-17
tahun pada perempuan dan 16-19 tahun pada laki-laki
(Soetjiningsih, 2010).
b. Masalah Payudara
21
- Keluhan berhubungan dengan siklus haid, dimulai
pada minggu terakhir fase luteum dan berakhir setelah
mulainya haid.
d. Amenorrhea
22
Amenore secara tradisional dibedakan menjadi
amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer
yaitu tidak terjadinya haid sampai usia
f. Dismenore
23
dengan diminorea pada topic ini adalah nyeri berat
sampai menyebabkan perempuan tersebut dating
berobat kedokter atau mengobatinya sendiri dengan
obat anti nyeri.
g. Leukorea
24
Leukorea (keputihan) yaitu cairan putih yang
keluar dari liang senggama secara berlebihan
(Setyana, 2013). Leukorea paling sering dijumpai pada
penderita genekologi, adanya gejala ini diketahui
penderita kurang menjaga kebersihan vaginanya
(Karyati, 2014). Remaja perempuan dengan kondisi
peripubertal (skala maturitas tanner tahap III) sering
mengeluh adanya discharge vagina atau lebih
dikenal dengan istilah keputihan (Marcdante, dkk,
2014). Keputihan bukanlah penyakit tersendiri, tetapi
merupakan manifestasi gejala dari hampir semua
penyakit kandungan. Penyebab utama keputihan harus
dicari dengan anamnesa, pemeriksaan kandungan, dan
pemeriksaan laboratorium (Manuaba, 2010).
Menurut Bahari (2012), leukorea atau keputihan
(fluor albus) dibagi menjadi dua yaitu:
25
Cairan eksudat yang berwarna, mengandung
banyak leukosit, jumlahnya berlebihan, berbau
tidak sedap, terasa gatal atau panas, sehingga
seringkali menyebabkan luka akibat garukan di
daerah mulut vagina. Keputihan patologis sering
disebut dengan keputihan abnormal atau
keputihan tidak normal yang dikategorikan sebagai
penyakit. Ciri-ciri dari keputihan patologis yaitu
cairan yang keluar sangat kental dan warna
kekuningan, bau yang sangat menyengat,
jumlahnya yang berl ebih dan menyebabkan rasa
gatal, nyeri juga rasa sakit dan panas saat berkemih
(Bahari, 2012).
26
- Lingkungan sanitasi yang kotor
h. Masalah Gizi
27
Masalah gizi pada remaja akan berdampak
negatif pada tingkat kesehatan masyarakat misalnya
penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi
dengan BBLR, dan penurunan kesegaran jasmani.
Banyak penelitian telah dilakukan menunjukkan
kelompok remaja menderita banyak masalah gizi
antara lain anemia dan indeks massa tubuh (IMT)
kurang dari normal (kurus). Prevalensi anemia pada
remaja berkisar 40-88%, sedangkan prevalensi remaja
dengan IMT kurus berkisar 30-40%. Banyak faktor
yang dapat menjadi penyebab masalah ini. Dengan
mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi
masalah gizi tersebut akan membantu upaya
penanggulangannya.
i. Anemia
28
tidak memadai, peningkatan kebutuhan fisiologi, dan
kehilangan banyak darah. Remaja merupakan salah
satu kelompok yang rentan terhadap defisiensi
besi. Sebagian besar disebabkan oleh ketidakcukupan
asimilasi zat besi yang berasal dari diet, dilusi dari
cadangan tubuh seiring pacu tumbuh dan kehilangan
zat besi (Soetjiningsih, 2010). Menurut Kiswari
(2014), anemia dapat terjadi antara lain disebabkan
oleh kehilangan besi, kebutuhan zat besi yang
meningkat, dan penyakit kronis. Menstruasi yang
dialami remaja putri juga menyebabkan kebutuhan zat
besi lebih tinggi daripada laki-laki (Soetjiningsih, 2010
dan Maryam 2016).
29
- Sistem Saraf: sakit kepala, pusing, telinga
mendenging, mata berkunang-kunang, kelemahan
otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin pada
ekstremitas.
30
anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak
nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya. Gejala yang
khas dijumpai pada defisiensi besi, tidak dijumpai pada
anemia jenis lain, seperti :
2) Masalah Perilaku
31
a. Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlaran
c. Kawin Muda
d. Aborsi
32
tindakan ilegal dengan ancaman denda dan hukuman penjara
bagi pelakunya. Saat ini tiap hari ada 100 remaja yang
melakukan aborsi karena kehamilan di luar nikah. Jika
dihitung per tahun, 36 ribu janin dibunuh oleh remaja dari
rahimnya. Ini menunjukkan pergaulan seks bebas di
kalangan remaja Indonesia saat ini sangat
memprihatinkan. Survei Pusat Penelitian Kesehatan
Universitas Indonesia menemukan jumlah kasus aborsi di
Indonesia setiap tahunnya mencapai 2,3 juta dan 30% di
antaranya dilakukan oleh remaja (Dhamayanti, 2013). e.
Infeksi Menular Seksual Remaja Indonesia saat ini
sedang mengalami peningkatan kerentanan terhadap
berbagai ancaman risiko kesehatan terutama yang berkaitan
dengan kesehat an seksual dan reproduksi t ermasuk
peningkatan ancaman HIV/AIDS. Depkes RI menunjukkan
bahwa sampai Maret 2008 pengidap HIV/AIDS terbanyak
4
adal ah kelompok remaja. Sampai dengan tahun 2004 kasus
AIDS di Indonesia yang dilaporkan ditemukan pada
kelompok 0-4 tahun sebanyak 12 kasus (1,53%), umur
5-14 tahun sebanyak 4 kasus (0,3%), dan umur 15-19
tahun sebanyak 78 kasus (5,69%). Kasus HIV/AIDS di
Jawa Tengah dalam 5 tahun terakhir ini mengalami
peningkatan yang cukup berarti, dari 14 kasus pada
tahun 2000 menjadi 158 kasus pada tahun 2005. Peningkatan
kejadian IMS pada remaja disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan remaja tentang IMS dan kurangnya kesadaran
remaja untuk menggunakan kondom pada saat melakukan
hubungan seksual dengan pekerja seks komersial. Remaja
percaya bahwa IMS dapat dicegah dengan cara
meningkatkan stamina dan meminum antibiotik sebelum
berhubungan seks (Dhamayanti,2013)
33
B. Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin (Catin)
1. Konsep Pernikahan
a. Aspek fisik/biologis
1) Usia, Usia yang ideal menurut kesehatan dan juga program KB,
maka usia antara 20-25 tahun bagi wanita dan usia antara 25-30 tahun
bagi pria adalah masa yang paling baik untuk berumah tangga.
Lazimnya usia pria lebih daripada usia wanita, perbedaan usia relatif
sifatnya.
34
2) Kondisi Fisik
1) Kepribadian
2) Pendidikan
Maksud dari karakter ini ialah memiliki nilai keagamaan yang baik,
konsisten pada hokum-hukum
2) Nasab (keturunan yang baik), Hendaknya pasangan yang akan dinikahi
berasal dari keturunan yang baik, karena nasab itu memiliki
pengaruh kuat terhadap etika dan perilaku seseorang.
3) Latar belakang budaya yang baik
4) Pergaulan yang baik
5) Persiapan mental
35
Menurut kemenkes tahun 2014 persiapan untuk catin yaitu :
a. Persiapan fisik
1) Pemeriksaan status kesehatan:, Tanda-tanda vital (suhu,nadi,frekuensi
nafas,tekanan darah)
2) Pemeriksaan Darah rutin: Hb, Trombosit, Leukosit,
3) Pemeriksaan Darah yang dianjurkan:
a) Golongan Darah dan Rhesus
b) Gula Darah Sewaktu (GDS)
c) Thalasemia
d) Hepatitis B dan C
e) TORCH (toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus dan herpes
simpleks)
4) Pemeriksaan urin rutin
b. Persiapan gizi
Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui
penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi beserta
defisiensi asam folat
c. Status imunisasi
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus
dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan
penuh.
Table status imunisasi :
Status TT Interval (selang waktu) minimal Lama Perlindungan
TTI 0
36
TTV 1 tahun setelah TTIV 25 tahun
37
5) Eksploitasi (misal: memanfaatkan, memperdagangkan dan
memperbudakkan pasangan)
Apabila hal tersebut terjadi, maka sebaiknya baik suami maupun istri
berupaya mencari solusi terlebih dahulu dengan berdialog. Langkah-langkah
berikut ini juga dapat dilakukan ketika terjadi kekerasan dalam rumah
tangga:
f. Ketidaksetaraan Gender
38
4) Beban ganda (beban kerja perempuan lebih lama dan lebih banyak:
perempuan dituntut menjadi ibu rumah tangga sekaligus pencari nafkah
keluarga
Pada catin penting untuk dilakukan KIE edukasi mengenai persiapan dalam
pernikahan agar tercapainya kesehatan yang baik.
4. Kontrasepsi
Metode kotrasepsi yang dianjurkan bagi pasangan baru yang ingin
menunda kehamilan adalah sebagai berikut:
c. Metode Jenis Alat Kontrasepsi
Contoh
Metode Modern Pil Pil Kombinasi
Jangka Pendek Suntik Progestin Kombinasi
Kondom
Metode Modern Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Cu T 380A
Metode jangka Panjang (AKDR)/IUD, Alat Kontrasepsi Bawah
Kulit (AKBK)/Implan
Metode Alamiah :
Metode Amenore Laktasi (MAL) Pantang Berkala/ system kalender Coitus
Interuptus / Senggama Terputus Pengukuran Suhu Basal Penilaian Lendir
Vagina
39
diperuntukkan bagi petugas kesehatan. Informasi kesehatan reproduksi yang
diberikan dalam lembar balik adalah:
a. Persiapan pranikah
b. Kesetaraan gender dalam pernikahan
c. Keluarga berencana
d. Kehamilan, pencegahan komplikasi, persalinan dan pasca salin
e. Infeksi saluran reproduksi, infeksi menular seksual serta hiv dan aids,
termasuk pencegahan penularan hiv-aids dari ibu ke anak (ppia)
f. Informasi tentang deteksi dini kanker leher rahim dan kanker
payudara gangguan dalam kehidupan seksual suami istri, dan
g. Mitos pada perkawinan.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, R. E., dkk., 2012. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. EGC. Jakarta
40
Chandran, Lahta, 2008.Menstruation Disorders: Over view. E-medicine
Obstetric and Gynecology.
41
Setyana, W. A. 2013. Analisis Faktor Eksogen Non-infeksi yang
Mempengaruhi Kejadian Keputihan pada Mahasiswi di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Karya Tulis Ilmiah.
42