Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

STASE II MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

SUNTIK TETANUS TOXOID PRA NIKAH

PADA “NN. N UMUR 23 TAHUN”

DI PMB SRI LESTARI S.SiT

TAHUN 2022

DI SUSUN OLEH

NAMA : SRI LESTARI

NPM : 15901KH2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

POLITEKNIK KARYA HUSADA

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Kasus ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga Laporan Kasus ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam pembuatan guna memenuhi persyaratan
ketuntasan Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Remaja dan Pra Nikah
Harapan penulis semoga Laporan Kasus ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi tugas ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Pada Laporan Kasus ini penulis mengakui masih banyak kekurangan karena
keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena itu penulis harapkan kepada
para pembaca untuk memaklumi serta memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan selanjutnya.

Jakarta, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR…………………………………..…….ii
DAFTAR ISI…………………...………………………...……iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………….……1
B. Rumusan Masalah……………………………………....2
C. Tujuan…………………………………………………...2
D. Manfaat………………………………………………......3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Asuhan Kebidanan Pada Pra Nikah ………………4
B. Teori Evidence Based Midwifery Pada Pra Nikah……….6
BAB III TINJAUAN KASUS…………………………………114
BAB V PEMBAHASAN……………………………………….15
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………16
B. Saran……………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan dimurnikan yang
diberikan pada bayi, anak dan ibu sebagai usaha memberikan perlindungan
terhadap penyakit tetanus. Imunisasi Tetanus Toksoid ini juga diberikan pada
ibu hamil dan wanita yang akan menikah (calon pengantin). Tujuan imunisasi
Tetanus Toksoid ini untuk melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus
karena antibodi dihasilkan dan diturunkan pada bayi melalui plasenta dan
mengurangi resiko tetanus pada neonatal (Ida Wijayanti et al, 2013).
Data dari WHO menghitung insidensi secara global kejadian tetanus di
dunia secara kasar berkisar antara 0,5 – 1 juta kasus dan Tetanus Neonatorum
(TN) terhitung sekitar 50% dari kematian akibat tetanus di negara – negara
berkembang. Perkiraan insidensi tetanus secara global adalah 18 per 100.000
populasi per tahun (Ida Wijayanti et al, 2013).
Kasus tetanus neonatorum banyak ditemukan di negara berkembang
khususnya negara dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
rendah. Pada tahun 2014, dilaporkan terdapat 84 kasus dari 15 provinsi
dengan jumlah meninggal 54 kasus. Dengan demikian CFR tetanus
neonatorum pada tahun 2014 sebesar 64,3%, meningkat dibandingkan tahun
2013 yang sebesar 53,8%. Gambaran kasus menurut faktor risiko status
imunisasi menunjukkan bahwa sebanyak 54 kasus (74%) terjadi pada
kelompok yang tidak diimunisasi. Sebanyak 51 kasus (68,9%) melakukan
pemeriksaan kehamilan dengan dokter/bidan/perawat. Menurut faktor
penolong persalinan, 50 kasus (68,5%) ditolong oleh penolong persalinan
tradisional, misalnya dukun. Menurut alat yang digunakan untuk pemotongan
tali pusat, sebagian besar kasus dilakukan pemotongan tali pusat dengan
gunting yaitu 46 kasus (59%). (Kemenkes, 2014).

1
Menurut BKKBN penyebab langsung kematian ibu di Indonesia
adalah pendarahan, hipertensi saat kehamilan, dan infeksi. Menurut Riskesdas
penyebab kematian bayi ini salah satunya adalah tetanus Neonatorum.
Proporsi infeksi Tetanus Neonatorum (TN) akan semakin besar bila bayi tidak
memiliki kekebalan alamiah terhadap Tetanus yang diturunkan melalui
ibunya. Kekebalan alamiah ini diperoleh ibu melalui imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) dengan dosis dan waktu interval minimal tertentu. Imunisasi
merupakan salah satu solusi untuk mencegah terjadinya TN. Ibu hamil penting
mendapat imunisasi untuk mencegah terjadi Tetanus pada ibu dan bayinya.
Meskipun imunisasi tetanus pada ibu hamil dinilai sangat penting sebagai
bentuk pencegahan Tetanus pasca persalinan, maupun pada bayi yang
dilahirkan sang ibu, pemanfaatan imunisasi TT pada ibu hamil dinilai masih
kurang optimal (Pratiwi C, 2013).
B. Rumusan Masalah
Maka akan melakukan Asuhan Kebidanan Suntik Tetanus Toxoid Pra Nikah
C. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan Suntik Tetanus
Toxoid Pra Nikah dengan menggunakan metode SOAP dan Catatan
Implementasi.
2. Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pranikah dengan
imunisasi TT pada Nn. N umur 23 tahun di PMB Hj. Sri Lestari S.SiT
di tahun 2022.
b. Mahasiswa mampu melakukan Assesment pada pranikah dengan
imunisasi TT pada Nn. N umur 23 tahun di PMB Hj. Sri Lestari S.SiT
di tahun 2022.
c. Mahasiswa mampu melakukan Planning atau Perencanaan pada
pranikah dengan imunisasi TT pada Nn. N umur 23 tahun di PMB Hj.
Sri Lestari S.SiT di tahun 2022.

2
d. Mahasiswa mampu melakukan Catatan Implementasi pada pranikah
dengan imunisasi TT pada Nn. N umur 23 tahun di PMB Hj. Sri
Lestari S.SiT di tahun 2022.

D. RUANG LINGKUP
Dalam kasus ini membahas tentang Asuhan Kebidanan Suntik Tetanus
Toxoid Pra Nikah dengan menggunakan metode SOAP dan Catatan
Implementasi pada “Nn.N Umur 23 tahun di PMB Hj. Sri Lestari pada tanggal
22 Oktober 2022 dengan pemberian suntik TT pra nikah dengan tujuan
diberikan imunisasi untuk melindungi bayi baru lahir dari Tetanus
neonotorum, melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka,
pencegahan penyakit pada ibu hamil dan bayi kebal terhadap kuman tetanus,
serta untuk mengeliminasi penyakit tetanus pada bayi baru lahir,
pendokumentasian dilakukan dengan mencatat hasil tindakan ke dalam buku
register dan memberi pasien kartu jadwal suntik TT ulang yang ke 2.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan makalah ini dapat berguna untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan pranikah tentang imunisasi TT, sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan pranikah mengenai imunisasi TT bagi pembacanya dan dapat
mengembangkannya.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa
- Menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan pada pranikah dengan imunisasi TT.
- Mampu melakukan manajemen kebidanan menggunakan metode
SOAP dan Catatan Implementasi pada pranikah dengan imunisasi
TT.

3
b. Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan bagi bidan untuk penyuluhan mengenai
imunisasi TT sehingga meningkatkan pengetahuan catin.
c. Institusi kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi bagi
institusi kesehatan (pengelola program imunisasi setempat) dalam
mengidentifikasi wanita usia subur yang akan menikah dalam melaksanakan
imunisasi Tetanus Toksoid atau tidak melaksanakan imunisasi dalam upaya
preventif terhadap kematian bayi karena Tetanus.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

Teori Asuhan Kebidanan yang diterapkan pada Pra Nikah

1. Pengertian Imunisasi TT
Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah
penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang dilaksanakan secara terus
menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu
memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.
2. Tujuan Imunisasi TT
Tujuan diberikan imunisasi Tetanus Toksoid adalah untuk melindungi
bayi baru lahir dari Tetanus neonotorum, melindungi ibu terhadap
kemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil
dan bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi penyakit
tetanus pada bayi baru lahir.
3. Sasaran dan Jadwal Pemberian
Imunisasi TT diberikan kepada mereka yang masuk dalam kategori
Wanita Usia Subur (WUS) yaitu wanita berusia 15-39 tahun, termasuk ibu
hamil (bumil) dan calon pengantin (catin). Waktu yang tepat untuk
mendapatkan vaksin TT sekitar dua hingga enam bulan sebelum pernikahan.
Ini diperlukan agar tubuh memiliki waktu untuk membentuk antibodi.
Imunisasi TT diberikan tidak hanya satu kali. Guna mendapatkan
perlindungan yang maksimal, imunisasi dilakukan sebanyak 5 kali dengan
rentang jarak waktu tertentu. Berikut dapat dilihat waktu pemberian imunisasi
TT.

5
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Wanita Usia Subur (WUS)

Status Imunisasi Interval Minimal Masa Perlindungan


Pemberian
TT1 - -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 Lebih dari 25 tahun

4. Manfaat Imunisasi TT
Imunisasi Tetanus Toksoid mempunyai beberapa manfaat antara lain:
a. Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada bayi berusia kurang
1 bulan yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus saat terluka dalam proses
persalinan.
c. Untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat terjadi pada
vagina mempelai wanita yang diakibatkan hubungan seksual pertama.
d. Mengetahui lebih awal berbagai kendala dan kesulitan medis yang
mungkin terjadi untuk mengambil tindakan antisipasi yang semestinya
sedini mungkin.
e. Mencegah terjadinya toksoplasma pada ibu hamil.
f. Mencegah penularan kuman tetanus ke janin melalui pemotongan tali
pusar. Manfaat-manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu
tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus
maternal dan tetanus neonatorum.

6
5. Efek Samping Imunisasi TT
Kepada calon pengantin wanita imunisasi TT diberikan sebanyak 2x
dengan interval 4 minggu. Imunisasi TT diberikan kepada calon pengantin
wanita dengan tujuan untuk melindungi bayi yang aan dilahir dari penyakit
Tetanus Neonotur.
Vaksin ini disuntikan pada otot paha atau lengan dengan dosis 0,5 mL.
Efek samping pada imunisasi TT adalah reaksi local pada tempat penyuntikan,
yaitu berupa kemerahan, pembengkakan, dan rasa nyeri. Banyak anggapan
bahwa imunisasi TT bisa membuat seseorang menjadi mandul dan ada juga
orang-orang yang beranggapan bahwa imunisasi TT merupakan alat
kontrasepsi atau KB, akan tetapi anggapan-anggapan itu adalah tidak benar.
Pemerintah bermaksud mencenangkan gerakan imunasasi TT untuk
melindungi bayi baru lahir dari resiko terkena Tetanus Neonotorum.
A. Teori Evidence Based Midwifery pada Pranikah
a. Tetanus neonaturum adalah penyakit karena kuman Clostridium tetani
yang dapat menyebabkan kematian bayi baru lahir, yang dapat dicegah
dengan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid pada WUS. Menurut
Notoatmojo (2003) menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai
informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas,
sedangkan salah satu partisipasi dalam pemberian imunisasi TT
dipengaruhi oleh pengetahuan. Menurut Ranuh (2001) tujuan imunisasi
TT adalah merangsang sistem imunologi untuk membentuk antibodi
spesifik sehingga melindungi tubuh dari serangan penyakit TT. Menurut
Gunawan (2002), pengalaman berkaitan dengan pendidikan dan umur
individu, ini berarti semakin pendidikan tinggi maka pengalaman akan
semakin luas dan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan
semakin banyak. (Susanti et al., 2018)
b. Penelitian ini sejalan dengan Eni Susanti (2013) bahwa wanita yang
memiliki pengetahuan kurang tentang imunisasi Tetanus Toxoid dan tidak

7
melaksanakan imunisasi Tetanus Toxoidpra nikah sebanyak 31 orang
(96,9%) responden. Wanita yang memiliki pengetahuan cukup tentang
imunisasi Tetanus Toxoid dan tidak melaksanakan imunisasi Tetanus
Toxoid pra nikah sebanyak 17 orang (94,4%) responden. Sedangkan
wanita yang memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi Tetanus Toxoid
dan tidak melaksanakan imunisasi Tetanus Toxoid sebanyak 2 orang
(6,7%) responden. Dalam (Sitinjak, 2017)
c. Peneliti mengatakan bahwa pengetahuan Ibu Pra-nikah tentang Imunisasi
TT dapat dilihat dari hasil masih 34,6% ibu yang berpengetahuan tinggi
belum melakukan imunisasi TT dan ini disebabkan oleh ibu hanya sekedar
meminta kartu telah melakukan imunisasi TT kepuskesmas,ada sebagian
ibu juga mengatakan tidak memiliki waktu luang untuk melakukan
imunisasi TT karna bekerja,dan sebagian ibu juga mengatakan malas
dengan alasan tidak berpengaruh terhadap ibu dan kehamilannya. Dapat
dilihat pula masih 33,3% ibu yang berpengetahuan rendah belum
melakukan imunisasi TT karna alasan tidak mengetahui pentingnya
imunisasi TT untuk ibu dan kehamilannya,ada sebagian ibu mengatakan
bahwa ibu takut untuk disuntik. Asumsi peneliti bahwa semakin bayak
responden yang memahami tentang imunisasi TT, maka akan semakin
positif pula sikap yang akan dilakukan oleh responden dan akan
memahami manfaat akan dilakukannya tentang imunisasi TT (catin).
Imunisasi catin adalah imunisasi yang perlu dilakukan guna mengurangi
akibat dari yang dilakukan, karena itu imunisasi catin adalah dilakukan
bila calon suami akan melakukian pernikahan guna mencegah dari
masalah kehamilan yang akan ditimbulkannya nanti bila akan melahirkan.
Vaksin Catin adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah
dimurnikan yang terabsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat
thimerosal 0,1 mg/ ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0.5 ml
vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Vaksin TT dipergunakan
untuk pencegahan tetanus pada bayi yang baru lahir dengan

8
mengimunisasi wanita usia subur, dan juga untuk pencegahan tetanus
(Idanati rukna, 2005). Dalam (Meiriza & Triveni, 2018).
d. Salah satu Kementerian Kesehatan Strategi Republik Indonesia untuk
mencapai Eliminasi tetanus neonatorum adalah dengan melakukan
imunisasi TT pada ibu hamil wanita. Evaluasi lapangan menunjukkan
bahwa TT cakupan untuk ibu hamil masih rendah. Oleh karena itu,
Kementerian Kesehatan mulai mengembangkan intensifikasi Imunisasi TT
pada wanita usia subur usia, calon pengantin. Tapi sampai sekarang
program tersebut belum dilaksanakan dengan baik. Imunisasi adalah cara
yang efektif dan mudah dan pencegahan murah untuk mencegah
terjadinya penyakit menular yang berbahaya. Melalui imunisasi, seseorang
akan menjadi kebal terhadap infeksi tertentu penyakit. Imunisasi
memberikan perlindungan, pencegahan, bahkan kekebalan dan
meminimalkan kemungkinan penularan penyakit, jadi agar anak terhindar
dari penyakit tertentu yang dapat menyebabkan kecacatan bahkan
kematian. NS program imunisasi dirasakan sangat penting bagi
masyarakat, terutama bagi wanita hamil, bayi baru lahir, sekolah anak-
anak, dan wanita usia subur, termasuk calon pengantin. Menurut
penelitian dari hasil analisa di lapangan kurangnya keinginan atau inovasi
wanita usia subur karena ibu malas untuk menggali informasi kesehatan
dan khususnya untuk kesehatan mereka sendiri. Banyak wanita ini usia
yang meremehkan TT imunisasi karena mereka pikir itu adalah tidak
penting dan tidak fatal bagi mereka. Hasilnya juga menunjukkan bahwa
ada masih beberapa wanita usia subur yang memiliki sikap negatif dalam
melaksanakan imunisasi TT. Berdasarkan peneliti dari hasil analisis di
lapangan ada sikap negatif di wanita usia subur karena wanita usia subur
menganggap TT imunisasi tidak penting dalam kesehatan dan itu karena
pengetahuan tentang fertilitas yang rendah wanita, terutama informasi
untuk mereka sendiri kesehatan. Banyak wanita usia subur melakukannya
belum tahu kegunaan dan manfaat TT imunisasi. Padahal, kandungan

9
tetanus imunisasi toksoid penting dalam melindungi tubuh dari infeksi
tetanus dan bagi ibu hamil untuk mencegah janin di dalam rahim karena
terinfeksi oleh tetanus neonatus (Marni & Yanti, 2019).
e. Perluasan Program Imunisasi (EPI) menjadwal ulang lima dosis TT untuk
semua wanita usia subur, tetapi strategi tersebut tidak dapat mencapai
cakupan seperti yang diharapkan, karena sejumlah besar wanita usia subur
tidak menyadari manfaat dari imunisasi dan perlindungan lengkap
terhadap tetanus (Chowdhury et al., 2011) dalam (Amani & Faiza, 2020).
Bahkan wanita terpelajar dari usia subur tampaknya tidak memiliki
pengetahuan tentang imunisasi lengkap tetanus. Itu juga telah melaporkan
bahwa meskipun pengetahuan memadai, praktek tidak sesuai dengan
pengetahuan, yang faktor tambahan yang disarankan mungkin telah
mencegah menerjemahkan pengetahuan ke dalam praktik seseorang. 
Dalam tampilan fakta bahwa di negara berkembang, sebagian besar
persalinan ditolong oleh tenaga non kesehatan, meningkat cakupan toksoid
tetanus diinginkan (Amani & Faiza, 2020).
f. Cara Pmberian penyuntikan TT
1. Petugas Menerima Ibu hamil dengan usia kehamilan minimal 4
bulan,WUS yang mau menikah, atau pasein yg memerlukan imunisasi
TT
2. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasein
3. Petugas memberikan penjelasan yang lengkap mengenai vaksin
Tetanus Toxoid
4. Pasein menandatangani informed consent yg di berikan petugas
5. Tehnik Pelaksanaan
a. Petugas melakukan cuci tangan lalu keringkan dengan tisue
kemudian menggunakan handscoon
b. Petugas Imunisasi menetapkan lokasi penyuntikan di lengan atas
pasein

10
c. Petugas mengambil vaksin TetanusToxoid sebanyak 0,5ml
menggunakan disposable syringe 0,5 ml (solosot)
d. Petugas membersihkan lokasi penyuntikan dengan menggunakan
kapas air hangat dan tunggu sampai kering
e. Vaksin di suntikan secara intramuskuler pada lengan atas pasein
daerah musculus deltoideus
6. Dissposable syringe yang habis di pakai di masukan ke dalam safety
bok
7. Petugas obat memberikan obat paracetamol
8. Petugas mencatat data pasein hasil Imunisasi dalam buku register
Imunisasi,buku imunisasi di posyandu atau di buku KIA.
g. Pendokumentasian
Dokumentasi Kebidanan adalah suatu catatan yang memuat seluruh
data yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis, perencanaan
keperawatan, tindakan, dan penilaian yang disusun secara sistematis,
valid, dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum (Ali,
2009). Menurut Asmadi (2008) dokumentasi merupakan pernyataan
tentang kejadian atau aktifitas yang otentik dengan membuat catatan
tertulis. Dokumentasi keperawatan berisi hasil aktivitas keperawatan yang
dilakukan perawat terhadap klien, mulai dari pengkajian hingga evaluasi.

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pelaksanaan Asuhan
Hari / Tanggal : 22 OKTOBER 2022
Jam : 08.00 WIB
Tempat Pengkajian : PMB HJ.SRI LESTARI
Pemberi Asuhan : SRI LESTARI
B. Identitas Pasien
Nama : Nn.N
TTL : 01-10-1999/23 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat Rumah : Jl.Tipar Cakung 003/005
Telepon/ Hp :-

Manajemen Asuhan Kebidanan (SOAP)


Asuhan Kebidanan Pada Catin “Nn. N Umur 23 tahun di PMB Sri Lestari,
S.SiT dengan Suntik TT Persiapan Pra Nikah

1. S : Mengatakan ingin konsultasi persiapan pra nikah dan ingin mengetahui


mengenai imunisasi TT
2. O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Tanda-Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,6 oC, R : 21 x/menit , BB: 55 Kg
TB ; 156 cm , IMT : 22,6, Lila : 26 cm,

12
Muka : tidak terlihat pucat
Conjungtiva : tidak pucat, Telapak tangan tampak tidak terlihat pucat
Pemeriksan penunjang :
1. Hb : 12,1 gr/dl
2. Urine : Protein : Neg (-), Reduksi : Neg (-), Tespack : Neg (-)

3. A :Diagnosa : Nn. N Umur 23 thn dengan persiapan suntik TT pra nikah


Masalah : Konseling persiapan pra nikah dan kegunaan imunisasi TT
Kebutuhan : KIE Imunisasi dan pemberian penyuntikan TT

4. P : PENATALAKSANAAN
a. Melaukan komunikasi terapeutik kepada pasien
: Pasien merespon dengan baik
b. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien bahwa keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg, S ; 36,6oC, N : 80 x/menit, R ; 21 x/menit.
: Pasien mengerti atas hasil pemeriksaanya
c. Memberitahu kepada catin bahwa harus dilakukan
pemeriksaan/imunisasi TT (Tetanus Toxoid) sebelum menikah.
: Pasien mengerti mengenai penjelasan tentang imunasi TT
: Pasien memahami dan mengerti tentang pemeriksaan kesehatan
sebelum menikah
d. Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada Nn.N
: Sudah dilakukan penyuntikan TT pada Nn. N di lengan kiri atas,
sebanyak 0,5 ML disuntikan secara IM
e. Menganjurkan pasien untuk suntuk TT ulang 1 bulan lagi
: Pasien mengerti dan bersedia melakukan suntik TT ulang (TT2) 1
bulan lagi
f. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan
: Telah dilakukan pendokumentasian

13
BAB V
PEMBAHASAN

1. Dari hasil pengkajian data subyektif didapatkan. Nn. N melakukan suntik TT


pra nikah yang pertama kali. Hal ini sesuai dengan Ida Wijayanti et al, 2013
bahwa Toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan dimurnikan yang
diberikan pada bayi, anak dan pada ibu hamil dan wanita yang akan menikah
(calon pengantin). Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara
kasus dan teori.
2. Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada Nn.N. hal ini sesuai
dengan Idanati rukna, 2005 Vaksin ini disuntikan pada otot paha atau lengan
dengan dosis 0,5 mL. Efek samping pada imunisasi TT adalah reaksi local
pada tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan, dan rasa
nyeri. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.
3. Menganjurkan pasien untuk suntuk TT ulang 1 bulan lagi. Hal ini sesuai
dengan Idanati rukna, 2005 Kepada calon pengantin wanita imunisasi TT
diberikan sebanyak 2x dengan interval 4 minggu. Waktu yang tepat untuk
mendapatkan vaksin TT sekitar dua hingga enam bulan sebelum pernikahan.
Ini diperlukan agar tubuh memiliki waktu untuk membentuk antibodi.
Imunisasi TT diberikan tidak hanya satu kali. Guna mendapatkan
perlindungan yang maksimal, imunisasi dilakukan sebanyak 5 kali dengan
rentang jarak waktu tertentu. Berikut dapat dilihat waktu pemberian
imunisasi TT. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara kasus
dan teori.
4. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan. Hal ini sesuai dengan
Asmadi (2008) dokumentasi merupakan pernyataan tentang kejadian atau
aktifitas yang otentik dengan membuat catatan tertulis. Dokumentasi
keperawatan berisi hasil aktivitas keperawatan yang dilakukan perawat
terhadap klien, mulai dari pengkajian hingga evaluasi. Berdasarkan hal
tersebut, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.

14
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Setelah dilakukan pengkajian pada pranikah dengan imunisasi TT
pada Nn. N umur 23 tahun di PMB Hj. Sri Lestari S.SiT di tahun
2022. Berdasarkan hasil telaah jurnal pada catin dengan persiapan pra
nikah mengungkapkan bahwa ada pengaruh KIE terhadap persiapan
pra nikah pada catin. Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.
b. Setelah dilakukan Assesment pada pranikah dengan imunisasi TT pada
Nn. N umur 23 tahun di PMB Hj. Sri Lestari S.SiT di tahun 2022 Hal
ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus.
c. Mahasiswa mampu melakukan Planning atau Perencanaan pada
pranikah dengan imunisasi TT pada Nn. N umur 23 tahun di PMB Hj.
Sri Lestari S.SiT di tahun 2022. Dengan Memberikan injeksi imunisasi
TT 0,5 cc secara IM pada Nn.N. hal ini sesuai dengan Idanati rukna,
2005 Vaksin ini disuntikan pada otot paha atau lengan dengan dosis
0,5 mL. Efek samping pada imunisasi TT adalah reaksi local pada
tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan, dan rasa
nyeri. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara kasus
dan teori.
d. Mahasiswa mampu melakukan Catatan Implementasi pada pranikah
dengan imunisasi TT pada Nn. N umur 23 tahun di PMB Hj. Sri
Lestari S.SiT di tahun 2022. Melakukan pendokumentasian asuhan
kebidanan. dokumentasi merupakan pernyataan tentang kejadian atau
aktifitas yang otentik dengan membuat catatan tertulis. Dokumentasi
keperawatan berisi hasil aktivitas keperawatan yang dilakukan perawat

15
terhadap klien, mulai dari pengkajian hingga evaluasi. Berdasarkan hal
tersebut, tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.
B. Saran
1. Bagi bidan
Menjadi bahan masukan dalam melaksanakan tindakan kebidanan pada
kasus pra nikah dengan persiapan pra nikah, dan diharapkan bagi tenaga
kesehatan mampu melakukan KIE persiapan pra nikah pada catin
termasuk suntik TT.
2. Bagi klien
Bagi para catin hendaknya lebih memahami pengetahuan mengenai
persiapan pra nikah untuk kesejahteraan rumah tangga

16
DAFTAR PUSTAKA
Amani, A. M., & Faiza, A. N. (2020). Effect of tetanus toxoid immunization training
program on knowledge and attitude on female nursing students in Government
Universities in Khartoum State. International Journal of Nursing and Midwifery,
12(2), 51–63. https://doi.org/10.5897/ijnm2020.0415
Marni, L., & Yanti, E. (2019). Association of Knowledge and Attitude Between
Women of Childbearing Age about Tetanus Toxoid Immunization with Tetanus
Toxoid Immunization Status for Future Bride and Groom. 6(September), 44–47.
Amani, A. M., & Faiza, A. N. (2020). Effect of tetanus toxoid immunization training
program on knowledge and attitude on female nursing students in Government
Universities in Khartoum State. International Journal of Nursing and Midwifery,
12(2), 51–63. https://doi.org/10.5897/ijnm2020.0415
Marni, L., & Yanti, E. (2019). Association of Knowledge and Attitude Between
Women of Childbearing Age about Tetanus Toxoid Immunization with Tetanus
Toxoid Immunization Status for Future Bride and Groom. 6(September), 44–47.
Meiriza, W., & Triveni. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pra-Nikah
Dengan Pelaksanaan Imunisasi Tetanus toxoid (Catin) Di Puskesmas Padang
Luar Kabupaten Agam. Journal of Chemical Information and Modeling, 1(2),
2622–2256.
https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/PSKP/article/view/367/193
Sitinjak, H. L. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Calon Pengantin Wanita
Terhadap Pentingnya Pemberian Suntikan Tetanus Toxoid Pra Menikah Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kandis Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Dan Sains
Terapan, 2(1), 21–28.
Susanti, E. T., Kholifah, N., & Pusphita, I. (2018). Pengetahuan Wanita Usia Subur
Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti, 4(1),
15–20.
Stikes, Keperawatan et al. (2020) ‘Prodi D3 Keperawatan STIKes Yarsi Mataram,
2,3 Prodi S1 Kebidanan STIKes Yarsi Mataram’, 12(2), pp. 23–29.
Susanti, E. T., Kholifah, N. and Pusphita, I. (2018) ‘Pengetahuan Wanita Usia
Subur Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid’, Jurnal Keperawatan Karya
Bhakti, 4(1), pp. 15–20.

https://ppid.bandungkab.go.id/image/document/dinas-kesehatan-sop-pemberian-
imunisasi-tetanus-puskesmas-dayeuhkolot.pdf

17
18

Anda mungkin juga menyukai