LAPORAN KASUS
i
ASUHAN KEBIDANAN PADA
An. D DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TT CATIN
DI PUSKESMAS SUNGAI KAKAP
TAHUN 2021
Diusulkan Oleh:
DWI HANDAYANI
NIM: 202130025
Nova Rahimah,S,ST
NIP.1995041420200102 NIP.1977
Pengalaman Kerja :
1. Bidan PTT di Puskesmas . Rawak Tahun 1995-1998
2. Bidan PTT di Puskesmas Semberang Kec.Sambas Tahun 1998
-2001.
3. Bidan ( PNS ) Puskesmas Kuala Mandor B Tahun 2001-2008.
4. Bidan di Puskesmas Sei.Ambawang Tahun 2008 2014.
5. Bidan di Puskesmas Sei Kakap Tahun 2014-sekarang.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
rahmat dan karunia karena yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan stase Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Remaja dan Pra
Nikah dalam kegiatan praktik klinik program profesi Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Pontianak
Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulis menemukan berbagai
hambatan dan kesulitan. Namun penulis banyak mendapatkan bimbingan dari ibu
Nurmala Sari M.Tr.Keb selaku pembimbing utama dan Ibu Nova Rahimah,S.ST
selaku Clinical Instructure yang telah memberikan arahan, perhatian serta
masukan kepada penulis.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan
laporan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan kasus ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan laporan kasus ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini berguna bagi
pembaca dan tenaga kesehatan umumnya serta penulis dan tenaga bidan
khususnya.
Dwi Handayani
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... i
BIO DATA MAHASISWA ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar belakang.................................................................... 1
B Rumusan masalah............................................................... 2
C Tujuan ................................................................................ 2
D Manfaat ................……………………………….......…... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Teori ……. .......................................................... 4
B Evidance Based Midwifery tentang Asuhan Kebidanan
TT Catin …………………………………..……..………. 8
BAB III TINJAUAN KASUS
A Pengkajian Data Subjektif ………………………………. 10
B Pengkajian Data Objektif ………………………………... 10
C Assesment / Analisis Kasus ……………………………... 11
D Plan/Rencana Tindakan …………………………………. 11
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………. 13
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan ……………………………………………… 17
B Saran …………………………………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia menginginkan pernikahan, karena pernikahan atau
hidup berumah tangga merupakan bagian dari nikmat serta menujukkan tanda
keagungan ALLAH SWT yang diberikan kepada umat manusia. Dengan
melangsungkan pernikahan, berarti mereka telah mempertahankan
kelangsungan hidup secara turun temurun serta melestarikan agama ALLAH
SWT di bumi persada ini.
Selain itu dengan pernikahan seseorang akan lebih terpelihara hawa
nafsunya dan merasa tenang. Dengan adanya istri, suami bisa mempunyai
teman untuk saling berbagi rasa cinta dan sayang, serta dapat membantu
suami dalam mengatur rumah tangga yang merupakan bagian terpenting bagi
keharmonisan dan keserasian hidup. Demikian pula bagi wanita setelah
mendapatkan suami, maka ada orang yang melindungi dirinya, memberi
nafkah padanya, mengasihi, dan mencintainya, menolong di kala sakit dan
sebaliknya suami ada yang menghibur dikala susah.
Di negara Indonesia, dalam melangsungkan perkawinan itu belum
diakui sah secara hukum negara, apabila pernikahan antara laki-laki dan
perempuan itu tidak dicatatkan dalam kantor urusan agama (KUA) dan
mendapatkan buku nikah. Selain dari syarat-syarat yang ditentukan dalam
hukum islam, juga ditambahkan seperti surat-surat keterangan dari desa,
keluarga, surat keterangan kesehatan dan lain-lain yang menjadi persyaratan.
Seringkali masyarakat yang akan melangsungkan pernikahan kurang
menyadari kelengkapan administerasi terkait surat kesehatan (surat
keterangan hasil pemeriksaan kesehatan termasuk surat keterangan sudah
diimunisasi TT calon pengantin/catin). Sesungguhnya pemeriksaan
kesehatan itu sangatlah penting dan akan memberi manfaat besar bagi pihak
laki-laki maupun perempuan.
1
2
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Imunisasi
adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu
saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan (Permenkes RI Nomor 12 Tahun 2017;
Kemenkes RI, 2015). Imunisasi merupakan suatu program yang dengan
sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar
sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Imunisasi
merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. (Proverawati,
Atikah, 2010).
2. Pengertian Vaksin
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa
mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan,
masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang
telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan
dengan zat lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu
(Permenkes RI Nomor 12 Tahun 2017; Kemenkes RI, 2015). Vaksin
Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian
dimurnikan (Setiawan, 2018).
Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat),
ketika vaksin masuk dalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk
melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya
sebagai suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga
kali oleh antigen yang sama dengan vaksin maka antibodi akan tercipta
5
lebih cepat dan banyak, walaupun antigen bersifat lebih kuat dari vaksin
yang pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu imunisasi efektif
mencegah penyakit infeksius (Proverawati, Atikah, 2010).
3. Pengertian Tetanus Toxoid
Tetanus toxoid adalah sediaan toksin tetanus yang dilemahkan,
yang akan membentuk respon imun terhadap clostridium tetany
(Kemenkes, RI, 2015). Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan
oleh infeksi kuman clostridium tetany, kuman ini bersifat an-aerob,
sehingga dapat hidup pada lingkungan yang tidak terdapat zat asam
(oksigen). Tetanus dapat menyerang bayi, anak-anak bahkan orang
dewasa (Proverawati, Atikah, 2010). Imunisasi tetanus toksoid adalah
proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap
infeksi tetanus (Idanati, 2018).
4. Pelaksanaan Suntik TT
Banyak yang memahami bahwa suntik TT hanya dilakukan satu
kali, yaitu sebelum menikah. Sebenarnya, suntik TT sebelum menikah
adalah pemberian vaksin TT tahap pertama. Pelaksanaannya dilakukan 2
minggu hingga 1 bulan sebelum menikah.
Setelah itu, akan ada suntik TT lanjutan, yaitu 4 minggu setelah
suntik TT pertama dilakukan. Suntik TT ketiga dilakukan 6 bulan setelah
suntik TT kedua. Pelaksanaan suntik TT keempat adalah 1 tahun
kemudian terhitung sejak suntik TT ketiga.
Idealnya, suntik TT dilakukan hingga lima tahap. Suntik TT kelima
atau yang terakhir dilakukan 1 tahun setelah suntik TT keempat. Apabila
Anda mendengar bahwa suntik TT juga diberikan pada ibu hamil, maka
itu adalah suntik TT tahap kedua dan ketiga.
Setelah melahirkan, seorang wanita masih perlu mendapatkan
imunisasi TT. Hal ini dikarenakan masih ada kemungkinan wanita
tersebut hamil dan harus menjalani proses persalinan yang membuka
peluang terjadinya infeksi tetanus (Proverawati, Atikah, 2010).
6
WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993 yang tidak
mempunyai KMS Balita namun mempunyai kartu TT di SD, maka status
imunisasinya :
TT 1 : waktu imunisasi di klas I SD
TT 2 : waktu imunisasi di klas II SD
TT 3 : waktu imunisasi calon pengantin (catin) yang pertama
TT 4 : waktu imunisasi pertama pada saat hamil
TT 5 : waktu imunisasi kedua pada saat hamil
WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993, mempunyai KMS
Balita dan mempunyai kartu TT di SD, maka status imunisasinya :
TT 1 – TT 4 : dapat dilihat di KMS dan kartu TT
TT 5 : waktu imunisasi pertama pada saat hamil
5. Manfaat Imunisasi TT
Sama seperti imunisasi lainnya, imunisasi TT memiliki beberapa
manfaat. Manfaat suntik TT tidak hanya untuk ibu melahirkan
melainkan juga untuk bayi yang dilahirkannya. Anda bisa mendapatkan
manfaat suntik TT jika melakukannya sesuai instruksi dokter. Berikut ini
adalah beberapa manfaat suntik TT bagi ibu dan bayi:
a. Menghindari infeksi kuman tetanus pada vagina
Manfaat suntik TT sebelum menikah sudah bisa dirasakan oleh
wanita sejak malam pertama. Vaksin TT bisa mencegah vagina
seorang perempuan dari infeksi kuman tetanus saat melakukan
hubungan seksual pertama kalinya.
b. Mencegah ibu terkena tetanus
Pemberian suntik TT akan membuat ibu memiliki kekebalan
terhadap kuman Clostridium Tetani. Ibu hamil yang memiliki
kekebalan ini akan terlindung dari penyakit tetanus ketika menjalani
proses persalinan yang biasanya memerlukan episiotomy (gunting
vagina).
c. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus
Penerimaan suntik TT juga akan memberikan perlindungan
pada bayi Anda yang baru lahir. Kekebalan yang Anda dapatkan
terhadap kuman tetanus akan mencegah penyakit tetanus melalui
8
pemotongan tali pusat. Bayi Anda pun akan terhindar dari tetanus
neonatorum.
2. Sawitri, Ida Farida dalam laporan penelitiannya pada tahun 2011 yang
dilakukan di Kota Tangerang Selatan dengan judul “Gambaran Persepsi
Petugas Puskesmas dan Petugas Kantor Urusn Agama (KUA) Dalam
Pelaksanaan Program Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) Pada Calon
Pengantin Wanita Di Kota Tangerang Selatan Pada Tahun 2011”
diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan program imunisasi TT belum
optimal dikarenakan terdapat beberapa hambatan dari petugas
puskesmas, petugas KUA maupun dari calon pengantin.
3. Ellyana Masrurotin dalam laporan penelitiannya pada tahun 2020 yang
dilakukan di Tulungagung dengan judul “Suntik TT (Tetanus Toxoid)
Sebagai Salah Satu Syarat Administerasi Pernikahan Dalam Persepsi
Ulama Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama Tulungagung” diperoleh
kesimpulan pertama manfaat dari imunisasi TT bagi calon pengantin
wanita yang masih usia subur bisa melindungi mereka dari hal yang bisa
menyebabkan terjangkitnya virus tetanus, khususnya bisa melindungi
pengantin wanita dalam melakukan hubungan suami istri pertama kali.
Imunisasi TT juga bisa melindungi pada saat mereka melakukan proses
melahirkan yang mengharuskan itu bersentuhan dengan alat-alat
kedokteran seperti gunting atau pisau. Imunisasi TT juga bisa
melindungi bayi baru dilahirkan pada saat pemotongan tali pusat. Kedua
Ulama Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama Tulungagung menyetujui
tentang disyaratkannya bukti telah melakukan suntik TT. Karena para
ulama yakin bahwa pemerintah menetapkan hal tersebut untuk kebaikan
dan kemaslahatan masyarakat sendiri disamping juga merupakan hal
dorurot. Sehingga dapat dikategorikan sebagai upaya pemerintah untuk
melindungi masyarakat.
4. Wira Meiriza, Triveni dalam laporan penelitiannya yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Pra-Nikah Dengan Pelaksanaan
Imunisasi Tetanus Toxoid (Catin) Di Puskesmas Padang Luar Kabupaten
Agam” pada tahun 2018 berkesimpulan tidak terdapat hubungan
11
Pengumpulan data
Tanggal /waktu pengkajian : 30 April 2021 / 09.45 Wib
Tempat pengkajian : Puskesmas Sei.Kakap
Identitas
Nama : Dewinta
Umur : 19 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat rumah : Dusun Garuda RT 10 Rw 02 Desa Sei.Kakap
A. Data Subjektif
1. Latar belakang kunjungan : TT Catin untuk persiapan pernikahan
2. Yang menemani pasien pada saat kunjungan: sendiri
3. Datang dengan rujukan dari : Tidak, datang sendiri
4. Riwayat haid
menarche : Usia 13 tahun
Siklus haid : 28 – 29 hari
Lama haid : 5 – 6 hari
Banyaknya : ± 3-4 kali ganti pembalut / hari
Dismenorhoe : Tidak
5. Riwayat atau masalah kesehatan saat ini
Tidak mengalami penyakit lain seperti diabetes mellitus, jantung, stroke,
hipertensi, kanker, TBC dll.
6. Riwayat imunisasi
TT : Kelas IV SD
B. Data Objektif.
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Antrophometri :
13
A. Kesimpulan
Pengkajian terhadap Nona Dewinta , umur 19 tahun yang akan
imunisasi TT catin telah dilakukan sesuai dengan kebutuhan informasi yang
dibutuhkan sebelum pemberian imunisasi TT catin. Sudah dapat memilah
antara data subyektif dan data obyektif. Membuat analisis hasil pengkajian
dan dapat memberikan atau menyuntikan TT kepada calon pengantin.
Setelah pemberian imunisasi dilakukan observasi untuk memastikan tidak ada
syok anafilaksis atau kejadian pasca imunisasi lainnya.
Imunisasi TT dilakukan di lengan kiri. Pemberian atau penyuntikan
vaksin dilakukan secara intramusculer, dengan dosis pemberian vaksin TT
sebanyak 0,5 cc.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa agar selalu meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
pengalaman dan kemampuan dalam pemberian imunisasi TT pada calon
pengantin (catin) dan selalu menambah wawasan atau pengetahuannya.
2. Bagi institusi
Laporan studi kasus ini bisa dijadikan tambahan bahan pustaka agar
menjadi sumber bacaan, sehingga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan mahasiswa di institusi pendidikan pada asuhan kebidanan
khusunya terkait pemberian imunisasi TT Catin.
3. Bagi lahan praktik
Laporan komprehensif ini dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai
proses pemberian imunisasi TT khususnya pada wanita usia subur calon
pengantin (catin)
21
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Kevin. 2020. Dengan judul tulisan “Kegunaan Vaksin Tetanus dan Kapan
Harus Mendapatkannya”. https://www.alodokter.com/kegunaan-vaksin-
tetanus-dan-kapan-harus-mendapatkannya
Masrurotin, Ellyana, 2020. Suntik TT (Tetanus Toxoid) Sebagai Salah Satu Syarat
Administerasi Pernikahan Dalam Persepsi Ulama Muhammadiyah dan
Nahdhatul Ulama Tulungagung. Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.
Kementerian Kesehatan RI, 2015. Buku Ajar Imunisasi. Cetakan Kedua, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan: Jakarta
Rika, F.P.C dan Wahyuni, Tri. 2018. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan
Dukungan Keluarga Tentang Imunisasi TT Pada Calon Pengantin
Dengan Kepedulian Melakukan Imunisasi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gunung Samarinda Balikpapan. Program Studi Ilmu Keperawatan.
Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi. Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Barat.
Sawitri, Ida Farida, 2011. Gambaran Persepsi Petugas Puskesmas Dan Petugas
Kantor Urusan Agama (KUA) Dalam Pelaksanaan Program Imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) Pada Calon Pengantin Wanita Di Kota Tangerang
Selatan Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 3 No. 3 Desember
2012: 132-142