Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN PADA CALON PENGANTIN NN.

A UMUR 24 TAHUN
DENGAN KEK DI PUSKESMAS PERAWANG

Laporan Individu Stase 2, Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas Perempuan dan


Prakonsepsi

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Disusun oleh:

Nama :
LIZA SILVIANTI
NIM. 220703025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


STIKES AL INSYIRAH PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Kelompok Stase 2 Praktik
Asuhan Kespro, Seksualitas Perempuan dan Prakonsepsi dengan judul ASUHAN
KEBIDANAN PADA CALON PENGANTIN NN. A UMUR 24 TAHUN DENGAN
KEK DI PUSKESMAS PERAWANG. Laporan Tugas Individu ini disusun sebagai
salah satu persyaratan menyelesaikan Stase 2 Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas
Perempuan dan Prakonsepsi Tahun Akademik 2023. Sehubungan dengan itu, penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bdn.Fajar Sari Tanberika, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Stikes Al
Insyirah
2. Eti Afriyanti, S.Tr. Keb selaku Perceptor Klinik Kelompok Puskesmas Perawang.
3. Bdn.Rika Ruspita, S.ST, M.Kes Selaku Perceptor Akademik Stase 2 Profesi Bidan
Profesi Stikes Al Insyirah
4. Bd. Fatma Nadia,SST, M.Kes Selaku Perceptor akademik Tugas Individu Stase 2
Bidan Profesi Stikes Al Insyirah
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Laporan Tugas ini dengan sebaik–
baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya.
Hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik pengalaman,
pengetahuan dan waktu. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi perbaikan yang akan datang sangat diharapkan. Semoga Allah SWT
memberikan balasan atas segala amal yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas
Kelompok ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain yang membutuhkan.
Perawang , Desember 2022

Liza Silvianti
ASUHAN KEBIDANAN PADA CALON PENGANTIN NN. A UMUR 24 TAHUN
DENGAN KEK DI PUSKESMAS PERAWANG

Laporan Individu Stase 2, Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas Perempuan dan


Prakonsepsi

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Tanggal, Januari 2023

Disusun oleh:

Nama :
LIZA SILVIANTI
NIM. 220703025

Disetujui Oleh

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

( ETI AFRIYANTI, S.Tr.Keb. ) (Bdn. RIKA RUSPITA,S. ST, M.Kes)


NIP. 19790414 200212 2 006 NIDN. 1026068803

Perceptor akademik Tugas Individu Stase 2

(Bd. FATMA NADIA, SST, M.Kes)


NIDN. 1007069002
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA CALON PENGANTIN NN. A UMUR 24 TAHUN
DENGAN KEK DI PUSKESMAS PERAWANG

Laporan Individu Stase 2, Praktik Asuhan Kespro, Seksualitas Perempuan dan


Prakonsepsi

Telah Diseminarkan pada Tanggal Januari 2023

Disusun oleh:

Nama :
LIZA SILVIANTI
NIM. 220703025

Disetujui Oleh

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

( ETI AFRIYANTI, S.Tr.Keb. ) (Bdn. RIKA RUSPITA,S. ST, M.Kes)


NIP. 19790414 200212 2 006 NIDN. 0003049402

Ketua Prodi Profesi Bidan

( Bdn.FAJAR SARI TANBERIKA, SST, M.Kes)


NIDN. 1007098701
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Calon pengantin merupakan pasangan laki-laki dan perempuan yang akan


segera hidup bersama dalam mahligai rumah tangga dan membentuk keluarga dalam
ikatan pernikahan (Kemenag, 2009). Masalah pra nikah dapat dikaitkan dengan
masa prakonsepsi, karena setelah menikah akan segera menjalani proses konsepsi.
Kualitas seorang generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi sejak sebelum hamil
dan selama kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat penting untuk
diperhatikan termasuk status gizinya, terutama dalam upaya mempersiapkan
kehamilan karena akan berkaitan erat dengan outcome kehamilan (Paratmanitya &
Hadi, 2012).
Kehamilan merupakan impian bagi pasangan suami istri dengan memiliki
seorang anak, salah satu tujuan dari pernikahan telah terpenuhi. Bagi beberapa
wanita, hamil adalah hal yang sangat mudah didapatkan. Namun, ada beberapa
wanita yang harus melakukan banyak usaha untuk dapat hamil. Pengetahuan gizi
sangat diperlukan bagi pasangan suami istri dalam mempersiapkan kehamilan
terutama bagi pasangan yang akan menikah (Nuryani, 2012). Kehamilan yang sehat
membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan
harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan
dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik, serta
psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik. Pengaturan gizi yang baik juga
sangat berperan dalam proses pembentukan sperma dan sel telur yang sehat. Status
gizi yang baik dapat mencegah masalah gizi pada saat kehamilan seperti anemia,
KEK, pencegahan infeksi dan komplikasi kehamilan (Oktaria dan Juli , 2016).
Anemia dan KEK merupakan masalah yang sering terjadi pada kelompok usia
dewasa terutama pada wanita hamil. Berdasarkan dari data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2008, prevalensi anemia ibu hamil di Negara
berkembang meningkat dari 35% menjadi 75%. Keadaan anemia ditandai dengan
penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai 2
normal yaitu 25 kg/m2. Hasil analisis bivariat dengan odds ratio (OR) terhadap
obesitas didapatkan OR sebesar 2.695 sehingga obesitas merupakan faktor risiko
terhadap kejadian keterlambatan konsepsi (Infertilitas) pasangan suami istri pada
laki-laki. Faktor lain yang berhubungan dengan masalah gizi pra hamil adalah
rendahnya pengetahuan gizi.
Rendahnya pengetahuan gizi dapat menyebabkan rendahnya pemilihan
makanan dan memiliki peran dalam masalah gizi. Tingkat pengetahuan gizi
seseorang akan menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat
kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi juga mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pembentukan kebiasaan makan seseorang.
Pendidikan gizi suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan gizi kepada
masyarakat, kelompok atau individu dengan harapan agar bisa memperoleh
pengetahuan tentang gizi yang lebih baik sehingga dapat berpengaruh pada sikap
dan prilaku (Notoatmojo, 2010).
Salah satu upaya menanggulangi masalah gizi melalui peningkatan
pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang dengan melakukan penyuluhan gizi.
Penyuluhan gizi merupakan suatu prinsip pemasaran yang bersifat edukatif untuk
memperbaiki kesadaran gizi yang bertujuan sebagai salah satu cara dalam
peningkatan pengetahuan seseorang dalam masalah gizi pra kehamilan. Edukasi gizi
merupakan bagian dari kegiatan pendidikan kesehatan, didefinisikan sebagai upaya
terencana untuk mengubah prilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam bidang kesehatan (Chacigo, 2010).
Wanita ini beresiko tinggi untuk melahirkan berat badan lahir rendah (BBLR)
dan prematur. Namun masalah gizi pra hamil bukan hanya pada wanita saja,
menurut penelitian (Ahsan et al., 2010) laki-laki yang obesitas dapat mempengaruhi
kejadian infertilitas pada laki-laki, selain obesitas keterbiasaan konsumsi alkohol
pada laki-laki juga dapat berpengaruh buruk terhadap janin yang dilahirkan.
Pendidikan kesehatan tentang masalah gizi di Indonesia dalam beberapa
program gizi belum memprioritaskan calon pengantin menjelang pernikahan.
Beberapa sasaran pendidikan kesehatan program gizi di Indonesia banyak dituju
pada balita, ibu hamil, ibu menyusui, remaja serta pencegahan penyakit tertentu.
Sedangkan pendidikan kesehatan pada kelompok pranikah belum menjadi perhatian
yang serius (Ulvie et al., 2012).
Pembatasan Masalah Masing-masing individu pasti memiliki sikap positif
terhadap kesehatan dirinya serta mempunyai kemampuan dalam melaksanakan
upaya peningkatan derajat kesehatan secara mandiri. Masalah kesehatan bisa
disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya karena kurangnya asupan atau
kelebihan asupan makanan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai makanan dan
zat gizi perlu ditingkatkan untuk merubah sikap masyarakat akan kesadaran
kesehatan. Mengajak masyarakat menjaga kesehatan dan asupan makannya
memerlukan upaya yang tidak hanya bisa dilakukan dalam waktu singkat, namun
perlu perjalanan waktu yang merubahnya, terutama pada calon pengantin pra nikah,
dalam mengajak dan mensosialisasikan kepada mereka membutuhkan waktu dan
media yang tepat. Upaya yang dapat dilakukan yaitu memberikan pengetahuan gizi
pra nikah untuk mempersiapkan diri menjadi seorang ibu dan ayah dimasa yang
akan datang.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Calon Pengantin Nn. A Umur 24 Tahun Dengan
Kek Di Puskesmas Perawang?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum.
1.1.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi Asuhan Kebidanan Pada Calon Pengantin Nn. A Umur 24 Tahun
Dengan Kek Di Puskesmas Perawang.
2. Tujuan Khusus
1.1.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi data subjektif pada Calon Pengantin Nn. A Umur 24 Tahun
Dengan KEK Di Puskesmas Perawang.
b. Mengidentifikasi data objektif pada Calon Pengantin Nn. A Umur 24 Tahun
Dengan KEK Di Puskesmas Perawang
c. Mengidentifikasi assesment (diagnose kebidanan, masalah dan kebutuhan) pada
Nn. A Di Puskesmas Perawang
d. Mengidentifikasi planning pada Calon Pengantin Nn. A Umur 24 Tahun
Dengan KEK Di Puskesmas Perawang

D. MANFAAT
a. Bagi Puskesmas
1. Bagi Puskesmas Perawang dapat meningkatakan pencapaian kunjungan
calon pengantin
2. Dapat melakukan Pencegahan stunting dan pencapaian pencegahan penyakit
menular seksual
b. Bagi Isntitusi
1. Sebagai referensi peneliti selanjutnya dapat meningkatkan kesiapan mental
calon pasangan suami istri agar mencapai calon pengantin kesehatan yang
baik.
c. Bagi Pasien
1. Dapat meningkatkan pengetahuan calon pengantin tentang kesehatan
reproduksi dan persiapan pernikahan
2. Dapat Menghetahui berbagai penyakit Menular Seksual Sebelum menikah
3. Dapat mengenal riwayat kesehatan diri sendiri maupun pasangan
4. Membuat calon mempelai pengantin semakin mantap, lebih terbuka, dan
lebih yakin satu sama lain
d. Bagi Kelompok
Konseling Pranikah agar mendeteksi atau menskrining calon penganten atau
pasangan pranikah yang bermanfaat untuk mendeteksi terjadinya Kekurangan
Gizi pada calon penganten, sehingga Calon Penganten mendapatkan
penanganan yang cepat tepat dan segera dalam mempersiapkan kehamilan dan
membentuk keluarga Sakinah.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI PRAKONSEPSI
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum dan
konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi pembuahan. Jadi
prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan
atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga
satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan
sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Asuhan yang diberikan pada
perempuan sebelum terjadi konsepsi.

B. TUJUAN PRAKONSEPSI
Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada
dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal saat dimulainya kehamilan.
Tujuan lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia
saat kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Meskipun kehamilan bagi
beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas pasangan yang memang
merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari asuhan prakonsepsi, baik bagi
mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya
mengurangi kondisi yang dapat membahayakan kehamilan.

C. MANFAAT KONSELING PRAKONSEPSI


Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan
emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi, ibu
dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat
prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang
menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan
upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat. Selain itu asuhan pra konsepsi
juga bermanfaat untuk :
a. Identifikasi keadaan penyakit
b. Penilaian keadaan psikologis
c. Kesiap siagaan keuangan dan tujuan hidup
d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk membantu
membuat keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya.
D. LANGKAH- LANGKAH YANG DILAKUKAN DALAM PRA KONSEPSI
1. Melakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga kesehatan
dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan mengidentifikasi faktor resikonya.
2. Pemeriksan laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa
pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil antara lain : pemeriksaan
darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, hepatitis B, PAP Smear, clamidia,
HIV, dan Gonorhoe.
3. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi (Imunisasi Tetanus Toxoid)
4. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan penyebab banyak
masalah dalam kehamilan.
5. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga ( kesulitan dalam kehamilan, persalinan,
nifas maupun kecacatan )
6. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi ( olah
raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat terlarang/ hentikan
bila ibu sudah terbiasa )
7. Identifikasi masalah kesehatan ( DM, epilepsy,hipertensi dll ), berikan penanganan
dan observasi sebelum terjadi konsepsi.
8. Makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang, dan yang
mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan toxoplasmosis yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin.
9. Membersihkan lingkungan dari bahan kimia.

E. PERSIAPAN PRANIKAH
1. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yaitu melakukan pemeriksaan status kesehatan kedua pasangan,
Tanda – tanda vital dan pemeriksaan darah Penyakit Menular seksual ( HIV AIDS,
SISILIS, Hepatitis B), Golongan Darah, dan Hb serta Pemeriksaan Urine.
2. PERSIAPAN GIZI
Peningkatan status Gizi dengan cara pemeriksaan Lingkar Lengan (LILA) atas pada
calon pengantin perempuan, Melalui Penanggulangan KEK (Kekurangan energy
kronik), dan anemia gizi besi serta difisiensi asam folat.
3. STATUS IMUNISASI
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit Tetanus Toksoid
dilakukan pemberian Imunisasi 5 Dosis Imunisasi TT untuk mencapai kekebalan
penuh.

Status TT Interval Waktu minimal Lama Perlindungan


TT I 0
TT II 4 Minggu Setelah TTI 3 Tahun
TT III 6 Bulan Setelah TT II 5 Tahun
TT IV 1 Tahun Setelah TT III 10 Tahun
TT V 1 Tahun Setelah TT IV 25 Tahun

4. MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN REPRODUKSI


 Sebaiknya pakaian Diganti 2 x sehari
 Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat
 Membersihkan organ reproduksi dari luar kedalam
 Pakailah handuk yang bersih, kering dan tidak lembab
 Khusus untuk perempuan,
- Tidak Boleh sering menggunakan cairan pembilas vagina
- Jangan menggunakanpembalut yang tipis dalam waktu yang lama
- Pembalut saat menstruasi diganti paling lama setiap 4 jam sekali
- Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna gelap harap
memeriksaan ke petugas kesehatan
- Bagi laki-laki dianjurkan Sunat untuk kesehatan.

F. KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)

a. Pengertian KEK
Kekurangan Energi kronik adalah salah satu keadan Malnutrisi dimana keadaan
Ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (Kronik) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative absolut satu
atau lebih zat gizi. Seseorang dikatakan KEK Jika Lingkar Lengan Atas Ibu Yang
Dominan Bekerja < 23,5 Cm (Helena, 2013).
b. Patofisiologi KEK :
Krisis ekonomi, politik, social -> Pengangguran, inflasi,kurang pangan,
kemiskinan -> Kurang pengetahuan , pendidikan , keterampilan -> Persediaan
makanan tidak cukup - > Pola asuh tidak memadai -> Konseling yankes tidak
memadai -> Konsumsi gizi tidak cukup - > ada penyakit ( bawaan) -> Ibu
Hamil/Caten KEK.
c. Faktor – factor yang mempengaruhi KEK
 Pola Konsumsi
Berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah
bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang yang merupakan ciri
khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu ( sulistyoningsih, 2011).
 Pekerjaan
Pekerjaan menggambarkan aktivitas dan kesejahteraan ekonomi yang akan
didapatkan.

 Pendapatan
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan
dikonsumsi sehari-harinya.
 Pendidikan
Tingkat pendidikan Caten/ ibu hamil sangat berperan dalam kualitas
perawatan kehamilannya. Informasi mengenai yang berhubunhan dengan
kesehatan sangat dibutuhkan dan meningkatkan pengetahuan ibu.
 Faktor Perilaku
Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada umumnya wanita
lebih memberikan perhatian khusus pada kepala keluarga dan anak anaknya.
Ibu hamil harus mengkonsumsi 3000 kalori / hari. Jika ibu tidak memiliki
kebiasaan buruk maka status gizi bayi nya nanti akan melahirkan kesehatan
yang baik pada bayi.
 Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya.

d. Etiologi KEK
a) Akibat KEK Pada ibu hamil
- Merasa Letih Terus menerus
- Kesemutan
- Muka tampak pucat
- Kesulitan saat melahirkan tidak ada tenaga
- ASI yang tidak keluar
b) Akibat KEK Saat Kehamilan terhadap janin
- Keguguran
- Pertumbuhan janin terganggu (BBLR)
- Perkembangan otak janin terlambat, hingga kecerdasan anak kurang, bayi
lahir premature
- Kematian bayi (Helena, 2012).
c) Akibat KEK Saat Persalinan
- Dapat mengakibatkan persalinan yang sulit / persalinan lama , persalinan
sebelum waktunya/ premature, perdarahan
e. Cara pengukuran KEK
Dengan mempersiapkan PITA LILA, Dengan cara :
- Tetapkan posisi bahu dan siku menekuk, dan tangan yang digunakan
tangan dominan bekerja
- Tentukan titik tengah antara bahu dan siku
- Lingkarkan pita LILA Pada bagian titik tengah lengan tersebut
- Pita LILA Jangan terlalu ketat dan longgar
- Kemudian baca skala pita LILA tersebut dan catat

f. Penatalaksanaan KEK
KEK Dapat di cegah dan ditangani melalui berbagai langkah, antara lain :
1) Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makan makanan yang
bergizi seimbang
2) Hidup Sehat
3) Tunda kehamilan
4) Bila hamil, segera konsultasi atau dirujuk ke faskes
5) Diberi penyuluhan mengenai gizi seimbang
BAB III
LAPORAN TINJAUAN KASUS

Hari / tanggal : Jum’at /16-12-2022


Pukul Datang : 10.08 wib
Tempat : Puskesmas Perawang
Asuhan Kebidanan pada ibu hamil :
I. Pengumpulan Data
a. DATA SUBJEKTIF
Nama : Nn. A
Umur : 24 tahun
Suku/Bangsa : Minang / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat rumah : BTN Bunut Ps Timur
Telp :-
2. Alasan berkunjung :
a. Pasien mengatakan ingin konsultasi kesehatannya sebelum hamil dengan
masalah KEK
b. Persiapan sebelum pranikah
c. Ibu merasa cemas dengan kondisi sekarang
3. Riwayat kesehatan sekarang.
Klien mengatakan sudah mendaftar tanggal pernikahan di KUA setempat dan Pihak
KUA Kec Tualang mengatakan bahwa salah satu syarat klien Mendaftar pada Kantor
KUA Harus mendapatkan surat keterangan rekomendasi konseling pranikah dari
puskesmas Perawang

4. Riwayat kesehatan keluarga.


Klien mengatakan baik dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan
seperti DM, Asms, Jantung, dan tidak ada penyakit menular seperti TBC, Hepatitis.

5. Riwayat kesehatan yang lalu.


Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis) dan
penyakit menurun (DM, Asma, Jantung) dan tidak pernah dirawat dirumah sakit.
6. Riwayat haid.
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Jumlah : ± 3 x / hari ganti kotex. Konsistensi encer.
Nyeri haid : kadang-kadang.
Flour albus : ada dan sebelum haid tidak bau, tidak gatal.

7. Riwayat kebiasaan sehari-hari.


a. Pola nutrisi.
Makan 3 x/ hari dengan porsi, nasi lauk, sayur, minum ± 6-8 gelas/hari air putih. Tidak
ada pantang makanan,dan tidak ada alergi.
b. Pola istirahat dan tidur.
Tidur siang ± 1-2 jam.
Tidur malam ± 7-8 jam.
c. Pola aktivitas.
Pekerjaan klien setiap hari di perusahaan swasta dan jika libur klien membantu
pekerjaan orang tuanya. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti membantu.
Mencuci dan menyetrika.
d. Personal hygiene
Mandi 2 x / hari,gosok gigi 3 x / hari, ganti pakaian 2 x / hari atau bila kotor, keramas 2-
3 x / minggu atau bila perlu ganti celana dalam 2-3 x / hari.
e. Pola eleminasi.
BAB I x / hari konsistensi lembek.
BAK 4-5 x / hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada nyeri.
f. Pola kebiasaan lain
Klien mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, minum alkohol, dan obat –
obatan

8. Riwayat Psiklogis dan Spiritual


Klien mengatakan sudah siap lahir batin melaksanakan pernikahan yang direncanakan 1
bulan lagi, klien mengatakan cukup bahagia dengan rencana pernikahannnya dan kedua
belah pihak keluarga sudah menyetujui atas rencana pernkahannya. Hubungan dengan
keluarga baik, hubungan dengan petugas kesehatan baik klien mau menjawab
pertanyaan petugas dengan terbuka. Klien beragama islam dan mengatakan rajin
beribadah.
B. DATA OBJEKTIF.
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB/TB : 47 kg/159 cm
Lila : 22.5 cm
Tensi : 124/74 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 20 x/menit
LILA : 22,5 Cm
Skrining status Imunisasi TT5
Pemeriksaan Penunjang laboratorium : HIV AIDS – (Non Reaktive), Sifilis (Non
Reaktive), Hepatitis B – (Non Reaktive), Golongan Darah A (+), HB 12.6 Gr % , HCG
Urine : - Negatif

b. Pemeriksaan fisik
Cara berjalan baik, bentuk tubuh sedang
Rambut : Tidak ada ketombe,bersih, tidak rontok
Muka : Tidak pucat
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran atau sekret
Telinga : Tidak ada serumen pendengaran baik
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, lidah bersih
Gigi : Tidak ada karies
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar lympe, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada massa
Dada : Nafas normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
Perut : Tidak ada pembesaran, tidak kembung
Kaki : simetris, pergerakan baik, tidak ada odem, tidak ada varices
Vulva dan anus : tidak dilakukan
c. ANALISA DATA / DIAGNOSA
Nn A usia 24 Tahun dengan Konseling pranikah dan Hasil pemeriksaan LILA (KEK)
Masalah : KEK dengan LILA 22,5 Cm
Kebutuhan :
- Diberikan Imunisasi suntik TT 5 secara IM
- Diberikan Konseling masalah Gizi dan Kolaborasi dengan petugas Gizi
konseling

D. PENATALAKSANAAN
1. Jelaskan pasa klien hasil pemeriksaan
R/ penjelasan hasil pemeriksaan membuat kilen tenang dan paham tentang kondisi
kesehatannya.
Hasil Pemeriksaan : . Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB/TB : 47 kg/159 cm
Lila : 22.5 cm
Tensi : 124/74 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 20 x/menit
LILA : 22,5 Cm
Skrining status Imunisasi TT5
Pemeriksaan Penunjang laboratorium : HIV AIDS – (Non Reaktive), Sifilis (Non
Reaktive), Hepatitis B – (Non Reaktive), Golongan Darah A (+), HB 12.6 Gr % , HCG
Urine : - Negatif
E/ klien mengetahui kondisi kesehatannya baik baik saja.

2. Klien mengatakan Menyetujui dilakukan Imunisasi TT 5 pra nikah sebagai


persyaratan menikah
R/ telah medapatkan suntik TT 5 adalah salah satu syarat dalam kelengkapan berkas
pengajuan pernikahan ke KUA
E/ klien memenuhi syarat untuk dilakukannya penyuntikan TT

3. Menjelaskan pada kilen Tentang Manfaat Imunisasi TT Dan jika ingin booster
tambahan sebaiknya dilakukan saat kehamilan usia 20 minggu keatas.
R/ kelengkapan dalam mendapatkan dosis suntikan TT dapat membuat kekebalan
terhadap penyakit Tetatus seumur hidup dan tidak perlu suntik ulang jika ingin booster
tambahan bias dilakukan 1 bulan lagi atau saat hamil usia 20 minggu keatas.
E/ klien mengerti dan bersedia untuk melakukan suntikan TT5 pada waktu yang telah di
tentukan petugas
4. Memberikan Konseling Mengenai Gizi Seimbang, dan Faktor resiko pada
calon ibu hamil dengan KEK atau factor tanda bahaya pada ibu hamil.
5. Memberitahu Caten tentang KEK, Akibat KEK sebelum dan saat kehamilan
serta pasca persalinan.
6. Menganjurkan ibu untuk pola hidup Sehat
7. Dipantau atau si follow up LILA Ibu 3 Minggu lagi
8. Menjelaskan kepada caten untuk kembali apabila ada keluhan yang berat.

EVALUASI
Tanggal : 16 Desember 2022
Jam : 10.15
Tempat : Poli KIA KB ANAK PKPR
S:
Klien mengatakan Sudah Mengerti Tentang Penjelasan Petugas,Dan Akan
Melaksanakan Apa Yang Telah Dianjurkan.
Pasien Lega karena sudah mendapatkan suntik TT5, rasanya nyilu dan seperti di gigit
semut api. Klien tidak berani menggosok-gosok lengannya karena takut sakit tidak bisa
hilang.

O:
Kesadaran : Kompos Mentis
Keadaan Umum : Baik
Pasien sudah mengerti dan dapat mengulang penjelasan petugas
A:
Nn A Dengan Konseling Pranikah, HASIL LILA KEK 22,5 Cm
P:
- Mendokumentasi mencatat data hasil konseling pada register caten
- Memberikan Surat Keterangan Pemeriksaan Catin yang ditujukan kepada KUA
Tualang.
- Memberikan kartu caten Sesuai dengan resikonya berwarna Kuning
- Lanjutkan intervensi melalui kader TPK Caten
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada Bab Ini Membahas Tentang asuhan kebidanan pada Nn A USIA 24 Tahun
dengan konseling pranikah Dengan hasilnya KEK Menggunakan standar
pendokumentasian SOAP. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut terdapat beberapa
kesenjangan antara teori dan praktik kebidanan di puskesmas perawang yaitu sebagai
berikut :
Pada Teori disebutkan konseling pranikah sebagiknya 6 bulan sebelum pernikahan,
Namun pada praktinya pemeriksaan pranikah dilakukan 1 bulan sebelum pernikahan
dilaksanakan.
Pada saat pemeriksaan LILA, Didapati Nn A Dengan KEK Dan langsung
mendapatkan pelayanan Konseling tentang gizi seimbang.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau merangsang


terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila mengetahui, memahami
anemia serta cara preventif (pencegahan) anemia maka akan mempunyai perilaku
kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar dari berbagai akibat resiko
terjadinya anemia. Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap penurunan
kejadian penyakit anemia (Purbadewi & Ulvie, 2013).
Pemeriksaan LILA dengan Pita ukur LILA Berguna untuk menilai Catin dengan
KEK, Sehingga caten mendapatkan KIE Konseling untuk mencegah Stunting.

B. Saran
1.Bagi Bidan Puskesmas Perawang diharapkan dalam memberikan pelayanan keebidanan
pada masa prakonsepsi dapat meningkatkan dalam menangani dan memberikan asuhan
kebidanan pada Caten dengan KEK serta tidak memandang status sosial dalam
pelayanan kesehatan.
2.Bagi NN. A dan Keluarga Agar dapat melaksanakan anjuran dan konseling yang telah
diberikan demi keselamatan janin dan NN. A agar tidak terjadi komplikasi dan
persalinan berjalan dengan normal.
3.Bagi seluruh mahasiswi Bidan Profesi Al Insyirah diharapkan dapat melakukan asuhan
kebidanan pada pranikah / konseling Caten
DAFTAR PUSTAKA

Bhutta, Z, & Lassi ,Z. (2015), Proconseption care and Nutrion intervention in low- and
Middle income- Countries. Global Epidimiology and risk factors,. National , 15-26.

Gunarsa,D.S,1995, Psikologi keperawatan, PT.Gunung Muvia, Jakarta

Ibrahim S, Christina,Perawatan kebidanan,Bharatara,Jakarta

Kemenkes RI, 2018. Pentingnya pemeriksaan kesehatan pranikah Kementrian kesehatan


Republik Indonesia, Direktorat promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
Jakarta.

Pearce John,1990, Kekhawatiran dan ketakutan, bina rupa aksara, Jakarta

Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu Hamil, Nuha Medika.


Dinas kesehatan Kabupaten Siak, 2019, Buku Saku Kesehatan Reproduksi dan Seksual
bagi calon pengantin. Siak
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
KONSELING CATEN/ PRANIKAH
OLEH LIZA SILVIANTI STASE 2 PUSKESMAS PERAWANG

Liza Silvianti

Liza Silvianti

Anda mungkin juga menyukai