Anda di halaman 1dari 29

PELAYANAN KEBIDANAN PADA Ny.

“S”
UMUR 28 TAHUN DENGAN PEMERIKSAAN HB DI PUSKESMAS
PERAWANG

Laporan Kasus Individu Stase I Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Disusun oleh:

LIZA SILVIANTI
NIM. 220703025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM


PROFESI
STIKES AL INSYIRAH PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karuniaNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Individu
Stase I Keterampilan Dasar Praktik Klinik dengan judul Pelayanan Kebidanan
pada “Ny.S” Umur 28 Tahun Dengan Pemeriksaan HB Di Wilayah Kerja
Puskesmas Perawang. Laporan Tugas Individu ini disusun sebagai salah satu
persyaratan menyelesaikan Stase I Keterampilan Dasar Praktik Klinik Tahun
Akademik 2022. Sehubungan dengan itu, penulis menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bdn.FAJAR SARI TANBERIKA, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi Profesi
Bidan Stikes Al Insyirah
2. Eti Afriyanti, S.Tr.Keb selaku Pembimbing Klinik Kelompok Puskesmas
Perawang.
3. Bdn. Hirza Rahmita,S.Tr.Keb, M.Keb Selaku Perceptor Akademik Stase I
Profesi Bidan Stikes Al Insyirah
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Laporan Tugas ini dengan
sebaik–baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya.
Hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik
pengalaman, pengetahuan dan waktu. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun demi perbaikan yang akan datang sangat
diharapkan. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang
telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Kelompok ini bermanfaat bagi
penulis maupun pihak lain yang membutuhkan.

Perawang , Desember 2022

Liza Silvianti
LEMBAR PERSETUJUAN
PELAYANAN KEBIDANAN PADA Ny “S”
UMUR 28 TAHUN DENGAN PEMERIKSAAN HB DI PUSKESMAS
PERAWANG

Laporan Kasus Individu Stase I Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Tanggal, 21 November 2022

Disusun oleh:

LIZA SILVIANTI
NIM. 220703025

Disetujui Oleh

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

( ETI AFRIYANTI, S.Tr.Keb. ) (Bdn. HIRZA RAHMITA,S.Tr.Keb, M.Keb)


NIP. 19790414 200212 2 006 NIDN. 0003049402

Perceptor akademik Individu

Bdn. HIRZA RAHMITA,S.Tr.Keb, M.Keb)


NIDN. 0003049402
LEMBAR PENGESAHAN
PELAYANAN KEBIDANAN PADA Ny “S”
UMUR 28 TAHUN DENGAN PEMERIKSAAN HB DI PUSKESMAS
PERAWANG

Laporan Kasus Individu Stase I Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan

Telah Diseminarkan pada Tanggal Desember 2022

Disusun oleh:

LIZA SILVIANTI
NIM. 220703025

DisetujuiOleh

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

( ETI AFRIYANTI, S.Tr.Keb ) ((Bdn. HIRZA RAHMITA,S.Tr.Keb, M.Keb)


NIP. 19790414 200212 2 006 NIDN. 0003049402)

Ketua Prodi Profesi Bidan

( Bdn.FAJAR SARI TANBERIKA, SST, M.Kes)


NIDN. 1007098701
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anemia adalah masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi


populasi diseluruh dunia. Prevalensi anemia berdasarkan World Health
Organization (WHO) dari data yang dikumpulkan tahun 1993 hingga 2005
diperkirakan sekitar 1,6 miliar orang (seperempat dari populasi di dunia)
menderita anemia (Petry et al., 2016). Prevalensi anemia di Indonesia masih
cukup tinggi, hasil menunjukkan bahwa angka prevalensi anemia secara
nasional pada semua kelompok umur adalah 21,7 % (Priyanto, 2018).
Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan
khusus dengan mengambil bahan/sample dari penderita, dapat berupa urine (air
kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsy. Pemeriksaan
laboratorium merupakan prosedur pemeriksaan khusus yang dilakukan pada
pasien untuk membantu menegakan diagnosis.
Penilaian hasil laboratorium sangat penting untuk mendeteksi penyakit,
menentukan risiko, memantau perkembangan penyakit, memantau pengobatan
dan lain-lain.  Namun, meskipun begitu pemeriksaan laboratorium sederhana
pada Ibu hamil sangat perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
pada masa kehamilan atau tidak, oleh sebab itu kemampuan melakukan tes
laboratorium sederhana sangat dibutuhkan oleh bidan sebagai orang yang
selalu dekat dengan ibu hamil.
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita hamil adalah pemeriksaan
HB, pemeriksaan Glukosa Urine dan pemeriksaan protein urin. Sejalan dengan
kemajuan teknologi dalam ilmu kedokteran, di laboratorium telah
dikembangkan bermacam-macam alat pemeriksaan yang lebih canggih. Alat
tersebut dapat membantu penegakkan diagnosis. Pemantauan perjalanan
penyakit, serta pemantauan hasil terapi dengan lebih baik dan teliti (Hariono,
2006).
Hemoglobin (Hb) adalah molekul protein pada sel darah merah yang
berfungsi sebagai media transport karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-
paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah
berwarna merah.
Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang
penting dalam diagnosa suatu penyakit karena hemoglobin merupakan salah
satu protein khusus yang ada di dalam sel darah merah dengan fungsi khusus
yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke
paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya
kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja
berada dalam keadaan larut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan
hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan
mempengaruhi pada faktor lingkungan.
Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat
dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pemeriksaan
hemoglobin dilakukan pengukuran dengan metode haemometer atau sahli. Tujuannya
adalah untuk menentukan kadar hemoglobin dalam darah berdasarkan satuan warna
(colorimetric).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan hemoglobin?


2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan hemoglobin (HB) ?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum.
a. Secara umum diharapkan dapat mengethaui apa saja Pemeriksaan
laboratorium sederhana pada ibu hamil.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pemeriksaan HB

D. MANFAAT
Dilakukan Pemeriksaan Haemoglobin pada hamil bermanfaat untuk
mendeteksi terjadinya anemia pada ibu hamil, sehingga ibu hamil mendapatkan
penanganan yang cepat tepat dan segera.
Apabila Ibu hamil tidak memenuhi kebutuhan darah yang tidak tercukupi,
ibu hamil akan rentan terkena anemia, sehingga mempengaruhi keadaan ibu
hamil itu sendiri dan janin dalam kandungannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI PEMERIKSAAN HAEMOGLOBIN

Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan


conjugated protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoperphyrin dan
globin (tetraphirin) menyebabkan warna darah merah karena Fe ini. Eritrosit
Hb berikatan dengan karbondioksida menjadi karboxy hemoglobin dan
warnanya merah tua. Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena
mengandung karbondioksida (Depkes RI dalam Widayanti, 2008).
Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan penting
dalam diagnosis suatu penyakit. Pemeriksaan kadar hemoglobin ini berguna
untuk menilai tingkat anemia, respons terhadap terapi anemia, atau
perkembangan penyakit yang berhubungan dengan anemia dan polisitemia.
Anemia dapat ditentukan dengan penurunan kadar hemoglobin darah di
bawahnilai normal (10 - 14 g/dl), pengelompokan anemia yang umum dipakai
seperti anemia ringan sekali (Hb 10 g/ dL-kurang dari nilai normal), anemia
ringan (Hb 8 - 9,9 g/dL), anemia sedang (Hb 6 - 7,9 g/ dL), anemia berat (Hb <
6 g/dL). Polisitemia merupakan peningkatan kadar hemoglobin melebihi batas
nilai normal, yaitu pada pria Hb > 18,5 g/dL dan wanita> 16,5 g/dL
(Kusumawati et al, 2018 and Paiva et al, 2004). Pemeriksaan kadar hemoglobin
yang biasa digunakan di Indonesia adalah cara Sahli dimana kesalahan dengan
menggunakan metode ini sebesar 10% - 15%. Pemeriksaan sederhana yang
dipakai dilapangan perlu diteliti dan dibandingkan dengan cara standar yang
dianjurkan WHO (Price et al, 2012). Pemeriksaan hemoglobin sederhana yang
dianjurkan oleh International Committee for Standardization in
Hematology metode Cyanmethemoglobin (Autoanalyzer), yaitu dengan
menghitung secara otomatis kadar hemoglobin dalam eritrosit, metode ini
banyak digunakan karena mempunyai ketelitian yang lebih akurat dan tingkat
kesalahannya rendah (Nugraha, 2015). Banyaknya cara yang telah ditemukan
untuk pemeriksaan hemoglobin, tetapi belum ada metode pemeriksaan yang
akurat 100%, mudah, dan biaya pemeriksaan yang terjangkau. (Kusumawati et
al, 2018).
Kadar Hemoglobin (Hb)
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran
darah merah (Costill, 1998).
Tabel Batas Kadar Hemoglobin
protein globular. Ada beberapa protein mengandung heme dan hemoglobin
Tabel Batas Normal Kadar Hemoglobin Setiap Kelompok Umur

adalah yang paling dikenal dan banyak dipelajari. Pada manusia dewasa,
hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 submit protein), yang terdiri dari
dari masing-masing dua sub unit alfa dan beta yang terikat secara non kovalen.
Sub unitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap sub unit
memiliki berat molekul kurang lebih 16.000 Dalton sehingga berat molekul
total tetramernya menjadi 64.000 Dalton. Tiap sub unit hemoglobin
mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki
kapasitas empat molekul oksigen (Wikipedia, 2007).

Guna Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke


seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel
ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai
reservoir oksigen :menerima, menyimpan, dan melepas oksigen di dalam sel-sel
otot. Sebanyak kurang lebih 80% zat besi tubuh berada di dalam hemoglobin
(Sunita, 2001). Menurut Depkes RI adapun guna hemoglobin antara lain :
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-
jaringan tubuh.
2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-
jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk dibuang untuk mengetahui apakah
seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan
pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal
berarti kekurangan darah yang disebut anemia (Widayanti, 2008).

Cara Menggunakan Alat Cek Kadar Hemoglobin dengan Strip


Mennggunakan alat cek kadar hemoglobin ini sangatlah mudah karena

tidak memerlukan keahlian khusus. Cukup memerlukan sedikit sampel darah

( sekitar 1 mikro liter) dan sampel darah yang telah diambil tersebut diletkan

pada strip cek hemoglobinnya. Kemudian strip ini dimasukan pada alat cek

hemoglobin. Tunggu sekitar 10 detik maka hasil pengukuran kadar hemoglobin

dan hematocrit pun sudah diperoleh. Sangat mudah dan praktis buka? Jika ingin

digunakan untuk pengukuran lebih dari satu orang ataupun melakukan

pengukuran lebih dari satu orang ataupun melakukan pengukuran yang berkali-

kali, jangan lupa untuk mengganti strip cek hemoglobinnya, karena strip cek ini

hanya dapat digunakan untuk satu kali pemakaian saja.

Apabila hasil pengukuran sudah diperoleh, lihat dan perhatikan, apakah

kadar hemoglobin anda masuk dalam rentang normal atau tidak. Jika kadar

hemoglobin terlalu rendah ataupun terlalu tinggi, segeralah berkonsultasi ke

dokter agar dapat mencegah timbulnya penyakit lain yang berbahaya. Jangan

lupa pula untuk tetap menjaga pola makan dan aktifitas anda agar kadar

hemoglobin pun tetap dalam rentang normal.

Faktor-Faktor Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah :

1. Kecukupan Besi dalam Tubuh.


Menurut Parakkasi, Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga
anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih
kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan
mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi
mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke
dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim
pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan
dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel
otot. Kandungan ± 0,004 % berat tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin
yang disimpan sebagai ferritin di dalam hati, hemosiderin di dalam limpa dan
sumsum tulang (Zarianis, 2006). Kurang lebih 4% besi di dalam tubuh berada
sebagai mioglobin dan senyawa-senyawa besi sebagai enzim oksidatif seperti
sitokrom dan flavoprotein. Walaupun jumlahnya sangat kecil namun
mempunyai peranan yang sangat penting. Mioglobin ikut dalam transportasi
oksigen menerobos sel-sel membran masuk ke dalam sel-sel otot. Sitokrom,
flavoprotein, dan senyawa-senyawa mitokondria yang mengandung besi
lainnya, memegang peranan penting dalam proses oksidasi menghasilkan
Adenosin Tri Phosphat (ATP) yang merupakan molekul berenergi tinggi.
Sehingga apabila tubuh mengalami anemia gizi besi maka terjadi penurunan
kemampuan bekerja. Pada anak sekolah berdampak pada peningkatan absen
sekolah dan penurunan prestasi belajar (WHO dalam Zarianis, 2006). Menurut
Kartono J dan Soekatri M, Kecukupan besi yang direkomendasikan adalah
jumlah minimum besi yang berasal dari makanan yang dapat menyediakan
cukup besi untuk setiap individu yang sehat pada 95% populasi, sehingga dapat
terhindar kemungkinan anemia kekurangan besi (Zarianis, 2006).

2. Metabolisme Besi dalam Tubuh 8


Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orang
dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel
darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g) myoglobin (150 mg),
phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua
bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan
metabolik dan bagian yang merupakan cadangan. Hemoglobin, mioglobin,
sitokrom, serta enzim hem dan nonhem adalah bentuk besi fungsional dan
berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan besi cadangan apabila
dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat
badan. Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya
terdapat dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh
terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan, dan
pengeluaran (Zarianis, 2006)

B. TANDA DAN GEJALA


Pembagian anemia dalam kehamilan

1. Anemia defisiensi besi

Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling


sering dijumpaipada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya
unsure besi dan makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau
karena terlampaui banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.
Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir.
Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan
wanita menyusui 17 mg.
Tanda dan gejala:
♦ Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah
♦ Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis
angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut

Ciri-ciri anemia defisiensi besi


• mikrositosis
• hipokromasia
•anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat
normositer dan normokrom
• kadar besi serum rendah
• daya ikat besi serum meningkat
• protoporfirin meningkat
• tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.

2. Anemia megaloblastik

Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi


asam folat, jarang sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat
hubungannya dengan defisensi makanan.
Gejala-gejalanya:
• Malnutrisi
• Glositis berat(Lidah meradang, nyeri)
• Diare
• Kehilangan nafsu makan

Ciri-ciri anemia megaloblastik


• megaloblast
• promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang
• anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu
disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan ndenagn defisiensi
besi dalam kehamilan

3. Anemia hipoplastik
Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena
kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena
kehamilan, apabila wanita tsb telah selesai masa nifas akan sembuh dengan
sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita mengalami anemia
hipoplastik lagi.
Ciri-ciri
• pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak
ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.
• Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang
nyata

4. Anemia hemolitik

Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel


darah merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan
anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia
menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnay tidak menderita anemia. Anemia
hemolitk dibagi menjadi 2 golongan besar:

1.disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti Kelainan darah, anemia sel


sabit, sferositosis, eliptositosis, dll.
2.disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfat
dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.
Gejala proses hemolitik
• anemia
• hemoglobinemia
• hemoglobinuria
• hiperbilirubinuria
• hiperurobilirubinuria
• kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll
Klasifikasi anemia yang lain adalah :
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.

C. PENYEBAB ANEMIA PADA KEHAMILAN


Penyebab umum dari anemia:
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Kronik (menahun) 8. Perdarahan hidung 9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12.Tumor ginjal atau kandung kemih
13.Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22.Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23.Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:
 Hemoglobinuria
nokturnal paroksismal
 Sferositosis herediter
 Elliptositosis herediter
24. Kekurangan G6PD
25. Penyakit sel sabit
26. Penyakit hemoglobin C
27. Penyakit hemoglobin S-C
28. Penyakit hemoglobin E
29. Thalasemia (Kelainan darah)
Selain itu anemia juga disebabkan oleh:
1. Kekurangan zat besi
2. vitamin B12 atau asam folat
3. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
4. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan
5. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)
6. Infeksi HIV
7. Kekurangan zat besi
8. Perdarahan
9. Genetik
10. Kekurangan vitamin B12
11. Kekurangan asam folat
12. Pecahnya dinding sel darah merah
13. Gangguan sumsum tulang

D. PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh


karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali
normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma
seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

1) ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN


Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:
a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
c. Kurangnya zat besi dalam makanan.
d. Kebutuhan zat besi meningkat.
e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.

2) GEJALA KLINIS

Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia


defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-
gejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia
bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa
kepala pusing, palpitasi, berkunang- kunang, perubahan jaringan epitel kuku,
gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran
kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin
< 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.

3) DERAJAT ANEMIA

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia


ibu hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3
kategori, yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat
(kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata
kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin
terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.
Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil
Zat Gizi Tidak Hamil Hamil
Energi (Kal) 1900 ± 285
Protein (g) 44 ± 12
Vitamin A (RE) 500 ± 200
Vitamin C (mg) 30 ± 10
Asam folat (mcg) 150 ± 50
Niasin (mg) 8,4 ± 1,3
Riboflavin (mg) 1,0 ± 0,2
Tiamin (mg) 0,9 ± 0,2
Vitamin B12 (mcg) 1,0 ± 0,3
Kalsium 600 ± 400
Fosfor 450 ± 200
Iodium 150 ± 25
Besi 25 ± 20
Zinc 15 ±5

BAB III
LAPORAN TINJAUAN KASUS

Untuk memberikan gambaran yang nyata tentang manajemen kebidanan pada


ibu hamil dengan Pemeriksaan Laboratorium Haemoglobin, pada tanggal 21-
11-2022 dipuskesmas Perawang , Tahun 2022

Manajemen Kebidanan pada ibu hamil


I. Pengumpulan Data
a. Identitas / Biodata
Nama : Ny. S Nama Suami : Tn.F
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Suku/Bangsa : Melayu / Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
Alamat rumah : Lingkungan Damai Alamat rumah : sds
Telp :- Telp :-
Nama Kantor :- Alamat kantor: -
Telp :- Telp :-
b. Anamnesa
Pada tanggal 21-11-2022 pukul 10.09.wib
1. alasan kunjungan ini : memeriksa kehamilan
2. Keluhan utama : Sering Lemas , pusing
3. Riwayat menstruasi :
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : 25 hari
- Banyaknya : 3 x ganti duck
- Dismenorhoe : tidak ada
- Teratur/tidaknya : teratur
- Lamanya : 3-4 hari
- Konsitensi darah : kental
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
G:I P: 0 A: O
Pernahnya keguguran : tidak
umur kehamilan : 0 minggu
Pernah dikuret : tidak
Keguguran terakhir : tidak ada
Jarak antara kehamilan : - tahun
Pernah imunisasi TT : pernah
Kompilasi pada waktu hamil : tidak ada
Persalinan yang lalu dibantu oleh :-
Tempat persalinan :-
Jenis persalinan :-
Komplikasi persalinan pada waktu yang lalu : tidak ada
5. Riwayat kehamilan ini
-HPHT : 8-08-2022
-TTP : 15-5-2023
-keluhan-keluhan pada : trimester I : mual+muntah
trimester II :-
trimester III :-
-Imunisasi TT : tidak
-kontrasepsi yang digunakan :-
-pergerakan anak pertama kali : tidak ada
-Bila pergerakan anak sudah terasa,
pergerakan anak 24 jam terakhir : belum terasa
-Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam,
dengan frekuensi : tidak ada

-keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)


 Rasa lelah : ada
 Mual dan muntah : ada
 Nyeri perut : ada
 Panas menggigil : tidak ada
 Sakit kepala berat : ada
 Penglihatan kabur : ada
 Rasa nyeri waktu buang BAK : ada
 Rasa gatal pada vulva vagina
dan sekitarnya : tidak ada
 Pengeluaran cairan pervagina : ada
 Nyeri kemerahan, tegang
Pada tungkai : tidak ada
 Oedema : tidak ada

-Diet makan
Makan sehari-hari : teratur
Perunahan makan yang dialami (termasuk naidum, nafsu makan dan lain-lain
- pola eminisasi : teratur
- aktivitas sehari-hari : dirumah
- seksualitas : berkurang
- pekerjaan : memasak/menyapu
-imunisasi TT : tidak ada
- kontrasepsi yang digunakan :-
6. Riwayat peyakit sistemik yang pernah diderita
- Jantung : tidak ada
- Ginjal : tidak ada
- Asma/TBC paru-paru : tidak ada
- Hepatitis : tidak ada
- Epilepsit : tidak ada
- HIV/AIDS : tidak ada
- Lain-lain : tidak ada
7. Riwayat penyakit keluarga :
- Jantung : tidak ada
- Hipertensi : tidak ada
- D.M : tidak ada
- Asma : tidak ada
- Dll : tidak ada
8. Riwayat sosial
- Perkawinan
- Status perkawinan : sah : kawin 1 kali
- Kawin I : umur : 27 tahun, dengan suami umur
28 tahun lamanya : tahun
Anak : orang Kawin II : tidak ada
- Kehamilan ini Direncanakan tidak direncanakan
Diterima tidak diterima
- Rencana pengasuh anak Sendiri baby sister
Orang tua Dll
-Perasaan kehamilan ini : Sangat bahagia

c. PEMERIKSAAN FISIK (Data objektif)


1. Keadaan umum : baik
2. Status emosional : stabil
3. Tanda vital :
TD : 110 mm Hg
Pols : 80 x /menit
Temp : 35°C
RR : 28 x /menit
BB : 53 kg
TB : 156 cm
BB sebelum hamil : 50 kg
LILA : 26 cm
4. Muka
Dedema : tidak ada
Conjungata : Merah
Selera mata : hikterik
5. Leher
Struma : tidak ada
Vena jugularis : tidak ada
6. Dada : Simestris Ada Tidak ada
Mammae : Membesar
Benjolan : tidak ada
Striae : tidak ada
Areola : menghitam
Papilla : menonjol
7. Pinggang
Nyeri : ada
8. Ekstremitas
Oedema tangan dan jari : tidak ada
Oedema pada kaki : tidak ada
Betis merah/lembek/keras : tidak ada
Varicess tungkai : tidak ada
Refleks patella kanan : ada
Reflex patella kiri : ada
Bekas luka : tidak ada
Pembesaran perut : ada
Bentuk perut : bulat
Oedema : tidak ada
Pemeriksaan kebidanan
Palpasi uterus : Leopold I : 6 cm
Leopold II :-
Leopold III : -
Leopold IV : -
TBBJ : tidak ada
Kontraksi : tidak ada
Frekuensi : tidak ada
Kekuatan : tidak ada
9. Genetalia
Insfeksi :
Vulva dan vagina : Varices
Luka : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Nyeri : ada
d. UJI DIAGNOSA
Pemeriksaan laborotarium
Pemeriksaan darah
1. Haemoglobin : 10 gr % Gol darah : -
2. Pemeriksaan urine :
Protein : negatif
Albumen : negative
II. Interpretasi Data
Diagnosa : G:I P: 0 A: O usia kehamilan 13-14 minggu
Ibu dengan Anemia ringan Hb 10 gr %
Data dasar : ibu mengatakan ini kehamilan yang Pertama
Haid terakhir : 8-8-2022
Conjungtiva : Pucat
Masalah : Ibu dengan sering lemas, pusing tangan kebas-kebas
Kebutuhan : Ibu harus banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi serta mengkonsumsi zat tablet Fe
III. Antisipasi diagnose dan masalah social
Mencegah supaya tidak terjadi Abortus
IV. Tindakan segera atau kolaborasi
Tidak perlu
V. Rencana manajemen
 Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
 Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi serta
mengkonsumsi tablet penambah darah
 Anjurkan ibu untuk banyak minum air putih
 Berikan vitamin B1, B6 dan S F
 Berikan ibu pankes sesuai kebutuhan
VI. Implementasi / pelaksanaan
- Persiapan Peralatan Pemeriksaan
 Mempersiapkan Alat Pemeriksaan Hb, Yaitu Alat Hb Stik
 Mempersiapkan Alcohol Swab
 Pena LANCET
 Jarum LANCET
 Inform Consent
- Persiapan Pasien
 Melakukan Pemeriksaan Hb dengan Mengusap alcohol swab lalu
Menusuk Ujung Jari Tengah Ibu dan mengambil sampel darah
dengan Hb stik
Memberi KIE Ibu dengan :
 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 8-9 jam /hari
 Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan
tablet Fe
 Memberikan terapi psikologi pada ibu
 Berikan vitamin B1, B6 dan S F
 Berikan Ibu penkes sesuai kebutuhan
 Tabulin

VII. Evaluasi
S:
Ibu mengatakan ini kehamilan yang Pertama
O:
KU ibu : Baik
TD : 110/70 mm Hg
Pols : 80 x / menit
RR : 28 x/menit
Temp : 35°C
BB : 53 kg
Scelera : normal
Conjungtiva : normal
Hb : 10 gr %
A:
Ibu G : I P: 0 A: O dengan anemia ringan
P:
 Mengajarkan ibu untuk mengatasi keluhan yang menimbulkan
ketidaknyamanan tersebut
 Kunjungan ulang 1 Bulan kemudian bila ada keluhan
 Pendidikan dan konseling lanjutan
 Pola makanan yang seimbang
 Istirahat yang cukup
 Tabulin
BAB IV
PEMBAHASAN
Pemeriksaan laboratorium terutama darah rutin merupakan pemeriksaan
darah yang sering diminta oleh dokter. Dengan melakukan pemeriksaan darah
rutin dapat menunjang diagnosis berbagai penyakit kelainan darah (Verbrugge
and Huisman, 2015). Pemeriksaan darah rutin diantaranya merupakan uji kadar
hemoglobin, jumlah eritrosit, jumlah leukosit, jumlah trombosit, nilai
hematokrit, laju endap darah dan menentukan indeks eritrosit (Bachyar, 2001).
Hemoglobin (hb) terdiri dari protein yang mengandung zat besi didalam
sel darah merah yang merupakan pengangkut oksigen (O2) dari paru keseluruh
jaringan tubuh, yang terdapat pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin
juga merupakan pembawa karbondioksida (CO2) dari jaringan tubuh menuju
paru untuk dikeluarkan ke atmosfir atau dunia luar. Hemoglobin terdiri dari
globin, apoprotein, dan empat gugus heme, yaitu molekul organic dengan satu
atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin dapat mengakibatkan suatu
golongan penyakit yang disebut hemoglobinopati, yang paling sering ditemui
dilapangan adalah anemia sel sabit dan talasemia (Hoffrand and Moss, 2013).
Menurunnya kadar hemoglobin dalam sel darah merah menjadi
penyebab utama anemia (kurang darah). Menurunya hemoglobin menunjukkan
rendahnya tingkat oksigen yang ada dalam darah sering menyebabkan sesak
nafas. Kekurangan oksigen dalam darah akan memperberat daya kerja jantung.
Dapat menimbulkan gejala seperti jantung berdebar dan nyeri dada. Apabila
oksigen tidak alirkan keseluruh bagian tubuh maka fungsi tubuh akan terhambat
sehingga, sel tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup untuk melakukan
aktivitasnya. Gejala yang sering dirasakan oleh penderita adalah mudah Lelah
(Price and Wilson, 2012). Anemia defisiensi besi selama kehamilan dikaitkan
dengan peningkatan kejadian berat badan lahir rendah dan resiko kematian ibu
dan perinatal (Liyew et al., 2021; WHO, 2015).
Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan penting
dalam diagnosis suatu penyakit. Pemeriksaan kadar hemoglobin ini berguna
untuk menilai tingkat anemia, respons terhadap terapi anemia, atau
perkembangan penyakit yang berhubungan dengan anemia dan polisitemia.
Anemia dapat ditentukan dengan penurunan kadar hemoglobin darah di
bawahnilai normal (10 - 14 g/dl), pengelompokan anemia yang umum dipakai
seperti anemia ringan sekali (Hb 10 g/ dL-kurang dari nilai normal), anemia
ringan (Hb 8 - 9,9 g/dL), anemia sedang (Hb 6 - 7,9 g/ dL), anemia berat (Hb <
6 g/dL). Polisitemia merupakan peningkatan kadar hemoglobin melebihi batas
nilai normal, yaitu pada pria Hb > 18,5 g/dL dan wanita> 16,5 g/dL
(Kusumawati et al, 2018 and Paiva et al, 2004). Pemeriksaan kadar hemoglobin
yang biasa digunakan di Indonesia adalah cara Sahli dimana kesalahan dengan
menggunakan metode ini sebesar 10% - 15%. Pemeriksaan sederhana yang
dipakai dilapangan perlu diteliti dan dibandingkan dengan cara standar yang
dianjurkan WHO (Price et al, 2012).
Pemeriksaan hemoglobin sederhana yang dianjurkan oleh International
Committee for Standardization in Hematology metode Cyanmethemoglobin
(Autoanalyzer), yaitu dengan menghitung secara otomatis kadar hemoglobin
dalam eritrosit, metode ini banyak digunakan karena mempunyai ketelitian
yang lebih akurat dan tingkat kesalahannya rendah (Nugraha, 2015).
Metode digital (POCT) dengan menggunakan Easy Touch GCHb
memiliki prinsip kerja menghitung kadar hemoglobin pada sampel darah
berdasarkan kepada perubahan potensial listrik terbentuk secara singkat
dipengaruhi oleh interaksi kimia antara sampel darah yang diukur dengan
elektroda terhadap strip (Akhzami et al, 2016).Alat Easy Touch GCHb ini
merupakan alat yang sangat mudah digunakan dan hasil yang didapatkan
mendekati hasil sebenarnya apabila dibandingkan dengan alat lainnya seperti
cara sahli. Menurut Chairlain menyatakan bahwa metode Cyanmethemoglobin
merupakan metode laboratorium terbaik untuk menentukan kadar hemoglobin
secara kuantitatif. Terdapat beberapa metode
pemeriksaan kadar hemoglobin yang umum digiunakan diantaranya metode
Cyanmethemoglobin dan Hemocue. Metode Cyanmethemoglobin menggunakan
sampel darah vena, sedangkan untuk hemocue menggunakan darah kapiler.
Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari et al (2020) dengan judul hasil
pemeriksaan Hematologi Antara Metode Point of Care Testing dengan Metode
Cyanmethemoglobin pada Ibu Hamil menerangkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan secara statistic antara rata-rata hasil pemeriksaan
kadar hemoglobin metode POCT darah kapiler dengan metode
Cyanmethemoglobin darah vena.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang didapatkan, peneliti


merekomendasikan alat strip digital Easy Touch GCHb dapat digunakan untuk
pemeriksaan hemoglobin darah karena hasil yang didapatkan tidak terdapat
selisih yang bermakna dengan pemeriksaan kadar hemoglobin secara
Cyanmethemoglobin yang sebagaimana dianjurkan oleh WHO.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau


merangsang terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila
mengetahui, memahami anemia serta cara preventif (pencegahan) anemia maka
akan mempunyai perilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar
dari berbagai akibat resiko terjadinya anemia. Perilaku kesehatan yang
demikian berpengaruh terhadap penurunan kejadian penyakit anemia
(Purbadewi & Ulvie, 2013).
Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan berbagai metode dapat di
gunakan untuk mendeteksi kekurangan kadar haemoglobin dalam darah.
Metode yang di digunakan dalam laporan kasus ini adalah menggunakan alat
strip digital Easy Touch GCHb dan di temukan ibu hamil yaitu Ny S dengan
kadar Hb 10 gr %. Oleh karena itu maka Ny S di kategorikan sebagai penderita
Anemia ringan.
Hemoglobin adalah metal protein pengangkut oksigen yang
mengandung besi dalam sel darah merah mamalia dan hewan lainnya. Molekul
hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu
molekul organik dengan satu atom besi. Menurut Depkes RI adapun guna
hemoglobin antara lain :
1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-
jaringan tubuh.
2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh
jaringan- jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk dibuang untuk mengetahui apakah
seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan
pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari
normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia.
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah :
1. Kecukupan besi dalam tubuh
2. Metabolisme besi dalam tubuh
Untuk kegiatan preventif (pencegahan) dalam rangka meminimalisir penyakit
anemia dilakukan dengan memberikan informasi kepada masyarakat agar
meningkatkan kebutuhan nilai gizi, memberikan informasi terkait gaya hidup sehat
dan bersih.

B. Saran
1.Bagi Puskesmas Perawang agar meningkatkan dalam menangani dan
memberikan PELAYANAN kebidanan pada ibu hamil dengan anemia serta
tidak memandang status sosial dalam pelayanan kesehatan.
2.Bagi Ny. S dan Keluarga Agar dapat melaksanakan anjuran dan konseling yang
telah diberikan demi keselamatan janin dan Ny. S agar tidak terjadi komplikasi
dan persalinan berjalan dengan normal.
3.Bagi seluruh mahasiswi Bidan Profesi Al Insyirah diharapkan dapat melakukan
PELAYANAN kebidanan pada ibu hamil dengan anemia

DAFTAR PUSTAKA

Adelaar, BS, 2005, Trauma kehamilan dan pengaruhnya pada janin,infoibu.com

Farerr,H,1999, Perawatan Maternitas edisi 2, bukukedokteran, EGC,Jakarta

Gunarsa,D.S,1995, Psikologi keperawatan, PT.Gunung Muvia, Jakarta

Al-Atiq,2007,hamil tanpa masalah, Baityannati,wordpress.com


Ibrahim S, Christina,Perawatan kebidanan,Bharatara,Jakarta

Pearce John,1990, Kekhawatiran dan ketakutan, bina rupa aksara, Jakarta

Jurnal Penelitian, Septi Tri Aksari1, Norif Didik Nur Imanah, 2022 , STIKES
Serulingmas Cilacap , (septi3_aksari@yahoo.co.id).

LAMPIRAN
DOKUMENTASI
PEMERIKSAAN Hb PADA IBU HAMIL
STASE I PUSKESMAS PERAWANG

Anda mungkin juga menyukai