Anda di halaman 1dari 16

STATUS GIZI DAN GAMBARAN KLINIK PADA PASIEN

HIV/AIDS AWAL TERDIAGNOSA DI RS MULTAZAM GORONTALO

Untuk Memenuhi Tugas Proposal Penelitian

Disusun Oleh :

MOHAMAD REZKA LAMAKE


NIM. 751341120051

Kepada
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Usulan Penelitian Untuk Karya Tulis Ilmiah

STATUS GIZI DAN GAMBARAN KLINIK PADA PASIEN


HIV/AIDS AWAL TERDIAGNOSA DI RS MULTAZAM GORONTALO

Diajukan Oleh

MOHAMAD REZKA LAMAKE


NIM.751341120051

Telah disetujui oleh

Pembimbing utama :

MOH. ANAS ANASIRU, SKM, M.Kes Tanggal :


NIP. 196210161984021001

Pembimbing pendamping:

----------------------------------------------- Tanggal :
NIP.
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B.Rumusan Masalah.............................................................................................3

C.Tujuan Penelitian..............................................................................................4

D.Manfaat Penelitian............................................................................................5

E.Keaslian Penelitian............................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7

A. Status Gizi......................................................................................................7

B. HIV/AIDS.......................................................................................................8

METODE PENELITIAN......................................................................................14

A.Jenis Penelitian................................................................................................14

B.Tempat dan Waktu...........................................................................................14

C. Definisi Oprasional.........................................................................................14

D. Populasi,Sampel Dan Responden...................................................................15

E. Instrumen Penelitian.......................................................................................15

F.Jenis dan Teknik Pengumpulan Data...............................................................15

G. Jadwal Penelitian............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk menjaga tubuh tetap sehat, pemenuhan gizi sangatlah penting. Namun,
sampai saat ini, gizi buruk atau kekurangan nutrisi masih menjadi satu permasalahan
kesehatan yang umum terjadi di beberapa negara. Di sinilah ilmu gizi klinik diperlukan
untuk membantu mengatasi masalah gizi yang ada.
Ilmu gizi klinik adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan
dan kandungan nutrisi didalamnya dengan kesehatan dan penyakit-penyakit terkait gizi
serta kondisi medis tertentu. Mulai dari penyakit akut maupun kronis, serta kondisi
degeneratif yang biasanya disebabkan oleh proses penuaan. Ilmu gizi klinik dalam medis
digunakan dalam aspek pencegahan, penyembuhan, dan pencegahan komplikasi berlanjut
dari suatu penyakit.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 26 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi, tenaga gizi adalah setiap
orang yang telah lulus pendidikan gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam profesi tenaga gizi, ada ahli gizi ada pula dietisien.
Kualitas hidup pasien HIV dipertimbangkan sebagai salah satu indicator
keberhasilan terapi, selain pemberian ARV. Disamping itu, status gizi pasien HIV
ternyata ikut berperan dalam mempengaruhi progresivitas penyakit, yang berdampak
besar pada kualitas hidup. Sehingga perlu diketahui lebih lanjut mengenai hubungan
diantara keduanya.
Salah satu dampak dari HIV menyebabkan penderita kehilangan nafsu makan dan
gangguan penyerapan nutrisi. Hal ini berhubungan dengan menurunnya cadangan vitamin
dan mineral dalam tubuh
Indonesia adalah salah satu negara di Asia dengan kasus HIV/AIDS yang
berkembang paling cepat (UNAIDS, 2008; dalam KPA,2010). Kasus HIV tahun 2010
sebanyak 21.591 kasus, tahun 2011 sebanyak 21.031 kasus, tahun 2012 sebanyak 21.511
kasus, dengan kumulatif sampai dengan maret 2013 sebanyak 103.759 kasus. Prevalensi
tertinggi HIV di laporkan pada kelompok usia 25-49 tahun yaitu sebesar 74,2%
(Kemenkes RI, 2013).
Menurut Dinkes Jawa Timur (2013) kasus HIV yang terbanyak adalah di Kota
Surabaya 5.155 kasus, Kota Jombang, Kota Malang 2.129 kasus, Kabupaten
Banyuwangi 1.537 kasus, dan Kabupaten Jember 1.244 kasus. Menurut Dinas Kesehatan
(Dinkes) Provinsi Jawa Timur (2015) di Kabupaten Jombang jumlah penderita penyakit
menular sebanyak 137 orang, 122 positif HIV dan 25 orang kategori AIDS, kelompok
umur 25-29 Tahun sebanyak 677 kasus (79%) dan anak-anak 14 tahun hanya 5
penderita. Menurut KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) DI Kabupaten Jombang
(2016) tercatat 1.002 warga jombang terinfeksi HIV dari jumlah itu 46% atau 464 orang
HIV/AIDS meninggal. Di Kabupaten Jombang merupakan salah satu urutan kedua
HIV/AIDS terbanyak oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan cara
memberikan pendididan kesehatan untuk masyarakat tersebut. (Zahroh Shaluhiyah et all,
2015). Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol, 9. No. 4, Mei 2015
Rs Multazam adalah salah satu RS yang berada di kota Gorontalo teoatnyadi jalan
glatik no.144 heledulaa kota timur Gorontalo

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumuskan masalah yang ingin
diteliti yaitu Bagaimana stigma masyarakat terkait penyakit HIV/AIDS di RS Multazam
kota timur Gorontalo?

C. Tujuan penelitian
a. Tujuan Umum .
Untuk mengetahui status gizi dan gambaran klinis pasien yang terdiagnosa
HIV/AIDS
b. Tujuan Khusus
A. Untuk mengetahui kondisi gizi pasien
B. Untuk melakukan pengukuran gizi klinis nya pasien

C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan
ataupun wawasan pasien terkait penyait HIV dan dapat memberikan informasi tentang
terkait penyakit HIV/AIDS dan status gizinya
D. Keaslian Peneliti
Sepengetahuan penulis belum ada penelitian yang sama dengan penelitian ini, namun

terdapat penelitian yang mirip dengan penelitian ini antara lain:

Nama peneliti: ST. AisyahTaqhi

Judul penelitian: Karakteristik penderita HIV/AIDS Denga koinfeksi tuberkulosis di rumah

sakit umum pusat

Metode penelitian: Jenis penelitian yang Digunakan adalah penelitian kualitatif

denganpendekatan deskriptif yang menggunakan data primer dan

sekunder. Penelitian ini di laksanakan di Rs Multazam Gorontalo Pada

April 2022

Hasil penelitian: Hasil penelitian menujukan orang yang terkene penyakit HIV/AIDS sangat

kurang di Rs Multazam Gorontalo

Perbebedaan dengan penelitian yang di lakukan


Nama penelitian: Mohamad Rezka Lamake

Judul penelitian: STATUS GIZI DAN GAMBARAN KLINIK PADA PASIEN

HIV/AIDS AWAL TERDIAGNOSA DI RS MULTAZAM GORONTALO

Jenis penelitian: penelitian kualitatif

Metode penelitian: surver kualitatif


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Status Gizi
Gizi merupakan proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, tansportasi, penyimpanan, metabolism dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dan organ-organ serta mengahsilkan energy (Ahmad,
2017)
Status gizi adalah ekspresi atau perwujudan dari nutrisi seseorang dalam bentuk
variabel tertentu. Variabel yang dimaksud berupa angka yang diinterpretasikan dalam
kriteria khusus untuk menentukan status gizi lebih, baik, atau kurang (Supariasa dkk,
2012; Almatsier, 2017)

B. HIV/AIDS
HIV atau Human Immunodeficiency Virus secara fisiologis adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya. Dalam buku “Pers Meliput AIDS”,
virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus, yaitu virus yang
dapat berkembang biak dalam darah manusia. Pasien yang sudah terinfeksi HIV dan
mengalami stress yang berkepanjangan, akan mempercepat menyebarnya AIDS. HIV
menyerang salah satu jenis sel darah putih (limfosit / sel-sel T4) yang bertugas
menangkal infeksi. Replikasi virus yang terus menerus mengakibatkan semakin berat
kerusakan sistem kekebalan tubuh dan semakin rentan terhadap infeksi oportunistik (IO)
sehingga akan berakhir dengan kematian (Bruner & Suddarth, 2021)
HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sistem kekebalan tubuh
(Diane, 2002:1). Fungsi dari sistem kekebalan tubuh itu sendiri sangat vital karena
melindungi terhadap segala penyakit. Bila sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan
baik atau dirusak oleh virus maka akan berakibat kematian.Secara terusmenerus HIV
memperlemah sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang dan menghancurkan
kelompok sel-sel darah putih tertentu yaitu sel T- helper, sel yang membuat zat anti
dalam tubuh.
HIV adalah sejenis parasit yang hanya dapat hidup dalam sel tubuh manusia.
Ukuran virus HIV kecil sekali, untuk dapat menutupi satu titik (.) saja, dibutuhkan sekitar
500.000.000 lebih virus HIV. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa tidak semua
orang yang menderita infeksi HIV akan langsung menunjukan gejala klinis, dan ini
menyebabkan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bahkan orang-orang yang berada
didekat mereka tidak mengetahui bahwa ia sudah terinfeksi virus tersebut.
Pengidap HIV bila tidak ditangani sedini mungkin secara tepat dan cepat
berakibat sangat fatal, dan berdasarkan hasil penelitian, HIV merupakan virus penyebab
AIDS (Richard D. Munna, dkk. 1997: 23). Namun demikian, tidak semua pengidap virus
HIV akhirnya menderita AIDS. Berdasarkan studi yang pertama menunjukkan sekitar 1
dari 10 orang yang tertular virus ini akan berakhir dengan menderita AIDS karena masa
antara infeksi dengan munculnya gejala memakan waktu beberapa tahun (Diane
Richardson, 2002:5). Diperkirakan waktu antara terinfeksi HIV dan terbentuk AIDS
bervariasi antara 1-10 tahun, dengan perkiraan rata-rata waktu 7-8 tahun
(Kaplan,1993).Orang dengan HIV positif sangat rentan terhadap serangan virus sehingga
kondisi tubuh dapat melemah secara cepat dan berkembang menjadi AIDS(Acquired
Immune Deficiency Syndrome). (Kaplan,1993;Taylor; Sarafino,2018).
AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrom disebut sebagai sindrom yang
merupakan kumpulan gejala-gejala berbagai penyakit dan infeksi akibat menurunnya
sistem kekebalan tubuh oleh virus (HIV). Bruner (2002), dalam “Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Medikal Bedah” menjelaskan bahwasanya AIDS adalah tahap akhir dari
HIV, di mana perjalanan HIV menuju AIDS membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 13
tahun.
Penyakit AIDS jika diterjemahkan secara bebas adalah sekumpulan gejala
penyakit yang menunjukan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang didapat dari
faktor luar (bukan bawaan sejak lahir). Jadi AIDS merupakan sekumpulan gejala-gejala
penyakit infeksi atau keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat menurunnya daya
tahan tubuh (kekebalan) penderita (Trijatno Rachimhadhi, 2017)
Penyebab seseorang terinfeksi HIV, umumnya disebabkan oleh adanya perilaku
beresiko seperti hubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS, ibu pada bayinya ketika
proses persalinan maupun menyusui, tranfusi darah dengan penderita HIV/AIDS,
penggunakan alat kesehatan yang tidak steril dan penggunaan jarum suntik yang
bergantian (Nursalam & Kurniawati, 2007; UNICEF, 2009).

1. Dampak virus HIV/AIDS


Seperti yang dikemukakan oleh Richard D. Muma dan kawan-kawan (1997: 279) yang |
INSANI, ISSN : 2407-6856 | Vol. 3 No. 2 Desember 2016 69 mengatakan bahwa dampak
yang dialami oleh penderita HIV adalah:
1) Kecemasan: rasa tidak pasti tentang penyakit yang diderita, perkembangan dan
pengobatannya, merasa cemas dengan gejalagejala baru, prognosis, dan ancaman
kematian, hiperventilasi, serangan panik.
2) Depresi: merasa sedih, tidak berdaya, rendah diri, merasa bersalah, tidak
berharga, putus asa, berkeinginan untuk bunuh diri, menarik diri, memberikan
ekspresi pasrah, sulit tidur, dan hilang nafsu makan.
3) Merasa terisolasi dan berkurangnya dukungan sosial, merasa ditolak oleh
keluarga, dan orang lain. Sedikitnya orang yang menjenguk pada saat ODHA
dirawat semakin memperkuat perasaan ini.
4) Merasa takut bila ada orang yang mengetahui atau akan mengetahui penyakit
yang dideritannya.
5) Merasa khawatir dengan biaya perawatan, khawatir kehilangan pekerjaan,
pengaturan hidup selanjutnya dan transportasi.
6) Merasa malu dengan adanya stigma sebagai penderita AIDS, penyangkalan
terhadap kebiasaan seksual.
7) Penyangkalan hidup riwayat penggunaan obatobatan terlarang

2. Upaya pencegahan HIV/AIDS


upaya mencegah penularan HIV/AIDS, Kementrian Kesehatan menerapkan beberapa
strategi di antaranya:
a) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS
melalui kerjasama nasional, regional, dan global dalam aspek legal, organisasi,
pembiayaan, fasilitas pelayanan kesehatan dan sumber daya manusia
b) Memprioritaskan komitmen nasional dan internasional
c) Meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan mengembangkan kapasitas
d) Meningkatkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang merata, terjangkau,
bermutu, dan berkeadilan serta berbasis bukti, dengan mengutamakan pada upaya
preventif dan promotif
e) Meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok masyarakat berisiko tinggi,
daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan serta bermasalah kesehatan
f) Meningkatkan pembiayaan penanggulangan HIV dan AIDS; g. Meningkatkan
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia yang merata dan
bermutu dalam penanggulangan HIV dan AIDS
g) Meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan pengobatan, pemeriksaan
penunjang HIV dan AIDS serta menjamin keamanan, kemanfaatan, dan mutu
sediaan obat dan bahan/alat yang diperlukan dalam penanggulangan HIV dan
AIDS
h) Meningkatkan manajemen penanggulangan HIV dan AIDS yang akuntabel,
transparan, berdaya guna dan berhasil guna (Imam, Strategi dan Program, diakses
pada tanggal 7 November 2013).

Dengan demikian upaya pencegahan dan penularan HIV/AIDS adalah usaha yang
dilakukan untuk mencegah yang dimulai dari pengendalian populasi kunci, kelompok
yang berisiko atau rentan terkena infeksi, lalu melangkah pada orang-orang yang
berhubungan seksual dengan banyak pasangan, dan mencegah penularan pada
masyarakat umum dan bayi, serta memberdayakan sumber daya manusia yang merata
dan bermutu dalam penanggulangan HIV dan AIDS
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif observersional yaitu STATUS GIZI DAN
GAMBARAN KLINIK PADA PASIEN HIV/AIDS AWAL TERDIAGNOSA DI RS
MULTAZAM GORONTALO

Waktu dan Tempat

1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rs Mulatazam Gorontalo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini yang akan dilakukan pada bulan januari-juli tahun2022

B. Definisi Operasional

Tabel 1
Variable Definisi Parameter Alat ukur skor
peneliti Oprasional
STATUS GIZI Gizi merupakan Melakukan kuesioner Baik: 79-100%
DAN proses status gizi pada Cukup: 50-79%
GAMBARAN organisme pasien Kurang: <50%
KLINIK PADA menggunakan
PASIEN makanan yang Mendiagnosa
HIV/AIDS dikonsumsi pasien
AWAL secara normal
TERDIAGNOSA melalui proses Menjelaskan
DI RS digesti, absorpsi, gambaran klinik
MULTAZAM tansportasi, pada pasien
GORONTALO penyimpanan,
metabolism dan
pengeluaran zat-
zat yang tidak
digunakan untuk
mempertahankan
kehidupan,
pertumbuhan
dan fungsi
normal dan
organ-organ
serta
mengahsilkan
energy

C. Populasi, sampel dan responden


1. Populasi

Populasidalam penelitian ini adalah pasien HIV/AIDS Di Rs Multazam Gorontalo

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah paiesn di Rs Multazam

D. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian meliputi pedoman wawancara, pedoman pengamatan, recorder, buku

catatan lapangan, camera, dan kuesioner/checklist

E. Jenis dan teknik pengumpulan data

1. Data Primer

Data yang didapat ialah sangat sedikit pasien yang ada Rs Multazam.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dari pihak lain,

meliputi gambaran umum Rs Multazam


F. Jadwal Penelitian
Tabel 3
Kegiatan Waktu dalam bulan
5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
Pembagian
pembimbin
g proposal
Penyusunan
proposal
penelitian
Bimbingan
dan
konsultasi
Ujian
proposal
Revisi
proposal
penelitian
Uji
percobaan
Waktu
penelitian
Ujian hasil
penelitian
DAFTAR PUSTAKA

(Kebutuhan et al., 2021)Ade, Y., Swastika, A., & Masykur, A. M. (2018). Tabah Sampai Akir
(Sebuah Studi Kasus Pada Keluarga Penderita HIV/AIDS). Empati, 6(4), 424–432.
Anderson, K., Pramudo, S. G., Achsan, M., & Sofro, U. (2017). HUBUNGAN STATUS GIZI
DENGAN KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN HIV / AIDS DI SEMARANG. 6(2), 692–
704.
Kebutuhan, P., Anak, N., & Hiv, D. (2021). No Title. 3, 266–275.
Rahakbauw, N. (2018). Dukungan Keluarga Terhadap Kelangsungan Hidup ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS). Insani, 3(2), 64–81.
Sari, R. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi, Aktifitas Fisik dan Body Image dengan
Panjang LILA pada Remaja Putri di Manu Mranggen Demak. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
(Anderson et al., 2017)
(Rahakbauw, 2018)Ade, Y., Swastika, A., & Masykur, A. M. (2018). Tabah Sampai Akir
(Sebuah Studi Kasus Pada Keluarga Penderita HIV/AIDS). Empati, 6(4), 424–432.
Kebutuhan, P., Anak, N., & Hiv, D. (2021). No Title. 3, 266–275.
(Ade et al., 2018)Ade, Y., Swastika, A., & Masykur, A. M. (2018). Tabah Sampai Akir (Sebuah
Studi Kasus Pada Keluarga Penderita HIV/AIDS). Empati, 6(4), 424–432.
Anderson, K., Pramudo, S. G., Achsan, M., & Sofro, U. (2017). HUBUNGAN STATUS GIZI
DENGAN KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN HIV / AIDS DI SEMARANG. 6(2), 692–
704.
Sari, R. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi, Aktifitas Fisik dan Body Image dengan
Panjang LILA pada Remaja Putri di Manu Mranggen Demak. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
(Sari, 2019)

Anda mungkin juga menyukai