Investigator :
RISKA EPINA HAYU (11/322054/PKU/12234)
Co-Investigator :
MUHARDISON (11/325108/PKU/12733)
Pembimbing Akademik,
Pembimbing Lapangan,
Yogyakarta, 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keracunan makanan merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dan
pemecahannya sesegera mungkin untuk menanggulangi dan mencegah meluasnya
kejadian, serta mencegah kejadian tersebut tidak terulang kembali. Identifikasi apa
yang menjadi penyebab kejadian tersebut perlu dilaksanakan secara sistematis dan
cepat. Kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan pada umumnya terjadi pada
suatu keadaan dimana orang secara bersamaan atau hampir bersamaan pada waktu
yang sama terpapar dengan jenis makanan atau minuman tertentudengan gejala
yang sama atau hampir sama dan kemudian menderita sakit.Berdasarkan analisis
epidemiologi, pangan tersebut terbukti sebagai sumber penularan. KLB keracunan
pangan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di perkotaan,
pemukiman dan perindustrian (Kemenkes RI, 2011).
Keracunan makanan merupakan salah satu penyebab utama kematian dan
kesakitan di Indonsesia.Makanan merupakan jalur utama penyebaran patogen dan
toksin yang diproduksi oleh mikroba patogen. Makanan juga dapat menimbulkan
masalah serius jika mengandung racun akibat cemaran kimia, bahan berbahaya
maupun racun alami yang terkandung dalam makanan, yang sebagian diantaranya
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan (Depkes R.I.,2007)
Identifikasi etiologi KLB keracunan makanan dilakukan dengan memeriksa
spesimen tinja, air kencing, darah atau jaringan tubuh lainnya, pemeriksaan
muntahan serta pemeriksaan sumber makanan yang dimakan. Dengan
memperhatikan gejala dan didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium ini
dapat diketahui penyebab KLB keracunan makanan.Berdasarkan informasi dari
Puskesmas Sawangan II Kabupaten Magelang bahwa pada hari Jum’at, tanggal
11 Mei 2012 telah terjadi KLB Keracunan Makanan yang menyerang warga
Dusun Ngaglik Ngisor Kelurahan Sawangan Kabupaten Magelang, maka
dilakukan penyelidikan epidemiologi oleh Tim Surveilans Dinas Kesehatan
Kabupaten Magelang, petugas puskesmas Sawangan II dan Mahasiswa FETP
(Field Epidemiology Training Program) di lokasi tersebut. Investigasi dilakukan
dengan mendatangi penderita untuk mewawancarai secara langsung tentang
kejadian luar biasa keracunan makanan. Informasi yang didapat di lapangan
mengatakan bahwa keluarga Bapak Joko salah satu warga Dusun Ngaglik Ngisor
mengadakan acara yasinan yang mengundang 38 warga setempat.
Acara yasinan tersebut diadakan setelah sholat isya, kemudian ditutup dengan
dengan makan malam bersama pukul 21.00. Menu yang disajikan adalah nasi
gulai ayam, sambal dan beberapa jajanan pasar (tahu susur, brownis dan nagasari).
Berdasarkan informasi dari yang punya hajat bahwa gulai ayam tersebut dimasak
pada tanggal 10 mei 2012 jam 11.00 siang, sedangkan gulai ayam tersebut
disajikan pada pukul 21.00. Kemungkinan adanya kontaminasi bakteri terhadap
makanan yang disajikanmaka tim investigasi mengambil sampel makanan untuk
diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Semarang Propinsi Jawa
Tengah.
Untuk menindaklanjuti KLB tersebut perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut
untuk melaksanakan tindakan penanggulangan dan pengendalian kejadian luar
biasa (KLB) dugaan keracunan makanan di Dusun Ngaglik Ngisor DesaSawangan
Kecamatan Sawangan agar diperoleh kepastian KLB, gambaran kejadian, sumber
dan cara penularan serta penyebab terjadinya KLB.
B. Tujuan Penyelidikan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan yang
terjadi termasuk faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya KLB tersebut.
2. Tujuan Khusus
a. Memastikan diagnosa penyakit/ keracunan dari kasus-kasus yang dilaporkan.
b. Memastikan kebenaran adanya kejadian luar biasa keracunan makanan.
c. Menggambarkan KLB yang terjadi menurut variabel orang, tempat dan waktu.
d. Mengidentifikasi sumber keracunan (reservoir) dan penyebabnya (causative
agent).
e. Membuat saran dan cara penanggulangan serta pengendalian guna mencegah
kasus serupa.
BAB II
ANALISIS SITUASI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Kondisi Geografis
Ngaglik Ngisor merupakan salah satu dusun di Desa Sawangan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelang. Luas wilayah Kecamatan Sawangan kurang
lebih 28,86 km2. Batas wilayah Kecamatan Sawangan adalah sebagai berikut :
D. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Kejadian Luar Biasa Keracunan Makanan
Menurut Sartono (2001)Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke
dalam tubuh melalui mulut, hidung (inhalasi), suntikan dan absropsi melalui kulit,
atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak
kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi satu atau lebih organ atau
jaringan. Keracunanmakanan adalah timbulnya sindroma gejala klinik yang
disebabkan karenamemakan makanan tertentu.Menurut Bress (1995), suatu
penyakit keracunan dicurigai apabila sejumlah orang makan makanan bersama
kemudian jatuh sakit. Menemukan bagian makanan mana yang menjadi sumber
penularan penyakit sulit dilakukan.Semua orang yang menyantap makanan harus
dikelompokkan berdasarkan komponen makanan yang disantap.Akan semakin
sulit bila makanan tersebut juga dikonsumsi di beberapa tempat yang berbeda dan
waktu makan tidak bersamaan.
Kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan adalah terjadinya peristiwa
kesakitan/kematian dimana 2 orang atau lebih mengalami gejala-gejala yang sama
atau hampir sama dan biasanya ada hubungan antara faktor waktu, tempat dan
orang dengan penderita-penderita tersebut (Depkes RI, 1984).Keracunan makanan
secara umum disebabkan oleh bahan kimia beracun (tanaman, hewan, metabolit
mikroba) kontaminasi kimia, mikroba patogen dan non bakteri (parasit, ganggang,
jamur, virus, spongiform enchaphalopathies).Gejala dan tanda-tanda klinis
keracunan makanan bervariasi tergantung pada jenis etiologinya. Secara umum
gejala keracunan pangan dapat digolongkan kedalam 6 kelompok, yaitu :
1. Gejala utama yang terjadi pertama-tama pada saluran gastrointestinal atas
(mual, muntah).
2. Gejala sakit tenggorokan dan pernafasan.
3. Gejala utama terjadi pada saluran gastrointestinal bawah (kejang perut, diare).
4. Gejala neurologik (gangguan penglihatan, perasaan melayang, paralisis)
5. Gejala infeksi umum (demam, menggigil, rasa tidak enak, letih,
pembengkakan kelenjar limfe).
6. Gejala alergik (wajah memerah, dan gatal-gatal).
2. Kriteria Kejadian Luar Biasa
Kriteria KLB suatu penyakit adalah sebagai berikut (Depkes, 2007) :
a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada, atau tidak
dikenal di suatu daerah.
b. Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian 2 kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada
kurun waktu yang sama tahun sebelumnya.
c. Jumlah penderita baru dalam 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan 2 kali
lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam
tahun sebelumnya.
d. Angka rata-rata per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan 2
kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari
tahun sebelumnya.
e. Proportional rate penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan
kenaikan 2 kali atau lebih dibandingkan periode yang sama pada kurun
waktu tahun sebelumnya.
f. Beberapa penyakit khusus seperti kolera, DHF/DSS, setiap peningkatan
kasus dari periode sebelumnya pada daerah endemis, terdapat 1 (satu)
atau lebih penderita baru dimana periode 1 minggu sebelumnya di daerah
dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
g. Beberapa penyakit yang dialami oleh 1 (satu) atau lebih penderita
keracunan makanan dan keracunan pestisida.
3. Penyebab Terjadinya Keracunan Makanan
Logam atau senyawa kimia yang terlarut dari alat masak atau kontainer
yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan makanan juga dapat
menyebabkan keracunan makanan.Dalam tahap pengolahan dapat terjadi
penambahan lain dengan sengaja, misalnya penggunaan berlebihan pengawet
daging yang mengandung natrium nitrit sebagai pengganti garam. Demikian
juga pengawet lain seperti formaldehid, asam monokloroasetat, borat,
natrium benzoat, salisilat acid dan lain-lain. Untuk memperbaiki warna atau
menutupi warna aslinya, ditambahkan zat warna, yang sering bersifat
karsinogenik seperti : azotoluen, aminoazobenzen.
4. Perjalanan Alamiah Penyakit dan Faktor Risiko
Menurut Sartono (2002) KLB keracunan makanan ini dikenali dengan
munculnya sejumlah penderita biasanya terjadi dalam waktu pendek dengan
periode waktu yang sangat bervariasi (beberapa jam sampai beberapa
minggu) setelah mengkomsumsi makanan bersama-sama.Ketepatan dan
kecepatan penanganan adalah hal yang sangat penting.Kasustunggal penyakit
akibat makanan sulit di identifikasi dan merupakan salah satu penyebab
kesakitan akut yang paling sering ditemukan, Manifestasi keracunan makanan
pada manusia dapat timbul setempat (lokal) atau sistemik setelah racun di
absorpsi dan masuk ke dalam sistem peredaran darah atau keduanya.
1. Diduga salah satu atau lebih jenis makanan yang dihidangkan di suatu acara
yasinan seorang warga Dususn Ngaglik Ngisor, Desa Sawangan Kecamatan
SawanganMakanan penyebab keracunan telah tercemar oleh racun yang
diproduksi kuman.
2. Makanan yang tercemar kuman disebabkan oleh pengelolaan makanan yang
tidak higienis.
BAB III
BAHAN DAN CARA
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif untuk menggambarkan KLB
keracunan makanan, dengan rancangan case control studyyang bertujuan untuk
menganalisa faktor resiko terjadinya keracunan makanan. Penelitian ini
menggunakan rancangan studi case control, dimana pengukuran terhadap faktor
risiko (variabel bebas) dan kejadian diare (variabel tergantung) dilakukan dengan
cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status
paparannya (Murti,1997).
C. Memastian Diagnosa
1. Batasan Kasus
Kasus adalah semua penderita yang mengalami semua atau beberapa
gejala keracunan yaitudiare>3 kali, nyeri perut, pusing, mual, muntah, demam
dan mengalami kelemahan setelah mengkonsumsi makanan dari acara
yasinan seorang warga di Dusun Ngaglik Ngisor pada tanggal 10 Mei 2012.
2. Batasan Kontrol
Kontrol adalah tamu undangan yang tidak menderita sakit atau tidak
mengalami gejala diare>3 kali, nyeri perut/mules, pusing, mual, muntah,
demam dan mengalami kelemahan namun ikut mengkonsumsi makanan dari
acara yasinan seorang warga di Dusun Ngaglik Ngisor pada tanggal 10 Mei
2012.
G. Cara Analisis Data
1. Kasus adalah semua penderita yang mengalami semua atau beberapa gejala
keracunan yaitudiare>3 kali, nyeri perut, pusing, mual, muntah, demam dan
mengalami kelemahan setelah mengkonsumsi makanan dari acara yasinan
seorang warga di Dusun Ngaglik Ngisor pada tanggal 10 Mei 2012.
2. Kontrol adalah tamu undangan yang tidak menderita sakit atau tidak
mengalami gejala diare>3 kali, nyeri perut/mules, pusing, mual, muntah,
demam dan mengalami kelemahan namun ikut mengkonsumsi makanan dari
acara yasinan seorang warga di Dusun Ngaglik Ngisor pada tanggal 10 Mei
2012.
3. Responden adalah warga Dusun Ngaglik Ngisor yang merupakan tamu
undangan di acara yasinan tersebut dan pihak keluarga yang mengadakan
yasinan baik yang menderita sakit dengan gejala keracunan makanan
maupun tidak.
4. Tanggal dan jam mulai sakit adalah waktu mulai merasakan atau timbul gejala
sakit yang diderita responden.
5. Tanggal dan jam makan adalah waktu mengkonsumsi makanan dan minuman
yang disajikan diacara yasinan di Dusun Ngaglik Ngisor tanggal 10 Mei 2012.
I. Waktu Penyidikan
Waktu penyidikan tanggal 11Mei 2012 di Dusun Ngaglik Desa Sawangan
Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang.
BAB IV
HASIL PENYELIDIKAN
A. Pemastian Diagnosa
Pemastian diagnosis kejadian luar biasakeracunan makanan didasarkan pada
gejala klinik dan hasil pemeriksaan laboratorium.Berdasarkan hasil penyelidikan
epidemiologi di lokasi KLB yaituDusun Ngaglik Ngisor DesaSawangan
Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, ditemukan kasus keracunan
makanan sebanyak 25 orang. Berdasarkan gejala klinishasil penyidikan KLB
keracunan makanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 2 Distribusi Gejala Klinis Keracunan Makanan di Dusun Ngaglik Ngisor
Desa Sawangan Tahun 2012
Jumlah
No Gejala Klinis N=25(kasus) Persentase (%)
1 Diare 19 76
2 Mual 19 76
3 Muntah 9 36
4 Demam 10 40
5 Pusing 13 52
6 Perih perut/mules 14 56
7 Lemah 12 48
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa gejala utama pada
keracunan makanan di Dusun Kleben Desa Kaliagung ini adalah diare dan mual
(76%), perih perut/mules (56%), pusing (52%), lemah (48%), demam (40%) dan
muntah (36%). Dari distribusi gejala klinis tersebut maka dicurigai penyebab
KLB keracunan makanan di Dusun Ngaglik Ngisor Desa Sawangan Kecamatan
Sawangan Kabupaten Magelangadalah akibat toksin bakteri.Beberapa jenis
bakteri yang menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah Salmonellosis,
Staphylococcus,Bacillus dan Vibrio Parahaemolyticus.
Laki-laki 7 28%
Perempuan 18 72%
10
8
8
Jumlah Kasus
4 3
2 1 1 1
0
4 jam 5 jam 6 jam 7 jam 8 jam 9 jam
Masa Inkubasi
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil analisis bivariat pada kejadian
keracunan makanan yang terjadi pada 10 Mei 2012 di dusun Ngaglik Ngisor desa
Sawangan menunjukkan bahwa yang bermakna secara statistik adalah gulai ayam
(0,001) dan sambal (0,007) P-value <a 0,05. Odd ratio yang tertinggi dan
bermakna secara statistik adalah gulai ayam yaitu OR=24 dengan nilai CI (2,372-
1107,4). Hal ini berarti orang yang mengkonsumsi gulai ayam pada acara yasinan
yang diadakan oleh keluarga Pak Joko pada 10 Mei 2012 memiliki risiko sebesar
24 kali dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi gulai ayam tersebut. Dan
juga orang yang mengkonsumsi sambal memiliki risiko terkena keracunan
makanan sebesar 11,5 kali dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi
sambal.
Untuk lebih memperkuat analisis bivariat, makan dilakukan analisis
multivariabel untuk variabel yang memiliki nilai p < 0,25. Variabel tersebut
adalah Nasi putih, sambal, tahu susur dan gulai ayam. Hasil Analisis
Multivariabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Keracunan
Makanan Coef std. Err Z P> [Z] CI (95%)
Mekanisme Infeksi
Kemampuan untuk membentuk biofilm pada perangkat plastik (peralatan
rumahsakit) merupakan faktor utama virulensi S. epidermidis. Biofilm berupa
lendir atau kapsulsehingga tahan terhadap imun pada alat medis (Fitzpartrick,
2005).
2. Cara Penularan
BAB V
PEMBAHASAN
VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Perlu dilakukan penyuluhan intensif kepada kader posyandu dan warga
agar selalu melakukan upaya PHBS, termasuk upaya cuci tangan sebelum
makan hingga cara pengolahan makanan yang baik dan bersih sebagai
salah satu upaya memutus mata rantai penyebab keracunan.
I. HASIL PENYELIDIKAN
1. Gambaran kasus berdasarkan Orang
Gambaran kasus berdasarkan orang diperoleh dari
hasilpenyelidikan epidemiologi, diketahui bahwa jumlah kasus dengan
gejala klinis diare cair, mual, muntah, panas, demam, pusing, perih perut
dan lemasadalah 24 orang (tanggal 11 Mei 2012), angka kematian (CFR =
0).
Berdasarkan jenis kelamin, proporsi perempuan lebih banyak
terkena keracunan yaitu79,2%dibandingkan dengan laki-laki. Dari data ini
dapat dikatakan proporsi terserangnya diare pada kasus ini tidak
memandang jenis kelamin.
Laki-laki
Perempuan
79.20%
12.50% 8.30%
10-14
15-20
16.70% 21-44
45-55
>56
50%
95.8
100
90
80
70
60 54.2
50
40
30 20.8 20.8
16.7
20 12.5
8.3
10 4.2
0
Mual Mules Muntah Pusing Sakit Diare Demam Lemas
Perut
6-9 jam
10-13 jam
87.50%
10
9
8
7
6
Kasus
5
Jam
4
3
2
1
0
6 6.3 7 7.3 8 8.3 9.3 10 13
Berdasarkan masa inkubasi dan distribusi gejala yang muncul,
maka dugaan sementara penyebab keracunan adalah : Salmonellosis. Oleh
karena masa inkubasi terpendek 6 jam dan masa inkubasi terpanjang
13jam. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :
Rumus :
II. KESIMPULAN
Berdasarkan temuan diatas disimpulkan bahwa telah terjadi KLB
Keracunan Makanan tanggal 11Mei 2012 di Dusun Ngaglek bawahDesa
Sawangan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang dengan total
ditemukan 24 kasus tanpa kematian (CFR = 0).
Kecurigaan sementara sumber penularan adalah konsumsi gulai ayam.
Berdasarkan onset sampai timbul gejala awal (masa inkubasi) diketahui masa
inkubasi terpendek adalah 6 jam dan masa inkubasi terpanjang adalah 13 jam.
Masa inkubasi terbanyak adalah 6 jam (9 kasus). Merujuk dari masa inkubasi
tersebut dugaan sementara kasus Keracunan Makanan ini disebabkan oleh
gulai ayam yang telah terkontaminasi oleh Salmonellosis.
Upaya yang telah dilakukan adalah pembentukan posko kesehatan,
pengobatan pada penderita, penyelidikan epidemiologi, dan pengambilan
sampel sisa makanandan air.
Bres, P., (1986), Tindakan Darurat Kesehatan Masyarakat pada Kejadian Luar
Biasa, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Chin, J., Ed., (2006), Manual Pemberantasan Penyakit Menular, edisi 17.
Depkes R.I., (2007), Buku Pedoman Penyelidikan Dan Penanggulangan Kejadian
Luar Biasa (Pedoman Epidemiologi Penyakit), Depkes RI Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Jakarta.
Imari, S., (2011), Investigasi KLB Keracunan Pangan (Prinsip dan Praktis
Epidemiologi), FETP Kementerian Kesehatan RI-WHO, Jakarta.
Murti.B., (1997), Prinsip-Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Morton, F., Richard ,dkk., 2008, Panduan Studi: Epidemiologi & Biostatistika,
edisi 5, EGC: Jakarta.
Timmreck, TC. (2005) Epidemiologi (Suatu Pengantar). Terjemahan: Fauziah
Munaya. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.