Anda di halaman 1dari 87

TUGAS IKM-IKK FK UNSRI

LAPORAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

DIAGNOSIS KOMUNITAS WILAYAH KERJA


PUSKESMAS KALIDONI

KEPANITERAAN PERIODE 02 SEPTEMBER – 11 NOVEMBER 2019


M. Farhan Habiburrahman, S.Ked. 04054821820022
Jesslyn Juanti, S.Ked. 04054821820123

PEMBIMBING :
dr. Hj. Dovi Yuniarti
dr. Siti Sarah, M. KM
Dr. dr. Rizma Adlia Syakurah, MARS

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU


KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWJAYA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas IKM-IKK FK Unsri


Diagnosis Komunitas Wilayah Kerja Puskesmas Kalidoni

Disusun Oleh :
M. Farhan Habiburrahman, S.Ked. 04054821820022
Jesslyn Juanti, S.Ked. 04054821820123

Telah diterima sebagai salah satu tugas dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

Palembang,Oktober 2019

Mengetahui,

Kepala Bagian IKM-IKK FK Unsri


Dr. dr. Hj. Mariatul Fadillah, MARS, Sp.D.L.P., PhD……………………….

Dosen Pembimbing Lapangan


Dr. dr. Rizma Adlia Syakurah, MARS .............................................

Kepala Puskesmas Kalidoni


Dr. Hj.Dovi Yuniarti .............................................

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir dengan judul “Diagnosa Komunitas Wilayah Kerja Puskesmas
Kalidoni”.Laporan akhir ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti
kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu
Kesehatan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Pimpinan Puskesmas Kalidoni dr. Hj. Dovi
Yuniartibeserta staf Puskesmas Kalidoni, kepada pembimbing Bagian IKM-IKK
FK Unsri Dr. dr. Rizma Adlia Syakurah, MARS, teman-teman, dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Palembang, Oktober 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN......................................... Error! Bookmark not defined.ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................... Error! Bookmark not defined.1
1.1 Latar Belakang .................................................... Error! Bookmark not defined.1
1.2 Analisa Situasi........................................................................................................ 2
1.3 Kerangka Operasional ............................................................................................ 6
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH ................................................................................ 7
2.1 Strategi Penentuan Informan .................................................................................. 7
2.2 Identifikasi Prioritas Masalah .............................................................................. 58
BAB III IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH ...................................................... 60
3.1 Identifikasi Masalah dengan Paradigma Blum .................................................... 60
3.2 Identifikasi Penyebab Masalah Berdasarkan Fishbone ........................................ 61
BAB IV PENETAPAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH ................................... 64
4.1 Penetapan Prioritas Penyebab Masalah dengan Metode CARL ......................... 64
BAB V ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH ..................................................... 69
BAB VI ANALISIS MASALAH DAN INTERVENSI .................................................. 70
6.1 Hipertensi ............................................................................................................. 70
6.2 Diabetes Melitus .................................................................................................. 73
6.3 ISPA ..................................................................................................................... 75
BAB VII RENCANA KEGIATAN JANGKA PENDEK ............................................... 78
BAB VIII RENCANA KEGIATAN JANGKA PANJANG ........................................... 79
BAB IX PENUTUP ......................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 82

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program
Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu penerapan
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan pelaksanaan jaminan kesehatan
nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan
preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan
dengan strategi peningkatan akses layanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan
peningkatan mutu. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan
sasaran dan manfaat, serta kendali mutu dan biaya (Kemenkes, 2016).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan,
teknologi tepat guna, serta keterpaduan dan kesinambungan (Kemenkes, 2014).
Sebagai pusat pengembangan program kesehatan, maka fasilitas kesehatan perlu
melakukan melakukan Diagnosis Komunitas (Community Diagnosis), sehingga
program kesehatan yang dilakukan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh
komunitas/masyarakat di area tersebut. Menurut definisi WHO, diagnosis komunitas
adalah penjelasan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kondisi kesehatan di
komunitas serta faktor faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatannya (Budiningsih,
2011).
Diagnosis komunitas mengidentifikasi masalah kemudian mengarahkan suatu
intervensi perbaikan sehingga menghasilkan suatu rencana kerja yang konkrit.
Diagnosis komunitas merupakan keterampilan (skill) yang harus dikuasai oleh dokter
di fasilitas kesehatan tingkat primer, dan/atau bila bekerja sebagai pimpinan

1
institusi/unit kesehatan yang bertanggung jawab atas kesehatan suatu
komunitas/masyarakat (Budiningsih, 2011).
Langkah untuk melakukan diagnosis komunitas tidaklah sesederhana seperti
melakukan diagnosis pada seorang pasien, karena yang akan menjadi sasaran adalah
suatu komunitas yang terdiri atas sekelompok penduduk yang mempunyai
karakteristik yang (kurang lebih) sama dan tinggal di area yang tertentu. Selain itu,
hasil dari diagnosis komunitas tidak selalu berbentuk penyakit, tetapi bisa masalah-
masalah non medis yang menyebabkan suatu penyakit. Ini disebabkan karena masalah
kesehatan dalam komunitas merupakan akibat dari berbagai determinan sesuai dengan
teori Blum yang menyatakan ada 4 determinan yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan
kesehatan dan genetik (urutan sesuai dengan kontribusi terhadap masalah kesehatan)
(Budiningsih, 2011).
Oleh karena itu diagnosis komunitas harus disadari bukan sebagai suatu
kegiatan yang berdiri sendiri namun merupakan bagian dari suatu proses dinamis
yang mengarah kepada kegiatan promosi kesehatan dan perbaikan permasalahan
kesehatan di dalam komunitas. Diagnosis komunitas merupakan awal dari siklus
pemecahan masalah untuk digunakan sebagai dasar pengenalan masalah di
komunitas, sehingga dilanjutkan dengan suatu perencanaan intervensi, pelaksanaan
intervensi serta evaluasi bagaimana intervensi tersebut berhasil dilakukan di
komunitas (Budiningsih, 2011).
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan faktor
risiko dan masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat sekitar lingkungan kerja
Puskesmas Kalidoni, khususnya masyarakat RT 34 Kelurahan Kalidoni Kecamatan
Kalidoni Palembang, dan menentukan intervensi yang tepat serta efisien terhadap
masalah yang ada sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Kalidoni Palembang.

1.2. Analisa Situasi

1.2.1. Gambaran Umum

Puskesmas kalidoni berdiri pada tahun 1979 dan pernah dilakukan renovasi
pada tahun 2008. Wilayah kerja Puskesmas Kalidoni terdiri atas dua kelurahan, antara
lain Kelurahan Kalidoni dan Kelurahan Sungai Selayur yang luasnya kurang lebih
2
mencapai 101 km2. Keadaan geografi wilayah kerja puskesmas Kalidoni terdiri dari
30% tanah rawa-rawa, 40% dataran rendah, dan 30 % dataran setengah tinggi.
Puskesmas Kalidoni mempunyai luas tanah 3105 m2 dan luas bangunan 470 m2.
Puskesmas ini memiliki 3 Puskesmas Pembantu, yaitu Puskesmas Pembantu
Margoyoso yang memiliki luas tanah 300 m2 dan luas bangunan 70 m2, kemudian
Puskesmas Pembantu Harapan Jaya yang mempunyai luas tanah 388,8 m2 dan luas
bangunan 70 m2, serta Puskesmas Pembantu Iswahyudi yang memiliki luas tanah 300
m2 dan luas bangunan 70 m2.

1.2.2. Letak Geografis


Puskesmas Kalidoni merupakan puskesmas yang berada di Kecamatan Kalidoni
dengan batas wilayah kerja sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Sungai
Selincah, sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Sungai Buah Kecamatan Ilir
Timur II, sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan 2 ilir Kecamatan Ilir Timur II,
dan sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Bukit Sangkal dan kelurahan Sri
Mulya Kecamatan Sako.

1.2.3. Kependudukan
Berdasarkan jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Kalidoni sampai
akhir tahun 2018 berjumlah 47.709 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak
24.115 jiwa yang terbagi menjadi 14.275 jiwa di Kelurahan Kalidoni dan sebanyak
9840 jiwa di Kelurahan Sungai selayur, kemudian untuk penduduk perempuan
berjumlah sebanyak 23.594 jiwa yang selanjutnya terbagi menjadi 13.792 jiwa di
Kelurahan Kalidoni dan 9802 jiwa di Kelurahan Sungai Selayur.
Pencapaian pembangunan kesehatan Puskesmas Kalidoni selama tahun 2018
dapat diamati dengan memakai indikator angka kematian, pola penyakit dan keadaan
gizi masyarakat. Beberapa indikator angka kematian adalah Angka Kematian Bayi
(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Berdasarkan laporan Poli Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Kalidoni, jumlah
kematian bayi di tahun 2018 sebanyak 1 kematian bayi di Kelurahan Sungai Selayur
akibat aspirasi air susu. Angka kematian ibu ditemukan 1 orang yang berdomisili di
Kelurahan Sungai Selayur akibat penyakit hipertensi pada kehamilan dan perdarahan
pasca persalinan. Sedangkan angka kematian balita tidak ditemukan pada tahun 2018.

3
Melalui pengamatan terhadap angka kesakitan dari bulan Januari 2018 s.d.
Desember 2018 diketahui bahwa sepuluh penyakit terbanyak pada kunjungan rawat
jalan Puskesmas Kalidoni Palembang yaitu :
1. ISPA: 9.455 kasus
2. Hipertensi Essensial (Primer): 6.406 kasus
3. Gastritis: 3.270 Kasus
4. Diabetes Melitus: 1992 kasus
5. Penyakit Kulit dan Jaringan: 1.475 Kasus
6. Penyakit otot dan jaringan: 1.138 kasus
7. Penyakit saluran nafas bagian bawah: 539 kasus
8. Penyakit Mata: 537 kasus
9. Diare: 460 kasus
10. Penyakit pada telinga dan mastoid 263 kasus.
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari status gizi masyarakat, semakin
banyak ditemukan anggota masyarakat yang kurang gizi berarti keadaan kesehatan
masyarakat semakin berkurang. Adapun target kegiatan gizi di Puskesmas Kalidoni
Palembang Tahun 2018 adalah :
a. Cakupan program (K/S) : Target 92 %
b. Kelangsungan program (N/D) : target 92 %
c. Peran serta masyarakat (D/S) : target 85 %
d. Hasil pencapaian program (N/S) : target 85%
Keterangan :
- S adalah jumlah balita
- K adalah jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS)
- D adalah jumlah balita yang ditimbang
- N adalah jumlah balita yang ditimbang dan naik berat badannya
Proporsi bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) di Puskesmas Kalidoni
Tahun 2018 sebanyak 9 bayi (0,011%). Kasus gizi buruk tidak ditemukan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kalidoni, tetapi ditemukan 10 kasus bayi dibawah usia lima tahun
(Balita) dan 6 kasus bayi dibawah usia 2 tahun (Baduta) dengan status gizi dibawah
garis merah (BGM) pada tahun 2018. Sedangkan untuk status gizi ibu hamil dengan
kekurangan energi kronik (KEK) yang diketahui melalui pengukuran Lingkar Lengan
Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm di Wilayah Kerja Puskesmas Kalidoni ditemukan
sebanyak 27 kasus (0,3 %) ibu hamil.
4
Berdasarkan buku profil Puskesmas Kalidoni tahun 2018, masyarakat yang
menggunakan sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Kalidoni pada tahun 2018
dalam kunjungan rawat jalan adalah sebanyak 29.991 dari total 47.709 penduduk di
Kelurahan Kalidoni dan Kelurahan Sei Selayur. Puskesmas Pembantu Margoyoso
mendapatkan angka kunjungan sebanyak 1.785 pasien, Puskesmas Pembantu Harapan
Jaya sebanyak 1.004 pasien dan Puskesmas Pembantu Iswahyudi sebanyak 1.238
pasien.

Gambar 1. Kelurahan Kalidoni dan Sungai Selayur.

Kelurahan Sungai Selayur merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan


Kalidoni dan menjadi wilayah kerja Puskesmas Kalidoni. Berdasarkan survei di
kelurahan Sungai Selayur, didapatkan beberapa masalah kesehatan yang sering ada di
masyarakat, antara lain Infeksi Saluran Pernapasan Akut dan Darah Tinggi
(Hipertensi). Berdasarkan hasil survei dan anamnesis kepada masyarakat, lingkungan
tempat tinggal dan gaya hidup hidup sehat masyarakat dinilai masih kurang baik.

5
Beberapa warga usia lanjut di lingkungan RT 34 Kelurahan Sungai Selayut sudah
mengetahui dan pernah berobat terkait penyakit darah tinggi, namun rendahnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pengobatan dan bahaya dari
penyakit hipertensi menyebabkan sebagian masyarakat yang telah terdiagnosis
menderita hipertensi tidak rutin berobat.

1.3. Kerangka Operasional

Analisis Situasi

Identifikasi Masalah

Identifikasi Penyebab
Masalah

Prioritas Masalah
Alternatif Pemecahan
Masaah
Pelaksanaan

Monitoring dan
Evaluasi

Kesimpulan dan Saran

6
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

2.1. Strategi Penentuan Informan


Data diperoleh melalui wawancara dan kuesioner kepada masyarakat yang
tinggal di 10 (sepuluh) rumah yang berlokasi di RT 34 RW 07 Kelurahan Kalidoni
Kecamatan Kalidoni untuk memperoleh masalah spesifik.Kuisioner berisi tentang
demografi keluarga, informasi mengenai pelayanan kesehatan umum, kesehatan
keluarga, kesehatan bayi dan balita (<5 tahun), kesehatan anak sekolah (kelas 1-6
SD), kesehatan remaja, kesehatan dewasa/lansia, kesehatan lingkungan, dan observasi
langsung lingkungan.

1. Keluarga Tn. Hn
1.1. Pengenalan Anggota Keluarga secara Umum
Keluarga Tn.Hn terdiri dari terdiri dari 4 orang, yaitu Tn. Hn, Ny. Rs,
Anak M.Ra dan SA.Tn.Hn saat ini berusia 36 tahun. Ny. Rs saat ini berusia 32
tahun. Tn. Hn saat ini bekerja sebagai buruh bangunan. Ny. Rs sebagai ibu
rumah tangga. Tn. Hn dan Ny. Rs memiliki dua orang anak yang tinggal
bersama mereka di rumah.
1.2. Assessment Pribadi
1.2.1. Tn. Hn
Status dalam keluarga : Kepala keluarga
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 65 kg
TB : 165 cm
IMT : 27.08 kg/m2
Golongan darah : Tidak tahu
Tekanan Darah :120/80 mmHg

7
 Riwayat genetik
Tn. Hn mengaku tidak mengetahui riwayat penyakitdalam keluarga.
 Pekerjaan
Tn. Hn bekerja sebagai buruh bangunan.
 Gaya hidup
Tn. Hn mengaku merokok sejak usia remaja sebanyak 2 bungkis rokok
per hari namun sudah berhenti merokok sejak 4 bulan yang lalu dan rutin
mengonsumsi teh manis di pagi hari sejak beberapa tahun terakhit. Tn. Hn
mengaku tidak minum alkohol dan tidak memiliki riwayat
penyalahgunaan obat-obatan.
 Diet
Gizi, Tn. Hn tergolong baik, Tn. Hn makan nasi dengan sayur dan ikan
3x/minggu.
 Penyakit yang pernah diderita
Tn. Hn mengaku sering mengalami batuk-batuk saat masih merokok
namun saat ini keluhan sudah hilang, pasien baru mengetahui menderita
kencing manis sejak ± 6 bulan yang lalu dan rutin mengonsumsi obat.
1.2.2. Ny. Rs
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (istri)
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 87 kg
TB : 160 cm
IMT : 33,98 kg/m2
Golongan darah : Tidak tahu
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
 Riwayat genetik
Ny.Rs mengaku tidak memiliki riwayat penyakitdalam keluarga.
 Pekerjaan
Ny. Rs saat ini adalah seorang ibu rumah tangga.

8
 Gaya hidup
Ny. Rs tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak ada riwayat
penyalahgunaan obat-obatan. Saat ini Ny. Rs rutin mengkonsumsi obat
darah tinggi yaitu amlodipine 5 mg sebanyak satu kali sehari.
 Diet
Gizi, Ny.Rs tergolong baik. Ny.Rs makan nasi dengan sayur dan ikan
3x/minggu.
 Penyakit yang pernah diderita
Ny. DH mengaku menderita darah tinggi sejak kurang lebih 3 tahun yang
lalu. Penderita mengaku tidak rutin mengonsumsi obat darah tinggi
amlodipin 5mg.
1.2.3. An. M.RA
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (anak)
Umur : 8 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 24 kg
TB : 124 cm
Golongan darah : tidak tahu
 Riwayat genetik
Ibu menderita darah tinggi dan Ayah menderita kencing manis.
 Pekerjaan
Pelajar
 Gaya hidup
M.RA tidur cukup setiap hari sekitar pukul 21.00 sampai dengan pukul
06.00.
 Diet
M.RA makan nasi dengan sayur dan ikan 3x/minggu. Gizi M.RA
tergolong baik.

9
 Penyakit yang pernah diderita
Ibu An. M.RA mengatakan anaknya tidak memiliki penyakit yang pernah
diderita.
1.2.4. An. SA
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (anak)
Umur : 3 tahun
Pekerjaan : Tidak ada
Pendidikan terakhir :-
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 12 kg
TB : 90 cm
Golongan darah : tidak tahu
 Riwayat genetik
Ibu menderita darah tinggi dan Ayah menderita kencing manis.
 Pekerjaan
Tidak ada
 Gaya hidup
SA tidur cukup setiap hari sekitar pukul 21.00 sampai dengan pukul
07.00.
 Diet
SA makan nasi dengan sayur dan ikan 3x/minggu. Gizi SA tergolong
baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Ibu An. SA mengatakan anaknya sedang menderita batuk dan pilek
namun belum dibawa berobat.
1.3. Assessment Lingkungan
Rumah Tn. Hn terdiri dari satu lantai, berdinding bata, sebagian berlantai
keramik pada ruang tengah, kamar tidur dan toilet namun berlantai semen pada
ruang dapur. Kamar mandi tidak menggunakan atap. Rumah tampak
berantakan. Ventilasi rumah cukup.Cahaya matahari masuk keseluruh
rumah.Pencahayaan dalam rumah dan kamar menggunakan lampu.Rumah
berdempetan dengan rumah warga lainnya. Di sekitar rumah tidak terdapat

10
selokan air dan tempat pembuangan sampah.Rumah terdiri dari ruang tengah,
kamar tidur, dapur, dan toilet.

Gambar 1.Ruang tengah.

Gambar 2.Kamar tidur.


Kamar tidur terlihat berantakan. Baju digantung bertumpukan di pintu.
Ventilasirumah cukup.Cahaya matahari masuk ke ruang kamar tidur.

Gambar 3.Kamar mandi.


Kamar mandi keluarga terlihat berantakan dengan terdapat gantungan
baju pada bagian dekat atap. Penampungan air menggunakan bak penampungan
air.

11
1.4. Assessment Perilaku
 Perilaku keluarga yang dapat menyebabkan penyakit yaitu Ny. RS tidak rutin
memeriksakan diri ke dokter dan tidak rutin mengkonsumsi obat amlodipin
5mg. Ibu An. SA mengatakan anaknya mengalami keluhan batuk dan pilek
namun belum berobat ke tenaga kesehatan.
 Pekerjaan buruh pada Ayah dapat berisiko menyebabkan kecelakaan kerja
 Jam tidur keluarga cukup terjaga baik.
1.5. Rangkuman Hasil Assessment
Dari hasil assessment yang telah dilakukan pada keluarga Tn. Hn, yaitu
istri Tn. Hn menderita darah tinggi dan anak SA sedang mengalami batuk dan
pilek yang mengarah pada penyakit ISPA.Intervensi akan dilakukan
berdasarkan prioritas masalah yang telah didapatkan dari hasil assessment ini.

2. Keluarga Tn. AR
2.1 Pengenalan Anggota Keluarga secara Umum
Keluarga Tn.AR terdiri dari terdiri dari 4 orang, yaitu Tn. AR dan Ny. DT
serta ke 2 anak mereka yaitu AA dan HA. Tn. AR saat ini berusia 57 tahun. Ny.
DT saat ini berusia 51 tahun. Tn. AR saat ini bekerja sebagai buruh bangunan
sedangkan Ny. DT sebagai ibu rumah tangga. Tn. SA dan Ny. SU memiliki 2
(dua) orang anak yang tidak tinggal bersama mereka.
2.2 Assessment Pribadi
2.2.1. Tn. AR
Status dalam keluarga : Kepala keluarga (bapak)
Umur : 57 tahun
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Asal : Jawa
BB : 67 kg
TB : 165 cm
IMT : 24,63 kg/m2
Golongan darah :O
Tekanan Darah : 130/80 mmHg

12
 Riwayat genetik
Tn. AR mengaku tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Tn. AR bekerja sebagai buruh bangunan.
 Gaya hidup
Tn. AR memiliki kebiasaan merokok kurang lebih sejak 20 tahun yang
lalu dan menghabiskan kurang lebih 1 bungkus rokok perhari. Tn. AR
tidak minum alkohol, dan tidak memiliki riwayat penyalahgunaan obat-
obatan. Tn. AR tidurcukup setiap hari yaitudari pukul 23.00 hingga
pukul06.00.
 Diet
Gizi Tn.AR tergolong baik. Tn.AR makan nasi dengan sayur dan lauk.
 Penyakit yang pernah diderita
Tn. AR mengaku tidak memiliki riwayat penyakit.
2.2.2. Ny. DT
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (istri)
Umur : 51 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Jawa
Asal : Palembang
BB : 80 kg
TB : 155 cm
IMT :33,33 kg/m2
Golongan darah :O
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
 Riwayat genetik
Ny.DT mengaku tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Ny. DT saat ini adalah seorang ibu rumah tangga.

13
 Gaya hidup
Ny. DT tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak ada riwayat
penyalahgunaan obat-obatan. Ny. DT tidur cukup setiap hari sekitar pukul
21.00 sampai dengan pukul 05.00.
 Diet
Gizi Ny. DT baik. Ny.DT makan nasi dengan sayur dan lauk.
 Penyakit yang pernah diderita
Ny. DT mengaku menderita darah tinggi sejak kurang lebih 5 tahun yang
lalu dan rutin mengonsumsi obat darah tinggi amlodipin. Ny. DT juga
mengaku menderita nyeri sendi lutut sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu
dan menggunakan obat Meloxicam.
2.2.3. An. AA
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (anak)
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : Penjahit
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 60 kg
TB : 155 cm
IMT : 25
Golongan darah :O
 Riwayat genetik
Ibu menderita darah tinggi.
 Pekerjaan
Penjahit
 Gaya hidup
AA tidur cukup setiap hari sekitar pukul 22.00 sampai dengan pukul 05.00
 Diet
AA makan nasi dengan sayur dan lauk. Gizi AA tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Ibu An. AA mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat penyakit.

14
2.2.4. An. HA
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (anak)
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 60 kg
TB : 166 cm
IMT : 21,81 kg/m2
Golongan darah :O
 Riwayat genetik
Ibu menderita darah tinggi.
 Pekerjaan
Buruh bangunan
 Gaya hidup
HA memiliki kebiasaan merokok yang menghabiskan kurang lebih 3
batang rokok perhari. HA tidur cukup setiap hari sekitar pukul 23.00
sampai dengan pukul 06.00
 Diet
HA makan nasi dengan sayur dan lauk. Gizi HA tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Ibu An. HA mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat penyakit

2.3 Assessment Lingkungan


Rumah Tn. AR terdiri dari satu lantai, berdinding bata, beratap triplek dan
berlantai keramik.Rumah tampak berantakan. Pencahayaan dalam rumah dan
kamar cukup.Cahaya matahari masuk ke sebagian rumah. Rumah terdiri dari
ruang tamu, ruang tidur, dapur, dan toilet.

15
Gambar 4.Kamar Tidur.

Gambar 5.Ruang tamu.

Gambar 6.Ruang dapur.

16
Gambar 7.Kamar Mandi.

Kondisi rumah beratakan, sinar matahari pada kamar tidur kurang. Ruang
tampak lembab dan terdapat handuk yang digantung tidak pada tempatnya. Atap
pada toilet menggunakan seng. Ruangan tempat cuci piring, cuci pakaian dan
toilet digabung menjadi satu ruangan. Kebersihan ruangan toilet kurang baik.
2.4 Assessment Perilaku
 Pekerjaan buruh pada Ayah dan anak yang berisiko menyebabkan
kecelakaan kerja
 Tn. AR dan HA memiliki kebiasaan merokok kurang lebih 1 bungkus rokok
sehari sejak ±20 tahun yang lalu
 Jam tidur keluarga cukup baik
2.5 Rangkuman Hasil Assessment
Dari hasil assessment yang telah dilakukan pada keluarga Tn.AR, yaitu
Tn. AR dan AA memiliki kebiasaan merokok, istri Tn.AR menderita darah
tinggi dan nyeri sendi lutut. Intervensi akan dilakukan berdasarkan prioritas
masalah yang telah didapatkan dari hasil assessment ini.

3. Keluarga Tn. MC
3.1 Pengenalan Anggota Keluarga secara Umum
Keluarga Tn.MC terdiri dari terdiri dari 3 orang, yaitu Tn. MC, Ny. RM,
dan An. AA.Tn. MCsaat ini berusia 68 tahun sedangkanNy. RMsaat ini berusia
59 tahun. Tn. MC saat ini bekerja sebagai petugas pengamanan di sebuah
perusahaan swasta sedangkan Ny. RMsebagai Ibu Rumah Tangga. Tn. MC dan
Ny. RM memiliki 1 (satu) orang anak yang tinggal bersama mereka di rumah.

17
3.2. Assessment Pribadi
3.2.1. Tn. MC
Status dalam keluarga : Kepala keluarga (bapak)
Umur : 68 tahun
Pekerjaan :Petugas Pengaman
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam
Asal : Sumatera
BB : 90 kg
TB : 180 cm
IMT :27,78 kg/m2
Golongan darah :O
Tekanan Darah :220/100 mmHg
 Riwayat genetik
Tn. MC mengaku tidak mengetahui riwayat penyakitdalam keluarga.
 Pekerjaan
Tn. MC bekerja sebagai petugas pengaman di sebuah perusahaan swasta.
 Gaya hidup
Tn. MC mengaku merokok sejak remaja dan dapat menghabiskan ± 1
bungkus(12 batang rokok)/hari, tetapi pasien tidak pernah mengonsumsi
alkohol dan tidak pernah mengonsumsi obat-obatan terlarang. Tn. MC
seharinya tidur selama sekitar 6-8 jam yaitu mulai dari jam 10 sampai jam
5 pagi dan terkadang terjaga sampai jam 12 malam dikarenakan
sebelumnya mengonsumsi kopi sebanyak ± 1 gelas.
 Diet
Gizi Tn. MC tergolong berlebihan. Seharinya Tn. MC biasa makan
3x/hari dengan porsi cukup tetapi jarang mengonsumsi sayur maupun
buah. Tn. MCjuga memiliki kebiasaan sering makan asin dan berlemak
yang dimasak dengan garam, santan dan minyak goreng. Saat bekerja Tn.
MC lebih sering membeli makan siang dari masakan padang yang banyak
dimasak menggunakan santan dan minyak goreng.

18
 Penyakit yang pernah diderita
Tn. MC mengaku tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi
sebelumnya tetapi sering mengeluh nyeri kepala dan leher bagian
belakang yang dirasakan hilang timbul sejak ±2 tahun yang lalu.
3.2.2. Ny. RM
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (Istri)
Umur : 59 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Asal : Jawa
BB : 50 kg
TB : 165 cm
IMT :22,04 kg/m2
Golongan darah :B
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
 Riwayat genetik
Ny.RM mengaku tidak memiliki riwayat penyakit didalam keluarga.
 Pekerjaan
Ny. RMsaat ini adalah seorang ibu rumah tangga.
 Gaya hidup
Ny. RM tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, tidak ada riwayat
penyalahgunaan obat terlarang dan tidak memiliki riwayat mengonsumsi
obat dalam waktu lama. Seharinya Ny. RM tidur cukup mulai dari jam 9
sampai jam 5 pagi dan terkadang tidur di siang hari selama ± 2 jam.
 Diet
Ny. RM seharinya makan frekuensi 3x/hari dengan nasi dan lauk yang
dimasaknya sendiri tetapi jarang mengonsumsi sayur maupun buah.Gizi
Ny. RM tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Ny. RM mengaku memiliki riwayat operasi daging tumbuh di bagian
samping paha kanan ± 2 tahun yang lalu di RS Pusri Palembang.

19
3.2.3. An. AA
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (anak)
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Wirausaha
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam
Asal : Sumatera
BB : 60 kg
TB : 172 cm
IMT : 20,28 kg/m2
Golongan darah :B
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Riwayat genetik
Ayah menderita darah tinggi.
 Pekerjaan
An. AA saat ini bekerja sebagai wirausaha.
 Gaya hidup
An. AA mengaku tidak pernah merokok, tidak pernah mengonsumsi
alkohol maupun obat-obatan terlarang. An. AA seharinya tidur selama
sekitar 8 jam yaitu mulai dari jam 10 sampai jam 5 pagi.
 Diet
An. AA seharinya makan frekuensi 3x/hari dengan nasi dan lauk yang
dimasak ibunya sendiri tetapi jarang mengonsumsi sayur maupun
buah.Gizi An. AA tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
An.AA mengaku sering menderita pilek dan batuk disertai demam namun
selalu sembuh setelah mengonsumsi obat flu yang dibelinya sendiri di
warung terdekat.
3.3. Assessment Lingkungan
Rumah Tn. MC terdiri dari satu lantai, berdinding bata, serta berlantai
semen. Rumah tampak cukup rapi tetapi pencahayaan dalam kamar terlihat
kurang dikarenakan saat pagi hari rumah Tn. MC hanya dihuni oleh Ny. RM
sehingga hanya menggunakan pencahayaan secukupnya melalui jendela dan

20
ventilasi dari dapur, ruang tamu dan ruang keluarga. Ruangan sedikit lembab
dikarenakan atap tidak ditutupi oleh langit rumah atau plafon dan ventilasi yang
tidak adekuat. Lokasi rumah berdekatan dengan rumah warga lainnya, sekitar
rumah tidak terdapat hutan, selokan air, maupun tempat pembuangan sampah.

Gambar 8.Rumah tampak depan.

Gambar 9. Kamar tidur.

Rumah terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dapur, kamar
mandi dan tempat mencuci yang terpisah diluar rumah.

21
Gambar 10.Tempat mencuci.

Gambar 11.Kamar mandi keluarga.

Kamar mandi keluarga terbilang sederhana dengan bak penampungan air,


satu kloset jongkok dan septic tank yang ditempatkan di belakang rumah.

3.4. Assessment Perilaku


 Pola diet dan tidur yang tidak sehat pada Tn. MC meningkatkan risiko untuk
timbulnya penyakit tekanan darah tinggi maupun penyakit metabolik lainnya.

22
 Tn. MC memiliki kebiasaan sering mengonsumsi kopi dan merokok
sebanyak ± 1 bungkus/hari semakin meningkatkan risiko penyakit tekanan
darah tinggi maupun penyakit jantung dikemudian hari.
 Pola diet, kebiasaan dan jam tidur anggota keluarga lainnya terjaga baik.
 Pekerjaan petugas pengaman pada Tn. MC, menyebabkan Tn. MC terjaga
dalam waktu lama sehingga berisiko terhadapkurangnya waktu istirahat dan
timbulnya penyakit metabolik lainnya.

3.5. Rangkuman Hasil Assessment


Dari hasil assessment yang telah dilakukan pada keluarga Tn. MC, yaitu
Tn MC sering mengeluh nyeri kepala yang dirasakan hilang timbul sejak ± 2
tahun, kemudian saat diperiksa Tn. MC memiliki tekanan darah tinggi yang
belum pernah diobati.Sedangkan Ny. RM dan An. AA sering menderita ISPA
akibat kondisi ventilasi dan pencahayaan rumah yang tidak adekuat sehingga
menurunkan sirkulasi udara dan menyebabkan kelembaban rumah
meningkat.Intervensi akan dilakukan berdasarkan prioritas masalah yang telah
didapatkan dari hasil assessment ini.

4. Keluarga Tn. TO
4.1. Pengenalan Anggota Keluarga secara Umum
Keluarga Tn.To terdiri dari 4 orang, yaitu Tn. To, Ny.As, anak M.An dan
M.Ra.Tn.To saat ini berusia 53 tahun. Ny. Rs saat ini berusia 49 tahun. Tn.To
dan Ny.As saat ini bekerja sebagai guru olahraga. Tn.To dan Ny.As memiliki
dua orang anak yang tinggal bersama mereka di rumah.
4.2. Assessment Pribadi
4.2.1. Tn. To
Status dalam keluarga : Kepala keluarga (bapak)
Umur : 53 tahun
Pekerjaan : Guru olahraga
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Jawa
BB : 70 kg

23
TB : 170 cm
IMT : 24,22
Golongan darah :O
Tekanan Darah : 130/80
 Riwayat genetik
Tn. To mengaku tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Tn. To bekerja sebagai guru olah raga.
 Gaya hidup
Tn. To mengaku merokok sejak usia remaja sebanyak 2 batang rokok per
hari hingga sekarang. Tn. To mengaku tidak minum alkohol dan tidak
memiliki riwayat penyalahgunaan obat-obatan. Tn. To rutin melakukan
olahraga lari pagi setiap pagi selama ±30 menit. Tn.To tidur cukup 6-7
jam setiap hari yaitu dari pukul 22.00 hingga pukul 05.00.
 Diet
Sehari-hari Tn. To makan nasi dengan sayur dan ikan 3x/minggu. Gizi Tn.
To tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Tn. To mengaku memiliki penyakit kencing manis sejak ± 5 tahun yang
lalu, rutin mengonsumsi obat Metformin dan memeriksakan kondisi
kesehatannya secara teratur ke dokter.
4.2.2. Ny. As
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (istri)
Umur : 49 tahun
Pekerjaan : Guru olahraga
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 56 kg
TB : 155 cm
IMT : 23,33
Golongan darah :O
Tekanan Darah : 120/80

24
 Riwayat genetik
Ny.As mengaku tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Ny. As saat ini adalah guru olahraga.
 Gaya hidup
Ny. As tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak ada riwayat
penyalahgunaan obat-obatan. Ny.As rutin melakukan olahraga lari pagi
setiap pagi selama ±30 menit. Ny. As rutin mengkonsumsi obat
kolestrol yaitu simvastatin sebanyak satu kali sehari sejak 1 tahun lalu.
Ny.As tidur kurang lebih 6-7 jam setiap hari dari pukul 22.00 hingga
pukul 05.00.
 Diet
Ny.As setiap hari makan nasi dengan sayur dan ikan 3x/minggu. Gizi
Ny.As tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Ny. As mengaku menderita hiperkolestrol sejak kurang lebih 1 tahun
yang lalu. Penderita mengaku rutin mengonsumsi obat kolestrol
simvastatin satu kali sehari.
4.2.3. An. M.An
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (anak)
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Pegawai Negri BUMN
Pendidikan terakhir : Sarjana
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 70 kg
TB : 163 cm
IMT : 26,41
Golongan darah :O
 Riwayat genetik
Ayah kencing manis dan Ibu kolesterol tinggi.
 Pekerjaan
Pegawai BUMN

25
 Gaya hidup
M.An tidur cukup sekitar pukul 22.00 sampai dengan pukul 05.00.
 Diet
M.An setiap hari makan nasi dengan sayur dan ikan 3x/minggu. Gizi
M.An tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Ibu An. M.An mengatakan anaknya tidak memiliki penyakit yang
pernah diderita.
4.2.4. An. M.RA
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (anak)
Umur : 19 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 60 kg
TB : 160 cm
IMT : 23,43
Golongan darah :O
 Riwayat genetik
Ayah kencing manis sedangkan Ibu kolesterol tinggi.
 Pekerjaan
Mahasiswa Universitas Negeri
 Gaya hidup
M.RA tidur cukup 8-9 jam setiap hari yaitu sekitar pukul 22.00 sampai
dengan pukul 06.00.
 Diet
M.An setiap hari makan nasi dengan sayur dan ikan 3x/minggu. Gizi
M.RA tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Ibu An. M.RA mengatakan anaknya tidak memiliki penyakit yang
pernah diderita.

26
4.3. Assessment Lingkungan
Rumah Tn. To terdiri dari satu lantai, berdinding bata, dan berlantai
keramik. Ventilasi rumah baik dan cahaya matahari masuk keseluruh rumah.
Pencahayaan didalam rumah dan kamar menggunakan lampu. Rumah terdiri
dari ruang tengah, kamar tidur, dapur, dan toilet.

Gambar 12. Ruang tengah.

Gambar 13 dan 14. Ruang kamar tidur.

Kamar tidur terlihat berantakan. Baju bertumpukan di atas kasur. Ventilasi


kamar tidur baik. Cahaya matahari masuk ke ruang kamar tidur.

Gambar 15. Kamar mandi.

27
Kamar mandi keluarga terlihat bersih. Penampungan air menggunakan bak
penampungan air. Cahaya matahari masuk ke kamar mandi. Pencahayaan
kamar mandi menggunakan lampu.

Gambar 16. Ruang Dapur.

Ruang dapur tampak berantakan. Alat masak berserakan di lantai. Ventilasi


dan sinar matahari cukup.

4.4. Assessment Perilaku


 Perilaku keluarga yang dapat menyebabkan penyakit yaitu Ny. As tidak
menjaga pola makan baik sehingga dapat menyebabkan kolestrol tidak
terkontrol.
 Tumpukan baju di ruang kamar tidur dapat menyebabkan nyamuk hinggap
 Jam tidur keluarga cukup terjaga baik.

4.5. Rangkuman Hasil Assessment


Hasil assessment pada keluarga Tn. To, yaitu Tn. To menderita kencing manis
dan Ny. As kolestrol tinggi. Intervensi akan dilakukan berdasarkan prioritas
masalah yang telah didapatkan dari hasil assessment ini.

28
5. Keluarga Tn. SB
5.1. Pengenalan Anggota Keluarga secara Umum
Keluarga Tn. SB terdiri dari 3 orang, yaitu Tn. Sb, Ny.Nu, dan An.El. Tn.Sb
dan Ny.Nu memiliki satu orang anak yang tinggal bersama mereka di rumah.
Tn.Sb saat ini berusia 46 tahun. Ny. Nu berusia 46 tahun. Tn.Sb saat ini bekerja
sebagai buruh bangunan, Ny.Nu sebagai penjaga warung dan An.El bekerja
sebagai pegawai swasta.
5.2. Assessment Pribadi
5.2.1. Tn. Sb
Status dalam keluarga : Kepala keluarga (bapak)
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Pali
BB : 64 kg
TB : 161 cm
IMT : 24,71
Golongan darah :B
Tekanan Darah : 130/80
 Riwayat genetik
Tn. Sb mengaku tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Tn. Sb bekerja sebagai buruh bangunan.
 Gaya hidup
Tn. Sb mengaku merokok sejak usia remaja sebanyak ±1 bungkus
rokok per hari hingga sekarang. Tn.Sb juga rutin mengkonsumsi kopi
dengan gula setiap pagi. Tn. Sb mengaku tidak minum alkohol dan
tidak memiliki riwayat penyalahgunaan obat-obatan. Tn. Sb mengaku
tidak pernah melakukan olahraga. Tn.Sb tidur kurang lebih 6-7 jam
setiap hari yaitu dari pukul 22.00 hingga pukul 05.00.

29
 Diet
Tn. Sb setiap hari makan nasi dengan sayur dan tempe. Makan ikan
3x/minggu. Gizi Tn. To tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Tn. To mengaku tidak memiliki riwayat penyakit.
5.2.2. Ny. Nu
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (istri)
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : Penjaga warung
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 65 kg
TB : 155 cm
IMT : 27,08
Golongan darah : AB
Tekanan Darah : 160/100
 Riwayat genetik
Ayah menderita darah tinggi.
 Pekerjaan
Ny. Nu saat ini bekerja wirausaha berjualan sembako dirumah.
 Gaya hidup
Ny. Nu tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak ada riwayat
penyalahgunaan obat-obatan. Ny.Nu tidak pernah melakukan olahraga.
Ny. Nu mengaku tidak rutin mengkonsumsi obat darah tinggi yaitu
amlodipin 5mg. Ny.Nu tidur kurang lebih 6-7 jam setiap hari yaitu dari
pukul 22.00-04.30.
 Diet
Ny.As setiap hari makan nasi dengan sayur dan tempe. Makan ikan
3x/minggu. Gizi Ny.As tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Ny. As mengaku menderita darah tinggi sejak kurang lebih 3 tahun
yang lalu dan tidak rutin mengonsumsi obat darah tinggi.

30
5.2.3. An. El
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (anak)
Umur : 22 tahun
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Pendidikan terakhir : D3 Perbankan
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 58 kg
TB : 155 cm
IMT : 24,16
Golongan darah :B
 Riwayat genetik
Ibu menderita darah tinggi.
 Pekerjaan
Pegawai Swasta
 Gaya hidup
El tidur cukup 8-9 jam setiap hari yaitu sekitar pukul 21.00 hingga
pukul 05.00.
 Diet
M.An setiap hari makan nasi dengan sayur dan tempe. Makan ikan
3x/minggu. Gizi M.An tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Ny.Nu mengatakan anaknya tidak memiliki penyakit yang pernah
diderita.
5.3. Assessment Lingkungan
Rumah Tn. Sb terdiri dari satu lantai, berdinding bata, beratap seng dan
berlantai keramik. Ventilasi rumah baik dan cahaya matahari masuk keseluruh
rumah. Pencahayaan didalam rumah dan kamar menggunakan lampu. Rumah
terdiri dari ruang tengah, kamar tidur, dapur, dan toilet.

31
Gambar 17. Ruang tengah.

Gambar 18 dan 19. Ruang kamar tidur.

Kamar tidur tampak berantakan. Handuk dan baju tergantung di pintu dan
jendela. Ventilasi cukup dan sinar matahari masuk ke seluruh bagian kamar.

Gambar 20. Kamar mandi.

32
Kamar mandi keluarga terlihat bersih. Penampungan air menggunakan bak
penampungan air. Cahaya matahari masuk ke kamar mandi. Pencahayaan
kamar mandi menggunakan lampu.

Gambar 21. Ruang Dapur.


Ruang dapur tampak berantakan dan lembab. Alat masak berserakan di lantai.

5.4. Assessment Perilaku


 Perilaku keluarga yang dapat menyebabkan penyakit yaitu Tn.Sb yang tidak
ingin memeriksakan diri ke dokter dan Ny. Nu yang tidak rutin
mengkonsumsi obat darah tinggi amlodipin 5mg.
 Pekerjaan buruh pada Ayah dapat berisiko menyebabkan kecelakaan kerja
 Jam tidur keluarga cukup terjaga baik.

5.5. Rangkuman Hasil Assessment


Hasil assessment pada keluarga Tn. Sb yaitu Tn.Sb tidak pernah memeriksakan
diri ke tenaga kesehatan dan istri Tn. Sb menderita darah tinggi naum tidak rutin
mengkonsumsi obat amlodipin 5mg . Intervensi akan dilakukan berdasarkan prioritas
masalah yang telah didapatkan dari hasil assessment ini.

33
6. Keluarga Tn. SN
6.1. Pengenalan Anggota Keluarga secara Umum
Keluarga Tn.Sn terdiri dari 4 orang, yaitu Tn. Sn, Ny.Ru, anak Md dan Mt.
Tn.Sn dan Ny.Ru memiliki dua orang anak yang tinggal bersama mereka di
rumah. Tn.To berusia 60 tahun dan Ny. Rs berusia 51 tahun. Tn.To saat ini
bekerja sebagai buruh bangunan dan Ny.Ru saat ini sebagai ibu rumah tangga.

6.2. Assessment Pribadi


6.2.1. Tn. Sn
Status dalam keluarga : Kepala keluarga (bapak)
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 65 kg
TB : 164 cm
IMT : 24,25
Golongan darah :O
Tekanan Darah : 120/80
 Riwayat genetik
Tn. Sn mengaku tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Tn. Sn bekerja sebagai buruh bangunan.
 Gaya hidup
Tn. Sn mengaku merokok sejak usia remaja sebanyak 1 bungkus rokok
per hari hingga sekarang. Tn. Hn mengaku tidak minum alkohol dan
tidak memiliki riwayat penyalahgunaan obat-obatan. Tn. Sn mengaku
tidak pernah melakukan olahraga. Tn.Sn tidur kurang lebih 7-8 jam
setiap hari yaitu dari pukul 22.00 hingga pukul 05.30.
 Diet
Tn. Sn setiap hari makan nasi dengan sayur, tahu dan tempe. Tn.Sn
makan ikan 1x/minggu. Gizi Tn. Sn tergolong baik.

34
 Penyakit yang pernah diderita
Tn. To mengaku tidak memiliki riwayat penyakit.
6.2.2. Ny. Ru
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (istri)
Umur : 51 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 60 kg
TB : 155 cm
IMT : 25
Golongan darah :B
Tekanan Darah : 140/90
 Riwayat genetik
Ny.Ru mengaku tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Ny. Ru sebagai ibu rumah tangga.
 Gaya hidup
Ny. Ru tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak ada riwayat
penyalahgunaan obat-obatan. Ny.Ru mengaku tidak pernah melakukan
olahraga. Ny.Ru tidur kurang lebih 6-7 jam setiap hari yaitu dari pukul
22.00 hingga pukul 04.30.
 Diet
Ny.Ru setiap hari makan nasi dengan sayur, tahu dan tempe. Makan
ikan 1x/minggu. Gizi Ny.As tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Ny. As mengaku jarang datang berobat ke tenaga kesehatan sehingga
Ny.As baru mengetahui menderita darah tinggi.

35
6.2.3. An. Md
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (anak)
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Belum bekerja
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 62 kg
TB : 160 cm
IMT : 24,2
Golongan darah : tidak diketahui
 Riwayat genetik
Ibu menderita darah tinggi.
 Pekerjaan
Belum bekerja
 Gaya hidup
Md tidur cukup 8-9 jam setiap hari sekitar pukul 22.00 hingga pukul
06.00. Md tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak ada riwayat
penyalahgunaan obat-obatan. Md mengaku tidak pernah melakukan
olahraga.
 Diet
Md setiap hari makan nasi dengan sayur, tahu dan tempe. Makan ikan
1x/minggu. Gizi Md tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Md mengaku tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Saat ini Md
memiliki keluhan batuk dan pilek sejak 1 minggu terakhir. Md belum
berobat ke tenaga kesehatan.
6.2.4. An. Mt
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (anak)
Umur : 22 tahun
Pekerjaan : Belum bekerja
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam

36
Asal : Palembang
BB : 59 kg
TB : 160 cm
IMT : 23,04
Golongan darah : tidak diketahui
 Riwayat genetik
Ibu menderita darah tinggi.
 Pekerjaan
Belum bekerja
 Gaya hidup
Mt tidur cukup 7-8 jam setiap hari sekitar pukul 23.00 sampai dengan
pukul 06.00. Mt tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak ada
riwayat penyalahgunaan obat-obatan. Mt mengaku tidak pernah
melakukan olahraga.
 Diet
Mt setiap hari makan nasi dengan sayur, tahu dan tempe. Makan ikan
1x/minggu. Gizi Mt tergolong baik.
 Penyakit yang pernah diderita
Mt mengaku tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Saat ini Mt
memiliki keluhan batuk dan pilek sejak 4 hari terakhir. Mt belum
berobat ke tenaga kesehatan.

6.3. Assessment Lingkungan


Rumah Tn. Sn terdiri dari satu lantai, berdinding bata, beratap seng dan
berlantai keramik. Ventilasi rumah baik dan cahaya matahari masuk keseluruh
rumah. Pencahayaan didalam rumah dan kamar menggunakan lampu. Rumah
terdiri dari ruang tengah, kamar tidur, dapur, dan toilet.

Gambar 22. Rumah tampak depan.


37
Gambar 23. Ruang tengah

Gambar 24. Ruang kamar tidur.

Gambar 25 dan 26. Kamar mandi.

Kamar mandi keluarga terlihat bersih. Penampungan air menggunakan bak


penampungan air. Cahaya matahari masuk ke kamar mandi. Pencahayaan

38
kamar mandi menggunakan lampu. Kamar mandi juga digunakan sebagai
tempak cuci pakaian. Handuk tergantung dipintu.

Gambar 27 dan 28. Ruang Dapur.

Ruang dapur tampak berantakan. Lemari sepatu terdapat di ruang dapur.


Ventilasi dan sinar matahari cukup.

6.4. Assessment Perilaku


- Perilaku keluarga yang dapat menyebabkan penyakit pada keluarga Tn.Sn
yaitu istri Tn.Sn jarang berobat ke tenaga kesehatan sehingga Ny. Ru baru
mengetahui menderita darah tinggi. Anak Tn. Sn yaitu Md dan Mt yang
sedang batuk dan pilek namun belum berobat ke tenaga kesehatan.
- Pekerjaan buruh pada Ayah dapat berisiko menyebabkan kecelakaan kerja
- Jam tidur keluarga cukup terjaga baik.

6.5. Rangkuman Hasil Assessment


Dari hasil assessment yang telah dilakukan pada keluarga Tn. Sn, yaitu istri Tn.
Sn menderita darah tinggi dan anak Tn.Sn yaitu Md dan Mt sedang mengalami batuk
dan pilek yang mengarah pada penyakit ISPA. Intervensi akan dilakukan berdasarkan
prioritas masalah yang telah didapatkan dari hasil assessment ini.

39
7. Keluarga Tn. AO
7.1. Pengenalan Anggota Keluarga secara Umum
Keluarga Tn. Ao (alm) terdiri dari 3 orang, yaitu Tn. AO, Ny.Hw dan An.MM.
Ny.Hw tinggal sendiri dirumahnya. Tn.Ao meninggal saat usia 48 tahun karena
kecelakaan. Saat ini Ny.Hw berusia 60 tahun dan bekerja sebagai penjaga
warung.
7.2. Assessment Pribadi
7.2.1. Ny. Hw
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (istri)
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Penjaga warung
Pendidikan terakhir :-
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 45 kg
TB : 145 cm
IMT : 21,42
Golongan darah :O
Tekanan Darah : 130/90
 Riwayat genetik
Ny. Hw mengaku tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Ny. Hw sebagai penjaga warung.
 Gaya hidup
Ny. Hw tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak ada riwayat
penyalahgunaan obat-obatan. Ny.Ru mengaku tidak pernah melakukan
olahraga. Ny.Hw tidur kurang lebih 6-7 jam setiap hari yaitu dari pukul
22.00-04.30.
 Diet
Ny.Hw setiap hari makan nasi dengan sayur, tahu dan tempe. Makan
ikan 1x/minggu. Gizi Ny.Hw tergolong baik.

40
 Penyakit yang pernah diderita
Ny.Hw mengaku terkadang mengalami nyeri sendi namun Ny.Hw
belum berobat ke tenaga kesehatan.

7.3. Assessment Lingkungan


Rumah Tn. Ao terdiri dari satu lantai, berdinding bata, dan berlantai
semen. Ventilasi rumah kurang dan cahaya matahari masuk keseluruh rumah.
Pencahayaan didalam rumah dan kamar menggunakan lampu. Rumah terdiri
dari ruang tengah, kamar tidur, dapur, dan toilet. Ruang depan tampak
berantakan dengan tumpukan semen.

Gambar 29. Ruang depan.

Gambar 30. Ruang tengah.

Gambar 31 dan 32. Ruang kamar tidur.

41
Kamar tidur tampak berantakan, baju tergantung dikursi. Cahaya
matahari tidak masuk keseluruh bagian rumah.

Gambar 33 dan 34. Kamar mandi.

Kamar mandi keluarga terlihat berantakan. Kamar mandi juga digunakan


sebagai tempak cuci pakaian. Handuk dan baju digantung di kamar mandi.
Kamar mandi tidak memiliki atap, lantai dari semen. Penampungan air
menggunakan ember.

Gambar 35. Ruang Dapur.


Ruang dapur tampak berantakan. Alat dapur dan bumbu masak berserakan
dilantai. Ventilasi dan sinar matahari kurang.

7.4. Assessment Perilaku


- Perilaku keluarga yang dapat menyebabkan penyakit pada keluarga Tn.Sn
yaitu istri Tn.Sn jarang berobat ke tenaga kesehatan sehingga Ny. Ru baru
mengetahui menderita darah tinggi. Anak Tn. Sn yaitu Md dan Mt yang
sedang batuk dan pilek namun belum berobat ke tenaga kesehatan.

42
- Pekerjaan buruh pada Ayah dapat berisiko menyebabkan kecelakaan kerja
- Jam tidur keluarga cukup terjaga baik.

7.5. Rangkuman Hasil Assessment


Dari hasil assessment yang telah dilakukan pada keluarga yaitu Ny.Ao
terkadang mengalami nyeri sendi lutut yang mengarah ke penyakit osteoartritis
namun penderita belum pernah berobat ke tenaga kesehatan. Intervensi akan
dilakukan berdasarkan prioritas masalah yang telah didapatkan dari hasil
assessment ini.

8. Keluarga Ny. Hm
8.1. Pengenalan Anggota Keluarga secara Umum
Keluarga Ny.Hm terdiri dari terdiri dari 2 orang, yaitu Ny. Hm, anaknya
Tn. Sa dan Ny. Ad. Ny. Hm saat ini berusia 82 tahun, sedangkan Tn. Sa berusia
35 tahun dan istrinya Ny. Ad berusia 32 tahun. Ny. Hm dan Ny. Ad saat ini
tidak bekerja hanya sebagai Ibu Rumah Tangga. Sedangkan Tn. Sa bekerja
sebagai kuli bangunan. Ny. Rm saat ini memiliki 1 orang cucu dari Tn. Sa dan
Ny. Ad berusia 1 tahun 6 bulan yang tinggal bersama mereka dirumah.
8.2. Assessment Pribadi
8.2.1. Ny. Hm
Status dalam keluarga : Kepala keluarga
Umur : 82 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Asal : Tanggerang
BB : 40 kg
TB : 150 cm
IMT : 17,78 kg/m2
Golongan darah :O
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Riwayat genetik
Ny. Hm mengaku tidak mengetahui riwayat penyakit dalam keluarga.

43
 Pekerjaan
Ny. Hm saat ini tidak bekerja.
 Gaya hidup
Ny. Hm mengaku tidak pernah merokok, tidak pernah mengonsumsi
alkohol maupun obat terlarang. Ny. Hm biasa tidur sekitar jam 21.00
sampai 05.00 di pagi hari dan terkadang disertai dengan tidur di siang hari
selama 1-2 jam. Ny. Hm seharinya beraktivitas cenderung terbatas di
sekitar rumah dan jarang keluar, hal tersebut dikarenakan kondisi fisik
Ny. Hm yang sudah lanjut usia dan sering menderita batuk pilek terutama
di musim kabut asap. Ny. Hm tampak memiliki penurunan pendengaran
yang menyulitkannya untuk berkomunikasi seperti biasanya. Ny. Hm
mengaku tidak memiliki riwayat gangguan kejiwaan, maupun perilaku
lain yang berpotensi menyebabkan penyakit.
 Diet
Gizi Ny. Hm tergolong baik. Ny. Hm seharinya makan 3x/hari dengan
porsi yang lebih sedikit dari biasanya. Ny. Hm mengaku kurang nafsu
makan dikarenakan sering merasa cepat kenyang dan perut kembung.
Makanan yang dikonsumsi termasuk bervariasi dengan nasi disertai sayur
dan lauk pauk seperti ikan, ayam, tempe, tahu, dll.
 Penyakit yang pernah diderita
Ny. Hm mengaku sering menderita batuk pilek terutama di musim kabut
asap saat ini. Ny. Hm sudah mencoba mengobati penyakitnya dengan
berobat ke Puskesmas Kalidoni diberikan obat demam, batuk, pilek dan
vitamin, keluhan berkurang. Ny. Hm mengaku tidak memiliki riwayat
penyakit kencing manis, darah tinggi maupun kolesterol tetapi Ny. Hm
memiliki riwayat penyakit maag sejak remaja terutama timbul saat telat
makan dan berkurang setelah mengonsumsi obat maag sirup.
8.2.2. Tn. Sa
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (Anak Ny. Hm)
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Kuli bangunan
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam

44
Asal : Palembang
BB : 70 kg
TB : 172 cm
IMT : 23,66 kg/m2
Golongan darah : Tidak tahu
Tekanan Darah :-
 Riwayat genetik
Tn. Sa mengaku tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Tn. Sa saat ini bekerja sebagai kuli bangunan.
 Gaya hidup
Tn. Sa mengaku memiliki kebiasaan merokok sejak usia remaja, seharinya
dapat habis sekitar 1 bungkus. Tn. Sa tidak pernah mengonsumsi alkohol
maupun obat terlarang. Tn. Sa biasa tidur sekitar jam 22.00 sampai 05.00
di pagi hari. Tn. Sa seharinya bekerja kuli bangunan mulai pukul 08.00
pagi sampai 16.00 sore hari yang diselingi dengan istirahat mulai dari
pukul 12.00 sampai pukul 13.00 siang hari. Tn. Sa mengaku tidak
memiliki riwayat gangguan kejiwaan maupun perilaku lain yang
berpotensi menyebabkan penyakit.
 Diet
Gizi Tn. Sa tergolong baik. Tn. Sa seharinya makan dengan frekuensi
3x/hari, porsi seperti biasanya dengan nasi yang disertai lauk pauk seperti
ayam, ikan, sayur, dll. Tn. Sa makan siang mengikuti teman kerjanya
memesan makanan di rumah makan terdekat dan seringnya memesan
makanan asin dan bersantan seperti ayam atau ikan goreng dan terkadang
ayam gulai dan sayur nangka..
 Penyakit yang pernah diderita
Tn. Sa mengaku sering mengalami batuk berdahak terutama saat merokok
dan berkurang setelah berhenti merokok. Riwayat darah tinggi (-),
kolesterol tinggi (-), kencing manis (-), alergi obat atau makanan (-).

45
8.3. Assessment Lingkungan
Rumah Ny. Hm terdiri dari satu lantai dengan ruang tamu sekaligus ruang
keluarga, 1 kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Rumah dibangun berdinding
bata dengan lantai semen dan beberapa bagian ditutupi karpet. Sebagian besar
ruangan di rumah Ny. Hm tidak ditutupi dengan plafon kecuali kamar tidur,
sehingga langsung berhubungan dengan atap rumah. Rumah tampak cukup rapi
dengan ventilasi dan pencahayaan matahari terbilang mencukupi, tetapi untuk
kamar tidur tidak memiliki jendela maupun ventilasi dan penerangannya hanya
mengandalkan 1 buah lampu pijar. Kamar mandi rumah Ny. Hm menggunakan
septic tank sebagai penampungan dan sumber air yang diperoleh dari PDAM.
Kondisi rumah Ny. Hm berdekatan dengan rumah warga lainnya, disekitar
rumah tidak terdapat selokan air maupun tempat pembuangan sampah.

Gambar 36. Kondisi ruang tamu sekaligus ruang keluarga rumah Ny. Hm.

Gambar 37. Kondisi kamar tidur rumah Ny. Hm.


Kamar tidur terlihat berantakan dengan baju dan handuk digantung
sembarangan menggunakan gantungan tali di dalam kamar. Ventilasi kamar
tidak mencukupi, kamar tidak mendapatkan sinar langsung dari matahari dan
hanya mengandalkan 1 buah lampu pijar.

46
Gambar 38. Kondisi kamar mandi rumah Ny. Hm
Kamar mandi menggunakan bak penampungan air yang bersumber dari
air PDAM dan sistem jamban jongkok yang ditampung di dalam septic tank.
8.4. Assessment Perilaku
- Perilaku keluarga yang dapat menyebabkan penyakit yaitu Ny. Hm tidak
rutin berolahraga disertai dengan kondisi lanjut usia meningkatkan risiko
untuk timbulnya penyakit metabolik seperti hipertensi maupun kencing
manis pada Ny. Hm.
- Perilaku Ny. Hm sering terlambat makan menyebabkan penyakit gastritis
yang sudah diderita Ny. Hm sejak remaja menjadi sering kambuh.
- Tn. Sa memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi makanan yang tidak
sehat sehingga meningkatkan risiko untuk menderita penyakit metabolik
seperti darah tinggi, kolesterol tinggi maupun diabetes melitus.
- Pekerjaan Tn. Sa sebagai buruh bangunan yang jarang menggunakan Alat
Pelindung Diri saat bekerja meningkatkan risiko timbulnya penyakit akibat
kerja maupun kecelakaan saat bekerja
8.5. Rangkuman Hasil Assessment
Dari hasil assessment pada keluarga Ny. Hm, yaitu istri Ny. Hm
menderita gastritis dan sering menderita ISPA kemungkinan akibat musim
kabut asap dan kurangnya ventilasi dan pencahayaan matahari di kamar tidur.
Tn. Sa menderita batuk berdahak kemungkinan akibat perilaku merokok yang

47
sudah dijalani sejak usia remaja. Intervensi akan dilakukan berdasarkan prioritas
masalah yang telah didapatkan dari hasil assessment ini.

9. Keluarga Ny. M
9.1. Pengenalan Anggota Keluarga secara Umum
Keluarga Ny.M terdiri dari terdiri dari 2 orang, yaitu Ny. M dan anaknya
Tn. J. Ny. M saat ini berusia 71 tahun, sedangkan Tn. J berusia 37 tahun. Ny. M
saat ini sedang tidak bekerja sedangkan Tn. J bekerja sebagai kuli bangunan.
Ny. M saat ini memiliki 2 orang cucu dari Tn. J dan istrinya yang berusia 2
tahun dan 6 bulan yang tinggal bersama mereka dirumah.
9.2. Assessment Pribadi
9.2.1. Ny. M
Status dalam keluarga : Kepala keluarga
Umur : 71 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 54 kg
TB : 162 cm
IMT : 20,58 kg/m2
Golongan darah :O
Tekanan Darah : 200/100 mmHg
 Riwayat genetik
Ny. M mengaku tidak mengetahui riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Ny. M saat ini tidak bekerja.
 Gaya hidup
Pasien tidak pernah merokok, tetapi anak kandung pasien tinggal serumah
memiliki kebiasaan merokok sejak ± 10 tahun yang lalu sebanyak 1
bungkus/hari. Pasien tidak pernah mengonsumsi alkohol maupun
NAPZA. Pasien seharinya tidur cukup mulai dari Pukul 22.00 s.d. 05.00
pagi dan terkadang disertai dengan tidur di siang hari selama ± 1-2- jam.

48
Pasien jarang melakukan olahraga dan aktivitas seharinya hanya
disekitaran rumah seperti membersihkan lingkungan rumah, mencuci
pakaian, memasak dan terkadang keluar rumah untuk belanja di warung
terdekat. Ny. Hm mengaku tidak memiliki riwayat gangguan kejiwaan,
maupun perilaku lain yang berpotensi menyebabkan penyakit.
 Diet
Pasien sehari makan frekuensi 3x/hari dengan lauk pauk bervariasi ikan,
ayam, tahu, tempe, dan sayur seperti sayur daun katu, sayur asam, dll.
Pasien mengaku sering mengonsumsi makanan asin dan berkolesterol
tinggi seperti ikan asin, emping, sayur nangka, dll.
 Penyakit yang pernah diderita
Riwayat darah tinggi sejak ± 5 tahun yang lalu, riwayat kolesterol tinggi
sejak ± 1 tahun yang lalu, riwayat nyeri dada tidak ada, riwayat stroke
disangkal, riwayat kencing manis disangkal, riwayat alergi obat maupun
makanan disangkal
9.2.2. Tn. J
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (Anak Ny. M)
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Kuli bangunan
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 70 kg
TB : 172 cm
IMT : 23,66 kg/m2
Golongan darah : Tidak diketahui
Tekanan Darah :-
 Riwayat genetik
Tn. J memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan kolesterol tinggi pada
Ibu Kandung (Ny. M) dan penyakit peradangan paru-paru akibat rokok
pada Ayah Kandung yang sudah meninggal pada tahun 2004.
 Pekerjaan
Tn. J saat ini bekerja sebagai kuli bangunan.

49
 Gaya hidup
Tn. J mengaku memiliki kebiasaan merokok sejak usia remaja, seharinya
dapat habis sekitar 1-2 bungkus. Tn. J tidak pernah mengonsumsi alkohol
maupun NAPZA. Tn. J biasa tidur selama 6-8 jam dan bekerja kuli
bangunan mulai pukul 08.00 pagi sampai 15.00 sore hari. Bila sedang
tidak bekerja Tn. J hanya menghabiskan waktunya dengan melanjutkan
proses renovasi rumahnya sendiri. Tn. J mengaku tidak memiliki riwayat
gangguan kejiwaan maupun perilaku lain yang berpotensi menyebabkan
penyakit.
 Diet
Gizi Tn. J tergolong baik dengan frekuensi makan 3x/hari, porsi 1 piring
setiap makan nasi yang disertai lauk pauk seperti ayam, ikan, sayur, dll.
Tn. J memiliki kebiasaan sarapan dengan gorengan dan kopi, biasanya
ditambah dengan mengonsumsi kopi saat bekerja dan di sore hari.
 Penyakit yang pernah diderita
Tn. J mengaku sering mengalami batuk berdahak terutama saat merokok
dan berkurang setelah berhenti merokok. Riwayat darah tinggi (-),
kolesterol tinggi (+) sejak ± 1 tahun yang lalu tetapi tidak rutin berobat,
kencing manis (-), alergi obat atau makanan (-).

9.3. Assessment Lingkungan


Rumah Ny. M terdiri dari satu lantai dengan ruang tamu sekaligus ruang
keluarga, 2 kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Rumah dibangun berdinding
bata dan kayu dengan lantai semen. Sebagian besar ruangan di rumah Ny. M
tidak ditutupi dengan plafon, sehingga langsung berhubungan dengan atap
rumah menggunakan seng. Rumah tampak cukup rapi dengan ventilasi dan
pencahayaan matahari mencukupi dan malam hari menggunakan lampu pijar
sebagai sumber penerangan. Kamar mandi rumah Ny. M menggunakan septic
tank sebagai penampungan dan sumber air yang diperoleh dari PDAM. Kondisi
rumah Ny. M berdekatan dengan rumah warga lainnya, disekitar rumah sedikit
ditumbuhi tanaman maupun tumbuhan hijau tetapi untuk penampungan sampah
biasanya Ny. M membuangnya ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara
terdekat.

50
Gambar 39. Kondisi ruang tamu sekaligus ruang keluarga rumah Ny. M.

Gambar 40. Kondisi kamar tidur rumah Ny. M.

Kamar tidur tersusun rapi dengan bantal, kasur dan ayunan bayi
ditempatkan sesuai keperluannya. Ventilasi dan pencahayaan kamar mencukupi,
terlihat dari gambar bahwa kamar mendapatkan pencahayaan langsung dari
matahari.

51
Gambar 41. Kondisi kamar mandi rumah Ny. M.

Kamar mandi menggunakan bak penampungan air yang bersumber dari


air PDAM dan sistem jamban jongkok yang ditampung di dalam septic tank.
9.4. Assessment Perilaku
- Perilaku keluarga yang dapat menyebabkan penyakit yaitu Ny. M tidak rutin
berolahraga disertai dengan kondisi lanjut usia meningkatkan risiko untuk
timbulnya penyakit metabolik seperti hipertensi, kolesterol tinggi maupun
kencing manis.
- Tn. J memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi makanan yang tidak
sehat sehingga meningkatkan risiko untuk menderita penyakit metabolik
seperti darah tinggi, kolesterol tinggi maupun diabetes melitus.
- Pekerjaan Tn. Sa sebagai kuli bangunan yang jarang menggunakan Alat
Pelindung Diri saat bekerja meningkatkan risiko timbulnya penyakit akibat
kerja maupun kecelakaan saat bekerja
9.5. Rangkuman Hasil Assessment
Dari hasil assessment pada keluarga Ny. M, yaitu istri Ny. M menderita
hipertensi dan dislipidemia. Tn. Sa menderita peradangan saluran nafas akibat
rokok dan dislipidemia. Intervensi akan dilakukan berdasarkan prioritas
masalah yang telah didapatkan dari hasil assessment ini.

52
10. Keluarga Ny. So
10.1. Pengenalan Anggota Keluarga secara Umum
Keluarga Ny.So terdiri dari terdiri dari 3 orang, yaitu Ny. Si, anaknya Tn.
MR dan Ny. Yu. Ny. So saat ini berusia 54 tahun, sedangkan Tn. MR berusia 24
tahun dan istrinya Ny. Yu berusia 21 tahun. Ny.So saat ini tidak bekerja hanya
sebagai Ibu Rumah Tangga. Sedangkan Tn. MR dan Ny. Yu bekerja sebagai
buruh di tempat konveksi produksi baju di dekat rumah.
10.2. Assessment Pribadi
10.2.1. Ny. So
Status dalam keluarga : Kepala keluarga
Umur : 54 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Asal : Jawa
BB : 40 kg
TB : 152 cm
IMT : 17,31 kg/m2
Golongan darah : Tidak diketahui
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Riwayat genetik
Ny. So mengaku tidak mengetahui riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Ny. So saat ini tidak bekerja.
 Gaya hidup
Ny. Hm mengaku tidak pernah merokok, tidak pernah mengonsumsi
alkohol maupun obat terlarang. Ny. So biasa tidur sekitar 6-8 jam dan
terkadang disertai dengan tidur di siang hari selama 1-2 jam. Ny. So
seharinya beraktivitas cenderung terbatas di sekitar rumah dan jarang
keluar. Ny. Hm mengaku tidak memiliki riwayat gangguan kejiwaan,
maupun perilaku lain yang berpotensi menyebabkan penyakit.

53
 Diet
Gizi Ny. So tergolong baik. Ny. So seharinya makan 3x/hari dengan porsi
1 piring. Makanan yang dikonsumsi termasuk bervariasi dengan nasi
disertai sayur dan lauk pauk seperti ikan, ayam, tempe, tahu, dll.
 Penyakit yang pernah diderita
Ny. So mengaku tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi, kencing
manis, kolesterol tinggi dan tidak memiliki riwayat alergi obat atau
makanan. Ny. So merasa sering menderita batuk pilek yang hilang timbul
terutama di musim kabut asap saat ini. Ny. So sudah mencoba mengobati
penyakitnya dengan berobat ke Puskesmas Kalidoni diberikan obat
demam, batuk, pilek dan vitamin, keluhan berkurang.
10.2.2. Tn. RM
Status dalam keluarga : Anggota keluarga (Anak Ny. So)
Umur : 24 tahun
Pekerjaan : Buruh konveksi
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Asal : Palembang
BB : 60 kg
TB : 170 cm
IMT : 20,76 kg/m2
Golongan darah : Tidak tahu
Tekanan Darah :-
 Riwayat genetik
Tn. RM mengaku tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga.
 Pekerjaan
Tn. RM saat ini bekerja sebagai buruh konveksi di tempat produksi baju
rumahan swasta di dekat rumah.
 Gaya hidup
Tn. RM mengaku memiliki kebiasaan merokok sejak ± 5 tahun yang lalu,
seharinya dapat menghabiskan sekitar 1 bungkus (12 batang). Tn. RM
tidak pernah mengonsumsi alkohol maupun NAPZA. Tn. RM aktivitas
bila tidak sedang berkerja biasanya hanya membersihkan rumah bersama

54
Ny. SO dan tidak pernah berolahraga. Tn. RM tidur tidak menentu mulai
sekitar jam 10.00 malam sampai 05.00 di pagi hari. Tn. RM seharinya
bekerja sebagai buruh konveksi menggunakan mesin produksi pakaian
mulai pukul 08.00 pagi sampai 15.00 sore hari yang diselingi dengan
istirahat selama 1 jam. Tn. RM mengaku tidak memiliki riwayat gangguan
kejiwaan maupun perilaku lain yang berpotensi menyebabkan penyakit.
 Diet
Gizi Tn. RM tergolong baik. Tn. Sa seharinya makan dengan frekuensi
3x/hari, porsi seperti biasanya dengan nasi yang disertai lauk pauk seperti
ayam, ikan, sayur, dll. Tn. Sa makan siang mengikuti teman kerjanya
memesan makanan di rumah makan terdekat.
 Penyakit yang pernah diderita
Tn. RM mengaku tidak pernah memiliki riwayat penyakit darah tinggi,
kencing manis, kolesterol tinggi dan tidak pernah memiliki riwayat alergi
terhadap obat maupun makanan.
10.3. Assessment Lingkungan
Rumah Ny. So terdiri dari satu lantai dengan ruang tamu, ruang keluarga,
2 kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Rumah Ny. So sedang dalam masa
renovasi yang didapatkan dari bantuan renovasi rumah Pemerintah Kota
Palembang, tetapi rumah saat ini dibangun berdinding bata dan kayu dengan
lantai semen. Rumah Ny. So hanya ditutupi dengan genteng dan tidak
berplafon, selain itu Ny. So menyimpan sebagian karung semen didalam rumah
dan batu bata di sebelah rumah. Rumah tersusun rapi dengan ventilasi dan
pencahayaan matahari mencukupi serta menggunakan penerangan lampu pijar
di maalm hari. Kamar mandi rumah Ny. So menggunakan septic tank sebagai
penampungan dan sumber air yang diperoleh dari PDAM. Kondisi rumah Ny.
So berdekatan dengan rumah warga lainnya, disekitar rumah tidak terdapat
selokan air maupun tempat pembuangan sampah.

55
Gambar 42. Kondisi rumah Ny. So tampak depan.

Gambar 43. Kondisi kamar tidur rumah Ny. So.

Kamar tidur terlihat rapi dengan bantal, selimut dan baju tersusun rapi
sesuai penempatannya. Ventilasi dan jendela kamar mencukupi sehingga kamar
mendapatkan sirkulasi udara dan pencahayaan matahari yang adekuat. Malam
hari menggunakan pencahayaan bersumber dari lampu pijar.

56
Gambar 44. Kondisi kamar mandi rumah Ny. So.

Kamar mandi menggunakan bak penampungan air yang bersumber dari


air PDAM dan sistem jamban jongkok yang ditampung di dalam septic tank.

10.4. Assessment Perilaku


- Perilaku keluarga yang dapat menyebabkan penyakit yaitu Ny. So, Tn. RM
dan Ny. Su tidak rutin berolahraga meningkatkan risiko untuk timbulnya
penyakit metabolik seperti hipertensi maupun kencing.
- Perilaku Tn. RM merokok disertai penyimpanan semen didalam rumah
meningkatkan risiko menderita penyakit peradangan sauran pernafasan.
- Tn. RM memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi makanan yang tidak
sehat sehingga meningkatkan risiko untuk menderita penyakit metabolik
seperti darah tinggi, kolesterol tinggi maupun diabetes melitus.
- Pekerjaan Tn. RM dan Ny. Yu sebagai buruh konveksi yang biasanya
bekerja menggunakan mesin produksi tanpa memakai alat pelindung diri
menyebabkan meningkatnya risiko menderita penyakit akibat kerja yang
bersumber dari getaran dan suara bising mesin.
10.5. Rangkuman Hasil Assessment
Dari hasil assessment pada keluarga Ny. So, yaitu Ny. So dan Tn. RM
sering menderita ISPA kemungkinan akibat kebiasaan merokok Tn. RM dan

57
musim kabut asap. Intervensi akan dilakukan berdasarkan prioritas masalah
yang telah didapatkan dari hasil assessment ini.

2.2. Identifikasi Prioritas Masalah

Setelah melakukan pendataan di RT 34 Kelurahan Kalidoni Kecamatan


Kalidoni, kami kemudian melakukan FGD (Focus Group Discussion) dengan
melibatkan anggota kelompok tanpa ada campur tangan dari pihak luar atau aparat
kelurahan. Setelah melakukan diskusi, kami pun akhirnya mendapatkan 4 masalah
kesehatan yang ada di Kelurahan Kalidoni RT 34. Adapun masalah kesehatan
tersebut, yaitu :
1. Hipertensi
2. Diabetes Mellitus
3. ISPA
4. Osteoartritis
5. Kebiasaan merokok
6. Dislipidemia

Kemudian 6 masalah kesehatan tersebut kami tentukan prioritas masalahnya


menggunakan metode Bryant. Menurut metode ini, masing-masing kriteria diberi
scoring. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai empat, kemudian masing-
masing skor dikalikan. Masalah-masalah dengan skor tertinggi, akan mendapat
prioritas tinggi, dimana masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai
prioritas masalah.4
Metode ini menggunakan scoring yang didasarkan pada kriteria:
a. Community concern (C) yaitu sejauh mana masyarakat menganggap masalah
tersebut penting atau bagaimana perhatian atau kepentingan masyarakat atau
pemerintah setempat terkait masalah tersebut
b. Prevalence (P) atau besar masalah yaitu banyaknya kelompok masyarakat yang
terkena masalah. Semakin banyak jumlah masyarakat yang tekena masalah, maka
semakin besar skor yang diberikan pada kriteria ini.
c. Seriousness (S) yaitu kegawatan masalah. Dinilai dari tingginya angka morbiditas
atau mortalitas akibat dari masalah kesehatan yang muncul.

58
d. Manageability (M) yaitu kemampuan untuk mengatasi masalah yang timbul. Hal
ini dapat dinilai dari ketersediaan sumber daya, tenaga dan sarana.

Rumus Bryant:

Total Skor = P x S x C x M

Keterangan:
P : banyaknya kelompok masyarakat yang terkena masalah.
S : kegawatan masalah.
C : sejauh mana masyarakat menganggap masalah tersebut penting
M : kemampuan untuk mengatasi masalah yang timbul.

No PxSx Ranking
Masalah P S C M
CxM
1 Hipertensi 4 4 4 3 192 I
2 Diabetes Mellitus 2 4 3 3 72 II
3 ISPA 4 2 2 3 48 III
4 Osteoartritis 1 2 2 2 8 VI
5 Kebiasaan merokok 3 3 1 1 9 V
6. Dislipidemia 2 3 2 3 36 IV

Dari metode Bryant tersebut diperoleh 3 prioritas masalah kesehatan, yaitu :


1. Hipertensi
2. Diabetes Mellitus
3. ISPA

59
BAB III
IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH
3.1 Identifikasi Masalah dengan Paradigma Blum

Genetik
Lingkungan : Hipertensi :ada faktor genetik Life Style :
ISPA: tidak terdapat faktor risiko
- Rendahnya kepedulian masyarakat Diabetes Mellitus: tidak diketahui faktor risiko - Kebiasaan merokok
untuk memeriksakan diri ke tenaga - Masyarakat yang bekerja sebagai
kesehatan buruh bangunan dengan beban
- Rendahnya kepedulian keluarga kerja yang berat.
untuk memeriksakan anggota - Kebiasaan minum teh manis dipagi
keluarga ke tenaga kesehatan Hipertensi, ISPA, Diabetes hari
- Lingkungan rumah masyarakat Mellitus pada masyarakat RT 34 - Mengkonsumsi obat tidak teratur
kurang bersih Kelurahan Kalidoni - Sangat jarang/tidak pernah
- Lingkungan udara yang tidak sehat olahraga
akibat kabut asap - Rendahnya kesadaran untuk
- Fasilitas kendaraan yang tidak berobat ke tenaga kesehatan
terjangkau menuju tenaga kesehatan - Rendahnya kesadaran penderita
untuk menggunakan masker

Medical Care Service

- Pegawai masyarakat yang kurang teliti dalam menskrining


masyarakat
- Media dan metode edukasi kurang memadai yang disampaikan oleh
tenaga kesehatan kepada masyarakat.
- Tindakan yang kurang supportif mengenai penyakit terkait 60
3.2 Identifikasi Penyebab Masalah Berdasarkan Fishbone

Man Method
Rendahnya kepedulian Tenaga kesehatan yang
masyarakat untuk kurang teliti dalam
Kurangnya dukungan memeriksakan anggota menskrining masyarakat
masyarakat sekitar terhadap keluarga ke tenaga kesehatan
pentingnya olah raga
Edukasi yang kurang
Kesadaran masyarakat yang rendah Metode pendekatan promosi memadai oleh tenaga
akan pentingnya kontrol hipertensi kesehatan yang kurang efektif kesehatan kepada
dan mengkonsumsi obat secara masyarakat mengenai
teratur
Rendahnya pengetahuan faktor risiko dan dampak
penderita mengenai pola dari hipertensi
Kebiasaan merokok makan sehat Hipertensi di RT
34 Kalidoni

Ekonomi masyarakat
Media promosi rendah
kesehatan yang kurang
menarik perhatian
masyarakat Kurang tersediaya
Fasilitas kendaraan
sarana olah raga
yang tidak
terjangkau menuju
tenaga kesehatan

Material Money Environtment

61
Man Method

Kurangnya kesadaran Orang tua yangmemiliki


masyarakat untuk kebiasaan merokok memberi
menggunakan masker paparan asap ke keluarga Tindakan dari tenaga kesehatan
yang kurang supportif dalam
Cara bersin dan batuk pencegahan ISPA
masyarakat yang kurang tepat
Edukasi yang kurang
memadai mengenai faktor
Kurangnya kesadaran pasien untuk
risiko dan pencegahan
berobat ke tenaga kesehatan
ISPA ISPA di RT 34
Kalidoni

Ekonomi masyarakat
Kurang tersedia rendah
masker Media promosi Polusi udara
kesehatan yang kurang akibat kabut asap
menarik perhatian
masyarakat
Penggunaan masker Asap perokok di lingkungan Lingkungan rumah yang
yang berkali-kali kerja lembab akibat kurang
ventilasi sinar matahari

Material Money Environtment

62
Man Method
Tidak patuhnya masyarakat
Rendahnya pengetahuan
dalammengkonsumsi obat
masyarakat mengenai gejala Metode pendekatan promosi
secara teratur
penyakit kesehatan yang kurang memadai

Rendahnya kesadaran
Rendahnya kesadaran dan Edukasi yang kurang
masyarakat risiko tinggi untuk
kemauan masyarakat mengenai optimal oleh tenaga
skrining gula darah
pola gizi seimbang kesehatan kepada
masyarakat mengenai pola
Tenaga kesehatan yang makan dan faktor risiko
Kurangnya dukungan kurang teliti dalam DM
masyarakat sekitar terhadap menskrining masyarakat
pentingnya olah raga Diabetes Mellitus
di RT 34 Kalidoni

Kurang tersedia Ekonomi masyarakat


Media promosi alat strip skrining rendah
kesehatan yang kurang penyakit
bervariasi dan menarik Rendahnya kepedulian
perhatian masyarakat Kurang tersediaya masyarakat untuk
sarana olah raga memeriksakan anggota
keluarga ke tenaga
kesehatan

Material Money Environtment

63
BAB IV
PENETAPAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH

4.1. Penetapan Prioritas Penyebab Masalah dengan Menggunakan Metode CARL

Metode CARL merupakan sebuah teknik penentuan prioritas masalah jika data yang
tersedia adalah data kualitatif. Hal ini disebakan jika data pasti dari suatu masalah tidak
tersedia. Metode ini dilakukan dengan menentukan skor dari kriteria yang ada yaitu
kemampuan (capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness), dan daya ungkit
(leverage).5
Kriteria CARL :5
C : Menunjukkan ketersediaan/kemampuan sumber daya yang ada, misalnya adalah dana.
A : Menunjukkan kemudahan bila prioritas tersebut dilakukan.
R : Menunjukkan kesiapan dari tenaga kerja yang ada, seperti keahlian, kemampuan atau
motivasi.
L : Menunjukkan bagaimana dampak yang diberikan bila prioritas permasalah ini diatasi.
Masalah-masalah tersebut lalu dibuat dalam bentuk tabel kriteria CARL untuk diisi
nilainya. Skor memiliki rentang nilai 1-10 dimana nilai minimum 1 hingga yang tertinggi 10.
Setelah seluruh kriteria permasalahan diisi maka skor dikalikan untuk menentukan prioritas
utama. Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan prioritas diurutkan dari
nilai tertinggi sampai nilai terendah.5
Metode ini dilakukan dengan cara menetapkan skor kriteria masing-masing masalah
dengan menggunakan skore nla 1-5. Kriteria CARL yaitu;5
- C (Capability) artinya ketersediaan sumber daya (dana dan sarana)
- A (Accesibility) artinya kemudahan , masalah yang ada untuk diatasi berdasarkan
ketersediaan metode, cara, teknologi serta penunjang pelaksanaan
- R (Readness) yaitu; kesiapan dari tenaga pelaksana seperti keahlian/kemampuan dan
motivasi
- L (Leverage) yaitu; seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan masalah yang dibahas.

64
Tabel 1.Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Hipertensi
KRITERIA
NO. MASALAH CxAxRxL
C A R L
1. Kurangnya dukungan masyarakat 4 2 1 2 16
sekitar terhadap pentingnya olah raga
2. Kesadaran masyarakat yang rendah 3 3 3 4 108
akan pentingnya kontrol hipertensi
dan mengkonsumsi obat secara
teratur
3. Rendahnya kepedulian masyarakat 2 3 2 3 36
untuk memeriksakan anggota keluarga
ke tenaga kesehatan
4. Kebiasaan merokok 4 4 3 4 192
5. Rendahnya pengetahuan penderita 3 3 2 3 54
mengenai pola makan sehat
6. Edukasi yang kurang oleh tenaga 2 2 2 3 24
kesehatan kepada masyarakat mengenai
faktor risiko dan dampak dari hipertensi
7. Media promosi kesehatan yang kurang 2 2 3 1 12
menarik perhatian masyarakat
8. Metode pendekatan promosi kesehatan 2 2 2 1 8
yang kurang efektif
9. Fasilitas kendaraan yang tidak 3 2 3 2 36
terjangkau menuju tenaga kesehatan
10. Tenaga kesehatan yang kurang teliti 3 2 3 2 36
dalam menskrining masyarakat
11. Ekonomi masyarakat rendah 3 3 2 2 36

Berdasarkan tabel diatas , maka dapat diambi kesimpulan, prioritas penyebab masalah
hipertensi antara lain:
1. Kebiasaan merokok
2. Kesadaran masyarakat yang rendah akan pentingnya kontrol hipertensi dan
mengkonsumsi obat secara teratur

65
3. Rendahnya pengetahuan penderita mengenai pola makan sehat

Tabel 2.Penetapan Prioritas Penyebab Masalah ISPA


KRITERIA
NO. MASALAH CxAxRxL
C A R L
1. Kurangnya kesadaran masyarakat 3 3 3 3 81
untuk menggunakan masker

2. Cara bersin dan batuk masyarakat yang 1 1 1 3 3


kurang tepat

3. Kurangnya kesadaran pasien untuk 3 3 3 4 108


berobat ke tenaga kesehatan

4. Orang tua yang memiliki kebiasaan 2 1 2 3 12


merokok memberi paparan asap ke
keluarga

5. Edukasi yang kurang memadai 3 2 2 3 36


mengenai faktor risiko dan pencegahan
ISPA

6. Tindakan dari tenaga kesehatan 4 3 1 4 48


yang kurang supportif dalam
perlindungan diri

7. Kurang tersedia masker dan 3 1 2 3 24


penggunaan masker yang berkali-kali

8. Media promosi kesehatan yang kurang 3 2 2 2 24


menarik perhatian masyarakat

9. Udara lingkungan rumah dan asap 2 3 2 3 36

66
perokok di lingkungan kerja yang
kurang sehat

10. Polusi udara akibat kabut asap 2 4 1 3 24

Berdasarkan tabel diatas , maka dapat diambil kesimpulan, prioritas penyebab


masalah ISPA antara lain:
1. Kurangnya kesadaran pasien untuk berobat ke tenaga kesehatan
2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker
3. Tindakan dari tenaga kesehatan yang kurang supportif dalam pencegahan ISPA

Tabel 3.Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Diabetes Mellitus


KRITERIA
NO. MASALAH CxAxRxL
C A R L

1. Rendahnya pengetahuan masyarakat 2 3 3 3 54


mengenai gejala penyakit

2. Rendahnya kesadaran dan kemauan 2 3 3 4 72


masyarakat mengenai pola gizi
seimbang

3. Kurangnya dukungan masyarakat 2 3 3 3 54


sekitar terhadap pentingnya olah raga

4. Tidak patuhnya masyarakat dalam 3 3 4 4 144


mengkonsumsi obat secara teratur

5. Rendahnya kesadaran masyarakat 3 3 4 3 108


risiko tinggi untuk skrining gula
darah

6. Tenaga kesehatan yang kurang teliti 3 2 2 2 24


dalam menskrining masyarakat

67
7. Edukasi yang kurang optimal oleh 3 3 3 2 54
tenaga kesehatan kepada masyarakat
mengenai pola makan dan faktor risiko
DM

8. Kurang tersedia alat strip skrining 3 2 2 2 24


penyakit

9. Media dan metode promosi kesehatan 2 3 3 2 36


yang kurang menarik perhatian
masyarakat

10. Kurang tersediaya sarana olah raga 2 2 2 2 16

11. Rendahnya kepedulian masyarakat 3 2 3 3 54


untuk memeriksakan anggota keluarga
ke tenaga kesehatan

12. Ekonomi masyarakat rendah 3 1 1 2 6

Berdasarkan tabel diatas , maka dapat diambil kesimpulan, prioritas penyebab


masalah Diabetes Mellitus antara lain:
1. Tidak patuhnya masyarakat dalammengkonsumsi obat secara teratur
2. Rendahnya kesadaran masyarakat risiko tinggi untuk skrining gula darah
3. Rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat mengenai pola gizi seimbang

68
BAB V
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH-INTERVENSI MASALAH

Tabel 4. Alternatif Intervensi Hipertensi, ISPA dan Diabetes Mellitus.


No. Masalah Prioritas Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Sasaran Target

1. Hipertensi 1. Kebiasaan merokok 1. Mengadakan kunjungan rumah Melakukan kunjungan rumah - Masyarakat - Menjaga tekanan
masyarakat rutin setiap bulan untuk masyarakat rutin untuk skrining - Kader darah penderita
2. Kesadaran masyarakat
skrining penyakit penyakit serta memberi obat - Pejabat dan hipertensi tetap
yang rendah akan 2. Melakukan kunjungan rumah petugas stabil
dan menentukan PMO oleh
masyarakat setiap 2 minggu untuk kesehatan - Mengurangi
pentingnya kontrol anggota keluarga bagi penderita
memantau pasien penderita komplikasi
hipertensi dan hipertensi dan memberi obat pada hipertensi akibat hipertensi
penderita - Mengurangi
mengkonsumsi obat
3. Memasang poster dan spanduk angka kejadian
secara teratur sekitar lingkungan masyarakat hipertensi
mengenai dampak merokok - Mendata
3. Rendahnya pengetahuan
4. Melaksanakan perkumpulan pertambahan
penderita mengenai pola dirumah kader/tokoh masyarakat jumlah
secara wajib dan melakukan diskusi masyarakat
makan sehat
mengenai pola makan sehat penyakit
5. Mengadakan (PMO) pengawas hipertensi
minum obat penderita hipertensi
yang dilakukan oleh anggota
keluarga
6. Mengadakan program senam
jantung sehat
2. Infeksi 1. Kurangnya kesadaran 1. Melakukan pembagian masker Melakukan pembagian masker - Masyarakat - Mengurangi
secara berkala kepada lingkungan secara berkala kepada - Pejabat terkait angka kejadian
Saluran pasien untuk berobat ke
masyarakat masyarakat dan mengadakan - Petugas penyakt infeksi
Pernapasan tenaga kesehatan 2. Mengadakan kegiatan gotong kesehatan sekitar saluran nafas
program kelas bebas ISPA
royong membersihkan lingkungan atas.
Akut 2. Tindakan dari tenaga melalui pengobatan sederhana
masyarakat
kesehatan yang kurang 3. Mengadakan program kelas bebas
ISPA melalui pengobatan
supportif dalam
sederhana

69
pencegahan ISPA 4. Mengajarkan masyarakat mengenai
etika batuk dan pentingnya
3. Kurangnya kesadaran
menggunakan masker
masyarakat untuk
menggunakan masker
3. Diabetes 1. Tidak patuhnya 1. Mengadakan (PMO) pengawas Mengadakan skrining - Kader - Mengurangi
minum obat penderita DM yang pemeriksaan gula darah rutin di - Penderita DM angka kejadian
Melitus masyarakat dalam
dilakukan oleh anggota keluarga Pustu setiap bulan dan - Masyarakat penyakit DM
mengkonsumsi obat 2. Mengadakan skrining pemeriksaan
menentukan PMO oleh anggota - Menjaga kadar
gula darah rutin di Pustu setiap gula darah
secara teratur keluarga bagi penderita DM
bulan. penderita DM
2. Rendahnya kesadaran 3. Membagikan poster mengenai tetap stabil
pedomam gizi seimbang penderita - Mendata jumlah
masyarakat risiko tinggi
DM masyarakat
untuk skrining gula darah berisiko tinggi
terhadap
3. Rendahnya kesadaran
penyakit DM
dan kemauan masyarakat - Pengobatan dini
terhadap
mengenai pola gizi
penderita DM
seimbang yang baru
terdiagnosis

70
BAB VI
ANALISIS MASALAH DAN INTERVENSI

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi paradigma sehat,
pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi
tepat guna, serta keterpaduan dan kesinambungan.2
Dalam upaya pengembangan program kesehatan, maka fasilitas kesehatan
perlu melakukan Diagnosis Komunitas sehingga program kesehatan yang
dilakukan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh komunitas/masyarakat di
area tersebut. Menurut WHO, diagnosis komunitas merupakan gambaran
kesehatan suatu komunitas, baik secara kualitatif maupun kuantitatif disertai
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diagnosis komunitas dilakukan
dengan mengidentifikasi masalah, kemudian selanjutnya mengusulkan intervensi
sehingga menghasilkan suatu rencana kerja guna mengatasi masalah di wilayah
tersebut.6
Diagnosis Komunitas dilakukan di Kelurahan Kalidoni Kecamatan
Kalidoni RT 34 RW 07 dengan mengidentifikasi masalah dan mencari akar
penyebab masalah sehingga dapat ditentukan rencana intervensi pada lingkungan
masyarakat tersebut. Didapatkan beberapa alternatif pemecahan masalah pada RT
34 yang dapat dilakukan, namun dibutuhkan peran dari pihak Puskesmas, kader,
tokoh masyarakat, RT dan warga masyarakat. Masalah kesehatan utama yang
diidentifikasi yaitu Hipertensi, Diabetes Mellitus dan ISPA.
1. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan
darah pada sistolik lebih dari 140 mmHg dan/atau pada diastolik lebih dari 90
mmHg dengan dua kali pengukuran pada selang waktu lima menit dan pada
keadaan tenang/ tidak setelah melakukan aktivitas berat.7 Menurut American
Heart Association (AHA), penduduk berusia diatas 20 tahun di Amerika

71
menderita hipertensi dengan mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa dengan hampir
90% kasus penyebabnya tidak diketahui. Gejala yang dirasakan yaitu sakit kepala
hingga rasa berat di tengkuk, penglihatan kabur, telinga terasa berdenging/ tinitus,
mudah lelah, kepala terasa berputar (vertigo), dan jantung terasa berdebar-debar.
Faktor risiko pada penyakit hipertensi yaitu umur, jenis kelamin, riwayat
keluarga/ genetik, konsumsi garam berlebihan, kebiasaan merokok, konsumsi
minuman beralkohol, konsumsi lemak jenuh, obesitas, kurang aktivitas
fisik/berolah raga, dan akibat stress.7
Tujuan pengobatan hipertensi yaitu untuk menurunkan risiko morbiditas
dan mortalitas kardiovaskuler. Strategi yang dapat dilakukan dalam tatalaksana
hipertensi yaitu dengan menjalani pola hidup sehat dengan tujuan menurunkan
tekanan darah dan menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular.8 Beberapa
pola hidup sehat yang dianjurkan yaitu menurunkan berat badan dengan
mengganti makanan tidak sehat dengan banyak konsumsi sayur dan buah-buahan
dan mengurangi asupan garam. Mengurangi konsumsi alkohol, berhenti merokok
dan disarankan untuk rutin melakukan olah raga yang dilakukkan secara teratur
selama 30-60 menit/hari minimal 3 hari seminggu. Terapi farmakologi dapat
dimulai pada hipertensi derajat I yaitu pada tekanan darah sistolik 140-159mmHg
dan tekanan darah diastolik 90-99mmHg menurut JNC VII yang tidak mengalami
penurunan tekanan darah setelah lebih dari 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan
pada pasien dengan hipertensi derajat 2.8,9
Pasien hipertensi pada RT 34 Kelurahan Kalidoni rata-rata memiliki
keluhan nyeri namun terdapat juga tanpa mengalami keluhan namun didapatkan
tekanan darah yang tinggi saat diperiksa. Hipertensi merupakan penyakit yang
cukup banyak dijumpai di wilayah RT 34 Kelurahan Kalidoni. Salah satu
penyebab penderita hipertensi yaitu masyarakat yang merokok, kebiasaan
masyarakat yang malas berolahraga, kurangnya pemahaman mengenai pentingnya
kontrol tekanan darah dan minum obat antihipertensi teratur dan rendahnya
pengetahuan penderita mengenai pola makan sehat.
Penderita hipertensi yang berada di wilayah RT 34 Kelurahan Kalidoni
sudah diberikan terapi namun penderita tidak minum obat secara teratur yang

72
disebabkan karena pasien merasa keluhan sudah menghilang dan pasien malas
untuk datang ke tenaga kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
masyarakat mengenai pentingnya kontrol ulang tekanan darah dan minum obat
teratur sangat rendah. Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yaitu mengadakan kunjungan rumah masyarakat rutin setiap
bulan untuk skrining penyakit hipertensi sehingga mengurangi terjadinya
peningkatan komplikasi akibat hipertensi, melakukan kunjungan rumah
masyarakat setiap 2 minggu untuk kontrol tekanan darah pasien hipertensi dan
memberi obat pada penderita agar rutin mengkonsumsi obat, memasang poster
dan spanduk sekitar lingkungan masyarakat mengenai dampak merokok,
melaksanakan perkumpulan dirumah kader/tokoh masyarakat secara wajib dan
melakukan diskusi mengenai pola makan sehat, mengadakan (PMO) pengawas
minum obat penderita hipertensi yang dilakukan oleh anggota keluarga dan
mengadakan program senam jantung sehat agar masyarakat rutin melakukan
senam.

2. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik akibat
organ pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup atau insulin yang
diproduksi tubuh tidak dapat digunakan secara efektif. Insulin merupakan hormon
yang diproduksi tubuh untuk mengatur keseimbangan kadar gula darah. Apabila
insulin tidak dapat digunakan secara efektif makan dapat terjadi peningkatan
konsentrasi glukosa didalam darah. Terdapat dua jenis diabetes mellitus yaitu
diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 disebut insulin dependent
akibat kurangnya produksi insulin sedangkan diabetes tipe 2 disebut non-insulin
dependent yang disebabkan karena penggunaan insulin kurang efektif oleh tubuh.9
Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh
Departemen Kesehatan, menunjukkan bahwa prevalensi DM di daerah urban
Indonesia untuk usia diatas 15 tahun sebesar 5,7%. Prevalensi terkecil terdapat di
Provinsi Papua sebesar 1,7%, dan terbesar di Provinsi Maluku Utara dan
Kalimantan Barat yang mencapai 11,1%. Sedangkan prevalensi toleransi glukosa

73
terganggu (TGT), berkisar antara 4,0% di Propinsi Jambi sampai 21,8% di
Provinsi Papua Barat.10 Faktor risiko pada diabetes dapat dibedakan menjadi
faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor
yang tidak dapat dimodifikasi yaitu penderita dengan riwayat keluarga diabetes
dan usia karena semakin meningkatnya usia semakin berisiko terjadi intoleransi
glukosa. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu berat badan berlebih,
kurangnya aktivitas fisik, penderita hipertensi, penderita dengan dislipidemia
(HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL) dan masyarakat dengan diet
tak sehat seperti diet dengan tinggi gula dan rendah serat11,12
Penderita dicurigai diabetes Melitus apabila terdapat keluhan klasik DM
yaitu poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum), polifagia (banyak
makan), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lainnya yaitu badan terasa lemah, terasa kesemutan, gatal pada
kemaluan, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada
wanita.10,12 Diperlukan pemeriksaan penunjang glukosa darah puasa dan 2 jam
post prandial, HbA1c, Profi lipid pada keadaan puasa, kreatinin serum,
albuminuria, keton, sedimen, dan protein dalam urin.13
Tujuan penatalaksanaan diabetes yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita diabetes dengan cara menghilangkan keluhan dan gejala pada diabetes,
mempertahankan rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah.
Selain itu diharapkan turunnya angka morbiditas dan mortalitas pada diabetes.
Agar penatalaksanaan berhasil perlu dilakukan pengendalian glukosa darah,
tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, dan mengejarkan perubahan
perilaku.13
Pasien diabetes pada RT 34 Kelurahan Kalidoni memiliki keluhan mudah
haus dan sering kencing dimalam hari. Salah satu penyebab penderita kencing
manis yaitu penderita yang sering mengkonsumsi teh manis dan kopi manis dipagi
hari dan rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat mengenai pola gizi
seimbang.
Masalah yang ditemukan pada masyarakat RT 34 Kelurahan Kalidoni
mengenai diabetes diidentifikasi dan dibuat prioritas masalah yaitu penderita

74
diabetes yang sudah terdiagnosa dan diberikan terapi namun penderita tidak
minum obat secara teratur yang disebabkan karena pasien merasa keluhan tidak
mengganggu aktivitas. Masyarakat juga tidak rutin ntuk melakukan kontrol gula
darah dan rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat mengenai pola gizi
seimbang. Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yaitu mengadakan (PMO) pengawas minum obat penderita DM yang
dilakukan oleh anggota keluarga dan didukung oleh tenaga kesehatan,
mengadakan skrining pemeriksaan gula darah rutin di Pustu setiap bulan untuk
memantau gula darah penderita diabetes dan membagikan poster mengenai
pedomam gizi seimbang agar penderita menjaga pola makan agar gula darah
terkontrol.

3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang
menyerang saluran pernapasan mulai dari hidung sampai alveoli termasuk
adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).12 Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), ISPA merupakan penyakit
saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang menimbulkan
gejala dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Penyakit ini dapat
ditularkan melalui droplet dan berkontak dengan tangan atau permukaan yang
terkontaminasi.15
WHO memperkirakan insiden ISPA di negara berkembang dengan angka
kematian balita sebanyak 15-20% pertahun, kurang lebih 13 juta anak balita di
dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di
negara berkembang dimana ISPA merupakan salah satu penyebab utama kematian
dengan membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun.16
Berdasarkan lokasi terjadinya infeksi, ISPA dibedakan menjadi ISPA atas
dan ISPA bawah. ISPA atas merupakan infeksi pernafasan di atas laring berupa
rinitis, rinosinusitis, faringitis, tonsilitis, dan otitis media. ISPA atas lebih sering
terjadi dan hanya 5% dari ISPA menyerang laring dan saluran pernafasan
bawah.17

75
ISPA atas merupakan hal yang penting karena kejadian infeksi yang
berulang dapat menyebabkan virus menyebar ke saluran pernafasan bagian
bawah. Kematian akibat ISPA terjadi jika penyakit telah mencapai derajat ISPA
berat dikarenakan infeksi menyerang paru-paru. Kondisi ISPA ringan dengan flu
dan batuk biasa sering diabaikan, akibatnya jika daya tahan tubuh anak menjadi
lemah sehingga penyakit dapat berkembang secara cepat menuju ke paru-paru.18
Kejadian ISPA dipengaruhi oleh agen penyebab (virus atau bakteri), faktor
pejamu (usia anak, jenis kelamin, status gizi, imunisasi dll) serta keadaan
lingkungan (polusi udara dan ventilasi).16 Usia merupakan faktor predisposisi
utama yang menentukan tingkat keparahan serta luasnya infeksi saluran nafas.
Selain itu, status gizi juga berperan dalam terjadinya suatu penyakit yang
berhubungan dengan respon imunitas terutama pada kasus malnutrisi dan
stunting.16
Kondisi lingkungan tempat tinggal mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
seperti polutan lingkungan yang dapat mengiritasi mukosa saluran nafas sehingga
memudahkan terjadinya infeksi. Pada anak-anak yang tinggal di rumah
berventilasi baik, insiden ISPA lebih rendah dibanding dengan yang tinggal di
rumah berventilasi buruk. Selain itu, pajanan suhu dingin seperti curah hujan yang
berlebihan dan tingginya kelembaban udara di dalam rumah juga menjadi salah
satu faktor risiko ISPA.16
Beberapa wilayah di Indonesia mempunyai potensi dan telah mengalami
beberapa kali kebakaran hutan terutama pada musim kemarau. Asap yang
dihasilkan dari kebakaran hutan dapat menimbulkan penyakit ISPA dan
memperberat kondisi penderita pneumonia khususnya balita. Selain itu, asap
dapur rumah tangga yang masih menggunakan kayu sebagai bahan bakar juga
menjadi salah satu faktor risiko.19
Strategi Pengendalian ISPA di Indonesia dapat dilakukan dengan cara
berdiskusi dan advokasi dengan pengambil kebijakan di semua tingkat dalam
melakukan sosialisasi pengendalian ISPA, penemuan kasus ISPA yang dilakukan
secara aktif dan pasif, peningkatan mutu pelayanan melalui ketersediaan logistik
dan tenaga berkualitas, peningkatan peran masyarakat dalam rangka deteksi dini

76
dan pengobatan ISPA ke fasilitas pelayanan kesehatan, pencatatan dan pelaporan
kasus secara bertahap, serta monitoring dan pembinaan teknis secara berjenjang,
terstandar dan berkala.20

77
BAB VII
RENCANA KEGIATAN JANGKA PENDEK
Tabel 5. Rencana Kegiatan Jangka Pendek
No Rencana Tujuan Kegiatan Tempat/Lok Waktu Sasaran Target Metode yang Indikator Metode Penanggung Jawab Anggaran
Kegiatan asi Kegiatan Digunakan Keberhasilan Evaluasi Kegiatan

1. Pemeriksaan - Mendeteksi penyakit Pemukiman Setiap 1bulan Warga RT 34 - Anggota keluarga - Door to door - Meningkatnya 1x/bulan - Ketua RT. 34 Rp. 5.500.000
kesehatandan melalui skrining RT. 34 Kelurahan sehat dan warga - Stiker penanda KK kepedulian - Kader kesehatan
pengobatan pengukuran tekanan Kelurahan Kalidoni mengetahui dengan penderita masyarakat untuk - Pengurus PKK
darah, dan gula darah kondisi Hipertensi atau DM datang ke - Tenaga Kesehatan
rutin Kalidoni
secara berkala kesehatannya puskesmas untuk
- Memantau penderita - Mendata kontrol teratur
hipertensi bagi masyarakat - Meningkatkan
anggota keluarga dengan penyakit kesadaran anggota
yang memiliki hipertensi dan keluarga lainnya
kepedulian yang DM untuk kontrol
rendah untuk untuk penyakitnya
mengobati anggota
keluarga ke tenaga
kesehatan
2 Pengawas - Penderita Hipertensi Pemukiman Disesuaikan Warga RT 34 Penderita - Membagikan dan - Penderita rutin 1x/bulan - Anggota keluarga Rp. Rp.
Minum Obat dan DM teratur RT. 34 dengan obat Kelurahan mengonsumsi mengajarkan mengonsumsi obat penderita 2.500.000
Hipertensi dalam mengonsumsi Kelurahan yang Kalidoni obat secara teratur kegunaan kartu yang diberikan - Kader kesehatan
obat Pengawas Minum - Terisinya kartu - Tenaga kesehatan
dan DM Kalidoni diberikan dengan
Obat terutama kepada PMO oleh anggota
diagnosa keluarga penderita keluarga yang
Hipertensi - Memberikan apresiasi bertugas sebagai
dan DM kepada penderita PMO
apabila kartu PMO
terisi sesuai petunjuk
setiap 3 bulan
3. - Membagikan - Meningkatkan Kediaman Setiap ada Warga RT 34 Seluruh rumah - Penyebaran poster - Masyarakat 1 tahun sekali - Ketua RT. 34 Rp. 1.000.000
poster pengetahuan Ketua RT 34 penambahan Kelurahan memiliki poster melalui kegiatan PIS- mengetahui dan - Kader kesehatan
mengenai masyarakat mengenai Kelurahan KK di Kalidoni pedoman gizi PK mengikuti pola - Pengurus PKK
pedomam gizi pola makan dalam makan sesuai - Tenaga Kesehatan
Kalidoni lingkungan seimbang
seimbang menjaga kadar gula pedoman gizi
penderita DM darah RT 34 seimbang
Kelurahan
Kalidoni

4. Melakukan - Mengajak Pemukiman Bersamaan Warga RT 34 Seluruh - Memberikan masker - Masyarakat 1x/bulan - Ketua RT. 34 Rp. 3.000.000
pembagian masyarakat RT 34 dengan Kelurahan masyarakat secara gratis langsung memiliki - Kader kesehatan
masker secara menggunakan masker Kelurahan kegiatan Kalidoni memiliki kepada masyarakat persediaan dan - Pengurus PKK
untuk mencegah mau menggunakan - Tenaga Kesehatan
berkala Kalidoni skrining door persediaan masker
penyakit ISPA masker
kepada to door
masyarakat

78
BAB VIII
RENCANA KEGIATAN JANGKA PANJANG

Tabel 6. Rencana Kegiatan Jangka Panjang


Tempat/Lokasi Metode yang Indikator Metode Penanggung
No. Rencana Kegiatan Tujuan Kegiatan Waktu Sasaran Target Anggaran
Kegiatan Digunakan Keberhasilan Evaluasi Jawab Kegiatan

1. Gotong royong - Menjaga kebersihan Wilayah RT 34 Setiap 3 Lingkungan RT Lingkungan yang - Gotong - Terciptanya - Menurunnya - Ketua RT 34 Rp. 500.000
membersihkan lingkungan Kelurahan Kalidoni bulan 34 Kelurahan bersih dan rapi royong lingkungan angka Kelurahan
lingkungan - Terbentuknya Kalidoni bersih dan rapi kesakitan Kalidoni
lingkungan yang bersih ISPA - Kader Kesehatan
dan rapi - Tenaga
Kesehatan

2. - Kelas Gizi Sehat - Penderita Hipertensi - Rumah Ketua RT Setiap 2 Warga RT 34 Masyarakat RT 34 - Diskusi dan - Masyarakat Mengadakan - Ketua RT 34 Rp. 500.000
dan Seimbang dan DM mengikuti pola - Rumah warga yang bulan Kelurahan Kelurahan Edukasi penderita post test Kelurahan
makan sesuai anjuran bersedia Kalidoni Kalidoni memiliki - Praktek Hipertensi dan mengenai Kalidoni
gizi seimbang - Aula pertemuan pola makan DM memiliki - Kader Kesehatan
pola makan sehat materi yang
sehat pola makan sehat - Tenaga
dengan gizi dengan gizi dan gizi telah Kesehatan
seimbang seimbang seimbang disampaikan

3. - Program kelas - Mengajarkan - Rumah Ketua RT Setiap 1 Warga RT 34 Masyarakat dapat - Diskusi dan - Masyarakat Mengadakan - Ketua RT 34 Rp. 500.000
bebas ISPA masyarakat mengenai - Rumah warga yang bulan Kelurahan meringankan Edukasi dapat post test Kelurahan
pencegahan ISPA (etika bersedia Kalidoni gejala melalui - Praktek menerapkan mengenai Kalidoni
- Aula pertemuan Penanganan materi yang - Kader Kesehatan
batuk/bersin dan pengobatan materi yang
awal ISPA disampaikan - Tenaga
masker) serta sederhana serta secara telah Kesehatan
pengobatan di rumah mengetahui sederhana disampaikan
secara sederhana pencegahan
penyakit ISPA

4. - Senam Jantung - Masyarakat rutin - Wilayah RT 34 Setiap 1 Warga RT 34 Masyarakat - Senam - Kegiatan senam Absensi - Ketua RT 34 Rp. 1.000.000
Sehat berolahraga Kelurahan Kalidoni minggu Kelurahan berpartisipasi aktif Jantung Sehat rutin diadakan kehadiran Kelurahan
Kalidoni dalam Senam dipimpin oleh setiap minggu senam setiap 3 Kalidoni
Instruktur - Masyarakat - Kader Kesehatan
Jantung Sehat bulan
Senam yang antusias dan - Tenaga
terlatih aktif mengikuti Kesehatan
- Memberi kegiatan senam - Instruktur
apresiasi Senam
kepada setiap
KK apabila
rutin
melakukan
senam dalam
6 bulan

79
BAB IX
PENUTUP

Diagnosa komunitas adalah upaya sistematis meliputi upaya pemecahan


masalah kesehatan keluarga sebagai unit primer suatu komunitas. Diagnosis
komunitas mengidentifikasi masalah kemudian mengarahkan suatu intervensi
perbaikan sehingga menghasilkan suatu rencana kerja yang konkrit. Diagnosis
komunitas merupakan keterampilan (skill) yang harus dikuasai oleh dokter di
fasilitas kesehatan tingkat primer, dan/atau bila bekerja sebagai pimpinan
institusi/unit kesehatan yang bertanggung jawab atas kesehatan suatu
komunitas/masyarakat. Kelurahan Kalidoni dan Sungai Selayur merupakan
wilayah kerja Puskesmas Kalidoni. Sebagian masyarakat Kelurahan Kalidoni dan
Sungai Selayur memiliki tingkat pendidikan terbanyak Tamat Sekolah Dasar dan
tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Berdasarkan tanya jawab dengan masyarakat sekitar, beberapa masalah
kesehatan yang sering ada di masyarakat, antara lain Infeksi Saluran Pernafasan
Akut, Hipertensi, Gastritis, Diabetes Melitus, dll. Dari hasil assessment pribadi,
lingkungan, dan perilaku, didapatkan masyarakat belum menerapkan prinsip
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan baik dan belum memilik gaya hidup
yang sehat.
Maka dari itu, direncanakan adanya Pengawas Minum Obat (PMO) pada
penderita hipertensi dan diabetes melitus, kemudian akan diadakan pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan rutin door to door guna menyaring penderita
hipertensi yang tidak terdata dan mengajak masyarakat yang telah terdiagnosis
hipertensi maupun diabetes melitus untuk berobat secara rutin. Selanjutnya akan
diadakan kelas gizi sehat dan seimbang disertai dengan pembagian poster edukasi
mengenai pentingnya gizi seimbang pada penyakit hipertensi dan diabetes melitus
agar masyarakat dapat memahami dan mempraktikan dalam kehidupannya.
Selain itu terkait dengan tingginya angka kesakitan ISPA, maka akan
dilakukan pembagian kegiatan pembagian masker secara gratis yang didukung
dengan diadakannya kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan.

80
Kemudian untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit ISPA
maka akan diiadakan kelas bebas ISPA.
Saran yang dapat diberikan kepada masyarakat Kelurahan Kalidoni dan
Sungai Selayur untuk tetap rutin melakukan olahraga bersama secara teratur
(senam jantung sehat) seminggu sekali, kemudian rutin kontrol dan berobat ke
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat terutama kepada penderita hipertensi dan
diabetes melitus. Selain itu, warga juga disarankan untuk saling bekerja sama
dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui menjaga kebersihan
lingkungan dan pengaturan pola makan sehat dan gizi seimbang agar terhindar
dari berbagai masalah kesehatan di kemudian hari.

81
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Umum


Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
3. Budiningsih Setyawati, Joedo Prihartono, Aria Kekalih. 2011. Buku
Keterampilan Klinis Ilmu Kedokteran Komunitas. Jakarta : Departemen
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Universitas Indonesia.
4. Symond, D. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis
Intervensi Kegiatan dalam pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah. Jurnal
Kesehatan masyarakat FKM Unand. 2014; 7(2): 94-100.
5. Choi BC, et al. The Pan American Health Organization-adapted Hanlon
Method for Prioritization of Health Programs. The Pan American Journal of
Public Health. 2019.
6. Shrivastava, S.R. Shrivastava, P.S., Ramasamy, J., 2014. Feasibility of
community diagnosis in ensuring prioritization of health concerns:
Perspective ofdeveloping countries. Department of Community Medicine,
Shri Sathya Sai Medical College and Research Institute. India.
7. Infodatin Kemenkes.RI. 2014. Pusdatin Hipertensi. Infodatin, (Hipertensi),
Hal 1–2.
8. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2015. Pedoman
tatalaksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular. Pedoman Tatalaksana
Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskulaer.
9. Infodatin Kemenkes.RI. 2014. Pusdatin Diabetes. Infodatin, (Situasi dan
Analisis Diabetes), Hal 1.
10. PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia.

82
11. Sutarga, I Made. 2017. Hipertensi dan Penatalaksanaannya. Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. P6-7
12. Purnamasari, D. 2014. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus. Dalam
Sudoyo, Aru W. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II edisi VI. Jakarta:
Internal Publishing; hal 2325-29.
13. Yunir E, Soebardi S. Terapi Non Farmakologis pada Diabetes Melitus. In:
Aru W. Sudoyo, et al (Editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi V. Interna Publishing, Jakarta, p.1891-1895
14. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
tahun 2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2012.
15. 24. World Health Organization (WHO). Pencegahan dan pengendalian
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi
dan pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan. 2007.
16. Rudianto. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gejala Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di 5 Posyandu Desa Tamansari
Kecamatan Pangkalan Karawang Tahun 2013. Skripsi. 2013. FKIK
Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
17. Wantania JM, Naning R, Wahani A. Infeksi respiratori akut. Dalam: Buku
ajar respirologi anak IDAI. Jakarta: EGC; 2012. hlm.268-76.
18. Mellis C. Acute upper resppiratory tract infections in childhood. Dalam:
Practical Paediatrics. Cina: Elsevier; 2008. hlm. 475-81.
19. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pemberantasan penyakit ISPA
untuk penanggulangan pneumonia balita. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 2002.
20. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan
Akut. 2011.

83

Anda mungkin juga menyukai