Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

Disusun Oleh :

Kelas B1 semester 6

Doni Setiawan 15.705.1694

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

BALIKPAPAN

2019

1
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “pesawat uap dan bejana tekan ” ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.

Di dalam penulisan laporan ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan tidak lupa kami
mohon maaf bila terjadi kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga ke depannya
dapat menjadi lebih baik.

Balikpapan, Juli 2019


3

DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................................. 1

Kata Pengantar…………………………………………………………........................... 2

Daftar Isi………………………………………………………………………………… 3

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………... 4

A. Latar Belakang…………………………………………………………….. 4

Bab II Isi……………………………………………………………….……...................... 6

A. Pengertian dan sistem kerja ……………………………………………… 6


B. Sumber bahaya yang di timbulkan bejana tekan......................................... 6
C. Dasar Hukum.....................……………………………………………….. 7
D. Alat Pengaman pasawat uap dan bejana tekan……………......................... 8
E. Penerapan K3 di bidang pesawat uap dan bejana tekan………………....... 9
F. Macam-Macam Pesawat Uap………………………………………...…… 11

Bab III Penutup…………………………………………………………………………… 13

A. Kesimpulan………………………………………………………............... 13
B. Saran……………………………………………………………………..... 13
Daftar Pustaka…………………………………………………………….. 14
4

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan Ketel Uap demikian luas di Indonesia antara lain di sektor industri,
pariwisata dan pelayanan kesehatan, namun pada pemakaiannya mengandung potensi bahaya
( high risk )apabila tidak memenuhi standar atau syarat-syarat safety yang berlaku.

Dengan tekanan dan temperatur uap yang demikian tinggi didalam Ketel Uap, maka
berarti pada setiap pengoperasian Ketel Uap terdapat potensi bahaya yang apabila Ketel Uap
tersebut pecah akan dapat mengakibatkan kerusakan bangunan perusahaan dan korban jiwa.

Peristiwa meledaknya suatu Ketel Uap telah terjadi beberapa kali di Indonesia, antara
lain Ketel Uap bertekanan kerja 3 Kg/Cm2 pada salah satu pabrik tahu di wilayah Binjai -
Sumatera Utara yang mengakibatkan seorang tewas ditempat dan beberapa orang
lainnya luka-luka serta bangunan pabrik runtuh, Ketel Uap bertekanan kerja 3 Kg/Cm2 pada
salah satu Pabrik Mihuen di Deli Serdang - Sumatera Utara yang mengakibatkan seorang
pekerja luka-luka, beberapa rumah penduduk sekitarnya rusak serta bangunan pabrik runtuh.
Kedua unit Ketel Uap tersebut diatas dioperasikan dengan tanpa memiliki Akte Izin
dari Pemerintah, pekerja yang mengoperasikannya belum terlatih terbukti belum memiliki
Sertifkat operator Pesawat Uap dari Pemerintah, yang berarti pemakaiannya tidak
mematuhi Peraturan Perundang-undangan di bidang K3 yang berlaku.
Ketel atau pesawat uap dan bejana tekan merupakan peralatan yang mempunya resiko sangat
tinggi, apabila tidak dilakukan pemeliharaan dan pemeriksaan secara teratur sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

Pemerintah telah menetapkan syarat-syarat keselamatan kerja terhadap pengunaan ketel


uap dan pesawat uap serta bejana tekan. Oleh sebab itu perusahaan harus mentaati
peraturan/persyaratan yang sudah ditetapkan dan memperhatikan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam penggunaan ketel uap dan bejana tekan tersebut. Dengan ditetapkan dan
dilaksanakannya peraturan K3 dalam perusahaan diharapkan dapat mengurangi risiko
kecelakaan yang akan terjadi.

Pesawat Uap atau juga disebut Ketel Uap adalah suatu pesawat yang dibuat untuk
mengubah air didalamnya, sebagian menjadi uap dengan jalan pemanasan menggunakan
pembakaran dari bahan bakar. Ketel uap dalam keadaan bekerja, adalah sebagai bejana yang
tertutup dan tidak berhubungan dengan udara luar karena selama pemanasan, maka air akan
mendidih selanjutnya berubah menjadi uap panas dan bertekanan, sehingga berpotensi
terjadinya ledakan jika terjadi kelebihan tekanan (over pressure).
Bejana tekan adalah suatu wadah untuk menampung energi baik berupa cair atau gas yang
bertekanan atau bejana tekan adalah selain pesawat uap yang mempunyai tekanan melebihi
tekanan udara luar (atmosfer) dan mempunyai sumber bahaya antara lain; kebakaran,
keracunan, gangguan pernafasan, peledakan, suhu ekstrem.
5

Pengetahuan Teknis Praktis Bejana Tekan


Bejana tekan adalah sesuatu utuk menabung fluida yang bertekanan. Termasuk bejana tekan:

 Bejan penampung
 Bejana pengangkut
 Botol baja
 Pesawat pendingin
 Reaktor
Alat perlengkapan dan alat pengaman

 Alat perlengkapan adalah semua perlengkapan yang dipasang pada bejana tekan
sesuau maksud dan tujuan.
 Alat pengaman adalah suatu peralatan tang dapat digunakan bila tekanan dalam
bejana melebihi batas maksimum yang dibutuhkan.
 Plat nama adalah identitas lengkap yang berkaitan dengan bejana dan ditempel pada
dinding bejana.
6

BAB 2
PENGERTIAN DAN SISTEM KERJA

2.1 PENGERTIAN DAN KOMPONEN


2.1.1 Pengertian Ketel Uap
Menurut Steam Ordonantie ( Undang-undang Uap 1930 ) pasal 1 ayat (2) dinyatakan
bahwa :
“ Ketel Uap ialah suatu Pesawat dibuat guna menghasilkan uap atau steam yang dipergunakan
diluar pesawatnya “. Pada prinsipnya, semua Ketel Uap didalamnya terdapat air
yang dipanaskan oleh pelat dan atau pipa Ketel Uap dimana pelat dan atau pipa tersebut
dipanaskan oleh gas panas hasil pembakaran bahan bakar sehingga air tersebut mendidih dan
berubah menjadi uap ( steam ) yang tekanannya melebihi tekanan udara atmosfer.
2.1.2 Komponen Utama Ketel Uap dan Bejana Tekan
 Dapur pembakar (furnance)
 Steam drum
 Water drum
 Pemanas lanjut (super heater)
 Pipa air (header)
 Air (heater)
2.1.3 Sistem kerja pesawat uap bejana tekan :
Pesawat Uap atau juga disebut Ketel Uap adalah suatu pesawat yang dibuat
untuk mengubah air didalamnya, sebagian menjadi uap dengan jalan pemanasan
menggunakan pembakaran dari bahan bakar. Ketel uap dalam keadaan bekerja,
adalah sebagai bejana yang tertutup dan tidak berhubungan dengan udara luar
karena selama pemanasan, maka air akan mendidih selanjutnya berubah
menjadi uap panas dan bertekanan, sehingga berpotensi terjadinya ledakan jika
terjadi kelebihan tekanan (over pressure).
Bejana tekan adalah suatu wadah untuk menampung energi baik berupa cair
atau gas yang bertekanan atau bejana tekan adalah selain pesawat uap yang
mempunyai tekanan melebihi tekanan udara luar (atmosfer) dan mempunyai
sumber bahaya antara lain; kebakaran, keracunan, gangguan pernafasan,
peledakan, suhu ekstrem.

2.2 SUMBER BAHAYA DAN AKIBAT YANG DAPAT DITIMBULKAN OLEH


BEJANA

Sumber-sumber bahaya dan akibatnya yang dapat ditimbulkan antara lain :

1. Mamometer tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan ledakan.


2. Safety valve tidak berfungsi mengakibatkan tertahannya tekana yang berlebihan.
3. Gelas duga tidak berfungsi mengakibatkan jumlah air tidak terkontrol.
4. Air pengisi ketel tidak berfungsi mengakibatkan terjadinya pembengkaan bejana
karena tidak adanya transfer panas.
7

5. Boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall.


6. Terjadi pemanasan lebih Karena kekelebihan produksi uap.
7. Tidak berfungsinga pompa air pengisi ketel.
8. Karena perubahan tidak sempurna.
9. Karena boilernya sudah tua sehingga sudah tidak memenuhi syarat.
10. Tidak teraturnya tekanan inspeksi sesuai peraturan yang berlaku.

Sumber Bahaya dan Akibat yang Dapat Ditimbulkan oleh Bejana Tekan antara lain
sebagai berikut :

1. Kebakaran. Gas yang mudah terbakar yang dikemas dalam bejana tekan, bila tercampur
dengan udara serta sumber panas dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan.
2. Keracunan dan iritasi. Beberapa jenis gas tertentu mempunyai sifat-sifat beracun yang
sangat membahayakan bagi makluk hidup karena dapat meracuni darah dalam tubuh
melalui sistem pernapasan maupun jaringan tubuh lainya.
3. Pernapasan tercekik (Aspisia). Sejumlah gas tertentu yang tampaknya tidak berbahaya
karena tidak beracun dan tidak dapat terbakar. tetapi dapat mengakibatkan kematian
apabila gas tersebut telah memenuhi ruangan tertutup sehingga oksigen dalam ruangan
tersebut tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan pernapasan.
4. Peledakan. Semua jenis gas betekanan yang tersimpan di dalam botol baja maupun
tangki gas mempunyai bahaya meledak karena ketidakmampuan kemasan dalam
menahan tekanan gas yang ada didalamnya.
5. Terkena cairan sangat dingin (Crygenic). Apabila terkena cairan yang sangat dingin,
maka cairan tersebur seketika akan menyerap panas tubuh yang terkena sehingga
mengakibatkan luka seperti terkena luka bakar dan merusak jaringan tubuh, dan luka
yang parah dapat menyebabkan kematian bila tidak mendapatkan pertolongan segera.

2.3 DASAR HUKUM

Berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, bahwa penggunaan mesin uap di bidang
industri dan jasa, dapat mengakibatkan kerugiaan baik harta dan jiwa akibat kecelakaan atau
peledakan mesin uap yang salah satunya adalah dikarenakan kurang pahamnya operator akan
cara pemakaian mesin uap, pengamanan, dan perlengkapan yang kurang baik. Untuk itu kepada
operator mesin uap yang mengoperasikan perlu diberikan pelatihan yang memadai untuk
mengatur tentang kualifikasi dan syarat-syarat operator mesin uap.

1. UU Uap tahun 1930.


2. Peraturan Uap tahun 1930.
3. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4. Permen No. 01/Men/1982 tentang Bejana Tekan.
5. Permen No. 02/Men/1982 tentang Klasifikasi Juru Las.
6. Permen No. 01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
8

ALAT PENGAMAN PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN ( SAFETY DEVICE )

Safety valve

Preassure gauge

Themometer gauge

Mencakup beberapa hal, yaitu;


1. Peralatan-peralatan Bantu Ketel Uap
a. Tingkap pengaman
b. Pedoman tekanan
c. Gelas pedoman air
9

d. Alat tanda bahaya


e. Kran penutup uap induk
f. Kran penutup air pengisi
g. Kran penguras
h. Pelat nama

2. Fungsi
a. Alat pengaman pesawat uap ialah setiap alat yang dipasang pada pesawat dan berfunsi
agar pesawat dapat dipakai secara aman.
b. Tingkap pengaman berfungsi untuk melepaskan tekanan dan tingkap pengaman harus
mudah digerakkan bibir-bibir pengantar klepnya dengan tangan, jenisnya yaitu antara lain;
– Tingkap pengaman dengan pegas
– Tingkap pengaman dengan beban
c. Pedoman tekanan (Manometer) adalah suatu alat pengukur tekanan dari suatu medium
berbeda dalam satu ruangan.
d. Gelas pedoman air berfungsi untuk mengetahui tinggi kolom air yang ada dalam ketel
uap.
e. Alat pengontrol otomatis berfungsi untuk mengetahui kondisi air dalam ketel uap
f. Tanda batas air terendah berfungsi untuk mengetahui ketinggian air dalam ketel
g. Kerangan atau katup berfungsi untuk memasukkan atau mengeluarkan air pada ketel
uap
h. Lubang pemeriksaan berfungsi untuk akses pemeriksaan dalam ketel uap
i. Pelat nama dipasang pada ketel uap dan berisi, antara lain; identitas nama, pabrik
pembuat, atau spesifikasi teknis lainnya.
Pada tingkap pengamanan, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah;
a. Pada saat bekerja dengan kecepatan maksimum saat tekanan tertinggi tekanan kerja,
tidak akan meningkat lebih 10 % dari tekanan kerja yang diperbolehkan
b. Harus mudah digerakkan dan dicapai oleh tangan terkait dengan pengoperasinnya.

Secara umum, pada pesawat uap dan bejana tekan terdapat pedoman tekanan, yaitu;
a. Harus mempunyai harga tekana yang sesuai dengan tekanan kerja pesawatnya. Batas
terendah tidak kurang dari ¼ tekanan kerja dan tidak lebih dari 2X tekana kerjanya
b. Harus mempunyai angka-angka yang jelas dan mudah dibaca dengan tanda maximum
yang diperbolehkan.

PENERAPAN K3 BIDANG BEJANA TEKAN DAN PESAWAT UAP

Dalam hal pengadaan :

Bagi Pengusaha yang akan membeli Ketel Uap yang akan dipakai di perusahaannya, pilihlah
Ketel Uap yang pembuatannya memenuhi prosedur yang berlaku. Sebagai contoh, misalkan
akan membeli Ketel Uap pipa api ( Fire Tube Boiler ) baru buatan dalam negeri, maka sangat
perlu diperhatikan, apakah Boiler tersebut memiliki dokumen meliputi ;
1) Gambar konstruksi,
2) Gambar detail sambungan,
3) Sertifikat bahan,
4) Perhitungan kekuatan konstruksi,
5) Surat keterangan hasil Radiography Test dan atau Ultrasonic Test sambungan las dan
10

6) Laporan pengawasan pembuatan pesawat uap yang ditandatangani engineer perusahaan


pembuat boiler yang bersangkutan dan Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap

Dalam hal pengoperasiannya :

a. Pemakai jangan mulai memakainya sebelum dilakukan pemeriksaan dan pengujian


pertama oleh Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( AK3) spesialis Pesawat Uap
dari Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) yang memiliki Surat
Keputusan Penunjukan (SKP) dari Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
Kemenakertrans R.I atau Pengawas Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap yang
kemudian dinyatakan telah memenuhi syarat K3 olehnya yang dibuktikan dengan
diterbitkannya Akte Izin Ketel Uap tersebut dari Dinas Tenaga Kerja / Instansi yang
berwenang di daerah yang bersangkutan. Menurut peraturan yang berlaku, khusus
untuk Ketel Uap yang direntalkan, Akte Izinnya diterbitkan oleh Dirjen Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans R.I.
b. Air umpan Ketel Uap ( Feed Water Boiler ) yang digunakan harus selalu memenuhi
standar dengan melalui proses water treatment. Untuk mengetahui kepastian
memenuhi standar atau tidaknya air umpan tersebut maka pemakai perlu
mengujikannya ke Laboratotium penguji air yang dinilai mampu dan hasil ujinya
akurat. Selanjutnya hasil uji air umpan bandingkan dengan standar yang berlaku
antara lain mengenai ; pH, kesadahan total, oksigen dan lain-lain dari feed water
boiler yang akan digunakan.
c. Pekerja yang mengoperasikannya harus yang sudah terlatih dan berpengalaman yang
dibuktikan dengan Sertifikat operator Ketel Uap yang diterbitkan oleh Dirjen
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Kemenakertrans R.I. Untuk Ketel Uap
berkapasitas 10 Ton/jam atau lebih, pekerja yang mengoperasikannya harus
bersertifikat operator Pesawat Uap kelas I, sedangkan untuk Boiler berkapasitas
kurang dari 10 Ton/jam , pekerja yang mengoperasikannya harus bersertifkikat
operator Pesawat Uap kelas II
d. Ketel Uap yang sedang operasi tidak boleh ditinggalkan oleh operator yang bertugas
melayaninya. Artinya Ketel Uap yang sedang beroperasi harus selalu ada operator
Pesawat Uap yang melayani di ruang Ketel Uap yang bersangkutan.
e. Setelah beroperasi beberapa lama, maka pemakai wajib memeriksakan Ketel Uapnya
secara berkala kepada AK3 spesialis Pesawat Uap dari PJK3 yang memiliki SKP dari
Dirjen Pembinaan Pengawasan Kemenakertrans R.I atau kepada Pengawas
Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap. Untuk Ketel uap yang dipakai di kapal laut
perusahaan pelayaran pemeriksaan berkalanya minimal sekal tiap tahun, untuk Ketel
Uap yang dipakai di darat pemeriksaan berkalanya minimal sekali tiap 2 tahun, untuk
Ketel Lokomotif pemeriksaan berkalanya minimal sekali tiap 3 tahun.
f. Untuk melakukan perbaikan, penggantian atau perobahan kostruksi dan atau
perlengkapan Ketel Uap, pemakai wajib melaporkan terlebih dahulu ke Dinas Tenaga
Kerja setempat, sehingga pemeriksaan khusus dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya dan pemakai memperoleh petunjuk-petunjuk antara lain teknik
pengerjaannya, standar bahan, pengelasan dan sebagainya yang harus dipenuhi.
g. Agar kerak ketel ( scale ) yang terjadi di dalam Ketel Uap tidak semakin tebal dan
keras yang dapat mengakibatkan over heating ( pemanasan lebih ), maka sebaiknya
Ketel Uap secara teratur dilakukan cleaning dengan cara manual, mekanis maupun
chemis oleh orang yang ahlinya. Jika di dalam Ketel Uap bebas scale maka akan
berdampak positip terhadap efisienci dan life time Ketel Uap yang bersangkutan
11

MACAM-MACAM PASAWAT UAP

1. “Pot Boiler” atau “Haycock Boiler”

Merupakan boiler dengan desain paling sederhana dalam sejarah. Mulai diperkenalkan pada
abad ke 18, dengan menggunakan volume air besar tapi hanya bisa memproduksi pada
tekanan rendah. Boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan batubara. Boiler jenis ini
tidak bertahan lama penggunaannya karena efisiensinya yang sangat rendah.

2. Fire-Tube Boiler (Boiler Pipa-Api)

Pada perkembangan selanjutnya muncul desain bari boiler yakni boiler pipa-api. Boiler ini
12

terdapat 2 bagian di dalamnya, yaitu sisi tube/pipa dan sisi barrel/tong. Pada sisi barrelberisi
fluida/air, sedangkan sisi pipa merupakan tempat terjadinya pembakaran.
Boiler pipa-api biasanya memiliki kecepatan produksi uap air yang rendah, tetapi memiliki
cadangan uap air yang lebih besar.

3. Water-Tube Boiler (Boiler Pipa-Air)

Sama seperti boiler pipa-api, boiler pipa-air juga terdiri atas bagian pipa dan barrel. Tetapi
sisi pipa diisi oleh air sedangkan sisi barrel menjadi tempat terjadinya proses pembakaran.
Boiler jenis ini memiliki kecepatan yang tinggi dalam memproduksi uap air, tetapi tidak
banyak memiliki cadangan uap air di dalamnya.

4. Kombinasi Boiler Pipa-Api dengan Pipa-Air Firebox

Boiler jenis ini merupakan kombinasi antara boiler pipa-api dengan pipa-air.
Sebuah fireboxdidalamnya terdapat pipa-pipa berisi air, uap air yang dihasilkan mengalir ke
dalan barreldengan pipa-api didalamnya. Boiler jenis ini diaplikasikan pada beberapa kereta
uap, namun tidak terlalu populer dipergunakan.
13

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari semua materi,untuk menjaga keselamat dalam
oprasional ketel uap, perlu diadakan perawatan yang semestinya dan di adakan pengujian
pengujian yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa ketel uap yang akan digunakan bisa
berjalan dengan normal dan aman.Dan semua ketel uap sebelum dipakai atau dikeluarkan
dari meker, wajib memiliki sertifikat yang telah di tentukan. dari dilaksanakanya pengujian
tekan dari ketel uap adalah bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan
dalam tehnik pengoperasian pesawat uap secara aman, benar dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dibidang Kesehatan Keselamatan Kerja ( K3) yang berlaku.Dan tujuan
agar Semua persyaratan yang sudah ditetapkan dalam undang-undang dan peraturan harus
ditaati, mulai dari tahapan perencanaan, pengoperasian dan pengujian/pemeriksaan.

Saran
Saran yang bisa penulis sampaikan bahwa pesawat ketel uap adalah pesawat bantu
yang cukup berbahaya bila tidak hati-hati dalam pengoprasiannya. Oleh karena itu penulis
berpesan sebelum menggunakan ketel uap, mesti dilihat terlebih dahulu manual book, dan
sertifikat yang ada dalam ketel uap tersebut, dan dalam penggunaan mesti berhati-hati dan
harus sesuai prosebur yang ada.
14

DAFTAR PUSTAKA

http://diklatwasnaker73.blogspot.com/2013/04/pemakaian-ketel-uap-secara-aman.html

http://infotrainingcigma.wordpress.com/tag/pesawat-uap-bejana-tekan/

http://jamaengineering.wordpress.com/2013/04/24/pressure-vessel/

http://stip52.blogspot.com/2013_06_01_archive.html

http://dodiiee.blogspot.com/2013/03/penerapan-k3-bidang-pesawat-uap-bejana.html

http://akbarmachfud.blogspot.com/2013/09/k3-dibidang-las-dan-bejana-ledak.htmlPAGE 8

Anda mungkin juga menyukai