Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN HARIAN KESEHATAN

KESELAMATAN KERJA
DI PT. YOGYAKARTA TEMBAKAU INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh:
Sassi Buginindya 10711215
Anggita Widya N. P. 10711091
Irnayati Rahman 10711060
Aryun Desa A. 10711070

Pembimbing:
dr. H. P. Lutfi Ghazali, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015
CATATAN HARIAN RINGKASAN LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN K3 di PT YOGYAKARTA TEMBAKAU INDONESIA

Hari, Tanggal Jam Kegiatan


Kamis, 15 Januari 2015 08.00 – 08.30 1. Tiba di kantor Disnakertrans
Jogja lalu beramah-tamah
dengan petugas
2. Penjelasan tentang pembagian
kelompok dan perusahaan yang
dituju
3. Berangkat menuju lokasi
PT.YT, didampingi oleh petugas
Disnakerstrans
09.30 – 11.30 1. Tiba di lokasi PT. YTI
2. Sambung rasa dengan
Pegawai PT. YTI
3. Penjelasan mengenai profil
PT. YTI
4. Penjelasan mengenai sistem
K3
5. Berkunjung keruang dokter
perusahaan.
6. Melakukan pengamatan
fasilitas dan berkas di
Poliklinik Kesehatan
7. Melakukan diskusi tentang
penyakit serta kecelakaan
kerja yang sering dialami
oleh para pekerja dengan
dokter yang bertugas
11.30-12.30 Istirahat Sholat
12.30-14.00 1. Melakukan pengamatan
tentang aktifitas pekerja.
2. Melihat peralatan P3K di
area kerja
3. Melanjutkan diskusi dengan
pegawai

Hasil Yang diperoleh :

1. Didapatkan keterangan mengenai profil PT. YTI


2. Didapatkan profil pelaksanaan K3 dan peralatan yang disediakan oleh PT. YTI.
3. Perusahaan sempat beberapa kali mendapatkan prestasi dalam pelaksanaan K3 di
perusahaan.
4. Mengetahui sistem pengemasan produk rokok PT. YTI dan pembagian tugas
setiap pegawainya.
5. Mayoritas pekerja sudah memakai alat perlindungan diri yang lengkap meski
terdapat beberapa pekerja yang tidak menggunakan masker.
6. Pemakaian APD disesuaikan dengan bagian-bagian dari jenis pekerjaan yang
dilakukan atau station.
7. Dokter perusahaan ada setiap hari kerja pada hari senin sampai sabtu.
8. Jenis pemeriksaan untuk pekerja meliputi: pemeriksaan awal, berkala, dan
khusus.
9. Setiap pekerja sudah melewati pemeriksaan tahap awal pada saat penerimaan
pekerja baru.
10. Dilakukan medical check up rutin setiap 1 tahun sekali.
11. Pelayanan kesehatan di poliklinik perusahaan mengutamakan tindakan promotif
dan preventif.
12. Upaya yang dilakukan meliputi sounding dan senam setiap satu minggu sekali.
13. Promosi kesehatan yang dilakukan dalam bentuk pemberian leaflet dan materi
yang disampaikan menyesuaikan kejadian sakit tersering yang dialami pekerja
atau penyakit yang sedang banyak terjangkit di lingkungan.

I. DESKRIPSI KEGIATAN HARIAN DAN LATAR BELAKANG

Hari pertama topic Kesehatan Keselamatan Kerja di awali pada hari


Kamis, tanggal 15 Januari 2015. Pagi itu kami melakukan kunjungan ke kantor
Disnakertrans Provinsi Yogyakarta yang terletak di daerah Maguwoharjo. Setelah
acara dibuka oleh Ibu Rusnarida dilanjutkan dengan perkenalan petugas
pembimbing dan kemudian dilakukan pembagian kelompok. Kelompok kami,
yaitu kelompok Puskesmas Sawangan II mendapat lokasi magang di PT
Yogyakarta Tembakau Indonesia (YTI) yang berlokasi di Jalan Imogiri Barat
Km.4, Randubelang, Bangunharjo, Sewon, Bantul. Bersama dengan Petugas
Disnakertrans kami berangkat menuju lokasi PT. YTI. PT Yogyakarta Tembakau
Indonesia atau MPS Sewon adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
pelintingan rokok merk Sampoerna Hijau.
Sesampainya di PT. YTI kami disambut oleh Bapak Suyanto sebagai
HRD. Selanjutnya kami menuju ruang pertemuan dan melakukan diskusi seputar
PT. YTI dan Pelaksanaan K3. Didapatkan infromasi bahwa Perusahaan yang
awalnya berdiri sejak 27 Januari tahun 2003 ini membuka perusahaan
pengemasan rokok merk Sampoerna Hijau yang dipimpin oleh GKR Condro
Kirono yang awalnya beralamat di Jalan Imogiri Timur KM 9 dan sejak 2 April
2012 resmi pindah ke Jalan Imogiri Barat. Perusahaan ini adalah perusahaan yang
bergerak di bidang jasa pelintingan rokok. Didapatkan info total terdapat 1.300
orang tenaga kerja yang sebagian besar terdiri dari pegawai wanita. Jam kerja
dimulai dari jam 07.00 sampai jam 15.00 WIB dan disediakan jatah waktu 1 jam
untuk istirahat yang boleh diambil pada pukul berapapun dan setiap pegawai
mendapat jatah jam istirahat yang sama.
Setiap material yang datang yang terdiri dari tembakau dan kertas
melewati pintu sebalah timur pabrik yang kemudian diperiksa terlebih dahulu oleh
bagian perpajakan, lalu tembakau akan diurai (dibersihkan dari kotoran non
tembakau) kemudian ditimbang dan dimasukkan ke kantong-kantong plastik yang
akan di bagikan ke 10 mini factory. Setiap mini factory terdapat beberapa bagian
yang terbagi dalam proses pengepakan produk rokok, antara lain penggilingan,
pelintingan, cutter, packing dan press (kemas kardus). Pada saat proses
pelintingan, disediakan waktu untuk cuci tangan secara rutin yaitu setiap 1 jam
sekali secara bersamaan dalam setiap kloter dan bergantian antara kloter yang satu
dengan yang lainnya. Cuci tangan ini dimaksudkan untuk tetap menjaga kualitas
produk dan kenyamanan pegawai.
Kemudian kami melakukan kunjungan ke layanan kesehatan PT.YTI dan
disambut oleh dr.Citra sebagai penanggung jawab polikilinik kesehatan dan 2
orang perawat yang membantu. Layanan kesehatan pada pabrik ini terdiri dari
poliklinik umum, poliklinik KB dan ruang laktasi. Polikilinik umum dan
poliklinik KB buka setiap hari dari jam 06.00-16.00, setiap pegawai bebas
mengunjungi poliklinik umum. Ruang laktasi memiliki 1 orang pegawai sebagai
penanggungjawab dan memiliki sebuah kulkas yang berfungsi sebagai penyimpan
ASI yang sudah diperas.
Pemeriksaan menjadi hal yang wajib dilakukan oleh semua pegawai yang
bekerja di PT.YTI, baik sebelum masuk ke perusahan ataupun setelah menjadi
karyawan. Hal yang perlu dilakukan sebelum menjadi karyawan adalah skrining
awal yang terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, visus dan kelenjar tiroid. Dan
pegawai yang sudah lama akan dilakukan pemeriksaan berkala yaitu medical
check-up setiap satu tahun. Dan apabila ada pegawai yang memerlukan
pemeriksaan khusus maka akan dirujuk ke rumah sakit.
Setiap pegawai yang bekerja mendapat fasilitas jaminan kesehatan,
jaminan keselamatan dan jaminan kematian. Untuk setiap pegawainya,
perusahaan menanggung pegawai itu sendiri dan keluarganya.
Ditinjau dari aspek promosi kesehatan, pada pabrik ini sudah bagus untuk
mengadakan promosi K3. Dokter perusahaan mengutamakan aspek promotif dan
preventif serta merancang program-program guna membina kesehatan
pekerja.Penyuluhan K3 sudah dapat berjalan secara rutin dan terjadwal. Poster
tentang K3 atau tentang penyakit tertentu sudah dibuat dan diperbarui minimal
setiap satu bulan sekali dalam bentuk yang menarik. Selain melalui poster-poster
yang ditempel di dinding-dinding pabrik, media yang digunakan sebagai upaya
promotif dan preventif adalah dengan menggunakan leaflet, CD dan lewat
sounding yang diputar kemudian diselingi dengan pemberian materi secara
singkat.
Olahraga dengan senam sederhana sudah terjadwal setiap 1 minggu sekali
selama 30 menit disertai dengan kegiatan sounding yang dilakukan setiap hari
yang berfungsi sebagai relaksasi otot dan relaksasi ketika bekerja agar tidak jenuh.
Setiap bagian pada produksi rokok memiliki target yang berbeda-beda,
misalnya pada bagian penggilingan setiap pegawai memiliki target 2600 per hari
dan bagian pengguntingan setiap pegawai memiliki target 12.000 per hari.
Himbauan khusus maupun hukuman bagi pegawai yang tidak mengenakan
APD dengan tepat sesuai peraturan. Dari sisi kecelakan kerja memang terbilang
masih minim dan tergolong ringan seperti jari teriris cutter. Setelah kami
melakukan kunjungan keperusahaan tersebut, kami menemukan beberapa temuan
penting.
Dari hasil pengamatan di PT. YTI didapatkan bahwa :
1. Ada beberapa pekerja di pabrik yang tidak memakai Alat PelindungDiri,
sedangkan sebagian besar pekerja sudah menggunakan.
2. Alat pelindung diri yang digunakan disesuaikan dengan bagian-bagian
pekerjaan, seperti: safety shoes dan sarung tangan untuk karyawan pada
bagian proses urai, bag support, safety shoes, sarung tangan, dan masker
pada bagian press ball, dan masker pada bagian penggilingan,
pengguntingan dan packing.
3. Terdapat sanksi teguran untuk pegawai yang tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri.
4. Kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit oleh dokter
perusahaan sudah baik karena dokter mengutamakan kegiatan promotif
dan preventif.
5. Poliklinik perusahaan melayani berbagai keluhan pegawai setiap hari kerja
dan terdapat 3 petugas kesehatan yaitu dokter umum, satu bidan dan satu
perawat.
6. Rekapitulasi data kesehatan para pekerja sudah lengkap dan tertata rapi.
7. Terdapat himbauan khusus atau langkah strategis dari pemilik perusahaan
untuk upaya kesehatan kerja.
8. Pelaporan bulanan tentang data kesakitan pegawai sudah baik berupa data
dan grafik dari kejadian terbanyak dan tersedikit dan tertempel pada papan
yang ada di dalam poliklinik.
9. Lingkungan kerja sudah tertata baik, bersih, aman, dan nyaman.
10. Pengujian rutin tentang partikel udara, iklim kerja, kadar debu, dan tingkat
pencahayaan sudah berjalan baik, terlaporkan, dan tidak melebihi nilai
ambang batas.
11. Terdapat smooking area yang digunakan untuk para karyawan yang
merokok di waktu jam istirahat.
Saat proses produksi rokok berlangsung tentunya tidak dapat terlepas dari
hasil limbah yang dihasilkan. Tidak ada limbah selain dari sisa makanan, lem
untuk pembungkus rokok, dan limbah kamar mandi. Limbah yang berupa limbah
air dan lem untuk pembungkus rokok dilakukan pemeriksaan rutin sebulan sekali
dari puskesmas.

II. PERMASALAHAN

Permasalahan yang terdapat di PT.YTI yang berkaitan dengan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja tidak begitu banyak. Dilihat dari masalah kesehatan yang kami dapatkan
di poliklinik umum, berdasarkan hasil wawancara dengan dr.Citra selaku dokter di
poliklinik umum tersebut adalah paling banyak kasus kesehatan yang terjadi adalah ISPA
dan gatritis. Hal ini bukan merupakan masalah besar yang terjadi di pabrik ini karena
kasus-kasus ini dapat teratasi dengan baik di poliklinik umum yang tersedia yang
merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Selain ISPA dan gastritis, masalah lain yang menyangkut keselamatan dan
kesehatan kerja adalah pernah terjadi kasus kecelakaan kerja pada salah satu pekerja yaitu
terlukanya tangan pekerja akibat terkena cutter saat bekerja. Kejadian ini sudah sangat
lama terjadi dan telah dapat teratasi dengan baik. Menurut keterangan dari pembantu
umum di pabrik ini, kejadian kecelakaan kerja di pabrik ini sangat jarang terjadi bahkan
dalam waktu sebulan belum tentu ada.
Permasalahan lain yang ada pada pabrik ini adalah masih cukup banyak tenaga
kerja yang tidak mengenakan alat pelindung diri yang lengkap padahal sudah tersedia
alat-alat pelindung diri di lingkungan kerja mereka. Masih banyak tenaga kerja yang tidak
menggunakan masker, sarung tangan dan safety shoes. Berbagai alasan muncul dari para
tenaga kerja tentang mengapa mereka enggan untuk mengenakan alat pelindung diri.
Beberapa diantaranya adalah ketidaknyamanan saat memakai sarung tangan dan masker
dan pemakaian alat pelindung diri justru malah memperlambat kerja para tenaga kerja.
Sosialisasi mengenai pentingnya pemakaian alat pelindung diri sebenarnya sudah
dilakukan oleh pihak pabrik akan tetapi, tenaga kerja masih belum termotivasi untuk
menjalankan aturan tersebut yang sebenarnya diadakan demi keselamatan mereka sendiri.

III. ANALISIS

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 adalah suatu pemikiran dan usaha
untuk menciptakan keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani dan rohani tenaga kerja
pada khususnya demi terciptanya masyarakat adil dan makmur (Budi, 2013).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Mutoif (2010) telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dimana undang-
undang ini menjelaskan tentang kewajiban pimpinan di tempat kerja dan kewajiban
pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
Adanya permasalahan yang timbul, merupakan hasil dari kurangnya kesadaran
dari individu. Kurangnya kesadaran dapat berimbas pada kejadian kecelakaan kerja yang
dapat berakibat turunnya produktivitas dan menurunnya tingkat reputasi perusahaan
(Wicaksono, 2014). Seringnya terjadi kecelakaan kerja diakibatkan oleh kurangnya
perhatian tentang K3 oleh pemimpin perusahaan maupun tenaga kerjanya (Sanjaya et al,
2014).
Dari permasalahan yang timbul, dapat diusulkan beberapa solusi agar dapat
tercipta lingkungan kerja yang sehat dan kondusif dengan memperhatikan aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Mengenai masalah penyakit yang timbul pada para
pekerja, intervensi yang dilakukan oleh pihak pelayanan kesehatan primer sudah cukup
baik yaitu dengan pemberian pelayanan dan promosi kesehatan melalui kegiatan
“sounding” yang mirip dengan penyuluhan tentang penyakit-penyakit dan kami sangat
menyarankan agar kegiatan ini dapat terus berlanjut karena sangat baik bagi para tenaga
kerja.
Permasalahan mengenai tidak digunakannya alat pelindung diri, dapat dipilih
salah satu solusi yaitu pemberian hukuman atau peraturan baru tentang pemakaian alat
pelindung diri yaitu misalnya dengan larangan masuk ke lingkungan kerja apabila tidak
mengenakan alat pelindung diri yang lengkap. Seperti yang telah dipaparkan oleh Tarigan
and Fandri (2014), yaitu terdapat solusi alternatif untuk pengendalian risiko kecelakaan
kerja adalah dengan pewajiban penggunaan alat pelindung diri, pemasangan poster atau
rambu-rambu keselamatan kerja, edukasi atau pelatihan kerja.

V. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil kunjungan magang kami ke PT. Yogyakarta Tembakau


Indonesia, pabrik ini sudah cukup baik dalam menerapkan K3. Hal ini dapat
dilihat dari sangat jarangnya terjadi kasus kecelakaan kerja dan kelengkapan
prosedur keselamatan kerja di pabrik ini.
Dalam menghadapi beberapa permasalahan yang ada di pabrik ini, kami
telah memberikan solusi dan saran yaitu :
- Pengadaan aturan atau larangan masuk ke lingkungan kerja bagi
tenaga kerja yang enggan mengenakan alat pelindung diri secara
lengkap.
- Berlanjutnya kegiatan promosi kesehatan yang telah dijalankan
oleh dokter poliklinik umum di PT.YTI.
- Berlanjutnya pengawasan dari pihak Dinas Ketenagakerjaan
mengenai penerapan K3 di PT.YTI agar terus terlaksana dengan
baik.
Dengan dipaparkannya beberapa solusi dan saran dari kami, diharapkan
PT.YTI akan terus menjadi pabrik yang sukses dan selalu menjaga keselamatan
dan kesehatan para tenaga kerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

Budi, A,S., 2013, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) : Definisi, Indikator
penyebab dan tujuan penerapan keselamatan dan kesehatan Kerja.
Ariesetiabudiblog.wordpress.com
Mutoif, D., 2010, Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
dorinsbook.blogspot.com

Sanjaya, I,P,I., et al, 2014, Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) pada Proyek Konstruksi Gedung di Kabupaten Klungkung dan
Karangasem, Jurnal Ilmiah Elektronik Infrakstruktur Teknik Sipil, 1-9

Tarigan, Fandri, G., 2014, Penilaian Resiko dan Pemilihan Aalternatif Solusi
Pengendalian Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan
Pendekatan Benefit and Cost Analysis Pada Pabrik Gula PTPN II Sei
Semayang, Skripsi, Fakultas Ilmu Sipil dan Industri, Universitas Sumatera
Utara.

Wicaksono, D,W., 2014, Analisis Desain Pekerjaan dan Kesadaran Personil


Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk Mendukung Zero
Accident pada TIM PDKB PT PLN Area Malang, Skripsi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Malang

Anda mungkin juga menyukai