Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


1.2. DASAR HUKUM
1.3. PROFIL PERUSAHAAN
1.4. ALUR PRODUKSI
1.5. LANDASAN TEORI

II. PELAKSANAAN

 Tanggal dan waktu pengamatan


 Lokasi Pengamatan
 Dokumen Pengamatan

III. HASIL PENGAMATAN

A.
B.
C.
D.

IV. PEMECAHAN MASALAH

A.
B.
C.
D.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
2. SARAN

VI. PENUTUP

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ergonomi merupakan studi kompleks menghubungkan antara orang, aspek fisik dan
aspek fisiologis lingkungan kerja, pekerjaan dan metode pekerjaan Dengan menerapkan
ergonomi, tidak hanya menguntungkan pekerja, tetapi dapat meningkatkan efisiensi,
meningkatkan produktifitas, menurunkan waktu bekerja yang hilang akibat penyakit atau
luka dan dapat menurunkan biaya asuransi. Pada studi ergonomi, terdapat penyesuaian antara
pekerjaan dengan pekerja sementara yang terjadi pada umumnya,pekerja menyesuaikan
dengan pekerjaan. Ketidaksesuaian inilah yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja,
penyakit atau kelelahan. Tindakan pencegahan kelelahan yang dapat dilakukan adalah
merancang tempat kerja termasuk peralatan dan pengukuran tempat sehingga pekerja tidak
mengalami kelelahan, selain itu dapat juga dilakukan evaluasi pengeluaran energi dalam
mencegah stres Kesehatan Kerja mempunyai pengertian spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran berserta praktiknya yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial dengan usaha-
usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap penyakit yang diakibatkan
faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum Pelaksanaan K3
adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan
sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK), serta bebas
pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas sebagaimana telah diamanatkan
dalam UU no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti yang telah diketahui,
kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menimbulkan kerugian
bagi pekerja dan pengusaha, mengganggu proses produksi perusahaan, dan merusak
lingkungan yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap masyarakat luas. Oleh karena itu,
upaya yang nyata untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan PAK harus dilakukan
secara maksimal.
Apabila analisis dilakukan secara mendalam, maka kecelakaan kerja (seperti
peledakan, kebakaran) dan PAK umumnya disebabkan oleh ketidakpedulian akan sistem
manajemen K3 (SMK3) yang baik dan benar.Dimana berdasarkan ILO K3 Indonesia berada
dinurutan 26 dari 27 negara dan hanya sekitar 2% dari perusahaan Indonesia yang melakukan

2
K3. Oleh karena itu Walkthrough Survey ini dilakukan untuk menggali lebih dalam lagi
tentang K3 di perusahaan terutama terkait faktor kesehatan dan juga ergonomi.

1.2 Dasar Hukum

Dengan alasan untuk melindungi para tenaga kerja dan pengembangan usaha demi
tercapainya tidak adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja maka ada beberapa landasan
yang digunakan oleh perusahaan, sebagai berikut :

A. UU No.I tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan kerja


B. UU No 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87 tentang ketenagakerjaan
C. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
D. UU No 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja
E. Permenakertrans No.03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
F. Kepres RI No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja
G. Kepmenakertrans No.68 tahun 2004 tentang pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di tempat kerja
H. Permenakertrans No.11/Men/VI/2005 tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba,
psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja
I. Permenakertrans No.01/Men/1976 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi dokter
perusahaan
J. Permenakertrans No.01/Men/1979 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi
paramedik perusahaan
K. Permenakertrans No.Per 02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
dalam penyelanggaraan keselamatan kerja
L. Permenakertrans No.Per 03/Men/1983 tentang pelayanan kesehatan kerja.
M. SE.Menakertrans No.SE.01/Men/1979 tentang pengadaan kantin dan ruang makan
N. SE.Dirjen binawas No.SE.86/BW/1989 tentang perusahaan catering yang mengelola
makanan bagi tenaga kerja

3
1.3 Profil Perusahaan

1. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. INDONESIA POWER UJH BALI

Jenis Badan Hukum : PT ( Perseroan Terbatas)

Alamat Perusahaan : JI. Brigjen I.G. Ngurah Rai, Pasanggaran

Nomor Telepon : (62-361) 720-421, 720-422

Nomor Fax : (62-361) 720-519

Status Permodalan : BUMN

Bidang Usaha : Pembangkit Tenaga Listrik

SK AMDAL disetujui : 371 tahun 2004, 25 Nopember 2004

Penanggung Jawab : Antonius RT Artono

Jabatan : General Manager

2. Kegiatan Usaha
PT Indonesia Power UBP Bali mengelola 18 unit pembangkit listrik yang terdiri dari
11 unit PLTD dan 4 unit PLTG di Pesanggaran, 1 unit PLTG berlokasi di Gilimanuk
dan 2 unit PLTG di Pemaron dengan daya total terpasang adalah 436,67 MW

3. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan


Visi PT. Indonesia Power adalah “Menjadi Perusahaan Publik dengan kinerja kelas
dunia dan bersahabat dengan lingkungan”.

Misi PT. Indonesia Power adalah “Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan
serta mengembangkan usaha-usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah
industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan
perusahaan dalam jangka panjang”

4. Tujuan Perusahaan
1. Memberikan nilai tambah bagi pelanggan , karyawan dan pemilik.

2. Menghasilkan keuntungan yang menjamin pertumbuhan yang menjamin


berkesinambungan.

3. Mencapai tingkat kinerja setara dengan perusahaan pembangkitan tenaga listrik


kelas dunia.

4. Membangun budaya perusahaan yang memiliki nilai-nilai : Integritas, Profesional,


Harmonis, Pelayanan Prima, Peduli Pembelajar dan Inovatif.

4
5. Data Prestasi Unit Bisnis Pembangkitan Bali
1. Zero Accident Award: 2002-sekarang

2. Sertifikat SMK3: 2002,2005,2008, 2011

3. Sertifikat Sistem Manajemen Pengamanan ( Peraturan Kepala Polri No.24/2007):


2008

4. Sertifikat Sistem Manajemen Mutu (ISO 14001): 2003, 2006, 2009

5. Sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001): 2003, 2006, 2009

6. Aset Perusahaan
Unit Bisnis Pembangkitan Bali (UBP Bali) terdiri dari 11 unit pembangkit diesel dan
4 unit pembangkitan berbahan bakar gas. 1 unit pembangkitan diesel ada di
Gilimanuk, 2 unit pembangkit diesel ada di Pemaron, Singaraja. Di samping itu,
Sistem Ketenagalistrikan Bali didukung dari Jawa melalui dua jalur kabel bawah laut
antara Ketapang Gilimanuk sebesar 220 MW.

7. Struktur Organisasi Perusahaan

8. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dalam PT. Indonesia Power UBP Bali, terdapat beberapa kebijakan K3 yaitu sebagai
berikut.

5
- Mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan tentang K3, lingkungan,
dan persyaratan lainnya sesuai standar kerja yang berlaku.

- Memberikan pembinaan / pendidikan dan pelatihan secara terus menerus


kepada semua karyawan baik K3, mutu, dan lingkungan.

- Mengkomunikasikan kepada seluruh kontraktor/ supplier atau mitra kerja


untuk mengikuti kebijakan ini

Alat – alat perlindungan diri yang terdapat di PT Indonesia Power UJH Bali adalah
sebagai berikut:

1. Pakaian kerja
Pakaian kerja merupakan identitas para karyawan, dimana pakaian kerja
tersebut dibedakan menurut bidang dan keahlian masing – masing. Setiap
bidang mempunyai warna pakaian kerja yang berbeda. Contohnya warna biru
gelap untuk bidang pemeliharaan, sedangkan warna oranye adalah bidang
operasi.
2. Sepatu kerja
Sepatu kerja yang digunakan sudah dirancang khusus untuk melindungi
karyawan dari benturan dan aliran arus listrik (dalam jumlah yang kecil).
3. Helm pengaman
Digunakan untuk melindungi kepala pekerja terhadap kecelakaan yang
membahayakan kepala.

4. Sumbat telinga (ear plug)


Berfungsi sebagai pelindung telinga terhadap suara dari mesin pembangkit
yang mempunyai pengaruh buruk bagi telinga jika bekerja di dekat mesin
dalam jangka waktu yang lama.

5. Sabuk pengaman
Berfungsi melindungi para pekerja saat bekerja pada ketinggian sehingga para
pekerja mengurangi resiko kecelakaan dan leluasa bergerak.

6. Penutup hidung
Berfungsi melindungi hidup akibat pengaruh gas beracun dan berbahaya yang
dihasilkan mesin pembangkit.atau bahan kimia.

7. Sarung tangan
Berfungsi melindungi tangan saat membuka baut, maupun pekerjaan lain yang
membahayakan tangan.

8. Kacamata pelindung
Berfungsi melindungi mata saat melakukan pekerjaan berbahaya
sepertimengelas, menggerinda, dan lain – lain

6
1.4 Alur Produksi

1.5 Landasan Teori

ERGONOMI

Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (ILO=International Labor Organization)


adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai
penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum agar bermanfaat demi
efisiensi dan kesejahteraan. Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama antara lingkungan kerja (
ahli hiperkes), manusia (dokter dan paramedik) serta mesin perusahaan (ahli tehnik).
Kerjasama ini disebut segitiga ergonomi.

Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat dengan
produktivitas dan kepuasan kerja.Adapun sasaran dari ergonomi adalah seluruh tenaga kerja
baik sektor formal, informal dan tradisional.

Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin dan lingkungan yang
bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan secara efisien, selamat dan nyaman.
Dengan demikian dalam penerapannya harus memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat
kerja, posisi kerja, proses kerja.

Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut: 1) meningkatkan


kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental),
mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja,2) meningkatkan
kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kerjasama sesama pekerja,
7
pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat
kerja, 3) berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi,
antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi
sistem manusia-mesin.

Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah menurunnya angka kesakitan akibat


kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan kompensasi berkurang, stress
akibat kerja berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah baik, rasa aman karena
bebas dari gangguan cedera, kepuasan kerja meningkat.

8
Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi:
1. Teknik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up take dan
aktivitas otot.
8. Desain, dll.

Aplikasi/penerapan Ergonomik pada tenaga kerja:


1. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi
tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan
sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan
timur.
3. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol
yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

Penyakit-penyakit di tempat Kerja yang Berkaitan dengan Ergonomi


Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi medis yang
biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :
1. Pemeriksaan sebelum bekerja
Bertujuan untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya
9
2. Pemeriksaan berkala
Bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi
bila ada kelainan.
3. Nasehat
Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda
danyang sudah berumur.

KESEHATAN KERJA

Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya
sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal
(UU Kesehatan 1992 Pasal 23).Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi – tingginya, baik fisik, mental dan sosial bagi masyarakat pekerja
dan masyarakat yang berada di lingkungan perusahaan.Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.

Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang membantu seseorang
untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal, yaitu terjadinya keseimbangan
kesehatan fisik, emosi, spiritual dan intelektual. Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja
adalah terciptanya perilaku dan lingkungan kerja sehat juga produktivitas yang tinggi. Tujuan
dari promosi kesehatan adalah:

 Mengembangkan perilaku kerja sehat


 Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
 Menurunkan angka absensi sakit
 Meningkatkan produktivitas kerja
 Menurunnya biaya kesehatan
 Meningkatnya semangat kerja
Upaya preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja yang
disebabkan oleh alat/ mesin dan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan kerja ataupun
penyakit menular umumnya yang bisa terjangkit pada saat melakukan pekerjaan yang
diakibatkan oleh pekerja. Upaya preventif diperlukan untuk menunjang kesehatan optimal
pekerja agar didapat kepuasan antara pihak pekerja dan perusahaan sehingga menimbulkan

10
keuntungan bagi kedua belah pihak.Aplikasi upaya preventif diantaranya pemakaian alat
pelindung diri dan pemberian gizi makanan bagi pekerja.

Gizi kerja adalah gizi /nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan. Gizi kerja menjadi
masalah disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan makan pagi, kurangnya
perhatian pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi, tidak mendapat uang
makan, serta jumlah, kapan dan apa dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi kerja yang
kurang bagi pekerja adalah :

 Pekerja tidak bekerja dengan maksimal


 Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang
 Kemampuan fisik pekerja yang berkurang
 Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan
 Reaksi pekerja yang lamban dan apatis,
 Pekerja tidak teliti
 Efisiensi dan produktifitas kerja berkurang
Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit degenerative,
arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah terserang infeksi akut seperti gangguan
saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran perusahaan untuk memberikan
informasi gizi makanan atau pelaksanaan pemberian gizi kerja yang optimal akan
meningkatkan kesehatan dan produktivitas yang setinggi – tingginya.

Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi


pekerja.Upaya penatalaksanaan penyakit yang timbul pada saat bekerja merupakan langkah
untuk meningkatkan kepuasan pekerja dalam bekerja, sekaligus memberi motivasi untuk
pekerja supaya memiliki kesehatan yang optimal.Penyakit yang sering timbul dalam suatu
lokasi pekerjaan dapat menjadi tolak ukur dalam mengambil langkah promosi dan
pencegahan, sehingga tujuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja optimal
dilaksanakan.

11
BAB II

PELAKSANAAN

. Tanggal dan Waktu Pengamatan

- 18 Mei 2018 Jam 08.00-15.00 Wita

. Lokasi Pengamatan

- Jl.Brigjen I Gusti Ngurah Rai, Pasanggaran

“ WALKTHROUGH SURVEY JAM 08.00-15.00 WITA DI PERUSAHAAN

PT. INDONESIA POWER UJH AREA BALI 18 MEI 2018 ”

12
Dokumen Pengamatan

13
BAB III

HASILPENGAMATAN

A.Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Klinik MBB ini terdapat 1 dokter dan 1 perawat. Terdiri dari satu ruang pemeriksaan
dan satu lemari obat-obatan. Klinik tersebut dibuka setiap hari senin-jumat dengan jam kerja
dari pukul 09.00-12.00 WITA untuk dokter dan 09.00-17.00 WITA bagi perawat. Dokter di
Poliklinik tersebut sudah bersertifikasi HIPERKES. Di poliklinik tersebut hanya menangani
untuk luka-luka kecil seperti lecet, untuk luka-luka besar biasanya dirujuk ke Rumah Sakit
yang terdekat dari perusahaan. Di poliklinik dapat dilakukan pemeriksaan gula darah, asam
urat dan kolesterol, tetapi tidak tersedia untuk pemeriksaan spirometri dan audiometri. Untuk
tindakan injeksi obat obatan yang tersedia biasanya untuk obat injeksi emergensi.

B.PROGRAM KESEHATAN

Program kesehatan promotif dan preventif kesehatan sudah dilakukan di perusahaan


ini yaitu kegiatan penyuluhan berdasarkan penyakit yang sedang trend di perusahaan tersebut,
kegiatan dilakukan setiap 1 bulan sekali. Program pencegahan penyakit akibat kerja maupun
yang penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan ada di semua bagian berupa pemberian
APD, yaitu safety boot, helmet, ear plug, ear muff.

Program kesehatan kuratif dan rehabilitatif sudah dilakukan oleh perusahaan ini dalam
bentuk rujukan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke RS yang mengadakan kerja
sama dengan perusahaan dan berupa pemindahan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan
kerja ke bagian yang sesuai dengan kondisi tenaga kerja saat ini.

C.PENCEGAHAN HIV/AIDS DAN NARKOBA

Tindakan pencegahan hiv aids dan narkoba di PT Indonesia power sudah dilakukan
tiap 1 tahun sekali dengan mengundang BNN. Juga dilakukan kegiatan VCT dengan
mengandeng puskesmas densel IV yang dilaksanakan sesuai keperluan

D.PEMERIKSAAN KESEHATAN

Pemeriksaan kesehatan yang seharusnya berupa program pemeriksaan kesehatan bagi


setiap tenaga kerja, berupa pemeriksaan awal, berkala, dan khusus

1. Pemeriksaan kesehatan Awal

14
Pemeriksaan kesehatan pada tahap ini berupa pemeriksaan fisik dan kesehatan
(termasuk pengukuran berat badan dan tinggi badan) ketika akan melakukan
penerimaan calon tenaga kerja dengan tujuan bahwa calon tenaga kerja tersebut
memang layak bekerja. Apabila pada tahap ini ditemukan kecenderungan penyakit
yang akan diderita dan calon tenaga kerja tersebut akan diterima sebagai pegawai
maka akan dilakukan pemeriksaan kembali pada pemeriksaan kesehatan berkala.
Dari hasil pengamatan dilapangan didapatkan bahwa di perusahaan ini dilakukan
pemeriksaan kesehatan oleh PT Indonesia Power pusat
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan ini meupakan pemeriksaan lanjutan yang dilakukan minimal 1 x setahun.
Tenaga kerja diminta untuk melakukan medical check-up dan hasilnya akan
dibandingkan dengan hasil pemeriksaan kesehatan tahun lalu. Jika ditemukan
kecenderungan untuk menderita penyakit tertentu maka pihak perusahaan akan
menindaklanjuti.
Dari hasil pengamatan di perusahaan ini sudah dilakukan pemeriksaan lanjutan secara
berkala, baik berupa tanda-tanda vital maupun pemeriksaan lainnya, yang dilakukan
setahun sekali
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan ini disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja terutama yang terpapar
hazard tertentu.
Dari hasil pengamatan di perusahaan ini, tidak dilakukan pemeriksaan khusus apapun
pada tenaga kerja
E. KESESUAIAN PEKERJA DENGAN ALAT

Pada pengamatan didapatkan bahwa sudah terdapat beberapa prasarana kerja yang
ergonomis yaitu terdapat kursi yang sudah sangat pas dan ergonomis terhadap pekerja namun
juga terdapat beberapa sarana pekerja yang tidak ergonomis terhadap pekerja, yaitu
didapatkan bahwa posisi keyboard untuk mengetik diletakkan terlalu jauh dari jangkauan
tangan pekerja.Terdapat juga panel control display pada mesin yang tidak bisa terbaca dari
posisi berdiri sehingga pekerja harus sedikit membungkuk untuk melihat display.

F.PROGRAM PEMENUHAN GIZI PEKERJA

Hasil pengamatan dilapangan, untuk pemenuhan gizi pekerja, perusahaan memberikan


makan kepada pekerja yang diolah oleh katering. Dari hasil wawancara didapatkan dalam
pemberiannya, untuk gizi dan kalori pada setiap makanan yang diberikan telah dikalkulasikan
sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. Menu diberikan dalam box tempat makan dan ditutup

15
rapat untuk menjaga kebersihan makanannya. Isi menu bervariasi setiap harinya. Varian isi
menu antara lain :

1. Nasi putih
2. Ayam/ Daging/ Ikan
3. Tempe/ Tahu/ Telur
4. Sayuran
5. Buah
Perusahaan juga menyediakan galon air mineral yang disediakan dengan dispenser
untuk pekerja. Dalam hasil wawancara dengan narasumber di lapangan mengatakan,
perusahaan menyediakan ruang makan untuk para pekerja tetapi para pekerja jarang
menggunakan sarana ruang makan yang disediakan. Dari hasil wawancara juga dikatakan
para pekerja lebih suka memilih tempat yang nyaman bagi mereka untuk makan. Para pekerja
mengaku mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan.
Perusahaan memberikan makan kepada pekerja sesuai dengan jadwal kerja masing-
masing dan untuk makanan selingan tidak diberikan. Perusahaan juga memberikan extra
fooding berupa susu yag diberikan tiap bulan. Perusahaan belum ada mengadakan
penyuluhan dan ceramah gizi kerja pada pekerja.

G 10 BESAR PENYAKIT PADA PELAYANAN KESEHATAN

No Hasil Kesimpulan Pemeriksaan Pembagian Usia


<45 Tahun >45 Tahun
1 Visus Abnormal 43 35
2 Dislipidemia (kolesterol) 64 42
3 Kristal dalam urin 14 17
4 Hiperuria 37 21
5 Gangguan tolernasi glukosa 21 17
6 Gangguan fungsi ginjal 13 20
7 Gangguan paru-paru 10 3
8 Trigliserida 8 3
9 Tuli konduksi 3 11

16
Dari hasil diskusi dan wawancara pada narasumber didapatkan data 10 penyakit
tersering saat MCU. Didapakan bahwa dislipidemia adalah yang paling sering terjadi pada
tenaga kerja di perusahaan tersebut

H. Penyakit akibat kerja yang terjadi

Dari hasil diskusi dan wawancara yang dilakukan, penyakit akibat kerja jarang terjadi
pada tenaga kerja tersebut. Namun didapatkan keterangan bahwa tenaga kerja sering
mengeluh sakit gangguan paru-paru akibat pekerja sering melepaskan masker saat bekerja.

I SARANA P3K

Sarana P3K disediakan oleh perusahaan ini diletakkan disetiap divisi didalam
perusahaan. Dan sarana didalam kotak P3K sudah memenuhi kriteria standar. Pada saat
pengamatan kami di ruang operator kotak P3K berisi obat – obatan seperti betadine, perban,
gunting, alkohol, peniti, kasa steril, masker, lampu senter, gelas untuk cuci mata, aquadest,
buku panduan P3K, dan kantong plastik. Namun, isi kotak P3K biasanya dilakukan
pengecekkan dadn penyediaan perlengkapan isi kotak P3K setiap kotak P3K digunakan.
Perusahaan ini tidak memiliki petugas P3K khusus namun tugas P3K dilakukan oleh perawat.

J. Personil Kesehatan

Di perusahaan ini terdapat 1 dokter, dan 1 perawat. Jika ada karyawan yang sakit maka
pihak perusahaan akan membawanya ke klinik perusahaan dan bila tidak bisa ditangani akan
segera di rujuk ke rumah sakit dan apabila ada pekerja yang sakit diluar jam kerja dokter dan
perawat akan dibawa ke RS rujukan, dan akan di reimburse secara penuh.

17
BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

No Unit Kerja Permasalahan Penanganan

1 Ergonomi: - Posisi keyboard computer - Sebaiknya mengatur posisi


Kesesuain terlalu jauh dari jangkauan keyboard lebih dekat ke
pekerja dengan tangan pekerja pekerja.
alat - Memberikan penyuluhan
posisi yang benar saat
- Display mesin banyak yang
melihat display yaitu tidak
terletak rendah sehingga
membungkuk dan
pekerja harus membungkuk
dianjurkan berjongkok
dengan posisi punggung
tegak.

2. Fasilitas - Klinik yang tidak buka 24 - Klinik dibuka 24 jam untuk


pelayanan jam mencegah adanya pekerja
kesehatan yang sakit diluar jam kerja
dokter dan perawat

3. Program - Para pekerja tidak mendapat - Diadakan penyuluhan dan


pemenuhann penyuluhan tentang ceramah gizi kerja pada
gizi pemenuhan gizi kerja pekerja dengan rutin.
- Tidak semua pekerja Diharapkan para pekerja
mengetahui tentang gizi akan mengetahui dan
kerja. semakin peduli akan
pentingnya gizi kerja dan
mau ikut melaksanakan
program gizi kerja dengan

18
baik.
4. Personal - Perusahaan hanya memiliki 1 - Sebaiknya perusahaan
Kesehatan dokter dan 1 perawat merekrut dokter dan perawat
leih banyak sehingga upaya
kesehatan setiap pegawai
dapat dikover

19
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

I.KESIMPULAN

Dari hasil kunjungan lapangan ke PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Bali, dengan
fokus tujuan pada kesehatan dan ergonomi kerja yang diterapkan di lingkungan perusahaan
tersebut. Dari kunjungan dan pengamatan singkat dapat disimpulkan bahwa PT Indonesia
Power Unit Pembangkit Bali telah menerapkan pelayanan kesehatan kerja terhadap
pekerjanya dengan sangat baik terbukti dengna telah mengantongi sertifikat SMK3.
Perusahaan telah mengembangkan inovasi dalam system pengendalian bahaya dengan
nama aplikasi Nearmiss. Aplikasi ini digunakan oleh karyawan untuk melaporkan tindakan
yang tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) saat melakukan
pekerjaan. Dengan aplikasi ini membantu perusahaan dalam menjaga dan mengedepankan
aspek keselamatan dan kesehatan kerja dan dapat mewujudkan kegiatan kerja tanpa terjadi
kecelakaan kerja (zero accident).
Unit ini aktif menyelenggarakan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV-
AIDS (P2HIV-AIDS) di tempat kerja sejak 2015 yang diraih pada 2017 berbarengan dengan
penerimaan Sertifikat SMK3 dan Zero Accident. PT Indonesia Power Unit Pembangkitan
Bali menjadi satu-satunya perusahaan di Bali dan unit di PT Indonesia Power yang
memperoleh penghargaan P2HIV/AIDS tersebut.

II.Saran

Penyelenggaran pelayanan kesehatan dan ergonomic kerja di PT Indonesia Power Unit


Pembangkitan Bali sudah terlaksana dengan sangat baik. Beberapa tambahan saran yang
dapat dijadikan masukan adalah sebagai berikut

a) Sebaiknya mengatur posisi keyboard lebih dekat ke pekerja.


b) Memberikan penyuluhan posisi yang benar saat melihat display yaitu tidak
membungkuk dan dianjurkan berjongkok dengan posisi punggung tegak.
c) Klinik dibuka 24 jam untuk mencegah adanya pekerja yang sakit diluar jam kerja
dokter dan perawat

20
d) Diadakan penyuluhan dan ceramah gizi kerja pada pekerja dengan rutin. Diharapkan
para pekerja akan mengetahui dan semakin peduli akan pentingnya gizi kerja dan mau
ikut melaksanakan program gizi kerja dengan baik.
e) Sebaiknya perusahaan merekrut dokter dan perawat leih banyak sehingga upaya
kesehatan setiap pegawai dapat dikover

21
BAB VI

PENUTUP

Kunjungan lapanagan/walk through survey berjalan dengan baik, dan dapat


memberikan gambaran yang baik kepada para peserta pelatihan. Pelaksanaan SMK3
termasuk pelayanan kesehatan serta ergonmi kerja di PT Indonesia Power Unit Pembangkitan
Bali sampai dengna sat ini berlangsung dengna sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan
diraihnya penghargaan dari ASEAN-OSHNET Award pada kategori excellence,
Keberhasilan penerapan SMK3 di PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali dapat
menjadi contoh yangsangat baik bagi perusahaan-perusahaan lainnya dalam menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaab lainnya, baik perusahaan sejenis ataupun yang
lain dennga menyesuaikan kondisi di masing-masing perusahaan.

22

Anda mungkin juga menyukai